• Tidak ada hasil yang ditemukan

n. Pembuatan Alat Canting Cap Jenjang III_GRAND Setiabudhi_241016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "n. Pembuatan Alat Canting Cap Jenjang III_GRAND Setiabudhi_241016"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan, baik secara bilateral, regional, maupun internasional. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

(2)

pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat pekerjaan.

3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja.

4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan pelatihan, serta masyarakat luas. Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut tampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.

(3)

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta menegaskan bahwa batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia yang mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi. Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya:

1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli;

2. Simbol-simbol, nilai-nilai, beserta aspek estetik dan etik yang terdapat pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan kreatifitas bangsa dalam artefak budaya Indonesia;

3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia;

4. Persebaran dan perkembangan sentra-sentra batik lama dan baru di Indonesia;

5. UNESCO pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap Batik Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda sekaligus menjadi simbol Indonesia di dunia;

6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam berbagai media, mix media, dan multi media;

7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan dunia.

B. Tujuan Penyusunan SKL

SKL disusun untuk digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program

(4)

membekali peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam pembuatan canting cap jenjang 3.

1. Nama program

Kursus dan Pelatihan Pembuatan canting cap Berbasis KKNI Jenjang 3

2. Tujuan a. Umum

Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan canting cap jenjang 3 ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja, serta kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang pembuatan canting capsesuai dengan standar spesifikasinya. b. Khusus

Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang pembuatan canting cap jenjang 3 yang meliputi kemampuan dalam hal:

1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan peralatan dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis. 2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan batik dengan

pewarna sintetis.

3) Membuat batik dengan pewarna sintetis sesuai standar SNI. 4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus

Batik Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

5) Mengemas, menyimpan, dan merawat batik dengan pewarna sintetis.

6) Menjual batik dengan pewarna sintetis dan keahlian dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis.

3. Manfaat

Program Kursus dan Pelatihan pembuatan canting cap jenjang 3 ini bermanfaat bagi:

a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja, pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.

b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi dengan pekerjaannya.

c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandarkan.

(5)

proporsi waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168 jam pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern. 6. Metode kursus dan pelatihan

Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan berbasis kompetensi dengan cara :

a. Ceramah b. Demonstrasi c. Praktik kerja 7. Uji kompetensi

Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses pembuatan canting cap jenjang 3. Uji kompetensi dilaksanakan di (TUK).

8. Sertifikat kelulusan

Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional dan internasional.

D. Ruang Lingkup

Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari: 1. Pembuatan malam batik jenjang 3;

2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;

3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2; 4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan

5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3. E. Pengertian

Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:

1.Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai kualifikasi KKNI.

2.Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa dimasuki oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai kualifikasi KKNI.

(6)

norma-norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.

6.Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.

7.Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.

8.Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam lingkungan kerja.

9.Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan, kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap berperilaku.

10.Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat pendidikan/pelatihan tetrtentu.

11.Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.

12.Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu tertentu.

13.Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.

(7)

kualifikasi kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.

17.Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam pendidikan formal.

II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI A. Profil Lulusan

Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang pembuatan canting cap jenjang 3.

1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.

2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.

3. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.

4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.

B. Jabatan Kerja

Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus dan Pelatihan pembelajaran pembuatan canting cap jenjang 3, yaitu untuk bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa dan produksi pembatikan sebagai pembuat batik dengan pewarna sintetis.

(8)

kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut: a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya.

c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia.

d. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.

f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI Jenjang 3 a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan

menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan

b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.

c. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya

d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain. 3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus

(9)

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya.

3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia.

4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.

6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas. 7. Menghargai kekayaan budaya dalam kearifan

lokal berbentuk artifak/tinggalan budaya.

8. Memiliki kepedulian terhadap konservasi dan pelestarian budaya.

9. Menghasilkan output/outcome kerja sesuai dengan kesepakatan pengguna dan tidak berdampak pada timbulnya keresahan khalayak, tidak bertentangan dengan norma agama, hukum serta norma yang berlaku.

10. Mengimplementasikan kesadaran akan pelestarian/keberlanjutan lingkungan.

KEMAMPUAN DI

BIDANG KERJA Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifikdalam pembuatan canting batik cap sesuai standar mutu, meliputi: struktur canting cap yang kokoh pada tiap-tiap bagiannya; awet digunakan untuk menghasilkan sekurangnya sampai dengan 2.500 helai kain batik; dan menghasilkan batik cap yang sesuai dengan standar mutu, yaitu: meninggalkan jejak malam yang rapi, bersih, rata, tajam/tegas/jelas (tidak mblobor atau terlalu tipis), tembus (bolak-balik dua muka kain), tidak merusak struktur atau serat kain. Yang mencakup kemampuan sebagai berikut:

1. Menerjemahkan informasi permintaan klien/ pengguna jasa/pemberi kerja terkait dengan jenis dan kualitas canting cap yang diperlukan. 2. Menyiapkan, menggunakan, merawat, dan

(10)

Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. 3. Menyiapkan alternatif desain ragam hias batik

cap dengan:

a. menentukan ukuran canting cap berdasarkan penjenjangan kemampuan yaitu: pemula: 2,5x15 cm (seritan) atau 5x5 cm (ceplok kecil); menengah: 5x15 cm (untuk pinggiran/ploi, tumpal/sorot), 12x12 cm (untuk ceplok sedang); dan kemampuan lanjut: 18x18 cm (tengahan/utama);

b. menentukan pola perulangan canting cap (pattern) diantaranya: 1 bata (tubruk), ½ bata (onde-onde), rotasi (mubeng), miring diagonal (parang), berseling (mlampah); c. menentukan desain ragam hias canting cap:

bunga, hewan, geometris, dan atau kombinasi (terdapat klowongan, isen-isen, tanahan/latar, dan tembokan).

4. Membuat canting cap sesuai standar pelatihan, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja diantaranya adalah:

a. pembuatan struktur (sliwer dan ancak), motif (klowongan), pegangan (rangka dan pegangan);

b. penyusunan motif (klowongan) dan perakitan canting cap;

c. pengasapan, pembakaran, dan penggosokan canting cap;

d. pengetesan canting cap pada permukaan kain;

e. serta melakukan proses produksi dengan menerapkan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pelestarian lingkungan.

5. Mengemas dan menyimpan canting cap.

6. Mempresentasikan hasil canting cap kepada klien/pemberi kerja.

7. Mengevaluasi hasil kerja secara mandiri. 8. Berwirausaha secara mandiri, meliputi:

a. Mampu membaca peluang berwirausaha malam batik, dengan minimum mampu menghitung kelabaan proses produksi;

(11)

Kredit Usaha Kecil (KUK). PENGETAHUAN

YANG DIKUASAI Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuantertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural, mencakup:

Menguasai pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum pembuatan canting cap, mencakup:

1. Konsep umum canting (definisi, istilah, sejarah, fisolofi, desain)

2. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan prosedural tentang pembuatan canting cap 3. Konsep umum tentang jenis dan manfaat

alat-alat dan bahan untuk pembuatan canting cap. 4. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan

prosedural tentang penggunaan, perawatan, dan penyimpanan alat-alat dan bahan untuk pembuatan canting cap.

5. Konsep umum dan pengetahuan prosedural keselamatan dan kesehatan kerja (k3) yang berhubungan dengan pembuatan canting cap. 6. Konsep umum pelestarian lingkungan dan

pengolahan limbah material pembuatan canting cap.

7. Pengetahuan faktual harga bahan dan alat, biaya proses produksi, dan sumber bahan.

8. Konsep umum penyusunan rencana anggaran biaya dan aplikasi kredit usaha kecil.

9. Prinsip dan teknik pemasaran.

10. Prinsip dan teknik berkomunikasi efektif dengan klien/pengguna jasa/pemberi kerja.

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

1. Bertanggung jawab dalam pembuatan canting cap sesuai dengan standar mutu Balai Diklat Batik/ Paguyuban Batik/Yayasan Batik atau tempat kerja/perusahaan dan dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja.

(12)

dan mutu hasil kerja yang sama.

(13)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

NO. UNIT KOMPETENSI KOMPETENSIELEMEN INDIKATOR KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai 1. Mengaktualisasi karakter

dan kepribadian manusia Indonesia.

1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa. a. Menyelesaikan pembuatan alat canting cap (di dalam sebuah simulasi kerja) tanpa menimbulkan ketidaknyamanan pada masyarakat di sekitar, dan tidak menghasilkan limbah yang merusak lingkungan.

b. Menyelesaikan pembuatan alat canting cap (di dalam sebuah simulasi kerja) yang memenuhi tingkat kepuasan konsumen /pengguna jasa/pemberi pekerjaan.

1.2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air.

(14)

c. Menyelesaikan pembuatan alat canting cap (dalam sebuah simulasi kerja) tanpa kecelakaan (zero accident).

1.4. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,

kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.

1.5. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia.

1.6. Hasil kerja sesuai dengan kesepakatan pengguna dan tidak berdampak pada timbulnya keresahan

khalayak, tidak bertentangan dengan norma agama,

hukum serta norma yang berlaku.

1.7. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki

semangat untuk

(15)

1.8. Mengimplementasikan

kesadaran akan pelestarian/ keberlanjutan lingkungan.

(16)

2. Menerjemahkan informasi permintaan

klien/pengguna

jasa/pemberi kerja terkait dengan jenis dan kualitas canting cap yang

diperlukan

2.1. Kemampuan menerjemahkan

informasi yang disampaikan. 2.1.1. Ketepatan dan kesesuaian informasi dari klien yang ditangkap oleh peserta uji dalam sebuah simulasi kerja, berupa informasi permintaan mencakup:

a. Pilihan ukuran canting cap:  pemula: 2,5x15 cm (seritan)

atau 5x5 cm (ceplok kecil);  menengah: 5x15 cm (untuk

pinggiran/ploi, tumpal/sorot), 12x12 cm (untuk ceplok sedang); dan

 lanjut: 18x18 cm (tengahan/utama). b. Pilihan pola perulangan

(pengubinan/ pattern) canting cap:  1 bata (tubruk);

 ½ bata (onde-onde);  rotasi (mubeng);

 miring diagonal (parang);  berseling (mlampah).

(17)

2.2. Kemampuan memenuhi tingkat kepuasan

klien/pengguna jasa/pemberi kerja yang ditentukan pada sebuah simulasi kerja.

2.2.1. Lulus survei kepuasan klien dalam sebuah simulasi kerja yang mencakup penilaian terhadap:

a. ketepatan menuliskan nota pesanan sesuai dengan yang dikehendaki oleh klien/pengguna jasa/pemberi kerja;

b. Ketepatan memilih sampel malam sesuai dengan pesanan.

3. Menyiapkan,

menggunakan, merawat, dan menyimpan alat dan bahan pembuatan canting cap sesuai dengan

3.1. Persiapan alat dan bahan pada tiap-tiap tahapan pembuatan canting cap.

(18)

kebutuhan proses dan SOP Kursus Batik Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat

3.2. Persiapan alat, bahan, dan perangkat kerja pada tiap-tiap tahapan pembuatan canting cap.

Catatan:

Persiapan hanya dilakukan sesuai tahap per tahap, bukan dilakukan sekaligus dari awal sampai akhir.

3.2.1. Mutu dari alat dan bahan yang diperlukan adalah sesuai dengan standar sebagai berikut:

a. bersih;

b. siap/layak pakai (berfungsi dengan baik);

c. efisiensi dan efektivitas yang dilakukan terkait waktu persiapan dan penataan alat/bahan pada area kerja;

d. prosentase kuantitas dan kualitas kerusakan alat selama proses pelatihan maksimum 10%; e. ketersediaan alat dan bahan

(19)

Tahapan-tahapan persiapan pemilihan modul desain* yang meliputi:

*modul desain terdiri atas dua jenis:

a) desain hasil kerja manual (pensil, spidol, marker, rapido, tinta cina, dsb) di kertas

transparan (kalkir atau kertas roti).

b) desain hasil kerja digital (diprint) di kertas transparan (kalkir atau kertas roti).

Ketepatan dan kesesuaian persiapan alat dan bahan pemilihan modul desain menurut prosedur kerja.

3.3. Penggunaan alat pemilihan modul desain menurut prosedur kerja.

(20)

3.4.1. Ketepatan desain sesuai pesanan dan kepresisian ukuran modul desain menghasilkan pengubinan canting cap yang pas.

3.5. Penggunaan bahan pemilihan modul desain menurut

prosedur kerja.

3.5.1. Bahan: kertas hvs (1-5), kertas minyak (1-5), pita perekat bening 10mm (1), modul desain (ukuran terluar desain 18x18 cm) (1), kertas karton tebal (ukuran 30x30 cm) (1), minyak kelapa (1).

(21)

3.7. Urutan dan tata cara dalam persiapan pemilihan modul desain menurut prosedur kerja.

3.7.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pemilihan modul desain menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area pemilihan modul; b. persiapan alat dan bahan pada

posisinya di area pemilihan modul; c. persiapan modul desain;

d. persiapan kertas tebal (karton) dengan ukuran luas 30x30 cm sebagai alas;

e. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan

pembuatan dan penyusunan ancak (rangka sebagai dudukan motif klowongan yang disusun dari plat tembaga atau plat seng dengan menyusun garis-garis keliling bidang, garis-garis vertikal, horizontal, atau diagonal sesuai dengan kebutuhan desain) yang meliputi:

(22)

3.8. Penggunaan alat pembuatan dan penyusunan ancak menurut prosedur kerja.

3.8.1. Alat: pensil, cupit/pinset, tang, gunting besi untuk plat

tembaga/seng, ampelas logam, palu, gergaji besi.

3.9.1. Ketelitian terhadap masa pakai alat (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat mempengaruhi fungsi. 3.10.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap alat, wadah, dan area kerja yang dapat mempengaruhi pada efektifitas dan efisiensi kerja. 3.11.1. Ketelitian menggunakan alat

dalam menentukan ukuran-ukuran yang berhubungan dengan motif desain.

3.12. Penggunaan bahan

pembuataan dan penyusunan ancak menurut prosedur kerja.

(23)

3.13.1. Ketelitian terhadap masa kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan ancak tidak optimal. 3.14.1. Ketelitian pemanfaatan bahan

sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.15.1. Ketelitian memperhatikan

(24)

3.16. Urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan ancak menurut prosedur kerja.

3.16.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan ancak menurut prosedur kerja yang

meliputi:

a. persiapan area pembuatan dan penyusunan ancak;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. persiapan modul desain yang telah dipilih;

d. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan

pembuatan dan penyusunan motif klowongan berbentuk sebagai kerangka bidang ragam hias utama pada desain yang dapat berbentuk objek tumbuhan, hewan, manusia, alam, geometri, dan abstrak) yang meliputi:

(25)

3.17. Penggunaan alat pembuatan dan penyusunan motif

(klowongan) menurut prosedur kerja.

3.17.1. Alat: alat tulis (pulpen biru), penggaris besi, jangka, cupit/pinset, tang, gunting besi untuk plat

tembaga/seng, ampelas logam, alas keramik, palu, gergaji besi, gerinda, wadah modul, tempat sampah.

3.18.1. Ketelitian terhadap masa pakai alat (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat mempengaruhi fungsi.

3.19.1. Ketelitian memperhatikan kebersihan tiap-tiap alat, wadah, dan area kerja yang dapat mempengaruhi pada efektivitas dan efisiensi kerja. 3.20.1. Ketelitian menggunakan alat dalam menentukan ukuran-ukuran yang berhubungan dengan motif desain.

3.21. Penggunaan bahan

pembuatan dan penyusunan motif klowongan menurut prosedur kerja.

(26)

3.10.2. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan motif klowongan tidak optimal.

3.11.2. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.12.2. Ketelitian memperhatikan

(27)

3.13. Urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan motif klowongan menurut prosedur kerja.

3.11.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan motif klowongan menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area pembuatan dan penyusunan motif klowongan; b. persiapan alat dan bahan pada

posisinya;

c. persiapan modul desain yang telah dipilih;

d. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan

pembuatan dan penyusunan isen-isen (berbentuk titik/tutul) yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan

pembuatan dan penyusunan motif isen-isen menurut prosedur kerja.

3.12. Penggunaan alat motif

isen-isen menurut prosedur kerja. 3.12.1. Alat: alat tulis (pulpen biru), penggaris besi, jangka, cupit/pinset, tang, gunting besi untuk plat

(28)

3.13.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan motif isen-isen tidak optimal.

3.14.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain.

3.15.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas motif isen-isen.

3.16. Penggunaan bahan

pembuatan dan penyusunan motif isen-isen menurut prosedur kerja.

3.16.1. Bahan: plat seng atau tembaga, tebal 0,4 mm, lebar 1- 1,5 cm, dan panjang sesuai kebutuhan desain. 3.17.1. Ketelitian terhadap masa

(29)

3.18.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.19.1. Ketelitian memperhatikan

(30)

3.20. Urutan dan tata cara dalam persiapan pmbuatan dan penyusunan motif isen-isen menurut prosedur kerja.

3.20.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan motif isen-isen menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area pembuatan dan penyusunan motif isen-isen; b. persiapan alat dan bahan pada

posisinya;

c. persiapan modul desain yang telah dipilih;

d. potong plat seng atau tembaga menggunakan gunting besi seperti bentuk sisir dengan jarak tiap 1,5 - 2 mm;

e. ukur kebutuhan plat seng atau tembaga sesuai kebutuhan bidang isen-isen;

(31)

Tahapan-tahapan persiapan pembuatan dan penyusunan tembokan (berfungsi sebagai pengisi bidang desain) yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan pembuatan dan penyusunan tembokan menurut prosedur kerja.

3.21. Penggunaan alat persiapan pembuatan dan penyusunan tembokan menurut prosedur kerja.

3.21.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),

penggaris besi, jangka, cupit/pinset, tang, gunting besi untuk plat

tembaga/seng, alas keramik, palu, wadah modul, tempat sampah. 3.22.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan tembokan tidak optimal.

3.23.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain.

3.24.1. Ketelitian memperhatikan

(32)

3.25. Penggunaan bahan dalam persiapan pembuatan dan penyusunan tembokan menurut prosedur kerja

3.25.1. Bahan: plat seng atau tembaga, tebal 0,4 mm, lebar 1- 1,5 cm, dan panjang sesuai kebutuhan desain.

3.26.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan motif tembokan tidak optimal.

3.27.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.28.1. Ketelitian memperhatikan

(33)

3.29. Urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan tembokan menurut prosedur kerja.

3.29.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan

tembokan menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area pembuatan dan penyusunan motif tembokan; b. persiapan alat dan bahan pada

posisinya;

c. persiapan modul desain yang telah dipilih;

d. potong plat seng atau tembaga menggunakan gunting besi seperti bentuk sisir dengan jarak tiap 1,5-2 mm;

e. ukur kebutuhan plat seng atau tembaga sesuai kebutuhan bidang tembokan;

(34)

Tahapan-tahapan persiapan pembuatan dan penyusunan bajelan (pengganjal/pengisi yang berfungsi untuk menguatkan konstruksi antar motif klowongan dan isen-isen) yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan pembuatan dan penyusunan bajelan menurut prosedur kerja.

3.30. Penggunaan alat pembuatan dan penyusunan bajelan menurut prosedur kerja.

3.30.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),

penggaris besi, jangka, cupit/pinset, tang, gunting besi untuk plat

tembaga/seng, alas keramik, palu, wadah modul, tempat sampah. 3.31.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan bajelan tidak optimal.

3.32.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.33.1. Ketelitian memperhatikan

(35)

3.34. Penggunaan bahan persiapan pembuatan dan penyusunan bajelan menurut prosedur kerja.

3.34.1. Bahan: plat seng atau tembaga, tebal 0,4 mm, lebar 1- 1,5 cm, dan panjang sesuai kebutuhan desain. 3.35.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan bajelan tidak optimal.

3.36.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.37.1. Ketelitian memperhatikan

(36)

3.38. Urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan bajelan menurut prosedur kerja.

3.38.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan

tembokan menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area pembuatan dan penyusunan motif bajelan; b. persiapan alat dan bahan pada

posisinya;

c. potong plat seng atau tembaga menggunakan gunting besi dengan lebar 5 mm;

d. ukur kebutuhan plat seng atau tembaga sesuai kebutuhan bidang tembokan;

e. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan

pembuatan dan penyusunan sliwer (rangka dasar yang berfungsi

sebagai pengikat ancak dan bagian pegangan canting cap) yang

meliputi:

(37)

3.39. Penggunaan alat persiapan pembuatan dan penyusunan sliwer menurut prosedur kerja

3.21.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),

penggaris besi, tang, gergaji besi, alas keramik, palu, wadah modul, tempat sampah.

3.21.2. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan sliwer tidak optimal.

3.21.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.21.4. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas sliwer.

3.22. Penggunaan bahan persiapan

(38)

sliwer menurut prosedur

kerja. 3.23.1. Ketelitian terhadap masa kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan sliwer tidak optimal.

3.24.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.25.1. Ketelitian memperhatikan

(39)

3.26. Urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan sliwer menurut prosedur kerja.

3.26.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan sliwer menurut prosedur kerja yang

meliputi:

a. persiapan area pembuatan dan penyusunan sliwer;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. potong plat besi menggunakan gergaji besi dengan lebar 2,5-3 cm;

d. ukur kebutuhan plat besi sesuai kebutuhan bidang sliwer;

e. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan pembuatan pegangan/gagang canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan

pembuatan pegangan/gagang canting cap menurut prosedur kerja.

3.27. Penggunaan alat persiapan pegangan/ gagang canting cap menurut prosedur kerja

3.27.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),

(40)

3.28.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan pegangan/gagang canting cap tidak optimal.

3.29.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.30.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas pegangan/gagang canting cap. 3.31. Penggunaan bahan persiapan

pegangan/gagang canting cap menurut prosedur kerja.

3.31.1. Bahan: plat besi, tebal 1,5 mm, lebar 2,5-3 cm, dan panjang sesuai kebutuhan desain.

3.32.1. Ketelitian terhadap masa

(41)

3.33.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.34.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas pegangan/gagang canting cap. 3.35. Urutan dan tata cara dalam

persiapan pegangan/gagang canting cap menurut

prosedur kerja

3.35.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan pegangan/gagang

canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area pembuatan dan penyusunan sliwer;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. potong plat besi menggunakan gergaji besi dengan lebar 2,5-3 cm;

d. ukur kebutuhan plat besi sesuai kebutuhan bidang sliwer;

(42)

Tahapan-tahapan persiapan perakitan (menyatukan bagian ancak dengan sliwer dan

pegangan/ gagang) canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan perakitan canting cap menurut prosedur kerja.

3.36. Penggunaan alat perakitan canting cap menurut

prosedur kerja.

3.36.1. Alat: capit, gunting seng, alas

keramik, palu, wadah modul, tempat sampah.

3.37.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses perakitan canting cap tidak optimal.

3.38.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.39.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas perakitan canting cap.

(43)

3.28. Penggunaan bahan perakitan canting cap menurut

prosedur kerja.

3.29.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses perakitan canting cap tidak optimal.

3.30.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.31.1. Ketelitian memperhatikan

(44)

3.32. Urutan dan tata cara dalam persiapan perakitan canting cap menurut prosedur kerja

3.32.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan perakitan canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area perakitan canting cap;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. pembuatan tali pengikat dari plat seng menggunakan gunting besi dengan ukuran 2 mm x 5 cm; d. ukur kebutuhan tali pengikat sesuai kebutuhan perakitan; e. persiapan perlengkapan prosedur

K3. Tahapan-tahapan persiapan

pembuatan dan penyusunan sentil canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan

pembuatan pegangan/gagang canting cap menurut prosedur kerja.

3.33. Penggunaan alat pembuatan

(45)

canting cap menurut

prosedur kerja. 3.34.1. Ketelitian terhadap masa kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pembuatan dan penyusunan sentil canting cap tidak optimal.

3.35.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.36.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas pembuatan dan penyusunan sentil canting cap.

3.37. Penggunaan bahan

pembuatan dan penyusunan sentil canting cap menurut prosedur kerja.

3.37.1. Bahan: plat besi, tebal 0,8 mm, lebar 2,5-3 cm, dan panjang sesuai kebutuhan desain.

3.38.1. Ketelitian terhadap masa

(46)

3.39.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.40.1. Ketelitian memperhatikan

(47)

3.41. Urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan sentil canting cap menurut prosedur kerja.

3.41.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan dan penyusunan sentil canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area pembuatan dan penyusunan sentil;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. potong plat besi menggunakan gergaji besi dengan lebar 2,5-3 cm;

d. ukur kebutuhan plat besi sesuai kebutuhan (biasanya antara 4-8 titik sentil);

e. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan las patri tembaga pada canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan las patri tembaga pada canting cap menurut prosedur kerja.

3.42. Penggunaan alat persiapan

(48)

canting cap menurut

prosedur kerja. 3.43.1. Ketelitian terhadap masa kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses persiapan las patri tembaga pada canting cap tidak optimal.

3.44.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.45.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas las patri tembaga pada canting cap. 3.46. Penggunaan bahan persiapan

las patri tembaga pada canting cap menurut prosedur kerja.

3.46.1. Bahan: bubuk patri, air.

3.47.1. Ketelitian terhadap masa

(49)

3.48.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.49.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas las patri tembaga pada canting cap. 3.50. Urutan dan tata cara dalam

persiapan las patri tembaga pada canting cap menurut prosedur kerja.

3.50.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan las patri tembaga pada canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area las patri tembaga pada canting cap;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan pengasapan/bakar canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan pengasapan/bakar canting cap menurut prosedur kerja.

3.51. Penggunaan alat persiapan pengasapan/bakar canting cap menurut prosedur kerja.

(50)

3.52.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses persiapan pengasapan/bakar canting cap tidak optimal.

3.53.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.54.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas pengasapan/bakar canting cap. 3.55. Penggunaan bahan

persiapan pengasapan/bakar canting cap menurut

prosedur kerja

3.55.1. Bahan: arang, korek.

3.56.1. Ketelitian terhadap masa

(51)

3.57.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.58.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas pengasapan/bakar canting cap. 3.59. Urutan dan tata cara dalam

persiapan pengasapan/bakar canting cap menurut

prosedur kerja.

3.59.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pengasapan/bakar canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area persiapan

pengasapan/ bakar canting cap; b. persiapan alat dan bahan pada

posisinya;

c. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan perapihan canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan perapihan canting cap menurut

prosedur kerja.

(52)

3.60. Penggunaan alat persiapan perapihan canting cap menurut prosedur kerja.

3.61.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses perapihan canting cap tidak optimal.

3.62.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.63.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas perapihan canting cap.

3.64. Penggunaan bahan persiapan perapihan canting cap

menurut prosedur kerja.

3.64.1. Ketepatan memilih bahan persiapan perapihan canting cap.

(53)

3.66. Urutan dan tata cara dalam persiapan perapihan canting cap menurut prosedur kerja.

3.66.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan perapihan canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area perapihan canting cap;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan perendaman canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan

perendaman canting cap menurut prosedur kerja.

3.67. Penggunaan alat persiapan perendaman canting cap menurut prosedur kerja.

3.67.1. Alat: kompor/tungku, kipas, gayung gondorukem, gunting, tempat

sampah.

3.68.1. Ketelitian terhadap masa

(54)

3.69.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.70.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas persiapan perendaman canting cap. 3.71. Penggunaan persiapan

perendaman canting cap menurut prosedur kerja.

3.71.1. Bahan: gondorukem cair, kertas koran, arang/bahan bakar.

3.72.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses persiapan perendaman canting cap tidak optimal.

3.73.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.74.1. Ketelitian memperhatikan

(55)

3.75. Urutan dan tata cara dalam persiapan perendaman canting cap menurut prosedur kerja

3.75.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan pembuatan pegangan/gagang

canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area persiapan perendaman canting cap;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan penggosokan canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan penggosokan canting cap menurut prosedur kerja.

3.76. Penggunaan alat persiapan penggosokan canting cap menurut prosedur kerja.

3.76.1. Alat: gergaji besi, amplas halus, batu asah, dudukan gosokan, gayung, ember.

3.77.1. Ketelitian terhadap masa

(56)

3.78.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.79.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas penggosokan canting cap.

3.80. Penggunaan bahan persiapan penggosokan canting cap menurut prosedur kerja

3.80.1. Bahan: air.

3.81.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses penggosokan canting cap tidak optimal.

3.82.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.83.1. Ketelitian memperhatikan

(57)

3.84. Urutan dan tata cara persiapan dalam

penggosokan canting cap menurut prosedur kerja

3.84.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan penggosokan canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area penggosokan canting cap;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan peleburan canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan peleburan canting cap menurut prosedur kerja.

3.85. Penggunaan alat persiapan peleburan canting cap menurut prosedur kerja.

3.85.1. Alat: kompor/tungku, wajan, kipas.

3.86.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses peleburan canting cap tidak optimal.

3.87.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

(58)

3.88.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas peleburan canting cap.

3.89. Penggunaan bahan persiapan peleburan canting cap

menurut prosedur kerja.

3.89.1. Bahan: bbm.

3.90.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses peleburan canting cap tidak optimal.

3.91.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai kebutuhan.

3.92.1. Ketelitian memperhatikan

(59)

3.93. Urutan dan tata cara dalam persiapan peleburan canting cap menurut prosedur kerja.

3.93.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan peleburan canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area peleburan santing cap;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan perapihan canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan perapihan canting cap menurut prosedur kerja.

3.94. Penggunaan alat persiapan perapihan canting cap menurut prosedur kerja.

3.94.1. Alat: cupit, tang, gunting besi, modul desain, penggaris.

3.95.1. Ketelitian terhadap masa

kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses perapihan canting cap tidak optimal.

3.96.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

(60)

3.97.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas perapihan canting cap.

3.98. Penggunaan bahan persiapan perapihan canting cap

menurut prosedur kerja.

3.98.1. Ketepatan memilih bahan persiapan perapihan canting cap.

(61)

3.100. Urutan dan tata cara dalam persiapan perapihan canting cap menurut

prosedur kerja.

3.100.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam persiapan perapihan canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area perapihan canting cap;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. persiapan perlengkapan prosedur K3.

Tahapan-tahapan persiapan pengetesan canting cap yang meliputi:

Ketepatan dan kesesuaian persiapan

pengetesan canting cap menurut prosedur kerja.

3.101. Penggunaan alat persiapan pengetesan canting cap menurut prosedur kerja.

3.101.1. Alat: canting cap yang akan diujicobakan, meja cap, kompor, wajan cap datar (ender).

(62)

3.103.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai ukuran-ukuran yang

berhubungan dengan motif desain. 3.104.1. Ketelitian memperhatikan

kebersihan tiap-tiap bahan, yang dapat mempengaruhi hasil kualitas pengetesan canting cap.

3.105. Penggunaan bahan persiapan pengetesan canting cap menurut prosedur kerja.

3.105.1. Bahan: kertas bekas (koran, hvs), sobekan kain katun mori (50x50 – 100x100 cm), malam, bbm.

3.106.1. Ketelitian terhadap masa kadaluwarsa bahan (akibat rusak secara kimia atau fisik) yang dapat menyebabkan proses pengetesan canting cap tidak optimal.

3.107.1. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai kebutuhan.

(63)

3.109. Urutan dan tata cara dalam persiapan pengetesan canting cap menurut

prosedur kerja.

3.109.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata cara dalam

persiapan pengetesan canting cap menurut prosedur kerja yang meliputi:

a. persiapan area pengetesan canting cap;

b. persiapan alat dan bahan pada posisinya;

c. menyalakan kompor;

d. meletakkanmalam pada wajan datar (ender);

e. menghamparkan kertas dan atau kain untuk dicap; menggunakan canting cap baru;

f. persiapan perlengkapan prosedur K3.

4. Menyiapkan alternatif desain ragam hias batik cap.

4.1. Menentukan ukuran canting cap berdasarkan

penjenjangan kemampuan dan desain ragam hias.

4.1.1. Ketepatan menentukan ukuran canting cap berdasarkan:

a. penjenjangan kemampuan, yaitu:  pemula: 2,5x15 cm (seritan)

atau 5x5 cm (ceplok kecil);  menengah: 5x15 cm (untuk

(64)

12x12 cm (untuk ceplok sedang);

 kemampuan lanjut: 18x18 cm (tengahan /utama) menentukan pola perulangan canting cap (pattern) diantaranya: 1 bata (tubruk), ½ bata (onde-onde), rotasi (mubeng), miring diagonal (parang), berseling (mlampah).

b. tematik desain ragam hias, yaitu:  bunga;

 hewan;  manusia;  objek alam;  geometris;  abstrak; dan  kombinasi;

yang terdapat juga desain ragam hias isen-isen, tanahan/ latar, dan tembokan.

5. Membuat canting cap

(65)

berdasarkan sejumlah

pilihan prosedur kerja. berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan prinsip

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang meliputi:

a. pembuatan struktur (sliwer dan ancak), motif (klowongan), pegangan (rangka dan pegangan); b. penyusunan motif

(klowongan) dan perakitan canting cap; c. pengasapan,

pembakaran, dan penggosok-an canting cap;

d. pengetesan canting cap pada permukaan kain.

dalam mengikuti urutan tahapan pembuatan alat canting cap batik sesuai dengan prosedur dan tanpa kecelakaan (zero accident) dalam sebuah simulasi kerja yang meliputi:

a. struktur canting cap yang kokoh pada tiap-tiap bagiannya;

b. awet digunakan untuk menghasilkan sekurangnya sampai dengan 2.500 helai kain batik; dan

c. menghasilkan batik cap yang sesuai dengan standar mutu, yaitu:

 jejak malam yang rapi;  bersih;

 rata;

 tajam/tegas/ jelas (tidak mblobor atau terlalu tipis);  tembus (bolak-balik dua muka

kain);

 tidak merusak struktur atau serat kain;

(66)

produksi dengan menerapkan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pelestarian lingkungan. 6. Mengemas dan

menyimpan canting cap. 6.1. Merawat dan memelihara canting cap.

6.1.1. Ketepatan, kerapihan, dan kecepatan dalam proses pemotongan dan

pengemasan sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan mencatumkan masa kedaluwarsa meliputi:

a. Mencuci canting cap dengan larutan air panas, soda abu, dan TRO;

b. Menyimpan canting cap dengan cara digantung atau diletakkan sesuai dengan posisi motif yang dibuat.

7. Mempresentasikan hasil canting cap kepada klien/pemberi kerja

7.1. Memperlihatkan hasil kerja

(67)

8.1.1. Kelengkapan informasi tentang hasil pembuatan alat canting cap yang diberikan kepada klien.

8. Mengevaluasi hasil kerja

secara mandiri 9.1. Mengevaluasi hasil kerja. 9.1.1. Ketepatan dalam menyusun kuesionerevaluasi terhadap proses dan mutu alat canting cap yang dihasilkan.

10.1.1. Mencapai target kepuasan klien terhadap proses dan mutu malam batik yang dihasilkan menggunakan kuesioner evaluasi pada sebuah simulasi kerja.

9. Berwirausaha secara

mandiri. 9.1. Mampu berwirausaha pembuatan alat canting cap batik, dengan minimum mampu menghitung kelabaan proses produksi.

9.1.1.Ketepatan menyusun sebuah

(68)

9.2. Mengidentifikasi sumber daya alam untuk membuat malam batik, memasarkan malam batik yang diproduksi, dan mampu mendapatkan modal awal dengan melamar Kredit Usaha Kecil (KUK).

9.2.1.Ketepatan penyajian matriks perhitungan kelabaan dalam

memperoleh bahan dan alat untuk menjalankan usaha kecil di bidang pembuatan malam.

9.3.1.Kelengkapan format isian dan ketepatan mengisi format untuk melamar sebuah KUK dari Bank.

Pengetahuan yang Dikuasai

(69)

operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta

konsep umum pembuatan canting cap.

(definisi, istilah, sejarah,

fisolofi, desain). produksi, dan desain perbatikan dijelaskan secara tepat yang meliputi kedalaman lingkup dan keluasan penjelasan yang memadai. 10.2. Konsep umum, prinsip,

teknik, dan pengetahuan prosedural tentang

pembuatan canting cap.

10.2.1. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan prosedural pembuatan alat canting cap batik dijelaskan secara tepat yang meliputi

kedalaman lingkup dan keluasan penjelasan yang memadai.

10.3. Konsep umum tentang jenis dan manfaat alat-alat dan bahan untuk pembuatan canting cap

10.3.1. Konsep umum tentang jenis dan manfaat alat-alat dan bahan

pembuatan canting cap dijelaskan secara tepat yang meliputi

kedalaman lingkup dan keluasan penjelasan yang memadai.

10.4. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan prosedural tentang

penggunaan, perawatan, dan penyimpanan alat-alat dan bahan untuk pembuatan canting cap.

10.4.1. Konsep umum, prinsip, teknik, pengetahuan prosedural

penggunaan, perawatan, dan

penyimpanan alat, bahan, dan area kerja pembuatan canting cap

(70)

10.5. Konsep umum dan

pengetahuan prosedural keselamatan dan kesehatan kerja (k3) yang berhubungan dengan pembuatan canting cap.

10.5.1. Konsep umum dan pengetahuan prosedural Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang

berhubungan dengan pembuatan canting cap batik dijelaskan secara tepat yang meliputi kedalaman lingkup dan keluasan penjelasan yang memadai.

10.6. Konsep umum pelestarian lingkungan dan pengolahan limbah material pembuatan canting cap.

10.6.1. Konsep umum pelestarian

lingkungan dan pengolahan limbah pembuatan canting cap batik

dijelaskan secara tepat yang meliputi kedalaman lingkup dan keluasan penjelasan yang memadai. 10.7. Pengetahuan faktual harga

bahan dan alat, biaya proses produksi, dan sumber bahan.

10.7.1. Pengetahuan faktual harga alat dan bahan pembuatan canitng cap batik tulis dijelaskan secara tepat yang meliputi kedalaman lingkup dan keluasan penjelasan yang memadai. 10.8. Konsep umum penyusunan

rencana anggaran biaya dan aplikasi kredit usaha kecil.

(71)

dijelaskan secara tepat yang meliputi kedalaman lingkup dan keluasan penjelasan yang memadai. 10.9. Prinsip dan teknik

pemasaran. 10.9.1. Pengetahuan faktual, prinsip, teknik,pengetahuan prosedural tentang pemasaran canting cap dijelaskan secara tepat yang meliputi

(72)

10.10. Prinsip dan teknik berkomunikasi efektif dengan klien/ pengguna jasa/pemberi kerja.

(73)

Hak dan Tanggung Jawab 11. Bertanggung jawab pada

pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

11.1. Bertanggung jawab dalam pembuatan canting cap sesuai dengan standar mutu pelatihan Kursus Batik

Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat atau lembaga/ tempat kerja/ perusahaan dengan

memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja (berkaitan juga dengan pengolahan limbah pada proses pembuatan canting

11.1.1. Kelancaran menghasilkan alat canting cap batik sesuai dengan standar mutu yang berasal dari Balai Diklat Batik atau tempat kerja/ perusahaan dan dengan

(74)

cap) sesuai dengan prinsip K3.

12.1.1. Menjaga standardisasi mutu

menghasilkan alat canting cap batik sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan oleh Balai Diklat Batik/Paguyuban Batik/Yayasan Batik atau tempat kerja/perusahaan dan dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja.

(75)

13.2. Mampu diberi tanggung jawab untuk membimbing rekan kerja yang baru

bekerja, peserta magang dan dapat menggantikan

pekerjaan orang lain dengan lingkup, kuantitas dan mutu hasil kerja yang sama.

13.2.1. Mencapai target kepuasan yang dihasilkan dari evaluasi kuesioner yang diberikan oleh rekan kerja atau peserta magang.

11.3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.

11.3.1. Mencapai target kepuasan yang dihasilkan dari evaluasi kuesioner yang diberikan oleh atasan,

(76)

(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa prinsip, antara lain:

1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.

2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal tersebut.

3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas pada umumnya.

4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan.

(77)

pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan pada capaian pembelajaran, standar kompetensi, dan mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata, kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan membatik ini, maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah kemampuan lulusan yang dapat mengawali karir kerja di bidang membatik, khususnya dalam bidang membatik dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MUHADJIR EFFENDY Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

(78)

Referensi

Dokumen terkait

Bendung karet S.Pappa direncanakan isi udara, dengan pertimbangan : beban pondasi yang lebih kecil, pemeliharaan yang lebih mudah, serta sesuai dengan

menyerahkan Instrumen / Memorandum Pindahmilik di atas nama peminjam / penerima biaya / pembeli dan Instrumen / Memorandum Gadaian kepada Kerajaan Malaysia yang telah

Perlu juga dipahami bahwa lingkup berlakunya surat keputusan tersebut adalah bagi Bank Umum di Indonesia yang melibatkan diri dalam penerbitan dan perdagangan Commercial Paper

Hasil analisis vegetasi yang dilakukan di titik sarang tarsius menunjukkan terdapat total 152 jenis tumbuhan yang berada di hutan lambusango dengan jumlah

Rasa syukur yang dalam penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dari perkuliahan dalam

Peneliti mengukur kinerja pada tigabelas kreteria ketika dihubungkan dengan bentukan orientasi pasar, adapun kreteria kinerja antara lain : pertumbuhan menyeluruh

Pelayanan pelanggan merupakan hal terpenting yang digunakan untuk menarik konsumen, dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan maka setiap perusahaan harus