• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu. Metode Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu. Metode Penelitian"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti terdahulu akan memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada beberapa swalayan kurun lima tahun terakhir.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Variabel

Penelitian Metode Penelitian Hasil 1. (Rukmana et

al., 2019)

Kualitas Produk (X1) Kualitas Pelayanan (X2)

Harga (X3) Word of Mouth (X4) Keputusan Pembelian (Y).

➢ Populasi: penelitian ini adalah konsumen dari Swalayan KUD Pakis, yang didapat pada periode April 2019 pengunjung di Swalayan KUD Pakis jumlah pembelian sebanyak 1.750.

➢ Sampling: penelitian ini menggunakan sampel sebagian dari populasi yang di ambil yaitu sebagian konsumen yang pernah dan atau sering membeli di Swalayan KUD Pakis. Metode pengambilan sampel

➢ Secara parsial kualitas produk, kualitas layanan dan harga

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Secara parsial variabel worth of mouth tidak berpengatuh terhadap

(2)

9 No Nama

Peneliti

Variabel

Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitian dengan

teknik accidental sampling.

➢ Teknik Pengumpulan Data: Penyebaran Kuesioner

➢ Alat Analisis:

Regresi Linear Berganda

keputusan pembelian

➢ Secara simultan kualitas produk,kualit as

layanan,harg a, dan worth of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. (Karundeng et al., 2021)

Kualitas Layanan(X1) Harga (X2) Lokasi (X3) Keputusan Pembelian (Y)

➢ Populasi: penelitian ini adalah adalah 192 konsumen yang melakukan pembelian di bulan Maret pada minggu ke 4 di Indomaret Point Kawasan Megamas.

➢ Sampel: 130

responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu Accidental Sampling.

➢ Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui kuesioner

➢ Secara parsial Kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

➢ Secara parsial harga dan lokasi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian

➢ Secara simultan kualitas pelayanan,

(3)

10 No Nama

Peneliti

Variabel

Penelitian Metode Penelitian Hasil

➢ Alat Analisis: Regresi Linear Berganda

harga, dan lokasi

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

3. (Nadira, Badarudin et al., 2021)

Keragaman Produk(X1) Lokasi (X2) Suasana Toko (X3)

Promosi (X4) Keputusan Pembelian (Y)

➢ Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen paragon mart yang tidak di ketahui jumlahnya.

➢ Sampel pada

penelitian ini berjumlah 100 orang responden. Penelitian ini menggunakan Judgment Sampling.

➢ Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner.

➢ Alat Analisis: Regresi Linear Berganda

➢ Secara parsial keragaman produk, lokasi,

suasana toko dan promosi tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

➢ Secara simultan keragaman produk, lokasi,

suasana toko, dan promosi tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

4. (Rifianita &

Basoeki, 2019)

Store Layout (X1)

➢ Populasi: seluruh pembeli di Seamart Swalayan Malang

➢ Secara parsial store layout dan

(4)

11 No Nama

Peneliti

Variabel

Penelitian Metode Penelitian Hasil Keragaman

Produk (X2) Keputusan Pembelian (Y)

selama bulan Oktober -Desember 2018 sejumlah 1.827 orang

➢ Sampel:

Menggunakan Non- Probability Sampling dengan metode sampling aksidental, pada penelitian ini 86 responden lalu dibulatkan menjadi 95

➢ Pengumpulan data yang digunakan beberapa metode yang relevan, antara lain metode wawancara, kuesioner dan dokumentasi.

➢ Alat Analisis: Regresi Linear Berganda

keragaman produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

➢ Secara Simultan store layout dan

keragaman produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

5. (Hismuddin et al., 2020)

Kualitas Produk (X1) Harga(X2) Store Atmosphere (X3)

Promosi(X4) Kualitas Pelayanan (X5) Keputusan Pembelian (Y)

➢ Populasi: penelitian ini sebanyak 2.250 konsumen yang melakukan pembelian di swalayan Mahkota.

➢ Sampel: Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus slovin jumlah sampel adalah sebesar 100 responden. Penelitian ini menggunakan metode accidental sampling.

➢ Secara parsial kualitas pelayanan, harga, store atmosphere, promosi, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

(5)

12 No Nama

Peneliti

Variabel

Penelitian Metode Penelitian Hasil

➢ Metode pengumpulan data penelitian menggunakan

kuesioner.

➢ Analisis Data: Regresi Linear berganda

➢ Secara simultan kualitas layanan, harga, store atmosphere ,promosi dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

6. (Suhardi et al., 2020)

Keragaman Produk (X1) Presepsi Harga (X2) Kualitas Layanan (X3) Keputusan Pembelian (Y).

➢ Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli yang

datang ke

Supermarket Ardevon

yang jumlah

populasinya tidak bisa di ketahui.

➢ Sampel: 96,04 menggunakan rumus MOE dibulatkan menjadi 97.

➢ Metode Pengumpulan Data: Kuesioner

➢ Alat Analisis : Regresi Linear Berganda

➢ Secara parsial keragaman produk, persepsi harga, dan Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

➢ Secara simultan keragaman produk, presepsi harga,

(6)

13 No Nama

Peneliti

Variabel

Penelitian Metode Penelitian Hasil kualitas layanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Supermarket Ardevon Rawamangu n Jakarta.

(7)

14 No Nama

Peneliti

Variabel

Penelitian Metode Penelitian Hasil 7. (Setyani &

Abdul, 2021)

Store Layout (X1)

Keragaman Produk (X2) Keputusan Pembelian (Y)

➢ Populasi: Pelanggan Indomaret Satria Jaya Tambun Utara.

➢ Sampel: sebanyak 52 orang. Metode yang digunakan adalah purposive sampling.

➢ Teknik Pengumpulan Data: Kuisoner, observasi.

➢ Alat Analisis:

Regresi Linear Berganda.

➢ Secara parsial store layout dan keragaman produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

➢ Secara simultan store layout dan

keragaman produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Dari tabel di atas peneliti terdahulu yang sudah melakukan penelitian dengan pengaruh variabel harga, kualitas layanan, dan keragaman produk terhadap keputusan pembelian yang objek penelitiannya ialah swalayan. Persamaaan dari peneliti terdahulu ialah variabel yang mempunyai kesamaan baik variabel terikat maupun bebas. Perbedaan dari peneliti ialah judul, subjek, metode penelitian yang digunakan, dan objek dalam penelitian.

(8)

15 B. Landasan Teori

Menurut Sugiyono, (2019) teori adalah alur logika yang merupakan seperangkap konsep, definisi, dan proporsi yang disusun secara sistematis. Pada penelitian ini terdapat beberapa sumber teori dari setiap variabel yang dijadikan landasan peneliti. Adapun landasan teori yang digunakan peneliti sebagai berikut:

1. Keputusan Pembelian

a) Model Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen dari Kotler (2009) disajikan pada gambar 2.1, stimuli pemasaran dan stimuli lain masuk pada kotak hitam konsumen. Stimuli pemasaran terdiri dari: produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion). Stimuli yang lain yaitu kekuatan dan peristiwa yang berpengaruh signifikan yang berada di lingkungan konsumen, yaitu ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua stimuli ini masuk pada kotak hitam konsumen, dimana konsumen menyerap semua stimuli tersebut dan memberikan responnya berupa:

pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, waktu pembelian dan jumlah pembelian. timuli berubah menjadi respon melalui dua bagian. Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana menerima dan bereaksi terhadap stimuli. Kedua, proses keputusan pembeli yang mempengaruhi perilaku pembeli.

(9)

16

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen

b) Definisi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2016) keputusan pembelian adalah studi tentang keputusan terakhir individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih, untuk mendapatkan pengalaman, manfaat dalam membeli produk atau jasa. Menurut Schiffman &

Kanuk, (2008) mendefinisikan bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua prilaku alternative atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Ada lima tahapan proses keputusan pembelian menurut Kotler (2016):

a) Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menemukan masalah atau kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh rangsangan internal seperti kelaparan atau rangsangan eksternal (seperti menonton iklan), yang merupakan dorongan.

Dengan mengumpulkan informasi dari konsumen yang berbeda, pemasar dapat

(10)

17

mengidentifikasi rangsangan minat yang paling umum dalam kategori produk.

Kemudian Anda dapat mengembangkan strategi pemasaran yang menarik minat konsumen dan mengarah ke tahap kedua dari proses pembelian.

b) Pengambilan informasi

Konsumen menyadari masalah cenderung meminta informasi lebih lanjut dapat membedakan antara dua tingkat gairah. Dengan pencarian yang lebih mudah dan peningkatan kesadaran, orang lebih mungkin menerima informasi tentang produk mereka. Pada tingkat pencarian informasi aktif, orang menelusuri Internet, berbicara dengan teman, mengunjungi toko, dan mempelajari lebih lanjut tentang produk. Sumber informasi konsumen meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, situs web, penjual, dealer, paket, display), sumber publik (media massa, lembaga evaluasi konsumen), dan sumber pengalaman (penanganan). Konsumen biasanya mendapatkan sebagian besar informasi mereka dari sumber komersial (terutama pemasar), tetapi informasi yang paling berpengaruh berasal dari sumber pribadi.

Dengan mengumpulkan informasi, konsumen akan belajar lebih banyak lagi tentang merek pesaing.

c) Evaluasi Alternatif

Setelah konsumen melakukan pencarian informasi,konsumen melakukan evaluasi dengan melihat proses sebagaimana orientasi kognitif yang berarti bahwa konsumen membentuk penilaian sebagian besar atas dasar sadar dan

(11)

18

rasional. Dalam mencari manfaat tertentu dari produk solusi, konsumen melihat setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan berbagai kemampuan memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan ini. Namun, atribut minat pembeli berbeda-beda menurut produk.

d) Keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi di antara merek-merek. Pemilihan koleksi juga dapat membentuk niat beli dan membeli merek favorit. Namun, ada dua faktor yang mempengaruhi niat beli dan keputusan pembelian:

(1) Intensitas sikap negatif orang lain terhadap konsumen yang memilih alternatif.

(2) Motivasi konsumen untuk mengikuti keinginan orang lain.

Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak terduga yang dapat meledakniat beli. Konsumen mungkin kehilangan pekerjaan dan dapat membeli barang lain menjadi lebih mendesak, atau penjual toko dapat menutupnya, itu sebabnya. Preferensi dan bahkan niat membeli tidak dapat diprediksi sepenuhnya dengan perilaku pembelian.

e) Perilaku setelah pembelian

Setelah membeli produk, konsumen bergerak ke tahap akhir dari proses pembelian konsumen, dimana akan merasakan tingkat kepuasan maupun ketidakpuasan tertentu. Oleh karena itu, pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk dibeli. Secara khusus, pemasar perlu memantau

(12)

19

kepuasan pasca pembelian, aktivitas pasca pembelian, dan penggunaan pasca pembelian. Apabila kinerja tidak memenuhi harapan, pelanggan kecewa,jika memenuhi harapan pelanggan yang puas,jika melebihi harapan, pelanggan merasa senang sekali. Rasa kepuasan ini mempengaruhi apakah pelanggan membeli produk itu lagi dan membicarakannya dengan menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan orang lain.

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber:(Kotler, 2016)

c) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen : (Kotler, 2014):

1. Budaya

Kebudayaan merupakan kepercayaan berupa nilai- nilai ideologi sebuah kelompok yang memiliki dampak yang besar pada persepsi individu maupun kelompok.

2. Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial sebagai berikut: Kelompok referensi, kelompok ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok utama (keluarga, teman, tetangga, kolega) dan sekunder (organisasi, pekerjaan, dll).

Pengenalan Masalah

Pengambilan Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku setelah pembelian

(13)

20 3. Faktor pribadi

Pengambilan keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadian seperti perbedaan usia, jenis kelamin,tahap kehidupan, status, situasi keuangan dan lain – lain.

4. Faktor psikologis

Faktor psikologis berasal dari proses internal seseorang yang sangat berpengaruh seperti motivasi, pengakuan, dan belajar. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan ialah faktor bauran pemasaran (produk, harga, promosi, lokasi, penjual, proses, kondisi fisik) sebagai stimulus. Ada juga faktor penjualan yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi dasar dan informasi bagi konsumen untuk memutuskan pembelian.

Dapat disumpulkan keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen untuk mengenal, mengetahui serta mencari informasi tentang produk atau jasa tertentu untuk dimanfaatkan barang atau jasanya.

d) Indikator Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah kegiatan atau perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Indikator dalam keputusan pembelian yaitu (Thomson, 2013):

(14)

21

1. Cepat dalam memutuskan, yaitu indikator keputusan pembelian yang melihat konsumen yang tidak banyak pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian.

2. Keyakinan atas pembelian, keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen secara yakin tanpa banyak keraguan.

3. Sesuai kebutuhan, pelanggan melakukan keputusan pembelian karena produk yang ditawarkan sesuai yang dibutuhkan.

4. Pembelian berulang, keadaan dimana konsumen merasakan kenyamanan atas transaksi dari pembelian produk atau jasa yang diterima sebelumnya sehingga berniat untuk melakukan transaksi di masa yang akan datang.

2. Harga

a) Definisi Harga

Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk suatu produk atau jasa.

Secara umum, harga adalah jumlah dari semua nilai yang pelanggan serahkan untuk mendapatkan manfaat, memiliki dan menggunakan produk atau jasa. Harga telah menjadi faktor utama dalam menentukan keputusan konsumen. Harga juga salah satu elemen pemasaran campuran yang menghasilkan pendapatan.

Menurut Kotler & Armstrong (2018) pengertian harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan pelanggan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan pelanggan saat melakukan pembelian dan bersifat fleksibel, artinya dapat berubah

(15)

22

dengan cepat. Harga menurut Tjiptono (2008) merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk atau kualitas, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya atau pengeluaran.

Berdasarkan pengertian harga yang dinyatakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah beban berupa uang atau barang yang dinyatakan baik untuk mendapatkan sebuah manfaat, keuntungan atau kepemilikan suatu barang atau jasa yang telah disepakati oleh penjual disuatu tempat dengan waktu tertentu dengan penuh akal sehat serta pertimbangan demi keberlangsungan ekonomi secara terus- menerus.

b) Indikator Harga

Indikator yang mencirikan harga yaitu (Hismuddin et al., 2020):

1. Kewajaran harga, artinya semakin terjangkau harga maka semakin cepat dalam melakukan keputusan pembelian.

2. Daya saing dengan swalayan lainnya. Perbandingan antara harga dengan para pesaing akan menjadi pertimbangan melakukan keputusan pembelian.

3. Kesesuaian harga dengan kualitas, indikator kualitas bagi konsumen, orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka

(16)

23

melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat, pembeli akan melihat harga apakah sesuai dengan manfaat yang didapatkan dalam melakukan keputusan pembelian.

3. Kualitas Layanan

a) Definisi Kualitas Layanan

Menurut Parasuraman et al, (1988) kualitas layanan ialah penilaian atau sikap global berkenaan dengan superioritas suatu jasa. Sedangkan menurut Kotler & Keller, (2009) pelayanan adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Menggunakan model servqual adalah skala yang baik untuk digunakan saat mengukur kualitas layanan di berbagai industri tertentu tetapi tepat dalam memilih dimensi yang paling penting dari model ini yang sesuai dengan layanan tertentu yang diukur untuk memastikan keandalannya. Kualitas layanan yang baik akan meningkatkan keputusan pembelian (Daniel & Berinyuy, 2010).

Dimensi kualitas jasa dalam model servqual dikembangkan oleh Parasuraman, pada penelitian tahun 1985 terdapat 10 dimensi servqual. Parasuraman et al, (1988) menyempurnakan dimensi servqual menjadi 5, dimensi pada peneliti ini terutama berfokus 4 dimensi yaitu:

1. Daya Tanggap

(17)

24

Kesediaan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara tepat dan cepat. Sehingga konsumen tidak membuang waktu apabila melakukan pembayaran, dengan itu kesediaan dapat membantu partisipan dan memberikan perhatian yang tepat.

2. Kehandalan

Kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan dengan handal dan akurat. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan ketepatan ketika berurusan dengan permintaan, pertanyaan, dan keluhan pelanggan.

3. Jaminan

Kemampuan untuk memberikan jasa dengan pengetahuan, kesopanan kariyawan, dan kemampuan dalam meyakinkan pada konsumen.

4. Bukti Nyata

Berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan materi komunikasi.

Dimensi ini menggambarkan wujud secara fisik dan layanan yang akan diterima oleh konsumen. 16 Mart sendiri mempunyai fasilitas rak susun yang bagus dan rapi, wc yang bersih, atm yang bersih, computer, dan pelayanan yang baik.

4. Keragaman Produk

a) Definisi Keragaman Produk

Menurut Kotler & Armstrong (2014) keragaman merupakan bauran produk atau keragaman produk sebagai kumpulan semua produk dan barang yang

(18)

25

ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu. Keragaman produk adalah ialah dimana semua jenis produk mulai dari banyaknya jumlah, kesesuaian dengan selera dan keinginan serta ketersediaan produk yang ditawarkan untuk dimiliki, dipakai atau di konsumsi oleh konsumen, yang dihasilkan oleh suatu produsen yang menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas produk yang ditawarkan (Destarini & Pambudi, 2020).

Hubungan antara keragaman produk dan perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian sangat erat kaitannya pada kelangsungan penjualan suatu perusahaan. Perusahaan yang tidak mampu menciptakan produk baru akan menghadapi resiko penurunan volume penjualan, karena munculnya pesaing yang lebih kreatif, adanya perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses produksi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keragaman produk adalah kelengkapan produk mulai macam produk, macam merek, macam ukuran, dan macam kualitas yang ditawarkan sebuah toko.

b) Indikator Keragaman Produk

Selain sebagai salah satu unsur kunci dalam persaingan bisnis ritel, keragaman produk juga mempunyai peranan penting bagi perusahaan ritel.

Dengan banyaknya ragam produk yang ditawarkan konsumen akan lebih merasa diperhatikan karena konsumen dapat membeli berbagai kelengkapan produk,

(19)

26

macam merek produk, ukuran produk, hingga berbagai macam kualitas produk yang disediakan oleh perusahaan ritel tersebut.

Dengan adanya keragaman produk yang ditawarkan, konsumen akan memberikan citra yang baik bagi perusahaan ritel. Perencanaan keragaman produk pada perusahaan ritel harus dilakukan dengan sangat hati-hati, dalam merencanakan keragaman produk ada hal-hal yang harus dipertimbangkan., indikator keragaman produk ialah : (Setyani & Abdul, 2021).

a) Ukuran produk yang beragam.

b) Kelengkapan produk yang beragam.

c) Kualitas produk yang beragam.

d) Merk produk yang beragam.

C. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir penelitian ini adalah untuk memudahkan peneliti melakukan analisis terhadap substansi atau faktor-faktor atau variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut (Abdullah, 2015). Adapun variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: harga, kualitas layanan, keragaman produk dan keputusan pembelian.

Dasar tinjauan pustaka yang telah dikembangkan diatas, maka didapatkan kerangka pikir untuk menggambarkan hubungan dari variabel bebas, dalam hal ini adalah Harga (X1), Kualitas Layanan (X2), dan Keragaman Produk (X3) terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian (Y) konsumen yang digunakan sebagai

(20)

27

dasar dalam pembuatan kerangka pemikiran yang akan diuji dalam penelitian.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran diatas menjelaskan bahwa penelitian ini melihat pengaruh variabel independen harga (X1), kualitas layanan (X2), keragaman produk (X3) terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y) secara parsial maupun simultan.

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2019) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan pustaka, dan

Harga (X1)

Keputusan Pembelian (Y) Kualitas

Layanan (X2)

Keragaman Produk (X3)

(21)

28

kerangka pikir yang dilakukan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut:

1. Barang convenience goods ialah barang sehari-hari yang mudah didapatkan dan mempunyai volume yang tinggi dalam melakukan pembelian berulang, yang pasti peka terhadap harga, maka dari itu harga sangat menentukan dalam melakukan keputusan pembelian pada 16 Mart. Adapun dari peneliti terdahulu menurut Rukmana et al.,( 2019) harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Karundeng et al., (2021) harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Menurut Hismuddin et al., (2020) harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Suhardi et al., (2020) harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan teori dari hasil penelitian terdahulu maka, semakin wajar harga semakin cepat dalam memutuskan pembelian, dibuat hipotesis pertama dalam penelitian ini:

H1: Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen 16 Mart.

2. Kualitas ialah presepsi awal dalam menilai perusahaan, dikarenakan konsumen mengharapkan mendapatkan pelayanan yang baik sehingga konsumen akan merasa puas dan terpenuhi keinginan konsumen atas produk dan jasa yang dimiliki perusahaan tersebut maka dari itu sangat

(22)

29

menentukan dalam melakukan keputusan pembelian pada 16 Mart. Adapun dari peneliti terdahulu menurut Suhardi et al, (2020) kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Rukmana et al., (2019) kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Karundeng et al., (2021) kualitas layanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Hismudddin et al., (2020) kualitas layanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan teori dari hasil penelitian terdahulu maka, semakin meningkat kualitas layanan, semakin cepat pula dalam keputusan pembelian, dibuat hipotesis kedua dalam penelitian ini:

H2: Kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen 16 Mart.

3. Menyediakan produk yang bervariasi membuat konsumen melakukan pembelian hanya di satu tempat dan tidak berpindah, apabila mempunyai banyak ragam jenis maka semakin besar banyak pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian. Adapun dari peneliti terdahulu menurut Setyani & Abdul, (2021) keragaman produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Nadira et al., (2021) keragaman produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Rifianita & Basoeki, (2019) keragaman produk

(23)

30

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Suhardi et al., (2020) kelengkapan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan teori dari hasil penelitian terdahulu maka, semakin banyak variasi produk semakin besar pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian, dibuat hipotesis ketiga dalam penelitian ini:

H3: Keragaman produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen 16 Mart.

4. Dalam meningkatkan keputusan pembelian perusahaan harus mengetahui variabel apa yang harus ditingkatkan agar pembelian signifikan, dalam meningkatkan keputusan pembelian unsur harga, kualitas layanan, dan keragaman produk dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian swalayan 16 Mart. Adapun pada peneliti terdahulu menurut Nadira, et al., (2021) secara simultan keragaman produk, lokasi, suasana toko dan promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Menurut Setyani

& Abdul et al., (2021) store layout dan keragaman produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Menurut Karundeng et al., (2021) kualitas layanan, harga dan lokasi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan teori dari hasil penelitian terdahulu maka, semakin wajar harga, meningkatnya kualitas layanan dan beragamnya produk maka semakin meningkat keputusan pembelian, dibuat hipotesis keempat dalam penelitian ini:

(24)

31

H4: Harga, kualitas layanan, dan keragaman produk secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap konsumen 16 Mart.

Referensi

Dokumen terkait

Pondok Kebon Jambu sangat memikirkan hal pendidikan terbukti dari awal berdiri nya pesantren pihak pengelola selau mengirim para pengajar (santri senior) untuk mengajar di berbagai

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran atau distribusi adalah kegaiatan pemasaran yang saling tergantung dalam proses mempermudah penyaluran produk

1) Keterlibatan dengan produk seseorang akan terlibat dengan suatu produk tertentu dan bermaksud untuk membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi

Penetapan kadaluwarsa pada produk BMC ini dilakukan dengan cara mengukur kadar protein pada biskuit dalam skala waktu yang sudah ditentukan pada variasi jenis plastik kemasan

Pembayaran uang adat Tari’ ini juga memiliki tujuan yaitu pertama agar tetap menjalan kan adat istiadat yang sudah di lakukan oleh para leluhur sebelumnya dan tujuan

Terdapat lima tahap dari proses keputusan pembelian yang dikembangkan oleh (Kotler & Keller, 2016). 1) Pengenalan masalah : Proses keputusan pembelian diawali dengan

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

Dalam rangka perwujudan prinsip akuntabilitas tersebut, maka Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu perangkat daerah yang telah menjalankan