PT. MURFA SURYA MAHARDIKA
2007
DOKUMEN LAPORAN
PENDAHULUAN
BIMBINGAN TEKNIS PERINTISAN
PENGEMBANGAN DATA PENDIDIKAN
UNTUK PENGEMBANGAN JARINGAN
PANGKALAN DATA PENDIDIKAN
KABUPATEN/KOTA YANG TERINTEGRASI
DENGAN PANGKALAN DATA DEPDIKNAS
Daftar Isi
Daftar Isi...2
BAB I...5
PENDAHULUAN...5
Latar Belakang...5
Maksud dan Tujuan...6
Sasaran...6
Sasaran...7
BAB 2...9
Metodologi Kerja...9
SDM dan Kompetensi...9
Pengertian Standar Kompetensi...10
Struktur Standar Kompetensi...10
Format Standar Kompetensi...11
Aspek Koginitif (Pengetahuan)...13
Aspek psikomotor (keterampilan)...15
Aspek Afektif...16
SDM dan Literasi Komputer / Teknologi Informasi...18
Pengertian Ragam Literacy...18
E-Literacy dan Digital Divide...20
Evolusi E-Literacy...21
Tingkat Kematangan E-Literacy...25
Sumber Data dan Pendataan...26
Faktor-Faktor Penghambat...28
Kondisi ideal di Lapangan...29
Program Bimbingan Teknis...30
Penyusunan Materi Ajar...32
Pengembangan Materi Perangkat Keras dan Troubleshooting...33
Mengidentifikasi perangkat penyusun komputer...34
Batasan Variabel...34
Panduan Penilaian...35
Melakukan Inventarisasi Software...35
Panduan Penilaian...36
Memilih Casing dan Power Supply...36
Panduan Penilaian...37
Memilih Monitor...37
Panduan Penilaian...38
Memilih Harddisk...39
Memasang Perkabelan pada Motherboard...39
Melakukan Seting BIOS...40
Mengkonfigurasi Harddisk...42
Melakukan Instalasi Operating System...43
Menginstall Modem...44
Menguji Kinerja Komputer...45
Rentang Variabel...45
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan ini berisikan rencana kegiatan yang dilakukan oleh konsultan untuk dapat menyelesaikan kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan untuk Kegiatan Pengembangan Jaringan Pangkalan Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang terintegrasi dengan Pangkalan Data Depdiknas dalam Rangka Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Tahun Anggaran 2007.
Laporan Pendahuluan ini juga berisikan metodologi yang akan digunakan oleh konsultan yang dalam hal ini PT. Murfa Surya Mahardika (MSM) selaku perusahaan yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Selain menggunakan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen laporan pendahuluan ini, sebagian besar isi dari laporan juga didasarkan pada pengalaman perusahaan dalam melakukan pekerjaan sejenis.
Latar Belakang
Salah satu bukti nyata berjalannya koordinasi pendataan pendidikan secara nasional adalah hadirnya Pangkalan Data Pendidikan yang terintegrasi secara nasional – pangkalan data yang ada di pusat maupun yang ada di daerah seluruhnya terintegrasi membentuk Jaringan Pangkalan Data Pendidikan.
pusat (PSP-Balitbang-Depdiknas) mengalami penurunan yang sangat drastis. Sekalipun sejak itu volume data pendidikan yang terjaring dan sampai di pusat kembali mengalami peningkatan namun sampai dengan saat ini tidak pernah kembali ke kondisi semula karena laju peningkatannya yang demikian rendah. Dengan volume data pendidikan yang terbatas itu tentunya sulit untuk menghasilkan informasi pendidikan nasional yang representatif, terutama untuk kepentingan pengambilan keputusan/kebijakan ataupun untuk kepentingan konsumsi publik.
Untuk membantu mengatasi kendala tersebut di daerah dalam rangka pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan, maka pada tahun Anggaran 2007 ini PSP-Balitbang-Depdiknas menetapkan kegiatan ”Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional”.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten/Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan dan/atau kompetensi Sumber Daya Manusia pendataan pendidikan di setiap Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
3. Menjamin keberlangsungan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten/Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data pendidikan Kabupaten/Kota yang terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional.
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten/Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kemampuan dan atau kompetensi Sumber Daya Manusia pendataan pendidikan di setiap Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
4. Berfungsinya dengan baik sistem pendataan dan pengolahan data pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota.
5. Terciptanya Pangkalan Data Pendidikan Nasional yang didukung oleh jaringan pangkalan data Kabupaten/Kota yang lebih terjamin kesinambungannya.
Sasaran
Ruang lingkup pekerjaan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten/Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
Kabupaten/Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional.
6. Menyusun materi Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional yang meliputi:
a. Bahan ajar Bimbingan Teknis yang sesuai dengan metodologi yang telah dikembangkan sebelumnya.
b. Pedoman pelaksanaan Bimbingan Teknis yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam sistem pendataan dan pengolahan data.
c. Instrumen untuk pengukuran kemampuan dan/atau kompetensi serta evaluasi hasil bimbingan teknis sebelum dan sesudah pemberian Bimbingan Teknis.
7. Melakukan seleksi dan rekrutmen tenaga Pendamping Teknis dan melaksanakan pelatihan tentang sistem dan teknologi informasi yang relevan, sistem pendataan dan pengolahan data pendidikan serta teknik implementasi sistem pendataan dan pengolahan data pendidikan yang efektif.
8. Merencanakan, memantau, mengendalikan dan melaporkan Bimbingan Teknis serta mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan Bimbingan Teknis tersebut.
9. Melakukan/mendukung pelaksanaan pengecekan akurasi, penginputan dan kompilasi data-data pendidikan nasional di setiap Dinas Kabupaten/Kota.
Sesuai dengan keluaran kerja di atas, maka ketiga aktivitas di atas dapat dipecah menjadi dua kegiatan utama, yaitu:
1. Kegiatan Persiapan, terdiri atas persiapan materi bimbingan teknis dan persiapan tenaga pendamping teknis
BAB 2
Metodologi Kerja
Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional, dimana sasaran akhir dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan dari tenaga pendataan di kabupaten / kota, maka perlu diketahui terlebih dahulu beberapa pengertian yang berhubungan dengan kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional.
SDM dan Kompetensi
Sukses tidaknya penjaringan data pendidikan diyakini dapat terus meningkat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai apabila kompetensi SDM operator data entri meningkat. Berbagai pengertian mendasar yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan teknis perlu ditelaah lebih dahulu untuk mendapatkan kesamaan persepsi mengenai ukuran keberhasilan kegiatan bimbingan teknis.
Berdasar pada arti estimologi standar kompetensi terbentuk dari dua kosa kata, yaitu standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati sedangkan kompetensi
melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Sehingga dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performen yang ditetapkan.
Pengertian Standar Kompetensi
Berdasar pada arti bahasa, standar kompetensi terbentuk atas kata standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai "ukuran" yang disepakati, sedangkan kompetensi telah didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performen yang dengan demikian dapatlah disepakati bahwa standar kompetensi merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang pekerjaan oleh seluruh "stakeholder" di bidangnya. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu:
1. Bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.
11. Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
12. Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan
13. rencana semula.
15. masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.
Struktur Standar Kompetensi
Standar Kompetensi suatu Bidang Keahlian distrukturkan dengan bentuk seperti di bawah ini (bentuk ini diterapkan secara luas di dunia internasional) :
Format Standar Kompetensi
Dari berbagai skema di atas, jelaslah terlihat bahwa penyiapan materi ajar, penyediaan tenaga bimbingan teknis dan penyelenggaraan bimbingan teknis harus dipersiapan berdasarkan kaidah-kaidah dasar pengembangan kompetensi SDM.
Dalam menyiapkan materi ajar, tenaga pendidik dan penyelenggaraan bimbingan teknis, maka perlu juga diperhatikan kompetensi kunci. Yang dimaksud dengan kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Kompetensi kunci tersebut terkandung pada setiap unit-unit kompetensi. Berikut ini adalah 7 (tujuh) kunci kompetensi :
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 16. Mengkomunikasikan ide dan informasi
17. Merencanakan dan mengatur kegiatan
19. Menggunakan ide dan teknik matematika 20. Memecahkan persoalan / masalah
21. Menggunakan teknologi
(Sumber: Key Competencies, William Hall & Mark C. Werner)
Untuk setiap jenjang / level kompetensi, dapat dibuat menurut urutan-urutan sebagai berikut ini:
1. Unjuk Kerja Level 1
Diartikan bahwa kompetensi dibutuhkan untuk melakukan aktifitas secara efisien dan memuaskan berdasarkan kemampuan mandiri dan memperoleh hasil kerja berdasarkan pada kriteria dan parameter yang telah ditetapkan.
22. Unjuk Kerja Level 2
Diartikan bahwa kompetensi dibutuhkan untuk mengatur kegiatan yang memerlukan alternatif / pilihan, aplikasi dan integerasi sejumlah elemen untuk membuat penilaian (judgment) atas kualitas proses dan hasil.
23. Unjuk Kerja Level 3
Diartikan bahwa kompetensi dibutuhkan untuk mengevaluasi dan merancang kembali proses, menetapkan dan menggunakan kembali prinsip-prinsip (rumus) dalam rangka menentukan cara terbaik dan tepat untuk pendekatan kegiatan serta menetapkan kriteria untuk penilaian kualitas hasil dan proses.
ranah belajar yaitu kognitif, psikomotoris dan afektif (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang dapat diajarkan terintegrasi untuk mencapai tujuan suatu proses pendidikan dan pelatihan. Setiap tipe belajar tersebut memiliki karasteristik dan tingkat pencapaian didasarkan atas tingkat kesulitan yang dihadapinya.
Aspek Koginitif (Pengetahuan)
Aspek kognitif mencakup pengembangan kemampuan intelektual dan pengetahuan yang terdiri atas enam katagori utama, yang tersusun dari yang sederhana hingga yang kompleks berdasar pada tingkat kesulitan yang ditanganinya. Dalam hal ini aspek yang sederhana harus dikuasai terlebih dahulu sebelum meningkat ketingkat kesulitan yang berikutnya.
Level Taksonomi Deskripsi Kata Kerja Yang Dipergunakan Pengetahuan Mengetahui
prinsip ke dalam situasi yang baru. Memecahkan problem matematika.
Menyusun grafik dan
Aspek psikomotor (keterampilan)
Aspek psikomotor mencakup kemampuan dalam mengkoordinasikan gerakan phisik dan menggunakan motoris. Untuk memperoleh kemampuan tersebut memerlukan pelatihan dan pembiasaan dan pengukuran yang mencakup tentang kecepatan, jarak, prosedur dan teknik pelaksanaan.
Level Taksonomi Deskripsi Kata Kerja Yang Dipergunakan
Imitasi Mengetahui
terminologi secara umum.
Mengetahui fakta yang spesifik.
n penggunaan
suatu pekerjaan. Menyimpulkan,menjastifikasi, meranking, menjelaskan mengenai aspek-aspek afektif.
Receive/Menerim
sistimatis dengan menggunakan kata kerja (verbs) sebagaimana tertuang dalam matrik di atas. Dengan demikian pada saat merumuskan unit-unit kompetensi gradasi pada level taksonomi tersebut harus dipergunakan untuk memilih dan menentukan kata kerja yang tepat sesuai dengan tingkat kesulitan unit dimaksud.
Kata-kata kerja yang tertuang dalam matrik terutama dipergunakan untuk merumuskan Kriteria Unjuk Kerja, agar memenuhi persyaratan yang terdiri dari kognitif, psikomotor dan afektif agar mencerminkan tentang hal yang terukur dan sesuai dengan level yang ditetapkan.
SDM dan Literasi Komputer / Teknologi Informasi
Istilah “information literacy” sering dikaitkan dengan “information competency”, yaitu kemampuan seseorang dalam mendayagunakan informasi yang diperolehnya untuk membantu meningkatkan kinerja aktivitas sehari-hari. Seorang individu dikatakan memiliki “information literacy” yang baik apabila yang bersangkutan dapat melakukan investigasi terhadap informasi apa yang dibutuhkan dalam suatu konteks kondisi tertentu, dapat menyatakannya dalam terminologi yang tepat, dapat melakukan pencarian secara efektif terhadap informasi berkualitas dari berbagai sumber data yang tersedia, dapat melakukan analisa berdasarkan hasil koleksi informasi tersebut, dapat memanfaatkannya untuk berbagai keperluan positif dan mendatangkan value yang signifikan, dan dapat mengolahnya lebih lanjut menjadi sebuah sumber daya pengetahuan.
sehingga ketika teknologi informasi dan komunikasi diperkenalkan, hampir tidak terjadi hambatan yang berarti dalam menerapkan dan mengembangkannya di berbagai bidang. Kemampuan menggunakan perangkat teknologi informasi ini dikenal sebagai “e-literacy”. Indonesia sebagai salah satu negara yang dianggap mengalami permasalahan “digital divide” (kesenjangan digital) terancam akan semakin diasingkan dan ditinggalkan oleh negara-negara lainnya jika tingkat e-literacy-nya tetap rendah.
Pengertian Ragam Literacy
didefinisikan sebagai “the ability to understand and use information from a variety of sources when presented via digital devices” (Gilster, 1997) yang oleh Central European University disempurnakan menjadi “the ability to understand how information is generated and communicated in all formats through the creation of critical frameworks for the retrieval, organisation, evaluation, presentation, and use of information by using digital technology devices”.
Ketika internet berkembang secara pesat, istilah “internet literacy”-pun (i-literacy) lahir dengan sendirinya, yaitu “the ability to use theoretical and practical knowledge about the internet as a medium of communication and information retrieval” (Doyle, 1996). Dan ketika terjadi konvergensi antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, dipergunakan pula secara luas istilah “information technology literacy” maupun “ICT literacy” (ICT=Information and Communication Technology) yang memiliki arti kurang lebih sebagai “a combination of intellectual capabilities, fundamental concepts, and contemporary skills that a person should posses in order to navigate and use information technology effectively” (Young, 1999).
E-Literacy dan Digital Divide
Bahkan bagi mereka yang telah terjangkau oleh infrastruktur teknologi informasi pun belum tentu dapat memanfaatkannya secara optimum, dalam arti kata dipergunakan untuk dapat secara signifikan meningkatkan kualitas hidupnya. Fenomena ini dipandang sebagai sebuah warna digital divide lain yang disebabkan karena rendahnya “e-literacy” dari kebanyakan masyarakat Indonesia, yang oleh pemerintah didefinisikan sebagai “kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi di kalangan masyarakat dalam rangka pengembangkan budaya informasi ke arah terwujudnya the information society” (Kominfo, 2003). Dari definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan e-literacy di sini merupakan kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai sejumlah literacy yang dapat direpresentasikan melalui sebuah fungsi sebagai berikut:
Evolusi E-Literacy
Siklus evolusi e-literacy di dalam masyarakat berbeda-beda, yang jika diamati sungguh-sungguh memperlihatkan adanya ketersamaan pola berdasarkan kelompok generasi (Tapscott, 2000). Pada old generation yang oleh Tapscott diistilahkan sebagai generasi baby boomers biasanya mengawali proses evolusi e-literacy-nya dengan kompetensi information literacy yang telah dikuasainya terlebih dahulu.
Generasi yang sarat diwarnai dengan para individu yang sangat gemar baca buku dan menulis ini tidak semua yang “bersedia” atau tertarik untuk berinteraksi dengan sejumlah teknologi digital. Dari beragam produk digital yang terdapat di pasar, yang paling banyak dipergunakan oleh mereka adalah digital handphone untuk berkomunikasi secara langsung maupun via SMS (Short Message System). Adapun perangkat digital lainnya seperti personal digital assistant, camera digital, tablet computing, digital videocam, dan lain sebagainya masih sangat sedikit peminatnya. Namun demikian, benih-benih pertumbuhan digital literacy di kalangan old generation ini patut diberikan penghargaan. Tahap selanjutnya dalam evolusi yang cukup sulit dilakukan adalah meningkatkan kemampuan e-literacy mereka ke arah penggunaan komputer dan teknologi internet untuk membantu aktivitas keseharian mereka.
memakai popok di tahun 2000-an, evolusi e-literacy diawali semenjak diperkenalkannya teknologi komputer pada usia dini.
Tantangan E-Literacy
Setiap negara terdiri dari masyarakat dengan beragam portofolio generasi yang berbeda tingkat e-literacy-nya. Semakin banyak jumlah penduduk yang memiliki tingkat e-literacy yang tinggi, akan semakin kompetitif nilai keunggulan masyarakat di negara tersebut. Jika ketiga generasi tersebut dipetakan ke dalam sebuah matriks agar dapat dilihat keterkaitannya dengan tinggi rendahnya akselerasi e-literacy yang ada, maka dapat dihasilkan sebuah diagram seperti berikut ini
Kenyataan ini tidak saja berakibat semakin sulitnya Indonesia untuk bersaing secara kompetitif dengan bangsa lain di dunia, namun lebih jauh dapat mengakibatkan persmasalahan di kemudian hari ketika new generation mengambil alih kendali perekonomian karena belum disiapkannya sejumlah infratruktur dan suprastruktur untuk mendukung mereka. Melihat kenyataan ini, maka tidak ada jalan lain kecuali mencoba sekuat tenaga untuk menerapkan strategi yang ampuh agar terjadi akselerasi peningkatan e-literacy para old generation dan today’s generation secara signifikan dan dramatis (Fulk, 1993). Untuk menjawab permasalahan tersebut, diusulkan tiga tahapan strategi sebagai pendekatan efektif guna mengakselerasi peningkatan e-literacy di kalangan old generation dan today’s generation, yaitu: Menciptakan Konteks (Demand Creation), Melibatkan Teknologi (Supply Providing), dan Merubah Perilaku (Behaviour Change).
Tingkat Kematangan E-Literacy
Setiap individu akan memiliki pola pematangan e-literacy-nya masing-masing. Kalau dapat menggunakan kerangka konsep atau teori Personal-Capability Maturity Model (P-CMM), maka kurang lebih level e-literacy seseorang dapat digambarkan seperti demikian:
1. Level 0 – jika seorang individu sama sekali tidak tahu dan tidak perduli akan pentingnya informasi dan teknologi untuk kehidupan sehari-hari;
24. Level 1 – jika seorang individu pernah memiliki pengalaman satu dua kali dimana informasi merupakan sebuah komponen penting untuk pencapaian keinginan dan pemecahan masalah, dan telah melibatkan teknologi informasi maupun komunikasi untuk mencarinya;
membantu aktivitasnya sehari-hari dan telah memiliki pola keberulangan dalam penggunaannya;
26. Level 3 – jika seorang individu telah memiliki standar penguasaan dan pemahaman terhadap informasi maupun teknologi yang diperlukannya, dan secara konsisten mempergunakan standar tersebut sebagai acuan penyelenggaraan aktivitasnya sehari-hari;
27. Level 4 – jika seorang individu telah sanggup meningkatkan secara signifikan (dapat dinyatakan secara kuantitatif) kinerja aktivitas kehidupannya sehari-hari melalui pemanfaatan informasi dan teknologi; dan
28. Level 5 – jika seorang individu telah menganggap informasi dan teknologi sebagian bagian tidak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari, dan secara langsung maupun tidak langsung telah mewarnai perilaku dan budaya hidupnya (bagian dari information society atau manusia berbudaya informasi).
Walau bagimanapun juga, peningkatan e-literacy ini akan sangat dipengaruhi pula oleh sejumlah faktor ekseternal lainnya, seperti: ketersediaan infrastruktur, keberadaan regulasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, kemauan politik pemerintah (political will), kualitas penyelenggaraan pendidikan, human development index, dan lain sebagainya.
Sumber Data dan Pendataan
Kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional merupakan usaha untuk menjamin bahwa pendataan pendidikan yang dilakukan dapat menghasilkan data-data yang berujung kepada kualitas informasi yang dihasilkan.
Gambar. Sumber Data Pendidikan
fitur yang didukung oleh aplikasi PADATI-WEB dalam melakukan pendataan adalah sebagai berikut:
1. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Taman Kanak-Kanak.
29. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Sekolah Dasar.
30. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Sekolah Menengah Pertama.
31. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Sekolah Menengah Umum.
32. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Sekolah Menengah Kejuruan.
33. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Pendidikan Luar Biasa.
34. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Pendidikan Luar Biasa (Paket A).
35. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Pendidikan Luar Biasa (Paket B).
36. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Pendidikan Luar Biasa (Paket C).
37. Program aplikasi individual jenjang Lembaga Pendidikan Tinggi
38. Program aplikasi pendukung pendataan di Pendidikan dasar, Pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
39. Pengembangan program aplikasi integrator dan Monev.
pendidikan kabupaten/kota untuk diolah dan dikirimkan kembali ke tingkat pusat.
Dari hasil pengumpulkan data-data yang telah dilakukan selama ini, bahwa ternyata yang ada lebih kurang 30% yang terkumpulan. Dengan demikian, menjadi sulit bagi pihak Depdiknas untuk berbagai kebijakan yang berhubungan dengan pendidikan.
Faktor-Faktor Penghambat
Lemahnya kualitas pendataan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
1. Kurangnya biaya operasional pendataan di lapangan, terutama berkaitan dengan kondisi geografis di daerah;
40. Lemahnya kemampuan SDM di daerah dalam hal pendataan, baik ditinjau dari aspek kompetensi, tingkat awarerness dan tingkat ketersediaan tenaga yang ada.
41. Faktor Geografis yang berpengaruh langsung terhadap jangkauan pendataan.
Kegiatan bimbingan teknis pendataan pendidikan pada 470 kabupaten / kota diarahkan kepada pendampingan terhadap pengguna yang sebelumnya telah dilatih untuk menggunakan aplikasi pendukung yang ada. Pendampingan terhadap proses entri data pendidikan dilakukan untuk menjamin ketersediaan data yang dibutuhkan baik dari segi kualitas dan kuantitas dengan dengan memperhatikan aspek seperti relavansi konteks data, akurasi data mentah, tingkat akurasi pemasukan data, koreksi terhadap data yang ada sampai dengan rekapitulasi dan pengiriman data-data yang ada.
Kondisi ideal di Lapangan
Dalam melakukan pendataan, tentu terdapat asumsi dimana lokasi pendataan yang berada di kabupaten/kota berada pada kondisi idealnya. Asumsi kondisi ideal sehingga data-data yang dibutuhkan dapat terjaring dengan benar baik dari segi kualitas dan kuantitas di tingkat pusat adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya data-data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner di tingkat kabupaten / kota.
2. Tersedianya perangkat keras komputer yang memadai untuk dapat menyimpan dan mengolah data-data yang telah terkumpulkan.
3. Tersedianya aplikasi pendataan pendidikan yang dapat digunakan untuk menyimpan dan mengolah data pendidikan 4. Tersedianya jaringan internet yang dapat digunakan untuk
mengirimkan data-data pendidikan yang ada.
kondisi yang lebih baik sehingga kegiatan pendataan pendidikan dapat mencapai hasil yang maksimal.
Dari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang ada, maka kegiatan bimbingan teknis yang dimaksud terdiri atas aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1. Program Bimbingan teknis dibutuhkan untuk membantu terselenggaranya kualitas pendataan pendidikan di seluruh Indonesia.
2. Program Bimbingan Teknis diselenggarakan untuk menjamin bahwa pengisian data harus dilakukan dengan benar. Termasuk menjamin kemampuan SDM di dalam melakukan pengisian data. 3. Melatih tenaga operator pendataan di daerah terkait dengan pendataan pendidikan, baik dengan menggunakan mekanisme konvensional atau dengan menggunakan sistem berbasis teknologi informasi.
Program Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional umumnya terkendala berbagai masalah seperti telah diterangkan sebelumnya seperti:
1. Kondisi sarana dan prasarana umum, terutama yang berkaitan dengan transportasi darat, laut dan udara sehingga menyulitkan pihak operator pendataan pendidikan di daerah untuk melakukan koleksi data
42. Kurangnya dukungan dana keuangan dalam melakukan pendataan pendidikan
Program Bimbingan Teknis
Program Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional. Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan ini, maka kegiatan bimbingan teknis terdiri dari:
1. Pengembangan metodologi Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional
44. Penyusunan materi ajar Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional yang meliputi:
a. Materi Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan metodologi yang telah dikembangkan sebelumnya.
b. Tersedianya instrumen pengukuran evaluasi kemampuan dan atau kompetensi hasil bimbingan teknis sebelum dan sesudah pemberian Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional
tekno0logi informasi yang relevan, sistem pendataan dan pengolahan data pendidikan serta teknik implementasi sistem pendataan dan pengolahan data pendidikan yang efektif.
46. Merencanakan, memantau, mengendalikan dan melaporkan bimbingan teknis serta mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan bimbingan teknis tersebut. 47. Melakukan/mendukung pelaksanaan pengecekan akurasi,
penginputan dan kompilasi data-data pendidikan nasional di setiap kabupaten/kota.
Penyusunan Materi Ajar
Penyusunan materi ajar harus dilakukan dengan memperhatikan aspek pemenuhan terhadap kegiatan pendataan pendidikan. Materi-materi yang dikembangkan digali atas dasar hal-hal sebagai berikut:
1. Lingkungan pendukung pendataan pendidikan yang terdiri atas: a. Pendataan
b. Perangkat Keras Komputer c. Jaringan Internet
d. Aplikasi Perangkat Lunak Pendataan.
48. Hasil acara Training of Trainer (TOT) yang diselenggarakan oleh PSP Depdiknas.
Pengembangan Materi Perangkat Keras dan Troubleshooting
Unit materi ini dikembangkan untuk membantu tenaga operator entri data daerah agar memiliki kemampuan untuk menjalankan, merawat, memperbaiki (pada skala tertentu) perangkat keras yang ada sehingga tidak mengalami ketergantungan terhadap vendor atau pihak lainnya.
Materi-materi bimbingan teknis berkaitan dengan perangkat keras komputer dan troubleshooting adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi perangkat penyusun komputer 49. Melakukan inventarisasi software
50. Memilih Casing dan Power Supply 51. Memilih Monitor
52. Memilih Harddisk
53. Memasang Perkabelan pada Motherboard 54. Melakukan Seting BIOS
55. Mengkonfigurasikan harddisk
57. Menginstall modem
58. Menguji kinerja komputer
59. Melakukan instalasi software aplikasi 60. Mengkonfigurasi software aplikasi 61. Menganalisa kebutuhan perawatan
62. Menentukan ruang lingkup kegiatan perawatan 63. Melakukan perawatan peralatan jaringan
Detail dari masing-masing materi bimtek dalam rangka pengembangan kompetensi tenaga operator pendataan di daerah adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi perangkat penyusun komputer
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan tindakan identifikasi perangkat penyusun komputer yang terdiri dari persiapan identifikasi, identifikasi dan memeriksa hasil identifikasi. Unit kompetensi ini diperlukan untuk membantu dan memperlancar pelaksanaan perakitan komputer.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan identifikasi perangkat penyusun komputer
Perangkat penyusun computer dan buku manual perangkat penyusun komputer disiapkan.
Peralatan tulis untuk identifikasi disiapkan.
Tempat identifikasi disiapkan dalam keadaan kering, bersih dan aman.
Mengidentifikasi perangkat penyusun komputer
Buku manual perangkat penyusun komputer dibaca.
Perangkat penyusun komputer didaftar sesuai dengan spesifikasi.
Perangkat penyusun komputer dikelompokkan sesuai dengan daftar yang telah dibuat.
Memeriksa hasil identifikasi perangkat penyusun komputer
Perangkat penyusun komputer diletakkan pada tempat yang kering, bersih, aman serta mudah dijangkau.
Batasan Variabel
Batasan variabel yang digunakan pada unit kompetensi ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Jenis komputer dan spesifikasi komputer 64. Perangkat peripheral komputer 65. Jumlah atau besar sistem
66. Beban kerja tiap perangkat 67. OS yang digunakan
68. Tools yang digunakan
Panduan Penilaian
Penilaian mungkin terjadi pada pekerjaan, atau diluar pekerjaan atau suatu kombinasi dari keduanya. Penilaian diluar pekerjaan harus dilaksanakan dalam suatu lingkungan kerja yang disimulasikan mendekati pekerjaan yang semestinya.
Penilaian mungkin menggabungkan serangkaian metode untuk menilai kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung penting, dan mungkin mencakup:
1. Demontrasi praktis (pengamatan langsung harus terjadi lebih dari sekali untuk menentukan konsistensi kemampuan)
69. Studi kasus
70. Contoh-contoh kerja atau kegiatan-kegiatan simulasi kerja
Melakukan Inventarisasi Software
Uraian Unit Materi Bimtek:
diperlukan untuk membuat suatu inventarisasi software yang sewaktu waktu diperlukan
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menyiapkan inventarisasi software
CD software original/legal yang akan dijadikan sebagai inventaris disiapkan.
Peralatan tulis untuk identifikasi CD software disiapkan.
Tempat untuk penyimpanan CD software disiapkan.
Daftar nama CD software inventaris disiapkan.
Identifikasi CD software CD software inventaris diberi kode/label.
CD software inventaris
dikelompokkan sesuai dengan nama dan jenis software.
CD software inventaris didaftar sesuai dengan kode/label yang diberikan.
CD software inventaris diidentifikasi sudah sesuai dengan kode/label yang diberikan.
Menyimpan CD software inventaris Tempat penyimpanan CD software inventaris dibersihkan dan
dikeringkan.
Tempat penyimpanan CD sofware inventaris diberi kode/label untuk memudahkan pencarian.
Tempat penyimpanan CD software inventaris diberi bahan pengawet dan pengering untuk mencegah kerusakan CD software.
CD software inventaris disimpan pada tempat penyimpanan yang telah disediakan serta ditata secara rapi.
Panduan Penilaian
dilaksanakan dalam suatu lingkungan kerja yang disimulasikan mendekati pekerjaan yang semestinya.
Penilaian mungkin menggabungkan serangkaian metode untuk menilai kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung penting, dan mungkin mencakup:
1. Demontrasi praktis (pengamatan langsung harus terjadi lebih dari sekali untuk menentukan konsistensi kemampuan)
71. Studi kasus
72. Contoh-contoh kerja atau kegiatan-kegiatan simulasi kerja
Memilih Casing dan Power Supply
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan tindakan memilih casing dan power
supply yang terdiri dari persiapan hal – hal yang perlu dipertimbangkan, memilih casing dan power supply serta memeriksa kelengkapan casing dan
power supply. Unit kompetensi ini diperlukan unutuk menghindari kesalahan terhadap pemilihan casing dan power supply yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan casing dan power supply
Penempatan posisi dari computer nantinya ditentukan.
Jumlah drive bays yang akan
diperlukan dihitung dan ditentukan.
Banyaknya perangkat computer yang digunakan ditentukan.
Besarnya daya yang dibutuhkan diketahui dan dihitung.
Memeriksa kelengkapan perangkat casing dan power supply
Kelengkapan perangkat casing dan power supply diperiksa dan tidak ada kekurangan atau kerusakan.
Power supply dites dan
diidentifikasi tidak ada kerusakan atau error.
Panduan Penilaian
Penilaian mungkin terjadi pada pekerjaan, atau diluar pekerjaan atau suatu kombinasi dari keduanya. Penilaian diluar pekerjaan harus dilaksanakan dalam suatu lingkungan kerja yang disimulasikan mendekati pekerjaan yang semestinya.
Penilaian mungkin menggabungkan serangkaian metode untuk menilai kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung penting, dan mungkin mencakup:
1. Demontrasi praktis (pengamatan langsung harus terjadi lebih dari sekali untuk menentukan konsistensi kemampuan)
73. Studi kasus
74. Contoh-contoh kerja atau kegiatan-kegiatan simulasi kerja
Memilih Monitor
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan tindakan memilih monitor yang terdiri dari persiapan dalam memilih monitor, memilih monitor dan memeriksa kelengkapan monitor. Unit kompetensi ini diperlukan untuk menghindari kesalahan terhadap pemilihan monitor yang tidek sesuai dengan kebutuhan.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan monitor
Besarnya tempat untuk monitor sudah ditentukan.
Penempatan posisi dari monitor sudah ditentukan.
Spesifikasi monitor (Resolusi, type sinkronisasi, ukuran tabung, jenis tabung, dll) sudah ditentukan.
Aplikasi dari monitor (untuk desain grafis, teks, program, dll) sudah ditentukan
Besarnya daya atau range
Memilih Monitor Buku manual monitor sudah dibaca dan dipelajari.
Monitor sesuai dengan spesifikasi dan aplikasi yang telah ditentukan sudah dipilih.
Besar ukuran monitor sudah dipilih.
Memeriksa kelengkapan monitor Kelengkapan perangkat monitor sudah diperiksa dan tidak ada kekurangan atau kerusakan.
Monitor sudah dites dan tidak ada error.
Monitor sudah disimpan dalam tempat yang aman.
Panduan Penilaian
Penilaian mungkin terjadi pada pekerjaan, atau diluar pekerjaan atau suatu kombinasi dari keduanya. Penilaian diluar pekerjaan harus dilaksanakan dalam suatu lingkungan kerja yang disimulasikan mendekati pekerjaan yang semestinya.
Penilaian mungkin menggabungkan serangkaian metode untuk menilai kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung penting, dan mungkin mencakup:
1. Demontrasi praktis (pengamatan langsung harus terjadi lebih dari sekali untuk menentukan konsistensi kemampuan)
75. Studi kasus
76. Contoh-contoh kerja atau kegiatan-kegiatan simulasi kerja
Memilih Harddisk
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan memilih harddisk yang terdiri dari komponen, mengidentifikasi kapasitas harddisk,mengidentifikasi kecepatan putar, mengidentifikasi kecepatan transfer, dan mengidentifikasi waktu akses rata-rata.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
harddisk diidentifikasi berdasarkan label yang tercantum dalam fisik harddisk.
Kemampuan harddisk daya
tampung data diidentifikasi secara rom bios.
Mengidentifikasi kecepatan putar Kecepatan putar harddisk dapat diidentifikasi secara label yang tercantum dalam fisik harddisk.
Kecepatan putar harddisk dapat diidentifikasi secara software bantu.
Mengidentifikasi kecepatan transfer
Kecepatan transfer harddisk dapat diidentifikasi secara label yang tercantum dalam fisik harddisk
Kecepatan transfer harddisk dapat diidentifikasi secara software bantu.
Mengidentifikasi waktu akses rata-rata.
Waktu akses rata-rata harddisk dapat diidentifikasi melalui label yang tercantum dalam fisik harddisk.
Waktu akses rata-rata harddisk dapat diidentifikasi secara software bantu.
Memasang Perkabelan pada Motherboard
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan Pemasangan perkabelan yang tersambung pada motherboard dan akpek-aspek yang harus diperhatikan selama proses pemasangan
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan motherboard
Jenis chasing (chasing TA atau ATX) yang dipakai sebagai tempat
motherboard ditentukan.
Prosesor dan chipset yang
digunakan sudah dipertimbangkan dan ditentukan.
diperlukan ditentukanditentukan.
Motherboard yang akan digunakan diperiksa memiliki buku manual, kartu garansi dan CD driver.
Penggunaan memori pada motherboard dipertimbangkan.
Memilih motherboard Semua bahan pertimbangan tentang spesifikasi motherboard diidentifikasi.
Motherboard yang sesuai dengan spesifikasi chasing dipilih.
Motherboard yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi dipilih.
Memeriksa kelengkapan motherboard
Kelengkapan motherboard (buku manual, CD driver dan kartu garansi) diperiksa dan tidak ada kekurangan atau kerusakan.
Motherboard diidentifikasi sudah sesuai dengan buku manual.
Label garansi pada motherboard diperiksa dan diidentifikasi sudah terpasang.
Melakukan Seting BIOS
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan dan mengatur konfigurasi komputer sebelum dapat digunakan.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menyalakan computer Sambungan komputer ke saluran listrik PLN diperiksa dan
kemungkinan penggunaan perangkat bantu (UPS, AVR, soft start dan lainnya) juga diperiksa
Perangkat bantu (UPS, AVR, soft start atau lainnya) dinyalakan dan diperiksa ketersediaan aliran listriknya
Komputer dinyalakan dan
diperhatikan indikator power dari komputer
konfigurasi atau diagnosa komputer dijelaskan berdasarkan jenis-jenis komputer yang ada
Tombol untuk masuk ke setting BIOS ditekan saat komputer mulai restart
Dipastikan telah memasuki menu setup
Melihat konfigurasi utama Konfigurasi utama atau halaman utama dari seting BIOS dibuka dan disebutkan konfigurasi yang ada saat itu
Dilakukan setting konfigurasi pada halaman utama sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan,
meliputi jam, drive yang digunakan dan sebagainya
Melihat konfigurasi pheriperal Halaman setting konfigurasi pheriperal dibuka dan disebutkan konfigurasi yang ada saat itu
Dilakukan setting konfigurasi pada halaman konfigurasi pheriperal sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, meliputi pararel port, serial port, USB, infra red dan sebagainya
Memasang pengamanan Halaman setting pengamanan dibuka dan disebutkan konfigurasi yang ada saat itu
Dilakukan setting pengamanan dan jenis pengamanan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
Mengambil default setup Dijelaskan pengertian default setup dan dijelaskan pula kapan default setup dapat digunakan
Tombol untuk mengambil default setup disebutkan jenis dan
kegunaannya
Tombol default setup ditekan untuk kembali ke setup awal sesuai
dengan yang diinginkan
Menyimpan atau membatalkan konfigurasi
Tombol atau langkah untuk menyimpan atau membatalkan konfigurasi disebutkan Konfigurasi disimpan atau dibatalkan dan keluar dari setting BIOS
Melakukan restart dan
memastikan konfigurasi benar
Dilakukan restart komputer dengan cara keluar dari setting BIOS dan restart
Diamati tanda-tanda atau
tampilantampilan yang muncul saat restart untuk memastikan setting sesuai dengan yang diinginkan
Mengkonfigurasi Harddisk
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan dan mengatur hard disk sebelum dapat digunakan.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mengetahui ukuran hard disk Setup ROM BIOS dibuka untuk mengetahui konfigurasi disk yang terpasang pada komputer
Ukuran dari hard disk yang
terpasang diketahui melalui Setup ROM BIOS
Menyiapkan ukuran pembagian hard disk (partisi)
Pengertian dari partisi dapat dijelaskan dan perlunya dilakukan partisi.
Ukuran dari hard disk direncanakan untuk dibagi sesuai dengan
keperluan.
Segala aspek yang berhubungan dengan pembagian hard disk (partisi) diketahui sesuai dengan kebutuhan dan operating system yang akan digunakan.
Melihat konfigurasi partisi Perlunya diketahui partisi yang ada dapat dijelaskan.
Berbagai Tools digunakan untuk mengetahui partisi yang telah ada sebelumnya pada hard disk.
hard disk diketahui berdasarkan tools tertentu.
Menghapus partisi Adanya partisi yang tidak sesuai atau tidak diperlukan diidentifikasi.
Partisi yang tidak sesuai atau tidak diperlukan dihapus.
Melakukan partisi hard disk Ukuran partisi diset sesuai dengan kebutuhan.
Hard disk dipartisi menggunakan tools tertentu sesuai dengan yang telah direncanakan.
Membuat salah satu partisi menjadi partisi aktif
Pengertian dari partisi aktif dijelaskan
Partisi aktif saat itu diketahui.
Partisi aktif diubah atau diset sesuai dengan yang diinginkan
Memformat hard disk Dijelaskan mengenai perlunya melakukan format disk.
Disk yang sudah dan belum diformat dapat diketahui menggunakan tools tertentu.
Jenis-jenis format dapat dijelaskan beserta mana yang seharusnya dipilih.
Memberikan volume label Dijelaskan pengertian vari volume label dan perlunya mengatur valome label.
Volume label diset atau diubah sesuai dengan kebutuhan.
Melakukan Instalasi Operating System
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan instalasi operating system dan akpek-aspek yang harus diperhatikan selama proses instalasi.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menyalakan komputer Sambungan komputer ke saluran listrik PLN diperiksa dan
kemungkinan penggunaan perangkat bantu (UPS, AVR, soft start dan lainnya) juga diperiksa
start atau lainnya) dinyalakan dan diperiksa ketersediaan aliran listriknya
Komputer dinyalakan dan
diperhatikan indikator power dari komputer
Mengubah Boot sequence ke CD ROM drive
Setting BIOS dibuka saat komputer mulai restart
Setting halaman boot sequence dibuka dan disebutkan konfigurasi saat itu
Boot sequence diubah ke drive CD ROM
Setting konfigurasi disimpan ke CMOS
Memasukkan CD Setup OS ke CD Drive
CD untuk keperluan instalasi OS dipersiapkan sesuai dengan OS yang akan diinstall
Pintu CD ROM Drive dibuka dan CD installer untuk OS dimasukkan ke dalam CD ROM drive
Melakukan booting dari CD ROM drive
Setting BIOS ditutup dengan cara setting disimpan dan komputer direstar
Dilakukan booting dari CD ROM
Menjalankan instalasi operating system
Instalasi OS dibuka saat dilakukan
booting dari CD ROM
Melakukan setting konfigurasi OS selama instalasi
Proses instalasi diikuti tahap demi tahap dan diperhatikan serta dijelaskan setiap tampilan atau peringatan yang muncul
perngkat modem, menginstall driver modem, konfigurasi koneksi ke ISP dan dial ke ISP.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Memasang perangkat modem Perangkat modem dipasang dalam CPU
Kabel telpon dihubungkan ke modem
Menginstall driver modem Driver modem dipilih sesuai dengan hardwarenyanya.
Instalasi driver dilakukan sesuai dengan SOP instalasi.
Mengkonfigurasi koneksi modem ke ISP
Set up koneksi internet dikerjakan dengan benar
Pemilihan ISP dikerjakan
Nomer telepon untuk dial di masukan dengan benar.
Koneksi internet Account untuk user dan password dimasukan sesuai dengan haknya.
Melakukan Dial ke ISP Jalankan menu icon dial ke ISP
User dan password yang dimasukan untuk dial sesuai haknya.
Menguji Kinerja Komputer
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan Pengujian kinerja perangkat komputer yang telah dirakit dan disetting dan akpekaspek yang harus diperhatikan selama proses pemasangan.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan Komputer Daftar pengujian komputer dipersiapkan berdasarkan
parameter kinerja komputer dan dijelaskan keperluan masing-masing
Mempersiapkan software bantu atau tools untuk pengujian
Berbagai software bantu diidentifikasi dan dijelaskan parameter apa saja yang dapat diujikan
Digunakan software bantu yang sesuai dengan parameter
pengujian yang diinginkan
Melakukan proses pengujian Sofware bantu dioperasikan untuk melakukan pengujian kinerja
Berbagai software bantu digunakan untuk dibandingkan hasilnya antara software satu dengan lainnya
Membuat laporan hasil pengujian Hasil pengujian dicatat
berdasarkan parameter yang diuji dan software yang digunakan dan dibandingkan dengan nilai
komputer standard
Dibuat laporan hasil pengujian dan didiskusikan hasilnya dengan teknisi lain
Dilakukan lankah perbaikan atau setting optimasi sistem untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik
Rentang Variabel
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya :
1. Perangkat komputer yang telah siap dioperasikan beserta Instruction Manualnya
2. Paket instalasi Software Aplikasi yang akan diinstalasi 3. Installation Manual software tersebut
4. SOP yang berlaku di perusahaan
5. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 6. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit
Kompetensi yang dipersyaratkan
Penilaian harus mencakup pembuktian berdasarkan pengetahuan dasar dan ketrampilan dalam bidang-bidang berikut:
1. Hubungan komunikasi, meliputi koordinasi, layanan konsumen, negosiasi , laporan tertulis .
2. Konsultasi, meliputi konsultasi dengan tenaga kerja manusia, mendengarkan, menanyakan, meminta umpan balik, memberi informasi.
3. Pengamatan
Aspek Kritis Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus mempertimbangkan kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara simulasi dengan
1. Kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal 4. Pengetahuan yang dibutuhkan:
5. Pengoperasian Komputer
6. Pengoperasian Sistem Operasi sesuai dengan Instruction Manual 7. On-site training sesuai dengan software yang akan diinstalasi
Melakukan Instalasi Software Aplikasi
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan instalasi Softwre Aplikasi pada perangkat komputer dalam kondisi normal sesuai dengan SOP Installation Manual.
Software Aplikasi merupakan sistem yang terdiri atas komponen program, data, konfigurasi serta dokumentasi (online help, dan lain lain) yang terkait dengannya.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan instalasi
Software Aplikasi
Paket instalasi Software Aplikasi sudah disediakan dalam media penyimpanan yang sesuai (HD, CD, FD atau media lainnya)
dipahami
Perangkat komputer sudah
dinyalakan, dengan sistem operasi dan persyaratan nya sesuai dengan SOP Installation Manual
Media paket instalasi Software Aplikasi sudah dipasang dan siap diakses.
Log-sheet/report-sheet telah disiapkan
Melaksanakan pekerjaan instalasi
Software Aplikasi sesuai SOP Installation Manual
Proses instalasi sesuai SOP Installation Manual sudah dilaksanakan
Seluruh file, icon (jika ada) dan konfigurasi sistem telah ter-copy dan terkonfigurasi
Pada layar muncul pesan bahwa proses instalasi telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan
Installation Manual
Mengecek hasil instalasi dengan menjalankan Software Aplikasi (sampling) disertai dengan melakukan troubleshooting secara sederhana
Software Aplikasi dijalankan secara sampling tanpa error
Software aplikasi ditutup tanpa error
Troubleshooting dilakukan sesuai SOP Installation Manual
Membuat laporan hasil instalasi Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang
ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet/ reportsheet)
Mengkonfigurasi Software Aplikasi
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan instalasi Softwre Aplikasi pada perangkat komputer dalam kondisi normal sesuai dengan SOP Installation Manual.
Software Aplikasi merupakan sistem yang terdiri atas komponen program, data, konfigurasi serta dokumentasi (online help, dan lain lain) yang terkait dengannya.
Memeriksa instalasi software yang akan di konfigurasi
Perangkat komputer diperiksa dan dilaporkan bekerja dengan baik
Operating system diperiksa dan dilaporkan bekerja dengan baik
Program aplikasi yang akan
dikonfigurasi dijalankan, diperiksa dan dilaporkan bekerja dengan baik
Menyiapkan kegiatan konfigurasi software aplikasi
Buku petunjuk software aplikasi disiapkan dan dibaca untuk lebih mengetahui spesifikasinya
Diidentifikasi spesifikasi standard dari aplikasi
Diidentifikasi setting konfigurasi saat
itu dari aplikasi
Diidentifikasi kebutuhan setting konfigurasi yang akan dilakukan dan dan langkah konfigurasi yang harus dilakukan berdasarkan buku manual
Melakukan setting konfigurasi Halaman atau menu setting konfigurasi dari program aplikasi dibuka
Setting konfigurasi diubah sesuai dengan yang telah direncanakan
Catatan perubahan konfigurasi dicatat dan dilaporkan
Memeriksa hasil konfigurasi Program aplikasi dijalankan ulang dan diperiksa spesifikasi dan atau kinerjanya dan dibandingkan dengan spesifikasi yang diinginkan
Dilakukan setting ulang jika didapatkan hasil tidak sesuai dengan yang diinginkan
Dibuat catatan perbandingan spesifikasi dan atau kinerja dari aplikasi setelah diakukan
perubahan setting konfigurasi
Rentang Variabel
1. Perangkat komputer yang telah siap dioperasikan beserta Instruction Manualnya
2. Paket instalasi Software Aplikasi yang akan diinstalasi 3. Installation Manual software tersebut
4. SOP yang berlaku di perusahaan
5. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan 6. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit
kompetensi ini
Kompetensi yang dipersyaratkan
Penilaian harus mencakup pembuktian berdasarkan pengetahuan dasar dan ketrampilan dalam bidang-bidang berikut:
1. Hubungan komunikasi, meliputi koordinasi, layanan konsumen, negosiasi , laporan tertulis .
2. Konsultasi, meliputi konsultasi dengan tenaga kerja manusia, mendengarkan, menanyakan, meminta umpan balik, memberi informasi.
3. Pengamatan
Aspek Kritis Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus mempertimbangkan kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara simulasi dengan
1. Kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal 4. Pengetahuan yang dibutuhkan:
5. Pengoperasian Komputer
6. Pengoperasian Sistem Operasi sesuai dengan Instruction Manual 7. On-site training sesuai dengan software yang akan diinstalasi
Menganalisa Kebutuhan Perawatan
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan analisa kebutuhan pelaksanaan perawatan komputer dan perangkat penunjang
Membuat daftar perangkat yang digunakan dalam suatu sistem
Sistem yang terpasang diidentifikasi berdasarkan penggunaannya
Perangkat yang terpasang didaftar berdasarkan jenis-jenis atau
fungsinya
Setiap perangkat diidentifikasi spesifikasi dan kemampuan kerja (live time)
Menyiapkan kegiatan konfigurasi software aplikasi
Buku petunjuk software aplikasi disiapkan dan dibaca untuk lebih mengetahui spesifikasinya
Diidentifikasi spesifikasi standard dari aplikasi
Diidentifikasi setting konfigurasi saat itu dari aplikasi
Diidentifikasi kebutuhan setting konfigurasi yang akan dilakukan dan langkah konfigurasi yang harus dilakukan berdasarkan buku manual
Mencatat beban kerja tiap perangkat
Dikoordinasikan dengan pengguna mengenai penggunaan setiap perangkat
Beban kerja tiap perangkat ditentukan berdasarkan penggunaan masingmasing perangkat
Usia (live-time) tiap perangkat dianalisa berdasarkan beban kerja
Menganalisa resiko yang muncul setiap terjadi kerusakan tiap perangkat
Daftar peralatan, spefisikasi, beban kerja dan live-time dibuat
Dibuat daftar kemungkinan tingkat atau frekuensi kerusakan
berdasarkan daftar yang peralatan
Dikoordinasikan dengan pengguna kemungkinan yang muncul jika tiap perangkat gagal atau mengalami kerusakan
Membuat daftar kebutuhan perawatan
Dilakukan perhitungan biaya perawatan setiap perangkat
Dilakukan analisa kerugian atau biaya sebagai akibat kerusakan peralatan terhadap operasi sistem
dilakukan perawatan berdasarkan biaya perawatan dan resiko
kerusakan.
Mengkomunikasikan kebutuhan perawatan
Daftar Pengajuan kebutuhan
perawatan dikoordinasikan dengan user.
Dibuatkan Dokumentasi kebutuhan perawatan.
Menentukan Ruang Lingkup Perawatan
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan analisa kebutuhan pelaksanaan perawatan komputer dan perangkat penunjang
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Membuat daftar peralatan yang perlu dilakukan perawatan
Peralatan yang terpasang dalam suatu sistem diidentifikasi dan didaftar berdasarkan spesifikasi, kemampuan kerja
Dikoordinasikan beban kerja tiap peralatan berdasarkan penggunaan dan kemungkinan resiko yang muncul tiap terjadi kerusakan peralatan
Didaftar peralatan yang memerlukan perawatan untuk memperkecil resiko
Membagi daftar peralatan berdasarkan software atau hardware
Tiap peralatan dibagi dalam berdasarkan perangkat hardware atau software
Dibuat daftar kebutuhan perawatan peralatan berdasarkan hardware atau software
Membuat daftar prioritas
peralatan yang harus dilakukan perawatan
Dibuat daftar prioritas peralatan yang memerlukan perawatan segera
Dikoordinasikan dengan user untuk menentukan prioritas perawatan.
Membuat rencana kegiatan perawatan
Diidentifikasikan kebutuhan perawatan setiap perangkat
Dokumentasi jadwal kegiatan dibuat.
Melakukan Perawatan Peralatan Jaringan
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan melakukan perawatan perangkat jaringan yang terdiri dari komponen, menyiapkan peralatan merawat perangkat jaringan, merawat perangkat jaringan computer dan membuat laporan perawatan perangkat jaringan.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menyiapkan peralatan merawat perangkat jaringan
Peralatan yang dibutuhkan untuk perawatan jaringan computer seperti tester dan avometer.
Tang creamper kabel jaringan di siapkan.
Alat-alat pendukung seperti clamp kabel, pipa pelindung dan lain-lain disiapkan.
Merawat perangkat jaringan computer
Kabel dilindungi pipa/penutup lainnya agar kabel tidak cepat rusak.
Konektor kabel diperiksa agar tidak terjadi korosi/berkarat.
Hub/Switch diperiksa dan
identifikasi suhunya tidak terlalu panas.
Hub/Switch diletakkan dalam rak yang permanent dan dilindungi keamanannya.
Card Ethernet dipasang pada saat computer mati.
Card Ethernet diperiksa posisinya sehingga tidak goyang/kuat.
Penangkal petir diidentifikasi dengan baik.
Membuat laporan perawatan perangkat jaringan computer.
Hasil perawatan secara berkala di catat
Kehandalan komponen secara keseluruhan, di dokumentasi.
perawatan perawatan setiap perangkat
Jadwal dibuat berdasarkan peralatan dan SDM
Dokumentasi jadwal kegiatan dibuat.
Mencegah Komputer dari Serangan Virus
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan Cara-cara mencegah Komputer dari serangan berbagai jenis Virus pada perangkat komputer.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan pekerjaan pencegahan dari serangan berbagai jenis virus
Software Anti Virus yang terbaru dicari informasinya, hal ini bisa dilakukan melalui Internet.
Karakteristik dan cara penyebarannya dipelajari,
Penggunaan perlengkapan K3 serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan.
Melaksanakan pencegahan komputer dari serangan berbagai jenis virus
Live Update Software Anti Virus dijalankan secara teratur untuk mendapatkan program terbaru yang up to date,
Software Anti Virus dijalankan secara Auto-Protect, Script Blocking dan Worm Blocking untuk
menghindari serangan virus,
File Attachment email anda dan file yang ditransfer melalui instant messenger discaning.
Sistem yang terpenting diisolasi dari sumber serangan virus yang potensial, misalnya dari jaringan internet.
Memeriksa komputer dari serangan berbagai jenis virus
Komputer yang terinfeksi diperiksa dengan Software Anti Virus sesuai manual.
Setelah Software Anti Virus
dijalankan, bila ditemukan virus dan
memperbaiki file yang terinfeksi secara otomatis. Jika file tersebut tidak dapat diperbaiki, file akan dikarantina atau dihapus.
Membuat laporan akhir pencegahan dari serangan berbagai jenis virus
Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang
ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet/ reportsheet)
Memperbaiki Komputer yang Terinveksi Virus
Uraian Unit Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan Perbaikan komputer akibat
terinfeksi Virus baik dalam kondisi komputer yang normal atau terkena virus.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan instalasi
Software Anti Virus
Jenis virus dipelajari dan Software Anti Virus dipersiapkan.
SOP Installation Manual Software Anti Virus sudah disediakan dan dilakukan.
Perangkat komputer sudah
dinyalakan, dengan sistem operasi dan persyaratan nya sesuai dengan SOP Installation Manual
Log-sheet/report-sheet telah disiapkan
Melaksanakan pencegahan komputer dari serangan berbagai jenis virus
Live Update Software Anti Virus dijalankan secara teratur untuk mendapatkan program terbaru yang up to date,
Software Anti Virus dijalankan secara Auto-Protect, Script Blocking dan Worm Blocking untuk
menghindari serangan virus,
File Attachment email anda dan file yang ditransfer melalui instant messenger discaning.
Mengecek hasil instalasi dengan menjalankan Software Anti Virus disertai dengan melakukan
troubleshooting secara sederhana
Software Anti Virus dijalankan tanpa Kesalahan
Software Anti Virus ditutup tanpa kesalahan
Troubleshooting dilakukan sesuai SOP Installation Manual
Membuat laporan akhir hasil membersihkan virus
Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang
ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet/ reportsheet)
Pengembangan Materi Jaringan LAN dan Internet
Unit materi ini dikembangkan untuk membantu tenaga bimtek agar memiliki kemampuan untuk menjalankan, merawat, memperbaiki (pada skala tertentu) jaringan Local Area Network (LAN) dan internet yang ada sehingga tidak mengalami ketergantungan terhadap vendor atau pihak lainnya.
Kompetensi Bidang keahlian Jaringan ini dapat dibagi menjadi :
1. Analisis Jaringan, merupakan pekerjaan untuk menentukan atau membuat spesifikasi dari sistem jaringan yang akan dibuat. Spesifikasi sistem jaraingan akan didapatkan berdasarkan kebutuhan calon pengguna jaringan.
1. Desain Jaringan, merupakan pekerjaan untuk melakukan perancangan konfigurasi jaringan dan menentukan komponen jaringan yang akan dilibatkan. Perancangan dilakuakn berdasarkan spesifikasi kebutuhan jaraingan yang telah ditentukan.
2. Fabrikasi (Perakitan) Jaringan, merupakan pekerjaan untuk memilih dan membeli komponen jaringan yang dibutuhkan, dan melakukan perakitan / instalasi sederhana untuk mensimulasikan konfigurasi yang telah dirancang.
bekerja dengan baik sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan, termasuk melakukan menguji jaringan dan simulasi setup jaringan.
Unit-unit kompetensi yang dikembangkan dalam pembekalan pengetahuan mengenai jaringan komputer (baik LAN dan Internet) adalah sebagai berikut:
1. Membuat desain jaringan lokal (LAN)
2. Membuat desain jaringan berbasis luas (WAN) 3. Mendesain kebutuhan server
4. Mendesain sistem keamanan jaringan
5. Memasang kabel UTP dan BNC pada jaringan 6. Memasang jaringan nirkabel
7. Menginstall non manageable switch pada jaringan
8. Menginstall dan mengkonfigurasikan manageable switch pada jaringan
9. Menginstall dan mengkonfigurasikan static routing pada routing 10. Mengkonfigurasi dynamic routing pada router
11. Menginstall sumber daya berbagi pakai pada jaringan komputer
12. Mengkonfigurasikan TCP/IP statis pada pada workstation yang terhubung ke jaringan
13. Mengkonfigurasikan TCP/IP dinamis pada pada workstation yang terhubung ke jaringan
14. Mendesain dan Membangun Server
15. Menginstalasi dan mengkonfigurasi server
16. Menginstalasi dan mengkonfigurasi gateway internet 17. Melakukan pengujian pada sistem
18. Mengadministrasi perangkat jaringan
19. Melakukan backup dan restore basis data pengguna 20. Menyelenggarakan administrasi sistem jaringan 21. Memberikan layanan administrasi sistem jaringan 22. Mendukung perangkat lunak sistem