• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Moneter jalur suku (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan Moneter jalur suku (3)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.

Dalam praktek, perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang antara lain dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi), serta cukup luasnya lapangan/ kesempatan kerja yang tersedia.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan moneter? 2. Apa Tujuan Kebijakan Moneter?

3. Bagaimana Instrument Kebijkan moneter?

1.3 Tujuan Penulisan

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Definisi Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.

Menurut Nopirin: kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat (Nopirin, 1992:45). Bank sentral adalah lembaga yang berwenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk mempengaruhi jumlah uang beredar.

Menurut Iswardono : kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran (Iswardono, 1997 : 126).

Kebijakan moneter dapat dibedakan kepada dua golongan. Kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif.

(3)

Kebijakan moneter kuantitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian.

Kebijakan moneter kuantitatif dapat dibedakan dalam tiga jenis tindakan, yaitu:

i. Melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasaran modal. Langkah ini dinamakan operasi pasar terbuka.

ii. Membuat perubahan ke atas suku diskonto dan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan.

iii. Membuat perubahan ke atas cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-bank perdagangan.

2. Kebijakan moneter kualitatif

Kebijakan moneter kualitatif adalah Langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Dengan perkataan lain, tujuan utama kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi untuk mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi keuangan. Ini memungkinkan bank sentral menggalakkan pertumbuhan ekonomi ke arah yang diharapkan.

Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif biasanya dibedakan dalam dua jenis, yaitu: i. Pengawalan pinjaman secara terpilih. Kebijakan ini dilakukan dengan

menentukann jenis-jenis pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan. ii. Pembujukan moral. Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral

(4)

2.2 Tujuan Kebijakan Moneter Bank Sentral

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating).

Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

(5)

Kebijakan moneter di Indonesia dikendalikan oleh dewan moneter yang anggotany terdiri dari:

1. Menteri Keuangan (sebagai ketua)

2. Menteri Perdagangan dan Industri (sebagai anggota)

3. Gubernur Bank Indonesia (sebagai Anggota)

2.3 Instrumen Kebijakan Moneter

Instrumen moneter adalah instrumen yang dimiliki oleh bank sentral yang dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mempengaruhi sasaran-sasaran operasional yang telah ditetapkan.

Adapun beberapa instrumen kebijakan moneter, diantaranya :

1. Kebijakan operasi pasar terbuka (open market operation)

Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengurangi atau menambahkan jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara menjual serifikat Bank Indonesia (SBI) atau bisa juga dengan membeli surat berharga yang ada dalam pasar modal. Contoh dari kebijakan ini adalah ketika Bank Indonesia melelang sertifikatnya atau bisa juga membeli atau menarik surat-surat berharga yang beredar di pasar modal.

(6)

dimana semua pihak bebas untuk masuk dan melakukan bisnisnya. Namun di sisi lain dengan ikut di pasar terbuka kita akan mudah untuk mencapai tujuan utama, misalkan untuk menjual sertifikat berharga kita mudah untuk menemukan pihak yang akan membeli surat atau sertifikat.

Kita juga lebih mudah untuk membangun sebuah jaringan dimana ketika terjadi suatu kesulitan atau masalah bisa terselesaikan dengan baik dan efektif. Pelaksanaan kebijakan ini dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang karena setiap hasil penjualan surat atau sertifikat berharga digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada dan mempertahankan kestabilan jumlah uang yang beredar di masyarakat.

2. Kebijakan Diskonto (discount policy)

Diskonto adalah suatu kebijakan dimana terjadi pengurangan dan penambahan jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara mengubah diskonto yang dimiliki oleh bank umum. apabila pada suatu kondisi dimana bank sentral telah memperhitungkan bahwasannya jumlah uang yang beredar telah mencapai atau melebihi kebutuhan (termasuk gejala inflasi), maka bank sentral secara otomatis akan mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga dengan hal ini maka jumlah uang yang beredar di masayarakat sedikit demi sedikit akan berkurang, biasanya banyak orang yang berkeinginan untuk menabungkan uangnya di Bank.

(7)

maka suku bunga Bank akan diturunkan agar masyarakat tidak menabung dan uangnya tetap berputar sehingga jumlah uang yang beredar semakin lama akan stabil.

3. Kebijakan cadangan khas

Kebijakan ini berhubungan dengan cash ratio, dimana Bank sentral memiliki wewenang untuk membuat peraturan yakni dalam menaikkan ataupun menurunkan cadangan khas atau yang sering kita sebut dengan cash ratio. Bank umum dalam keadaan ini akan menerima uang dari para nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, dan jenis tabungan lainnya. Namun dalam hal ini ada sebuah pengecualian yakni adanya presentase tertentu dari uang yang disetor oleh nasabah yang tidak diperbolehkan untuk dipinjamkan.

Contohnya : saat Bank sentral menahan atau melarang sebagian dari tabungan serta uang yang beredar di masyarakat baik deposito, giro, sertifikat dan lain lain untuk dipinjamkan kepada pihak lain, hal ini dimaksudkan untuk membuat kondisi peredaran uang menjadi stabil kembali, yakni dengan berupaya menurunkan jumlah uang berlebih yang beredar di masyrakat.

Begitu pula sebaliknya ketika uang yang beredar di masyarakat sedikit maka Bank sentral akan melakukan kebijakan yakni mengeluarkan cadangan khasnya yang telah diperoleh sebelumnya untuk dipinjamkanm kepada masyarakat. Tujuan utama diberlakukannya kebijakan cadangan khas adalah untuk mensiasati ketidakstabilan kondisi uang yang beredar di masyarakat.

(8)

Tujuan utama dari melaksanakan pengawasan secara terpilih adalah untuk memastikan bahwa bank-bank perdagangan memberikan pinjaman-pinjaman dan melakukan investasi-investasi yang sesuai dengan yang diingini oleh pemerintah. pengawasan pinjaman secara terpilih ini bukanlah bertujuan untuk mengandalikan jumlah uang yang diwujudkan oleh bank-bank perdagangan melalui kegiatan mereka meminjamkan dan menginvestasikan uang di pasaran uang dan pasaran modal. Dalam kebijakan ini yang diawasi adalah bentuk peminjaman dan investasi keuangan yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan.

Untuk menggalakkan perkembangan sector industry bank sentral dapat membuat pengarahan kepada bank-bank perdagangan untuk meminjamkan sebagian uangnya kepada usaha-usaha investasi di bidang industri. Disamping itu bank sentral dapat pula mengarahkan agar lebih banyak pinjaman dilkakukan oleh bank-bank perdagangan untuk memberikan pinjaman ke sector ini dengan syarat-syarat yang ringan, misalnya suku bunga adalah rendah. Beberapa contoh lain langkah-langkah bank sentral mengendalikan pinjaman bank-bank perdagangan adalah:

i. Mengarahkan supaya bank-bank perdagangan memberikan pinjaman kepada pembeli-pembeli rumah biaya murah dengan tingkat bunga rendah

ii. Menggalakkan pemberian pinjaman kepada pedagang-pedangan kecil iii. Memberikan syarat-syarat yang lebih ringan untuk pinjaman kepada

pedagang kecil dan industry rumah tangga.

(9)

Kebijakan atau tindakan yang satu ini berbeda dengan yang lainnya karena dalam upayanya menstabilkan jumlah uang yang beredar baik untuk menurunkan dan menaikkan jumlah uang tersebut. Cara atau tindakan yang ditempuh oleh kebijakan ini adalah dengan pengumuman, pidato dan edaran yang ditunjukkan pada bank umum dan pelaku ekonomi lainnya.

(10)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.

Kebijakan moneter dapat dibedakan kepada dua golongan. Kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif.

Adapun beberapa instrumen kebijakan moneter, diantaranya : 1. Kebijakan operasi pasar terbuka (open market operation) 2. Kebijakan Diskonto (discount policy)

3. Kebijakan cadangan khas

4. Pengawasan Pinjaman Secara Terpilih 5. Kebijakan dorongan moral (moral suasion)

(11)

Warjiyo, Perry

Kebijakan Moneter di Indonesia/ Perry Warjiyo, Solikin. – Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI, 2003.

http://www.bi.go.id/id/moneter/tujuan-kebijakan/Contents/Default.aspx

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/instrumen-kebijakan-moneter

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Penelitian ini matahari terkena biopsi kulit dari pasien yang lebih tua mengungkapkan respon inflamasi meningkat dengan mononuklear. sel dibandingkan dengan daerah

Proses Dapur Tinggi Listrik5. Proses

Dari penjabaran kedua sistem struktur tersebut, rigid frame and core adalah sistem struktur yang terdiri atas penggabungan secara horizontal sistem

Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram putih ( Pleurotus sp ) di daerah penelitian adalah strategi SO ( Strenghts ± Opportunities ) yaitu

3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi

Usaha rental mobil memilki target pasar yang sangat luas, oleh karena itu diperlukan variasi produk yang dapat menjangkau semua jenis konsumen. Disamping itu persaingan dalam

telah di semester VII, telah menempuh minimal 110 sks dan telah lulus mata kuliah pendukung PI yang telah dipersyaratkan di buku Pedoman Pelaksanaan Praktek

Selain itu, kesan tekanan kerja dan konflik keluarga juga turut mempengaruhi kepuasan kerja seseorang seperti kajian yang dijalankan oleh Sharon & Sherry