• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I backlog dan rusun by lia endah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I backlog dan rusun by lia endah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Wilayah perkotaan di negara-negara berkembang telah tumbuh pesat, pertumbuhan tersebut dipicu dari faktor ekonomi, dimana faktor ekonomi merupakan faktor dominan pendorong urbanisasi. Urbanisasi secara harfiah merupakan pengotaan, yaitu proses menjadi kota dilihat dari meningkatnya proporsi penduduk yang bertempat tinggal di wilayah tersebut, menurut Doxiadis >9000 jiwa sudah dapat dikatakan kota kecil. Bila proporsi penduduk tidak di kendalikan dengan baik, maka akan menimbulkan masalah-masalah baru terhadap kota tersebut. Salah satu masalah-masalah yang mendasar dari pertumbuhan penduduk adalah dengan pemenuhan kebutuhan akan ruang seperti tempat tinggal atau rumah. Kebutuhan rumah tiap tahunnya akan terus bertambah beiringan dengan pertambahan jumlah penduduk. Bila penyediaan rumah tidak sesuai dengan jumlah penduduknya maka akan menyebabkan masalah kota lainnya seperti munculnya permukiman kumuh atau permukiman liar. Oleh karena itu kebutuhan akan rumah harus diperhatikan oleh pemerintah agar tidak memunculkan backlog atau kekurangan rumah. Biasanya masalah backlog ini paling dirasakan oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Penghasilan mereka yang dibawah UMR atau Upah Minimum Regional menyebabkan mereka sulit untuk membeli rumah. Masalah backlog ini juga sudah terjadi dari jaman dahulu, tidak hanya di negara berkembang saja yang mengalami masalah ini, tetapi di negara-negara maju juga mengalami masalah ini. Untuk mengantisipasi masalah kota yang dapat di timbukan dari backlog, pemerintah harus menyediakan perumahan atau memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat berpenghasilan rendah.

Di Amerika untuk menangani masalah backlog, pemerintah Amerika membuat program Housingworks, program tersebut bertujuan untuk memberikan rumah dengan biaya terjangkau untuk para tunawisma atau masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal. Tipe rumah yang diberikan yaitu rumah vertikal dengan sistem sewa yang murah. Hal tersebut untuk memudahkan mereka dalam membayar sewa rumah.

Di Indonesia pun juga memiliki masalah backlog yang cukup tinggi, murut data BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2014 backlog di Indonesia terkait konsep kepemilikan rumah mencapai 13,5 juta unit rumah dan menurut Menpera backlog terkait konsep kepenghunian rumah adalah 7,6 juta unit rumah. Lalu menurut Real Estate Indonesia (REI) bila tidak ada akselerasi pertumbuhan perumahan maka pada tahun 2025 angka backlog bisa mencapai 30 juta unit rumah dan penduduk Indonesia terancam tidak

Nama: Lia Endah Windi P. - (201422017)

(2)

memiliki tempat tinggal. Kebutuhan akan perumahan setiap tahunnya mencapai 800.000 – 1.000.000 unit rumah tetapi pemerintah dan pengembang hanya mampu membangun 400.000 unit rumah pertahun. Bila kondisi pemenuhan kebutuhan rumah tidak berubah maka backlog perumahan akan semakin tinggi, dilihat dari laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar yaitu 1,49% pertahun (Pakpahan 2015). Oleh karena itu pada tahun 2015 Presiden RI bapak Joko Widodo mengeluarkan Program Satu Juta Rumah untuk menangani masalah backlog ini.

Program ini merupakan program kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengembang dalam penyediaan rumah dengan target pembangunan rumah yaitu 1 juta rumah tiap tahunnya, meliputi 700.000 unit rumah untuk MBR dan 300.000 unit rumah untuk non-MBR. Jumlah unit rumah MBR lebih besar dikarenakan program ini di utamakan untuk mengurangi backlog dan backlog ini ada karena masyarakat tidak memiliki daya beli akan rumah, dikarenakan penghasilan mereka yang rendah. Di Pasal 1 No 24 UU No 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman berisikan “Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) perlu mendapatkan dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak”, jadi pemerintah harus membantu menyediakan hunian yang layak bagi MBR. Program penyediaan hunian yang layak dapat berupa landed houses maupun vertical houses. Namun, mengingat luas lahan yang semakin terbatas dan keterbatasan kemampuan MBR untuk menjangkau landed houses, maka vertical houses dinilai sebagai program yang tepat. Salah satu bentuk vertical houses yang dinilai tepat untuk membantu MBR dalam menjangkau hunian yang layak adalah rumah rusun sederhana sewa (Rusunawa) dan rumah susun milik (Rusunami). Pembangunan vertical houses ini sangat cocok diterapkan di perkotaan, seperti di Jakarta dengan minimnya lahan untuk landed houses dan jumlah MBR yang tinggi, sangat memungkinakan untuk menerapkan vertical houses.

(3)

sedikit oleh karena itu pada tahun 2015 juga pemerintah mengadakan program satu juta rumah untuk mengurangi backlog perumahan. Lalu menurut Satu Data Indonesia, 2012, Jakarta memiliki 48 rusun yang tersebar di Jakarta Barat (7 rusun), Selatan (2 rusun), Pusat (10 rusun), Utara (11 rusun) dan Timur (18 rusun), rusun terbanyak di Jakarta Timur. Menurut data BPS 2017, kemiskinan dan pengangguran di Jakarta Timur lebih tinggi dari kota administrasi Jakarta lainnya yaitu kemiskinan mencapai 89% dan pengangguran 7,83% dari jumlah penduduk sedangkan Jakbar 6,4%, Jaksel 6,86%, Jakpus 6,82%, Jakut 7,67% dan kepulauan seribu 7,33%, hal tersebut yang memperkuat saya untuk melakukan penelitian di Jakarta Timur mengenai apakah penyediaan rumah susun sudah efektif dalam mengurangi masalah backlog perumahan. Dengan demikian, hal yang mendasari penelitian ini, yakni Evaluasi Penyediaan Rumah Susun Dalam Mengurangi Masalah Backlog Di Jakarta Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Backlog atau kekurangan rumah merupakan salah satu masalah yang sering terjadi di daerah yang memiliki kepadatan penduduk dan jumlah penduduk yang tinggi. Backlog disebabkan dari kurangnya ketersediaan rumah dan juga kurangnya kemampuan masyarakatnya untuk menyewa atau memiliki rumah. Oleh karena itu pemerintah sangat berperan penting terhadap penanganan masalah backlog ini. Salah satu penangan dari masalah backlog yaitu dengan penyediaan rumah susun. Seperti di Jakarta Timur, pemerintah menyediakan sekitar 18 rusun untuk menangani masalah backlog. Dan backlog di Jakarta Timur sebagian besar disebabkan karena ketidak mampuan masyarakatnya untuk menyewa atau membeli rumah yang layak huni. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengevaluasi penyediaan rumah susun dalam mengurangi backlog perumahan di Jakarta timur, apakah dengan di bangunnya rumah susun sudah dapat menanggulangi masalah backlog di Jakarta Timur.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka keluarlah pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1.Adakah keterkaitan antara penyediaan rumah susun dan pengurangan backlog perumahan di Jakarta Timur?

2.Apakah penghuni rusun sudah sesuai kriteria pembeli atau penyewa unit rusun yang di khususkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah?

1.3 Tujuan Penulisan

(4)

1.Mengevaluasi keterkaitan penyediaan rusun dengan pengurangan jumlah backlog di Jakarta Timur.

2.Mengidentifikasi kesesuaian sasaran penghuni rusun, dimana rusun tersebut di buat khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

1.4 Manfaat Penulisan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait evaluasi backlog perumahan dan keefektifan penyediaan perumahan dalam menanggulangi masalah backlog perumahan. Serta menambah refrensi dalam identifikasi kesesuaian sasaran penghuni rumah susun.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi pihak yang menempuh pendidikan di Program Studi Perencanaan Wilayah Kota, khususnya yang untuk mendalami masalah perumahan dengan pengevaluasian penyediaan rumah susun dalam mengurangi backlog perumahan di Jakarta Timur, dan juga dapat memberikan informasi untuk pengadaan penelitian yang sama.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitian ini berada di Jakarta Timur. Jakarta Timur merupakan bagian wilayah dari Provinsi DKI Jakarta yang memiliki luas wilayah 188,03 km2 dengan jumlah penduduk 2.868.910 jiwa. Jakarta Timur terletak diantara 1060 49’35” Bujur Timur dan 060 10’37” Lintang Selatan, serta berbatasan dengan:

Bagian Utara : Kota Jakarta Pusat dan Kota Jakarta Utara Bagian Timur : Kota Bekasi

Bagian Selatan : Kabupaten Bogor Bagian Barat : Kota Jakarta Selatan

(5)

masih proses pembangunan ataupun yan belum di tempati meliputi Pinus Elok, Cipinang Besar Selatan, Rawa Bebek, Cakung Barat, Komarudin dan Pulo Gebang/Wika.

1.5.2 Ruang Lingkup Materi dan Substansi

Ruang lingkup materi dan substansi yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi kajian pustaka tentang backlog perumahan, masyarakat berpenghasilan rendah dan jumlah unit rusun yang telah disediakan, ketiga hal tersebut sangat berkaitan satu sama lainnya, yaitu:

1) Backlog Perumahan: Jumlah pertumbuhan penduduk, jumlah rumah tangga, jumlah rumah milik dan sewa dan jumlah kebutuhan perumahan. 2) Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR): Jumlah penduduk miskin,

jumlah pengangguran dan jumlah gelandangan

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang harus dilakukan happy puppy untuk mempertahankan loyalitas pelanggan adalah dengan memaksimalkan service quality atau kualitas layanan dengan

Bahkan pada Bulan Juni 2009 harga pakan diperkirakan akan kembali meningkat sejumlah 3%, sementara pakan bagi usaha pembesaran lele merupakan biaya yang paling

Bagi Santri MTs Pondok Pesantren Al-Mu’minien sangat perlu untuk mengurangi perilaku delinquency bagi santri yang masuk dalam kaegori sedang dan tinggi, dan bagi

Kepangkatan penasihat hukum yang lebih tinggi dari majelis hakim tidak berpengaruh terhadap independensi hakim dalam memeriksa dan memutus perkara di

PNS SUDAH SK - SEMESTER II (JULI-DESEMBER 2017) UPDATE DARI KOREKSI DATA SIMTUN PER 15 NOVEMBER 2017.. NO NUPTK NAMA UNIT KERJA / SEKOLAH

Rumah sakit mengelola data dan informasi klinis serta manajerial. Terdapat regulasi tentang pengelolaan data dan informasi. Data serta informasi klinis dan manajerial

Katalis berbasis silikon ini telah diketahui memiliki kestabilan termal yang sangat baik dalam reaksi transesterifikasi maupun esterifikasi, dimana katalis ini dapat digunakan

Bagian Data ini berfungsi sebagai Operating System yang mengolah data dan yang memberi perintah kepada seluruh bagian yang terdapat pada Pesawat Telepon Selular Bagian atau