Lampiran 1: Permohonan Menjadi Informan
PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Kepada Yth.
Bapak selaku informan Di tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
Nama : Tiur Novelisah Sidauruk
NIM : 121000302
Akan mengadakan penelitian tentang “Pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan KesehatanKerja (SMK3) di Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016”. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak untuk berpartisipasi menjadi informan dalam penelitian ini. Segala hal yang bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.
Apabila Bapak bersedia menjadi informan, maka saya bermohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang tersedia. Atas perhatian dan ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Lampiran 2: Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Usia :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :
Masa Kerja :
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dari pengumpulan data untuk penellitian tentang “Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja (SMK3) di Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016”. Untuk itu, secara sukarela saya menyatakan bersedia menjadi informan penelitian tersebut.
Adapun bentuk kesediaan saya adalah:
1. Bersedia ditemui dan memberi keterangan yang di perlukan untuk keperluan penelitian
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.
Kisaran, 2016 Informan
Lampiran 3: Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI BUNUT RUBBER FACTORY
PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, TBK TAHUN 2016
Petunjuk umum wawancara mengenai “Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)”.
1. Ucapan terimakasih kepada informan karena telah bersedia diwawancara. 2. Melakukan perkenalan dua arah, baik peneliti ataupun informan.
3. Menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan wawancara.
4. Menjelaskan bahwa pendapat atau saran dan pengalaman informan sangat berharga.
5. Menjawab pertanyaan wawancara dengan jelas dan jujur sangat diharapkan oleh peneliti.
IDENTITAS INFORMAN
Nama :
Usia :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :
Lama Bekerja :
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana proses yang dilakukan di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran pada tahap penetapan kebijakan K3 untuk pelaksanaan SMK3?
2. Bagaimana proses yang dilakukan di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran pada tahap perencanaan K3 untuk pelaksanaan SMK3?
3. Bagaimana proses pelaksanaan rencana K3 di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran?
4. Bagaimana proses pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Kisaran? 5. Bagaimana proses peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 di Cenex Plant
Lampiran 4. Hasil Wawancara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Bunut Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016
Tabel Matriks 1. Penetapan Kebijakan K3 di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
Informan 1 Manajer
Top manajemen sudah komitmen dengan masalah K3 dengan membuat kebijakan K3 yang tertulis,
ditandatangani dan secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 untuk peningkatan K3. Kebijakan K3 ini sudah terintegrasi dengan kebijakan mutu dan
lingkungan. Kebijakan tersebut akan didokumentasikan dan dikomunikasikan ke seluruh tenaga kerja dan pihak lain. Tahap pertama menyusun kebijakan K3 yaitu melakukan tinjauan awal melalui daftar periksa atau inspeksi lapangan yang mengacu pada persyaratan perundang-undangan K3yang berhubungan dengan produksi Cenex, hasil identifikasi bahaya dan risiko pada semua proses produksi Cenex Plant, laporan kecelakaan kerjanya, dsb. Jadi, pelaksanaan SMK3 ini prosesnya berkelanjutan tak ada putus-putusnya yang tentunya untuk perbaikan K3 dan peningkatan K3 di perusahaan. Informan 2
Head QHSE
Kebijakan terkait K3 yang ada di PT BSP, Tbk sudah terintegrasi/tergabung secara utuh dengan kebijakan mutu dan lingkungan, jadi kebijakan kita merupakan kebijakan manajemen secara keseluruhan yang disebut dengan kebijakan mutu, lingkungan dan K3. Di tahap awal penetapan kebijakan K3, Top manajemen melakukan tinjauan awal untuk mengetahui kajian tentang apa saja yang akan dituangkan dalam kebijakan itu dengan Tim BSP Sumut Unit 1 (Pabrik Bunut) intinya bagaimana yang pertama memenuhi segala macam peraturan perundang-undangan K3 dan yang kedua bagaiamana perusahaan bisa melakukan pencegahan/mengurangi jumlah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang ada di PT BSP. Kebijakan K3 juga memuat bagaimana perusahaan komit untuk selalu melakukan improvement
aman, nyaman, dan sehat. Ya seperti itulah kebijakan yang perusahaan jalankan.
Informan 3 Staf DCC
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 ya tentunya harus ada kebijakan K3nya. Kita sudah ada kebijakan K3 tapi itu sudah diintegrasikan dengan kebijakan mutu dan lingkungan. Jadi kebijakan ini mencakup secara
keseluruhan. Kebijakan K3 itu menunjukkan komitmen kita akan masalah K3 artinya bagaimana supaya kita bisa menurunkan angka KK dan PAK di tempat kerja,
bagaimana supaya lingkungan kerjanya aman, nyaman dan sehat.
Informan 4
Assisten Lapangan Cenex Plant
Secara umum perusahaan kita memang ada kebijakan terkait K3 namun sudah tergabung/terintegrasi dengan kebijakan mutu dan lingkungan. Intinya kebijakan K3 ini disusun untuk pencapaian target K3 perusahaan. Misalkan menurunkan KK sebesar 50% yang disepakati bersama-sama.
Tabel Matriks 2. Perencanaan K3 di Cenex Plant Bunut Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016
Informan 1 Manajer
Ya untuk perencanaan K3nya sudah terkoordinasi dengan baik, kalaupun ada kurang-kurang dikit-dikitlah. Yang jelas perencanaannya sudah terkoordinasi, sudah tertuang di dalam prosedur-prosedur, prosedur mengenai
identifikasi peraturan per-UU-an, prosedur mengenai aspek bahaya dan risiko biasanya dilakukan dengan menggunakan metode HIRAC yang dilakukan oleh petugas berkompeten seperti assisten Cenex dan mandor yang sudah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Dari situ kita bisa membuat sasaran dan program K3 untuk tahun selanjutnya dengan maskud ada perbaikan K3 dan pelaksanaan SMK3nya semakin meningkat. Informan 2
Head QHSE Depart.
menilai mana risiko yang dapat diterima/ditoleransi (acceptable risk) dan yang tidak dapat diterima/tidak dapat ditoleransi (un-acceptable risk). Risiko yang tidak dapat diterima tentunya risiko yang nilai nya tinggi sehingga kita harus konsen yang nantinya dalam perencanaan tersebut sehingga kita buat semacam sasaran, tujuan dan program K3-nya. Seperti itulah yang dilakukan untuk mengendalikan bahaya dan risiko yanga ada di Pabrik Karet Cenex, PT BSP. Nanti kita membuat objektif sasaran-sasaran K3 per tahun dan kita membuat program kerja untuk bisa tercapai sasaran-sasaran K3 itu sehingga risikonya terkendali dengan harapan tidak terjadinya KK, PAK di perusahaan. Kita memiliki program kerja tahunan baik itu yang dilaksanakan oleh HRD berupa program training ataupun program yang dilakukan oleh internal dari pabrik berupa program inspeksi tempat kerja, program simulasi tanggap darurat kebakaran dan program-program lainnya yang terkait dengan K3 ataupun mungkin dengan program yang sifatnya teknis berupa membangun ruangan,
mengoperasikan mesin yang lebih aman. Misalnya mesin yang sedang berputar tapi masih belum ada tutupnya dan kita buat tutupnya sehingga mencegah terjadinya KK akibat putaran mesin itu. Jadi ada program kerja yang sifatnya teknis.
Informan 3 Staf DCC
Perencanaan K3 harus disesuaikan dengan sasaran sistem manajemen yaitu mencakup semua sistem di perusahaan termasuk SMK3 yang ada dalam kebijakan perusahaan. Jadi perencanaan K3 dilakukan untuk bagaimana supaya sasaran dan tujuan K3 yang ada di kebijakan K3 tadi bisa tercapai, seperti KK dan PAK bisa diminimalkan dan bagaimana program K3 yang akan dilaksanakan untuk itu.
Informan 4
Assisten Lapangan Cenex
Tabel Matriks 3. Pelaksanaan Rencana K3 di Bunut Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016.
Informan 1 Manajer
Dalam pelaksanaan rencana K3 berarti kita harus melaksanakan seluruh program K3 yang sudah kita rencanakan dalam perencanaan K3. Dimulai dari penyediaan sumber daya manusia dimana kita
mempunyai prosedur kompetensi kerja ya dan kegiatan pelatihan K3 sesuai dengan pekerjaannya, prasarana dan sarana seperti organisasi K3 yaitu QHSE departemen di Pabrik Karet Bunut, APD lengkap di Cenex Plant seperti helmet, sarung tangan, sepatu boot, pakaian kerja,
masker, pemasangan rambu-rambu K3 di pabrik dan IK (Instruksi Kerja). Jadi pelaksanaanya harus sesuai dengan persyaratan K3, tak terkecuali saat proses pembelian barang ataupun jasa juga kita perhatikan kesesuaiannya, itu kita ada prosedurnya juga dek, namanya prosedur pembelian. Jadi pelaksanaan rencana K3 ini tidak hanya di bagian produksi saja tetapi menyeluruh semua kegiatan Pabrik Cenex.
Informan 2 Head QHSE Depart.
Jadi ya, di dalam proses ini intinya apa-apa yang kita rencanakan kita jalankan. Misalnya tadi dalam tahap perencanaan K3 ada peraturan K3 yang menyebutkan tentang operator forklift yang artinya kalau nanti kita melihat ternyata operator forklifnya itu belum
tersertifikasi ya kita melakukan pelaksanaannya dalam bentuk kita mengirimkan operator kita untuk mengikuti training operator forklift sedangkan di dalam legalitas lagi misalkan kita harus memiliki dokter hiperkes ternyata dokter yang kita miliki belum hiperkes. dalam
pelaksanaanya kita kirim dokter kita untuk mengikuti training dokter sertifikasi hiperkes. Ataupun regulasi K3 menyebutkan kita harus punya petugas peran kebakaran (koordinator regu pemadam kebakaran). Kita harus memiliki tim tanggap darurat yang sudah punya sertifikat dan lisensi yang ada tingkat A,B,C,D yang dalam
kita akan memberikan APD di lokasi Cenex Plant secara lengkap ya dalam pelaksanaanya kita berikan APD ataupun program lainnya, memasang mesin, pengaman mesin, bangunan, tanggap darurat. Jadi kita harus melaksanakan program-program yang sudah kita rencanakan.
Informan 3 Staf DCC
Jadi pelaksanaan rencana K3 di Bunut Rubber Factory sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana K3 dan semuanya didukung dengan sumber daya manusia, angaran yang termasuk dalam prasarana dan sarana. Jadi untuk anggaran yang kita sediakan ada APD, training, personel yang punya kompetensi ya artinya mempunyai
training-training yang dipersyaratkan. Walaupun ya lagi-lagi untuk kondisi sekarang untuk penyediaan sumber daya tadi baik itu uang ataupun yang lainnya itu memang agak sedikit banyak berkurang karena perusahaan Bakrie ini sedang kesulitan financial, memang untuk kondisi sekarang banyak perusahaan yang mengalami itu. Tetapi bukannya tidak ada training, training tetap kita
laksanakan, APD tetap kita sediakan meskipun masih sangat-sangat terbatas, harusnya menyediakan 100 masker tapi karena kurang dan paling disediakan setengahnya. Itulah keadaanya.
Informan 4
Assisten Lapangan Cenex
Tabel Matriks 4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 di Bunut Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016.
Informan 1 Manajer
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 ini pasti kita lakukan melalui pemeriksaan, pengukuran, audit internal SMK3. Auditornya masih dari Bunut, tentunya yang sudah berkompeten dibidangnya, tepatnya cross interal audit
yaitu yang mengaudit dari lokasi lain, bisa dari pabrik sawit atau kebun. Di Bunut Rubber Factory dilaksanakan audit internal setahun sekali dengan tujuan apakah
pelaksanaan SMK3 nya sudah sesuai dengan rencana gak kalau gak sesuai berari termasuk ke dalam temuan audit dan menjadi bahan masukan untuk perbaikan K3 di tahun berikutnya. Intinya dilaksanakan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3 ini Informan 2
QHSE Head
Biasanya kita melakukan pengumpulan-pengumpulan data Kecelakaan yang bulan ke bulan kita monitor dan juga kita melakukan pemantauan dan evaluasinya dalam bentuk investigasi KK, ya kalu terjadi KK maka kita mengevaluasi kenapa bisa terjadi KK tersebut, apa akar permasalahannya. Lalu juga dalam bentuk inspeksi tempat kerja apakah memang kondisi Pabrik sudah aman sesuai standar baik itu lingkungan kerjanya apakah sudah terkendali, mesin-mesin juga terawat dengan baik, apakah rambu-rambu saftey sign terpasang baik ataupun juga dari sisi manusianya apakah sudah komit, sudah menggunakan APD, sudah bekerja dengan aman. Dan juga setiap
setahun sekali kita melakukan internal audit yang dilakukan internal auditor dari internal kita PT BSP dari lokasi lain atau cross internal audit misalnya bisa dari staff kebun, staff pabrik sawit ataupun dari staf-staf lainnya. Internal audit tujuannya memastikan kesesuaian pelaksanaan dengan apa yang sudah ditetapkan di dalam dokumen, misalkan ada prosedur ijin kerja jadi nanti dilihat ada gak pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ijin kerja seperti pengelasan, jadi kita tanya apakah
ketidaksesuaian). Jadi internal audit yaitu kita cek pelaksanaan dengan apa yang sudah ditetapkan di dalam dokumen baik itu prosedur, WI (Work Instruction)/ IK (Instruksi Kerja), pelaksanaan untuk pemantauan dan evaluasi.
Informan 3 Staf DCC
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 tentunya dengan audit SMK3 ya, kita ada laporan-laporannya seperti audit check list dan kita simpan dengan baik. Audit yang kita lakukan masih audit internal setiap 1 tahun sekali yang dilakukan oleh auditor internal. Tetapi tim auditor kita juga pastinya berkompeten dong, yang sudah mengikuti pelatihan-pelatihan, itu juga ada dokumennya. Jadi dari hasil audit itu nanti bisa dilihat sesuai gak
pelaksanaannya dengan perencanaan kita, sudahkah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 kan ada 166 kriteria ya dek. Setelah di cek semuanya kalau ada yang belum sesuai dimasukkan dalam daftar temuan audit. Kalau pengujian dan pengukuran misalnya kebisingan, getaran, dsb itu dilakukan oleh Balai
Hiperkes Medan karena alat-alat kita belum dikalibrasi dan tidak ada petugas kita yang berkompeten di bidang itu.
Informan 4
Assisten Lapangan Cenex
Biasanya pemantauan dan evaluasi kinerja K3 itu kita lakukan melalui pemeriksaan, pengujian dan pengukuran, audit internal juga. Audit internal dilaksanakan 1 tahun sekali oleh tim auditor internal PT BSP, Tbk dari lokasi lain (cross internal audit) sedangkan audit ekstrernal kita belum ada ya karena masih ada komponen-komponen yang belum kita penuhi seperti hydrant kita belum beroperasi tapi dalam perundang-undangan harusnya ada yaitu 3 tahun sekali gitu, ya. Sebenarnya memang karena keadaan financial PT. BSP sedang tidak stabil. Jadi dari hasil temuan audit itu kita bisa membuat tindakan perbaikan atau pencegahan agar sesuai persyaratan K3.
Tabel Matriks 5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 di Bunut Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2016. Informan 1
Manajer
Manajemen) 1 tahun sekali biasanya di awal bulan
Januari paling lambat Februari untuk meninjau kinerja K3 di perusahaan secara menyeluruh baik Bunut Rubber maupun Palm Oil. Jadi semua pihak manajemen
berkumpul dan meninjau ulang dari evaluasi pelaksanaan SMK3 yang kita terapkan, kebijakan K3, tujuan dan sasaran K3nya, dan hasil temuan audit internal tadi. Informan 2
QHSE Head
Ini juga kita lakukan setiap setahun sekali biasanya pada awal tahun di bulan Januari paling lambat bulan Februari yang mana di dalam peninjauan dan peningkatan kinerja ini kita sebut sebagai RTM (Rapat Tinjauan Manajemen) jadi seluruh manajer baik itu kebun, pabrik, HRD,
manajer finance dan manajer lainnya berkumpul untuk bisa melihat meninjau performance atau kinerja K3 di perusahaan. Misalkan kita tinjau sasaran-sasaran K3 apakah tercapai atau nggak misalkan ada sasaran
mengurangi jumlah KK 50% dari tahun sebelumnya, kita lihat sasarannya tercapai gak. Kalau ada KK 4 kasus maka 50% harusnya 2 kasus apakah tercapai nggak artinya kalau cuma terjadi dalam satu tahun 2 kasus atau 1 kasus berarti tercapai tapi kalau 3 kasus, 4 kasus bahkan 5 kasus melebihi kasus tahun sebelumnya artinya ada problem. Nah, di RTM kita bahas kira-kira apa yang menjadi masalah sehingga sasaran/ target K3 tidak tercapai. Oh mungkin karena kurang sosialisasi berarti nanti untuk peningkatan kinerjanya di tahun depannya bagaimana kita memperbanyak lagi progrm-program training dan sosialisasi di karyawan, Oh ini KK karena APD yang diberikan kurang sesuai dan kurang lengkap maka di tahun berikutnya kita memberikan APD yang lengkap atau perusahaan mengalokasikan anggaran/ bajat untuk membeli APD supaya tidak terjadi KK lagi. Atau misalkan KK karena terlalu banyak jam kerjanya
harusnya 7 jam karena sering lembur jadi setiap hari bisa 10 jam atau 12 jam sehingga banyak tenaga kerja
mengenai evaluasi peraturan per-UU K3 nanti disitu dilihat ada misalkan 200 per UU K3, untuk tahun ini berapa persen tingkat pemenuhannya, apa saja peraturan yang belum kita penuhi, oh peraturan ini Pak, misalkan ada peraturan baru, operator boiler harus disertifikasi jumlahnya harus tiga, kita belum punya ini, jadi untuk tahun selanjutnya kita kirim tenaga kerjanya untuk mengikuti pelatihan tersebut. Apa lagi, misalnya ahli K3 nya resign/keluar, berarti kita tidak memenuhi standar harus punya ahli K3 jadi sekretaris P2K3 harus ahli K3 nanti kita mengirimkan karyawan yang memang punya bakat untuk mengikuti pelatihan ahli K3. Jadi memang ada beberapa agenda di dalam RTM, apa namanya yang intinya nanti bagaimana kita meninjau pelaksanaan SMK3 dalam satu tahun. Setelah kita tinjau bentuknya sesuai dengan roof di SMK3 continiual improvement
artinya perbaikan apa lagi yang harus kita perbaiki supaya lebih bagus. Itu nantinya kita perbaiki di tahun
selanjutnya. Itulah inti sari secara globalnya yang bisa saya terangkan.
Informan 3 Staf DCC
Biasanya semua manajemen baik pabrik, kebun, dan yang lain berkumpul dalam RTM (Rapat Tinjauan Manajemen) tiap tahun biasanya di awal tahun. Kita juga ada
laporannya berupa dokumen notulen Rapat Tinjauan Manajemen yang bahasannya tentang hasil
internal/eksternal audit, hasil komunikasi, partisipasi dan konsultasi dari pihak internal/eksternal termasuk keluhan, evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan
perundang-undangan K3, kinerja proses-proses mutu, lingkungan dan K3, status penyelidikan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan, tindak lanjut dari manajemen sebelumnya, perubahan-perubahan termasuk
perkembangan dan persyaratan perundang-udangan terkait dengan aspek mutu, lingkungan, K3 dan sosial serta rekomendasi untuk peningkatan kinerja.
Informan 4
Assisten Lapangan Cenex
Lampiran 5. Lembar Check List Pelaksanaan SMK3
No. Elemen-elemen SMK3 Pelaksanaan
A B C D
1. Pembangunan Dan Pemeliharaan Komitmen
2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3
3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak
4. Pengendalian Dokumen
5. Pembelian dan Pengendalian Produk 6. Keamanan Bekerja Berdasarkan
SMK3
7. Standar Pemantauan
8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan 9. Pengelolaan Material dan
Perpindahannya
10. Pengumpulan Dan Penggunaan Data 11. Pemeriksaan SMK3
12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan
Sumber: Laporan Hasil Audit Check List SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 Bunut Rubber Factory PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Tahun 2015.
A = Dilaksanakan
B = Tidak Dilaksanakan Sepenuhnya C = Tidak Dilaksanakan
PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, TBK AREA 1 (SUMUT 1)
TABEL : IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO K3
DEPT./LOKASI : BUNUT RUBBER FACTORY / CENEX PLANT
IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RESIKO PENGENDALI
harus dikatakan PENTING ) R= Rutin
NR= Non Rutin
PP= Peraturan Perundang-undangan P= Kemungkinan terjadi
F= Frekuensi A= Akibat
L= Peraturan dan persyaratan lainnya
Disetujui oleh, Dipersiapkan oleh
Lampiran 12. Laporan Rapat Tinjauan Manajemen PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Area 1 (Sumut 1) Tahun 2015
Notulen Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Manajemen Terpadu Periode 2015 QHSE & Sustainability Management System Hari/Tanggal : Selasa, 19 Januari 2016
Jam : 09.00 – 14.30 WIB Tempat : Bakrie Club
Peserta : ( Terlampir Daftar Hadir )
No Pembahasan Masalah Keputusan Tanggung
Jawab
Waktu Pelaksanaa
n
1 Hasil Internal/Eksternal Audit
Kemampuan Internal Auditor untuk melaksanakan audit Sistem Manajemen Terpadu (
QHSE & Sustainability Management) masih perlu ditingkatkan.
-Pelaksanaan Pelatihan Internal Auditor.
- Questioner akan diberikan kepada seluruh internal auditor untuk memilih spesialisasi bidang audit nya.
HR 2016
Belum ada ketentuan dalam prosedur Internal Audit untuk menentukan suatu object audit yang kategorinya NC :
Melakukan revisi prosedur BMA-05.
standar ISO & RSPO) Hasil Audit yang perlu ditindaklanjuti : - Dijumpai kasus kontaminasi
mangkok/daun/ranting pada produksi offgradess.
- Terdapat pestisida yang digunakan di estate tidak terdaftar dalam surat dari disnaker.
-Review kembali system ISO (WI) untuk kontrol kontaminasi offgrades di estate.
-Memastikan kembali peraturan mengenai pendaftaran pestisida & Standard prinsip & criteria RSPO/ISPO nya.
Estate/QHSE
QHSE
2016
2 Umpan Balik Pelanggan Masih terdapat Penilaian customer rendah yakni:
Rubber
Sritrang, USA - Delivery (5) & Price (5) -Welcome Trading - Price (6)
Oil Palm
Musim Mas - Price (69)
Strategi bisnis untuk mendapatkan profit yang lebih baik dapat
dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan resiko complain dari customer.
Commerce 2016
Belum ada keseragaman formulir dalam Customer Satisfacation Survey (CSS) antara Rubber Division & Palm Division.
Formulir CSS
3 Hasil dari Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi
Masih ada miskomunikasi yang terjadi dalam menyikapi
-Setiap
Head/asisten/Officer harus
All Manager & staff
External termasuk Keluhan Bipartide. yang cukup (proaktif) dalam mensosialisasikan hasil keputusan LKS Bipartide terutama yang bersifat urgen.
- HR Area Dept. Membuat jadwal untuk melakukan sosialisasi ke kebun dan pabrik terkait dengan Hubungan Industrial.
Belum dibuat status pemenuhan terhadap pelaksanaan kegiatan komunikasi internal dan eksternal & kegiatan forum stakeholder di laporan HR.
Evaluasi perlu dilakukan terhadap pelaksanaan dari setiap kegiatan/program komunikasi yang di lakukan BSP.
HRD 2016
Masalah penggembalaan ternak di areal kebun yang kurang terkontrol.
-Prinsip nya Manajemen
TIDAK MENGIZINKAN
penggembalaan ternak di kebun. Manajemen menyediakan areal untuk pengambilan rumput. - Kebijakan dapat diambil oleh masing2 manajer dengan ketentuan :
1). Harus ada izin resmi ke manajemen
2). Dilarang menggembala di areal TBM (Karet &
Estate/HR/ Security
Estate/HR/ Security
3). Dilarang menggembala di areal baru di spraying. - Agar dilakukan percobaan untuk pemanfaatan kotoran sapi & tankos untuk pupuk (1 field/50 ha/estate). Pelajari teori &
perhitungankan COST.
Estate
Adanya permintaan dari customer lateks pekat dengan parameter Mechanical Stability Time (MST) rendah yakni 150 -200 sec. saat dishipmentkan.
-Produksi lateks pekat menyesuaikan kebutuhan customer dengan control penggunaan Lauric Acid. - Melakukan scheduling shipment yg baik. - Melakukan komunikasi dengan buyer agar barang yang telah diterima langsung dilakukan analisa agar tidak terjadi kenaikan MST
BRF 2016
Rapat P2K3 berlangsung 6 x di 2015. Seharusnya dilaksanakan sebulan sekali (12 x).
Pelaksanaan rapat P2K3 diintegrasikan dalam rapat QHSE & Sustainability. Pelaksanaan rapat P2K3 dilaksanakan 1 x per bulan dan wajib dihadiri oleh Head department.
All Manager 2016
4 Evaluasi Keta’atan/Kepatuhan terhadap Persyaratan Peraturan Perundangundangan dan Persyaratan lain.
Beberapa peraturan belum dipenuhi :
Lingkungan
K3
Permenakertrans 8 /2010 – APD
Kepdirjenaker 53/2009 - Lisensi Petugas P3K
Permenakertrans 01/1979 – Pelatihan Hyperkes untuk Paramedis
Permenakertrans 02/1980 – Pemeriksaan Kesehatan TK Permenaker 12/2015 - K3 Listrik
Kepmenaker 186/1999 - Unit Penanggulangan Kebakaran
RSPO
Permen PU 63/1993 – Garis Sempadan Sungai
- Mengkaji pemberian areal untuk pasar.
- Pemberian APD sesuai kebutuhan.
-Agar lisensi disusulkan ke Disnaker.
- Pelatihan Outraining dapat dilaksanakan.
- Surat Penetapan Dokter Pemeriksa Kesehatan segera diuruskan.
- Pengajuan AK3 Listrik dari Infrastruktur
- Pengajuan Koordinator Kebakaran TK B dari POM ( M.Fikri)
- Dimasukan ke dalam Program Pengelolaan & Pemantauan HCV
Masih belum semua Peraturan dimasukan ke dalam Identifikasi Peraturan Perundang-undangan & Persyaratan Lainnya tentang Lingkungan, K3 & RSPO/ISPO (BMH-FR-01).
Memasukan seluruh PP tekait Lingkungan, K3 &
RSPO/ISPO.
Kesesuaian Produk. - Permintaan material ( pupuk, mangkok,spare part ) yang belum terpenuhi.
- Tidak adanya timbangan shelter (Selisih RBT)
- Kertas masih ada potensi dihemat.
-Permintaan material agar dapat diprioritaskan pemenuhannya sesuai tingkat urgensi nya. - Laporan /surat dari lokasi dapat melalui email saja tetap ada pertinggal nya untuk file lokasi yang bersangkutan. Email
dikirimkan oleh Manager.
GM/P&C
All Manager
Masih ada ketidaksesuaian data produksi estate & pabrik Tahun 2015.
Agar diperbaiki data produksi baik kebun atau pun pabrik.
QHSE 2016
Belum ada sasaran complian POM
Target POM : agar dimasukan masalah complain CPO & PK
POM 2016
Jumlah kecelakaan terbanyak selama 5 tahun terakhir, terjadi di Tanah raja estate.
Agar lebih ditekankan
sosialisasi K3 ke estate tersebut.
QHSE/Tanah Raja Estate
2016
6 Status Penyelidikan Insiden, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
Ada double pelaporan kecelakaan berupa menggunakan BMA-FR-14 & BMH-FR-12 yang memuat maksud yang sama.
Pelaporan kecelakaan kerja hanya cukup menggunakan BMH-FR-12 Laporan
Penyelidikan Kecelakaan Kerja.
All Manager & Staff
2016
Masih banyaknya PTP yang dikeluarkan berupa Produksi Out of Spec. SIR & NH3 out of Spec.
Agar dapat dikurangi PTP untuk kasus tsb.
BRF/Estate/QC
7 Tindak lanjut dari Tinjauan Management Sebelumnya.
Beberapa point keputusan rapat tinjauan manajemen belum terlaksana berupa :
1. Reward K3 yang belum terpenuhi.
2. Perbaikan dokumen ISO di HR
-Agar dapat dibuatkan standar pemberian reward K3. - Agar didapat diperbaiki.
GM/QHSE
HR / Belawan
Marketing. 8 Perubahan – perubahan
termasuk Perkembangan dan Persyaratan Perundang-undangan dan Persyaratan lain yang terkait dengan Aspek Mutu, Lingkungan, K3 dan Sosial.
-Adanya Perubahan versi sistem manajamen mutu & Lingkungan (ISO 9001:2015 & ISO 14001: 2015 )
- Adanya system ERP I Plant yang belum terintegrasi ke dalam system manajemen.
-Pembentukan Team Revisi Dokumen QHSE &
Sustainability Management System yang mengadopsi : a) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 & ISO 14001:2015.
b) Sistem ERP i-Plant
GM/QHSE 2016
Adanya penambahan aspek Penilaian dalam PROPER 2015 – 2016 terkait Struktur Organisasi dalam Pengelolaan B3.
Mempelajari kembali
mekanisme Penilaian PROPER 2015 – 2016.
BRF/QHSE/HR/ Store.
2016
Ada wacana mengeluarkan COMMERCE Department dari lingkup sertifikasi system
manajemen mutu di BSP Sumut 1 karena sudah masuk lingkup corporate.
Perlu dikoordinasikan kembali dengan QHSE Corporate.
GM/QHSE/ Commerce
2016
9 Rekomendasi untuk Peningkatan.
Efektivitas Penggunaan Ammonia untuk pengawetan Lateks.
Project team Improvement 2016
: “Kajian Pengawetan Lateks
Sebagai Bahan Baku SIR 3CV & Cenex dengan menggunakan Ammonia di Kebun “.
Lampiran 14. Hasil Dokumentasi
Gambar 1. Jalan Masuk PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk, Bunut Rubber Factory, Kisaran
Gambar 3. Pekerja tidak menggunakan APD
Gambar 5. Kebijakan Perusahaan
Gambar 7. Rambu K3
Gambar 9. Work Instruction
Gambar 11. Kotak P3K
Gambar 13. APAR jenis Paca Halon
Gambar 15. Wawancara dengan Manager Bunut Rubber Factory (Informan 1)
Gambar 17. Wawancara dengan Staf DCC Controller (Informan 3)