• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypoge L) PADA BERBAGAI JENIS DAN TAKARAN PUPUK KANDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypoge L) PADA BERBAGAI JENIS DAN TAKARAN PUPUK KANDANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypoge L) PADA BERBAGAI JENIS DAN TAKARAN PUPUK KANDANG

Nisa Novitasari1)

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Nisanovitasari@yahoo.com

Suhardjadinata2)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Dedi Natawijaya3)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Jln. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115 Tlp: (0265) 330634 Fax: (0265) 325812

Website: www.unsil.ac.id E-mail: info@unsil.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this experiment was to determine the effect of various types and doses of manure on growth and yield of peanut. The experiment was conducted in August through November 2013, in the Southern District of Maja Maja Village Majalengka, with altitude of 900 m above sea level, on the type of soil with pH 7,1 Andosol and precipitation type according to Schmidt and Ferguson (1951) in Hanafi (1988) belongs to the type D (Medium)Experimental method used is a Randomized Block Design (RBD) is patterned factorial consisting of twelve treatment and repeated three times. The first factor is the type of manure consists of three levels, namely sheep manure (p 1), cow manure (p 2) and chicken manure (p 3)) The second factor is the dose of manure consists of four levels, namely: 0 t / ha (t 0), 5 t / ha (t 1), 10 t / ha (t 2) and 15 t / ha (t 3). The results of the experiments show the influence of the interaction occurred between the type and dose of manure on plant height, number of productive branches, the weight of stover per plant, number of pods per plant, but it did not happen the influence of the interaction on the weight of pods per plant and pod weight per plot per acre . Among the tested manure, chicken manure, and the results showed that the best growth in a dose of 15 t / ha. Sheep manure showed the best results at a rate of 5 t / ha, whereas cattle manure showed the best results in the dose of 10 t / ha.

Keywords : peanut, doses of manure, types of manure ABSTRAK

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis dan takaran pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Percobaan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November 2013, di Desa Maja Selatan Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka, dengan ketinggian tempat 900 m di atas permukaan laut, pada jenis tanah Andosol dengan pH 7,1 dan tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson dalam Hanafi (1988) termasuk kedalam tipe D (Sedang).Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang berpola faktorial yang terdiri dari dua belas perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor yang pertama adalah jenis pupuk kandang terdiri dari tiga taraf, yaitu pupuk kandang domba (p1), pupuk kandang sapi (p2) dan pupuk kandang ayam (p3). Faktor kedua adalah takaran pupuk kandang terdiri dari empat taraf, yaitu: 0 t/ha (t0), 5 t/ha (t1), 10 t/ha (t2) dan 15 t/ha (t3).Hasil dari percobaan menunjukan terjadi pengaruh interaksi antara jenis dan takaran pupuk kandang terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, bobot brangkasan per tanaman, jumlah polong per tanaman, tetapi

(2)

tidak terjadi pengaruh interaksi terhadap bobot polong per tanaman dan bobot polong b per petak per hektar.Diantara pupuk kandang yang dicoba, pupuk kandang ayam menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang terbaik pada takaran 15 t/ha. Pupuk kandang domba menunjukkan hasil terbaik pada takaran 5 t/ha, sedangkan pupuk kandang sapi menunjukkan hasil terbaik pada takaran 10 t/ha.

Kata kunci : kacang tanah, takaran pupuk kandang, jenis PENDAHULUAN

Produktivitas kacang tanah di Indonesia masih tergolong rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, selain itu sentra produksi kacang tanah masih terbatas di beberapa daerah kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Bali. Rata-rata hasil per hektar di tingkat petani kurang dari 1,5 t/ha polong kering, walaupun hasil dari petak percobaan mampu mencapai 2,5-3 t/ha polong kering. Beberapa petani di Blitar dan Tuban (Jatim) telah dapat mencapai hasil polong kering 2,0-2,5t/ha, akan tetapi sebagian besar petani baru mencapai tingkat hasil 1,0 t/ha polong kering, sehingga peningkatan produksi secara nasional belum mengembirakan.

Untuk mencapai hasil maksimal, kebutuhan hara tanaman kacang tanah harus tercukupi secara optimal. Sumber utama hara tanaman berasal dari dalam tanah, udara dan air. Kekurangan hara biasanya ditambahkan melalui pemupukan. Menurut Djoehana Setyamidjaja (1986), pemupukan dikatakan berhasil apabila hara yang ditambahkan dapat diserap tanaman secara maksimal untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasilnya. Untuk mencapai tingkat efektifitas setinggi-tingginya, anjuran pemupukan harus mengacu pada tiga hal, yaitu: (1) kebutuhan tanaman akan hara untuk menghasilkan hasil dalam jumlah tertentu, (2) tingkat ketersediaan hara dalam tanah atau kemampuan tanah menyediakan hara, dan (3) tingkat efektifitas serapan masing-masing hara yang diberikan melalui pupuk (Suyamto H dalam Astanto Kasno dkk,1993)

Pemupukan pada dasarnya bertujuan untuk mencukupkan unsur hara di dalam tanah agar potensi genetik tanaman dapat dicapai mendekati maksimal (Djapa Winaya, 1993). Menurut Mulyani Sutedjo (2002), pemberian pupuk kandang kedalam tanah sebagai sumber humus sangat berpengaruh karena dapat mempertahankan struktur tanah, menjadikan tanah mudah diolah dan sekaligus siklus oksigen tercukupi. Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang pula (Wiwik Hartatik, 2006).

(3)

Pupuk kandang atau kotoran hewan yang berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi dan kambing/domba. Komposisi hara pada masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. Secara umum kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah dari pada pupuk kimia, oleh karena itu biaya aplikasi pemberian pupuk kandang ini lebih besar dari pada pupuk anorganik(Wiwik Hartatik, 2006).

Manfaat penggunaan pupuk kandang telah diketahuai berabad-abad lampau bagi pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan. Hal yang harus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pupuk kandang adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang , dan penyimpanan/pengelolaan(Wiwik Hartatik, 2006).

Untuk itu diperlukan penelitian tentang beberapa jenis-jenis pupuk kandang dan takaran mana yang paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah.

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

Percobaan dilaksanakan di Desa Maja Selatan Kabupaten Majalengka dengan ketinggian tempat 900 meter di atas permukaan laut. Waktu penelitian dilaksanakan mulai pada tanggal 21 Agustus sampai dengan tanggal 25 November 2013. Bahan yang digunakan terdiri dari : Benih kacang tanah varietas Jerapah,pupuk kandang domba, pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam, pestisida. Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari : Seperangkat alat pertanian dan timbangan. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri atas dua faktor perlakuan yaitu jenis dan takaran pupuk kandang.

Faktor jenis pupuk kandang ( P ) terdiri dari : p1 = pupuk kandang domba

p2 = pupuk kandang sapi p3 = Pupuk Kandang Ayam

Faktor takaran pupuk kandang (T) terdiri dari : t0 = 0 t/ha ( tanpa pemupukan )

t1 = 5 t/ha t2 = 10 t/ha t3 = 15 t/ha

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Penunjang

1 Analisis Tanah

Berdasarkan hasil analisis kimia tanah yang dilakukan di Laboratorium Tanah Universitas Siliwangi Tasikmalaya, tanah tersebut mengandung kadar air 9,76 %, pH H2O 7,1, pH KCl 8,1, kandungan P rendah, K sedang dan N rendah. Pupuk kandang Domba mengandung kadar air 12,72 %, pH H2O 8,5, pH KCl 8,5, kandungan P rendah, K sedang dan N rendah. Pupuk kandang sapi mengandung kadar air 29,675 %, pH H2O 9,2, pH KCl 19,8, kandungan P rendah, K tinggi dan N tinggi. Sedangkan pupuk kandang ayam mengandung kadar air 11,22 %, pH H2O 9,2, pH KCl 10,7, kandungan P rendah, K sedang dan N tinggi.

Berdasarkan hasil analisis kimia tanah bahwa pH tanah 7,1 cocok untuk budidaya kacang tanah, akan tetapi masih perlu penambahan pupuk organik untuk mendukung pertumbuhan kacang tanah agar berproduksi dengan baik, adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tanaman kacang tanah mampu tumbuh dengan baik karena tanah yang digunakan sebagai bahan media tanam sangat cocok.

2. Curah Hujan

Menurut perhitungan Schmidt dan Ferguson, tempat percobaan termasuk tipe curah hujan D (sedang). Keadaan tersebut cukup baik untuk pertumbuhan kacang tanah. Sedangkan curah hujan pada selama percobaan berlangsung (Agustus sampai November 2013) yaitu dengan rata-rata 5,28 mm per hari (Lampiran 6 dan 7). Sehingga pada awal pertumbuhan tanaman kacang tanah perlu disiram sampai pada pertengahan fase vegetatif tanaman kacang tanah agar tanaman tidak mengalami kekeringan, yang dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu dan kemudian mati. Kekurangan air pada media tanam juga mengganggu pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang akhirnya berpengaruh pada produksi tanaman.

3 Waktu berbunga

Berdasarkan pengamatan dilapangan dapat dilihat bahwa tanaman kacang tanah mulai berbunga pada hari ke 29 setelah tanam secara serempak pada setiap plot. Panen dilakukan pada umur 96 hari setelah tanam dengan ciri-ciri, batang mulai mengeras,daun menguning dan sebagian mulai berguguran, polong sudah berisi penuh dan keras juga warna polong coklat kehitam-hitaman.

(5)

Selama percobaan berlangsung, gangguan hama dan penyakit yang menyerang pertumbuhan tanaman kacang tanah, yaitu Ulat Plutella (Plutella xylostella L) yang berwarna hijau muda pada umur 40 hari setelah tanam, dengan gejala serangan pada daun terdapat lubang. Ada juga hama Schirtothrips dorsalis Hood menyebabkan daun menjadi keriting dan tanaman kerdil.

Selain hama terlihat juga penyakit yang menyerang tanaman kacang tanah yaitu penyakit bercak daun awal yang disebabkan oleh jamur Cercospora arachidicola. Dengan gejala awal berupa bercak bulat berwarna coklat tua sampai hitam pada permukaan bawah daun. Penyakit tersebut menyerang pada umur 4 minggu setelah tanam, hanya 15 persen tanaman kacang tanah yang terserang penyakit tersebut. Tetapi penyakit tersebut dapat dikendalikan dengan cara kultur teknis dan secara intensif dengan menggunakan fungisida dengan konsentrasi 1 ml per liter air.

5 Jenis Gulma

Gulma yang tumbuh disekitar pertanaman kacang tanah termasuk golongan gulma berdaun lebar. Gulma tersebut antara lain Amaranthus sp., Mimosa invisa, Euphorbia hirta, Pylanthus niruri. Pengendaliannya dilakukan secara manual yaitu dengan penyiangan pada 2 ,4 dan 8 minggu setelah tanam.

2 Pengamatan Utama

Hasil analisis statistik terjadi pengaruh interaksi nyata antara jenis dan takaran pupuk kandang terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang produktif per tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot brangkasan per tanaman. Sedangkan terhadap bobot polong basah per tanaman dan bobot polong basah per petak tidak terjadi interaksi nyata.

1 Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil analisis statistik terjadi interaksi antara jenis dan takaran pupuk kandang terhadap tinggi tanaman pada umur 40 hari setelah tanam (Lampiran 8). Pengaruh jenis pupuk kandang pada tiap-tiap takaran yang dicoba terhadap rata-rata tinggi tanaman pada umur 40 hari setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 4.

Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa, pada tingkat takaran yang sama pupuk kandang ayam menghasilkan tinggi tanamannya lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang domba dan sapi, dan lebih tinggi nyata pada takaran 10 t/ha. Antara takaran pupuk kandang domba dengan sapi tidak berbeda nyata. Tinggi tanaman kacang tanah yang tertinggi yang

(6)

diaplikasi pupuk kandang domba 15 t/ha, sedangkan untuk pupuk kandang sapi dan pupuk kandang ayam tertinggi yang diberi takaran 10 t/ha.

Tabel 5. Tinggi Tanaman Kacang Tanah yang Diberi Berbagai Jenis dan Takaran Pupuk Kandang pada 40 hst (cm)

Jenis pupuk kandang

Takaran pupuk kandang

t0 (0 t/ha) t1 (5 t/ha) t2 (10 t/ha) t3 (15 t/ha) p1 (Domba) 18,55 a AB 19,12 a AB 18,40 a A 20,20 b B p2 (Sapi) 18,85 a A 18,44 a A 21,48 b B 18,55 a A p3 (Ayam) 18,39 a A 21,59 b BC 22,91 b C 21,14 b B

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %

Hal ini diduga karena pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang lebih tinggi dibandingkan hal hal ini diduga karena pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang domba dan sapi (Widowati et al., 2005). Pupuk kandang ayam secara umum mempunyai kelebihan dalam kecepatan penyediaan hara, komposisi hara yang terkandungnya, seperti N, P, K dan Ca dibandingkan pupuk kandang sapi dan domba. Ini sesuai dengan hasil analisis pupuk ayam yang mempunyai kandungan N yang tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang domba dan sapi.

Unsur Nitrogen yang cukup akan mampu memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, akan berwarna lebih hijau dan tanaman tidak kerdil (Sarwono Hardjowigeno, 2010).

2 Jumlah Cabang Produktif per Tanaman

Pengamatan jumlah cabang produktif berdasarkan hasil analisis statistik (Lampiran 9), memperlihatkan terjadi interaksi antara jenis dan takaran pupuk kandang. Perlakuan jenis dan takaran pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif. Pengaruh jenis pupuk kandang pada tiap-tiap takaran yang dicoba terhadap rata-rata jumlah cabang produktif per tanaman dapat dilihat pada Tabel 6.

(7)

Tabel 6.Jumlah Cabang Produktif per Tanaman Kacang Tanah yang Diberi Berbagai Jenis dan Takaran Pupuk Kandang (tangkai)

Jenis pupuk kandang

Takaran pupuk kandang

t0 (0 t/ha) t1 (5 t/ha) t2 (10 t/ha) t3 (15 t/ha) p1 (Domba) 6,6 a A 8,8 b B 6,8 a A 8,1 a B p2 (Sapi) 7,0 a A 6,5 a A 9,7 c C 8,1 a B p3 (Ayam) 6,5 a A 7,5 a AB 8,0 b AB 7,5 a AB

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %

Pada Tabel 6 terlihat jenis pupuk kandang menunjukkan pengaruh yang nyata tergantung pada takaran yang digunakan. Pemberian pupuk kandang domba, sapi maupun ayam nyata berpengaruh terhadap jumlah cabang produktif per tanaman. Jumlah cabang terbanyak yang diaplikasi pupuk kandang domba adalah 5t/ha, sedangkan yang diaplikasi pupuk kandang sapi dan ayam jumlah cabang produktif terbanyak adalah 10 t/ha.

Pertumbuhan tunas yang berkembang menjadi cabang banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tumbuh yang baik sehingga memungkinkan pertumbuhan tunas. Pupuk kandang disini berperan dalam menciptakan lingkungan tumbuh yang baik, dan pupuk kandang sebagai bahan organik dapat pula meningkatkan kemampuan tanah menyangga air dan unsur hara sehingga tercipta aerasi tanah yang baik yang menyebabkan absorpsi berjalan baik. (Totok, 1989). Hal ini dapat dilihat pada tanaman yang tidak diberi pupuk kandang memiliki jumlah cabang yang sedikit.

Hal ini sesuai dengan manfaat pupuk kandang sebagai sumber unsur hara juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga dapat menyerap unsur hara dengan baik yang berguna untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah.

Pengunaan pupuk kandang sebagai pupuk tanaman merupakan suatu siklus unsur hara yang sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya alam yang terbarukan, disisi lain penggunaan pupuk kandang dapat mengurangi unsur hara yang bersifat racun bagi tanaman (Wiwik Hartatik, 2006).

3 Bobot Brangkasan per Tanaman

Berdasarkan hasil analisis statistik (Lampiran 10) menunjukan bahwa terjadi interaksi antara jenis dan takaran pupuk kandang terhadap bobot brangkasan per tanaman. Pengaruh jenis pupuk kandang pada tiap-tiap takaran yang dicoba terhadap rata-rata bobot brangkasan per tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 7.

(8)

Tabel 7. Bobot Brangkasan per Tanaman Kacang Tanah yang Diberi Berbagai Jenis dan Takaran Pupuk Kandang (g)

Jenis pupuk kandang

Takaran pupuk kandang

t0 (o t/ha) t1 (5 t/ha) t2 (10 t/ha) t3 (15 t/ha) p1(Domba) 251 b A 357,33 b B 247 a A 274,66 a A p2 (Sapi) 180,66 a A 218 a A 318 b B 315 a B p3 (Ayam) 204,66ab A 237,66 a A 324,33 b B 382,33 b C

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %

Pada Tabel 7 menunjukkan pada perlakuan pupuk kandang ayam, semakin tinggi tingkat takaran pupuk kandang semakin tinggi juga bobot brangkasan per tanaman. Pada tingkat takaran yang sama pupuk ayam menunjukkan bobot brangkasan lebih tinggi dibanding dengan pupuk kandang domba dan sapi . Bobot brangkasan tertinggi yang diaplikasi pupuk kandang ayam adalah takaran 15 t/ha, sedangkan untuk pupuk kandang domba bobot brangkasan tertinggi dicapai oleh takaran 5 t/ha dan untuk pupuk kandang sapi bobot brangkasan tertinggi dicapai oleh takaran 10 t/ha.

Hal ini sesuai pendapat Darmijati (1987), pemberian pupuk organik dapat meningkatkan hasil kacang tanah dan peningkatan takaran pemberian sampai 20 t/ha nyata meningkatkan hasil.

Selain itu menurut Novizan (2002), bahwa pupuk kandang mampu meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah dengan pemanfaatan agrerat tanah, aerasi dan daya menahan air, serta kapasitas tukar kation. Struktur tanah yang baik menjadikan perakaran berkembang dengan baik sehingga semakin luas bidang serapan terhadap unsur hara. Kelancaran proses penyerapan unsur hara oleh tanaman terutama difusi tergantung dari persediaan air tanah yang berhubungan erat dengan kapasitas menahan air oleh tanah (Hakim, 1986). Seluruh komponen tersebut mampu memacu proses fotosintesis secara optimal. Disamping itu benih kacang tanah dapat memperoleh unsur hara, air dan cahaya dengan baik. Sehingga, tanaman kacang tanah mampu untuk menghasilkan bobot brangkasan kacang tanah. Hal ini menunjukan bahwa pada perlakuan jenis dan takaran membuat bobot brangkasan yang bervariasi.

Pupuk kandang mengandung unsur hara dengan konsentrasi yang bervariasi tergantung jenis ternak, makanan, umur, dan kesehatan ternak. Pupuk kandang juga merupakan beberapa sumber hara seperti Nitrogen, Fosfor dan Kalium, dan lainnya. Bagaimanapun Nitrogen adalah salah satu hara utama bagi sebagian besar tanaman yang

(9)

dapat diperoleh dari pupuk kandang. Nitrogen dari pupuk kandang umumnya dirubah menjadi bentuk nitrat tersedia. Nitrat adalah mudah larut dan bergerak ke daerah perakaran tanaman. Bentuk ini sama dengan bentuk yang bisa diambil oleh tanaman dari sumber pupuk anorganik dari pabrik (Wiwik Hartatik, 2006).

4 Jumlah Polong per Tanaman

Hasil analisis statistik (Lampiran 11) menunjukkan terjadi interaksi antara jenis dan takaran pupuk kandang terhadap jumlah polong per tanaman. Pengaruh jenis pupuk kandang pada tiap-tiap takaran yang dicoba terhadap rata-rata jumlah polong per tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah polong per Tanaman Kacang Tanah yang Diberi Berbagai Jenis dan Takaran Pupuk Kandang (polong)

Jenis pupuk kandang

Takaran pupuk kandang

t0 (0 t/ha) t1 (5 t/ha) t2 (10 t/ha) t3 (15 t/ha) p1 (Domba) 21,53 b A 35,80 b D 28,07 a B 31,40 a C p2 (Sapi) 16,60 a A 27,20 a B 28,40 a BC 29,60 a C p3 (Ayam) 21,20 b A 26,47 a B 33,20 b C 37,53 b D

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %

Pada Tabel 8 terlihat bahwa pada pupuk kandang sapi dan pupuk kandang ayam semakin tinggi takaran pupuk kandang yang diberikan menunjukan semakin banyak jumlah polongnya. Jumlah polong terbanyak yang diberi pupuk kandang ayam dan sapi adalah 15 t/ha, sedangkan pada pupuk kandang domba hasil polong terbanyak adalah yang diberi takaran pupuk kandang 5 t/ha lebih tinggi dari pemberian 10 t/ha.

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang mampu memperbaiki struktur tanah sehingga mempermudah ginofor (bakal buah), masuk ke dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugeng (2001) yang menyatakan bahwa ginofor yang masuk ke dalam tanah dapat membentuk polong sempurna.

5 Bobot Polong per Tanaman

Berdasarkan hasil analisis statistik (Lampiran 12) tidak terjadi interaksi antara jenis dan takaran pupuk kandang terhadap bobot polong per tanaman. Pengaruh jenis dan takaran pupuk kandang terhadap bobot polong per tanaman terlihat pada Tabel 9 berikut:

(10)

Tabel 9 Bobot Polong per Tanaman Kacang Tanah yang Diberi Berbagai Jenis dan Takaran Pupuk Kandang (g)

Perlakuan Rata-rata

Jenis Pupuk Kandang - Domba - Sapi - Ayam 41,16 a 35,88 a 41,73 a Takaran Pupuk Kandang

- 0 t/ha - 5 t/ha - 10 t/ha - 15 t/ha 20,91 a 42,04 b 42,13 bc 46,31 c

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama , pengamatan berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %

Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk kandang (domba, sapi dan ayam) tidak berpengaruh nyata terhadap bobot polong pertanaman. Tetapi takaran pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap bobot kering polong per tanaman. Bobot tertinggi dicapai pada perlakuan takaran 15 t/ha. Namun tidak berbeda nyata dengan diberi pupuk 10 t/ha. Hal ini diduga dengan takaran pupuk kandang tersebut dapat memenuhi hara bagi tanaman. Takaran pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap bobot polong kering per tanaman. Selain itu, fungsi pupuk kandang itu sendiri yang tidak hanya untuk pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman tetapi juga sebagai bahan pembenah tanah. Sesuai dengan pendapat Bambang Cahyono (2008), selain meningkatkan produksi, pemupukan juga berfungsi untuk memperbaiki kemampuan tanah dan mengikat air.

Kandungan unsur hara dalam kotoran ternak yang penting untuk tanaman antara lain unsur Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Unsur Nitrogen terutama berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Selain itu, unsur ini cukup untuk berpengaruh dalam pembentukan protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Unsur fosfor bagi tanaman lebih banyak berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda. Fosfor juga berfungsi untuk membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Kegunaan unsur Kalium adalah untuk membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Pemberian unsur ini akan memperkuat tanaman sehingga daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Selain itu, Kalium juga membuat tanaman tahan terhadap kekeringan dan penyakit (Ade Iwan Setiawan, 1996).

6. Bobot Polong per Petak per Hektar

Hasil analisis statistik menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antara jenis dan takaran pupuk kandang pada bobot polong per petak per Hektar (Lampiran 13).

(11)

Pada Tabel 10 terlihat bahwa pada perlakuan jenis pupuk kandang tidak berbeda nyata terhadap bobot polong per petak. Pada tabel tersebut terlihat bahwa, semakin tinggi tingkat takaran pupuk kandang semakin tinggi pula bobot polong yang dihasilkan.

Tabel 10. Bobot Polong Kering per Petak dan per HektarTanaman Kacang Tanah yang Diberi Berbagai Jenis dan Takaran Pupuk Kandang

Perlakuan Rata-rata per Petak (kg/petak)

Rata-rata per Hektar (t/ha) Jenis Pupuk Kandang

- Domba - Sapi - Ayam 3,08 a 2,69 a 2,89 a 8,39 8,21 7,73 Takaran Pupuk Kandang

- 0 t/ha - 5 t/ha - 10 t/ha - 15 t/ha 2,08 a 2,84 ab 3,15 ab 3,47 b 6,94 7,74 8,41 9,26

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama, pengamatan berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %

Hal ini diduga karena keunggulan pupuk kandang, yaitu disamping mengandung unsur hara N juga terdapat unsur P dan K. Pemberian fosfor ke dalam tanah, yang cukup tersedia bagi tanaman kacang tanah, sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas hasil. Selain itu unsur Nitrogen yang penting terhadap pertumbuhan tanaman, dan apabila kekurangan Nitrogen dapat menyebabkan tanaman kerdil dan ditandai dengan warna daun hijau pucat. Sedangkan unsur Kalium berperan dalam pembentukan pati, aktivator dari enzim, pembukaan stomata, proses fisiologis dalam tanaman, proses metabolik dalam sel, mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit serta meningkatkan sistem perakaran, membentuk batang yang lebih kuat, serta berpengaruh terhadap hasil (Sarwono Hardowigeno, 2010).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terjadi pengaruh interaksi antara jenis dan takaran pupuk kandang terhadap tinggi

tanaman, jumlah cabang produktif, bobot brangkasan per tanaman, jumlah polong basah per tanaman, tetapi tidak terjadi pengaruh interaksi terhadap bobot polong per tanaman dan bobot polong per petak per hektar.

2. Pupuk kandang ayam menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang terbaik pada takaran 15 t/ha. Pupuk kandang domba menunjukkan hasil terbaik pada takaran 5 t/ha, sedangkan pupuk kandang sapi menunjukkan hasil terbaik pada takaran 10 t/ha.

(12)

Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dilapangan, maka disarankan :

1. Sebaiknya dianjurkan jenis pupuk kandang ayam dengan takaran 15 t/ha, untuk meningkatkan hasil bobot polong per tanaman dan bobot polong per petak.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh jenis dan takaran pupuk kandang yang sama serta pada musim dan tempat yang berbeda.

DAFTAR PUSTKA

Ade Iwan Setiawan. 1996. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta

Astanto Kasno, Achmad Winarto dan Sunardi. 1993. Kacang Tanah. Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat dan Pengembangan Tanaman Pangan.Balai Penelitiana Tanaman Pangan Malang.

Bambang Cahyono. 2008. Kacang Tanah: Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Kanisus. Yogyakarta

Darmijati, S.1987. Tanggap Empat Varietas Kacang Tanah Terhadap Pemberian Bahan Organik. PP Sukarami.

Djapa Wijaya, P. 1993. Kesuburan Tanah dan Pupuk. Bagian Ilmu Tanah dan Kesuburan. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Denpasar.

Djoehana Setyamidjaja. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV Simplex. Jakarta. Hakim Nurhayati,M.Y., 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Universitas Lampung Mulyani Sutedjo. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Novizan. 2002. Peunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sarwono Hardjowigeno.2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta. Sugeng H.R. 2001. Bercocok Tanam Palawija. Aneka Ilmu. Semarang.

Totok, S., 1989, Pemupukan dan Pengolahan Tanah. Armico. Jakarta.

Widowati. 2005. Kotoran Ternak Sebagai Sumber Energi. Dewaruci Press. Jakarta.

Wiwik Hartatik, R.D.M. Simanungkalit, Didi Ardi S, Rasti Saraswati, Diah Setyorini. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

poligami? Saling memberikan pengertian.. 7) Dalam poligami diminta untuk berlaku adil, bagaimana bapak berbuat adil kepada istri- istri bapak? Yah saya mengumpulkan kedua istri

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana formulasi gel antiseptik tangan ( hand sanitizer ) yang mengandung ekstrak daun mangga ( Mangifera indica L.)

(2008:151) menyebutkan bahwa harga merupakan satu satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Alasan ekonomis akan

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Maryani dan Ludigdo (2001) bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap audit judgment seorang auditor di mana seorang

Apabila memperhatikan ayat-ayat tersebut di atas, maka Allah menyebutkan dua pandangan yaitu: al-kitab (al- Qur’an) dan al -Hikmah. Imam Syafi’i telah mendengar pendapat

Jelas terlihat dari cerita Soekarno dengan Marhaen, rakyat Indonesia kebanyakan saat itu tiada per- nah menggantungkan diri mereka dengan or- ang lain, tetapi kesederhanaan

menunjukkan bahwa hipotesis penelitian telah diterima dengan rincian sebagai berikut (1) terdapat hubungan positif antara literasi matematika dengan kemampuan HOTS

Objek penelitian ini adalah Lembaga Pengumpul Zakat (LPZ) BAZDA Provinsi Jambi dan LAZ RSIM serta 150 Orang Masyarakat Muslim pemberi derma. Pengumpulan data