• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP ANALISIS EKOLOGI ADMINISTRASI NEG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP ANALISIS EKOLOGI ADMINISTRASI NEG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP ANALISIS EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI PERENCANAAN DALAM ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Ilmu yang mempelajari interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup disebut ekologi pembangunan. Manusia, baik sebagai subyek maupun obyek pembanguna, merupakan bagian ekosistem. Pandangan holistis inilah yang dipakai dalam ekologi pembangunan.

Pembangunan bertujuan bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat. Dapat pula dikatakan pembangunan bertujuan untuk menaikkan mutu hidup rakyat. Karena mutu hidup dapat diartikan sebagai derajat dipenuhinya kebutuhan dasar, pembangunan dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik. Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang esensial untuk kehidupan kita. Ia terdiri atas tiga bagian, yaitu kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati, kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi dan derajat kebebasan untuk memilih. Banyak penelitian menunjukan, banyak jenis kebutuhan dasar untuk banyak anggota masyarakat kita masih belum terpenuhi dengan baik. Misalnya pangan, air bersih, pendidikan, pekerjaan, dan rumah masih belum dapat tersedia dengan cukup, walaupun sudah banyak perbaikan sejak pembangunan dilancarkan lebih dari 30 tahun yang lalu. Dengan masih belum terpenuhinya kebutuhan dasar itu, mutu lingkungan hidup banyak rakyat masih belum baik. Karena itu pembangunan masih harus diteruskan.

Dalam usaha memperbaiki mutu hidup, harus dijaga agar kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih tinggi tidak menjadi rusak. Sebab kalau kerusakan terjadi, bukannya perbaikan mutu hidup yang akan dicapai, melainkan justru kemerosotan. Bahkan bila kerusakan terlalu parah, dapatlah terjadi kepunahan kehidupan kita sendiri, atau paling sedikit ekosistem tempat kita hidup dapat mengalami keambrukan yang akan mengakibatkan banyak kesulitan. Pembangunan demikian bersifat tidak berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa Pengertian Pembangunan?

2. Apa Perbedaan Pembangunan dan pertumbuhan?

3. Bagaimana Ekologi Pembangunan?

4. Apa Manfaat dan risiko lingkungan dalam pembangunan?

5. Bagaimana Pembangunan Berkelanjutan?

6. Apa saja Teori Pembangunan?

1. Apa pengertian Administrasi Pembangunan?

2. Bagaimana Konsep Analisis Ekologi Administrasi Negara dalam Administrasi

Pembangunan?

3. Bagaimana Perencanaan dalam Administrasi Pembangunan?

1.3 Tujuan Penulisan

(2)

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pembangunan?

2. Untuk Mengetahui Perbedaan Pembangunan dan pertumbuhan?

3. Untuk Mengetahui Ekologi Pembangunan?

4. Untuk Mengetahui Manfaat dan risiko lingkungan dalam pembangunan?

5. Untuk Mengetahui Pembangunan Berkelanjutan?

6. Untuk Mengetahui Teori Pembangunan?

1. Untuk mengetahui apa itu administrasi pembangunan

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep analisis ekologi administarsi negara dalam administrasi

pembangunan.

3. Untuk mengetahui perencanaan dalam administrasi pembangunan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangunan

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994)

memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara mengenai pembangunan artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat. Dan semua itu tidak lepas dari yang namanya proses perluasan, proses peningkatan, baik itu untuk kepentingan masyarakat maupun diri sendiri (hal ini seperti yang

dikatakan oleh Rogers).1[1]

2.2 Perbedaan Pertumbuhan dengan Pembangunan

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi babatang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dll.

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system

sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Pembangunan artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat.

2.3 Ekologi Pembangunan

Salah satu cabang ekologi yang mempelajari tentang lingkungan hidup sebagai objek kajian dalam hubungannya dengan pembangunan adalah ekologi pembangunan. Studi ini

(3)

sangat pesat pembangunannya berhubungan dengan banyaknya kasus kerusakan lingkungan sebagai akibat dari proses pembangunan. Pembangunan adalah upaya-upaya yang di arahkan untuk memperoleh taraf hidup yang lebih baik. Upaya-upaya untuk memperoleh kesehjateraan atau taraf hidup yang lebih baik merupakan hak semua orang dimanapu berada. Khusunya di negara-negara berkembang, pembangunan merupakan pilihan penting dilakukan guna mencapai kesehjateraan penduduknya.

Upaya di bidang pertanian dilakukan secara ekstensifikasi dan intensifikasi. Lahan di perluas dan pupuk di tingkatkan jumlah maupun mutunya melalu sistem teknologi. Saran-saran insfrastruktur ditingkatkan seperti jalan, pembangunan irigasi, waduk dan transportasi. Sektor industri dibuka, bukan saja sebagai sarana pendukung bagi pembangunan pertanian, tetapi juga untuk mendapatkan produk manufaktur yang dibutuhkan. Industri selain meningkatkan pendapatan, juga berperan untuk menyerap tenaga kerja. Dengan demikian pembangunan merupakan sarana bagi pencapaian taraf kesejahtraan manusia. Namun demikian, setiap pembangunan tidak terlepas dari adanya dampak yang merugikan, terutama kepada lingkungan. Lingkungan menjadi semakin rusak berupa pencemaran, dan kerusakan sumber-sumber hayati seperti penipisan cadangan hutan (deforestization), punahnya bermacam-macam biota , baik spesies binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Disamping itu

terjadi pula berbagai penyakit sebagai akibat dari pencemaran industri.2[2]

Di jepang timbul berbagai penyakit-penyakit aneh pada waktu mulai berkembangnya industri di negri itu. Penyakit itu di kenal dengan mini mata diase berupa terganggunya fungsi otak. Ada pula penyait itai-itai yang merusak sum-sum tulang, ginjal, dan menimbulkan kematian. Di identifikasi, penyakit tersebut berasal dari buangan pabrik ke sungan dan teluk, dimana korban pada umumnya adalah para nelayan. Contoh jepang yang di sebutkan, mewakili begitu banyak kasus pencemaran yang terjadi dengan berbagai fariannya, merupakan studi menarik bagi ekologi pembangunan. Khsususnya yang di alami oleh negara-negara sedang berkembang, kasusnya pencemaran dan keruskan alam, tampaknya seakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan yang di jalankan lingkungan dan sumber-sumber alami menjadi obyek utama dalam semua program pembangunan. Hutan, barang-barang tambang, atau pola ekspolitasi atas semua aset-aset lingkungan seperti pasir, binatang-binatang liar, tumbuh-tumbuhan bahkan barang-barang antik, dan alat-alat budaya tradisional dijadikan sebagai obyek untuk mencukupi kebutuhan negara dan rakyatnya. Industri dan perdagangan diarahkan sebagai alat akselerasi pembangunan, tetapi sebagian pula menjadi alat pelipatan gandaan kerusakan alam dan lingkungan. Karena pembangunan yang digiatkan semuanya berbaris lingkungan dan sumber-sumber alam.

Bagi negara-negara yang sedang berkembang, tidak ada pilihan kecuali meneruskan pembangunan dengan tingkat risiko maha hebat bagi lingkungan dan kekayaan alamnya. Namun pembangunan, risiko yang terjadi akan lebih besar pula di banding dengan keadaan membangun. Maka bagi negara-negara berkembang, pembangunan menjadi suatu yang bersifat simalakama. Membangun mempunyai risiko besar, tanpa membangun tetap pula mempunya risiko besar. Atas dasar itulah adanya teori zero growt, yakni kebijakan yang di terapkan seluruh dunia untuk menekan pertumbuhan ekonomi dan kependudukan, sangat tidak populer bagi negara-negara berkembang.

(4)

Berdasarkan deskripsi diatas, timbul pertanyaan apa saja yang menjadi obyek kajian dari ekologi pembangunan. Namun sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu kiranya dipahami dulu apa yang dimaksud dengan ekologi pembangunan. Ekologi pembangunan terdiri dari paduan kata ekologi dan pembangunan. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari anatara organisme dan lingkungan. Pembangunan (development) adalah the application of human, financial, and physical resources to satisfy human needs and improve the quality of life. Pembangunan merupakan tuntunan tentang sumber daya manusia, keuangan dan sumber-sumber alam untuk memuaskan kebutuhan manusia dan meningkatkan kualitas hidup. Ada pakar yang menyoroti dampak dari kebijakan pembangunan terhadap sistem ekologi. Ada sebagian mengatakan bagaimana hubungan antara pola pembangunan dengan faktor-faktor konservasi alam dan lingkungan. Otto Soemarwoto dalam hubungannya dengan studi amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) mengatakan bahwa ilmu ekologi pembangunan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara pembangunan dan lingkungan.

Apabila disimak bagaimana manusia mengupayakan tingkat kesejahteraanya dalam hubungan dengan lingkungan dapatlah dikatakan bahwa ekologi pembangunan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan segala prilakunya guna mengupayakan tingkat kesehjateraan yang maksimal dengan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensinya. Berdasarkan pengertian diatas dapat diuraikan bahwa ekologi pembangunan mengkaji beberapa aspek sebagai berikut :

1. Manusia sebagai bagian dari ekosistem lingkungan

2. Manusia dan kebudayaannya serta perilaku-perilakunya dalam mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan berupa :

a) Pandangan hidup

b) Kebijakan-kebijakan penguasa (pengambilan keputusan) mencapai kesehjateraan.

c) Iptek dengan prosesnya, hasilnya dan dampaknya pada kehidupan.

3. Interaksi manusia dengan lingkungannya berupa :

a) Sistem pemenuhan kebutuhan dari sumber-sumber alam

b) Prilakunya mengelola lingkungan

c) Kebijakan menekan resiko lingkungan

4. Kebijakan kebijakan mencapai keharmonisan (harmonization) antara pembangunan dengan lingkungan

5. Kebijakan mencapai keberlangsungan (sustainability) antara lingkungan dengan pembangunan.

(5)

paradigma pertumbuhan dan masih merupakan unggulan utama, maka tidak banyak yang bisa dicapai dalam pengelolaan lingkungan. Artinya pengurasan atau ekspolitasi sumber sumber alam masih tetap terjadi, atau kerusakan alam dan pencemaran masih saja menjadi bagian pokok dari nasib lingkungan.

Prinsip-prinsip yang dicapai selama ini ialah penekanan arti dan peranan yang memberikan tempat lebih prioritas kepada pembangunan. Pembangunan selalu dimaknai dengan pertumbuhan fisik, yang berti pula apapun yang diupayakan dalam pembangunan lebih divaluasikan kepada nilai ekonomi, pertumbuhan atau angka-angka. Dimanapun dan dari dasar apapun pembangunan berangkat, maka prioritasnya selalu pembangunan. Ketika pembangunan disadari justru berangkat dari faktor sumber daya alam dan lingkungan, maka tidak tampak upaya supaya faktor lingkungan juga menjadi elemen penting dari makna pembangunan. Artinya faktor alam dan lingkungan hanya berperan sebagai faktor pendukung pembangunan.

Melihat dampak-dampak negatif demikian dicari alternatif supaya pembangunan tidak selamannya menjadi anti lingkungan. Pandangan demikian melahirkan terminologi yang

selalu menempatkan ecodepelopment, yakni bila di indonesia kan menjadi pembangunan

berasan lingkungan. Istilah ini dilahirkan secara resmi dari UUPLH 1982, undang-undang nasional yang pertama tentang pengaturan lingkungan secara komprehensif, yang banyak mengakomodasikan prinsip-prinsip deklarasi stockholm pada konferensi lingkungan hidup 1972. Kritik-kritik atas dominasi pembangunan terhadap lingkungan tetap berkembang hingga kemudian melahirkan pergantian baru agar tidak terdapat pandangan (kesan) bahwa lingkungan selalu menjadi korban dalam pembangunan.

Para environmentalist tampaknya belum puas karena jika membicarakan pembangunan,

selalu tidak bisa dilepaskan dari suatu titik pandang khususnya bagi negara berkembang, di mana lingkungan (aspek-aspek kekayaan sumberdaya alam) berperan sebagai obyek yang harus dikorbankan.Konsepnya ialah bagaimana mengubah sumberdaya-sumberdaya alam supaya bernilai ekonimis riel bagi kesejahteraan bangsa.

Ekologi pembangunan kiranya memfokuskan kajian supaya paradigma pembangunan dicakupkan sebagai aspek lingkungan. Apabila paradigma pembangunan diintegralkan kepada aspek lingkungan maka tidak tampak prinsip keutamaan (priority) pembangunan. Artinya pembangunan tidak dipandang sebagai segala-galanya dan berhadapan dengan lingkungan tidak terdapat alasan untuk mengorbankan atau menelentarkan lingkungan demi pembangunan.

Guna mengubah orientasi dari penekanan (priority) pembangunan (pertumbuhan ekonomi), maka dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) terdapat penekanan yang sama terhadap aspek pembangunan ekonomi dan aspek lingkungan. Lebih dari itu, karena tujuan pembangunan berkelanjutan adalah kesejahteraan masyarakat, diintegralkanlah aspek sosial budaya, sehingga pembangunan berkelanjutan mengandung tigas spek: ekonomi, lingkungan , dan sosial budaya.

Konsep pemikiran dalam hubungan hubungan dalam hubungan antara pembangunan dengan lingkungan, muncul pula secara lebih jauh dengan konsep berkelanjutan ekologi. Pecentus konsep berkelanjutan ekologi, ini adalah A.sonny keraf, seorang ahli etika yang kemudian menjadi Menteri Negara lingkungan Hidup (1999-2001). Dikatakannya bahwa berkelanjutan ekologi mengandung ekologi mengandung perhatian penting kepada aspek-aspek lingkungan tetapi dengan tatap menjamin kualitas kehidupan ekonomi dan sosial budaya. konsep ini berbeda dengan konsep pembangunan berkelanjutan, yakni paradigma yang dianut adalah perhatian pada pembangunan ekonomi sambil menekankan kepentingan

(6)

2.4

Manfaat dan risiko lingkungan dalam pembangunan

Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat, melainkan juga membawa risiko. Kita dapat melihatnya disekitar kita. Sungai kita bending, dengan bendungan itu kita dapatkan manfaat listrik, bertambahnya air pengairan dan terkendalinya banjir. Risikonya ialah tergenangnya kampong dan sawah, tergusurkan penduduk, dan kepunahan jenis tumbuhan dan hewan. Kayu dalam hutan kita tebang. Devisa dalam jumlah besar kita dapatkan dari ekspor kayu. Sebaliknya kita menghadapi risiko kepunahan hewan dan tumbuhan, bertambahnya erosi, rusaknya tata air dan terjadinya padang alang-alang. Batubara kita manfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Dengan itu kita mendapatkan risiko

pencemaran udara oleh debu, jelaga dan gas SO2. Transfor kita tambah, hubungan dari satu

tempat ketempat lain menjadi mudah. Tetapi risikonya ialah pencemaran udara dan

kebisingan, serta kecelakaan lalu lintas.4[4]

Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan selalu bersifat dilemma. Pandangan kita terhadap dilema ini suka berlainan. Pada umumnya para pelaksana proyek pembangunan lebih melihat manfaatnya dan mengentengkan risikonya, karena mereka terdesak oleh urgensi sasaran dan tekanan factor politik. Sebaliknya media media massa dan para cendikiawan sering dapat melihat risiko yang tidak terlihat oleh orang awam dan pelaksana pembangunan. Mereka bersifat lebih berhati-hati, karena tidak merasakan adanya urgensi sasaran dan desakan factor politik. Betapapun, baik manfaat maupun risiko harus kita perhitungkan secara berimbang. Risiko kita terima sebagai biaya manfaat yang kita ambil. Hanya memperhatikan manfaatnya saja dapat membahayakan lingkungan. Sebaliknya hanya memperhatikan risikonya atau membesar-besarkan risikonya akan membuat kita menjadi takut untuk berbuat. Baik memperhatikan manfaat saja atau sebaliknya memperhatikan risiko saja akan menimbulkan pertentangan. Tetapi dengan tidak berbuat sesuatu pun aka nada orang yang setuju dan tidak setuju. Dan apabila kita berbuat sesuatu , jadi menghentikan pembangunan, kita akan terlanda oleh risiko lingkungan, sehingga mutu hidup kita akan terus merosot. Karena itu, keputusan untuk membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana membangun agar sekaligus mutu lingkungan dan dengan demikian muto hidup dapat terus ditingkatkan. Pembangunan itu berwawasan lingkungan. Analisis manfaat dan risiko lingkungan merupakan alat untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan.

2.5 Pembangunan Berkelanjutan

Ketiga factor itu tidak saja mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga mempunyai dampak terhadap pembangunan. Karena itu untuk terlanjutkannya pembangunan tidak cukup untuk melakukan analisis. Dampak lingkungan yang hanya berlaku untuk perencanaan proyek pembangunan. Pengelolaan lingkungan untuk pembangunan harus didsarkan pada konsepsi yang lebih luas. Konsepsi itu harus mencakup dampak lingkungan terhadap proyek, pengelolaan lingkungan proyek yang sudah operasional dan perencanaan dini pengelolaan lingkungan untuk daerah yang mempunyai potensi besar untuk

pembangunan, tetapi belum mempunyai rencana pembangunan.5[5]

4

(7)

Pembangunan berkelanjutan didefinisikan oleh Komisi Sedunia untuk Lingkungan dan Pembangunan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan kita sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Laporan komisi itu diumumkan pada tahun 1987 dan berjudul Hari Depan Kita Bersama (our Common Future). Komisi diketuai oleh Gro Brundtland, perdana menteri Norwegia. Definisi itu mempunyai wawasan jangka panjang antar generasi. Syarat untuk dapat tercapainya pembangunan berkelanjutan tidak hanya fisik saja, yaitu tidak terjadinya kerusakan pada ekosistem tempat kita hidup, melainkan juga harus adanya pemerataan hasil dan biaya pembangunan yang adil antar Negara dan antar kelompok di dalam sebuah Negara. Ini berarti bahwa kesenjangan sosial ekonomi sekarang ada antara Negara maju dan Negara sedang berkembang serta kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan masyarakat miskin dimasing-masing Negara harus dikurangi. Pemerataan itu tidak hanya terjadi didalam satu generasi melainkan juga antar generasi. Dalam Konperensi PBB tentang lingkungan dan pembangunan (UNCED) di Rio de Janeiro, Brasil, dalam tahun 1992 pembangunan berkelanjutan menjadi tema pokok. Konperensi tersebut menghasilkan program kerja PBB untuk pembangunan berkelanjutan yang diberi nama agenda 21.

a. Proses Ekologi

Didalam alam terdapat proses ekologi yang menjadi penopang kehidupan kita. Rusaknya proses ekologi itu akan membahayakan kehidupan dibumi kita. Energi untuk proses ekologi didapatkan dari matahari. Dibawah ada beberapa proses ekologi :

a) Efek rumah kaca

b) Fostosintesis

c) Penambatan nitrogen

d) Pengendalian populasi

e) PenyerbukanKemampuan memperbaharui diri

f) Fungsi Hidro-ologi6[6]

b. Tersedianya sumber daya yang cukup

Pembangunan adalah usaha untuk dapat menaikan manfaat yang kita dapatkan dari sumberdaya. Kenaikan manfaat itu dapat kita capai dengan menggunakan lebih banyak sumberdaya. Kenaikan manfaat dapat juga dicapai dengan menaikan efesiensi pengguna sumberdaya, tanpa menaikan jumlah sumberdaya yang kita pakai. Dengan usaha kita mendapatkan hasil yang lebih besar dengan sejumlah sumberdaya yang sama. Ke dalam usaha menaikan efesiensi penggunaan sumberdaya termasuk pula daur ulang. Usaha menaikan efesiensi terutama penting dengan makin langkahnya persediaan sumberdaya relatif terhadap kebutuhan. Kenaikan kebutuhan itu disebabkan baik oleh kenaikan jumlah penduduk, maupun karena kenaikan permintaan per-orang. Usaha menaikan efesiensi pengguna sumberdaya tidak saja penting untuk sumberdaya yang tak terperbarui, melainkan juga untuk yang terpebarui. Usaha itu penting dari dua segi.

Pertama, untuk sumberdaya yang terpebarui kenaikan intensitas eksploatasi mempertinggi resiko kerusakan sumberdaya. Kerusakan itu dapat membuat sumberdaya itu menjadi tak terpebarui, kecuali dengan biaya yang tinggi seperti yang telah diuraikan di

muka. Kedua, penggunaan sumberdaya dalam jumlah yang makin besar pada umumnya akan

memperbesar masalah pencemaran. Pencemaran itu secara umum akan mengurangi

kemampuan lingkungan untuk mendukung pemangunan berkelanjutan. Cara yang ketiga

(8)

berarti berkurangnya pilihan. Dan ini berarti menurunnya mutu lingkungan hidup. Arti penting usaha itu tidak saja untuk hari kini, melainkan juga untuk hari ke depan. Harus dijaga agar pembangunan tidak menutup secara dini pilihan kita di hari depan. Sebab “kebutuhan kita tidak saja terus bertambah, melainkan juga berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Sumberdaya yang paling utana ialah manusia. Pada akhirnya manusialah yang menentukan berhasil atau gagalnya pembangunan. Kuantitas sumberdaya manusia kita besar, tetapi mutunya masih rendah. Seyogyanya pembangunan mempunyai tujuan utama menaikan mutu sumberdaya manusia. Dengan mutu sumberdaya alam dapat diatasi. Misalnya, jepang, singapura dan nederland tidak banyak mempunyai sumberdaya alam. Tetapi mutu

sumberdaya manusianya tinggi.7[7]

c. Lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sesuai

Lingkungan sosial budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial-budaya dan ekonomi tertentu. Dalam pembangunan faktor ekonomi faktor mendapat perhatian yang seperlunya, karena semua orang sadar bahwa pembangunan tak akan dapat berkelanjutan, apabila ekonomi tidak mendukungnya. Beberapa hal yang dianggap penting diuraikan di bawah :

a. Pemerataan Pembangunan

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah mensyaratkan, bahwa pemerataan adalah unsur penting dalam pembangunan. Walaupun usaha telah dilakukan untuk mencapai tujuan ini, namun hasilnya belumlah menggembirakan. Di dalam ekologi terdapat hukum yang menyatakan, apabila dua ekosistem yang berbeda tingkat perkembangannya berhubungan satu sama lain, terjadilah tukar-menukar materi, energi dan informasi antara keduanya. Tetapi arus tukar-menukar materi, energi dan informasi antara keduanya. Tetapi arus tukar-menukar materi, energi dan informasi itu asimetris, yaitu arus dari ekosistem yang lebih berkembang ke yang kurang berkembang lebih kecil dari yang sebaliknya. Jadi, yang lebih berkembang mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari hubungan itu dibanding dengan ekosistem yang kurang berkembang. Dalam ekologi dikatakan ekosistem yang kurang berkembang dieksploitasi oleh yang lebih berkembang. Tingkat perkembangan ekosistem itu dapat diukur dari tingkat organisasi dan keanekaan, dan dalam ekosistem manusia juga dari tingkat pendidikan dan keterampilan.

b. Persaingan

Persaingan terjadi apabila sumberdaya yang digunakan oleh sekelompok individu menjadi langka relatif terhadap kebutuhan masing-masing individu. Di dalam dunia hewan persaingan antara individu suatu jenis akan menyebabkan terdesaknya individu yang lemah ke daerah yang marjinal. Cara hidup individu itu sendiri tidak berubah. Secara ekologis hal ini disebut melebarnya relung jenis tersebut. Bila persaingan itu terjadi antara jenis, masing-masing jenis itu akan berusaha untuk hidup dengan lebih efisien. Maka terjadilah spesialisasi. Dengan spesialisasi itu cara hidup telah berubah. Relung jenis berubah menjadi sempit.

Didalam masyarakat manusia persaingan juga sering terjadi. Didalam masyarakat agraris, lahan merupakan sumber daya yang sering diperebutkan. Persaingan makin intenstif dengan makin menurunnya nilai nisbah lahan terhadap petani. Persaingan antara petani dapat dianalogikan dengan persaingan antara individu dalam satu jenis. Dalam hal ini jenis itu adalah jenis petani. Individu petani yang terdesak pindah kedaerah yang marjinal. Mereka tetap menjadi petani dan membuka lahan di daerah yang tidak subur dengan lereng curam.

(9)

Apabila terjadi pembangunan yang membutuhkan lahan yang luas, misalnya waduk, wilayah industry, dan pemukiman, luas lahan pertanian berkurang. Jika petani yang tergusur oleh proyek itu tidak dapat mendapatkan pekerjaan proyek itu, nilai nisbah lahan terhadap petani akan menurun. Dengan demikian tekanan penduduk meningkat dan daerah yang marjinal di desa dan di kota akan diduduki oleh petani itu. Akibatnya ialah kerusakan lingkungan, jadi pembangunan yang menggunakan lahan luas dan tidak memperhatikan penduduk local, akan mengakibatkan kerusakan lingkungan karena naiknya tekanan penduduk.

c. Masyarakat terasing

Yang dimaksud dengan masyarakat terasing ialah masyarakat yang hidup terpisah dari masyarakat umum dan mempunyai gaya hidup dan nilai kebudayaan yang berbeda dari masyarakat umum. Di Indonesia terdapat dua jenis masyarakat terasing yang menduduki dua ujung ekstrem dalam kemasyarakatan kita. Yang pertama ialah masyarakat terasing yang primitif yang hidup di daerah yang terpencil, misalnya di pedaleman Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya. Yang kedua ialah masyarakat terasing yang modern yang hidup di lokasi

proyek pembangunan yang besar yang menggunakan teknologi yang modern. 8[8]

2.6 Teori Pembangunan a. Teori Modernisasi

Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri (internal resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan sebagai proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb. Ciri-ciri pokok teori modernisasi:

1. Modernisasi merupakan proses bertahap.

2. Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.

3. Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan

Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.

4. Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.

5. Modernisasi merupakan perubahan progresif

6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan

bukan perubahan revolusioner.

Tokoh-tokoh teori modernisasi:

a. Harrod-Domar

Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.

(10)

Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of growth- models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurusyakni masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju dengan tahap2 sebagai berikut:

1. Masyarakat Tradisional dan masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih belum banyak

dikuasai.

2. Prakondisi untuk Lepas Landas dan masyarakat tradisional terus bergerak walaupun sangat

lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi untuk lepas landas.. contoh adanya campur tangan untuk meningkatkan tabungan masyarakat terjadi, dimana tabungan tersebut dimanfaatkan untuk sektor2 produktif yang menguntungkan. Misal Pendidikan 3. Lepas Landas ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses

pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5%-10 %. 4. Bergerak ke Kedewasaan teknologi diadopsi secara meluas.

5. Jaman konsumsi masal yang tinggi pada tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan.

c. David McClelland

Teori: need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.

d. Max Weber

Hasil analisis: salah satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”. Etika Protestan:

a) Lahir melalui agama Protestan yg dikembangkan oleg Calvin

b) Keberhasilan kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.

c) Berdasarkan kepercayaan tsb kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan.

Sikap inilah yg diberi nama “etika protestan”.

e. Bert F. Hoselitz

Membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”. Kondisi lingkungan maksudnya adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.

f. Alex Inkeles & David H. Smith

Ciri-ciri manusia modern:

a) Keterbukaan thd pengalaman dan ide baru

b) Berorientasi ke masa sekarang dan masa depan

c) Punya kesanggupan merencanakan

d) Percaya bahwa manusia bisa menguasai alam

Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya.

b. Teori Dependensi

(11)

akan menindas negara Dunia Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral.

Teori ini berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori struktiral ini adalah teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli pemikiran liberal Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang merevisi pandangan marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.

1. Raul Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang harus

melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.

2. Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di

negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.

Ada 2 tokoh yang membahas dan menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari tokoh-tokoh di atas, yakni:

1. Andre Guner Frank : pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya

dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.

2. Theotonia De Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni:

a. Ketergantungan Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat

eksploitatif.

b. Ketergantungan Finansial- Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi

dalam bentuk kekuasaan financial-industri.

c. Ketergantungan Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus industri dilakukan

melalui monopoli teknologi industri.

c. Teori Sistem Dunia

Teori sistem dunia yang dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Hal ini dikarenakan

bahwa dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia. Wallerstein menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomi kapitalis.

Menurut Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu

1. negara core atau pusat, mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini

dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu

2. semi-periferi atau setengah pinggiran è mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran

yang merupakan pihak yang paling dieksploitir 3. negara periferi atau pinggiran.

Menurut Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas,” misalanya dari negara pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pernah suatu saat Inggeris, Belanda, dan Perancis adalah negara pusat yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun kemudian Amerika Serikat muncul menjadi negara terkuat (pusat) seiring hancurnya negara-negara Eropa dalam Perang Dunia II.

Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu:

(12)

komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran mengambil tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Dengan ini ada kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran menjadi negara setengah pinggiran.

2. Kenaikan kelas terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan

industri raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar dan kemudian lahir apa yang disebut dengan MNC. Akibat dari perkembangan ini, maka muncullah industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh oleh perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui proses ini maka posisi negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.

3. Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya.

Sebagai misal saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile yang dengan berani melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Namun demikian, semuanya ini tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah pada saat negara tersebut mencoba memandirikan dirinya, peluang dari sistem

dunia memang ada. Jika tidak, mungkin dapat saja gagal.9[9]

2.7. Pengertian Administrasi Pembangunan

Definisi Administrasi pembangunan banyak jumlah dan variasinya. Berikut ini definisi Administrasi pembangunan menurut beberapa ahli :

1. Sondang P. Siagian memberikan definisi Administrasi pembangunan sebagai seluruh usaha

yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memperbaiki tata kehidupan bangsa tersebut dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (1982:4)

2. Bintoro Tjokrohamidjojo : Administrasi Pembangunan mempunyai dua fungsi yaitu :

pertama, penyusunan kebijakan penyempurnaan Administrasi negara (the development of

administration), meliputi bidang organisasi, kelembagaan, kepegawaian, ketata laksanaan, dan sarana-sarana administrasi, dan kedua, penyempurnaan administrasi untuk mendukung (a) perumusan kebijakan dan program-program pembangunan, serta (b) pelaksanaannya

secara efektif. Aspek kedua ini dinamakan the administration of development proses atau

administrasi proses pembangunan ( 1976:14).

3. Mustopadidjaja merumuskan administrasi pembangunan adalah “ilmu dan seni” tentang

bagaimana pembangunan suatu system administrasi Negara dilakukan sehingga system administrasi tersebut mampu menyelenggarakan berbagai fungsi umum pemerintahan dan pembangunan secara efisien dan efektif.

2.8. Konsep Analisis Ekologi Administrasi Negara dalam Administrasi Pembangunan

Proses penyelenggaraan pemerintahan, dengan perhitungan matang akan membawa perubahan ke arah lebih baik, sesuai dengan tujuan. Konsep-konsep unggulan yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pemerintahan di masa yang akan datang diperlukan konsepsi dan strategi di bidang :

(13)

1. Sikap dan perilaku aparat pemerintahan yang membaur dengan masyarakat, sehingga getaran

hati rakyat dirasakan oleh aparatur pemerintahan.

2. Memberikan fasilitas dan pelayanan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan lingkungan

masyarakat yang senantiasa selalu berubah.

3. Mekanisme perencanaan yang selalu datangnya dari bawah, dan dapat menampung aspirasi

arus bawah.

4. Memanfaatkan anggaran belanja secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan

memperhitungkan hasil bagi negara.

5. Memberikan modal usaha kepada wirausaha, termasuk fasilitas.

6. Menganalisis atas situasi dan kondisi baik situasi dari dalam maupun situasi dari luar.

7. Pengembangan strategi untuk mewujudkan wawasan atau visi dan tujuan organisasi

pemerintah.

8. Pengembangan strategi yang disepakati oleh yang terkait.

9. Analisis penelitian dan evaluasi hasil kerja, sebagai bahan strategi masa yang akan datang.

Hasil analisis selalu akan membawa perubahan manakala diterapkan dengan strategi pembangunan. Perubahan yang baik adalah perubahan yang diharapkan menurut ukuran manusia. Misalnya di satu daerah kekurangan bahan makanan, dan sarana pendidikan yang kurang, dalam hal seperti itu pada daerah tingkat kualitas hidup manusianya rendah dan dengan demikian organisme maksudnya manusia dan kualitas lingkungan di daerah tersebut adalah rendah. Proses penyelenggaraan pemerintahan dengan berbagai strateginya mengarahkan pada pembangunan untuk mengubah kondisi daerah tersebut menjadi cukup makanan, sarana pendidikan yang memadai.

Adanya kualitas hidup yang rendah, menunjukkan di daerah tersebut terdapat keseimbangan tertentu antara kekurangan bahan makanan, kurang sarana pendidikan. Usaha untuk mengubahnya adalah menganalisa untuk mengetahui penyebab selanjutnya, upaya memberikan sarana untuk memperoleh makanan dan memberikan fasilitas sarana pendidikan, dan memusnahkan penyakit yang menimbulkan rendahnya kualitas hidup.

Usaha lain adalah menaikan tingkat produktivitas pangan. Hal ini dapat dilakukan dengan satu atau kombinasi berbagai macam cara misalnya pengairan, pemupukan, pengendalian hama, penanaman varietas unggul. Upaya ini harus digerakkan oleh aparatur pemerintahan yang didukung oleh masyarakat/partisipasi masyarakat.

Kualitas hidup dalam menganalisa ekologi pemerintahan dapat diukur dengan tiga kriteria :

1. Dipenuhinya derajat kehidupan yaitu kebutuhan untuk hidup sebagai makhluk organisme.

(14)

air yang bersih, pangan, kesempatan untuk mendapatkan keturunan serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan sesama manusia. Kebutuhan manusia merupakan paling mendasar dan dalam keadaan memaksa mengalahkan kebutuhan hidup yang lain, demikian pula dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan sangat dipengaruhi oleh faktor manusia sebagai perencana, pelaksana dan pengawas serta evaluasi terhadap program pemerintah, namun dibalik itu setiap individu mempunyai kebutuhan yang mendasar dan perlu dianalisa hubungan organisme tersebut dengan lingkungan pemerintahan.

2. Dipenuhinya kebutuhan hidup secara manusiawi, kebutuhan ini bersifat relatif, walaupun ada

hubungannya dengan kebutuhan hidup sebagaimana butir 1). Dalam kehidupan seperti iklim Indonesia, rumah dan pakaian, misalnya bukanlah kebutuhan yang mutlak untuk kelangsungan hidup hayati, melainkan untuk kebutuhan hidup manusiawi. Di Indonesia yang kaya akan suku dan bahasa, contohnya di daerah Irian Jaya orang tanpa berpakaian terutama di pedalaman tidak merasa turun martabatnya karena memang hidup sehari-harinya tanpa pakaian kecuali koteka untuk menutupi kemaluannya bagi pria. Tanpa berpakaian orang tidak akan mati dalam iklim tropis. Namun kehidupan manusia di bumi Indonesia tanpa pakaian/bugil dan tanpa mempunyai rumah tinggal, hidup tidaklah manusiawi. Pekerjaan dalam organisasi pemerintahan misalnya bukanlah sekedar untuk mendapatkan kebutuhan semata untuk hidup hayati, melainkan juga penting menjaga martabat dan status sosial seseorang. Oleh karena itu pekerjaan juga merupakan kebutuhan untuk hidup manusiawi. Pendidikan dan pelatihan mempergunakan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hayati, misalnya pangan, sebenarnya bukanlah khas manusiawi, karena hewan pun mengajar teknologi kepada anaknya, antara lain untuk digunakan mencari dan menangkap mangsanya. Kelompok pendidikan yang khas manusiawi adalah filsafat, seni, agama, dan kebudayaan. Peranserta untuk mengambil keputusan tentang hal-hal yang menentukan nasib dirinya, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara adalah juga merupakan kebutuhan hidup yang bersifat manusiawi bagi kehidupannya.

3. Adanya kebebasan untuk memilih dalam kehidupan bermasyarakat tidak ada hidup tanpa

aturan, dalam masyarakat yang tertib, aturan merupakan faktor yang menentukan, demikian juga dalam kehidupan penyelenggaraan pemerintahan, mekanisme kerja dan aturan-aturan merupakan rambu-rambu yang harus dipenuhi dan ditaati oleh aparatur dan masyarakat. Derajat kebebasan dibatasi oleh aturan-aturan, baik yang bersifat tertulis maupun yang tidak tertulis.

(15)

kehidupan untuk waktu yang selama-lamanya. Dengan mengkorelasikan kualitas lingkungan dengan kualitas hidup dalam penyelenggaraan pemerintahan dan ekologi pemerintahan.

Analisis ekologi pemerintahan yang dilakukan oleh masyarakat khususnya aparatur pemerintahan memegang peranan yang menentukan dalam keberhasilan proses pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembagunan, karena itu perumusan tugas pokok dari setiap instansi pemerintahan harus jelas, dapat dilaksanakan dengan baik dan diterima oleh masyarakat, baik tugas pokok yang dilaksanakan oleh pemerintah di seluruh wilayah negara walaupun oleh seluruh tugas pokok lembaga dalam lingkungan pemerintahan daerah untuk daerahnya masing-masing, baik provinsi, kabupatan/kotamadya, kecamatan, desa dan kelurahan, dan seberapa jauh kontribusinya terhadap pemerintah pusat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi analisis ekologi administrasi negara dapat berupa potensi fisik dan dapat pula potensi bukan fisik.

Faktor potensi fisik (Ermaya 1995 : 35) mencakup :

1. Tanah, dalam arti sumber tambang, mineral dan tanaman yang merupakan sumber mata

pencaharian dan penghidupan.

2. Air, dalam sumber air terkandung keadaan atau kualitas dan airnya untuk irigasi, pertanian

dan keperluan hidup lainnya.

3. Iklim, yang merupakan peranan penting bagi desa agraris.

4. Ternak, dalam arti fungsi ternak di desa sebagai sumber tenaga, bagian makanan dan sumber

keuangan.

5. Manusia dalam arti tenaga kerja sebagai pengelola tanah dan produsen. Tenaga kerja di desa

merupakan suatu unsur penting.

Faktor-faktor bukan fisik, yaitu mencakup :

1. Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong dapat merupakan kekuatan

berproduksi dan membangun berdasarkan kerja sama dan saling pengertian.

2. Lembaga sosial, pendidikan dan organisasi sosial desa yang dapat memberikan bantuan

sosial serta bimbingan positif.

3. Aparatur atau pamong, yaitu kreatif dan disiplin, produktif dan efisien, sumber kelancaran

dan tertibnya pemerintahan.

4. Sikap dan perbuatan lahiriah selaku manusia yang hidup bermasyarakat.

5. Ucapan dan tindakan serta jiwa hati nuraninya dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.

Faktor fisik dan non fisik tersebut dapat mempengaruhi, misalnya menambah sarana pendidikan juga mengubah keseimbangan lingkungan, khususnya lingkungah sosial. Secara fisik pembangunan fisik yang dilakukan sekarang ini berpengaruh terhadap lingkungan fisik sekitarnya juga berpengaruh terhadap kehidupan lingkungan sosial.

(16)

kemampuan manusia dalam menyesuaian dirinya terhadap perubahan dalam lingkungan hidup baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan penyelenggaraan pemerintah. Menganalisa ekologi administrasi negara, berarti memandang organisme dan lingkungan pemerintahan sebagai sumberdaya yang harus dimanfaatkan dan dikendalikan keseimbangan sehingga terjadi keserasian dan keselarasan antara organisme, lingkungan dan praktek penyelenggaraan pemerintahan.

Praktek penyelenggaraan pemerintahan ditinjau dari ekologi administrasi negara pada hakekatnya adalah “interaksi” terhadap keseimbangan organisme dan lingkungan pemerintahan, yaitu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengubah keseimbangan lingkungan pemerintahan dari tingkat kualitas yang dianggap kurang keseimbangan baru pada tingkat yang lebih baik. usaha yang harus dilakukan adalah keseimbangan agar lingkungan pemerintahan tetap mampu untuk mendukung tingkat hidup kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. pemerintahan dijalankan harus berwawasan pembangunan berkelanjutan.

Kenyataan saat ini yang terjadi pada negara yang sedang berkembang adalah kecenderungan kenaikan kualitas hidup disertai kenaikan konsumsi sumberdaya dan pencemaran serta naiknya ketegangan sosial baik dalam pemerintahan maupun kehidupan masyarakat.

Konsep Analisis Ekologi Administrasi Negara, dimaksudkan untuk memperoleh hasil agar seseorang bisa memprakirakan apakah tindakan yang akan dilakukan, yang akan difikirkan dan tindak lanjut apa yang diperlukan untuk memperkecil, memperbesar ataupun menghilangkan sesuatu dari hasil analisis tersebut.

Konsep dasarnya adalah untuk merencanakan tindakan preventif terhadap pengaruh lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan yang kemungkinannya positif dan kemungkinannya negatif dalam praktek penyelanggaraan pemerintahan.

Di indonesia terbatas pada analisis mengenai dampak lingkungan diatur dalam Undang-Undang No.4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Mulai berlaku pada tanggal 5 Juni 1998 (pasal 40 PP tahun 1986).

Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkupan hidup.

(17)

direncanakan. Misalnya pembangunan sarana jalan transportasi menyebabkan efek samping terjadinya pencemaran udara oleh limbah gas dari kendaraan yang mengganggu kesehatan.

Untuk menganalisis ekologi pemerintahan yang berdampak atau adanya perubahan yang telah terjadi karena rencana pemerintahan, kita harus melihat sebagai pembanding yaitu acuan keadaan sebelum terjadi perubahan. Dampak pembangunan yang dilakukan pemerintah tersebut melihat perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada pembangunan dan dengan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan.

Analisis ekologi pemerintahan bertujuan untuk terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya manusia, sumber daya alam secara bijaksana dan dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut sejak dini dalam perencanaan kegiatan sudah diperkirakan perubahan lingkungan baik fisik maupun non fisik akibat pembentukan suatu kondisi lingkungan yang baru, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, yang timbul disebabkan oleh penyelenggarakan pemerintahan.

2.9. Perencanaan dalam Administrasi Pembangunan

Proses pembangunan nasional secara berencana seperti di kemukakan diatas, tidak selalu harus menggunakan suatu rencana formil. Apabila suatu pemerintah menciptakan dan melaksanakan berbagai kebijaksanaan, program atau bahkan proyek-proyek yang saling berhubungan dan cukup konsisten mungkin dapat terselenggara suatu proses pertumbuhan yang berencana.

Apa lagi bila didalam masyarakat itu sendiri tumbuh kekuatan-kekuatan yang mendukung iklim pertumbuhan tersebut. Bahkan lebih penting dari pada rencana formil adalah adanya stabilitas sosial yang memungkinkan gerak pertumbuhan dalam masyarakat tidak terganggu.

Didalam praktek dan ilmu perencanaan mengatakan bahwa proses perencanaan itu sendiri harus terdiri dari formulasi rencana dan implementasinya. Dan dalam administrasi pembangunan maka perncanaan merupakan awal mula dari suatu proses administrasi.

Penekanan mengenai kaitan antara perncanaan dan administrasi pembangunan itu justru karena terdapatnya kenyataan adanya “gap” antara janjinya rencana dan realisasi

pelaksanaan rencana (gap between plan promise and plan performance). Dan ini disebabkan

oleh karena :

1. Kemampuan system administrasi untuk pelaksanaan yang efektif dari suatu pembangunan

berencana.

2. Sering kali usaha-usaha perbaikan dan penyempurnaan administrasi dilakukan secara

(18)

Dalam perubahan-perubahan sosial yang dikembangkan secara sadar menuju kearah keadaan yang dianggap lebih baik oleh sesuatu masyarakat bangsa tertentu dikemudian hari, maka perlulah perncanaan itu mempunyai dimensi-dimensi yang operasional :

1. Berorientasi untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan dapat bersifat ekonomi, politik, sosial, bahkan tujuan-tujuan ideologis atau seringkali suatu kombinasi dari pada berbagai hal tersebut.

2. Berorientasi kepada pelaksanaannya.

Perencanaan bukan hanya merumuskan tujuan-tujuan tetapi diarahkan untuk merealisirnya. 3. Pemilihan dari berbagai alternative mengenai tujuan-tujuan mana yang lebih diinginkan.

4. Perspektif waktu.

Pencapaian tujuan-tujuan tertentu mungkin perlu dilaksanakan secara bertahap.

5. Perencanaan harus merupakan suatu kegiatan continue dan terus menerus dari formulasi

rencana dan pelaksanaannya.

Mengenai ciri-ciri perencanaan yang lebih berorientasi kepada pelaksanaan dapat dikemukakan perkembangan-perkembangan sebagai berikut :

1. Penggunaan “Rolling Plans” yaitu rencana-rencana yang pada tiap akhir suatu periode

pelaksanaan disusun kembali tujuan, sasaran-sasaran dan program-programnya. Dengan demikian rencana diharapkan lebih fleksibel dan sesuai dengan perkembangan keadaan yang dihadapi. Kecuali itu perhitungkan mengenai potensi sumber-sumber yang dapat dipergunakan diharapkan juga tidak terlalu jauh meleset.

2. Penyusunan dan pelaksanaan dari perencanaan oprasional tahunan. Rencana ini dimaksudkan

sebagai penterjemahan yang lebih konkrit dan spesifik dari pada rencana-rencana jangka menengah.

3. Kaitan yang erat antara perencanaan fisik dalam berbagai program-program dan

proyek-proyek kegiatan dengan perencanaan pembiayaannya.

4. Perencanaan pada unit-unit kegiatan pemerintahan yang pada umumnya dituangkan dalam

program-program dan proyek-proyek pembangunan. Perencanaan tingkat proyek-proyek ini akan lebih bersifat operasional.

5. Desain perencanaan dan pelaksanaan perbaikan serta penyempurnaan administrasi negara,

sehingga dapat dijadikan program pelaksanaan fungsi-fungsi pembangunan (Development

Function) dari pada pemerintah.

Dengan melihat kelemahan-kelemahan dibidang administrasi, maka penyempurnaan administrasi negara untuk pelaksanaan pembangunan terutama ditujukan beberapa wilayah sebagai berikut : (terutama seperti dihadapi oleh negara-negara baru berkembang)

1. Perlu dilakukan penyempurnaan didalam penyusunan dan hubungan perkembangan yang

berfungsi dalam bidang penyempurnaan administrasi negara.

2. Wilayah utama yang kedua adalah mengenai pembinaan dan perencanaan kepegawaian.

(19)

melayani tugas-tugas rutin dengan meluasnya tugas-tugas pembangunan dari pada pemerintahan.

3. Wilayah besar lain adalah masalah pembinaan dan penyempurnaan organisasi untuk

pembangunan. Disatu pihak seringkali di banyak negara-negara baru berkembang terjadi proliferasi ( perluasan organisasi menjadi besar ) yang disebabkan karena kecenderungan-kecenderungan “Empire Building” badan-badan pemerintahan. Hal ini menyebabkan banyak duplikasi dan kesimpangsiuran dan kemungkinan adanya unit-unit kegiatan yang tidak perlu. Oleh karena itu sering perlu dilakukan pengaturan kembali organisasi tersebut dengan mengusahakan atas dasar fungsionalisasi.

4. Wilayah lain dari pada perhatian penyempurnaan administrasi adalah penyempurnaan

dibidang manajemen termasuk prosedur-prosedur kerja.

5. Partisipasi memperoleh perhatian pula dalam usaha penyempurnaan administrasi Negara

menuju kepada administrasi pembangunan. Telah diusahakan bahwa tugas-tugas pembangunan tak dapat diselenggarakan hanya oleh pemerintah saja. Diperlukan suatu usaha untuk melibatkan masyarakat secara bertingkat dalam kegiatan usaha pembangunan nasional.

Beberapa hambatan dalam pelaksanaan administrasi secara ekonomis ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Tiadanya motif untung dan kemungkinan failit / bangkrut, maka ada kecendrungan suatu

operasi pemerintahan kurang efisien dibandingkan dengan suatu operasi swasta.

2. Sering masih terdapatnya paternalisme dan spoil politik maupun pribadi didalam administrasi

Negara sehingga hal ini juga menyulitkan pembinaan efisiensi.

3. Adanya gejala “empire building” yaitu suatu usaha untuk memperluas birokrasi yang

sebetulnya mungkin tidak meningkatkan hasil. Ini adalah manifestasi dari pada apa yang disebut “Parkinson Low”. Sering pula disebut “ Empire Building” dari suatu badan pemerintahan tertentu bertumbuk dengan “empire building” badan pemerintahan lainnya sehingga menimbulkan perbenturan atau duplikasi. Hal ini juga menimbulkan kurangnya efisiensi.

4. Berkait dengan yang disebut diatas adalah berkembangnya prosedur-prosedur menjadi

berbelit-belit dan panjang karena hendak memenuhi ketentuan berbagai badan administrasi

secara tidak konsisten. Ini dinamakan “Red Tape” yang dibarengi dengan sikap legalistis

yang ketat dan secara salah paham disebut “Birokratis” oleh masyarakat awam.

BAB III

PENUTUP

(20)

a. pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan

yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah,

menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.

b. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat

irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. pembangunan artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat.

c. ekologi pembangunan mengkaji beberapa aspek sebagai berikut :

a) Manusia sebagai bagian dari ekosistem lingkungan

b) Manusia dan kebudayaannya serta perilaku-perilakunya dalam mencapai pertumbuhan dan

kesejahteraan Interaksi manusia dengan lingkungannya Sistem pemenuhan kebutuhan dari sumber-sumber alam

c) Prilakunya mengelola lingkungan

d) Kebijakan menekan resiko lingkungan

e) Kebijakan kebijakan mencapai keharmonisan (harmonization) antara pembangunan dengan

lingkungan

f) Kebijakan mencapai keberlangsungan (sustainability) antara lingkungan dengan

pembangunan.

d. Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan selalu bersifat dilemma. Pandangan kita terhadap

dilema ini suka berlainan. Pada umumnya para pelaksana proyek pembangunan lebih melihat manfaatnya dan mengentengkan risikonya, karena mereka mereka terdesak oleh urgensi sasaran dan tekanan factor politik. Sebaliknya media media massa dan para cendikiawan sering dapat melihat risiko yang tidak terlihat oleh orang awam dan pelaksana pembangunan.

e. Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan

ialah :

a) Terpeliharanya proses ekologi yang esensial

b) Tersedianya sumberdaya yang cukup

c) Lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sesuai

f. Teori Pembangunan diantranya Teori Modernisasi, dependensi, teori dunia

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya. Pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.

Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.

(21)

ekologi. Didalam praktek dan ilmu perencanaan mengatakan bahwa proses perencanaan itu sendiri harus terdiri dari formulasi rencana dan implementasinya. Dan dalam administrasi pembangunan maka perncanaan merupakan awal mula dari suatu proses administrasi.

3.2 Saran

Semoga dengan selesai dibuatnya makalah ini, dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Dan apabila ada kekurangan dari makalah ini, kami selaku penulis mengharapkan adanya koreksi terhadap kekurangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. 2004

T. Siahaan, N.H. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakrta: Erlangga. 2004

Suradinata, Ermaya. 1998. Administarsi lingkungan dan ekologi pemerintahan dalam pembangunan.

Bandung : Ramadan Citra Grafika.

Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta.

Pamuji, S. 1993. Ekologi Administrasi Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Tjokroamidjojo, Bintoro; Mustopadidjaja. Pengantar Pemikiran tentang Teori dan Strategi

Pembangunan nasional. Jakarta.

Internet :

Mbem25.blogspot.com/2012/06/teori-pembangunan.html (Diakses Pada tanggal 20 Maret 2015 Pukul 20.00 WIB)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kesiapan profesi personal trainer dalam penyusunan program latihan dan jasa layanan yang diberikan pada

Untuk menghindari unsur subjektif dalam melakukan penyeleksian penerima beasiswa, maka tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan suatu aplikasi sistem pendukung keputusan yang

 Analisis sensitivitas atau kepekaan adalah suatu analisis yang mempelajari dampak perubahan-perubahan yang terjadi baik pada parameter (koefisien fungsi tujuan) maupun

Dalam perundang-undangan yang ada maupun dalam berbagai literatur hukum digunakan istilah tindak pidana, peristiwa pidana, delik, pelanggaran pidana, dan perbuatan

Pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan pada setiap pokok bahasan atau tema dalam pembelajaran. Selain itu berdasarkan studi dokumen pendidikan multikultural

Untuk membuktikan apakah kompetensi komunikasi dalam penyampaian informasi baik dari pimpinan maupun sesama pekerja berhasil mempengaruhi kinerja para karyawannya, maka pihak

komputer yang ada di suatu tempat, se- dangkan para pengguna (siswa) dapat melihat bahan pustaka yang ada di per- pustakaan tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda

Aspek yang diukur dalam pelaksanaan penyuluhan adalah efektifitas penyuluhan, pengetahuan, sikap dan keterampilan petani terhadap pemanfaatan mikroorganisme lokal keong