Menimbang
Mengingat
Menetapkan
:SALINAN
PRESIDENR EPUBL
IK
INDONESI-APERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 83 TAHUN 2016
TENTANG
BADAN NASIONAI, PENCARIAN DAN PERTOLONGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa
untuk
melaksanakan
ketentuan
pasal
50Undang-Undang
Nomor
29
Tahun
2Ol4
tentangPencarian
dan
Pertolongan,
perlu
menetapkan Peraturan Presidententang Badan
Nasional pencarian dan Pertolongan;1.
Pasal
4
ayat
(1)
Undang-Undang
Dasar
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
2.
Undang-UndangNomor
29
Tahun 2014
tentangPencarial
dalr
Pertolongan
(Lembaran
NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2Ot4
Nomor
267,Tambahan Lembaran Negara
Republik
IndonesiaNomor 5600);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN KEWENANGAN
pasal 1
(1)
Badan
Nasional Pencariandan
pertolongan ada_lah lembaga pemerintah nonkementerian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
R EPUEiL
IK
INDONESIA-2-(2) Badan Nasional Pencarian dan pertolongan
dipimpin
oleh Kepala.
Pasal 2
(1)
Badan
Nasional pencarian
danmempunyai tugas:
Pertolongan
a.
men5rusundan
menetapkan
norma,
standar,prosedur,
kriteria, serta
persyaratan
danprosedur perizinan
dalam
penyelenggaraanpencarian dan pertolongan;
b.
memberikan pedoman
dan
pengarahan
dalampenyelenggaraan pencarian dan pertolongan;
c.
menetapkan standardisasi
dan
kebutuhanpenyelenggaraan
pencarian
dan
pertolonganberdasarkan
ketentuan peraturan
perundang-undangan;d.
melakukan koordinasi dengan instansi terkait;e.
menyelenggarakan
sistem informasi
dankomunikasi;
f.
menyampaikan
informasi
penyelenggaraanpencarian dan pertolongan kepada masyarakat;
g.
menyampaikan
informasi
penyelenggaraanOperasi
Pencarian
dan
pertolongan
secaraberkala dan setiap saat pada
masapenyelenggaraan
Operasi
pencarian
danPertolongal kepada masyarakat;
h.
melakukan pembinaan, pemantauan,
danevaluasi terhadap penyelenggaraan pencarian dan
pertolongan; dan
i.
melakukan
pemasyarakatan
pencarian
danpertolongan.
(2) Selain melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksudpada
ayat
(1),
Badan
Nasional
pencarian
danPertolongan
dapat melaksalakan tugas
lain
sesuaidengan
ketentuan peraturan
perundangan_undalgan.
Ft?ESlDff.r
R EF'UEIL
IK
INDONESIA-.)-Pasal 3
Dalam
melaksalakan
tugas
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal
2,
Badan
Nasional pencarian
danPertolongan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan
dan
penetapan
norna,
standar,prosedur,
kriteria,
serta
persyaratandan
prosedurperizir,an
dal/atau
rekomendasi
penyelenggaraanOperasi Pencarian dan Pertolongan;
b.
perumusan, penetapan,dan
pelaksanaan kebij akandi
bidang
penyelenggaraaa Operasipencarian
dan Pertolongan, pembinaan tenaga dan potensi, sarana dan prasarana, dan sistem komunikasi;c.
perumusan, penetapan,
dan
pelaksanaanstandardisasi
siaga, latihan,
dan
pelaksanaanOperasi Pencarian dan Pertolongan;
d.
perumusan
dan
penetapan
kebutuhan
siaga,latihan, dan
pelaksanaanOperasi pencarian
danPertolongan;
e.
koordinasi pelaksanaan
penyelenggaraan Operasi Pencariandan
Pertolongan, pembinaan tenaga danpotensi, sarana
dan
prasarana,
dan
sistemkomunikasi;
f.
pengembangandan
pelaksanaansistem
informasi dan komunikasi pencarian dan pertolongan;g.
pelayanan informasi penyelenggaraan pencarian dan pertolongan;h.
pemantauan, analisis, evaluasi,
dan
pelaporan
di bidang pencarian dan pertolongan;i.
pelaksanaan bimbingan
dan
penyuluhal
bidang pencarian dan pertolongan;j.
pengelolaanbarang
milik
atau
kekayaan
negarayang
menjadi
tanggung
jawab
Badan
Nasional Pencarian dan Pertolongan;k.
koordinasi
pelaksanaan
tugas,
pembinaan,
danpemtrerian
dukungan administrasi kepada
seluruhunsur
organisasi
di
lingkungan
Badan
Nasional Pencarian dan Pertolongan;R EFIUEiL IK INDONESIA
-4-1.
pengawasan
intern
atas
pelaksanaan
tugas
di bidangnya; danm.
pelaksanaan
dukungan
yang
bersifat
substantif
kepada
seluruh
unsur
organisasi
di
1ingkunganBadan Nasional Pencarian dan pertolongan.
Pasal 4
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksuddalam Pasal
2,
Badan
Nasional
pencarian
danPertolongan
memiliki
kewenanganuntuk
mengerahkan personeldan
peralatanyang dibutuhkan dari
TentaraNasional Indonesia
dan
Kepolisian Negara
Republik Indonesiauntuk
melaksanakan Operasi pencarian danPertolongan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Pasal 5
Dalam
melaksanakantugas
dan fungsi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
2
dan
Pasal3,
Badan NasionalPencarian
dan
Pertolongan
dikoordinasikan
olehmenteri yang menyelenggarakan
urusan
pemerintahan di bidang perhubungan.BAB III
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi Pasal 6
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
a.
Kepala;b.
Sekretariat Utama;c.
Deputi Bidang
Operasi Pencariandal
dan Kesiapsiagaan;
terdiri
atas:Pertolongan,
d.
FRESIDEN
R EITUBLIK INDONESIA
e.
-5-Deputi Bidang Bina
Tenagadan
Potensipencarial
dan Pertolongan;Deputi Bidang
Saranadan
Prasarana,dan
SistemKomunikasi Pencarian dan Pertolongan;
Inspektorat; dan Pusat.
Bagian Kedua Kepala
Pasal 7
Kepala mempunyai
tugas
memimpindan
bertanggungj
awab
atas
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
BadanNasionai Pencarian dan Pertolongan.
f.
Bagian Ketiga
Sekretariat Utama Pasal 8
(1) Sekretariat Utama berada di
j awab kepada Kepala.
(2) Sekretariat Utama dipimpin
bawah dan bertanggung
oleh Sekretaris Utama. Pasal 9
Sekretariat Utama mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi
pelaksanaan
tugas,
pembinaan,
danpemberian
dukungan administrasi
kepada
seluruhunsur
organisasi
di
lingkungan
Badan
NasionalPencarian dan Pertolongan. Pasal 1O
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal9,
Sekretariat Utama
menyelenggarakanfungsi:
d.
e.
R E FIUEiL
IK
INDONESIAc. b.
-6-koordinasi kegiatan Badan Nasional pencarian dan
Pertolongan;
koordinasi
dan
penyusunan rencana, program, dananggaran
Badan
Nasional
pencarial
danPertolongan;
pembinaan
dan
pemberiandukungan
administrasiyang meliputi
ketatausahaan,
kepegawaian,keualgan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Badan NasionalPencarian dan Pertolongan;
pembinaan
dan
penataan organisasi
dan
tata laksana;koordinasi dan
peny.usunanperaturan
perundang-undangan serta pelaksanaan advokasihukum;
penyelenggaraan
pengelolaan
barang
milik
atau kekayaan negara; danpeiaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Pasal
1l
(1)
Sekretariat
Utama
terdiri
atas paling
banyak
4 (empat) biro.(2)
Biro
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1) terdiri
atas
paling
banyak
4
(empat)
bagian
dan/atau
kelompok j abatan fungsional.
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2)terdiri
atas
paling
banyak
3
(tiga) subbagian dan/atau
kelompok j abatan fungsional.
(4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3),
bagian
yang
menangani
fungsiketatausahaan
pimpinan
terdiri atas
sejumlahsubbagian sesuai kebutuhan.
(5) Tata Usaha
pimpinan
sebagaimanadimaksud
padaayat (41 memberikan dukungan administrasi kepada
unsur
pemimpin,
unsur
pembantu pemimpin,
danunsur
pelaksana.PRESIDEN
R EF'UEtL
IK
INDONESIA7-Bagian Keempat
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan pertolongan, dan Kesia psiagaan
(1)
(21
Pasal 12
Deputi
Bidang Operasi Pencariandan
pertolongan,dan
Kesiapsiagaan
berada
di
bawah
danbertanggung j awab kepada Kepala.
Deputi
Bidang Operasi Pencariandan
pertolongan, dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh deputi.Pasal 13
Deputi Bidang Operasi Pencarian
dan
pertolongan, danKesiapsiagaan
mempunyai
tugas
menyelenggarakanperumusan
dan
pelaksanaan
kebijakan,
koordinasipelaksanaan,
perumusan kebutuhan, perumusan
danpelaksanaan standardisasi, pemantauan,
analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang operasi pencarian danpertolongan,
dan
kesiapsiagaan
serta
perumusannorma, standar, prosedur,
kriteria,
serta
persyaratandan
prosedur perizinart
dan/atau
rekomendasi
danpelayanan informasi
penyelenggaraanpencarian
danpertolongan.
Pasa_l 14
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksudda-lam Pasal 13,
Deputi
Bidang Operasi pencarian danPertolongan menyelenggarakan fungsi:
a.
perumus€rnkebijakan
di
bidang
operasi pencarian dan pertolongan, dan kesiapsiagaan;b.
perumusan norma, standar, prosedur,kriteria,
sertapersyaratan
dan
prosedur perizinan
dan/atau
rekomendasi
penyelenggaraanOperasi
pencarian dan Pertolongan;d.
e.
c.
j
1.
REPUBLIK IND ONESIA
-8-pelaksanaan kebijakan
di
bidarrg operasi pencarian dan pertolongan dan kesiapsiagaan;perumusan
dan
pelaksanaanstandardisasi
siaga,latihan,
dan
pelaksanaal Operasi pencarian
danPertolongan;
perumusan
kebutuhan
siaga, latihan
danpelaksanaan Operasi Pencarian dan pertolongan;
koordinasi pelaksanaan
penyelenggaraan OperasiPencarian dan Pertolongan;
pelayanan informasi pelaksanaan Operasi pencarian dan Pertolongan;
pemantauan,
penilaian,
analisis,
evaluasi
dan pelaporan pelaksanaandi
bidang operasi pencarian dan pertolongan dan kesiapsiagaan;penf-rsunan
norma,
standar, prosedur,dan kriteria
di
bidang
operasipencarian
dan
pertolongan
dankesiapsiagaan;
pelaksanaan siaga,
latihan, dan
Operasi pencarian dan Pertolongan;pelaksanaan administrasi
Deputi Bidang
Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.Pasal 15
Deputi Bidang
Operasi Pencariandan
pertolongan,dan
Kesiapsiagaanterdiri
atas paling
banyak
4(empat) direktorat.
Direktorat
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)terdiri
atas
kelompokjabatan fungsional dan/atau
paling banyak 4 (empat) subdirektorat.Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2)terdiri
atas
kelompokjabatan fungsional dan/atau
paling banyak 3 (tiga) seksi.h.
k.
(1)
(2)
(3)
(1)
(2t
FRESIDEN
REI)UEILIK INDONESIA
-9
-Bagian Kelima
Deputi Bidang Bina Tenaga dan potensi Pencarial dan Pertolongan
Pasa.l 16
Deputi
BidangBina
Tenagadan potensi
pencariandan
Pertolongan beradadi
bawahdan
bertanggungj awab kepada Kepala.
Deputi
BidangBina
Tenagadan
Potensi pencarian dan Pertolongan dipimpin oleh deputi.Pasal 17
Deputi Bidang Bina Tenaga
dan
Potensi pencarian danPertolongan
mempunyai
tugas
menyelenggarakanperumusan
dan
pelaksanaan
kebijakan,
koordinasipelaksanaan, pemantauan,
analisis,
evaluasi,
dan pelaporan, serta bimbingan danpeny'uluhan
di
bidang bina tenaga dan potensi pencarian dan pertolongan.Pasal 18
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Deputi Bidang Bina Tenaga dan potensiPencarian dan Pertolongan menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan kebijakan
di
bidang
bina
tenaga
dan potensi pencarian dan pertolongan;b.
pelaksanaankebijakan
di
bidang
bina
tenaga dan potensi pencarian dan pertolongan;c.
penyusunan norma, standar, prosedur,dan kriteria
di
bidang bina
tenagadan potensi pencarian
danpertolongan;
d.
pembinaan
tenaga
dan
potensi
pencarian
danpertolongan;
e.
koordinasi pelaksanaandi
bidangbina
tenaga dan potensi pencarian dan pertolongan;f.
REI:IUEtLIK IND ONESIA
-10-pemantauan,
penilaian,
analisis,
evaluasi
danpelaporan
di
bidang
bina
tenaga
dan
potensi pencarian dan pertolongan;pelaksanaan bimbingan
dan penyuluhan
di
bidang potensi pencarian dan pertolongan;pelaksanaan
administrasi Deputi Bina
Tenaga danPotensi Pencarian dan Pertolongan; dan
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Pasal 19
Deputi Bidang Bina
Tenagadan
Potensi Pencariandan Pertolongan
terdiri
atas paling banyak4
(empat)direktorat.
Direktorat
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)terdiri
atas
kelompokjabatan
fungsionaldan/atau
paling banyak 4 (empat) subdirektorat.Subdirektorat sebagaimana
dimaksud
pad,a ayat (21terdiri
atas
kelompokjabatan fungsional dan/atau
paling banyak 3 (tiga) seksi.c.
h.
1.
Bagian Keenam
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, dan Sistem
Komunikasi Pencarian dan Pertolongan
(1)
(2t
(3)
(1)
Pasal 20
Deputi Bidang
Saranadan
Prasarana,dan
SistemKomunikasi
Pencariandan
Pertolonganberada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.Deputi Bidang
Saranadan Prasarala,
dan
SistemKomunikasi
Pencariandan
Pertolongan dipimpin
oleh deputi.
(2t
FRESIDEN
REPUEIL IK INDONESIA
-
11-Pasal 21
Deputi
Bidang
Sarana
dan
Prasarana,
dan
SistemKomunikasi Pencarian
dan
Pertolongan
mempunyaitugas
menyelenggarakan perumusandan
pelaksanaan kebijakan, koordinasi pelaksanaan, pengembangan dan pelaksanaan,dan
pemantauan,analisis,
evaluasi dan pelaporandi
bidang sarana dan prasarana,dan
sistemkomunikasi pencarian dan pertolongan.
Pasal 22
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal21,
Deputi Bidang Saranadan
prasarana,dan
Sistem Komunikasi Pencarian
dan
pertolonganmenyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan
kebijakan
di
bidang sarana
danprasarana,
dan
sistem komunikasi pencarian
dan pertolongan;b.
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
sarana
danprasarana,
dan
sistem komunikasi pencarian
dan pertolongan;c.
penJrusunan norma,staldar,
prosedur, dankriteria
di
bidang
sarana
dan
prasarana,
dan
sistemkomunikasi pencarian dan pertolongan;
d.
koordinasi
pelaksanaan
dukungan sarana
danprasarana,
dan sistem
komunikasi
dalampenyelen.ggaraan operasi pencarian dan pertolongan;
e.
pengembangandan
pelaksanaandi
bidang
saranadan
prasarana,dan
sistem komunikasi
pencarian dan pertolongan;f.
pemantauan,
penilaian,
analisis,
evaluasi
danpelaporan
pelaksanaan
di
bidang
sarana
danprasarana, dan sistem komunikasi pencarian
dan pertolongan;(1)
(21
(3)
R EFIUBLIK INDONESIA
-12-g.
pelaksanaan administrasi
Deputi
Bidang
Saranadan
Prasarana,dan
SistemKomunikasi
pencarian dan Pertolongan; danh.
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.Pasa_l 23
Deputi Bidang
Saranadan
prasarana,dan
SistemKomunikasi Pencarian
dan
Pertolonganterdiri
ataspaling banyak 4 (empat) direktorat.
Direktorat
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(l)
terdiri
atas
kelompok jabatan
fungsionaldan/atau
paling banyak 4 (empat) subdirektorat.
Subdirektorat sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2)terdiri
atas
kelompok jabatan
fungsionaldan/atau
paling banyak 3 (tiga) seksi.
Bagian Ketujuh Inspektorat
Pasal 24
Inspektorat berada
di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala melalui Sekretaris Utama.Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.
Pasal 25
Inspektorat
mempunyai
tugas
melaksanakanpengawasan
intern
di
lingkungan
Badan
NasionalPencarian dan Pertolongan. Pasal 26
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasa,l 25, Inspektorat menyelenggarakan fungsi:a.
peny-usunan kebijakanteknis
pengawasan intern;b.
pelaksanaan pengawasanintern
terhadap kinerja
dan
keuangan
melalui
audit,
reviu,
evaluasi,pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
(1)
(2\
c.
d.
e.
PRESIDEN
R EF'UBL IK INDONESIA
_13_
pelaksanaan
pengawasanuntuk
tujuan
tertentu
atas penugasan Kepala;
penf-lsunan laporan hasil pengawasan; dan pelaksanaan administrasi Inspektorat.
(1)
(2t
(s)
Pasd.27
Inspektorat
terdiri atas
1
(satu)
subbagian
yangmenangani
fungsi
ketatausahaan
dan
kelompok Jabatan Fungsional Auditor.Bagian Kedelapan Pusat
Pasal 28
Di
lingkungan
Badan
Nasional pencarian
dan Pertolongandapat dibentuk paling banyak
3
(tiga) pusat.Pusat berada
di
bawah
dan
bertanggung j awabkepada Kepala melalui Sekretaris Utama. Pusat dipimpin oleh kepala pusat.
Pasa_l 29
Pusat
sebagaimana
dimaksud
dalam pasal
2gmempunyai tugas
menyelenggarakandukungan
yang bersifatsubstantif
kepadaseluruh
unsur
organisasi dilingkungan
Badan Nasional pencariandan
pertolonganuntuk
mendukung pencapaian
tujuan dan
sasaranstrategis Badan Nasional Pencarian dan pertolongan.
Pasal 30
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, pusat menyelenggarakan fungsi:a.
penJrusunankebijakan teknis dukungan substantif
di bidangnya;b.
pelaksanaan
tugasbidangnya;
dukungan
substantif
dic.
d.
(1)
(2)
R EPUEiLIK INDONESIA
-L4-pemantauan, evaluasi,
dan
peiaporan pelaksanaantugas
dukungan substantif di bidangnya; danpelaksanaan administrasi pusat.
Pasal 31
Pusat
terdiri atas
kelompok
jabatan
fungsionaldan/atau dapat
terdiri
atas paling banyak
3
(tiga)bidang,
serta
1
(satu)
subbagianyang
menangani fungsi ketatausahaan.Bidang sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1)terdiri
atas
kelompokjabatan fungsional
dan/atau
dapatterdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbidang.Bagian Kesembilan
Unit
Pelaksana TeknisPasal 32
Untuk
melaksanakan
tugas teknis
operasionaldan/atau
tugas
teknis
penunjang
di
lingkungar
Badan
Nasional Pencariandan
pertolongan, dapat dibentukunit
pelaksana teknis.Ketentuan lebih
lanjut
mengenai organisasi dantata
kerja
unit
pelaksanateknis
sebagaimala dimaksudpada
ayat
(1) diatur
dengan
peraturan
Kepalasetelah mendapat persetujuan
tertulis dari
menteriyang
menyelenggarakanurusan
pemerintahan
di bidang aparatur negara.Bagian Kesepuluh Jabatan Fungsional
Pa sal 33
Di
lingkungan
Badan
Nasional pencarian
danPertolongan
dapat
ditetapkan
jabatan
fungsionaltertentu sesuai dengan kebutuhan
yangpelaksanaannya
dilakukan
sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.(1)
(21
FRESIDEN
R EI:)UE'L
IK
INDONESIA-15-BAB
III
TATA KERJA
Pasal 34
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Badan Nasiona_l
Pencarian dan Pertolongan wajib menyusun peta bisnis
proses yang menggambarkan tata hubungan kerja yang
efektif dan
efisienantar
unit
organisasidi
lingkungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.Pasal 35
Kepala
menyampaikan
laporan kepada
presiden mengenaihasil
pelaksanaanurusan
pemerintahan
di bidang pencarian dan pertolongan secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.Pasal 36
Badan
Nasiona,l Pencarian
dan
pertolongan
wajibmenyusun analisis
jabatan, peta jabatan,
analisisbeban kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan
di
lingkungan
Badan
Nasional pencarian
danPertolongan.
Pasal 37
Setiap
unsur
di
lingkungan
Badan Nasional pencariandan
Pertolongandalam
melaksanakan tugasnya wajibmenerapkan
prinsip
koordinasi,
integrasi,
dansinkronisasi
baik
dalam lingkungan Badan
Nasional Pencariandan
Pertolonganmaupun dalam
hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.Pasal 38
Setiap pimpinan
unit
organisasi
harus
menerapkan sistem pengendalianintern
pemerintah
di
lingkunganmasing-masing
untuk
mewujudkan
terlaksanalya
mekanisme
akuntabilitas
publik
melalui
penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporankinerja
yang terintegrasi.R EPUEiLIK INDONESIA
_t6_
Pasal 39
Setiap pimpinan
unit
organisasi
bertanggung j awabmemimpin
dan
mengoordinasikanbawahan
masing-masing dan
memberikan pengarahan,serta petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 40
Setiap pimpinan
unit
organisasi
wajib
mengawasipelaksanaan
tugas
bawahannya masing-masing
danapabila
terjadi
penyimpangan
wajib
mengambillangkah-langkah
yang
diperlukan sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 4 1
Setiap
pimpinan
unit
organisasiwajib mengikuti
danmematuhi
petunjuk, serta
bertanggungjawab
padaatasan
masing-masing
dan
menyampaikan
laporankinerja secara berkala tepat pada waktunya.
Pasal 42
Dalam melaksanakal
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi
harus
melakukan pembinaan
danpengawasan terhadap
unit
organisasi di bawahnya.BAB IV
ESELON, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 43
(1) Kepala adalah
jabatan
struktural
eselonI.a
atauj abatan pimpinan tinggi utama.
PRESIDEN
R EIIUBL IK INDONESIA
-17-(2)
Sekretaris
Utama
danstruktural
eselonI.a
ataumadya.
deputi
adalah
jabatanjabatan pimpinan
tinggi(3) Kepala
biro, direktur,
kepalapusat, dan Inspektur
adalah
jabatan stuktural
eselonILa
atau
jabatan pimpinan tinggi pratama.(4)
Kepala bagian, kepala subdirektorat,
dan
kepalabidang
adalah jabatan
struktural
eselonIII.a
ataujabatan administrator.
(5)
Kepala
subbagian,
kepala seksi,
dan
kepalasubbidang adalah
jabatan
struktural
eselon
IV.aatau jabatan pengawas. Pasal 44
(1) Kepala
diangkat
dan
diberhentikan
oleh
presidenatas
usul
menteri yang
menyelenggarakanurusan
pemerintahan di bidang perhubungan.(2) Pej
abat
struktural
eselonI
atau jabatan
pimpinantinggi
madya diangkat
dan
diberhentikan
oleh Presiden atasusul
Kepala, setelah melalui prosedurseleksi sesuai
dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(3) Pejabat
struktural
eselonII
atau
pejabat pimpinantinggi
pratama diangkat
dan
diberhentikan
olehKepala, setelah
melalui prosedur seleksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undalgan.(4)
Pejabat
struktural
eselon
III atau
jabatan administrator ke bawah diangkat dan diberhentikanoleh
Kepala
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.R ET-'UEIL
IK
INDONESIA-18-BAB V PENDANAAN
Pasal 45
Pendanaan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan
Nasional
Pencarian
dan
pertolongan
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 46
Ketentuan lebih
lanjut
mengenairincian
tugas, fungsi,susunan
organisasi,dan tata
kerja
Badan
Nasional Pencariandan
Pertolongandiatur
dengan
peraturanKepala setelah mendapat persetujuan
tertulis
darimenteri yang menyelenggarakan
urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara.BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
PasaT 47
Pada saat Peraturan Presiden
ini
mulai berlaku:1.
Seluruh
organisasi
di
lingkungan
Badan
SARNasional
yang
dibentuk
berdasarkan
peraturanPresiden Nomor 99 Tahun 2O07 tentang Badan SAR
Nasional,
tetap menjalankan tugas
dan
fungsinyasampai dengan
terbentuknya organisasi
BadanNasional
Pencariandan
Pertolongan berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini.PRESIDEN
REF'L'EiLIK INDONESIA
-19-2.
Seluruh
jabatan yang
ada
beserta
pejabat
yangmemangku
jabatan
di
lingkungan
Badan
SARNasional berdasarkan Peraturan presiden Nomor 99
Tahun
2OO7tentang Badan SAR Nasional
tetapmelaksanakan
tugas
dan
fungsi
sampai
denganterbentuknya
organisasi Badan Nasional pencariandan
Pertolongan berdasarkan
ketentuan
dalam Peraturan Presiden ini.BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 48
Pada
saat
Peraturan Presiden
ini
mulai
berlaku,Peraturan
PresidenNomor
99
Tahun 2007
tentangBadan SAR Nasional
dicabut
dan
dinyatakan tidak
berlaku.Pasal 49
Pada saat Peraturan Presiden
ini mulai
berlaku, semuaperaturan
perundang-undangan
yang
merupakanperaturan pelaksanaan
dari
Peraturan presiden Nomor99
Tahun
2OO7
tentang Badan SAR
Nasional,dinyatakan
masih tetap berlaku
sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan Peraturan presiden ini.
Pasai 5O
Peraturan
Presiden itdiundangkan.
mulai
berlaku pada
tanggalR E I-'UBL
IK
INDONESIA-20-Agar
setiap orang
mengetahuinya,
memerintahkanpengundangal
Peraturan presiden
ini
denganpenempatannya
dalam
Lembaran Negara
RepublikIndonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 September 2O16
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 September 2016
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 186
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Deputi Bidang Politik, Hukum,
, Deputi Bidang Hukum
g-undangan, Asisten
dan