PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, KEADILAN PROSEDURAL
DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL PADA AKADEMI
PARIWISATA MEDAN
TESIS
OLEH
HANDOKO
097017068/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, KEADILAN
PROSEDURAL DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN
ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA
AKADEMI PARIWISATA MEDAN
TESIS
OLEH
HANDOKO
097017068/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, KEADILAN
PROSEDURAL DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN
ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA
AKADEMI PARIWISATA MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
HANDOKO
097017068/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : Pengaruh Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Akademi Pariwisata Medan
Nama : Handoko
Nomor Pokok : 097017068
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Dr. Ir. Tavi Supriana, M.Si)
Ketua Anggota
(Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah Diuji pada
Tanggal :
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : 1. Dr. Ir.Tavi Supriana, M.Si
Anggota : 2. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA, CPA 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengaruh
Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural dan Partisipasi Penyusunan
Anggaran terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus Akademi Pariwisata
Medan)”. Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh
siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Agustus 2012 yang membuat pernyataan,
(Handoko)
“Pengaruh Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada
Akademi Pariwisata Medan”
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang menunjukan hubungan sebab akibat beberapa variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Akademi Pariwisata Medan yang memiliki jabatan sebagai manajer yang terdiri dari direktur, pembantu direktur, ketua senat akademi, kepala subbagian, ketua jurusan, ketua unit dan coordinator. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus dan besar sampel sebanyak 35 orang manajer. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda dengan OLS sebagai metode estimasi. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Secara parsial komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja manajerial.
"The Influence of Organizational Commitment, Procedural Justice and Participation on Performance Budgeting Managerial On
Medan Tourism Academy "
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of organizational commitment, and procedural justice budget participation on managerial performance. This research is a kind of causal research compariziom to show a causal relationship in the incident on the field. The population in this study is the Civil Servants (PNS) working in Medan Tourism Academy who has served as manager consisting of directors, servants director, chairman of the Senate academy, subsections head, head of department, head of the unit and coordinator, using a sampling technique survey that as many as 35 people manager. This study uses census. Data were analyzed using multiple linear regression. These results indicate organizational commitment, procedural justice and significant effect of budget participation on managerial performance. Organizational commitment partially significant effect on managerial performance, whereas procedural fairness and budgetary participation has no significant effect on the performance of managerial partially.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala
berkat dan rahmat serta karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Pengaruh
Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural dan Partisipasi Penyusunan Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial Pada Akademi Pariwisata Medan”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam
penyusunan tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, M.Si, selaku dosen pembimbing pertama yang telah
banyak memberikan bantuan berupa motivasi, saran dan masukan untuk
kesempurnaan tesis ini.
2. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing kedua
yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan tesis
ini.
3. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM & H.,M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Sumatera
4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA. CPA, selaku Ketua Program
Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak
memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan tesis ini.
6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Magister
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan sekaligus
sebagai dosen Pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk
perbaikan tesis ini.
7. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA,AK selaku dosen Pembanding yang telah
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini.
8. Seluruh staf pengajar Program Magister Ilmu Akuntansi atas segala ilmu dan
pengetahuan yang telah diberikan, dan seluruh staf administrasi Program
Magister Ilmu Akuntansi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
9. Istriku tercinta beserta anak-anakku tersayang, yang telah memberi dukungan
dan motivasi yang tak pernah henti.
10.Teman-teman di Program Magister Ilmu Akuntansi, yang penuh dengan rasa
kekeluargaan dan persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama
Akhirnya penulis menyadari, bahwa tesis ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran agar tesis ini dapat menjadi
lebih baik. Dan semoga tesis ini dapat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Terima Kasih
Medan, Agustus 2012
RIWAYAT HIDUP
1. DATA PRIBADI
Nama : Handoko
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/21 Mei 1972
Alamat : Jl. Gaperta Gg. Cempaka VI No. 5 Medan
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Telepon : 081376516555
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Tahun 1979 - 1984 : Lulus SD Alwashliyah Medan
Tahun 1985 - 1987 : Lulus SMP Tunas Kartika I Medan
Tahun 1988 - 1990 : SMA Tunas Kartika II Medan
Tahun 1992 – 2000 : Lulus Universitas Dharmawangsa Medan
Tahun 2009 – 2012 : Lulus S2 Pasca Sarjana USU
III. LATAR BELAKANG PEKERJAAN
Tahun 1990 : CV. Indah Sarana
Tahun 1994 : Grand Computing Medan
Tahun 1997 : PT. Bank Bali Medan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
RIWAYAT HIDUP ... ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN ... ... 1
1.1. Latar Belakang ... ... 1
1.2. Rumusan Masalah... ... 8
1.3. Tujuan Penelitian... 8
1.4. Manfaat Penelitian... .... 9
1.5. Originalitas Penelitian... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10
2.1. Landasan Teori……... 10
2.1.1. Kinerja Manajerial……... 10
2.1.2. Komitmen Organisasi ... 14
2.1.3. Keadilan Prosedural ... 15
2.1.4. Partisipasi Penyusunan Anggaran..…... 16
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 22
3.1. Kerangka Konsep... ... 22
3.2. Hipotesis ... ... 24
BAB IV METODE PENELITIAN... 25
4.1.Jenis Penelitian... 25
4.2.Lokasi Penelitian... 25
4.3. Populasi dan Sampel... 25
4.4. Teknik Pengumpulan Data... 26
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 27
4.6. Analisis Data... 31
4.7. Uji Kualitas Data... 32
4.7.1. Uji Validitas ………... 32
4.7.2. Uji Reliabilitas ………... 32
4.8. Pengujian Asumsi Klasik... 33
4.8.1. Uji Normalitas... 33
4.8.2. Uji Multikolinieritas... 33
4.8.3. Uji Heteroskedastisitas ... ... 34
4.9. Pengujian Hipotesis... 34
4.9.1. Uji F... 34
4.9.2. Uji t... 35
4.10. Koefisien Determinasi ... 35
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36
5.1. Deskripsi Variabel Penelitian ... ... 36
5.2.1. Pengujian Reliabilitas...39
5.2.2. Uji Validitas Kuesioner... 40
5.2.3. Pengujian Asumsi Klasik... 42
5.2.3.1. Uji Normalitas ... 43
5.2.3.2. Uji Multikolinearitas... 44
5.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas... 45
5.3. Pengujian Hipotesis... 47
5.3.1. Pengaruh Komitmen Organisasi, Keadilan prosedural, Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Secara Serempak... 47
5.3.2. Pengaruh Komitmen Organisasi, Keadilan prosedural, Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Secara Parsial... 48
5.3.3. Koefisien determinasi ...50
5.4. Pembahasan... 51
5.4.1. Komitmen Organisasi Berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial ... 51
5.4.2. Keadilan Prosedural Tidak Berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial ... 52
5.4.3. Partisipasi Penyusunan Anggaran Tidak Berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial ... 53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 54
6.1. Kesimpulan... 54
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 54
6.3. Saran... 54
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu... ... 20
4.1. Tingkat Pimpinan ... ... 25
4.2. Definisi Operasional Variabel ... 30
5.1. Deskriptif Variabel ... 36
5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 37
5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 37
5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 38
5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan... 38
5.6. Uji Reabilitas Kuesioner ... 39
5.7. Uji Validitas Kuesioner Komitmen Organisasi... 40
5.8. Uji Validitas Kuesioner Keadilan Prosedural... ... 41
5.9. Uji Validitas Kuesioner Partisipasi Penyusunan Anggaran... 41
5.10. Uji Validitas Kuesioner Kinerja Manajerial... 42
5.11. Hasil Uji Normalitas Data ... ... 43
5.12. Hasil Uji Korelasi antara variabel independen... 44
5.13. Pengujian Heterokedasitas dengan Uji Glejser ... 46
5.14. Uji Hipotesis F (serempak) ... ... 47
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1. Kerangka Konseptual... 22
5.1. Normal P.P plot ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Lampiran I Kuesioner ... 57
2. Lampiran II Hasil Jawaban Kuesioner ... 63
3. Lampiran III Hasil Olah SPSS ... 67
4. Deskriptif Statistis... 67
5. Uji Validitas dan Realiabilitas... 67
6. Uji Asumsi Klasik... 74
“Pengaruh Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada
Akademi Pariwisata Medan”
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang menunjukan hubungan sebab akibat beberapa variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Akademi Pariwisata Medan yang memiliki jabatan sebagai manajer yang terdiri dari direktur, pembantu direktur, ketua senat akademi, kepala subbagian, ketua jurusan, ketua unit dan coordinator. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus dan besar sampel sebanyak 35 orang manajer. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda dengan OLS sebagai metode estimasi. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Secara parsial komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja manajerial.
"The Influence of Organizational Commitment, Procedural Justice and Participation on Performance Budgeting Managerial On
Medan Tourism Academy "
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of organizational commitment, and procedural justice budget participation on managerial performance. This research is a kind of causal research compariziom to show a causal relationship in the incident on the field. The population in this study is the Civil Servants (PNS) working in Medan Tourism Academy who has served as manager consisting of directors, servants director, chairman of the Senate academy, subsections head, head of department, head of the unit and coordinator, using a sampling technique survey that as many as 35 people manager. This study uses census. Data were analyzed using multiple linear regression. These results indicate organizational commitment, procedural justice and significant effect of budget participation on managerial performance. Organizational commitment partially significant effect on managerial performance, whereas procedural fairness and budgetary participation has no significant effect on the performance of managerial partially.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi terletak pada bagaimana
pencapaian kinerja manajemen dalam menjalankan roda organisasi dengan baik
berdasarkan pada aturan dan tujuan organisasi yang sudah disepakati. Selain itu
juga, keberhasilan kinerja manejerial mendasarkan kepada tupoksi (Tugas Pokok
dan Fungsi) suatu organisasi yang berisikan urai tugas (job description)
masing-masing bagian demi kelancaran pencapaian dari tujuan organisasi. Selanjutnya
untuk memperlancar dan mempermudah penilaian kinerja maka sebagai
barometer penilaian terdapat juga standar operasional prosedur yang berisikan
langkah-langkah detail dalam melaksanakan setiap urai tugas yang ada.
Penciptaan budaya kerja (cooperate culture) yang mendukung pelaksanaan
tupoksi dirasa perlu dalam rangka harmonisasi dan kelancaraan pekerjaan pada
setiap bagian. Hal inilah yang menjadi unsur penting dalam mewujudkan
keberhasilan pencapaian kinerja manajemen di suatu organisasi.
Selain itu, hal lain yang menjadi tolok ukur keberhasilan pencapaian
tujuan organisasi dapat dilihat dari kinerja manajerial yang dipengaruhi juga oleh
faktor komitmen setiap bagian dan keterlibatan seluruh jajaran/bagian dalam
pengambilan keputusan dalam rangka menentukan penyusunan anggaran. Karena
penulis berasumsi bahwa kinerja manejerial dapat dipengaruhi secara totalitas
ataupun secara parsial oleh komitmen organisasi dan keterlibatan setiap
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi. Pencapaian
tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi organsisasi dan menunjukkan
kinerja organisasi. Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang
dijalankan. Aktivitas tersebut dapat berupa pengelolaan sumberdaya organisasi
maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang
diharapkan, diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.
Dengan demikian, hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola
seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Kinerja manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang
efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan
pertanggungjawaban, pembinaan dan pengawasan. Kinerja manajemen
merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
(Mahoney, dkk, 1963). Selanjutnya kinerja manajerial menurut Stoner (1992)
adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Armstrong (1998), Manajemen kinerja (performance
management) adalah satu upaya untuk memperoleh hasil terbaik dari organisasi,
kelompok dan individu-individu melalui pemahaman dan penjelasan kinerja
dalam suatu kerangka kerja atas tujuan-tujuan terencana, standar dan
persyaratan-persyaratan atribut atau kompetensi yang disetujui bersama. Manajemen kinerja
didaya gunakan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Dari
definisi diatas tentang kinerja manajerial dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja
manajerial atau manajemen adalah bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh
manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya dalam merumuskan
langkah yang harus diambil tentu saja harus melibatkan seluruh unsur-unsur
manajemen yang ada dan saling terkait satu sama lain. Kinerja manajemen harus
mempunyai alat ukur yang dapat menjadi standar dalam penilaian hasil kerja
setiap bagian. Hal ini dirasa sangat mendasar dan diperlukan dalam tata kelola
suatu organisasi.
Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Mahoney dkk (1963) yang
dimaksud dengan kinerja adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan
kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,
supervisi, pengaturan staf (staffing), negosiasi dan representasi. Pengukuran
kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pelaksanaan kegiatan
dalam arah pencapaian sasaran, tujuan, visi dan misi melalui hasil-hasil yang
ditampilkan ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja juga
berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang
sebenarnya terjadi.
Pada penulisan tesis ini, penulis mengambil objek penelitian di Akademi
Pariwisata Medan disingkat Akpar Medan. Akademi Pariwisata Medan adalah
suatu lembaga pendidikan vokasi/kejuruan setingkat universitas milik Pemerintah
Republik Indonesia yang khsusus membidangi pariwisata dan perhotelan.
Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia. Salah satu tugas utama
Akpar Medan adalah menghasilkan tenaga-tenaga profesional di bidang
pariwisata dan perhotelan yang kompeten dan mempunyai daya saing baik tingkat
nasional maupun internasional.
Secara umum Akpar Medan menyelenggarakan pendidikan Diploma 3 dan
mempunyai dua jurusan yakni: 1) Jurusan Manajemen Kepariwisataan dan 2)
Jurusan Manajemen Perhotelan. Jurusan Manajemen Kepariwisataan memiliki
dua program studi, yaitu: 1) Program Studi Usaha Perjalanan (MUP) dan 2)
Program Studi Manajemen Perencanaan dan Pemasaran Pariwisata (MPPP).
Sementara itu, Jurusan Manajemen Perhotelan mempunyai lima program studi
yakni: 1) Program Studi Manajemen Divisi Kamar (MDK), 2) Manajemen Tata
Hidangan (MTH), 3) Manajemen Tata Boga (MTB), 4) Manajemen Patiseri (MPI)
dan 5)Administrasi Perhotelan (ADH). Khusus Program Studi ADH,
diselenggarakan berafiliasi dengan Sekolah Tinggi Pariwisata bandung (STP
Bandung) dan mempunyai level Prgrom Diploma 4 atau setara dengan tingkat
Sarjana (S1) dan berhak menyandang gelar Sarjana Sains Terapan Pariwisata
(SST.Par.).
Akpar Medan merupakan suatu lembaga pendidikan Pemerintah RI yang
sumberdananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dan direalisasikan dalam bentuk Daftar Isian Proyek Anggaran (DIPA) pada
setiap tahunnya. Akpar Medan dipimpin oleh seorang Direktur dengan empat
Pembantu Direktur. Dari level eselon, maka Direktur merupakan Pejabat Eselon
Bagian tersebut membidangi Subbag Administrasi Umum, Subbag Administrasi
Akademik dan Subbag Administrasi Kemahasiswaan. Sementara itu
masing-masing Jurusan dan program studi dipimpin oleh Ketua Jurusan dan Ketua
Program Studi. Terdapat juga beberapa Unit yang langsung berada dibawah
Direktur yaitu: Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (UPPM), Unit
Bahasa dan Unit Perpustakaan dan Laboratorium dan beberapa koordinator yang
langsung membidangi pekerjaan teknis di lapangan.
Organisai Akpar Medan merupakan organisasi dengan skala
menengah-besar sehingga sangat membutuhkan koordinasi yang simultan dari tiap-tiap
bagian untuk pencapaian tujuan organisasi. Namun berdasarkan pengamatan dan
pengalaman penulis yang merupakan salah satu pengajar yang bekerja di Akpar
Medan terdapat beberapa masalah yang menurut penulis merupakan fenomena
yang layak dikaji.
Adapun masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Penyerapan
anggaran yang tidak optimal sehingga dalam rangka penyerapan anggaran maka
terjadi penumpukkan kegiatan pada bulan Nopember dan Desember setiap
tahunnya, 2) Koordinasi yang tidak optimal ditandai oleh tumpang tindihnya
(overlapping) pekerjaan yang dilakukan masing-masing unit, 3) Stagnansi
pekerjaan yang pada akhirnya eksekusi pelaksanaan pekerjaan diambil langsung
oleh pimpinan untuk dikerjakan tanpa melalui sub bagian, 4) Miskomunikasi yang
berakibat pada tidak tuntasnya pekerjaan dan mengakibatkan prasangka negatif
diantara bagian-bagian terkait lainnya, 5) Keraguan dalam bertindak untuk
teknis dalam pelaksanaan pekerjaan potensi kompensasi terhadap pelaksanaan
pekerjaan tersebut dan 7) Keakuratan informasi terkini mengenai
kebijakan-kebijakan yang menyangkut soal perubahan anggaran dan lain sebagainya yang
berujung kepada kesalahan interpretasi dan mengakibatkan asumsi-asumsi negatif
dari setiap pimpinan bagian dan pegawai untuk melaksanakan masing-masing
pekerjaannya.
Dari fenomena permasalahan diatas, penulis berasumsi bahwa kinerja
manajerial pada Akademi Pariwisata Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah : a) komitmen organisasi yang diwujudkan dalam bentuk visi
dan misi Akpar Medan yakni bagaimana masing-masing pegawai memahami dan
melaksanakan visi dan misi tersebut; b) keadilan prosedural yang menekankan
peraturan punishment dan rewards bagi setiap pegawai yang melanggar peraturan
dengan tindakan yang objektif dan simultan dilaksanakan, dan c) partisipasi dalam
penyusunan anggaran yaitu setiap subbag dan unit dilibatkan secara aktif dalam
penyusunan anggaran dalam bentuk program kerja masing-masing bagian dan
memberikan informasi terkini jika terdapat perubahan.
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai tingkat keterikatan perasaan dan
kepercayaan terhadap tempat organisasi mereka bekerja (George, 2008).
Sementara menurut Mathiu dan Zajac (1990) dalam Supriyono (2004) dikatakan
bahwa komitmen organisasi adalah ikatan keterkaitan individu dengan organisasi
sehingga individu tersebut “merasa memiliki” organisasi tempatnya bekerja.
Selanjutnya Taylor dalam Pareke (2003) menyatakan bahwa keadilan
mendistribusikan hasil-hasil dan sumberdaya–sumberdaya organisasi kepada para
anggotanya.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kinerja manajerial adalah partisipasi
penyusunan anggaran dan menurut Renti (2008) merupakan penyusunan yang
dilakukan terhadap anggaran atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
berguna untuk jangka panjang perusahaan, dimana rencana jangka panjang yang
dituangkan dalam anggaran memberikan arah kemana kegiatan perusahaan
ditujukan dalam jangka panjang.
Ketiga faktor ini yakni Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural dan
Partisipasi Penyusunan Anggaran yang baik tentu saja akan sangat menunjang
kinerja manajerial. Komitmen organisasi diwujudkan dalam bentuk visi dan misi
yang menjadi tujuan organisasi. Visi dan misi ini harus secara simultan
disampaikan kepada setiap anggota organisasi sehingga semua pihak betul-betul
paham dan menjadikan organisasi sebagai tumpuan harapan bagi keberhasilan
organisasi yang dengan sendirinya meningkatkan taraf hidup dan perekonomian
para anggotanya. Perlunya keadilan prosedural dalam menunjang kinerja
manajerial terwujud dalam house rule organisasi yang berisikan hak dan
kewajiban setiap anggota organisasi dan pemberian rewards bagi yang berprestasi
berikut punishments bagi yang melanggar disiplin secara objektif. Hal ini
diperlukan untuk menjaga keutuhan organisasi dan keberlanjutan pencapaian
tujuan organisasi menjadi lebih optimal. Sedangkan partisipasi penyerapan
anggaran yang optimal diperlukan untuk menunjang kinerja manajerial yang
bagian dilibatkan dalam penyusunan anggaran berdasarkan program kerja yang
diajukan dan bilamana terdapat perubahan anggaran maka informasi terkini
tentang perubahan tersebut diberitahukan secepat mungkin untuk dilakukan
penyesuain (adjustment) terhadap program kerja dan eksekusi pekerjaan di
lapangan. Dengan demikian diharapkan tujuan organisasi dapat terealisir sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Berdasarkan uraian permasalahan penulis tertarik mengkaji lebih dalam dan
menuangkannya dalam suatu Tesis dengan judul: “PENGARUH KOMITMEN
ORGANISASI, KEADILAN PROSEDURAL, DAN PARTISIPASI
PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA
AKADEMI PARIWISATA MEDAN”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat rumusan masalah
sebagai berikut: “Apakah komitmen organisasi, keadilan prosedural dan
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
kinerja manajerial?”
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi,
keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
1.4. Manfaat penelitian
Hasil dari penilitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Bagi Peneliti, dapat meningkatkan kompetensi keilmuan dan menambah
wawasan.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat bagi Akademi
Pariwisata Medan dapat menjadi bahan pertimbangan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja pegawai.
3. Bagi akademisi dan penelitian lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dalam melakukan peneltian selanjutnya.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Prasiska (2009). Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah
dimana objek penelitian yang berbeda yaitu di lembaga pemerintahan, selain itu
juga penelitian sebelumnya tidak menggunakan keadilan prosedural sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kinerja Manajerial
Kinerja Manajerial merupakan kemampuan seorang pemimpin yang
diukur dari tercapainya tanggungjawab yang diembannya. Kinerja manajerial
merupakan hasil upaya yang dilakukan manajer dalam melakukan tugas dan
fungsinya dalam organisasi (Pareke, 2003). Bagi organisasi itu sendiri kinerja
manajerial dapat menjadi tolak ukur sejauh mana manajer melaksakanan fungsi
manajemen. Mahoney (1963) dalam Panangaran (2008) mengukur kinerja
manajerial dengan indikator :
a. Perencanaan, yaitu tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi yang
akan datang guna mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Investigasi, yaitu upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan dan
mempersiapkan informasi dalam bentuk laporan-laporan. Catatan dan analisa
pekerjaan untuk dapat mengukur hasil pelaksanaannya.
c. Koodinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan
orang-orang dalam unit organisasi lainnya, guna dapat berhubungan dan
menyesuaikan program yang akan dijalankan.
d. Evaluasi, yaitu penilaian atas usulan atau kinerja yang diamati dan dilaporkan.
e. Supervisi, yaitu mengarahkan, memimpin dan mengembangkan potensi
f. Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit
kerja, menyeleksi pekerjaan baru menempatkan dan mempromosikan pekerjaan
tersebut dalam unit lainnya.
g. Negosiasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian,
penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.
h. Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi dan
kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan
konsultasi dengan perusahaan-perusahaan lainnya.
Pemimpin atau seorang manajer merupakan pribadi yang memiliki
kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi
kelompok yang dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah pada
pencapaian sasaran-sasaran tertentu (Pareke, 2003). Ada ilmuwan - ilmuwan yang
cenderung mengemukakan sederetan kualitas – kualitas unggul dan sifat – sifat
utama yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin, misalnya dia harus memiliki
intergritas tinggi, mampu mengambil kebijaksanaan yang tepat, mempunyai rasa
humor, mampu memikul tanggung jawab, bisa bertindak adil dan jujur, memiliki
keterampilan teknis tinggi, kepribadian imbang (Pareke, 2003).
Usaha – usaha yang sistematis membuahi teori yang disebut sebagai the
traitist theory of leadership (teori sifat/ kesifatan dari kepemimpinan). Diantara
para penganut teori ini dapat disebutkan Terry, (1990) menuliskan sepuluh sifat
pemimpin yang unggul, yaitu :
Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi pemimpin
yang harus bekerja lama dan berat pada waktu - waktu yang lama serta tidak
teratur dan di tengah – tengah situasi – situasi yang sering tidak menentu.
2. Stabilitas Emosi
Pemimpin yang baik memiliki emosi yang stabil. Artinya dia tidak mudah
marah, tersinggung perasaan dan tidak meledak – ledak secara emosional.
Pemimpin menghormati martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan orang
lain, dan bisa memaafkan kesalahan – kesalahan yang tidak terlalu prinsipil.
Semua dilakukan untuk mencapai lingkungan sosial yang rukun damai, harmonis
dan menyenangkan.
3. Pengetahuan tentang relasi insani
Salah satu tugas pokok pemimpin ialah memajukan dan mengembangkan
semua bakat serta potensi anak buah, untuk bisa bersama–sama maju dan
mengecap kesejahteraan. Karena itu pemimpin diharapkan memiliki pengetahuaan
tentang sifat, watak dan perilaku anggota kelompoknya.
4. Kejujuran
Pemimpin yang baik harus memiliki kejujuran yang tinggi yaitu jujur pada
diri sendiri dan pada orang lain (terutama bawahannya). Pemimpin juga selalu
menepati janji, dapat dipercaya dan berlaku adil pada semua pegawainya.
5. Obyektif
Pertimbangan pemimpin harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya
bukti–bukti nyata dan sebab musabab setiap kejadian dan memberikan alasan
yang rasional atas penolakannya.
6. Dorongan Pribadi
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari
dalam hati sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasyrat sendiri untuk
memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.
7. Keterampilan berkomunikasi
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap
maksud orang lain serta mudah memahami maksud para anggotanya. Juga pandai
mengkoordinasikan macam-macam sumber tenaga manusia dan mahir
mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda–beda untuk mencapai
kerukunan dan keseimbangan.
8 Kemampuan mengajar
Pemimpin yang baik diharapkan menjadi guru yang baik. Mengajar itu
adalah membawa siswa (orang yang belajar) secara sistematis dan intensional
pada sasaran–sasaran tertentu, guna mengembangkan pengetahuan keterampilan/
kemahiran teknis tertentu dan menambah pengalaman yang dituju ialah agar para
pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.
9. Keterampilan sosial
Pemimpin juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola manusia,
agar mereka dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Pemimpin dapat
ditempatkan pada tugas-tugas yang cocok dengan pembawaanya masing –
masing.
10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial
Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran teknis
tertentu. Juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana, mengelola,
menganalisa keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol dan
memperbaiki situasi yang tidak mapan. Tujuannya adalah tercapainya efektivitas
kerja, keuntungan masksimal dan kebahagian – kesejahteraan anggota sebanyak –
banyaknya.
2.1.2 Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai tingkat keterikatan perasaan
dan kepercayaan terhadap organisasi tempat mereka bekerja (George, 2008).
Menurut Mathieu dan Zajac, (1990) dalam Supriyono, (2004) komitmen
organisasi adalah ikatan keterkaitan individu dengan organisasi sehingga individu
tersebut “merasa memiliki" organisasi tempatnya berkerja. Indikator dari
komitmen organisasi terdiri dari : Lama Bekerja (Time), Kepercayaan (Trust),
Rasa percaya diri (Confident), Kredibilitas (Credibility),
Komitmen organisasi dideskripsikan dalam dua tipe yaitu komitmen
affective dan komitmen continuance. Penelitian sebelumnya melibatkan komitmen
organisasi yang fokus pada komitmen afektif. Dengan demikian, pada penelitian
selanjutnya, termasuk pada penelitian ini juga menguji pengaruh komitmen afektif
terhadap hubungan komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi Pertanggungjawaban
anggaran terhadap kinerja manajerial. Komitmen affective didefinisikan sebagai
kesediaan melakukan upaya secara terus-menerus untuk mencapai kesuksesan
organisasi. Karakteristik komitmen afektif antara lain kepercayaan yang kuat dan
keterterimaan nilai dan tujuan organisasi (Ahmad dan Fatima, 2008).
2.1.3 Keadilan Prosedural
Teori tentang keadilan prosedural berkaitan dengan prosedur-prosedur yang
digunakan organisasi untuk mendistribusikan hasil-hasil dan sumber daya –
sumber daya organisasi kepada para anggotanya. (Taylor dalam Pareke, 2003).
Para peneliti umumnya mengajukan dua penjelasan teoritis mengenai proses
psikologis yang mendasari pengaruh keadilan prosedural, yaitu: kontrol proses
atau instrumental dan perhatian-perhatian relasional atau komponen structural
(Taylor dalam Pareke, 2003). Perspektif kontrol instrumental atau proses
berpendapat bahwa prosedur-prosedur yang digunakan oleh organisasi akan
dipersepsikan lebih adil manakala individu yang terpengaruh oleh suatu keputusan
memiliki kesempatan-kesempatan untuk mempengaruhi proses-proses penetapan
keputusan atau menawarkan masukan (Taylor dalam Pareke, 2003).
Gilliland dalam Pareke (2003), menyatakan bahwa perspektif
komponen-komponen struktural mengatakan bahwa keadilan prosedural merupakan suatu
fungsi dari sejauh mana sejumlah aturan-aturan prosedural dipatuhi atau
dilanggar. Aturan-aturan tersebut memiliki implikasi yang sangat penting karena
dipandang sebagai manifestasi nilai-nilai proses dasar dalam organisasi. Jadi
individu dalam organisasi akan mempersepsikan adanya keadilan prosedural
pengambil kebijakan. Sebaliknya apabila prosedur dalam organisasi itu dilanggar
maka individu akan mempersepsikan adanya ketidak adilan. Serangkaian prosedur
yang dibuat oleh manajer antara lain digunakan untuk : mengevaluasi kinerja,
menentukan promosi, mengkomunikasikan umpan balik tentang kinerja dan
menentukan kenaikan gaji serta menentukan golongan Gilliland dalam Pareke
(2003)
2.1.4 Partisipasi Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran merupakan penyusunan yang dilakukan terhadap
anggaran atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berguna untuk jangka
panjang perusahaan, di mana rencana jangka panjang yang dituangkan dalam
anggaran memberikan arah kemana kegiatan perusahaan ditujukan dalam jangka
panjang. (Renti, 2008) Anggaran merinci pelaksanaan program sehingga
anggaran yang disusun memiliki arah seperti yang telah ditetepkan dalam jangka
panjang. Agar penyusunan anggaran berjalan dengan baik dan lancar, perlu
diterapkan suatu pedoman penyusunan anggaran.
Penyusunan anggaran dibuat secara terperinci dan jelas sehingga setiap
bagian dapat mengikuti pedoman tersebut sesuai dengan kebutuhan tiap bagian.
Pedoman yang telah disusun ini akan didistribusikan kepada setiap manajer
bagian dan setiap manajer bagian akan memberikan informasi kepada
bawahannya mengenai hal-hal yang belum jelas sehingga dapat menghindari
kesalahan-kesalahan.
Dalam penyusunan anggaran suatu perusahaan haruslah ditempuh suatu
dimulai dari pengumpulan data-data dari masing-masing bagian. Data ini akan
dianalisa selanjutnya, dari hasil analisa tersebut maka disusunlah suatu rancangan
anggaran.
Menurut Shim (2002) langkah-langkah yang harus diikuti dalam
penyusunan anggaran yaitu : a. Penetapan tujuan, b. Pengevaluasian
sumber-sumber daya yang tersedia, c. Negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat
mengenai angka-angka anggaran, d. Pengkoordinasian dan peninjauan komponen,
e. Persetujuan akhir, f. Pendistribusian anggaran yang disetujui.
Menurut Munandar (2000) menyatakan bahwa ada beberapa faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran antara lain :
1. Faktor intern yaitu data informasi dan pengalaman yang terdapat pada
perusahaan itu sendiri yang berupa: a. Data-data penjualan tahun sebelumnya,
b. Kebijakan perusahaan menyangkut kegiatan operasi perusahaan, c.
Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, d. Model kerja yang dimiliki
perusahaan, e. Kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
perusahaan, baik dibidang pemasaran, akuntansi dan pembelanjaan.
2. Faktor ekstern yaitu informasi dan pengalaman yang terdapat diluar
perusahaan yang mempunyai rupa dan pengaruh terhadap kelangsungan hidup
perusahaan, faktor-faktor tersebut antara lain : Tingkat keadaan persaingan,
tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat penghasilan masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat penebaran penduduk, berbagai kebijakan pemerintah baik
dibidang ekonomi, sosial budaya maupun keamanan, Keadaan perekonomian
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor intern merupakan
faktor yang dapat dikendalikan sampai pada batas-batas tertentu sesuai dengan
batas kebutuhan (contrable), sedangkan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan adalah faktor ekstern yang menyesuiakan kebijakannya sesuai dengan
kebutuhnnya.
2.2. Penelitian Terdahulu
1. Renty Prasiska Sari (2009)
Judul penelitiannya adalah “Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran,
motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial pada PDAM Delta
Tirta Sidoarjo”. Adapun hasil dari penelitian ini adalah partisipasi penyusunan
anggaran, motivasi dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial, dan partisipasi penyusunan anggaran
secara parsial terhadap berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada
PDAM Delta Tirta Sidoarjo.
2. Cosvanta Isama (2001)
Judul penelitiannya adalah “Pelimpahan wewenang dan komitmen
organisasi dalam hubungan antara pertisipasi penyusunan penganggaran dan
kinerja manajerial pada perguruan tinggi swasta.” Kesimpulan yang didapat
adalah terdapat hubungan yang signifikan anatar pelimpahan wewenang dan
komitmen organisasi terhadap partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja
3. Maisyarah (2008)
Judul penelitiannya adalah “Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi dan komitmen sebagai moderating
variabel pada PDAM Provinsi Sumatera Utara”. Kesimpulannya adalah partisipasi
dalam penyusunan anggaran secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja manajerial. Interaksi antara partisipasi dengan komunikasi secara parsial
maupun simulatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Interaksi antara partisipasi, komunikasi dan komitmen organisasi secara parsial
maupun simultan menunjukan pengaruh negative terhadap kinerja manajerial.
4. Ritonga (2008)
Judul penelitiannya adalah “Partisipasi dalam penyusunan anggaran, budaya
pateralistik dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial”. Hasil
penelitian ini menunjukan secara simultan budaya paternalistik dan komitmen
organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Budaya
paternalistik dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran
dan kinerja manajerial komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial budaya paternalistik dan
komitmen organisasi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial pada PDAM Tirtanadi Provinsi SUMUT
5. Achmad Badarudin Latif (2007)
Judul penelitiannya adalah “Hubungan antara Keadilan Prosedural dan
Kinerja Manajerial dengan Partisipasi Anggaran sebagai Variabel Intervening” .
berpengaruh signifikan, dengan melalui partisipasi anggaran menyebabkan dua
efek yaitu pertama pengaruh langsung dengan nilai 0,523 dan pengaruh tidak
langsung dengan nilai 0,149.
Dari beberapa penelitian diatas secara ringkas hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 2.1 :
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel yang digunakan motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial pada PDAM Delta Tirta Sidoarjo
(2009)
Dependen variabel : Kinerja Manajerial berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja manajerial. Sedangkan partisipasi anggaran, motivasi dan komitmen organisasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada PDAM Tirta Delta Sidoarjo. kinerja manajerial pada perguruan tinggi swasta
Dependen variabel : Kinerja Manajerial
Terdapat hubungan yang signifikan antara
pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi terhadap partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada PTS pada PDAM Provinsi Sumatera Utara
Variabel dependen : kinerja manajerial Variable
komunikasi dan komitmen
organisasi
Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
kinerja manajerial
Interaksi antara partisipasi, komunikasi, dan komitmen organisasi secara partial
maupun simultan menunjukkan pengaruh negative terhadap kinerja manajerial pada PDAM
Provinsi Sumut.
4. Ritonga
(2008)
Partisipasi dalam penyusunan anggaran, budaya pateralistik dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial
Variabel dependen : kinerja manajerial Variable
paternalistik dan
komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Budaya paternalistik dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan
kinerja manajerial
Komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan
kinerja manajerial
Budaya paternalistik dan
komitmen organisasi
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PDAM Tirtanadi Provinsi SUMUT dan Kinerja Manajerial dengan Partisipasi Anggaran sebagai Variabel Intervening
Variabel dependen : kinerja manajerial
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan judul penelitian dan masalah yang telah diuraikan, maka
kerangka dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Variabel Devenden
Variabel Independen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Dari Gambar 3.1. di atas dapat dilihat bahwa variabel indenpenden dalam
penelitian ini yaitu komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi
penyusunan anggaran. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
manajerial. Sehingga diduga variabel independen akan berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap variabel dependen.
Komitmen organisasi adalah ikatan keterkaitan individu dengan organisasi
sehingga individu tersebut merasa memiliki organisasi tempatnya berkerja.
Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat
sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan
lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingannya
sendiri. Bagi individu dengan komitmen organisasi tinggi, pencapaian tujuan
Keadilan Prosedural Kinerja Manajerial
Komitmen Organisasi
organisasi merupakan hal penting. Sebaliknya, bagi individu atau manajer dengan
komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada
pencapaian tujuan organisasi dan condong berusaha memenuhi kepentingan
pribadi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa apabila seorang manajer memiliki
komitmen yang tinggi maka keputusan dalam pencapaian organisasi akan lebih
baik.
Keadilan prosedural berhubungan dengan apakah pihak pegawai
mempercayai bahwa prosedur dalam perusahaan dan hasil akhirnya adalah adil.
Keadilan prosedural dimulai dengan hipotesis yang menyatakan adanya kelompok
reaksi psikologis atas suatu kepatuhan atau pelanggaran terhadap norma yang
menjelaskan pola perlakuan tertentu atau dalam pola lokasi tertentu. Reaksi
semacam ini sudah dikenal lama akan mendayagunakan pengaruhnya yang kuat
terhadap kognisi individu dan perilakunya. Norma yang membentuk suatu dasar
dari respon keadilan dapat dibagi menjadi dua kategori; salah satu kategori
berhubungan dengan hasil akhir sosial (keadilan distributif) dan kategori satunya
berhubungan dengan proses sosial (keadilan prosedural), yaitu perilaku yang tepat
dan perlakuan terhadap individu. Beberapa penelitan menunjukan bahwa keadilan
prosedural mempunyai efek yang positif terhadap kinerja manajerial Nungraheni
(2009). Hal ini dikarenakan jika seorang pemimpin memiliki sikap yang adil pada
bawahanya maka akan terbentuk dalam kinerja seorang pemimpin.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan rencana jangka panjang
untuk mencapai tujuan perusahaan. Rencana jangka panjang yang dituangkan
jangka panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program sehingga anggaran yang
disusun memiliki arah seperti yang telah ditetepkan dalam jangka panjang. Agar
penyusunan anggaran berjalan dengan baik dan lancar, perlu diterapkan suatu
pedoman penyusunan anggaran. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
partisipasi penyusunan anggaran mempunyai hubungan secara sendiri terhadap
kinerja manajerial Sari,(2009). Hal ini dikarenakan apabila seorang pemimpin ikut
serta dalam menyusun anggaran maka akan terbentuk dan terlihat kinerja seorang
pemimpin tersebut, hal ini dikarena pimpinan langsung mengawasi proses dalam
menyusun anggaran tersebut.
3.2. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka konsep, maka rumusan hipotesisnya adalah
komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah berbentuk kausal komparatif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menunjukan hubungan sebab akibat dari beberapa
variabel dalam penelitian ini akan diuji pengaruh komitmen organisasi, keadilan
prosedural dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada
Akademi Pariwisata Medan.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Akademi Pariwisata Medan yang beralamat
dijalan RS. Haji No. 12 Medan.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang bekerja di
Akademi Pariwisata Medan yang memiliki jabatan sebagai manager, yang terdiri
dari direktur dan pembantu direktur, senat akademi, kepala - kepala subbagian,
ketua jurusan, ketua unit dan koordinator. Besar sampel berjumlah 35 orang,
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sensus, seluruh
populasi dijadikan sampel. Adapun level/tingkat manajer pimpinan yang berada di
Akademi Pariwisata Medan tersebut antara lain terdapat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Tingkat Pimpinan
No Tingkat Manajer/Pimpinan Jumlah
1 Direktur ( pimpinan paling atas di
Akademi Pariwisata Medan).
1
3 Ketua Senat Akademi 1
4 Kepala Subbagian 3
5
6
Ketua Jurusan
Ketua Program Studi
2
7
7 Ketua Unit 5
8 Koordinator
Jumlah
12
35
Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitan ini dilakukan dengan menggunakan data primer dengan metode
sensus. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada manajer yang
bekerja di Akademi Pariwisata Medan. Kuesioner berisi pertanyaan yang
berkaitan dengan variabel–variabel yang diteliti. Kuesioner terdiri dari 26
pertanyaan dengan jawaban yang menggunakan skala Ordinal. Untuk variabel
komitmen organisasi, keadilan prosedural, partisipasi penyusunan anggaran dan
kinerja manajerial. Untuk variabel Komitmen Organisasi dan Partisipasi
Penyusunan Anggaran jawaban dan pemberian skor adalah sebagai berikut :
a. Jawaban sangat setuju (SS) = 5
b. Jawaban setuju (S) = 4
c. Jawaban netral (N) = 3
d. Jawaban tidak setuju (TS) = 2
e. Jawaban sangat tidak setuju (STS) = 1
a. 1 = Sangat Tidak Adil (STA)
b. 2 = Tidak Adil (TA)
c. 3 = Netral (N)
d. 4 = Adil (A)
e. 5 = Sangat Adil (SA)
Sedangkan untuk variabel Kinerja Manajerial yang merupakan variabel
dependen jawaban dan pemberian skor adalah 1-5 dengan penilaian 1-2 (dibawah
standart), 3 (rata-rata/ standart), 4-5 (diatas standart).
4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk memudahkan pelaksanan penelitian, maka diperlukan definisi dan
pengukuran variabel yang akan diteliti sebagai dasar dalam penyusunan kuesioner
penelitian yaitu :
1. Kinerja Manajerial (Y)
Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja para manajer dalam
kegiatan-kegiatan manajerial. Kinerja manajerial diukur dengan menggunakan
kuesioner self rating dimana kuesioner ini mengukur kemampuan diri sendiri dari
para manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Skala pengukuran
yang digunakan adalah 1-5 dengan penilaian 1-2 dibawah rata-rata, 3 rata-rata, 4-5
diatas rata-rata , instrumen ini diadopsi dari Ritonga (2008) yang kembangkan
dari Mahoney (1963). Untuk mengukur kinerja ini digunakan delapan pertanyaan
yang berkaitan dengan :
1. Kinerja yang berkaitan dengan perencanaan
3. Kinerja yang berkaitan dengan pengkoordinasian
4. Kinerja yang berkaitan dengan evaluasi
5. Kinerja yang berkaitan dengan pengawasan
6. Kinerja yang berkaitan dengan pemilihan staf
7. Kinerja yang berkaitan dengan negosiasi
8. Kinerja yang berkaitan dengan perwakilan/representasi.
2. Komitmen Organisasi (X1) menunjukkan keyakinan dan dukungan yang
kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Untuk
mengukur variabel ini peneliti menggunakan instrument yang dikembangkan oleh
Mowday (1979) dalam Ritonga (2008) dengan delapan item pertanyaan antara
lain mencakup tentang :
1. Komitmen akan membantu organisasi menjadi sukses.
2. Komitmen akan menerima setiap penugasan dalam organisasi.
3. Komitmen akan kebanggaan terhadap organisasi sebagai tempat yang
baik untuk bekerja.
4. Komitmen bahwa organisasi akan memberikan peluang yang terbaik
untuk meningkatkan kinerja.
5. Komitmen akan rasa bangga bekerja pada organisasi.
6. Komitmen atas pilihan yang tepat bekerja di organisasi saat ini
dibandingkan organisasi lain yang sudah dipertimbangkan.
7. Komitemen akan kepedulian manajer terhadap masa depan organisasi
8. Komitmen bahwa organisasi ini adalah pilihan yang terbaik dari semua
kemungkinan organisasi yang dipilih untuk bekerja.
3. Keadilan Prosedural ( X2
Keadilan prosedural adalah keadilan yang dipahami individu berdasarkan
proses yang digunakan untuk menetapkan distribusi imbalan. Keadilan prosedural
menggunakan lima instrumen alat ukur yang dikembangkan oleh McFarlin dan
Sweeney (1992) digunakan untuk mengukur persespi dari pihak bawahan dalam
perusahahan atas pesepsi mereka akan sebuah keadilan prosedural. Responden
diminta untuk memberikan tingkat keadilan prosedural yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja, menentukan promosi jabatan, mengkomunikasikan umpan
balik kinerja tentang kinerja, kenaikan golongan dan menentukan peningkatan gaji
yang mereka terima dengan menggunakan skala lima poin. Intrumen Keadilan
Prosedural terdiri dari lima item pertanyaan dengan skala Multi Dimensional
dengan satu (sangat tidak adil), dua (tidak adil), tiga (netral), empat (adil) dan
lima (sangat adil).
)
4. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X3
didefenisikan sebagai tingkat keterlibatan dan pengaruh seseorang dalam
proses penyusunan anggaran. Untuk mengukur variabel ini, peneliti menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975) dalam Riyadi (1998) yang
terdiri dari lima pertanyaan meliputi :
)
1. Partisipasi manajer dan pengaruhnya dalam menentukan sasaran anggaran
2. Partisipasi manajer dalam memformulasikan sasaran anggaran
4. Partisipasi dalam penjabaran opini dan pemikiran atasan oleh manajer.
5. Partisipasi dalam pengambilan keputusan didasari kepuasan manajer
Definisi operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel
Jenis Variabel Definisi Indikator Skala
Komitmen Organisasi
(X1
Independen )
Keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi
Lama Bekerja
(Time), Kepercayaan
(Trust), Rasa (Accountability) Keadilan Prosedural
(X2
Independen )
Keadilan yang dipahami
individu berdasarkan proses yang digunakan untuk menetapkan distribusi imbalan.
mengevaluasi kinerja, menentukan promosi,
mengkomunikasikan umpan balik tentang kinerja, menentukan kenaikan gaji, serta menetukan kenaikan golongan.
Tingkat keterlibatan dan pengaruh seorang pemimpin dalam proses penyusunan anggaran
Penetapan tujuan, Evaluasi sumber daya yang tersedia, Negosiasi antara pihak, koordinasian
dan peninjauan,
Persetujuan akhir.
Ordinal
Kinerja Manajerial (Y) Dependen
Kinerja para manajer dalam kegiatan-kegiatan
Pemilihan staf,
Negosiasi, Perwakilan.
Ordinal
4.6. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan regresi linier
berganda. Sebelum menganalisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan reabilitas data dengan menggunakan SPSS 17. Berdasarkan hipotesis
yang diajukan, maka model analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini
sebagai berikut:
) = Partisipasi Penyusunan Anggaran
4.7. Uji Kualitas Data
Instrumen pengumpulan data di dalam penelitian adalah kuesioner.
Instrumen ini dibangun berdasarkan konsep teoritis agar memiliki dasar ilmiah
yang kuat. Selain itu kuesioner perlu diujicobakan kepada responden untuk
mengetahui apakah kuesioner memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
4.7.1. Uji Validitas
Pengertian validitas adalah data yang sudah diuji sahih atau tepat (Gozali,
2005). Arti keseluruhannya adalah “uji ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan (Gozali, 2005). Data dapat
dinyatakan valid dengan melihat probabilitasnya atau signifikansi 95 %.
4.7.2. Uji Reliabilitas
Pengertian dari reliabilitas adalah data yang diuji dengan keterandalan,
keajegan, kestabilan dan konsisten (Gozali, 2005). Ide pokok dalam konsep
reliabilitas adalah “sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk membantu menetapkan kesesuaian pengukuran
didalam setiap instrumen kuesioner yang dikumpulkan. Setiap variabel di uji
reliabilitasnya dengan menggunakan Cronbach Alpha. Teknik ini merupakan
pengujian reliabilitas inter item, yakni menggunakan item – item pertanyaan yang
berskala multipoint. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel apabila
nilai yang ada dalam Cronbach Alpha > 0.60 ( diatas 6 % ).
4.8. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik. Hal ini untuk memastikan bahwa alat uji
regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah
terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan. Model
regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik apabila model
tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik
lain yaitu heteroskedastisitas, autokolerasi, dan multikolinieritas. Dalam model
penelitian ini peneliti tidak menggunakan model autokolerasi, hal ini dikarenakan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan cross-section,
4.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas yaitu untuk menentukan alat statistik yang digunakan, jika
data yang diperoleh terdistribusi normal dan variansinya sama, maka pengujian
hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametrik, jika data yang diperoleh tidak
terdistribusi normal dan atau variansinya tidak sama, maka pengujian hipotesis
dilakukan dengan alat statistik non parametrik. Pengujian normalitas data
dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data atau disebut dengan grafik
Normal P-P Plot dan uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Jika tingkat
signifikansinya lebih besar dari 0,05, data berdistribusi normal.
4.8.2. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel-variabel
independen. Model regresi yang baik, tidak ditemukannya masalah
multikolinieritas antara variabel-variabel independen dengan cara melihat angka
Collinerity Statistics yang ditunjukkan oleh nilai variance inflation factor (VIF).
Jika angka VIF > 10 maka variabel independen tidak memiliki masalah
multikolinieritas (Santoso, 2002) dan jika nilai Tolerence < 10 maka tidak
terdapat multikolinearitas. (Santoso, 2002)
4.8.3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya
tetap, maka disebut homoskedastisitas, jika varians berbeda, maka disebut
heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2005), jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.9. Pengujian Hipotesis
4.9.1. Uji F (Uji Signifikan Bersama-sama)
Uji F dilakukan untuk menilai pengaruh variabel-variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis
Ho : β = 0, komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi
penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara simultan dan tidak
signifikan terhadap kinerja manajerial.
diuji dengan
menggunakan uji F (analisis regresi berganda). Jika :
Ha : β ≠ 0, komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi
penyusunan anggaran berpengaruh secara simultan dan
signnifikan terhadap kinerja manajerial.
Kriteria yang digunakan adalah:
P Value (sig) < 0,05 = H0
P Value (sig) > 0,05 = H
ditolak
4.9.2. Uji t (Uji Signifikan Parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen. Adapun langkahnya sebagai berikut:
Ho : β = 0, komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi
penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja manajerial.
Ha : β ≠ 0, komitmen organisasi, keadilan prosedural dan partisipasi
penyusunan anggaran berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
manajerial.
Kriteria yang digunakan adalah:
P Value (sig) < 0,05 = H0
P Value (sig) > 0,05 = H
ditolak
0
4.10. Koefisien Determinasi diterima
Koefisien determinasi atau Adjusted R2bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai R2atau
Adjusted R2 adalah di antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen dan sebaliknya jika
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Variabel Penelitian
Pengumpulan data dilakukan satu tahap, yaitu dengan cara memberikan
sebanyak 35 set kuesioner kepada responden pada tanggal 19, 20 dan tanggal 21
Agustus 2011. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, kuesioner
dijemput kembali. Dari 35 set kuesioner penelitian yang dibagikan, kembali
sebanyak 35 set dan tidak ada kuesioner yang cacat.
Tabel 5.1 Deskripsi Variabel
Descriptive Statistics
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 5.1. data diperoleh dari sampel sejumlah 35 orang,
diketahui skor jawaban untuk rata-rata pertanyaan, Komitmen Organisasi sebesar
33.31 orang. Skor jawaban untuk Keadilan Prosedural sebesar 21.11, skor
jawaban Partisipasi Penyusunan Anggaran 20.06 dan skor jawaban untuk Kinerja
5.1.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian yang telah dikumpulkan maka diperoleh data
tentang karakteristik responden penelitian yang terdiri dari: (1) Usia (2) Jenis
Kelamin, (3) Masa Kerja dan (4) Tingkat Pendidikan.
Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) (%)
1. 30-39 6 17.1
2. 40-49 19 54.3
3. 50-59 10 28.6
Jumlah 35 100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar usia
manajer diantara 40 tahun sampai 49 tahun dengan perincian usia 40-49 tahun
sebanyak 19 orang (54,3%). Hal ini dikarenakan, manajer puncaknya sudah
memiliki pengalaman yang lebih lama dibandingkan dengan manajer yang
lainnya. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 5.3
Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) (%)
1. Laki-Laki 25 71.4
2. Perempuan 10 28.6
Jumlah 35 100.0
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa jenis kelamin responden