• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ENDORSEMENT, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG PRODUK KUE ARTIS MAMAHKEJOGJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ENDORSEMENT, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG PRODUK KUE ARTIS MAMAHKEJOGJA"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

ENDORSEMENT

, KUALITAS PRODUK

DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG

PRODUK KUE ARTIS “MAMAHKEJOGJA”

Studi Kasus pada Pembeli yang Berkunjung ke Toko Mamahkejogja

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Francisca Sekar Kawuri NIM : 142214240

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH ENDORSEMENT, KUALITAS PRODUK

DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG

PRODUK KUE ARTIS “MAMAHKEJOGJA

Studi Kasus pada Pembeli yang Berkunjung ke Toko Mamahkejogja

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Francisca Sekar Kawuri NIM : 142214240

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv Motto:

“Happiness is not how much money we have, but how much time we can be thankful”

( David Steindl-Rast )

Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan kasih sayang-Nya Bapak dan Ibu, kakak dan adik untuk seluruh doa dan suportnya Teman-teman terkasih Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

(6)
(7)
(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Endorsement, Kualitas Produk dan Harga terhadap Minat Beli ulang Produk Kue Kekinian “Mamahkejogja” Studi Kasus pada Pembeli yang Berkunjung ke Toko Mamahkejogja”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M. Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberi tenaga, pikiran dan perasaan dalam membimbing penulis. 4. IbuChristina Heti Tri Rahmawati, S.T., M.Sc., Selaku dosen pembimbing

II, yang juga telah memberi nasihat, arahan dan bimbinganbagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman hidup kepada penulis.

6. Orang tua penulis di lampung Bapak Josep Siswanto dan Ibunda Enik Iswanti tercinta yang selalu memberikan semangat dan mendoakan sehingga terselesaikan skripsi ini.

7. Kakak ku tersayang Bernadus Puji Kawedar yang membantu biaya kuliah sampai selesai dan adikku Teresia Rosa Yudhanti yang selalu memberi semangat.

(9)
(10)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

UNIVERSITAS SANATA DHARMA ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ...vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... x

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xi

HALAMAN LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

B. Penelitian Sebelumnya ... 26

C. Desain Penelitian ... 28

D. Rumusan Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

(11)

ix

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Definisi Operasional ... 36

F. Populasi dan Sampel ... 38

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 39

H. Sumber Data ... 39

I. Teknik Pengumpulan Data ... 40

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 42

K. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 49

A. Sejarah Mamahkejogja ... 49

B. Alasan Mendirikan Mamahkejogja ... 50

C. Harga Mamahkejogja ... 52

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Analisis Data ... 53

B. Pembahasan ... 76

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

C. Keterbatasan Penelitian ... 77

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Skala Penilaian untuk Pernyataan Positif dan Negatif ... 35

Tabel V. 1Hasil Uji Validitas Variabel Endorsement ... 54

Tabel V. 2 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk ... 55

Tabel V. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Harga ... 55

Tabel V. 4 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli Ulang ... 55

Tabel V. 5 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

Tabel V. 6 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel V. 7 Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 58

Tabel V. 8 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 59

Tabel V. 9 Sumber Informasi menurut Responden ... 60

Tabel V. 10 Karateristik Responden Berdasarkan Alasan Tertarik Membeli ... 61

Tabel V. 11 Hasil Rekapitulasi Variabel Endorsement ... 61

Tabel V. 12 Hasil Rekapitulasi Variabel Kualitas Produk ... 62

Tabel V. 13 Hasil Rekapitulasi Variabel Harga ... 63

Tabel V. 14 Hasil Rekapitulasi Variabel Minat Beli Ulang ... 64

Tabel V. 15 Hasil Uji Normalitas ... 65

Tabel V. 16 Hasil Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel V. 17Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 68

Tabel V. 18 Hasil Uji F ... 69

Tabel V. 19 Hasil Uji t ... 71

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1Gambar Kerangka Konseptual ... 28

Gambar IV. 1 Gambar Harga Kue Mamahkejogja ... 52

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 Kuisioner ... 82

Lampiran. 2 Hasil Rekapitulasi Kuisioner ... 86

Lampiran. 3 Tabel Hasil Uji Validitas ... 99

Lampiran. 4 Tabel Hasil Uji Reliabilitas ... 104

Lampiran. 5 Tabel Uji Asumsi Klasik ... 105

Lampiran. 6 Tabel Hasil Regresi Linear Berganda ... 108

Lampiran. 7 Tabel Hasil Uji F ... 108

Lampiran. 8 Tabel Hasil Uji t ... 109

(15)

xiii ABSTRAK

PENGARUH ENDORSEMENT, KUALITAS PRODUK

DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG

PRODUK KUE ARTIS “MAMAHKEJOGJA”

Studi Kasus pada Pembeli yang Berkunjung ke Toko Mamahkejogja

Francisca Sekar Kawuri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh endorsement, kualitas produk dan harga terhadap minat beli ulang produk kue artis “Mamahkejogja”. Jenis penelitian ini menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang sudah pernah membeli kue “Mamahkejogja” langsung di toko. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa endorsement, kualitas produk dan harga secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen produk kue artis “Mamahkejogja” dan secara terpisah (parsial) endorsement, kualitas produk dan harga berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen produk kue artis “mamahkejogja”.

(16)

xiv ABSTRACT

THE EFECT OF ENDORSEMENT, PRODUCT QUALITY

AND PRICE ON REPEATED PURCASE INTEREST OF

“MAMAHKEJOGJA” ARTIST CAKE

Case Study on Consumers Was Visited to Mamahkejogja Outlet

Francisca Sekar Kawuri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2018

The aim of the research is to find out the effect of endorsement, product quality, and price on repeated purcase interest of “Mamahkejogja” artist cake. The research is using the survey method. The population in this research is all of the consumers who have bought “Mamahkejogja” directly from the outlet. The sampling technique used in the research is purposive sampling with 100 respondents. The data analysis technique used in this research is Multiple Linear Regression. The result shows that endorsement, product quality, and price simultaneously affect the repeated purcase interest of “Mamahkejogja” artist cake while partially endorsement, product quality, and price posively affect the repeared purcase interest of “Mamahkejogja” artist cake.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha di bidang kuliner saat ini sedang mengalami kenaikan yang pesat. Munculnya berbagai makanan yang unik, adanya wisata kuliner, dan tren kuliner sebagai gaya hidup masyarakat, didukung oleh jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikan usaha kuliner sebagai salah satu bidang usaha yang sangat menjanjikan dan diminati berbagai kalangan. Secara makro, bisnis kuliner melalui sub-industri restoran di Indonesia, memiliki kontribusi sebesar 2% terhadap produk domestik bruto (BPS, 2013).

Salah satu yang paling menjadi sorotan dari dunia kuliner saat ini adalah bisnis kue artis atau kue kekinian. Bisnis ini merupakan bisnis oleh-oleh yang dibuka oleh-oleh para artis di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Medan, Makassar dan lainnya. Bisnis oleh-oleh ini berkembang dengan sangat cepat dikarenakan tren kuliner sebagai gaya hidup masyarakat kota yang tinggi (dikutip dari www.kompasiana,com diakses tanggal 14 Januari 2017). Bisnis ini juga dapat dengan cepat diterima oleh masyarakat karena mengusung nama besar atau kepopuleran artis untuk mengangkat oleh-oleh baru tersebut dengan menambahkan nama daerah sebelum nama produknya.

(18)

Strategi pemasaran seperti yang telah dijelaskan di atas disebut dengan endorsement. Endorsement adalah strategi pemasaran dengan menggunakan artis sebagai endorser untuk menarik hati konsumen, karena menggunakan strategi pemasaran atau promosi yang menarik adalah cara yang harus dilakukan perusahaan untuk bersaing dengan competitor. Penggunaan strategi promosi yang menarik memiliki peranan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian ulang atau tidak. Salah satu bisnis kue kekinian yang memanfaatkan strategi endorsement artis adalah Mamahkejogja yang dimiliki Zaskya Adya Mecca. Beliau melakukan promosi dengan menggunakan media sosial sebagai media untuk menarik konsumennya.

Keefektifan endorsement dalam berbisnis juga sangat dirasakan oleh produk-produk baru agar keberadaan produk tersebut diketahui masyarakat. Para artis sebagai endorsers tinggal mengunggah gambar produk mereka di media sosial pribadi mereka baik itu instagram, facebook, twitter maupun youtube channel. Endorsement melalui media sosial ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesuksesan pemasaran suatu produk karena ketika gambar produk mereka diunggah maka secara otomatis unggahan tersebut akan mendapat respon positif dalam waktu cepat.

Jika diperhatikan, di dalam endorsement sendiri mengandung kegiatan komunikasi bisnis karena adanya pertukaran informasi yang dilakukan oleh endorser (orang yang melakukan kegiatan endorsement)

(19)

terhadap orang banyak. Menurut Purwanto (2006:4), pengertian komunikasi bisnis yaitu komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal ataupun komunikasi non verbal untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya komunikasi bisnis ini dibagi dalam dua hal yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi bisnis kepada pihak lain dengan menggunakan media tulis ataupun lisan. Jenis komunikasi ini memiliki struktur teratur dan terorganisir dengan baik. Sehingga pesan-pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunkan bahasa tubuh. Dari pengertian yang diberikan Purwanto (2006:4), endorsement menjadi kegiatan untuk pertukaran informasi mengenai produk sehingga orang-orang yang melihat dan tertarik akan mencari informasi yang lebih dalam.

Selain itu, setelah adanya promosi yang menarik pelanggan tidak akan langsung tergerak untuk membeli produk tersebut. Keinginan membeli dari pelanggan biasanya juga dipengaruhi oleh kualitas produk suatu barang atau jasa. Kualitas produk sendiri dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, keragaman ukuran produk, dan lain-lain (Akbar, 2012:14). Kualitas produk yang dirasakan pelanggan akan menentukan suatu persepsi

(20)

terhadap kinerja perusahaan, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap keputusan pelanggan untuk pembelian ulang.

Banyak yang berpendapat bahwa kualitas suatu barang tidak terlepas dari harga. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa. Dalam kehidupan bisnis, harga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemasaran suatu produk. Tinggi rendahnya harga selalu menjadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari suatu produk. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus, sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa. Dari kebiasaan para konsumen, strategi penetapan harga sangat berpengaruh terhadap penjualan maupun pemasaran produk yang ditawarkan. Dalam menentukan harga setiap perusahaan memiliki strateginya masing-masing. Namun, pada dasarnya penentuan harga ini memliki tujuan yang sama seperti dikutip dalam Basu (2000:148), sebagai berikut :

Pertama, harga berorientasi pada laba. Setiap usaha selalu memilih penetapan harga yang bertujuan menghasilkan laba paling banyak. Namun karena besarnya persaingan, sehingga suatu usaha sering kesulitan dalam memastikan harga yang dapat menghasilkan laba paling banyak. Sebagai solusinya para pelaku usaha menggunakan pendekatan target laba, yaitu besar laba yang sesuai dengan sasaran laba.

(21)

Kedua, harga berorientasi pada volume. Penetapan yang berorientasi pada volume, bertujuan menetapkan harga untuk mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar tertentu. Biasanya harganya lebih murah, dibandingkan harga yang berorientasi pada laba.

Ketiga, harga berorientasi pada image. Penetapan harga berorientasi pada image bertujuan membentuk image atau citra produk dari suatu usaha. Misalnya dengan memberikan harga paling rendah untuk menanamkan image murah pada produk yang anda tawarkan. Keempat tujuan berorientasi pada stabilitas harga. Orientasi pada stabilitas harga bertujuan untuk menjaga kestabilan antara harga produk suatu usaha dengan harga yang dimiliki para pesaingnya.

Sistem penetapan harga dilakukan bila harga tersebut sebagian besar ditentukan oleh harga pesaing yang lain. Dalam hal ini harga tidak perlu sama. Perusahaan dapat mempertahankan harga produknya lebih tinggi atau lebih rendah dari harga produk pesaing dalam batasan presentase tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin lebih mendalami promosi dengan menggunakan cara endrosement yang lebih banyak menggunakan media sosial dalam promosinya. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang lebih banyak membahas mengenai promosi melalui media elektronik seperti televisi. Selain itu kualitas produk dan harga yang diteliti berbeda dengan penelitian sebelumnya dikarenakan subjek yang diteliti masih cenderung jarang dan baru belakangan ini.

(22)

Mamahkejogja merupakan salah satu produk makanan atau oleh-oleh Kota Yogyakarta yang saat ini menjadi perbincangan banyak orang, khususnya bagi anak-anak muda. Yogyakarta yang dijuluki sebagai kota pelajar dan wisata, sangat besar kemungkinannya untuk para pengusaha menawarkan produk dagangannya, peluang tersebut lah yang membuat Zaskia Adya Mecca membuka usaha kue oleh-oleh tersebut. Peluang membuka usaha oleh-oleh ini masih dirasa cukup besar di Kota Yogyakarta dikarenakan belum banyak nya pesaing yang serupa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Endorsement, Kualitas Produk dan Harga terhadap Minat Beli Ulang Produk Kue Artis “Mamahkejogja” Studi Kasus pada Pembeli yang Berkunjung ke Toko Mamahkejogja. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka identifikasi permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah endorsement, kualitas produk dan harga secara bersama-sama

berpengaruh terhadap minta beli ulang konsumen?

2. Apakah endorsement, kualitas produk dan harga secara parsial berpengaruh positif terhadap minta beli ulang konsumen?

C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi lingkup penelitian yang dilakukan agar pembahasan dan tujuan dari penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas dan mempermudah dalam penelitian serta pemahaman baik pembaca

(23)

maupun peneliti lebih spesifik. Oleh karena itu peneliti akan membatasi permasalahan yang akan diangkat sebagai berikut :

Penelitian dilakukan di toko Mamahkejogja dengan spesifikasi responden adalah konsumen yang pernah membeli kue Mamahkejogja minimal pembelian sebanyak dua kali.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun makan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh bersama-sama endorsement, kualitas produk dan harga terhadap minat beli ulang konsumen.

2. Untuk mengetahui pengaruh parsial endorsement, kualitas produk dan harga terhadap minat beli ulang konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Bagi Penulis

Manfaat bagi peneliti adalah melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat lebih memahami dan menerapkan ilmu dan teori yang didapat selama perkuliahan terlebih mengenai endorsement, kualitas produk, harga serta minat beli ulang.

2. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk menjadi refrensi kepada peneliti selanjutnya.

(24)

3. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau informasi bagi pengelola Mamahkejogja untuk mengetahui faktor yang bisa mempengaruhi minat beli ulang konsumen.

(25)

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Endorsement

Dalam pembuatan sebuah iklan diperlukan seseorang yang dapat menarik perhatiandanmampu menyampaikan pesan serta informasi sebuah produk yang biasanya dikenal dengan istilah

endorser. Penggunaan endorser dalam iklan dimaksudkan untuk memberikan dukungan atau dorongan kepada pesan iklan agar lebih mudah diterima oleh konsumen, sekaligus mempermudah tumbuhnya keyakinan dalam diri konsumen atas produk yang diiklankan.

Menurut Shimp (2007:459) endorser dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Celebrity Endorser adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung.

Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan bahwa celebrity endorser adalah orang-orang terkenal yang biasa tampil dalam pesan periklanan karena prestasi dan keahliannya untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan brand awareness produk. Penggunaan celebrity endorser diharapkan dapat mengubah persepsi konsumen terhadap produk. Konsumen seolah-olah

(26)

menjadi lebih selektif dan menaikkan statusnya dalam memilih produk dengan menggunakan produk yang sama dengan yang digunakan oleh selebritis. Selain itu asosiasi berulang dari sebuah merek tersebut memiliki sifat yang sama dengan yang dimiliki oleh si selebriti. Dengan kata lain celebrity endorser

mengarahkan konsumen untuk menyukai merek hanya karena mereka menyukai selebriti yang mendukung produk.

b. Typical-person Endorser adalah orang-orang biasa (nonselebriti), yang digunakan dalam mempromosikan suatu produk atau jasa tertentu oleh suatu perusahaan. Pemilihan jenis endorser ini biasanya digunakan sebagai bentuk promosi testimonial untuk meraih kepercayaan konsumen. Contohnya yang paling umum adalah dalam iklan layanan masyarakat yang cenderung menggunakan endorser tipe ini agar pesan yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti audiens karena diharapkan audiens merasa bahwa presenter pesan tersebut merupakan salah satu dari mereka. Typical person endorse dapat lebih dikenal oleh konsumen karena mereka merasa memiliki kesamaan atau minimal tidak berjarak terlalu jauh secara konsep diri yang aktual, nilai-nilai yang dianut, kepribadian, gaya hidup, karakter demografis, dan sebagainya.

(27)

Menurut Royan (2004:13-20) penggunaan selebriti untuk iklan sebaiknya dilakukan evaluasi dengan metode VisCAP yang terdiri dari empat unsur yaitu :

a. Visibility, memiliki dimensi di mana seberapa jauh popularitas selebriti.

b. Credibility, berhubungan dengan dua hal, yaitu keahlian dan objektivitas. Keahlian ini akan bersangkut paut pada pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan dan objektivitas lebih merujuk pada kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan atau percaya diri pada konsumen suatu produk.

c. Attraction, lebih menitikberatkan pada daya tarik sang bintang. Ada dua hal penting yaitu tingkat disukai konsumen (likebility) dan tingkat kesamaan dengan personaliti yang diinginkan pengguna produk (similarity), di mana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan.

d. Power, kemampuan selebriti dalam menarik konsumen untuk membeli.

(28)

2. Kualitas Produk

a. Pengertian Kualitas Produk

Salah satu keunggulan dalam persaingan ini terutama adalah kualitas produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan maka produk tersebut sebaiknya perlu menjadi catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar di waktu yang akan datang. Demikian juga konsumen dalam membeli suatu produk konsumen selalu berharap agar barang yang dibelinya dapat memuaskan segala keinginan dan kebutuhannya. Untuk itu perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan dapat menciptakan produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Kualitas produk yang baik merupakan harapan konsumen yang harus dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik merupakan kunci perkembangan produktivitas perusahaan.

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Dewasa ini, dikarenakan kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat cenderung meningkat, sebagian masyarakat semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan

(29)

produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang berkualitas.

Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu, konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik (Lupiyoadi & Hamdani, 2006:131).

Kotler & Armstrong (2008:347) menyatakan bahwa “kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya”. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

(30)

b. Dimensi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008:25) bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi antara lain : 1) Kinerja (performance) merupakan karakteristik operasi dan

produk inti (core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan.

2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.

4) Keandalan (realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional

5) Daya tahan (durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

6) Estetika (esthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misal keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi.

(31)

7) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

8) Dimensi kemudahan perbaikan (serviceability) meliputi kecepatan, kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

3. Harga

a. Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu faktor penting dari sisi penyedia jasa untuk memenangkan suatu persaingan dalam memasarkan produknya oleh karena itu harga harus ditetapkan. Menurut Kotler & Keller (2009:67), harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu. MenurutTjiptono

(32)

(2008:151) menyebutkan bahwa harga merupakan satu satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan.

Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai. Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, kerena ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap loyal.

(33)

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu:

1) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono, 2008:152).

b. Dasar Penetapan Harga

Menurut Machfoedz (2005:136) penetapan harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan metode

(34)

penetapan harga. Adapun yang termasuk kedalam faktor lingkungan internal perusahaan adalah :

1) Tujuan pemasaran perusahaan

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, dan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lain-lain.

2) Strategi Bauran Pemasaran

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran (marketing mix). Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang sinergis dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya.

3) Biaya

Biaya merupakan faktor yang yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada stuktur biaya tetap dan variabel serta jenis-jenis biaya lainnya.

(35)

4) Organisasi

Manajemen perusahaan perlu memutuskan siapa yang ada di dalam organisasi yang harus menetapkan harga. Jadi, setiap perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing.

Faktor eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan elemen lingkungan yang lain.Adapun yang termasuk kedalam faktor lingkungan eksternal perusahaan adalah: 1) Sifat pasar dan pemasaran

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan pemimpin pasar yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, dan oligopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan

2) Persaingan

Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan antara lain :

a) Jumlah perusahaan dalam industri

b) Ukuran relatif setiap anggota dalam industri c) Diferensiasi produk

c. Tujuan Penetapan Harga

Harga ditetapkan oleh perusahaan pada dasarnya ditujukan untuk memberi nilai atas produk yang telah diciptakan. Harga ditentukan oleh perusahaan melalui berbagai pertimbangan yang

(36)

matang atas dasar besarnya biaya produksi dan berbagai faktor dengan tujuan agar perusahaan memperoleh laba. Ada empat tujuan penetapan harga menurut Basu (2000:148) yaitu:

1) Mencegah atau mengurangi persaingan

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dunia bisnis, maka diperlukan aturan dan batasan-batasan dalam bersaing, salah satunya adalah dengan penetapan harga. Melalui kebijakan harga para pelaku usaha tidak akan menetapkan harga dengan seenaknya. Dengan demikian harga atas produk barang atau jasa yang memiliki kesamaan akan mempunyai harga yang sama ataupun jika berbeda hanyalah memiliki perbedaan yang sedikit. 2) Mempertahankan atau memperbaiki market share

Dengan adanya penetapan harga, maka market share dapat terjaga. Mempertahankan market share dapat dilakukan apabila kemampuan dan kapasitas produksi masih cukup longgar, selain itu kondisi keuangan harus benar-benar baik dan juga adanya kemampuan yang tinggi dalam bidang pemasaran.

3) Mencapai target pengembalian investasi

Pada dasarnya penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan sekaligus untuk menutup biaya operasional. Harga yang telah ditentukan dimaksudkan untuk menutup investasi secara berangsur-angsur, di mana dana yang digunakan untuk mengembalikan investasi hanya bisa

(37)

diambilkan dari laba perusahaan. Dengan adanya investasi tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dan usaha akan bertambah besar.

4) Mencapai laba maksimal

Harga ditetapkan atas dasar pertimbangan untung/rugi yang akan diderita oleh perusahaan. Dalam penetepan harga, perusahaan tentunya akan mengutamakan laba dan kemampuan atau daya beli konsumennya. Penetapan harga dengan pertimbangan laba yang bagus disertai daya beli masyarakat yang besar, maka akan mudah bagi pengusaha dalam memperoleh keuntungan yang maksimal.

4. Minat Beli

Pengertian minat beli konsumen menurut Durianto (2003: 104), adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan minat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui minat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen di masa datang. Indikator-indikator dari minat beli dijelaskan dalam komponen dari mikromodel of consumer responses yaitu (Kotler & Keller 2012 : 503) :

(38)

a. Awareness: Sebagian konsumen tidak menyadari kebutuhan yang dimilikinya, maka dari itu tugas seorang komunikator adalah untuk menciptakan kebutuhan tersebut.

b. Knowledge: Beberapa konsumen memiliki kebutuhan akan sebuah produk, namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan produk tersebut, sehingga informasi tentang produk harus bisa tersampaikan oleh komunikator.

c. Liking: Setelah konsumen mempunyai kebutuhan dan informasi, tahap selanjutnya adalah apakah konsumen menyukai produk tersebut? apabila konsumen mempunyai rasa suka, maka akan terdapat keinginan untuk membeli.

d. Preference: Setelah timbul perasaan suka terhadap produk tersebut maka konsumen perlu mengetahui perbandingan produk kita dengan produk lain, mulai dari kemasan, kualitas, nilai, performa, dan lain - lain.

e. Conviction : Konsumen telah mempunyai produk yang disukai namun belum yakin untuk melakukan proses pembelian, pada tahap ini tugas komunikator adalah meyakinkan konsumen dan menumbuhkan minat konsumen untuk membeli. Setelah melewati tahap ini calon konsumen sudah yakin dan berminat terhadap produk tersebut.

f. Purchase: Tahap terakhir adalah tahap pembelian, beberapa target konsumen sudah yakin dan berminat tapi belum tentu akan berakhir

(39)

pada pembelian, maka dari itu tugas komunikator adalah mengarahkan konsumen untuk melakukan pembelian, contohnya memberikan diskon, layanan percobaan, ada penukaran jika barang rusak, garansi, dan lain lain.

5. Minat Beli Ulang

a. Pengertian Minat Beli Ulang

Pengertian minat beli ulang menurut penelitian Nurhayati & Wahyu (2012:53) adalah keinginan dan tindakan konsumen untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya kepuasan yang diterima sesuai yang dinginkan dari suatu produk. Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian ulang, menjadi loyal terhadap produk tersebut ataupun loyal terhadap toko tempat dia membeli barang tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain.

Menurut Kotler & Armstrong (2011:135-150) faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian ulang, yaitu sebagai berikut ini :

1) Faktor Kultur

Kultur dan kelas sosial seseorang dapat mempengaruhi minat seseorang dalam melakukan pembelian. Konsumen memiliki persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari sedari kecil, sehingga pada akhirnya akan membentuk persepsi yang

(40)

berbeda-beda pada masing-masing konsumen. Faktor nasionalitas, agama, kelompok ras dan wilayah geografis juga berpengaruh pada masing-masing individu.

2) Faktor Psikologis

Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu, serta pengaruh sikap dan keyakinan individu. Pengalaman belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya. Timbulnya minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar individu dan pengalaman belajar konsumen yang akan menentukan tindakan dan pengambilan keputusan membeli.

3) Faktor Pribadi

Kepribadian, umur, pekerjaan, situasi ekonomi dan juga lifestyle

dari konsumen itu sendiri akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli. Faktor pribadi ini termasuk di dalamnya konsep diri. Konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang upah yang kita pikirkan.

4) Faktor Sosial

Mencakup faktor kelompok anutan (small reference group).

(41)

yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kelompok anutan ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau orang tertentu. Dalam menganalisis minat beli ulang, faktor keluarga berperan sebagai pengambil keputusan, pengambil inisiatif, pemberi pengaruh dalam keputusan pembelian, penentu apa yang dibeli, siapa yang melakukan pembelian dan siapa yang menjadi pengguna. Pengaruh kelompok acuan terhadap minat beli ulang antara lain dalam menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi kelompoknya. Keefektifan pengaruh minat beli ulang dari kelompok anutan sangat tergantung pada kualitas produksi dan informasi yang tersedia pada konsumen. b. Dimensi Minat Beli Ulang

Menurut Saidan & Samsul (2012:7) terdapat empat dimensi minat beli ulang yaitu:

1) Minat transaksional: kecenderungan konsumen untuk selalu membeli ulang produk yang telah dikonsumsinya.

2) Minat referensial: kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk yang telah dikonsumsinya kepada orang lain.

3) Minat preferensial: perilaku konsumen yang menjadikan produk yang telah dikonsumsinya sebagai pilihan utama.

(42)

4) Minat eksploratif: keinginan konsumen untuk selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya.

B. Penelitian Sebelumnya

Peneliti menemukan beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan variabel dengan penelitian ini, penelitian tersebut antara lain: 1. Penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan

Pomosi terhadap Keputusan Pembelian Air Minum dalam Kemasan ( AMDK ) Merek Aqua (Studi pada Konsumen Toko Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah) yang diteliti oleh Dheany Arumsari (2012). Penelitian ini menggunakan alat analisis data dengan regresi linear berganda dan hasil atau kesimpulan dari penelitian ini ialah persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 0,509 X1 + 0,401 X2 + 0,252 X3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan variabel-variabel bebas lainnya terhadap keputusan pembelian. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Penelitian yang berjudul Pengaruh Produk, Harga, dan Bintang Iklan (Celebrity Endorser) terhadap Minat Beli Ulang Kosmetik Wardah (Survei Pengunjung Kosmetik Wardah di Bandung Indah Plaza) yang diteliti oleh Vina Puspitasari (2016). Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear berganda dengan hasil atau kesimpulannya ialah

(43)

Sesuai dengan perhitungan statistic produk, harga dan bintang iklan (celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Besar koefisien Determinasi adalah sebesar 58,3%, sedangkan sisanya sebesar 41,7% merupakan kontribusi variabel lain selain Produk, Harga dan Bintang Iklan (Celebrity Endorser)

3. Penelitian yang berjudul Pengaruh CelebrityEndorser dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek pada Kosmetik Wardah di kota Semarang yang diteliti oleh Alfiyah Nuraini (2016). Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu analisis jalur atau

path analysis dengan kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel celebrity endorser (X1) dan kualitas produk (X2) berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian. Variabel

celebrity endorser (X1) dan kualitas produk (X2) berpengaruh tidak langsung terhadap keputusan pembelian. Hasil dari Uji path analysis menunjukkan bahwa celebrity endorser (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui citra merek, dan kualitas produk (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui citra merek, sehingga dapat dikatakan bahwa citra merek memediasi pengaruh

celebrity endorser dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Simpulan dari penelitian ini bahwa celebrity endorser, kualitas produk, dan citra merek sebagai variabel intervening berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap keputusan pembelian. Disarankan

(44)

hendaknya pihak kosmetik wardah meningkatkan penggunaan celebrity endorser, seperti penggunaan selebriti yang sedang popular. Pada kualitas produk hendaknya pihak kosmetik wardah mampu meningkatkan kehandalan produk wardah seperti keamanan kosmetik wardah.

C. Desain Penelitian

Berikut merupakan kerangka konseptual berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan oleh peneliti mengenai pengaruh endorsement, kualitas produk dan harga terhadap minat beli ulang:

Gambar II. 1

Gambar Kerangka Konseptual

Endorsement (X1)

Kualitas Produk(X2)

Harga(X3)

Minat Beli Ulang (Y)

u

= Parsial

(45)

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah, yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono, 2008:306).

Minat beli ulang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

endorsement, kualitas produk dan harga. Diduga bahwa semakin sering penggunaan endorsement dalam mempromosikan suatu produk maka semakin tinggi minat beli konsumen. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Parengkuan,dkk (2014:9) yang menunjukkan bahwa celebrity endorsement

mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk. Artinya setiap kenaikkan nilai dari celebrity endorsement atau semakin sering dilakukan maka penjualan akan meningkat.

Kualitas produk mengacu pada keseluruhan karakteristik dari sebuah produk yang menggambarkan manfaat produk sesuai yang diharapkan oleh konsumen dalam memenuhi dan memuaskan keinginan mereka. Diduga apabila makin tinggi kualitas produk suatu barang maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen. Hal ini seperti hasil penelitian Ferrinadewi (2005:17) yang mengatakan bahwa dari ketiga faktor dalam pengambilan keputusan pembelian kosmetik yaitu faktor kualitas, faktor resiko dan faktor merek.Faktor kualitas dan faktor merek merupakan faktor yang memberi pengaruh positif lebih besar.

Harga erat kaitannya dengan minat beli konsumen , harga merupakan penilaian menyeluruh atas suatu kualitas produk dan

(46)

manfaat-manfaat yang didapat dari suatu produk atau jasa. Setelah membandingkan kualitas produk dan manfaat yang didapat konsumen akan mengambil sebuah keputusan apakah akan membeli kembali produk/jasa tersebut atau mencari alternatif lain. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmadeni, Linda Wati, Yulihar Mukhtar (2013) menunjukkan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang. Artinya semakin pantas harga maka akan semakin tinggi minat beli konsumen.

H1 :endorsement, kualitas produk dan harga secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli ulang.

H2 : endorsement, kualitas produk dan harga secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.

(47)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sebagai langkah awal, dikumpulkan data yang berhubungan dengan topik melalui buku-buku dan jurnal yang dijadikan sumber refrensi dalam memperoleh landasan teori dan cara menganalisis data.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang – orang yang akan dijadikan responden untuk diminta keterangan dan informasi berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli kue Mamahkejogja minimal pembelian sebanyak dua kali. 2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel – variabel yang akan diteliti dan dapat diukur. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah endorsement

(promosi dengan menggunakan artis), kualitas produk, harga dan minat beli ulang.

(48)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bulan Februari 2018 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di toko Mamahkejogja. D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2012:61). Variabel penelitian dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) yang diuraikan sebagai berikut:

a. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang ditentukan atau dipengaruhi atau tergantung pada variabel bebas, biasanya disimbolkan dengan Y. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli ulang (Y).

b. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau yang menimbulkan variabel terikat, biasanya disimbolkan dengan X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah endorsement (X1), kualitas produk (X2) dan harga (X3)

(49)

2. Definisi variabel

Untuk menghindari perbedaan pengertian dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat batasan atau definisi dari masing-masing variabel, antara lain:

a. Endorsement

Menurut Shimp (2007:459) celebrity endorsera dalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung. Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan bahwa

celebrity endorse adalah orang-orang terkenal yang biasa tampil dalam pesan periklanan karena prestasi dan keahliannya untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan brand awareness

produk. Penggunaan celebrity endorse diharapkan dapat mengubah persepsi konsumen terhadap produk. Konsumen seolah-olah menjadi lebih selektif dan menaikkan statusnya dalam memilih produk dengan menggunakan produk yang sama dengan yang digunakan oleh selebritis.

b. Kualitas Produk

Kotler &Armstrong (2008:347) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya. Bila suatu produk telah dapat

(50)

menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

c. Harga

Harga merupakan salah satu faktor penting dari sisi penyedia jasa untuk memenangkan suatu persaingan dalam memasarkan produknya oleh karena itu harga harus ditetapkan. Menurut Kotler dan Keller (2009:67), harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu.

d. Minat Beli Ulang

Minat beli ulang menurut penelitian Nurhayati & Wahyu (2012:53) adalah kenginan dan tindakan konsumen untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya kepuasan yang diterima sesuai yang dinginkan dari suatu produk. Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian ulang, menjadi loyal terhadap produk tersebut ataupun loyal terhadap toko tempat dia membeli barang tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain.

(51)

3. Pengukuran variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel endorsement, variabel kualitas produk, variabel harga dan variabel minat beli ulang yang akan diukur dengan menggunakan skala likert. Alasan peneliti menggunakan skala likert untuk pengukuran variabel dikarenakan peneliti menggunakan sistem penyebaran angket atau kuesioner. Sehingga hasil dari penelitian digolongkan dengan skala data yaitu ordinal interval. Skala likert menurut Sugiyono (2012:93) merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sehingga setiap pilihan jawaban diberikan skor, maka responden harus mendukung pernyataan tersebut. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

Tabel III. 1

Skala penilaian untuk pernyataan positif dan negatif

No Keterangan Positif Negatif

1 Sangat setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Cukup setuju 3 3

4 Tidak setuju 2 4

(52)

E. Definisi Operasional

Menurut Azwar (2003 : 74) definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Variabel-variabel

endorsement, kualiatas produk, harga dan minat beli ulang masing-masing dioperasionalkan sebagai berikut :

1. Endorsement (X1)

Menurut Shimp (2007:210) celebrity endorsement adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan publik figure yang mana banyak diketahui oleh banyak untuk keberahasilannya di bidangnya. Indikator-indikator yang menilai endorsement ialah :

a. Visibility, tentang kesadaran masyarakat kota Yogyakarta khusus nya yang menggunakan media sosial dan tahu tentang kepopuleran dan prestasi Zaskya Adya Mecca.

b. Credibility, merupakan pengetahuan, pengalaman atau keahlian Zaskya Adya Mecca tentang bisnis kuliner Mamahkejogja.

c. Attractiveness, merupakan daya tarik yang dimiliki Zaskya Adya Mecca sebagai celebrity endorser produknya.

d. Power, Zaskya Madya Mecca yang memiliki kekuatan karisma dari produk yang dipromosikannya.

(53)

2. Kualitas Produk (X2)

Kotler dan Armstrong (2008:347) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya. Indikator-indikator yang menilai kualitas produk dalam penelitian ini adalah :

a. Bahan baku untuk pembuatan kue menggunakan kualitas terbaik. b. Kue dapat bertahan dalam jangka waktu kurang lebih 5 hari jika

dimasukkan dalam kulkas dan 3 hari dengan suhu udara. c. Terdapat berbagai macam rasa baru.

d. Porsi kue yang sesuai dengan harga e. Kemasan yang menarik

3. Harga (X3)

Tjiptono (2008:151) menyebutkan bahwa harga merupakan satu satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Oleh karena pernyataan tersebut indikator-indikator yang menilai harga dalam penelitian ini adalah : a. Harga yang ditawarkan terjangkau sesuai dengan kualitas. b. Harga yang ditawarkan lebih murah dari pesaing.

c. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas pelayanan yang diberikan.

(54)

4. Minat beli ulang (Y)

Minat beli ulang menurut penelitian Nurhayati dan Wahyu (2012:53) adalah kenginan dan tindakan konsumen untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya kepuasan yang diterima sesuai yang diinginkan dari suatu produk. Indikator-indikator yang menilai minat beli ulang dalam penelitian ini adalah :

a. Adanya kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian ulang Mamahkejoga.

b. Adanya kesediaan konsumen untuk merekomendasikan Mamahkejogja kepada orang lain (teman, keluarga, saudara dll). c. Adanya perilaku konsumen untuk menjadikan Mamahkejogja

sebagai pilihan utama dalam membeli oleh-oleh.

d. Adanya keinginan konsumen untuk mencari informasi tentang Mamahkejogja.

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah semua konsumen yang membeli Mamahkejogja langsung di toko.

(55)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung dan melakukan pembelian secara langsung di Mamahkejogja minimal dua kali.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penelitian sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2012:126). Adapun kriteria dalam pengambilan sampel, yaitu minimal dua kali membeli. Karena tidak dapat dipastikan berapa jumlah anggota populasi pada penelitian ini, maka penulis menetapkan jumlah sampel sebanyak 100 responden karena dirasa sudah dapat membantu dalam penelitian dengan menggunakan alat analisis Regresi Linear Berganda.

H. Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang disimpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer berupa hasil jawaban responden atas kuesioner yang diajukan. Data primer ini selanjutnya akan diajukan sebagai data input untuk penelitian hipotesis. Dalam penelitian ini data primer bersumber dari penyebaran kuesioner secara

(56)

langsung kepada para konsumen Mamahkejogja yang datang ke toko dan sudah pernah melakukan pembelian terhadap produk Mamahkejogja minimal dua kali pembelian. Hasil dari data tersebut dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data ini didapat dari jurnal-jurnal ilmiah dan literatur yang berhubungan dengan penelitian yang telah tersedia sebelumnya sehingga dapat menjadi acuan untuk melengkapi kepustakaan dan telaah pustaka dalam penelitian ini. Peneliti juga mencari referensi dari website serta buku-buku yang terkait dengan penelitian

I. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah survei dengan membagikan angket (kuesioner). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Agung, 2012:63). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan akan dijawab langsung oleh responden. Dalam kuesioner ini akan membuat pertanyaan-pertanyaan yang menjelaskan identitas responden dan pernyataan yang meminta responden untuk memilih jawaban yang tersedia.

(57)

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel endorsement, variabel kualitas produk, variabel harga dan variabel minat beli ulang yang akan diukur dengan menggunakan skala likert. Alasan peneliti menggunakan skala likert untuk pengukuran variabel dikarenakan peneliti menggunakan sistem penyebaran angket atau kuesioner. Sehingga hasil dari penelitian digolongkan dengan skala data yaitu ordinal interval. Skala likert menurut Sugiyono (2012:93) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sehingga setiap pilihan jawaban diberikan skor, maka responden harus mendukung pernyataan tersebut. Skala likert dinyatakan seperti:

Skala likert positif.

SS = sangat setuju dengan bobot 5 poin S = setuju dengan bobot 4 poin

N = netral atau ragu-ragu dengan bobot 3 poin TS = tidak setuju dengan bobot 2 point

(58)

J. Teknik Pengujian Instrumen

Uji instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Agung, 2012:47). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji instrumen sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data- data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Agung, 2012:48).

Teknik pengukuran validitas pada penelitian ini yaitu dengan uji validitas konstruk yang melakukan korelasi antar skor butir/item

pertanyaan dengan total skor konstruk/variabel. Dengan rumus :

rhitung =

𝑛 (∑𝑥𝑦)−(∑𝑥)(∑𝑦)

√{𝑛(∑𝑥2)−(∑𝑥)2)}{𝑛(∑𝑦2)−(∑𝑦2)} Dimana:

r : koefisien korelasi setiap pertanyaan n : jumlah responden

x : skor variabel (jawaban responden)

(59)

Untuk menentukan apakah instrumen valid atau tidak maka digunakan ketentuan sebagai berikut:

a.

Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan valid.

b.

Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan (Agung, 2012:51). Dengan rumus : 𝑟11 = { 𝑘 𝑘 − 1} {1 − ∑ 𝜎𝑏2 𝜎2𝑡 } Dimana : R11 = realibilitas konsumen K = banyak butir pertanyaan

∑𝜎2𝑏 = total dari varian masing-masing variabel

(60)

Untuk menentukan apakah variabel reliabel atau tidak maka digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach Alpha ≤ 0,60 maka item variabel tersebut

dinyatakan tidak reliabel. K. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear yang baik adalah model yang memenuhi uji asumsi klasik. Itulah mengapa, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum menganalisis regresi (Haryadi & Julianita 2011:53).

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak karena model regresi linier yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Maka uji normalitas dilakukan bukan pada masing-masing variabel melainkan pada nilai residualnya. Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) adalah salah satu alat uji normalitas. Persyaratan data dikatakan terdistribusi normal menurut uji K-S adalah jika angka sig. uji K-S > 0.05, jika angka Sig. ≤0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji multikolinearitas

Menurut Haryadi & Julianita (2011:70) uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel

(61)

bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak. Menurut Haryadi & Julianita(2011:71) terdapat beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas salah satunya yaitu multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (variance inflating factor). Jika VIF<10 tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.

c. Uji heteroskedastisitas

Menurut Haryadi & Julianita (2011:66) uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau observasi. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik apabila terjadi homoskedastisitas dalam modelnya, atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas.

(62)

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Model Regresi Linier Berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah endorsement (X1), kualitas produk (X2), dan harga (X3) sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah minat beli ulang (Y) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

y = a+b1X1+ b2X2+ b3X3 + e Dimana:

Y = variabel minat beli ulang

𝑋1 = variabel endorsement 𝑋2 = variabel kualitas produk

𝑋3 = variabel kualitas harga 3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan regresi antara dependen Y dengan variabel-variabel independen (Zulaela, 2014: 28). Dengan kata lain, uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Dasar yang diterapkan dalam uji F dalam penelitian ini adalah konsep dasar yang diambil dari Haryadi & Julianita (2011: 112), yaitu:

1) Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai α (Pvalue ≤ α), maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya

(63)

endorsement, kualitas produk dan harga secara simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang.

2) Jika nilai probabilitas lebih besar dari α (Pvalue> α), maka Ha ditolak dan Ho diterima artinya endorsement, kualitas produk dan harga tidak berpengaruh secara simultan terhadap minat beli ulang.

b. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial (Zulaela, 2014: 28). Uji ini dapat dilakukan dengan menginterpretasi hasil pada kolom Sig atau dengan membandingkan nilai thitung. Untuk dapat menghitung thitung dapat digunakan rumus:

𝑡

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

=

x

− 𝛍

𝑠 0

√𝑛

Dimana :

x: rata-rata pengambilan data μ0: nilai rata-rata ideal

s : standar deviasi sampel n : jumlah sampel

Sedangkan dengan menggunakan hasil kolom Sig dapat digunakan dasar keputusan dari Haryadi & Julianita (2011: 112), yaitu:

1) Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai α (Pvalue ≤ α), maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya

(64)

endorsement, kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap minat beli ulang.

2) Jika nilai probabilitas lebih besar dari α (Pvalue>α), maka Ha ditolak dan Ho diterima artinya endorsement, kualitas produk dan harga tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang.

4. Koefisien Determinasi

Dalam penelitian ini, juga diterapkan koefisien determinasi untuk menunjukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Zulaela (2014: 43), koefisien determinasi menunjukkan proporsi variasi dalam variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Suatu model dikatakan baik jika memiliki R2 yang besar (mendekati 1). Koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adjusted R2, di mana nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Zulaela, 2014: 43-44).

(65)

49 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Mamahkejogja

Jika selama ini kita mengenal gudeg sebagai makanan yang paling dikenal di Yogyakarta dan oleh-oleh yang digemari oleh banyak orang adalah bakpia. Tetapi artis Zaskya Adya Mecca membuat inovasi mengenalkan Mamahkejogja sebagai ikon baru oleh-oleh asal Yogyakarta. Zaskya menjelaskan bahwa. Mamahkejogja adalah trend oleh-oleh baru di Yogyakarta yang diformulasi dalam bentuk cake dengan aneka rasa yang baru dan memiliki rasa khas Yogyakarta. Mamahkejogja terdiri dari 3 layer dengan layer pertama dan ketiga berupa cake dengan beberapa rasa lalu bagian tengah nya berisi puff pastry. Mamahke Jogja menyajikan cake yang rasanya khas Yogyakarta banget. Ada beberapa varian cake yang tersedia di tempat kuliner ini. Ada rasa red velvet, rasa cokelat keju, rasa cokelat pisang, rasa tiramizu, serta rasa cokelat.

Zaskia mendapatkan ide mendirikan kuliner ini karena jika ke Yogyakarta, sang suami Hanung Bramantyo seringkali kebingungan mencari oleh –oleh. Oleh karena itu, Zaskia kemudian tercetus untuk membuat kuliner yang bisa dijadikan buah tangan para pengunjung Kota Jogja. Nama Mamahkejogja ini diambil dari Bahasa Jawa yaitu “mamah” yang berarti “kunyah”. Sedangkan imbuhan “-ke” berarti “-kan”, jadi jika dirangkai menjadi kata yang utuh, “mamahke” berarti “kunyahkan”.

(66)

B. Alasan Mendirikan Mamahkejogja

Meskipun masih tergolong baru, Mamahkejogja yang baru dipasarkan pada tanggal 19 Mei 2017 sudah mendapat respon positif dari masyarakat Kota Yogyakarta. Tak sekedar ikut-ikutan trend dimana artis-artis Indonesia masa kini gencar berbisnis kuliner, Zaskia dan Hanung ternyata punya secuil kisah perjuangan saat membangun bisnis barunya ini antara lain :

1. Berawal dari rasa cinta yang mendalam kepada Jogja

Zaskia dan Hanung tidak pernah melewatkan waktu untuk berkuliner ketika mengunjungi Kota Yogyakarta. Namun, masalahnya mereka tidak dapat menyicipi semuanya karena keterbatasan waktu. Gara-gara itu Zaskia memiliki ide untuk membangun bisnis kuliner.

2. Curhat Zaskia kepada Ibu mertua tentang kuliner yang Jogja banget Zaskia merasa bingung ketika menghabiskan liburan nya di Kota Yogyakarta. Hal ini, karena tidak banyak hal yang bisa dilakukan saat berada di rumah mertuanya. Akhirnya Zaskia pun mengobrol serta saling berbagi kepada sang ibu mertua tentang keinginannya yang mau membuat bisnis kuliner di Yogyakarta. Zaskia menuturkan bahwa dia ingin membuat bisnis kuliner yang lebih ringan, semacam kue ringan lah, oleh-oleh khas Yogyakarta.

Gambar

Gambar II. 1Gambar Kerangka Konseptual ....................................................................
Gambar II. 1
Tabel III. 1
Gambar IV. 1  Harga Kue Mamahkejogja
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, melalui penelitian ini maka akan diteliti lebih mendalam mengenai pengaruh Kepuasaan Konsumen dan aplikasi bauran pemasaran dari konsumen Alfamaret

Warung Bu Darmi menerapkan bauran pemasaran untuk menarik minat beli ulang konsumen. Bauran pemasaran yang digunakan yaitu produk, harga, tempat dan proses.

Berkenaan dengan persaingan toko baju bekas yang semakin tinggi, penulis memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang bauran pemasaran yang

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa.. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran

Jika perusahaan sudah dapat mengontrol agar persepsi harga dan kualitas produk sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen, maka minat beli ulang produkpun akan meningkat.

Green Cafe menjadi salah satu rumah makan yang menerapkan strategi bauran pemasaran tersebut dengan tujuan untuk menarik minat beli konsumen sehingga konsumen tersebut dapat melancarkan

Dari uraian di atas peneliti kemudian tertarik untuk membuktikan apakah bauran pemasaran yang terdiri dari product produk, price harga, place lokasi, promotion promosi, people orang,

PENGARUH HARGA, CITRA MEREK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI ULANG SKINCARE THE ORIGINOTE PADA MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG NUR ASNI R NIM : 190461201091 Skripsi Ini