Pariwisata sebagai Implementasi Soft Power Diplomacy di Asia Tenggara
Disusun Oleh: Reva Nurul Hikmah Universitas Paramadina
Seperti yang kita ketahui bahwa negara tidak ubahnya adalah manusia. Negara tidak bisa bertahan berdiri sendiri tanpa memiliki interaksi dengan negara lain, tidak akan bisa bertahan jika tak ada rakyat yang mengakui serta mendukungnya. Jika pun hal tersebut terjadi, hal paling memungkinkan yang akan dialami negara adalah ketertinggalan dirinya terhadap negara lain. Seperti contohnya Vietnam yang awalnya mengisolasi diri secara politik kemudian sekarang mengubah hal tersebut dengan banyak membangun kerjasama dengan negara lain.
Didalam ilmu Hubungan Internasional, Interaksi yang dilakukan negara saat ini dengan menempuh cara negosiasi atau cara damai lainnya disebut dengan diplomasi. Diplomasi saat ini sudah sangat meluas baik aktor maupun isu-isu yang menjadi pokok bahasannya. Diplomasi yang didasarkan pada pengelompokan isu nya dibagi menjadi dua, yaitu Hard Power Diplomacy dan Soft Power Diplomacy.
Hard Power Diplomacy merupakan diplomasi yang dilakukan berkaitan dengan isu militer dan ekonomi, dimana dalam Hubungan Internasional (HI) isu tersebut menjadi high issue. Contoh diplomasi jenis ini adalah hubungan kerjasama militer antar negara satu dengan negara lainnya.
Soft Power Diplomacy merupakan diplomasi yang dilakukan berkaitan dengan isu selain militer dan ekonomi, dimana diplomasi ini lebih menekankan terhadap kerjasama antar dua atau lebih negara. Misalnya kerjasama terkait budaya, termasuk pada sektor pariwisata. Hal tersebut pula yang dimanfaatkan dan diimplementasikan oleh negara-negara yang tergabung dalam kawasan Asia Tenggara.
Keindahan alam, benda peninggalan sejarah, penduduk dan lingkungan sosial yang ramah serta keunikan iklim tropis menjadi daya tarik sendiri bagi negara-negara di Asia Tenggara. Selain itu, negara kawasan Asia Tenggara juga terkenal akan keberagaman etnik yang juga tak kalah menarik minat orang asing untuk berkunjung.
Selain upaya domestik dengan perbaikan di sektor pariwisata, Negara-negara tersebut juga saling bekerjasama satu dengan yang lainnya. Contohnya, dalam berita terbaru ASEAN yang merupakan organisasi regional di Asia Tenggara membuat tiga agenda kerjasama dalam bidang pariwisata dengan Indonesia.
1. Pembuatan Sister City dari Provinsi Mandalay ke Yogya
2. Hubungan Multilateral terkait jejak peradaban atau Trail of Civilization
3. Pembuatan ASEAN Tourism Forum (ATF) yang akan diselenggarakan di Manila.