• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI DAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

OLEH:

SAHATA PATUAN RUNGGA SINAGA

NIM. C51112128

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI DAN CMA

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI

PRE-NURSERY PADA MEDIA TANAH PMK

(2)

ARTIKEL ILMIAH

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama : SAHATA PATUAN RUNGGA SINAGA NIM : C51112128

Program Studi : AGROTEKNOLOGI

Judul : Pengaruh Takaran Pupuk Kandang Sapi dan CMA terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre

Nursery Pada Media Tanah PMK.

(3)

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI DAN CMA

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT

DI PRE-NURSERY PADA MEDIA TANAH PMK

Sahata Patuan Rungga Sinaga(1), Dini Anggorowati (2), Sri Rahayu(2)

(1)

Mahasiswa Fakultas Pertanian dan (2)

Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran dan interaksi pupuk kandang sapi dan CMA terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensiss Jacq) pre nursery pada media tanah podsolik merah kuning. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2016 sampai dengan tanggal 25 Maret 2017 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian ini menggunakan pola Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari faktor pertama 3 taraf pupuk kandang sapi dan faktor kedua 2 pemberian CMA dan tidak diberi CMA, diperoleh 6 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali, setiap ulangan terdiri dari 4 tanaman sampel. Faktor pertama yaitu p1= tanah + pasir (3:1) + pupuk kandang sapi 200 g/polybag setara (10%), p2 = Tanah + Pasir (3:1) + pupuk kandang sapi 600 g/polybag setara (30%), p3 = Tanah + Pasir (3:1) + pupuk kandang sapi 1000 g/polybag setara (50%). Faktor kedua pemberian CMA 10 g/polybag yaitu m1= dengan CMA dan m0 = tanpa CMA. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang, volume akar, panjang akar, berat kering akar, berat kering tajuk dan persentase infeksi (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dengan takaran 10% pupuk kandang sapi dengan diberi CMA memberikan pengaruh yang efektif menghasilkan tinggi bibit kelapa sawit dan jumlah daun lebih baik. Takaran pupuk kandang sapi sebanyak 50% yang tidak diberi CMA juga memberikan hasil pertumbuhan bibit lebih tinggi terhadap variabel diameter batang, volume akar, panjang akar, berat kering akar, dan berat kering tajuk.

(4)

THE EFFECT OF COW MANURE AND CMA ON GROWTH OIL PALM SEEDLING IN THE PRE-NURSERY

ON RED YELLOW PODZOLIC SOIL

Sahata Patuan Rungga Sinaga(1), Dini Anggorowati (2), Sri Rahayu(2)

(1)

Faculty of Agriculture and (2)

Lecturer in the Faculty of Agriculture, University of Tanjungpura Pontianak

ABSTRACT

This study aims to determine of measure and interaction amounts of cow manure and cma on growth of seeds oil palm (Elaeis guineensiss Jacq) in pre nursery on a red-yellow podzolic soil. This study had been conducted for 4 months, from November 25th 2016 up to March 25rd 2017 in the experiment garden Faculty of Agriculture University Tanjungpura Pontianak. This field experimental study used a Completely Randomized Design (CRD) consisting of the first 3 treatments of cow manure and second factors 2 treatment of the provision of by cma and deprived of by cma, to obtained 6 combination treatment that is 4 times of 4 sample. The firts factor was cow manure (p) : p1 = soil + sand (3:1) + cow manure 200 g/polybag (10%), p2 = soil + sand (3:1) + cow manure 600 g/polybag (30%), p3 = soil + sand (3:1) + cow manure 1000 g/polybag (50%). The second factor was cma 10 gr/polybag (m) : gave cma (m1) and without cma (m0). Variables measured is study include the height plant, number of leaves, diameter of stem, roots volume, roots lenght, dried weight of roots, dried weight of crown plant and the precentage roots infected (%). The result showed: there is an interaction between the cow manure a rate 10% with cma gives an effective influence toward the height plant and leaves are best more, and the treatment by cow manure with 50% measure can boost the development of the diameter of stem, root volume, lenght of root, dried weight of root, and crown plant.

(5)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor minyak kelapa sawit terbesar didunia. Peranan Indonesia dalam produksi minyak dunia sangat besar sehingga industri kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesat, karena pentingnya kelapa sawit bagi kebutuhan manusia juga berpotensi dalam meningkatkan pendapatan devisa negara, menciptakan lapangan pekerjaan dan mensejahterakan masyarakat. Kelapa sawit (Elaeeis guineensiss Jacq) merupakan tanaman tahunan dari suku pinang – pinangan Palm seperti halnya kelapa dalam, tanaman ini berasal dari negeri Guenea di benua Afrika Barat yang dikenal dibeberapa negara dengan sebutan Oil Palm atau Afican Oil Palm (Inggris), Aceite de palma (Spanyol), Oilepalm Van Guinea (Belanda), Elaeis de Guinee (Perancis), Oelpalme atau Guineische Palmae (Jerman) dan Palmeire Andim (Portugis).

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda tahun 1848, kemudian tanaman kelapa sawit mulai dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia tahun 1911 hingga sekarang. Kelapa sawit sebagai kebutuhan pangan yang dibutuhkan bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan minyak pangan sehari - hari. Permintaan minyak kelapa sawit semakin meningkat akibat dari terus bertambahnya angka pertumbuhan populasi manusia di dunia. Permintaan akan minyak kelapa sawit yang terus meningkat ini mendorong wilayah Kalimantan Barat untuk melakukan perluasan areal kelapa sawit. Faktanya dengan adanya perluasan areal kelapa sawit ini lahan – lahan yang akan digunakan akan semakin habis terpakai, padahal dengan produktivitas yang tinggi dalam satuan hektar dapat menghemat penggunaan lahan.

Berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik (2014), luas areal yang ditanami tanaman kelapa sawit di wilayah Kalimantan Barat mencapai. Rerata produktivitas kelapa sawit yang dihasilkan 3-4 ton per hektar, hasil tersebut relatif masih rendah. Apabila dilakukan perbaikan pada tahapan pembibitan kelapa sawit, sejumlah pihak memperkirakan potensi hasilnya bisa mencapai 8,6 ton per hektar (Henson,1990 dalam Kariasa dan Ardana, 2015).

Luas tanah PMK khususnya di Kalimantan Barat sekitar 8.367.807 ha (Badan Pusat Statistik, 2010). Dilihat dari luasnya tanah PMK ini berpotensi untuk pengembangan lahan pertanian khususnya tanaman kelapa sawit. Namun tanah PMK ini tergolong tanah yang memiliki beragam permasalahan diantaranya, memiliki kemasaman tanah yang tinggi dan kandungan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, S, dan Mo yang rendah dan juga mengandung unsur Al yang tinggi, dimana dapat menyebabkan pemberian pupuk P, banyak yang terfiksasi dan tidak tersedia bagi tanaman serta dapat meracuni tanaman (Hairiah, 1994).

(6)

daya simpan air lebih lama, meningkatkan ketersediaan hara lebih tinggi serta memperbaiki sistem aerasi dan draenasi tanah PMK menjadi lebih baik sebagai media tumbuh tanaman. Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Kimia dan Konservasi Tanah di Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak (2016), pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini mengandung 2.15% N, 0. 0,80% P, 0.30 % K, 2,39% Ca dan 0,28 Mg.

CMA dapat berasosiasi pada akar tanaman. Bagi tanaman inang pemanfaatan CMA dapat meningkatkan serapan hara Fosfor, air, memperbaiki kualitas tanaman dan meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Uraian dari beberapa hal diatas mendorong penulis mengambil alternatif dalam melakukan percobaan. Diharapkan pemberian pupuk kandang sapi dan CMA, dapat mengatasi permasalahan yang ada pada tanah PMK yang dapat menghasilkan pertumbuhan bibit kelapa sawit yang berkualitas baik dan siap untuk ditanam.

METODE PENELITIAN

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Hasil variabel pengamatan diantaranya tinggi tanaman dan jumlah daun serta parameter pengamatan terhadap diameter batang, volume akar, panjang akar, berat kering akar, berat kering tajuk dan presentase akar terinfeksi adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Tanaman (cm)

Perlakuan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit kelapa sawit pada umur 4 – 18 mst, sedangkan pemberian CMA juga berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit kelapa sawit pada umur 14 dan 16 mst, serta interaksi antara keduanya juga berpengaruh tehadap tinffi bibit pada umur 16 dan 18 mst. Selanjutnya untuk mengetahui masing – masing perbedaan perlakuan interaksi antara pupuk kandang sapi dan CMA maka dlakukan uji Beda Nyata Jujur yang hasilnya dapat dilihat Tabel 1.

Tabel 1. Uji BNJ Pengaruh Interaksi antara Pupuk Kandang Sapi dan CMA terhadap Rerata Tinggi Bibit Kelapa Sawit Umur 14, 16, dan 18 MST.

(8)

2. Jumlah Daun (helai)

Perlakuan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah daun bibit kelapa sawit pada umur 4, 12, dan 16 mst, faktor CMA juga berpengaruh nyata terhadap jumlah daun bibit kelapa sawit umur 4, 8, dan 16 mst dan juga interaksi antara pupuk kandang sapi dan CMA yang berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 12 mst. Selanjutnya untuk melihat perbedaan perlakuan masing-masing interaksi antara pupuk kandang sapi dan CMA terhadap jumlah daun maka dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) yang hasilnya dapat dilhat pada Tabel 2.

Tabel 2. Uji BNJ Interaksi antara Pupuk Kandang Sapi dan CMA terhadap Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit pada umur 12 mst.

Pupuk Kandang Sapi (%)

Jumlah Daun (Helai) Rerata M0 M1

10 4,18 b 4,56 ab 4,37 30 4,37 b 4,37 b 4,37 50 4,50 b 4,93 a 4,72 BNJ 5% 0,17 0,14

Rerata 4,35 4,63

Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang sama dalam baris menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Jujur taraf 5 %.

3. Parameter Pengamatan (Diameter Batang, Volume Akar, Panjang Akar, Berat kering Akar dan Berat Kering Tajuk dan Presentase Akar Terinfeksi (%).

(9)

Tabel 3. Uji BNJ Pengaruh Pupuk Kandang Sapi terhadap Diameter Batang, Panjang Akar, Volume Akar, Berat Kering Akar dan Berat Kering Tajuk. Pupuk Kandang

Sapi (%) DB(cm)

3 VA(cm3) PA(cm) BKA(g) BKT(g)

10 1,19 b 7,91 b 26,75 b 0,96 b 1,87 b 30 1,50 a 11,38 a 32,50 a 1,46 a 2,67 ab 50 1,54 a 12,01 a 34,62 a 1,57 a 3,35 a BNJ 5% 0,18 2,28 4,56 0,37 0,68

Keterangan :Nilai yang diikuti huruf yang sama dalam baris atau kolom menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Jujur taraf 5 %.

DB = Derajat Bebas AT = Akar Terinfeksi DB = Diameter Batang VA = Volume Akar PA= Panjang Akar BKA = Berat Kering Akar BKT = Berat Kering Tajuk

4. Presentase Akar Terinfeksi (%)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian CMA sebanyak 10g/ polybag berpengaruh nyata terhadap akar terinfeksi bibit kelapa sawit. Selanjutnya untuk melihat perbedaan perlakuan masing-masing perlakuan pupuk kandang sapi dan CMA terhadap presentase akar terinfeksi bibit kelapa sawit maka dilanjutkan dengan analisis uji Beda Nyata Jujur (BNJ), dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Uji BNJ Pengaruh CMA Terhadap Persentase Akar Terinfeksi Pada Akar Bibit Kelapa Sawit (%).

CMA Akar Terinfeksi (%)

Tanpa CMA 1,33 b

Dengan CMA 87,75 a

BNJ 5% 2,85

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang beda pada satu kolom berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5 .

B. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umur 14, 16, dan 18 mst media tanam bibit yang diberi bahan organik 50% pupuk kandang sapi dengan diberi CMA, berbeda nyata dengan pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak 30% dengan diberi CMA. Namun pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak 10% menghasilkan jumlah daun yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk kandang sapi 50% dengan diberi CMA.

(10)

hampir sama. Namun diduga ketersediaan unsur hara P lebih sedikit pada pupuk kandang sapi 10% dibanding yang diberi pupuk kadang sapi sebanyak 50%. Artinya CMA efektif meningkatkan ketersediaan unsur hara dan mengabsorbsi unsur hara yang diperlukan bagi perkembangan tanaman Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Same (2011) bahwa pada lahan marginal yang miskin unsur diberi CMA hanya diperoleh rerata pertambahan tinggi bibit 1,5 – 2 cm dalam 2 minggu sekali. Pada akhir penelitian tinggi bibit yang diperoleh dengan perlakuan yang diberi CMA tinggi bibitnya mencapai 27,85 cm. Hasil ini lebih baik bila dibandingkan dengan standar pertumbuhan bibit kelapa sawit yang berasal dari data Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2011) dimana saat umur 4 bulan rerata tinggi bibit kelapa sawit mencapai 25 cm.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan interaksi antara pupuk kandang sapi dan CMA berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah daun, bertambahnya jumlah daun berkaitan dengan kemampuan tanaman dalam melakukan proses fotosintesis, hubungannya dengan fotosintesis ditentukan berdasarkan tingkatan serapan hara dan ketersediaan hara dan air didalam tanah. Interaksi yang nyata antara pupuk kandang sapi dan CMA yang mempengaruhi jumlah daun terjadi pada umur 12 mst.

Hasil Penelitian ini rerata jumlah daun yang diperoleh dari interaksi perlakuan pupuk kandang sapi 10% dengan diberi CMA jumlah daun yang dihasilkan yaitu 4,93 helai daun. Hasil tersebut lebih efektif walaupun menghasilkan jumlah daun bibit yang tidak berbeda jauh dengan perlakuan 50% pupuk kandang sapi dengan diberi CMA. Hal tersebut diduga CMA tidak dapat bekerja secara aktif pada pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak 50% disebabkan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman juga lebih tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya. Sejalan dengan pendapat Schramm (1966) dalam Purwaningsih (2015), mengatakan bahwa inokulum yang berlimpah bukanlah faktor penentu keberhasilan asosiasi CMA dengan perakaran tanaman. Pada akhir penelitian yang diberi pupuk kandang sapi 10% dengan diberi CMA jumlah daun yang dihasilkan mencapai 6,43 helai daun. Hasil tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan standar pertumbuhan bibit kelapa sawit. Dikatakan menurut data Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2011) bahwa pada umur 4 bulan jumlah daun yang dihasilkan dengan rerata mencapai 4,25 helai daun.

(11)

Hasil pengamatan diperoleh dari perlakuan 50% yaitu 1,54 mm diameter batang, 12,01 volume akar, 34,62 cm panjang akar, 1,57 g berat kering akar dan 3,35 g berat kering tajuk. hasil ini lebih baik bila dibanding dengan standar pertumbuhan bibit kelapa sawit. Secara keseluruhan pupuk kandang sapi yang diberi sangat membantu dalam merubah kualitas tanah PMK menjadi lebih baik. Sejalan dengan pendapat Yuniarti (2012) mengatakan dimana pemberian pupuk kandang sapi dosis yang tertinggi yaitu 225 g/polybag memberikan rerata tertinggi pada berat basah, berat bagian atas, berat bunga dan keliling bunga, pemberian pupuk kandang sapi 150 g/polybag memberikan rerata tertinggi pada volume akar dan jumlah daun. Selain itu pupuk kandang sapi menyebabkan kualitas media tanam yang dihasilkan menjadi lebih baik terutama kondisi aerasi dan draenasi, juga mengakibatkan kondisi tanah menjadi lebih subur. Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Sifat Kima dan Kesuburan Tanah di Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, pupuk kandang sapi yang digunakan didalam penelitian ini mengandung unsur hara yang diantaranya 2.15% N, 0. 0,80% P, 0.30 % K, 2,39% Ca dan 0,28 Mg.

Semakin tinggi pupuk kandang sapi yang diberi maka akan semakin tinggi juga kandungan unsur hara yang tersedia didalam pupuk kandang sapi yang diperlukan bagi perkembangan vegetatif tanaman. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat oleh Sarief dan Suyono (1981) dikatakan unsur hara merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Ditambahkan oleh Foth (1991), bahwa pertumbuhan yang baik itu tidak hanya memerlukan unsur-unsur hara dalam bentuk yang dikehendaki tanaman, tetapi juga harus dalam keadaan yang seimbang dalam jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman.

Kondisi suhu di lahan penelitian berkisar 28 dan 290 Celcius sedangkan kelembaban berikisar 79% - 85% sehingga mendukung tumbuh bibit kelapa sawit, namun terdapat beberapa sampel tanaman yang tumbuhnya abnormal seperti helai daun mengkerut dan bibit tampak kerdil serta adanya sampel tanaman yang terkena penyakit dengan ciri awal dengan strip kuning bergaris putih kekuningan seperti pita pada helai daun hingga menjadi layu fusarium.

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan CMA terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pre-nursery pada media tanah PMK dapat disimpulkan bahwa :

1. Interaksi dengan takaran 10% pupuk kandang sapi dengan diberi CMA memberikan pengaruh yang efektif menghasilkan tinggi bibit kelapa sawit dan jumlah daun lebih baik.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Bernhard, MR. 2008. Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa. Buletin Palma 34 : 33-41

BPS Kalimantan Barat. 2010. Kalimantan Barat Dalam Angka 2010. Kantor Biro Pusat Statistik. Pontianak

Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. 2003. Kalimantan Barat dalam angka, BPS Kalbar Pontianak.

Foth, Hendry D. 1991.Dasar-dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Endang Dwi Purbayanti. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Hairiah, K. 1994. Aluminium Tolerance of Mucena. A tropical leguminous cover crop. Institute for soil Fertility Research (IB-DLO) RA Haren. Netherland. Same Made 2011. Serapan Phospat Dan Pertumbuhan Bibit Kelapa Sa wit Pada

Tanah Ultisol Akibat Cendawan Mikoriza Abuskula. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 11 (2): 69-76 (2011).

Sarief, E,S,. dan A,D, Suyono. 1981. Ilmu Tanah Pertanian. Universitas Pdjajaran. Bandung.

yuniarti 2012. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kubis Bunga Pada Tanah Gambut. SkripsiFakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pontianak.

PPKS, 2010. Teknologi Kultur teknis dan Pengolahan Kelapa Sa wit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.

PPKS, 2011. Pusat Penelitian Kelapa Sa wit, Medan.

Purwaningsih, S. 2015. Pengaruh Inokulasi Rhizobium Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycinemax L) Varietas Wilis Di Rumah Kaca. Jurnal Berita Biologi vol 14 (1) : 69 -76 (2015).

Laboratorium, (2016). Kimia dan Konserva si Tanah. Fakultas Pertanian universitas Tanjungpura. Pontianak.

Gambar

Tabel 1. Uji BNJ Pengaruh Interaksi antara Pupuk Kandang Sapi dan CMA terhadap Rerata Tinggi Bibit Kelapa Sawit Umur 14, 16, dan 18 MST
Tabel 3. Uji BNJ Pengaruh Pupuk Kandang Sapi terhadap Diameter Batang, Panjang Akar, Volume Akar, Berat Kering Akar dan Berat Kering Tajuk

Referensi

Dokumen terkait

Proses level 0 (Gambar 2) ini menjelaskan alur keseluruhan proses yang terjadi pada aplikasi untuk sistem Kamus Bahasa Indonesia ke Bahasa Dayak Ngaju dan Bahasa

Apabila memperhatikan ayat-ayat tersebut di atas, maka Allah menyebutkan dua pandangan yaitu: al-kitab (al- Qur’an) dan al -Hikmah. Imam Syafi’i telah mendengar pendapat

Sebagian pakar hukum menyatakan bahwa bank milik pemerintah tersebut pada dasarnya keuangan negara hanya sebatas jumlah saham di bank tersebut artinya penyertaan

Penelitian ini dilakukan pada hasil laporan kegiatan Penerapan Perangkat pembelajaran mahasiswa, untuk menganalisis data ada beberapa tahapan yaitu membaca dan memeriksa

Hendriantika (2012) dalam penelitian yang berjudul studi komparatif aktivitas fisik dengan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner di.. Desa Karangmojo

Sebagaimana dikatakan (Soekanto, 2010: 321) masalah sosial muncul karena kepentingan sosial yang berbeda-beda dari setiap bentuk masyarakat, dalam artian masyarakat

Vektor-vektor malaria tersebut pada umumnya menggigit manusia pada malam hari, penularan akan lebih intensif terjadi di daerah dimana nyamuk dapat hidup dalam waktu lama

Berdasarkan dari Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan bahwa seorang suami yang ingin beristri lebih dari seorang diperbolehkan apabila pihak yang