• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ILMU PENGETAHUAAN LINGKUNGAN EKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ILMU PENGETAHUAAN LINGKUNGAN EKO"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAAN LINGKUNGAN

EKOSISTEM DARAT, HUTAN DAN PERTANIAN

Dosen Pengampu : Dr. Sri Dwiastuti, M.Si

Disusun Oleh :

1. Alwan Ulinnuha / K4313008

2. Annisa Dewi Setyowati / K 4313012

3. Dana Nuriyana / K 4313026

4. Galuh Yuli Nurastuti / K 4313032

5. Novasari Widiasti / K 4313050

6. Nurhusin Alaydrus / K 4313052

7. Ramdhani Syahid Bachtiar / K 4313058

8. Rista Novitasari / K 4313062

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, karunia serta petunjuk-Nya jualah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan dukungan dari Dosen Pengampu mata kuliah Ilmu Pengetahuaan Lingkungan dan juga berkat mahasiswa yang bersangkutan. Semoga makalah “ EKOSISTEM DARAT ” ini dapat bermanfaat sekaligus menambah khasanah ilmu pengetahuan kita tentang pentingnya pemahaman ekosistem dalam kehidupan sehari-hari maupun kegunaan dari materi itu sendiri.

Seperti kata pepatah “ Tiada Gading yang Tak Retak ”, maka kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan terdapat kekurangan serta memerlukan bahan yang lebih lengkap. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini, sehingga hasilnya dapat menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Surakarta, Oktober 2013

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik akan membentuk sebuah ekosistem. Suatu ekosistem sangat dipengaruh oleh komponen utama penyusun ekosistem tersebut seperti ekosistem daratan yang yang lingkungan fisik utamanya adalah daratan.Berbagai jenis dari ekosistem yang ada di daratan juga dipengaruhi dari komponen atau vegetasi yang menonjol dari ekosistem tersebut dan makalah ini akan sedikit mengulas macam-macam ekosistem yang ada di daratan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ekosistem darat ? 2. Apa saja jenis dari ekosistem darat ? 3. Apakah ekosistem hutan itu?

4. Apakah ekosistem pertanian itu?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari ekosistem darat,hutan dan pertanian

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari ekosistem darat, hutan dan pertanian.

BAB II

PEMBAHASAN

(4)

A. Pendahuluan

Ekosistem darat adalah ekosistem yang lingkungan eksternalnya di dominasi oleh daratan. Telah kita ketahui bahwa luas permukaan bumi adalah 510.056.000 km2, sedang

luasnya 49.137.000 km2 berupa daratan (29,24%), sisanya berupa larutan. Berdasarkan

ketinggian dari permukaan laut, daratan dibedakan menjadi : - Daratan rendah : 25 m/dpl

- Perbukitan/daratan tinggi : 500 m/dpl - Pegunungan : 500 m/dpl

B. Ekosistem Darat (Terestrial)

Ekosistem darat adalah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. a) Tanah

Permukaan bumi bersifat lunak dan plastis disebut tanah. Proses pelapukan yang terjadi tergantung kepada sifat batuan dasar, iklim, dan vegetasi. Daerah yang curah hujannya tinggi pelapukan lebih cepat.

Adanya variasi batuan dasar, iklim dan vegetasi, maka tanah yang dihasilkan juga bervariasi, baik struktur, ketebalan tipe maupun sifatnya. Untuk lebih mengenal perhatikan diagram di bawah ini :

Penampang tanah digambarkan sebagai berikut :

Jenis Profil Horizon Keterangan

Tanah Humus Horizon – O Terdiri lapisan

organik, humus

Tanah Pelapukan Horzion – A Tanah lapuk,

gembur, warna coklat hitam, hasil pelapukan batuan mengandung zat organik

(5)

lengket, coklat muda, merah bata

Batu Horizon – C Tanah lapuk,

bercampur kerakal sisa-sisa batuan yang belum lapuk

Batuan Dasar Batuan dasar Batuan segar belum

lapuk

b) Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma antara lain sebagai berikut.

1. Bioma Padang Rumput / Stepa

Keberadaan bioma padang rumput terbentang dari daerah tropik sampai ke daerah subtropik.

Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu sebagai berikut.

a. Porositas (pori tanah) rendah dan drainase kurang baik, sehingga tumbuhan tidak mampu menyimpan air

b. Curah hujan sekitar 25-50 cm per tahun, tetapi tidak teratur.

c. Suhu rata – rata 18 – 30oC.

Tumbuhan yang hidup di bioma ini umumnya jenis rumput. Hal itu disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur. Rumputnya dapat mencapai 3 meter, misalnya Bluestem dan Indiana garsses yang biasanya hidup di daerah yang bercurah hujan tinggi. Selain itu, di daerah padang rumput yang pendek, misalnya Bufallo grasses dan Grama. Di bioma padang rumput juga terdapat berbagai jenis hewan antara lain singa, harimau, bison, kanguru, kerbau, gajah, kijang, jerapah, dan berbagai hewan pengerat.

2. Sabana

Sabana terdapat di daerah sekitar khatulistiwa (daerah beriklim tropis). Ciri-ciri:

1. Curah hujan tinggi sekitar 90 – 150 cm per tahun.

2. Tumbuhan yang mendominasi yaitu rerumputan dan pohon yang tumbuh menyebar, misalnya palem dan akasia.

(6)

menjadi hutan. Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang tahun, yaitu hangat. Tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda, yaitu musim kering dan musim basah. Pada musim kering, hanya ada 4 inci curah hujan. Bahkan di antara bulan Desember dan Februari tidak ada hujan sama sekali. Namun di musim kering, cuaca terasa lebih dingin. Sedangkan pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan. Hewan yang hidup di sabana, antara lain gajah, jerapah, zebra, singa dan berbagai serangga.

3. Bioma Gurun

Bioma gurun umumnya terdapat di daerah tropic dan berbatasan dengan padang rumput. Bioma gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Tanahnya tandus dan gersang

b. Curah hujan rendah sekitar 25 cm per tahun

c. Pancaran sinar matahari sangat terik, kelembapan udara sangat rendah

d. Terjadi perbedaan suhu antara siang dan malam yang sangat tinggi. Pada siang hari suhu dapat mencapai 45oC, sedangkan malam hari suhu mencapai 0oC.

Tumbuhan yang mampu hidup di bioma gurun pada umumnya tumbuhan sukulen berbagaii belukar akasia dan kaktus. Sedangkan hewan yang hidup di bioma ini umumnya bertubuh kecil dan hidup di lubang, misalnya hewan pengerat, ular, dan kalajengking. Sementara itu hewan gurun yang bertubuh besar memiliki kantong contohnya unta.

4. Bioma Taiga (Subartic-Subalpine Needle-Leaved Forest)

Bioma ini terbentang di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Tiaga sering di sebut boreal atau hutan berdaun jarum ( konifer ). Bioma taiga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Curah hujan antara 50 - 125 cm per tahun.

b. Musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang panas sangat singkat

c. Perbedaan suhu antara musim panas dengan musim dingin sangat tinggi d. Hujan turun hanya pada musim panas.

Tumbuhan khas yang hidup di bioma ini adalah conifer, misalnya spruce (Picea

sp.), juniper (Juniperus sp.), alder (Alnus sp.), dan birch (Betula sp.). Pada musim panas, masa pertumbuhan tumbuhan hanya berlangsung antara 3 – 6 bulan. Adapun hewan yang hidup di bioma ini di antaranya moose (Axes sp.) =, ajag, beruang hitam, serigala, dan burung.

5. Bioma Tundra (Elfin Woodland)

(7)

dua macam, yaitu tundra artik dan tundra alpen. Tundra artik terdapat di dekat kutub utara. Adapun tundra alpen terdapat di puncak – puncak gunung tinggi, misalnya puncak gunung Jaya wijaya Irian Jaya.

Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut.

a. Iklim kutub dengan energi radiasi sinar matahari sedikit

b. Ber iklim kutub dengan musim dingin yang panjang serta gelap. c. Curah hujan lebih kecil dari 25 cm per tahun

d. Musim panas berlangsung 3 bulan. Sedangkan musim dingin berlangsung lama, yaitu selama 9 bulan dan terus-menerus

Tumbuhan yang hidup di tundra berupa tumbuhan semusim dan tumbuhan menahun. Tumbuhan semusim mempunyai masa pertumbuhan sangat pendek, warna bunganya mencolok, dan mampu ber adaptasi dengan musim dingin. Sedangkan tumbuhan menahun biasanya pendek seperti semak. Tumbuhan yang paling banyak di jumpai pada bioma ini adalah lumut dari jenis sphagnum dan liken. Tumbuhan yang hidup pada bioma ini adalah lumut kerak (Lichenes), lumut tipis misalnya Sphagnum sp., serta tumbuhan semak yang kerdil. Hewan yang hidup menetap di tundra, meliputi serangga, burung, mamalia seperti beruang kutub, serta herbivora besar, seperti musnox dan reider. Burung dan mamalia memiliki bulu yang tebal. Apabila musim dingin, bulunya menjadi putih.

6. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)

Bioma ini berada di daerah beriklim sedang dan mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, panas, gugur, dan semi. Adapun ciri-ciri bioma ini sebagai berikut. a. Vegetasi yang dominan menghuni bioma ini adalah pohon yang bedaun lebar

dan menggugurkan daunnya pada musim dingin, ketinggian pepohonannya dapat mencapai 30-40 meter

b. Curah hujan merata sepanjang tahun, antara 75-100 cm per tahun

c. Terjadinya musim dingin dan musim panas, sehingga tanaman membutuhkan penyesuaian untuk dapat bertahan pada kedua musim tersebut.

d. Tanaman menahun menghentikan pertumbuhannya dan menggugurkan daunnya pada musim gugur.

e. Sementara, tumbuhan semusim akan mati pada musim dingin yang tinggal hanya bijinya. Biji tanaman ini akan tumbuh kembali pada musim panas.

f. Pepohonan tumbuh dengan jarak lebih renggang daripada hutan hujan tropis. g. Jumlah spesies tanaman yang tumbuh juga lebih sedikit, hanya berkisar 10-20

spesies.

(8)

7. Bioma Hutan Hujan Tropik (Tropical Rainforest)

Bioma hutan hujan tropis terbentang di daerah tropik dan subtropik. Bioma hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Vegetasi sangat lebat dihuni pohon-pohon dengan ketinggian 20-40 meter dan membentuk kanopi

b. Jumlah curah hujan yang cukup tinggi serta merata di sepanjang tahunnya. Jumlah curah hujan tersebut berkisar di angka 200 sampai 225 cm per tahunnya.

c. Matahari bersinar sepanjang tahun tetapi sulit menembus bagian dasar hutan

d.Keadaan dalam hutan lembap dengan suhu rata-rata 25oC

e. Di dalam hutan tersebut terdapat perubahan iklim dalam skala mikro, yakni perubahan iklim yang terjadi langsung di sekitar organisme yang ada di dalam ekosistem tersebut.

Bioma hutan hujan tropis terdapat beragam jenis tumbuhan (heterogen), akan tetapi liana (rotan) dan epifit (anggrek) menjadi tumbuhan khas di bioma ini. Liana adalah kelompok tumbuhan yang hidup merambat, seperti rotan. Epifit adalah kelompok tumbuhan yang hidup menempel pada tumbuhan lain, namun tidak merugikan tumbuhan yang di tempeli, seperti anggrek, liken, paku – pakuan, dan sirih – sirihan. Pepohonan dalam hutan ini berukuran besar, tinggi, dan kokoh. Tingginya bisa mencapai 20-40 m, cabang-cabang daunnya lebat sehingga membentuk suatu tudung( kanopi). Umur pepohonan itu sangat lama bahkan bisa mencapai ratusan tahun. Sedangkan hewan yang ada di bioma ini antara lain badak, babi hutan, burung hantu, dan kera.

C. Permasalahan lingkungan dalam pendayagunaan lahan dan tanah serta pemecahannya

Secara alami kesuburan tanah tidak merata sehingga pemanfaatannya juga tidak sama. Ada tanah yang cocok untuk suatu jenis tumbuhan tetapi ternyata tidak cocok untuk tanaman lain.

Pemanfaatan untuk pertanian biasanya harus menambah zat organik seperti pupuk untuk menambah dan menjaga kesuburaan tanah.

Dalam tata guna tanah sebaiknya lahan-lahan yang subur yang cocok untuk pertanian jangan digunakan untuk bangunan, perumahan industri, pabrik, untuk keperluan itu hendaknya dipilih tanah yang kurang subur.

Berdasarkan laporan FAO tahun 1987, jenis lahan di Pulau Jawa berdasarkan ciri dan kemiringannya dibedakan menjadi :

No Jenis / kelas kemiringan Luas (ha)

(9)

Jumlah total : 13.218.000 Masalah yang timbul yang berhubungan dengan lahan dan tanah mengakibatkan permukaan dan pengerjaan tanah bagi pertanian, perkebunan, penggalian dan urutan untuk berbagai keperluan pemukiman sehingga menimbulkan erosi dan tanah longsor.

Untuk menanggulangi bahaya yang lebih besar perlu diadakan tindakan-tindakan : a. Pembuatan sengkedan

b. Mengubah geometri lereng c. Penghijauan dan reboisasi

d. Pembuatan dinding penahan erosi e. Pengerukan alur sungai

D. Ekosistem Hutan

Hutan merupakan ekosistem darat alami terjadinya berhubungan erat dengan iklim regional, habitat, dan biota regional. Sehingga membentuk unit-unit komunitas yang luas.

Sedangkan pengertian hutan: Konsep ekologi menurut Departemen Kehutanan (1989) adalah suatu ekosistem yang bercirikan liputan pohon yang cukupan luas, baik yang lebat atau kurang lebat. Penekanan pada fungsi hutan sebagai ekosistem dengan ciri penutupan pohon yang cukup luas dengan kerapatan pohon lebat dan kurang lebat.

Hutan merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup dalam lapisan dan permukaan tanah, yang terletak pada suatu kawasan dan membentuk suatu ekosistem yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis.

Fungsi Hutan :

1. Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran tanah. Dengan ada hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam tanah.

2. Menyimpan, mengatur, dan menjaga persediaan dan keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.

3. Sebagai sumber ekonomi. Hutan dapat dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan mentah atau bahan baku untuk industri atau bahan bangunan. Sebagai contoh, rotan, karet, getah perca yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan dan bahan bangunan.

4. Sebagai sumber plasma nutfah keanekaragaman ekosistem di hutan memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika.

(10)

Menurut Odum (1966) unit komunitas itu disebut bioma atau formasibiota. Menurut Whitaker (1970), jika bioma-bioma yang sama tetapi terdapat di benua yang berlainan, maka bioma-bioma tersebut disebut tipe bioma atau tipe formasi.

Menurut Resasudarmo, etal, 1985, tipe-tipe bioma di dunia adalah : a. Hutan Hujan Tropis

Terdapat di daerah tropis basah dengan curah hujan tinggi (3500 mm)/tahun. Penyebarannya meliputi : Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Australia Timur Laut.

b. Hutan Musim Tropis

Terdapat di daerah tropik beriklim basah, tetapi dengan musim kemarau pohon-pohon menggugurkan daunnya. Banyak dijumpai di India dan Asia Tenggara.

c. Hutan Hujan

Tedapat di daerah iklim sedang, antara lain : Pantai pasifik, Amerika Utara dan Australia

d. Hutan Pegunungan Tropis

Terdapat di daerah-daerah pegunungan daerah tropika e. Hutan iklim sedang selalu hijau

Dibedakan menjadi 2 macam :

- Hutan berdaun kecil dan tebal (Selerophyl forests)

- Hutan berdaun jarum yang selalu hijau (Needle-leaved evergreen forests) Banyak terdapat di Amerika Serikat dan Eropa

f. Hutan gugur

Terdapat di daerah beriklim sedang, tetapi sedikit basah. Terdapat di Amerika Serikat, Eropa dan Asia Timur.

g. Taiga

Hutan konifer yang terdapat di daerah terdingin dari iklim dingin. Terdapat di bagian utara Amerika Utara.

h. Hutan Lumut / Hutan Tundra

Merupakan komunitas di pegunungan yang tinggi (2500 m). Pohonnya biasanya kerdil dengan lumut kerak yang tebal. Misalnya hutan pegunungan di bagian tengah Irian Jaya.

i. Hutan duri dan hutan kecil j. Hutan kerdil beriklim sedang

Misalnya hutan di bagian barat California bagian selatan AS (Texas) k. Semak berduri

l. Komunitas perdu berikim sedang m. Savana

padang rumput di daerah tropika, di sana-sani terdapat pohon-pohon kecil n. Komunitas pegunungan tinggi dan Kutub Utara

Contoh komunitas di pegunungan Jaya Wijaya, Himalaya o. Komunitas Rawa

(11)

1. Berdasarkan Populasi Jenis Tumbuhannya a. Hutan Homogen

Hutan homogen adalah hutan yang ditumbuhi oleh satu jenis tumbuhan. Misalnya hutan bambu, hutan akasia, hutan pinus, hutan jati, dsb.

b. Hutan Heterogen

Hutan heterogen adalah hutan yang ditumbuhioleh berbagai macam jenis tumbuhan. Contohnya adalah hutan hujan tropis.

2. Berdasarkan Fungsinya a. Hutan Suaka Alam

Hutan suaka alam adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan / binatang langka agar tidak musnah / punah di masa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu dialih fungsi sebagai buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi orang dan tempat penelitian.

b. Hutan Cadangan

Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Di pulau jawa terdapat sekitar 20 juta hektar hutan cadangan.

c. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah hutan alam maupun hutan buatan yang memiliki fungsi utama untuk perlindungan, terutama bagi keselamatan alam dan lingkungan. Fungsi perlindungan tersebut misalnya:

1. Fungsi Hidrologis : difungsikan sebagai penjaga ketaraturan air dalam tanah. Artinya hutan lindung berfungsi sebagai penyaring setiap tetesan air yang terserap ke dalam tanah dan kemudian menyimpannya sebagai air tanah cadangan.

2. Menjaga tanah agar tidak terjadi erosi. 3. Fungsi Klimatologis : untuk mengatur iklim. d. Hutan Produksi / Hutan Industri

Hutan produksi yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi dua golongan yakni hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alami sedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya terdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan rimba yang diusahakan manusia harus menebang pohon dengan sistem tebang pilih dengan memilih pohon yang cukup umur dan ukuran saja agar yang masih kecil tidak ikut rusak. e. Hutan Wisata

(12)

Contohnya adalah Kebun Raya Bogor, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Taman Nasional Tesso Nilo, dsb.

3. Berdasarkan kondisi iklim, relief dan kesuburan tanah, hutan dibedakan :

a. Hutan hujan tropis , Hutan hujan tropis merupakan hutan dengan pepohonan yang tinggi, berdaun lebar, selalu hijau, terdapat epifit, lumut, palm dan pohonnya rapat. Hutan ini terdapat di daerah tropis seperti di Indonesia dan Brazil

b. Hutan musim, pada hutan ini pohon-pohonnya tidak terlalu rapat dan pada musim kemarau daunnya meranggas.

c. Hutan Gugur.

d. Hutan Bakau / Mangrove, Hutan yang terdapat di daerah pantai dengan tumbuhan mangrove.

Di Indonesia Ekosistem hutan, antara lain : a. Hutan hujan keanekaragaman. Tetapi di hutan basah keadaan faunanya biasanya sedikit.

Hutan kerangas (heath forest) adalah hutan tropis yang kekayaan baik flora dan faunanya miskin. Hal ini disebabkan karena kondisi tanah dan air tidak mendukung sebuah hutan. Tanahnya biasanya berupa tanah pasir-padsel. Terdapat di Kalimantan.

Menurut Resosudarmo (etal-1985), hutan kerangas mudah sekali rusak dan bila telah rusak sukar untuk dipulihkan kembali. Contoh hutan keranges di Bangka dan Belitung.

Repetfo (1987) menyatakan bahwa pemanfaatan hutan dengan penebangan intensif di negara berkembang (Indonesia) yang disebabkan :

- Pola pembangunan - Pertambahan penduduk - Kebutuhan lahan pertanian

- Peraturan pemerintah yang mempermudah pengrusakan hutan menyebabkan mempercepat pengrusakan hutan tropis.

Penghancuran hutan tropis mempercepat pengrusakan lingkungan dan menyebabkan kekhawatiran dunia internasional. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran berkurangnya hutan tropis di dunia sebagi berikut :

(13)

- Indonesia tahun 1983 sudah memberikan konsesi pengusahaan hutan seluas 65,4 juta hektar

E. Ekosistem Pertanian (Agroekosistem)

Ekosistem Pertanian disebut juga sebagai Agroekosistem. Agroekosistem adalah manusia dengan sengaja merubah ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya, dengan menciptakan suatu ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan pertanian. (Anonymous, 2010).

Macam-Macam Sistem Pertanian 1. Pertanian Swasta Besar

Saat ini peran swasta semakin besar dalam bidang pertanian. Namun tidak semua berorientasi pada pencapaian swasembada pangan, khususnya beras. Besarnya peranan swasta saat ini terutama dalam hal pengembangan teknologi pangan. Seperti produksi beras dan jagung jenis hibrida dan bioteknologi, dimana produk-produk ini hanya sedikit yang berkaitan dengan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani. Selain itu, kekhawatiran yang mulai tampak adalah pengembangan teknologi pertanian oleh swasta tidak bisa diaplikasikan kembali oleh lembaga pengetahuan nasional. Akibatnya, pemerintah akan kesulitan memperbaiki dan meningkatkan produksi pangan melalui teknologi baru.

Masuknya swasta ke sektor pertanian perlu diantisipasi, terutama mengenai penguasaan lahan pertanian. Masalah lainnya, perusahaan swasta internasional sering kali mencoba menguasai lahan pertanian di negara-negara yang masih memiliki lahan luas.

2. Pertanian Industri

Saat ini, Pemerintah, baik Kementerian Pertanian maupun Pemerintah Provinsi sangat berharap sekali pada Delta Kayan Food Estate. Seolah-olah, DKFE merupakan solusi atas krisis pangan yang dihadapi negeri ini. Swasembada pangan diharapkan kembali hadir, sebagaimana pernah dinikmati dalam waktu singkat setelah revolusi hijau dimulai di negeri ini.Yang selanjutnya, revolusi hijau itu sendiri yang membunuh kedaulatan pangan warga negeri ini.

Pangan, menjadi sebuah hal yang utama dan diutamakan dalam proses pembangunan. Padi atau beras atau nasi, menjadi satu-satunya yang utama dikembangkan dalam sektor pertanian tanaman pangan. Komoditi lain mengikuti dibelakangnya, yang terkadang umbi-umbian dan umbut-umbutan menjadi dilupakan.

(14)

utara. Dan kemudian hari ini, terigu sebagai pangan utama sudah terjadi.Tidak dalam bentuk roti.Dalam bentuk mie instan. Hingga ke pelosok kampung, akan ditemukan bekas bungkus mie instan dari beragam merek. Sebuah keberhasilan perselingkuhan pemodal dan pelayan publik, sementara tepung terigu menjadi prioritas utama untuk diimpor di negeri ini.

Pilihan memasalkan pertanian, melalui pengindustrian, yang disempitkan maknanya menjadi dilakukan oleh pemodal, merupakan sebuah jalan sesat yang ditawarkan oleh pelayan publik.Meletakkan industri dan pemodal di hulu sebuah sektor, adalah sebuah penyiapan bencana di masa datang.Tidak ada sebuah insentif yang baik terhadap industri paling hilir dari sebuah produk. Negeri ini memang direncanakan sebagai penghasil bahan baku, pekerja murah dan pasar dari produk industri yang akan dibuang. Hasilnya, penghancuran sistem budaya hingga penghancuran ekonomi warga negeri.Rapuhnya negeri semakin terlihat.Satu hentakan kecil saja, porak-poranda bangunan ekonominya.

Penempatan arus industri pada hulu setiap sektor pasti akan berujung pada penghilangan kedaulatan warga atas tanah, rumah dan ruang kehidupannya. Konflik akan terus berkelanjutan. Kesenjangan kian terjadi.Pengabaian hak-hak dasar warga negara dilakukan.Pada akhirnya terjadi penghapusan budaya, yang merupakan bagian dari ke-Bhineka Tunggal Ika-an negeri ini.

Bila pelayan publik ingin mensejahterakan warganya, maka pilihannya adalah membangun industri hilir dan memberikan ruang pada pemodal hanya di bagian hilir dari sebuah produk.Tidak dengan memberikan ruang, bahkan insentif, bagi pembangunan industri di hulu dari produk.Risalah pendirian negara inipun dengan jelas memandatkan moda bangunan ekonomi negeri, yang dibangun dalam ke-koperasi-an, yaitu ekonomi kolektif oleh warga.Bukan menyerahkan kendali ekonomi pada pemodal ataupun kelompok kepentingan.

3. Pertanian Rakyat

Pertanian rakyat adalah suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat pada lahan / tanah garapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan / pangan dalam negeri. Indonesia adalah negara agraris di mana sebagian besar masyarakatnya hidup dari mata pencaharian sebagai petani yang bercocok tanam atau bertani.

Ciri-Ciri Pertanian Rakyat : a) Modal Kecil

(15)

mengakibatkan teknik, peralatan dan perlengkapan yang digunakan masih tergolong sederhana. Dengan berbagai barang modal yang berteknologi rendah itu tentu saja tidak akan menghasilkan hasil pertanian yang besar.

b) Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana

Akibat keterbatasan dana, maka sistem yang digunakan untuk bercocoktanam pun juga menjadi sederhana. Dengan modal yang besar pada umumnya akan dapat menerapkan teknologi tinggi untuk mengikatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

c) Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan

Rakyat petani Indonesia pada umumnya menanam tumbuhan yang dapat dijadikan bahan makanan.Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi para petani yang secara umum di bawah garis kemiskinan.Tanaman yang ditanam pun merupakan tanaman pangan sehari-hari agar jika tidak laku terjual dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. Selain itu tanaman pangan memiliki sifar pasar yang inelastis, sehingga produk pangan itu akan selalu laku di pasaran tanpa dapat banyak dipengaruhi oleh harga. d) Tidak Meliki Sistem Administrasi yang Baik

Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri-sendiri tanpa membuat perkumpulan petani.Dengan diperkenalkannya sistem koperasi, maka pertanian di Indonesia dapat melangkah ke arah yang lebih baik.Koperasi merupakan organisasi badan hukum yang didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota-anggotanya. Dengan sistem administrasi koperasi yang baik maka para petani ini akan lebih memiliki posisi daya tawar dan daya saing yang lebih baik dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.

4. Pertanian Lahan Basah

Kawasan pertanian lahan basah merupakan lahan pertanian yang dalam pengolahannya memerlukan air dalam jumlah yang pasti. Di wilayah Kabupaten Serang, kawasan pertanian lahan basah yang ada mendapat pasokan dari sistem irigasi yang memanfaatkan potensi sungai-sungai yang ada. Dalam RTRW Kabupaten Serang, alokasi lahan untuk pengembangan kawasan pertanian lahan basah tetap mempertahankan lahan basah yang telah ada terutama kawasan yang telah beririgasi teknis. Dengan dipertahankannya fungsi pertanian lahan basah sebagai sektor yang cukup dominan, dimaksudkan untuk mempertahankan Wilayah Kabupaten Serang sebagai lumbung padi di Provinsi Banten.

(16)

Pengertian pertanian lahan kering tampaknya dibangun berdasarkan sejarah atau kebiasaan, yaitu sistem pertanian yang ada di daerah dengan curah hujan tahunan berkisar antara 250 mm (di USA) sampai 510 mm di Russia.

Lahan kering umumnya terdapat didataran tinggi (daerah pegunungan) yang ditandai dengan topografinya yang bergelombang dan merupakan daerah penerima dan peresap air hujan yang kemudian dialirkan kedataran rendah, baik melalui permukaan tanah (sungai) maupun melalui jaringan bumi air tanah.Jadi lahan kering didefinisikan sebagai dataran tinggi yang lahan pertaniannya lebih banyak menggantungkan diri pada curah hujan.Lahan kering diterjemahkan dari kata “upland” yang menunjukkan kepada gambaran “daerah atas”.

Hingga saat ini takrif pengertian lahan kering di Indonesia belum disepakati benar. Di dalam bahasa Inggris banyak istilah-istilah yng dipadankan dengan lahan kering seperti upland, dryland dan unirrigated land, yang menyiratkan penggunan pertanian tadah hujan. Istilah upland farming, dryland farming dan rainfed farming dua istilah terakhir yang digunakan untuk pertanian di daerah bercurah hujan terbatas.Penertian upland mengandung arti lahan atasan yang merupakan lawan kata bawahan (lowland) yang terkait dengan kondisi drainase. Sedangkan istilah unirrigated land biasanya digunakan untuk teknik pertanian yang tidak memiliki fasilitas irigasi. Namun pengertian lahan tidak beririgasi tidak memisahkan pengusahaan lahan dengan system sawah tadah hujan.

Untuk menghilangkan kerancuan pengertian lahan kering dengan istilah pertanian lahan kering Tejoyuwono (1989) dalam Suwardji (2003) menyarankan beberapa pengertian sebagai berikut:

Untuk kawasan atau daerah yang memiliki jumlah evaporasi potensial melebihi jumlah curah hujan actual atau daerah yang jumlah curah hujannya tidak mencukupi untuk usaha pertanian tanpa irigasi disebut dengan “Daerah Kering”.

Untuk lahan dengan draenase alamiah lancar dan bukan merupakan daerah dataran banjir, rawa, lahan dengan air tanah dangkal, atau lahan basah alamiah lain istilahnya lahan atasan atau Upland. Untuk lahan pertanian yang diusahakan tanpa penggenangan, istilahnya lahan kering.

(17)

kelompok lahan kering mencakup: lahan tadah hujan, tegalan, lading, kebun campuran, perkebunan, hutan, semak, padang rumput, dan padang alang-alang.

Lahan kering mempunyai potensi yang cukup luas untuk dikembangkan, dengan luas yang mencapai 52,5 juta ha (Haryati, 2002) untuk seluruh indonesia maka pengembangan sangat perlu dilakukan. Menurut Simposium Nasional tentang Lahan Kering di Malang (1991) penggunaan lahan untuk lahan kering berturut adalah sebagai berikut: hutan rakyat, perkebunan, tegalan, tanah yang sedang tidak diusahakan, ladang dan padang rumput.

6. Pertanian Ecofarming

Ecofarming adalah bentuk budidaya pertanian yang mengusahakan sedapat mungkin tercapainya keharmonisan dengan lingkungannya.Dalam hal tertentu dalam ecofarming bisa saja memasukkan komponen pepohonan atau tumbuhan berkayu lainnya sehingga dapat disebut agroforestri. Dalam eco-farming tidak selalu dijumpai unsur kehutanan dalam kombinasinya, sehingga dalam hal ini ecofarming merupakan kegiatan pertanian.

Selain itu ecofarming ini mempunyai pengertian sebagai merupakan sistem budidaya tanaman yang berpihak kepada kelestarian lingkungan hidup serta kesehatan konsumennnya. Pada dasarnya, sistem ini bukan merupakan sebuah konsep baru, tetapi merupakan suatu cara bertani yang sudah dikembangkan sebelum diterapkannya pertanian konvensional (revolusi hijau). Namun, keakraban petani dengan sistem pertanian konvensional pada saat ini menyebabkan pengetahuan tentang pola pertanian ekologis dan keterampilan dalam menerapkan sistem pertanian yang sejak dulu telah dilakukan tersebut menjadi terlupakan.

Selain menghasilkan produk pertanian yang aman dikonsumsi, bergizi serta baik bagi kesehatan, keuntungan lain yang dapat diperoleh dari pengembangan sistem pertanian organik diantaranya adalah: meminimalkan polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang serta memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.

(18)

Dengan demikian istilah pertanian ekologis tidak hanya berarti penolakan terhadap penggunaan pupuk dan pestisida yang bersifat sintetis atau kimia.Petani ekologis dapat banyak belajar dari mengamati hubungan saling ketergantungan dalam suatu ekosistem alam, misalnya hutan. Semakin beragam komponen, maka akan semakin stabil sebuah ekosistem yang ada di dalamnya.

Dalam melaksanakan program pengembangan masyarakat di daerah-daerah terpencil yang berbatasan dengan kawasan konservasi YEL memperkenalkan sistem pertanian ekologis melalui penerapan pertanian organik.Dalam menunjang aktivitas penyebarluasan system pertanian ekologis, YEL didukung oleh mitra utamanya, PanEco Switzerland, membangun Pusat Pertanian Ekologis (eco-farming centre) berlokasi di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat. 7. Pertanian Terpadu

Pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang selaras dengan kaidah alam, yaitu mengupayakan suatu keseimbangan di alam dengan membangun suatu pola relasi yang saling menguntungkan dan berkelanjutan di antara setiap komponen ekosistem pertanian yang terlibat, dengan meningkatkan keanekaragaman hayati dan memanfaatkan bahan-bahan limbah organik. Pada dasarnya alam diciptakan dalam keadaan seimbang oleh sang pencipta, sehingga alam mempunyai cara tersendiri untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan dan manusia sebagai bagian dari unsur alam memiliki tugas untuk mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan baik dan proporsional. Peningkatan kaenekaragaman hayati merupakan hal penting dalam menanggulangi hama penyakit, pengurangan resiko, sedangkan pemanfaatan limbah organik perlu untuk menciptakan keseibangan siklus energi (terutama unsur hara) yang berkelanjutan, serta untuk kepentingan konservasi tanah dan air.

Pola pertanian terpadu merupakan kombinasi antara pola pertanian tradisional dengan ilmu pengetahuan modern di bidang pertanian yang berkembang terus.Pada pelaksanaan pertanian terpadu lebih banyak memanfaatkan potensi lahan yang ada dengan memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar serta dengan pengelolaan manajemen modern yang dikelola secara profesional dan terpadu.

(19)

hidup kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata dengan pola pikir maju dan pola hidup sederhana.Membentuk suatu ikatan kerjasama dalam bentuk pertanian inti rakyat serta membangun kerjasama yang sejajar dalam memenuhi kebutuhan sektor pertanian. Memenuhi kebutuhan pasar akan makanan yang sehat dan bebas polusi guna meningkatkan kualitas dalam persaingan.

Dalam prakteknya, sistem pertanian terpadu tidaklah semudah dan sesederhana seperti yang banyak disangka orang. Diperlukan strategi-strategi jitu agar tujuan dari sistem pertanian terpadu dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Strategi yang harus dibangun adalah usaha tani terpadu yang berorientasi kepada pasar serta pelestarian nilai budaya tradisional dengan sistem kegiatan manajemen modern.Strategi-strategi yang perlu dibangun tersebut yaitu, yang pertama ialah pertanian tradisional dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya yang dimiliki serta dikelola dengan manajemen modern yang bertujuan mengurangi ketergantung terhadap pupuk anorganik.

Agroekosistem adalah ekosistem binaan manusia, dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan sandang, pangan dan keperluan lainnya. Dalam usaha ini manusia mengubah ekosistem alami menjadi ekosistem buatan berupa agroekosistem.

Meskipun di dalam agroekosistem terjadi hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan abiotik, tetapi ada perbedaan-perbedaan antara ekosistem alami dengan agroekosistem.

Perbedaan antara kedua ekosistem itu adalah :

No Sifat Ekosistem alami Agroekosistem campur tangan manusia. Dalam ekosistem alami terdapat hubungan yang harmonis antara biotik dan abiotic, tetapi komponen biotik yang tidak beradaptasi (menyesuaikan) akan tersingkir / punah. Ingat hukum seleksi alam Darwin.

Manusia selalu berusaha menstabilkan produktivitas lahan dengan menambahkan zat-zat organik agar komponen biotiknya hidup dengan subur. Mengenai keanekaragaman biotik rendah karena manusia hanya memelihara yang sesuai dengan kebutuhannya.

(20)

Efisiensi di bidang pertanian dengan cara bertanam tmpang sari dan aneka tani (Multiple eroping).

PENUTUP

A. KESIMPULAN

(21)

Terdapat beberapa macam ekosistem, salah satunya ekosistem darat yaitu ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Ekosistem darat dibedakan atas beberapa bioma(daerah habitat) seperti gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, dan tundra.

B. SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan keadaan diatas maka penulis bermaksud untuk membuat suatu program kearsipan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Access 2007 untuk bagian Perencanaan pada

Sifat kualitatif pada ayam Arras ditandai adanya pola warna bulu yang beragam, sedangkan sifat kuantitaif ditandai dengan produksi telur sudah cukup baik, namun

PENERAPAN METODE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM MENGATASI SILENCE CULTUREA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Manusia dan hewan dapat memperoleh sumber makanan dari perairan, seperti berbagai jenis ikan, rumput laut, kepiting, udang, kereang dan lainnya.. Prasarana lalulintas air antar

PENERAPAN MEDIA VISUAL MATRIKS DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA DASAR BAHASA JEPANG LEVEL N5 DI TINGKAT SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

permasalahan dalam soal penerjemahan karena banyaknya penerjemah yang tidak profesional dalam bekerja dan sempitnya waktu kita sebagai editor untuk mendeteksi keseluruhan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik Berbasis Chip yang dilakukan kepada

Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up