• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PJKR 1203643 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PJKR 1203643 Chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Idha Widiyaningsih, 2016

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang ditentukan untuk melakukan penelitian.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Mts. Al-Musyawarah Lembang yang

beralamat di Jl. Baru adjak No.158 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi

Populasi yang akan diteliti merupakan kumpulan objek atau subjek yang akan

diteliti, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan menurut Sugiyono (2014,

hlm.117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun pendapat lain disampaikan oleh Abduljabar dan Darajat (2012, hlm. 14) “Populasi adalah

sekumpulan objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.” Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menetapkan siswa kelas VIII D di

Mts. Al-Musyawarah Lembang sebagai populasi penelitian yang berjumlah 30

siswa.

3. Sampel

Apabila jumlah populasi besar maka peneliti membutuhkan waktu dan biaya

yang besar juga maka dari itu digunakanlah sampel. Sampel adalah bagian dari

populasi yang karakteristiknya mampu mewakili dari populasi. Sampel baik

digunakan apabila populasi yang akan kita teliti terlalu banyak atau terlalu luas.

Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2014, hlm. 80) bahwa:

(2)

Sugiyono (2014, hlm.85): sampel jenuh adalah teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan pedoman peneliti dalam melakukan

langkah-langkah penelitiannya. Menurut Arikunto (2010, hlm.90) menjelaskan bahwa:

Terdapat macam-macam bentuk desain dalam penelitian eksperimen, desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancer-ancer kegiatan, yang akan dilaksankan.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest

design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang homogen dipilih secara

random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal sebelum

perlakuan dan posttest untuk mengetahui keadaan setelah diberikan perlakuan.

Perlakuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif learning dan

model pembelajaran direct instruction sehingga dapat diketahui hasil belajar

keterampilan dasar permainan bola tangan.

Desain diawali dengan mengambil sampel dari populasi yang ada, kemudian

diadakan tes awal atau pretest.kemudian sampel diberi perlakuan atau treatment

dalam hal ini model pembelajaran kooperatif learning dan model pembelajaran

direct instruction dengan cara dibuat dua kelompok. Setelah masa perlakuan

berakhir maka dilakukan tes akhir atau posttest. Setelah data tes awal dan tes akhir

terkumpul maka data tersebut disusun, diolah, dan dianalisis secara statistik. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan model pembelajaran kooperatif

learning dengan model pembelajaran direct instruction terhadap hasil belajar

keterampilan dasar dalam permainan bola tangan. Mekanisme penelitian diatas

dapat dapat digambarkan dalam table berikut :

Tabel 3.1

Pretest-Postest Design

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

R1 O1 X1 O2

(3)

Keterangan :

R1 : Kelompok pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif learning.

R2 : Kelompok pembelajaran dengan model pembelajaran direct instruction.

O1 : Tes awal yang dilakukan pada sampel model pembelajaran kooperatif

learning.

O3 : Tes awal yang dilakukan pada sampel model pembelajaran direct

instruction.

X1 : Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif learning.

X2 : Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran direct

instruction.

O2 : Tes akhir yang dilakukan pada sampel model pembelajaran kooperatif

learning.

O4 : Tes akhir yang dilakukan pada sampel model pembelajaran direct

instruction.

Adapun prosedur penelitiannya peneliti deskripsikan dalam bentuk gambar

dibawah ini :

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL TES AWAL

KELOMPOK DENGAN

MODEL KOOPERATIF

KELOMPOK DENGAN

MODEL DIRECT

TES AKHIR TES AKHIR

(4)

Dari gambar diatas maka peneliti dapat menjelaskan prosedur penelitian

sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan persiapan

a. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian

b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian

c. Menghubungi pihak sekolah

d. Membuat surat izin penelitian

e. Menentukan sampel penelitian

f. Menyiapkan rencana pelaksanaan pelajaran

2. Tahap pelaksanaan

a. Pelaksanaan tes awal (pretest) pada sampel yang akan diberikan

perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan awal sebelum

diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan pada masing-masing kelompok sampel penelitian

yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif learning dan

model pembelajafran direct instruction.

c. Memberikan tes akhir (posttest) pada sampel penelitian yang telah

diberikan perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan hasil

setelah diberikan perlakuan.

3. Evaluasi

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest

b. Menganalisis hasil penelitian

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data untuk menjawab permasalahan penelitian.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian mutlak diperlukan metode agar penelitian tersebut dapat

berlangsung dengan terarah. Sugiyono (2013:3) dalam bukunya Metode Penelitian

Pendidikan mengemukakan secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara

(5)

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel

independent dan variabel dependen.

1. Variabel independen : Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran langsung

dengan model pembelajaran kooperatif learning.

2. Variabel dependen : Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono,(2013, hlm.61).

variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar bola tangan.

Pemilihan metode penelitian eksperimen ini adalah karena mengujicoba suatu

model pembelajaran untuk mengetahui perbandinganya terhadap keterampilan

dasar bola tangan, dalam hal ini akibat dari pengaplikasian model pembelajaran

langsung dalam pembelajaran bola tangan, yang selanjutnya akan dibandingkan

dengan pengaplikasian model pembelajaran kooperatif learning dalam

pembelajaran bola tangan, yang sering digunakan oleh guru-guru di sekolah.

D. Definisi Operasional

Dalam memandang sesuatu seseorang dapat menafsirkan secara berbeda.

Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian,

untuk itu akan dijelaskan istilah-istilah dalam penelitian ini, diantaranya sebagai

berikut:

1. Model Pembelajaran

Knirk dan Gustafon dalam Juliantine, (2013, hlm.9) mengemukakan bahwa:

Model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru

dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan

(6)

2. Model Pembelejaran Langsung

Pembelajaran Direct intruction menurut Juliantine, dkk (2013 hlm. 37) dapat didefinisikan sebagai “Model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan atau distrukturkan oleh guru”.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Learning

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang banyak memberikan

kesempatan belajar yang luas pada siswa agar terciptanya suatu kondisi

belajar yang kondusif serta siswa dapat memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat

bagi kehidupan dimasyarakat. (Juliantine, dkk. 2013 hlm. 56).

4. Permainan Bola Tangan

Permainan bola tangan adalah permainan beregu yang di mana dua regu

dengan masing-masing 7 pemain yang terdiri dari 6 pemain dan 1 penjaga

gawang yang setiap regunya berusaha memasukkan bola

sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.

E. Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen dalam sebuah penelitian harus memenuhi syarat valid dan

reliabel, dan penggunaan instrumen harus sesuai dengan peruntukannya. Arikunto (2010, hlm.203) mengemukakan “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnyalebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis,

sehingga mudah diolah”.

Setiap penelitian tentu menggunakan alat ukur yang lazim disebut instrumen

untuk mengumpulkan data. Berbicara tentang instrumen pengumpulan data akan

ada hubungannya dengan masalah evaluasi. Mengevaluasi adalah memperoleh

data tentang status sesuatu yang dibandingkan dengan standar atau ukuran yang

telah ditentukan.

(7)

adalah proses pengumpulan data/ informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”.

Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang berupa tes, dikemukakan oleh Arikunto (2010: 194) dalam Maulana (2013) bahwa: “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, mengetahui intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”Adapun instrumen tes sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes prestasi atau “achievement test” dengan pola tes awal dan akhir (pre test post test group design).

Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menurut

Nurhasan (2007: 251-253) instrumen penilaian tes keterampilan bola tangan yaitu

tes keterampilan lempar tangkap (passing), tes mendrible, tes menembak (flying

shoot).

Instrument Pengukuran Keterampilan Dasar Permainan Bola Tangan

Adapun tes keterampilan permainan bola tangan yaitu tes lempar tangkap

(passing), tes mendribble, tes menembak (playing shoot). Adapun tata cara

pelaksanaan setiap tes keterampilan bola tangan tersebut diberi kesempatan 2 kali

untuk melakukan (skor diambil yang tertinggi) dan yang lainnya dijelaskan

sebagai berikut:

Tes Keterampilan passing

SASARAN

2 m

(8)

Jarak yang dipakai adalah 2 meter, Tujuan dari tes ini untuk mengukur

Mengukur keterampilan lempar tangkap (passing), cara melakukan tes adalah

testee berdiri di belakang garis batas lemparan. Setelah ada aba-aba, testee harus

melempar ke tembok dan kemudian menangkapnya kembali dan seterusnya

selama 30 detik , bola disediakan satu untuk cadangan. Testee diberi kesempatan

untuk melakukan tes 2 kali kemudian diambil skor yang paling tinggi. Skor satu

diberikan apabila testee telah dapat menangkap bola dari setiap kali lemparan

setelah memantul ke dinding. Apabila testee menginjak atau melewati baris batas

lemparan waktu melempar dan juga bola tidak tertangkap maka dinyatakan gagal

(tidak dihitung).

Tes Keterampilan Dribbling

Gambar 3.3 Tes Keterampilan Dribbling

Testee mendribel bola melewati rintangan selama 30 detik. Jika testee

dapat mencapai garis finis sebelum batas waktu 30 detik, ia boleh terus

melanjutkan atau mengulang dribel melewati garis start kembali sampai batas

waktu 30 detik. Penilaian siswa mendapatkan nilai 1 setiap cones yang dilewati

dan diberi kesempatan 2 kali melakukan tes dribbling.

Tes Menembak (Flaying Shoot)

1

7 7

3 3

5 5

0,5m 0,5m 1m 0,5m 0,5m

6m

7m 9m

(9)

Testee harus melakukan flyinng shoot 3x dari 3 tempat atau pos yang jarak 6 meter, 7 meter, dan 9 meter dan langkah terakhir harus bertolak atau bertumpu

di dalam tumpuan. Setiap siswa diberi kesempatan 2 kali tembakan setiap jarak

dan diambil skor yang paling tinggi. Skor dan kecepatan menembak atau flying

shoot (3x). Tembakan atau shooting dianggap berhasil bila bola secara langsung

mengenai sasaran. Bola bila mengenai sasaran pada bagian garis batas daerah skor

maka diambil skor yang lebih besar. Dianggap gagal apabila melakukan

pelanggaran pada waktu melakukan awalan teknik flying shoot, bertumpu diluar

kotak tumpuan, menginjak garis daerah gawang, tidak melakukan teknik flying

shoot, bola tidak langsung mengenai target/sasaran (memantul ke lapangan

terlebih dahulu).

F. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data suatu penelitian, yaitu

kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengambilan data. Kualitas instrumen

berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Sedangkan kualitas

pengambilan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dalam

pengambilan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya juga belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel,

apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan

datanya.

Terdapat berbagai cara untuk mengumpulkan data penelitian. Sugiyono

(2013, hlm. 193) menjelaskan “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara”. Dilihat dari segi cara atau

teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), angket

(kuesioner) dan observasi.

Tes adalah instrumen atau alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data

yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berupa pengetahuan atau

(10)

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan dasar bola

tangan menurut Nurhasan (2007. hlm. 251-253) yaitu tes keterampilan lempar

tangkap (passing), tes mendrible, dan tes menembak (flaying shoot).

G. Teknik Analisis Data

Setelah seluruh data tes terkumpul, selanjutnya akan dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata dari simpangan baku

a. Mencari nilai rata-rata ( x ) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

̅ = rata-rata yang dicari Σx = jumlah nilai

n = jumlah sampel

b. Mencari simpangan baku

√∑ ̅

keterangan :

S = simpangan baku = jumlah

x1 = nilai data mentah ̅ = rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

2. Menguji homogenitas dengan menggunakan SPSS. Dengan

langkah-langkah seperti berikut :

a. Buka file data uji homogentitas.

b. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub

menu Compare Means-One Way Anova.

(11)

d. Faktor list, klik variabel metode. Kemudian klik tanda > bagian yang

bawah.

e. Klik Opsions.

f. Klik Homogeneity of variance, kemudian klik continue.

g. Klik ok untuk mengakhiri perintah, sehingga menghasilkan output.

3. Menguji normalitas data dengan menggunakan SPSS. Dengan

langkah-langkah seperti berikut:

a. Menu Analyze Descriptive Statistics Explorer.

b. Factor List, masukan jika ada 2 atau lebih variabel. Kalau tidak ada

diabaikan saja.

c. Klik Statistics.

d. Tanda centang pada menu Descriptive sudah dipilih, untuk

keseragaman menu yang lain tidak usah dicentang. Kemudian tekan

Continue.

e. Kemudian klik menu Plots. Muncul kotak dialog Plots.

f. Pada Boxplot pilih none artinya tidak akan dibuat boxplot.

g. Pada descriptive, tidak ada yang dipilih atau stem and leaf di deselect

(klik mouse pada kotak sebelah kiri hingga tidak ada tanda apapun).

h. Aktifkan pilihan Normality Plots with tests.

i. Pada kotak Spread vs level Levene test, digunakan jikadata lebih dari

dua kelompok data atau 2 variabel yang akan diuji. Pilih power

estimation untuk menguji kesamaan varians.

j. Tekan continue untuk kembali kekotak dialog sebelumnya.

k. Pada bagian Displays (lihat pada bagian pertama pengisian), pilih

Both yang berarti akan dianalisis statistic dan plots.

l. Tekan ok jika pengisian sudah selesai dan akan muncul output.

m. Output yang muncul ada dua macam yaitu Kolmogorov-smirnov dan

(12)

4. Menguji hipotesis menggunakan SPSS. Dengan langlah-langkah seperti

berikut:

a. Pemasukan data:

- Dari menu utama File, pilih menu New, lalu klik pada data,

kemudian klik pada sheet tab variabel view.

- Pengisisan variabel Pre-test, pada kotak Name, sesuai kasus, ketik

Pre-test.

- Pengisisan variabel Post-test, pada kotak Name, sesuai kasus,

ketik Post-test.

- Abaikan bagian yang lain, tekan CTRL-T untuk ke Data View.

b. Mengisi data:

Untuk mengisi data, dari tampilan Variabel View, tekan CTRL-T

untuk berpindah editor ke Data View, hingga tampak dua nama

variabel tersebut. Hati-hati dalam menginput data, bila data pecahan

pastikan pengoprasian dengan tanda titik atau dengan tanda koma.

c. Pengolahan data dengan SPSS:

- Menu Analiyze Compare Means Paired Samples T

Test, sehingga tampak seperti pada layar.

- Paired Variabel(s) atau variabel yang akan diuji, karena yang akan

diuji adalah data Pre-test dan Post-test.

- Untuk menu option atau pilihan yang lain, maka klik.

- Untuk pengisian confident interval atau tingkatan keprcayaan

untuk penelitian pendidikan jasmani atau penelitian pada olahraga

biasa menggunakan tingkat signifikansi 5% atau tingkat

kepercayaan 95%. Lalu tekan continue sehingga keluar hasil

output.

(13)

H. Pelaksanaan penelitian

Pemberian perlakuan

Pelaksanaan penelitian dilakukan 3 kali dalam seminggu, sesuai dengan pendapat Juliantine, dkk (2007:3.5) mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3

hari/ minggu, sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu”.

Oleh sebab itu peneliti melakukan pertemuan sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Penelitian ini dilakukan selama 12 kali pertemuan, dilaksanakan pada hari senin, rabu, dan jum’at untuk kelompok langsung dan hari selasa, kamis dan sabtu untuk kelompok kooperatif.

Pemberian perlakuan terhadap kelompok A dan kelompok B dilakukan

terpisah. Langkah-langkah pemberian perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Model Pembelajaran Langsung

Pertemuan ke Hari Kegiatan Waktu

1-3 awal terlebih dahulu. Selanjutnya pertemuan ke 2-13 diberikan perlakuan. 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,

presensi, pemanasan secara umum. 2. Inti : Guru menyampaikan materi

(14)

(minggu ke 2) Rabu, dan Jum’at

presensi, pemanasan secara umum. 2. Inti : Guru memberikan tugas gerak

kepada siswa untuk melakukan tugas gerak yang sama dengan yang dilakukan pada minggu pertama tetapi tingkatannya yang berbeda. Kalau di minggu pertama 10 kali dalam minggu kedua ini masing-masing siswa melakukannya sebanyak 15 kali. 3. Penutup : pendinginan, evaluasi, dan presensi, pemanasan secara umum. 2. Inti : Guru memberikan tugas gerak

pada pertemuan ke tujuh yaitu melakukan passing dan dribbling secara bergantian dengan catatan masing-masing siswa melakukan sebanyak 17 kali masing-masing indikator. presensi, pemanasan secara umum. 2. Inti : Guru memberika tugas gerak

meliputi passing, dribbling dan shooting. Pada pertemuan ke 10 dan 11 masing-masing siswa melakukan passing, dribbling dan shooting sebanyak 20 kali. Dipertemuan ke 12 dibagi kedalam beberapa kelompok untuk melakukan permainan bentuk sederhana.

3. Penutup : pendinginan, evaluasi, dan berdoa

Setelah selesai diberikan treatment dilakukan tes akhir untuk mengetahui hasil setelah diberikan perlakuan perlakuan.

10 menit

45 menit

10 menit

b. Kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Learning

Pertemuan Ke Hari Kegiatan Waktu

1-3

(minggu ke 1)

Selasa, kamis,

Dalam pertemuan pertama dilakukan tes awal terlebih dahulu. Selanjutnya

(15)

dan sabtu

pertemuan ke 2-13 diberikan perlakuan. 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,

apersepsi, presentasi, pemanasan. 2. Inti : materi permainan bola tangan.

a. Guru menyampaikan materi permainan bola tangan mengenai passing, dribbling, dan shooting. b. Guru mendemonstrasikan setelah itu

memberikan tugas gerak kepada siswa dalam pertemuan ke 1,2 dan3 yaitu untuk melakukan permainan yang sesuai dengan apa yang dijelaskan diawal oleh guru.

c. Guru memperhatikan dan memantau apa yang dilakukan setiap siswa, guru melihat kekurangan dan kelebihan dari setiap kelompok sebagai bahan untuk evaluasi.

d. Siswa dikumpulkan dan mengkoreksi gerakan yang salah serta memberikan masukan untuk mempermudah siswa dalam melakukan gerakan.

e. Siswa kembali melakukan permainan bola tangan bersama kelompoknya dengan melakukan gerakan yang lebih baik.

3. Penutup : pendinginan, evaluasi, diskusi, tanya jawab, berdoa.

1. Pendahuluan : berbaris, berdoa, apersepsi, presentasi, pemanasan. 2. Inti : materi permainan bola tangan.

a. Dalam pertemuan ke 4 Setiap kelompok diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu permainan yang dikehendakinya (catatan permainan yang dilakukan 2 vs 1 teknik yang digunakan passing dan dribbling sebanyak 15 kali).

b. Dalam pertemuan ke 5 Setiap kelompok diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu permainan yang dikehendakinya (catatan permainan yang dilakukan 2 vs 1 teknik yang digunakan dribbling dan shooting sebanyak 15 kali).

c. Dalam pertemuan ke 6 Setiap

10 menit

(16)

kelompok diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu permainan yang dikehendakinya (catatan permainan yang dilakukan 2 vs 1 teknik yang digunakan shooting dan passing sebanyak 15 kali).

d. Guru tidak membatasi siswanya untuk melakukan setiap tugasnya, guru memberikan keleluasan kepada siswa untuk bergerak secara aktif. e. Guru memperhatikan dan memantau

apa yang dilakukan setiap siswa, guru melihat kekurangan dan kelebihan dari setiap kelompok sebagai bahan untuk evaluasi. f. Siswa dikumpulkan dan

mengkoreksi gerakan yang salah serta memberikan masukan untuk mempermudah siswa dalam melakukan gerakan.

g. Siswa kembali melakukan permainan bola tangan bersama kelompoknya dengan melakukan gerakan yang lebih baik.

3. Penutup : pendinginan, evaluasi, diskusi, tanya jawab, berdoa.

1. Pendahuluan : berbaris, berdoa, apersepsi, presentasi, pemanasan. 2. Inti : materi permainan bola tangan.

a. Dalam pertemuan ke 7 Setiap kelompok diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu permainan yang dikehendakinya (catatan permainan yang dilakukan 2 vs 1 teknik yang digunakan passing, dribbling dan shooting sebanyak 17 kali).

b. Dalam pertemuan ke 8 Setiap kelompok diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu permainan yang dikehendakinya (catatan permainan yang dilakukan 2 vs 2 teknik yang digunakan passing, dribbling dan shooting sebanyak 17 kali).

c. Dalam pertemuan ke 9 Setiap

10 menit

(17)

kelompok diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu permainan yang dikehendakinya (catatan permainan yang dilakukan 3 vs 2 teknik yang digunakan passing, dribbling dan shooting sebanyak 17 kali).

d. Guru tidak membatasi siswanya untuk melakukan setiap tugasnya, guru memberikan keleluasan kepada siswa untuk bergerak secara aktif. e. Guru memperhatikan dan memantau

apa yang dilakukan setiap siswa, guru melihat kekurangan dan pkelebihan dari setiap kelompok sebagai bahan untuk evaluasi. f. Siswa dikumpulkan dan

mengkoreksi gerakan yang salah serta memberikan masukan untuk mempermudah siswa dalam melakukan gerakan.

g. Siswa kembali melakukan permainan bola tangan bersama kelompoknya dengan melakukan gerakan yang lebih baik.

3. Penutup : pendinginan, evaluasi, diskusi, tanya jawab, berdoa.

1. Pendahuluan : berbaris, berdoa, apersepsi, presentasi, pemanasan. 2. Inti : materi permainan bola tangan.

a. Dalam pertemuan 10, 11 dan 12 guru membuat permainan dalam bentuk sederhana. Dalam setiap kelompok yang sama dibuatlah sistem

pertandingan dimana dalam

pertemuan ke 10 kelompok A vs B. pertemuan ke 11 kelompok B vs C. dan pertemuan ke 12 A vs C.

b. Guru memperhatikan dan memantau apa yang dilakukan setiap siswa, guru melihat kekurangan dan kelebihan dari setiap kelompok sebagai bahan untuk evaluasi. c. Siswa dikumpulkan dan

mengkoreksi gerakan yang salah serta memberikan masukan untuk

10 menit

(18)

mempermudah siswa dalam melakukan gerakan.

3. Penutup : pendinginan, evaluasi, diskusi, tanya jawab, berdoa.

Dipertemuan ke 14 dilakukan tes akhir untuk mengetahui hasil setelah diberikan perlakuan.

Gambar

Tabel 3.1 Pretest-Postest Design
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Gambar 3.2 Tes Keterampilan Passing
Gambar 3.3 Tes Keterampilan Dribbling

Referensi

Dokumen terkait

Kalender pendidikan Program Paket B yang ditetapkan oleh PKBM Tunas Bangsa meliputi sebagai berikut: (1) permulaan tahun pelajaran adalah setiap bulan Juli; (2) hari libur

Adapun konsep pemasaran (marketing) : Orientasi pelanggan, menemukan apa yang diingkan oleh konsumen serta menyediakan bagi mereka (lebih memperhatikan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan

Sesungguhnya bila seluruh warga negara Republik Indonesia mampu memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara

Dalam Peraturan Menteri tersebut, Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan

Nominasi dan tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi : a) Mengevaluasi kebijakan remunerasi. b)

Jika merujuk pada hasil uji korelasi, tingkat keseriusan dan tanggung jawab ber- korelasi signiikan secara positif dengan niat melakukan internal whistleblowing yang