• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggungjawaban Orang Tua Terhadap Anak Incest Menurut Hukum Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertanggungjawaban Orang Tua Terhadap Anak Incest Menurut Hukum Islam"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

i ABSTRAK

Islam meletakkan tanggung jawab membesarkan anak sepenuhnya di atas bahu kedua orang tuanya mengasuh dan merawat anak hukumnya wajib, sama seperti wajibnya orangtua memberikan nafkah yang layak kepadanya. Semua ini harus dilaksanakan demi kemaslahatan dan keberlangsungan hidup anak, hal ini sesuai yang disebutkan di dalam Pasal 45 Undang-undang No. 1 Tahun 1974. Akhir-akhir ini banyak sekali hal yang dapat mengakibatkan status seorang anak tidak jelas, permasalahan yang tengah muncul di tengah-tengah masyarakat pada saat ini adalah anak yang lahir akibat hubungan sedarah atau yang dikenal dengan incest. Kelahiran anak incest mengakibatkan status seorang anak tidak jelas, baik mengenai pertanggung jawaban pelaku incest, tanggung jawab orang tua, dan kewarisan anak incest.

Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pertanggungjawaban pelaku incest menurut hukum pidana Islam, bagaimana tanggungjawab orang tua terhadap hak pengasuhan anak incest berdasarkan hukum Islam, dan bagaimana akibat hukum terhadap hak kewarisan anak incest atas harta yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Dalam penelitian ini mengunakan jenis penelitian yuridis normatif dan sifatnya deskriptif analisis dengan mengunakan bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang akan dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertanggungjawaban pelaku incest menurut hukum pidana Islam adalah di ancam dengan hukuman mati hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah Bin Abbas, telah bersabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “siapa saja yang menyetubuhi mahramnya maka bunuhlah dia” maka berdasarkan hadist tersebut menurut hukum pidana Islam setiap pelaku incest dapat dijatuhkan hukuman mati. Orang tua bertanggung jawab kepada setiap anaknya hal ini sesuai yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al- Baqarah: 233, salah satu tanggung jawab orang tua kepada anak incest adalah memberikan hak asuh, dalam hukum Islam yang berhak mengasuh anak incest adalah ibunya apabila ibunya tidak memungkinkan disebabkan tidak memenuhi syarat-syarat sebagai orang yang berhak mengasuh menurut hukum Islam, maka hak asuh di ambil alih oleh keluarga ibunya. Pemberian warisan kepada anak incest sangat bertentangan dengan syarat dan rukun kewarisan waris Islam, dalam hukum kewarisan Islam ada faktor yang menyebabkan adanya pewarisan yaitu adanya hubungan kekerabatan (Nasab) dan adanya perkawinan yang sah sedangkan anak incest tidak mempunyai hubungan nasab dan bukan anak dari hasil perkawinan yang sah oleh karena itu menurut hukum kewarisan Islam anak incest tidak berhak atas harta yang ditinggalkan oleh ayahnya, namun menurut Iman syafi’i dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 186 bahwa anak incest mempunyai hubungan saling mewarisi dengan ibunya dan keluarga dari pihak ibunya.

Kata kunci: Pertanggungjawaban, Anak Incest, Hukum Islam

(2)

ii

ii ABSTRACT

Parents are responsible completely for raising their children. To raise and take care of children as well as to give a good livelihood is parents’ obligation

according to the Islamic teachings. All is done for the children’s welfare and

survival as stipulated in Article 45 of Law No.1/1974. Many things cause a child to have an unclear status lately. One of the problems found in society is a child born from an incestuous sexual intercourse called incest. Birth of incestuous child

causes him/her an unclear status on the incest performer’s responsibilities, parents’responsibilities, and the incestuous child’s inheritance.

The research problems are as follows: how about the incest performer’s responsibilities are based on the Islamic criminal law, how about the parents’ responsibilities for the incestuous child’s custody based on the Islamic law, and

how about the legal consequence of the incestuous child’s inheritance rights on the property left by his/her parents. The research applies judicial normative and analytical desriptive method using the primary, secondary, and tertiary legal materials which are analyzed qualitatively.

The research results show that, based on the Islamic criminal law, the incest performer is handed down a death sentence as referred to Prophet

Muhammad’s words retold by Abdullah Bin Abbas ‘whoever has a sexual

intercourse with his mahram (immediate/close relative), kill him”. Consequently, every incest performer can be handed down a death sentence according to the Islamic criminal law. The parents are responsible for their children in line with Al-Quran Surah i.e. Al-Baqarah, verse 233. One of the parents’ responsibilities

for their incestuous child’s is to provide the custody. Based on the Islamic law, the

custody of the incestuous child is given to his/her mother. In case she cannot take care of the child because she is not eligible for the custody; according to the

Islamic law, it is transferred to his/her mother’s relatives. Providing inheritance

to incestuous child is very contradictory with the terms and principles of the Islamic inheritance law. In the Islamic inheritance law, there are some factors about providing inheritance, namely a kinship (Nasab) and a legal marriage. An incestuous child does not have a kinship (nasab) and he/she is not a child from a legal marriage. Consequently, based on the Islamic inheritance law, an

incestuous child does not have any rights on the inheritance left by his/her father.

However, according to Imam Syafi’i in the Compilation of the Islamic Laws

Article 186, an incestuous child has the inheritance relationship from his/her mother and relatives from his/her mother side.

Keywords: Responsibility, Incestuous Child, Islamic Law.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk lebih jelasnya perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V yang pembelajarannya menggunakan media animasi berorientasi pendidikan karakter

Dewi Lestari, 2016, Pengaruh Kepemimpinan Komunikasi Lingkungan Kerja Dan Kompensasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan KJKS BMT Tumang Boyolali, Jurnal Publikasi,

3.1.2 Menentukan ciri umum teks deskripsi dari segi isi dan tujuan komunikasi pada teks yang dibaca/didengar..

Penghargaan dan ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran USU Medan, Direktur RSUP H Adam Malik Medan, Kepala Instalasi

Untuk menentukan jarak titik B ke bidang AFGD dapat ditentukan dengan mencari panjang ruas garis yang tegak lurus dengan bidang AFGD dan melalui titik B!. BT tegak lurus dengan

Penderita DM yang tidak terkontrol dengan kadar hemoglobin terglikasi (HbA1c) tinggi menyebabkan TB menjadi lebih parah dan berhubungan dengan mortalitas yang lebih

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas segala kasih karunia Nya, sehingga tesis yang berjudul: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN NASABAH

Bab-bab di dalam penulisan ini mengemukakan teori-teori tentang graf yang menjadi dasar permasalahan minimum spanning tree, metode yang digunakan untuk menyelesaikan