• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi dan Motivasi terhadap Minat Rumah Sakit Swasta Sebagai Provider Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Persepsi dan Motivasi terhadap Minat Rumah Sakit Swasta Sebagai Provider Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan Tahun 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan manusia dalam bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan secara mudah dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat. Bidang kesehatan merupakan bagian dari kesejahteran sosial. Bahkan bidang kesehatan dianggap sebagai salah satu indikator utama dari berkembangnya kesejahteraan masyarakat di suatu negara.

Hak untuk hidup sehat dan sejahtera merupakan bagian dari hak asasi manusia yang diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam “Declaration of Human Right” Pasal 25 ayat 1 menyatakan bahwa

setiap orang berhak atas hidup yang menjamin kesehatan dan keadaan baik bagi dirinya dan keluarganya (Moenir, 2002). Berdasarkan deklarasi tersebut beberapa negara mengambil inisiatif untuk mengembangkan jaminan sosial, antara lain jaminan kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

(2)

terjangkau. Sebaliknya setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial (Kemenkes RI, 2013).

Salah satu upaya pemerintah untuk untuk mewujudkan program jaminan kesehatan sosial pemerintah menerbitkan Undang-Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 menetapkan jaminan sosial nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional (Kemenkes RI, 2013).

Jaminan kesehatan nasional yang berlaku saat ini adalah bagian terintegrasi dari sistem jaminan sosial nasional diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan penduduk Indonesia untuk hidup produktif serta berdaya saing (Kemenkes RI, 2013).

(3)

Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Menurut Kemenkes RI (2012), bahwa transformasi PT. Askes dan PT. Jamsostek menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya tahun 2015, PT. Jamsostek menjadi BPJS Kenenagakerjaan (UU Nomor 40, 2004)

Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sumber biaya yang dipakai untuk rawat inap pada semua fasilitas kesehatan di Indonesia masih didominasi oleh biaya sendiri (out of pocket), yaitu sebesar 53,5%, kemudian Jamkesmas 15,6%, Jamkesda 6,4%, Askes/ASABRI 5,4%, Jamsostek 3,5%, asuransi kesehatan swasta 1,8% dan tunjangan kesehatan perusahaan 4,0% (Kemenkes RI, 2013).

Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, mengklaim hingga akhir 2014, jumlah peserta BPJS Kesehatan Indonesia sebanyak 133,4 juta jiwa dan sampai dengan 18 Mei 2015 jumlah penerima manfaat layanan Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan telah mencapai 143.000.000 jiwa. Jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI) mencapai 86.400.000 jiwa. Sedangkan yang mendaftar melalui jalur mandiri sudah mencapai 499.918 jiwa. Selain peserta PBI dan peserta mandiri (non PBI), masih ada lagi penerima layanan BPJS kategori lain yang jumlahnya saat ini telah mencapai 29.597.291 jiwa (BPJS Kesehatan, 2015).

(4)

ketersediaan kamar pada fasilitas kesehatan pemerintah. Upaya untuk meminimalisasi permasalahan tersebut pemerintah mengeluarkan Perpres nomor 12 tahun 2013 untuk memberi kesempatan kepada fasilitas kesehatan swasta dapat bekerja sama dengan BPJS Kesehatan (Peraturan Presiden No.12, 2013)

Berdasarkan data BPJS Kesehatan 2015, jumlah rumah sakit di Indonesia yang terintegrasi ada sebanyak 2.410 rumah sakit (860 rumah sakit pemerintah, 66 rumah sakit BUMN, 715 rumah sakit swasta non profit, 749 rumah sakit swasta profit). Dari 2.410 rumah sakit sebanyak 1.621 rumah sakit telah bergabung dengan BPJS, sebanyak 600 rumah sakit diantaranya adalah rumah sakit swasta untuk memberikan layanan BPJS Kesehatan kepada masyarakat dan sebanyak 864 rumah sakit swasta belum bermitra dengan BPJS. Hal ini menunjukkan bahwa Program layanan BPJS kesehatan ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh rumah sakit swasta (BPJS, 2015).

(5)

Survei pendahuluan pada bulan Mei 2015 dengan mewawancarai 10 rumah sakit swasta di Kota Medan ditemukan sebanyak 5 rumah sakit (50,0%) mengeluhkan persyaratan menjadi provider Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu sistem kredensialing. Persepsi rumah sakit swasta tentang prosedur ini adalah merupakan hambatan karena membutuhkan beberapa persyaratan, antara lain: sumber daya manusia, sarana dan prasarana, peralatan medis, obat-obatan medis, lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan, sebanyak 3 rumah sakit (30,0%) beralasan tidak ingin repot dengan banyaknya pasien berobat dan sistem pembayaran Jaminan Kesehatan Nasional berdasarkan paket (biaya dan mutunya dikendalikan) berbeda dengan tarif pasien normal, dan sebanyak 2 rumah sakit (20,0%) mengeluhkan waktu pembayaran klaim 7-10 hari setelah pengajuan untuk verifikasi (hal ini diketahui dari rumah sakit swasta yang sudah bekerjasama dengan BPJS), sehingga rumah sakit swasta enggan atau tidak berminat sebagai provider BPJS.

(6)

diperoleh dari sejumlah keuntungan, dan kewajiban yang harus dipenuhi untuk memberikan pelayanan kepada pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional.

Selain faktor persepsi, faktor motivasi juga memengaruhi perilaku seseorang dalam mengambil keputusan. Gibson et al. (2003), menyatakan bahwa secara psikologis motivasi memengaruhi perilaku seseorang bekerja dalam organisasi. Kebijakan sebagai provider melalui perjanjian kerja sama merupakan motivasi bagi rumah sakit swasta untuk menjalankan roda organisasi dengan menerima hasil klaim dari BPJS kesehatan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa perlu mengkaji “Pengaruh Persepsi dan Motivasi terhadap Minat Rumah Sakit Swasta

sebagai Provider Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan Tahun 2015.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh persepsi dan motivasi terhadap minat rumah sakit swasta sebagai provider program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

(7)

1.4 Hipotesis

Persepsi dan motivasi berpengaruh terhadap minat rumah sakit swasta sebagai provider program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan terkait dengan manajemen strategi pelayanan rumah sakit swasta dalam implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan.

2. Memberikan masukan bagi BPJS dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya terkait dengan implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Dengan begitu jika mereka sudah minat dengan video animasi tentang budidaya jeruk pamelo, maka akan mudah bagi mereka untuk ikut dalam melestarikan tanaman

Skripsi yang berjudul “ MEDIA PEMBELAJARAN AUGMENTED REALITY SISTEM PERNAFASAN TUBUH MANUSIA BERBASIS ANDROID ” tepat pada waktunya.. Dalam penyusunan laporan ini,

(1) Nomer temuan (2) Kategori temuan: KTS, Observasi; Status: New, old (3) Bidang yang diaudit (4) Deskripsi temuan ketidaksesuaian (5) Tindakan perbaikan yang dilakukan

Sanggup memenuhi persyaratan administratif dan teknis secara lengkap

Dalam power supply terdapat komponen regulator dengan karakteristik yang beragam tetapi mudah dalam proses disainnya, sehingga dapat menghasilkan sumber listrik arus searah dengan

Perkenalan ini meliputi pengenalan konsep yang menggabungkan dunia hiburan dan sisi edukasi yang disebut edutainment, dengan menggunakan metode pustaka dan studi lapangan

- Nomor/tanggal Pengesahan Badan Hukum dari Dep.. - Surat pernyataan kesanggupan memenuhi aspek pengembangan masyarakat setempat. - Surat pernyataan

Dalam situs SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA ini pengunjung dapat menemukan beberapa informasi seperti : berita, jurusan, kategori, pada situs ini juga terdapat menu