1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tanaman kelor telah digunakan selama berabad-abad di Asia dan Afrika. Banyak yang menyebut pohon ini sebagai "dinamit gizi" karena mengandung jumlah nutrisi penting yang lebih banyak seperti zat besi, kalsium dan vitamin A. Dunia ilmu pengetahuan mengakui bahwa kelor merupakan tanaman paling kaya nutrisi yang ditemukan untuk saat ini mengandung lebih banyak dan lebih padat vitamin, mineral, anti-oksidan kuat tertinggi dan asam amino esensial lengkap (Krisnadi, 2015).
Di Indonesia daun kelor muda banyak dimanfaatkan sebagai bahan sayuran oleh sebagian besar penduduk kampung atau desa. Tanaman kelor juga sudah dikenal luas di lingkungan pedesan sebagai tanaman obat berkhasiat (Anonim, 2008). Masyarakat mulai memanfaatkan bagian-bagian tanaman kelor dalam bentuk segar maupun kering yang kemudian diolah berdasarkan peruntukannya, misalnya daun dan biji kelor yang diolah menjadi simplisia daun kelor, teh kelor dan simplisia biji kelor yang dimanfaatkan untuk campuran kosmetik dan pembuatan minyak kelor (Kurniasih, 2013).
2
Klorofil merupakan senyawa kimia utama dari semua pasokan makanan dan produksi oksigen. Klorofil sebagai “darah bagi tanaman” hal itu berkaitan erat dengan hemoglobin (pigmen sel darah merah) yang bertanggung jawab untuk transportasi oksigen dalam tubuh. Perbedaan utama antara molekul klorofil dan hemoglobin adalah unsur logam di tengah molekulnya. Dalam hemoglobin terdiri dari besi, sementara di klorofil terdiri dari magnesium (Kurniasih, 2013).
Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari tiga ratus jenis sistem enzim di dalam tubuh, bertindak di dalam semua sel jaringan sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologik termasuk yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipida, protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi dan stabilitas bahan gen DNA. Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serelia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan (Altmatsier, 2004). Kelor mengandung magnesium sebanyak 368 mg/100 g daun kering dan pada biji sebanyak 24 mg/100 g (Krisnadi, 2015).
Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh yang berikatan dengan protein atau disebut hemoglobin, sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Sumber baik besi adalah telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah (Almatsier, 2004). Kelor mengandung besi 28,2 mg/100 g daun kering dan pada biji sebanyak 5,3 mg/100 g (Krisnadi, 2015).
3
batang, daun, ataupun buah. Penyerapan hara yang terjadi di daun jauh lebih banyak karena adanya rangsangan dari cahaya matahari. Unsur hara diserap tanaman dalam bentuk ion bermuatan positif (misalnya: K+, Ca++, Mg++) dan bermuatan negatif (misalnya: NO3-, Cl-) (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Karakteristik simplisia daun dan biji kelor belum tercantum di dalam monografi Farmakope Herbal Indonesia (FHI) karena itu karakterisasi dilakukan sesuai dengan prosedur penetapan kadar dan pengujian yang tertera dalam FHI (Farmakope Herbal Indonesia) (Kemenkes, RI., 2011).
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik simplisia daun dan biji kelor serta analisis mineral magnesium dan besi. Pemeriksaan logam tersebut dapat menggunakan beberapa metode lain diantaranya titrimetri, gravimetri dan potensiometri namun metode yang dipilih adalah metode spektrofotometri serapan atom karena mempunyai kepekaan yang tinggi atau batas deteksi kurang dari 1 ppm dan pelaksanaannya relatif sederhana (Gandjar dan Rohman, 2009; Bassett, dkk.,1991).
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apakah identifikasi karakteristik dari simplisia daun dan biji kelor dapat
diketahui?
b. Apakah terdapat magnesium dan besi dalam simplisia daun dan biji kelor serta berapakah kadarnya?
4
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Karakteristik simplisia daun dan biji kelor dapat diketahui dari hasil identifikasi.
b. Terdapat magnesium dan besi dalam simplisia daun dan biji kelor serta kadarnya dalam jumlah tertentu.
c. Terdapat perbedaan kadar magnesium dan besi yang terkandung dalam simplisia daun dan biji kelor.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui karakteristik simplisia dari daun dan biji kelor.
b. Untuk mengetahui magnesium dan besi yang terdapat dalam simplisia daun dan biji kelor serta kadar yang terkandung di dalamnya.
c. Untuk membandingkan kadar magnesium dan besi yang terkandung dalam simplisia daun dan biji kelor.
1.5 Manfaat Penelitian