• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keragaan Air dan Strategi Keberlanjutan Program Pengelolaan Air Bersih di Kampung Kaironi Distrik Sidey Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keragaan Air dan Strategi Keberlanjutan Program Pengelolaan Air Bersih di Kampung Kaironi Distrik Sidey Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat T1 BAB II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Konsep Pembangunan di Bidang Sosial

Tujuan utama pembangunan di bidang sosial (social development) adalah mengurangi penderitaan manusia, baik yang disebabkan oleh bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya, maupun yang disebabkan oleh perbuatan manusia dengan pemikiran dan tindakan melalui program yang dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Pembangunan sosial merupakan salah satu bentuk pendekatan pembangunan secara nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan kehidupan manusia yang dilandasi adanya rasa keadilan, kedamaian, dan terwujudnya kesejahteraan, yaitu memenuhi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, kebutuhan rohani, dan kebutuhan sosial. Secara kontekstual, pembangunan sosial lebih berorientasi pada prinsip keadilan sosial dan pemerataan hasil-hasil pembangunan daripada pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat, tetapi dinikmati sekelompok kecil orang saja. Beberapa program pemerintah yang menjadi pusat perhatian dalam kaitannya dengan program pembangunan sosial, mencakup pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perumahan, dan pengentasan kemiskinan, dengan mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia, misalnya kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

(2)

tetapi terutama adalah meningkatkan kesejahteraan warganya (Ndraha, 1987: 41 dalam Soetomo 2006: 313).

2.2. Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan generasi masa depan”. Menurut Brundtland Report dari PBB, 1987, pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari dari Bahasa Inggris sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Sutamihardja (2004: 76) menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup upaya untuk mewujudkan hal berikut:

1). Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergeneration equity), yaitu pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan pertumbuhan harus memerhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta diarahkan pada sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan menekankan serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam unreplaceable. 2). Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem untuk menjamin kualitas kehidupan tetap baik bagi generasi yang akan datang.

3). Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam semata untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan antar generasi.

4). Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan, baik masa kini maupun masa mendatang (inter temporal).

(3)

6). Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.

Haris (2000) dalam Fauzi (2004) melihat bahwa konsep keberlanjutan dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman.

1). Keberlanjutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan industri.

2). Keberlanjutan lingkungan harus mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharan keragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.

3). Keberlanjutan sosial, diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntanbilitas politik.

2.3. Kelembagaan

Istilah lembaga berasal dari kata Institution yang menunjuk pada pengertian tentang sesuatu yang telah mapan (established). Dalam pengertian sosiologis, lembaga dapat dilukiskan sebagai suatu organ yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Lembaga-lembaga pada mulanya terbentuk dari suatu kebiasaan yang dilakukan terus-menerus sampai menjadi adat istiadat; kemudian berkembang menjadi tata kelakuan (mores).

Kebiasaan dan tata kelakuan merupakan cara manusia bertingkah laku yang sudah mempunyai struktur dalam kehidupan masyarakat. Menurut R. M. Mac Iver dan CH. Page dalam bukunya yang berjudul Society, bahwa lembaga merupakan bentuk-bentuk atau kondisi-kondisi prosedur yang mapan, yang menjadi karateristik bagi aktivitas kelompok. Kelompok yang melaksanakan patokan-patokan tersebut disebut asosiasi. (Abdulsyahni 2012: 75).

(4)

Kata lembaga dianggap tepat, oleh karena kecuali menunjuk pada suatu bentuk, juga mengandung pengertian abstrak tentang adanya kaidah-kaidah. Lembaga itu mempunyai tujuan untuk mengatur antar hubungan yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling penting. Sumber menjelaskan bahwa lembaga itu melibatkan bukan saja pola aktivitas yang lahir dari segi sosial untuk memenuhi keperluan manusia, tetapi juga pola organisasi untuk melaksanakannya.

2.4. Konsep Strategi Pembangunan Keberlanjutan

Dalam pendekatan pembangunan manusia pada negara-negara berkembang dekade tahun 1990 sampai sekarang lebih dititik beratnya pada pembangunan sosial dan lingkungan agar mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan strategi sustained development yang dicirikan oleh:

(a) Pembangunan yang berdimensi pelayanan sosial diarahkan pada kelompok sasaran melalui pemenuhan kebutuhan pokok berupa pelayanan sosial disektor kesehatan dan gizi, sanitasi, pendidikan, dan pendapatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat; (b) Pembangunan yang ditunjukkan pada pembangunan sosial seperti mewujudkan keadilan, pemerataan dan peningkatana budaya, serta menciptakan kedamaian; (c) Pembangunan yang diorientasikan pada manusia untuk berbuat (subjek pembangunan) melalui people-centered development dan promote the empowerment people (United Nation Center for Regional Development: 1990).

Dalam mempertahankan sebuah keberlanjutan program pembangunan terdapat 3 strategi, yaitu:

1. Pemberdayaan (Empowerment)

Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu empowerment. Secara harfiah, empowerment berarti pemberian kekuasaan atau pemberian kekuatan. Ife (1995) mengatakan empowerment aims to increase the power of disadvantaged (pemberdayaan bertujuan memberikan kekuatan atau kekuasaan yang tidak beruntung).

(5)

Pengembangan masyarakat merupakan suatu aktivitas pembangunan yang berorientasi pada kerakyatan. Syarat pembangunan kerakyatan menurut Corten (1990) adalah tersentuhnya aspek-aspek keadilan, keseimbangan sumber daya alam dan ada partisipasi masyarakat.

Pengembangan kapasitas manusia ini dapat berupa pengembangan wawasan dan tingkat pengetahuan, peningkatan kemampuan untuk merespon dinamika lingkungannya, peningkatan skill, peningkatan akses terhadap informasi, peningkatan akses dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai perubahan yang terencana, yang direncanakan adalah bagaimana memberikan rangsangan dan dorongan agar masyarakat terbangun dan berkembang kapasitasnya.

3. Partisipasi

Secara harafiah, partisipasi berarti “turut berperan serta dalam suatu kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Partisipasi dapat didefinisikan secara luas sebagai “bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan” (Moeliono, 2004).

(6)

2.5. Sumber Daya Air

Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang keberadaannya dijamin konstitusi, yaitu pasa 33 UUD 1945 ayat 3, yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai ole negara dari dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Konstitusi ini jelas menunjukkan dan merupakan kontrak sosial antara pemerintah dan warga negaranya (Sanim, 2011: 4).

Penjaminan atas konstitusi itu lebih dipertegas lagi pada pasal 5 UU No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, yang menyatakan “Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi keidupannya yang sehat, bersih, dan produktif”. Secara eksplisit setiap orang, warga negara dari suatu negara, tak terkecuali warga negara Indonesia. Jaminan tersebut menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya menjamin akses setiap orang ke sumber air untuk mendapatkan air.

(7)

2.6. Kerangka Pikir Penelitian

Program Pengembangan Air

bersih

Proyek sistem penyediaan air

minum

Kelembagaan

Masyarakat Fasilitas Fisik

Keberlanjutan Program Strategi

Keberlanjutan: 1. Pemberdayaan 2. Pengembangan Kapasitas

(8)

Gambar 3. Kerangka Pikir Penjelasan:

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem informasi penjualan berbasis web dan SMS Gateway ini nantinya konsumen sebagai pengguna bisa mengetahui informasi penjualan

sawit yang belum menghasilkan menunjukkan bahwa pada aplikasi kompos Tankos takaran 6 t/ha memberikan hasil jagung pipilan kering paling tinggi yaitu sebesar 6,78

Diterbitkannya suatu ketetapan pajak menimbulkan permasalahan yang cukup krusial antara wajib pajak dan petugas pajak dikarenakan perbedaan pendapat antara wajib

Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam

Produksi Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) atau biasa dikenal sebagai minuman beralkohol di Indonesia sudah semakin meningkat. Dengan dikeluarkannya Peraturan Walikota

Sejak awal perawat dididik mengenal perannya dan berinteraksi dengan pasien. Praktek keperawatan menggabungkan teori dan penelitian perawatan dalam praktek rumah sakat

Begitu pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia, sehingga memungkinkan penyediaan menjadi terbatas bila pemanfaatannya tidak diatur dengan baik,

2015 PADA BAGIAN KESRA SCTDA KABUPATEN MUSI BANYUASIN. JRHXYANI, :