• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Prospek Pengembangan Usaha Oleh KSU-BMT Rahayu di Kota Pematang Siantar Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Prospek Pengembangan Usaha Oleh KSU-BMT Rahayu di Kota Pematang Siantar Chapter III V"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan suatu cara ilmiah guna memperoleh data

dan informasi dengan tujuan untuk memecahkan masalah dan menguji hipotesis

penelitian. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data menggunakan metode

penelitian sebagai berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian mengenai analisis prospek pengembangan usaha oleh

KSU-BMT Rahayu di kota Pematang Siantar yang digunakan adalah penelitian

analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik yang digunakan untuk

mengelola data dan informasi yang didapatkan dari lapangan, dengan cara:

mengumpulkan, merangkum, menggolongkan, menganalisa dan

menginterpretasikan, dan mengolah data yang diperoleh langsung dari lapangan,

sehingga memberikan gambaran dan keterangan yang lengkap tentang masalah

yang dihadapi (Mudrajat Kuncoro, 2003:172).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

kasus untuk mendapatkan informasi dari responden yang berhubungan dengan

penelitian ini.

3.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis

(2)

penulisan ini adalah data yang diterima langsung dari pengurus dan

nasabah KSU-BMT Rahayu di kota Pematang Siantar dengan

menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner yang teleh dipersiapkan

terlebih dahulu.

2. Data Skunder merupakan data atau informasi yang diperoleh melalui

jurnal, skripsi, buku-buku, majalah, internet, tesis serta bacaan lain yang

berhubungan dengan penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

Penelitian ini akan di lakukan di KSU-BMT Rahayu di Jln. Rakuta

Sembiring Lorong XX kota Pematang Siantar. Populasi dalam penelitian ini

adalah nasabah KSU-BMT Rahayu di kota Pematang Siantar dimana jumlah

populasinya adalah 1595 nasabah.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili

populasi penelitian (Kuncoro, 2009:122). Roscoe dan Sugiono (metode penelitian

pendidikan, 2004) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk

penelitian seperti berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam suatu penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria- wanita, pegawai

negri-swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori

(3)

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka anggota sampel minimal 10

kali dari jumlah variabel.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 50 sampel

dikarenakan ukuran sampel yang layak dalam suatu penelitian adalah 30-500

sampel. Pemilihan sampel ini dengan menggunakan random sampling yaitu

pemilihan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan

cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden yaitu nasabah

KSU-BMT Rahayu di kota Pematang Siantar.

2. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada pimpinan dan

anggota KSU-BMT Rahayu. Adapun hal-hal yang ditanyakan penulis

adalah segala sesuatu hal yang berkaitan dengan BMT tersebut.

3. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

nasabah KSU-BMT Rahayu di kota Pematang Siantar.

4. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu meneliti sumber bacaan

yang berhubungan dengan penelitian ini seperti buku-buku, majalah, tesis,

artikel-artikel dan bahan bacaan lainnya yang dapat mendukung

(4)

3.5 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data berupa

analisis diskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik yang digunakan untuk

mengelola data dan informasi yang didapatkan dari lapangan, dengan cara:

mengumpulkan, merangkum, menggolongkan, menganalisa dan

menginterpretasikan, dan mengolah data yang diperoleh langsung dari lapangan,

sehingga memberikan gambaran dan keterangan yang lengkap tentang masalah

yang dihadapi (Mudrajat Kuncoro, 2003:172). Selain itu penulis juga

menggunakan analisis lain seperti: grafik tabulasi silang (cross tab), tabel dan

gambar berupa chart atau grafik yang datanya telah di sesuaikan dengan tabel

sebelumnya.

Dari uraian teknik analisis di atas, diharapkan peneliti dapat

menggambarkan dengan kata-kata atau kalimat, bagaimana perkembangan usaha

nasabah KSU-BMT Rahayu di kota Pematang Siantar. Kemudian menghitung dan

menjumlahkan total jawaban dari seluruh responden yang diteliti, untuk dijadikan

dalam bentuk persen (%) sehingga dapat menarik kesimpulan.

3.6 Definisi Operasional

1. BMT adalah lembaga keuangan islam bukan Bank yang berbasis syari’ah

dengan kegiatan menghimpun dana dan menyalurkannya kepada

masyarakat yang ekonominya relatif rendah.

2. Masalah BMT adalah kendala, hambatan atau rintangan yang dihadapi

(5)

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal responden yang

meliputi pendidikan SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana (S1).

4. Omset adalah nilai transaksi yang terjadi dalam hitungan waktu tertentu,

(6)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Pematang Siantar

4.1.1 Lokasi Penelitian

Kota Pematang Siantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara,

dan merupakan kota terbesar kedua setelah kota Medan di provinsi tersebut. Kota

Pematang Siantar berdiri pada tanggal 24 April 1871 dan terletak pada garis 01’

09” - 2° 54’ 40” LU dan 99° 6’ 23” – 99° 1’ 10” BT. Kota Pematang Siantar

memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 250.997 jiwa (2009)

dengan penduduk laki-laki 123.481 jiwa dan penduduk perempuan 127.516 jiwa

(Sumber: BPS). Wilayah kota Pematang Siantar di bagi menjadi 8 kecamatan,

yaitu:

1. Kecamatan Siantar Marihat dengan luas 7,825 km2.

2. Kecamatan Siantar Marimbun dengan luas 18,006 km2.

3. Kecamatan Siantar Selatan dengan luas 2,020 km2.

4. Kecamatan Siantar Barat dengan luas 3,205 km2.

5. Kecamatan Siantar Utara dengan luas 3,650 km2.

6. Kecamatan Siantar Timur dengan luas 4,520 km2.

7. Kecamatan Siantar Martoba dengan luas 18,022 km2.

8. Kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas 22,723 km2.

Kota Pematang Siantar memiliki letak geografis yang cukup strategis

karena merupakan daerah lintas antar kota/kabupaten yang menghubungkan

(7)

ketinggian 400-500m di atas permukaan laut dengan topografi datar hingga

bergelombang. Daerah bergelombang sampai berbukit di sebelah utara dan barat,

sementara sebelah selatan dan timur merupakan daerah landai dengan kemiringan

0%-15%. Kota ini tergolong ke dalam daerah tropis dengan iklim sedang. Suhu

maksimum rata-rata 30,500C dan suhu minimum rata-rata 19,700C. Kelembaban

udara rata-rata 86% dengan rata-rata tertinggi pada bulan Oktober dan November

mencapai 89%. Sedangkan curah hujan di kota ini rata-rata 306 mm dengan

tertinggi 574 mm terjadi pada bulan September.

Kota Pematang Siantar terdiri dari berbagai suku bangsa yaitu:

Simalungun (61,43%), Toba, Mandailing (9,6%), Jawa (14,2%), Tionghoa dan

Melayu. Secara geografis kota Pematang Siantar di batasi oleh:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun.

(8)

Gambar 4.1 Kota Pematang Siantar

Gambar: kota Pematang Siantar

4.2 KSU-BMT Rahayu

KSU-BMT Rahayu merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang

di jalankan menurut syari’at islam yang sangat menentang adanya sistem bunga

dalam operasionalnya. Usaha pokok dari KSU-BMT Rahayu adalah menghimpun

dana dari umat (funding) dan menyalurkannya (landing) kembali kepada umat

secara produktif dan saling menguntungkan dengan sistem bagi hasil.

Sejarah berdirinya KSU-BMT Rahayu yaitu adanya pencanangan dari

(9)

menghidupkan dan memperlancar usaha mikro kecil di masyarakat. Dari

pencanangan itulah masyarakat mempunyai pemikiran yang sama untuk

membentuk suatu organisasi atau lembaga yang dapat membantu kegiatan usaha

kecil bawah untuk permodalannya. Maka di bentuklah suatu lembaga keuangan

BMT yang di beri nama dengan KSU-BMT Rahayu. Pada saat itu

pendiri/pemodal sebagai nasabah adalah 20 orang.

4.2.1 Profil KSU-BMT Rahayu

KSU-BMT Rahayu di dirikan oleh Bpk. Irwan Susandi pada tanggal 18

April 1998 dan beralamat di jln. Rakuta Sembiring lorong XX Perluasan kota

Pematang Siantar. KSU-BMT Rahayu berbadan hukum No:

570/99/BH/PMD/1/2005 pada tanggal 17 januari 2005. Adapun susunan

kepengurusan KSU-BMT Rahayu yaitu:

1. Pengurus Harian

a. Ketua : Irwan Susandi

b. Sekretaris : Irwan Sahputra

c. Bendahara : Atika Chaerani

2. Badan Pengawas

a. Ketua : Aman

b. Sekretaris : Rusli

Susunan kepengurusan tersebut berlaku hingga sekarang (2012). Adapun

jumlah tenaga kerja pada KSU-BMT Rahayu adalah 8 orang pegawai tetap.

(10)

pukul 08.30 s/d 14.00 atau sekitar 5½ jam kerja dalam 1 hari kerja dan aktif kerja

pada hari senin s/d sabtu.

Saat ini KSU-BMT Rahayu memiliki jumlah nasabah yang cukup banyak

yaitu 1595 orang, dengan rincian yaitu:

a. Nasabah menabung : 1095 orang

b. Nasabah pembiayaan : 500 orang

4.2.2 Visi dan Misi KSU- BMT Rahayu

a. Visi KSU-BMT Rahayu

Menjadi lembaga keuangan berbasis syari’ah yang dapat memberi solusi

bagi pengusaha mikro dan kecil secara berkelanjutan dan mengentaskan praktik

rentenir dan tengkulak yang ada di kota Pematang Siantar pada khususnya dan

Indonesia pada umumnya.

a. Misi KSU-BMT Rahayu

1. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

2. Menciptakan lapangan kerja yang beroperasi dengan sistem islam.

3. Memajukan kegiatan usaha kecil bawah.

4. Meningkatkan akses permodalan bagi pengusaha mikro dan kecil baik

finansial maupun non-finansial.

4.2.3 Tujuan KSU-BMT Rahayu

Tujuan KSU-BMT Rahayu adalah meningkatkan kesejahteraan dan taraf

hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui gerakan

(11)

4.2.4 Produk-produk KSU-BMT Rahayu

KSU-BMT Rahayu menawarkan berbagai produk kepada masyarakat

dalam bentuk produk simpanan/tabungan dan produk pembiayaan.

a. Produk Simpanan/tabungan

1. Tabungan Amanah

Tabungan mudharabah mutlaqah yang diperuntukkan bagi

lembaga/anggota.

2. Tabungan Siswa

Tabungan mudharabah mutlaqah yang diperuntukkan bagi

pelajar/mahasiswa. Tabungan ini bebas administrasi bulanan.

3. Tabungan Hasil

Tabungan mudharabah mutlaqah yang diperuntukkan bagi

individu, guna mendapatkan bagi hasil tiap bulan yang halal dan

menguntungkan.

4. Tabungan Haji/Umrah

Tabungan mudharabah mutlaqah yang diperuntukkan untuk

keperluan ibadah haji dan umrah.

b. Produk Pembiayaan

1. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan mudharabah adalah sistem pembiayaan yang di

berikan dimana BMT sebagai pemilik modal (shahibul mal) dan

(12)

mudharabah ini menggunakan sistem bagi hasil antara shahibul

mal dan mudharib sesuai dengan nisbah yang telah di sepakati

ketika akad.

2. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah adalah suatu sistem kerjasama antara

BMT dengan satu atau lebih mitra usaha dalam suatu

proyek/kegiatan usaha. Pihak yang terlibat sama-sama

berkontribusi baik dari segi permodalan maupun dari segi

pengelolahan usaha. Pembagian hasil yang diperoleh dari kegiatan

usaha sesuai dengan kesepakatan ketika akad dilakukan.

3. Piutang Murabahah

Piutang murabahah adalah BMT bertindak sebagai shahibul mal

memberikan modal kepada nasabah dimana sistem bagi hasil

dilakukan sesuai dengan kesepakatan ketika akad.

4. Ijarah

Ijarah adalah sistem dimana BMT menyewakan suatu barang atau

jasa kepada nasabah yang digunakan manfaatnya dan nasabah

memberikan sejumlah imbalan yang di bayarkan kepada BMT atas

(13)

4.2.5 Struktur Organisasi KSU-BMT Rahayu

Gambar 4.2 : Struktur Organisasi KSU-BMT Rahayu

4.2.6 Masalah KSU-BMT Rahayu

Dalam menjalankan kegiatannya, setiap lembaga keuangan pasti memiliki

masalah dalam pelaksanaannya termasuk KSU-BMT Rahayu. Berbagai macam

masalah dialami KSU-BMT Rahayu, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. KSU-BMT Rahayu masih kekurangan modal usaha. Modal ini

digunakan untuk keperluan persaingan ekonomi dengan organisasi

yang lain, kurangnya modal mengakibatkan KSU-BMT Rahayu kalah

bersaing dengan organisasi lain yang lebih besar modal usahanya.

2. KSU-BMT Rahayu mempunyai masalah terhadap kualitas dan

kuantitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini diperlukan untuk

persaingan teknologi dan marketing dengan organisasi lain.

3. KSU-BMT Rahayu mengalami kredit macet pada nasabahnya. Hal ini

dikarenakan keadaan perekonomian para nasabah yang tidak stabil

sehingga nasabah tidak mampu untuk membayar kredit kepada BMT. Pengawas

Pengurus

Manajer Administrasi Manajer Pembiayaan Manajer Pemasaran

(14)

4. KSU-BMT Rahayu mengalami kendala ketika mengeluarkan produk

yang ditawarkan. Hal ini dikarenakan sumber daya ilmu pengetahuan

nasabah yang terbatas mengenai produk-produk dari BMT.

5. KSU-BMT Rahayu masih kalah bersaing dengan lembaga keuangan

bank karena unit bank lain yang melayani mikro pembiayaan yang

tidak terkendali.

4.3 Hasil Analisa dan Pembahasan

4.3.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini tiap-tiap responden memiliki karakteristik yang

berbeda sehingga dilakukan pengelompokkan dengan karakteristik tertentu. Dari

50 responden yang di ambil sebagai sampel dalam penelitian ini, maka

karakteristik responden dapat di lihat sebagai berikut:

4.3.2 Umur

Berdasarkan karakteristik umur, responden di bagi menjadi 5 kelompok

umur yakni responden yang berumur di bawah 25 tahun, 26-35 tahun, 36-45

tahun, 46-55 tahun, dan di atas 55 tahun. Distribusi karakteristik responden

(15)

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Umur Frekuensi Persentase %

< 25 tahun 5 10%

26-35 tahun 22 44%

36-45 tahun 13 26%

46-55 tahun 8 16%

>55 tahun 2 4%

Jumlah 50 100% Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 dapat di lihat bahwa dari 50 responden yang telah di

teliti, nasabah yang kelompok umurnya di bawah 25 tahun sebanyak 5 orang atau

10%, 26-35 tahun sebanyak 22 orang atau 44%, 36-45 tahun sebanyak 13 orang

atau 26%, 46-55 tahun sebanyak 8 orang atau 16%, dan umur di atas 55 tahun

sebanyak 2 orang atau 4% dari 50 orang responden yang telah di teliti.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa responden yang

menjadi nasabah KSU-BMT Rahayu yang paling banyak adalah nasabah yang

kelompok umurnya 26-35 tahun yaitu sebanyak 22 orang atau 44% dari jumlah

responden. Hal ini di karenakan nasabah yang kelompok umurnya 26-35 tahun

adalah masyarakat yang baru memulai untuk membuka usaha perdagangan dan

membutuhkan dana sehingga masyarakat memutuskan untuk menjadi nasabah di

(16)

Gambar 4.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Usia

4.3.3 Jenis Kelamin

Perbandingan jenis kelamin nasabah KSU-BMT Rahayu dapat dilihat dari

hasil kuisioner yang telah di sebar. Dari 50 responden yang telah di teliti, maka

perbandingan jenis kelamin nasabah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %

Laki-laki 30 60%

Perempuan 20 40%

Jumlah 50 100%

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat di jelaskan bahwa dari 50 orang

responden yang telah di teliti, masyarakat yang menjadi nasabah KSU-BMT

Rahayu lebih banyak berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. Hal ini dapat

di lihat dari jumlah frekuensinya yaitu responden laki-laki yang menjadi nasabah 0

5 10 15 20 25

< 25 tahun 26‐35 tahun

36‐45 tahun

46‐55 tahun

(17)

sebanyak 30 orang dengan pesentase 60% dan perempuan sebanyak 20 orang

dengan persentase 40% dari 50 orang responden yang telah di teliti.

Gambar 4.4 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

4.3.4 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan nasabah KSU-BMT Rahayu berpariasi, mulai dari

tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, Diploma, sampai dengan Sarjana (S1). Dari

50 responden yang telah di teliti, dapat diketahui tingkat pendidikan nasabah

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase %

SD 1 2%

SMP 13 26%

SMA 27 54%

Diploma 7 14%

Sarjana (S1) 2 4%

Jumlah 50 100%

Sumber: Data Primer 0

5 10 15 20 25 30

Laki‐laki Perempuan

(18)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nasabah KSU-BMT Rahayu

di dominasi oleh nasabah dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 27

orang atau 54%, kemudian SMP sebanyak 13 orang atau 26%, Diploma sebanyak

7 orang atau 14%, Sarjana (S1) sebanyak 2 orang atau 4%, dan SD sebanyak 1

orang atau 2%. Hal ini di karenakan pembiayaan KSU-BMT Rahayu di khususkan

bagi pedagang menengah ke bawah, dan tingkat pendidikan pedagang rata-rata

SMA sehingga nasabah KSU-BMT Rahayu di dominasi oleh nasabah dengan

tingkat pendidikan SMA.

Gambar 4.5 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.3.5. Pekerjaan dan Jenis Produk Usaha

Pembiayaan KSU-BMT Rahayu hanya diperuntukkan bagi pedagang saja,

sehingga dari 50 responden yang telah di teliti semuanya bekerja sebagai

pedagang. Berbagai jenis produk usaha yang di miliki responden sangat berpariasi

mulai dari kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder mereka produksi. 0

5 10 15 20 25 30

SD SMP SMA Diploma Sarjana (S1)

(19)

Keseluruhan responden atau 100% adalah sebagai pemilik perusahaan, dimana

usaha yang dilakukan adalah milik pribadi dari responden.

Dari 50 orang responden yang telah di teliti, jenis produk usaha nasabah

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Responden Menurut Jenis Produk Usaha

Jenis Produk Usaha Frekuensi Persentase %

Makanan dan Minuman 17 34 %

Pakaian 12 24 %

Perkakas Rumah Tangga 4 8%

Kerajinan Tangan 4 8%

Sayur dan Buah 13 26 %

Jumlah 50 100%

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden

atau 100% yakni sebanyak 50 orang responden, jenis produk usaha yang digeluti

sangat berpariasi dan di bagi menjadi lima kelompok jenis produk usaha yaitu

makanan dan minuman, pakaian, perkakas rumah tangga, kerajinan tangan dan

sayur dan buah. Dari 50 orang responden, yang memiliki jenis produk usaha

makanan dan minuman sebanyak 17 orang atau 34%, pakaian sebanyak 12 orang

atau 24%, perkakas rumah tangga sebanyak 4 orang atau 8%, kerajinan tangan

(20)

Gambar 4.6 : Distribusi Responden Menurut Jenis Produk Usaha

4.3.6 Lama Menjadi Nasabah

Kepercayaan masyarakat menjadi nasabah pada suatu BMT dapat di lihat

dari berapa lama menjadi nasabah di BMT tersebut. Lamanya masyarakat menjadi

nasabah KSU-BMT Rahayu terbagi menjadi lima kelompok yaitu mulai kurang

dari 1 tahun, 1-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun dan lebih dari 4 tahun. Data

responden berdasarkan lama menjadi nasabah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah

Lama Menjadi Nasabah Frekuensi Persentase %

< 1 tahun 5 10% Distribusi Responden menurut Jenis Produk

(21)

Dari tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa dari 50 orang responden, yang

paling lama menjadi nasabah KSU-BMT Rahayu adalah 2-3 tahun dengan total

responden sebanyak 17 orang atau 34%, responden yang menjadi nasabah 3-4

tahun sebanyak 14 orang atau 28%, responden yang menjadi nasabah 1-2 tahun

sebanyak 11 orang atau 22%, responden yang menjadi nasabah di bawah 1 tahun

sebanyak 5 orang atau 10%, dan responden yang menjadi nasabah lebih dari 4

tahun sebanyak 3 orang atau 6% dari total responden. Berdasarkan data lama

menjadi nasabah KSU-BMT Rahayu dapat juga di gambarkan dengan grafik

sebagai berikut:

Gambar 4.7 : Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah

4.3.7 Penghasilan

Penghasilan merupakan tujuan masyarakat melakukan suatu usaha. Untuk

kategori penghasilan responden selama satu bulan, ada lima kelompok yang di

sediakan oleh peneliti yaitu penghasilan dibawah Rp 1 juta/bulan, Rp 1.1-2 0

5 10 15 20

<1 tahun 1‐2 tahun 2‐3 tahun 3‐4 tahun >4 tahun Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menjadi

(22)

juta/bulan, Rp 2.1-3 juta/bulan, 3.1-4 juta/bulan dan penghasilan lebih dari Rp 4

juta/bulan. Distribusi responden berdasarkan penghasilan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan/Bulan

Penghasilan/bulan Frekuensi Persentase %

<Rp 1.000.000 1 2%

Rp 1.100.000-2.000.000 12 24%

Rp 2.100.000-3.000.000 18 36%

Rp 3.100.000-4.000.000 13 26%

>Rp 4.000.000 6 12%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden,

kelompok penghasilan nasabah KSU-BMT Rahayu tertinggi adalah Rp 2.1-3

juta/bulan sebanyak 18 orang atau 36%, selanjutnya nasabah dengan penghasilan

Rp 3.1-4 juta/bulan sebanyak 13 orang atau 26%, nasabah dengan penghasilan Rp

1.1-2 juta/bulan sebanyak 12 orang atau 24%, nasabah dengan penghasilan lebih

dari Rp 4 juta/bulan sebanyak 6 orang atau 12% dan nasabah dengan penghasilan

dibawah Rp 1 juta/bulan sebanyak 1 orang atau 2% dari total responden. Dari data

(23)

Gambar 4.8 : Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa masyarakat Kota Pematang Siantar

yang menjadi nasabah di KSU-BMT Rahayu merupakan masyarakat yang

perekonomiannya menengah ke bawah. Hal ini dapat dilihat dari penghasilan

nasabahnya paling banyak adalah kelompok penghasilan Rp 2.1-3 juta/bulan

sebanyak 18 orang dengan persentase 36% dari 50 orang responden yang di telah

teliti. Hal ini di karenakan pembiayaan yang di berikan oleh KSU-BMT Rahayu di

khususkan bagi masyarakat menengah ke bawah.

4.3.8 Motif Responden Untuk Menjadi Nasabah KSU-BMT Rahayu

Ada beberapa motif yang mendorong masyarakat memutuskan untuk

menjadi nasabah di KSU-BMT Rahayu. Berikut beberapa motif yang di anggap

sebagai alasan yang mendorong masyarakat untuk menjadi nasabah KSU-BMT

Rahayu:

1. Ajakan keluarga / teman

2. Prosesnya mudah dan cepat 0

5 10 15 20

<Rp 1 juta Rp 1.1 ‐ 2 juta

Rp 2.1 ‐ 3 juta

Rp 3.1 ‐ 4 juta

(24)

3. Kerahasiaan lebih terjamin

4. Hubungan baik dengan pengelolah

5. Bebas bunga pinjaman

6. Fleksibilitas dalam membayar cicilan

7. Lain-lain

Dari hasil kuisioner yang telah di lakukan, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.7

Motif Responden Untuk Menjadi Nasabah KSU-BMT Rahayu

Alasan Frekuensi Persentase %

Ajakan keluarga / teman 7 14 %

Prosesnya mudah dan cepat 21 42 %

Kerahasiaan lebih terjamin 1 2 %

Hubungan baik dengan pengelolah 8 16 %

Bebas bunga pinjaman 9 18 %

Fleksibilitas dalam membayar cicilan 4 8 %

Lain-lain - -

Jumlah 50 100 %

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa motif responden memutuskan untuk

menjadi nasabah KSU-BMT Rahayu adalah yang pertama “prosesnya mudah dan

cepat” dengan jumlah responden sebanyak 21 orang atau 42%, kemudian pada

urutan kedua yakni “bebas bunga pinjaman” dengan jumlah responden sebanyak 9

orang atau 18%, kemudian pada urutan ketiga yakni “hubungan baik dengan

(25)

“disarankan keluarga / teman” sebanyak 7 orang atau 14%, kemudian pada urutan

kelima yakni “fleksibilitas dalam membayar cicilan” sebanyak 4 orang atau 8%,

dan terakhir pada urutan keenam yakni “kerahasiaan lebih terjamin” sebanyak 1

orang atau 2% dari total responden. Sementara pada opsi “lain-lain” tidak ada

responden yang merespon.

Maka kita dapat melihat mengapa masyarakat lebih memilih menjadi

nasabah BMT dibandingkan di bank. Dalam pelayanannya BMT memberikan

proses peminjaman yang cepat dan mudah jika dibandingkan dengan bank yang

proses peminjamannya berbelit-belit dan proses pencairan dananya lebih lama.

Gambar 4.9 : Motif Responden Untuk Menjadi Nasabah KSU-BMT

Rahayu

4.3.9 Tingkat Pinjaman

Besarnya tingkat pinjaman responden yang diterima dari BMT

berbeda-beda, yakni Rp 1-5 juta, Rp 6-10 juta, Rp 11-15 juta, dan Rp 16-20 juta. Besarnya

tingkat pinjaman yang diterima nasabah sebagai berikut: 0

10 20 30

(26)

Tabel 4.8

Distribusi Responden Menurut Tingkat Pinjaman

Pinjaman Frekuensi Persentase %

Rp 1-5 juta 3 6 %

Rp 6-10 juta 14 28 %

Rp 11-15 juta 20 40 %

Rp 16-20 juta 13 26 %

Jumlah 50 100 %

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden yang

mendapat pinjaman dari KSU-BMT Rahayu terbanyak adalah kelompok pinjaman

Rp 11-15 juta sebanyak 20 orang dengan persentase 40%, selanjutnya kelompok

pinjaman Rp 6-10 juta sebanyak 14 orang dengan persentase 28%, kelompok

pinjaman Rp 16-20 juta sebanyak 13 orang dengan persentase 26%, dan terakhir

kelompok pinjaman Rp 1-5 juta sebanyak 3 orang dengan persentase 6%.

Gambar 4.10 : Distribusi Responden Menurut Tingkat Pinjaman 0

5 10 15 20

(27)

4.3.10 Perkembangan Usaha Nasabah Setelah Mendapat Pembiayaan

Tujuan BMT adalah meningkatkan kesejahteraan anggota dan nasabah dan

memajukan usaha para nasabahnya. Peran pembiayaan yang diberikan BMT

kepada nasabah dapat dilihat dari berbagai sisi kehidupan usaha. Seperti kenaikan

omset produksi, wilayah penjualan, total laba, jumlah karyawan dan aset

perusahaan. Dari pembiayaan yang diberikan BMT tersebut memberikan dampak

yang baik bagi perkembangan usaha nasabahnya, sebagaimana tujuan dari BMT

itu sendiri. Dari 50 responden yang telah di teliti diperoleh hasil mengenai

perkembangan usaha nasabah setelah mendapat pembiayaan dari BMT.

Perkembangan usaha nasabah setelah mendapat pembiayaan dapat dilihat dari

tebel berikut:

Tabel 4.9

Perkembangan Usaha Responden Setelah Mendapat

Pembiayaan dari BMT

Pernyataan Tetap Meningkat Total

Omset Produksi 0

Wilayah Penjualan 37

(64 %)

Jumlah Karyawan 30

(60 %)

20

(40 %)

50

(100 %)

Aset Perusahaan 0

(0 %)

50

(100 %)

50

(100 %)

(28)

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa perkembangan usaha nasabah setelah

mendapat pembiayaan dari BMT meningkat. Hal ini dapat dilihat dari 50

responden menyatakan terjadi peningkatan pada omset produksi, total laba yang

diterima dan aset perusahaan dengan persentase yang dicapai sebesar 100%. Hal

ini menunjukkan bahwa pembiayaan yang diberikan BMT berpengaruh positif

terhadap perkembangan usaha nasabahnya.

Namun pada sisi wilayah penjualan terdapat 13 orang responden dengan

persentase 26% menyatakan wilayah penjualannya meningkat dan 37 responden

dengan persentase 74% menyatakan bahwa wilayah penjualannya tetap.

Sedangkan pada sisi jumlah karyawan terdapat 20 orang responden dengan

persentase 40% menyatakan jumlah karyawannya meningkat dan 30 orang

responden dengan persentase 60% menyatakan bahwa jumlah karyawannya tetap

dan tidak mengalami perubahan.

Dari hasil penelitian terhadap 50 responden yang merupakan nasabah

KSU-BMT Rahayu, mereka menyatakan terjadi peningkatan kehidupan secara

financial setelah mendapat pembiayaan dari BMT dan dampaknya dirasakan

langsung oleh nasabah tersebut. Kehidupan nasabah meningkat, diikuti dengan

omset produksi dan total laba yang diterima meningkat. Hal ini menggambarkan

bahwa pembiayaan yang diberikan BMT memberikan dampak yang sangat positif

(29)

4.3.11 Peran KSU-BMT Rahayu Dalam Pengembangan Usaha Nasabah

KSU-BMT Rahayu sangat berperan dalam pengembangan usaha

nasabahnya. KSU-BMT Rahayu melakukan pemberdayaan kepada nasabah

dengan melakukan berbagai kegiatan seperti:

1. Pembiayaan

KSU-BMT Rahayu memberikan pembiayaan bagi nasabah yang

membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Proses

pembiayaan yang dilakukan KSU-BMT Rahayu lebih mudah dan tidak

berbelit-belit dalam proses pencairannya dibandingkan dengan perbankan.

Pembiayaan BMT ini sangat membantu untuk mengembangkan usaha para

nasabahnya.

2. Pembinaan

Nasabah KSU-BMT Rahayu khususnya pedagang kecil dan mikro dalam

melakukan usahanya dan agar mampu mempertanggungjawabkan

pembiayaannya, maka BMT sering melakukan pembinaan kewirausahaan

maupun pengelolahan keuangan. Bentuk pembinaan yang dilakukan BMT

dengan cara mengadakan seminar ataupun pelatihan-pelatihan. Hal ini

diharapkan dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki nasabah.

4.4 Tanggapan Nasabah Tentang KSU-BMT Rahayu

Berikut adalah tanggapan para nasabah tentang KSU-BMT Rahayu di kota

(30)

Tabel 4.10

Tanggapan Nasabah Tentang KSU-BMT Rahayu di Kota Pematang Siantar

No Uraian

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.10 dapat dilihat penilaian terhadap tanggapan nasabah, dapat

diketahui bahwa kedekatan lokasi BMT dengan tempat tinggal nasabah pada

uraian pertama jawaban mengatakan sangat setuju sebanyak 18 responden dengan

persentase 36%, menjawab setuju sebanyak 25 responden dengan persentase 50%,

sedangkan sisanya sebanyak 7 responden atau 14% menjawab kurang setuju.

Pada uraian kedua diketahui bahwa kemudahan pencapaian lokasi BMT

sebanyak 20 responden dengan persentase 40% menjawab sangat setuju,

menjawab setuju sebanyak 24 responden dengan pesentase 48%, sedangkan

(31)

Tabel 4.11

Tanggapan Nasabah Tentang Pelayanan KSU-BMT Rahayu di Kota

Pematang Siantar

(32)

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari uraian pertama yakni pemberian

perhatian yang sungguh-sungguh dari karyawan setiap ada keluhan dari nasabah

sebanyak 29 responden dengan persentase 58% menjawab sangat memuaskan,

sedangkan sisanya 21 responden dengan persentase 42% menjawab memuaskan.

Pada uraian kedua yakni pada opsi pemberian informasi oleh karyawan

dengan jelas dan mudah dimengerti sebanyak 19 responden dengan persentase

38% menjawab sangat memuaskan, sedangkan 28 responden dengan persentase

56% menjawab memuaskan. Dan sisanya sebanyak 3 responden dengan

persentase 6% menjawab kurang memuaskan.

Selanjutnya pada uraian ketiga yakni pada opsi kecepatan dan ketepatan

karyawan dalam melayani nasabah sebanyak 30 responden dengan persentase

60% menjawab sangat memuaskan, sedangkan 19 responden dengan persentase

38% menjawab memuaskan. Dan sisanya sebanyak 1 responden dengan

persentase 2% menjawab kurang memuaskan.

Terakhir pada uraian keempat yakni pada opsi tindakan cepat dan tanggap

oleh karyawan saat nasabah membutuhkan bantuan sebanyak 25 responden

dengan persentase 50% menjawab sangat memuaskan, sedangkan 23 responden

dengan persentase 46% menjawab memuaskan. Dan sisanya sebanyak 2

(33)

Tabel 4.12

Tabulasi Silang Antara Pendidikan Responden dengan Kepedulian

Karyawan Terhadap Nasabah

No Tingkat Pendidikan

Tanggapan

Total

SM M KM TM STM

1. SD 0 1 0 0 0 1

2. SMP 7 6 0 0 0 13

3. SMA 18 9 0 0 0 27

4. Diploma 3 4 0 0 0 7

5. Sarjana (S1) 1 1 0 0 0 2

Total 29 21 0 0 0 50

Sumber : Data Primer

Dari tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada uraian

pertanyaan kepedulian karyawan terhadap nasabah pada tingkat pendidikan SD

sebanyak 1 responden yang menjawab memuaskan.

Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 7 responden menjawab sangat

memuaskan dan 6 responden menjawab memuaskan.

Pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 responden menjawab sangat

memuaskan dan 9 responden menjawab memuaskan.

Pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 3 responden menjawab sangat

memuaskan dan 4 responden menjawab memuaskan.

Sedangkan pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 1 responden

(34)

Tabel 4.13

Tabulasi Silang Antara Pendidikan Responden dengan Kejelasan Informasi

Dari Karyawan BMT

No Tingkat Pendidikan

Tanggapan

Total

SM M KM TM STM

1. SD 1 0 0 0 0 1

2. SMP 5 7 1 0 0 13

3. SMA 10 15 2 0 0 27

4. Diploma 3 4 0 0 0 7

5. Sarjan (S1) 0 2 0 0 0 2

Total 19 28 3 0 0 50

Sumber : Data Primer

Dari tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada uraian

pertanyaan kejelasan informasi dari karyawan BMT pada tingkat pendidikan SD

sebanyak 1 responden menjawab sangat memuaskan.

Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 5 responden menjawab sangat

memuaskan, 7 responden menjawab memuaskan dan 1 responden menjawab

kurang memuaskan.

Pada tingkat pendidikan SMA sebnayak 10 responden menjawab sangat

memuaskan, 15 responden menjawab memuaskan dan 2 responden menjawab

kurang memuaskan.

Pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 3 responden menjawab sangat

memuaskan dan 4 responden menjawab memuaskan.

Sedangkan pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 2 responden

(35)

Tabel 4.14

Tabulasi Silang Antara Pendidikan Responden dengan Kecepatan Dan

Ketepatan Karyawan Dalam Melayani Nasabah

No Tingkat Pendidikan

Tanggapan

Total

SM M KM TM STM

1. SD 1 0 0 0 0 1

2. SMP 9 4 0 0 0 13

3. SMA 17 10 0 0 0 27

4. Diploma 3 4 0 0 0 7

5. Sarjan (S1) 0 1 1 0 0 2

Total 30 19 1 0 0 50

Sumber : Data Primer

Dari tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada uraian

pertanyaan kecepatan dan ketepatan karyawan dalam melayani nasabah pada

tingkat pendidikan SD sebanyak 1 responden yang menjawab sangat memuaskan.

Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 9 responden menjawab sangat

memuaskan dan 4 responden menjawab memuaskan.

Pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 17 responden menjawab sangat

memuaskan dan 10 responden menjawab memuaskan.

Pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 3 responden menjawab sangat

memuaskan dan 4 responden menjawab memuaskan.

Sedangkan pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 1 responden

(36)

Tabel 4.15

Tabulasi Silang Antara Pendidikan Responden dengan Kesigapan Karyawan

Saat Nasabah Membutuhkan Bantuan

No Tingkat Pendidikan

Tanggapan

Total

SM M KM TM STM

1. SD 0 0 1 0 0 1

2. SMP 5 8 0 0 0 13

3. SMA 16 11 0 0 0 27

4. Diploma 3 4 0 0 0 7

5. Sarjan (S1) 1 0 1 0 0 2

Total 25 23 2 0 0 50

Sumber : Data Primer

Dari tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada uraian

pertanyaan kesigapan karyawan saat nasabah membutuhkan bantuan pada tingkat

pendidikan SD sebanyak 1 responden yang menjawab kurang memuaskan.

Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 5 responden menjawab sangat

memuaskan dan 8 responden menjawab memuaskan.

Pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 16 responden menjawab sangat

memuaskan dan 11 responden menjawab memuaskan.

Pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 3 responden menjawab sangat

memuaskan dan 4 responden menjawab memuaskan.

Sedangkan pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 1 responden

(37)

Tabel 4.16

Tanggapan Nasabah Tentang Pelayanan KSU-BMT Rahayu di Kota

Pematang Siantar

3. Cara berpakaian karyawan (bersih

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa dari uraian pertama yakni kebersihan

gedung dan ruang transaksi sebanyak 28 responden dengan persentse 56%

menjawab sangat baik, sedangkan sisanya 22 responden dengan persentase 44%

menjawab baik.

Pada uraian kedua yakni pada opsi keindahan interior ruang transaksi

sebanyak 16 responden dengan persentase 32% menjawab sangat baik, 30

responden dengan persentase 60% menjawab baik, sedangkan sisanya 4

(38)

Selanjutnya pada uraian ketiga yakni pada opsi cara berpakaian karyawan

(bersih dan sopan) sebanyak 32 responden dengan persentase 64% menjawab

sangat baik, sedangkan sisanya sebanyak 18 responden dengan persentase 36%

menjawab baik.

Terakhir pada uraian keempat yakni pada opsi fasilitas pendukung (ruang

tunggu, parkir dan lain-lain) sebanyak 15 responden dengan persentase 30%

menjawab sangat baik, 24 responden dengan persentase 48% menjawab baik,

sedangkan sisanya 11 responden dengan persentase 22% menjawab kurang baik.

Tabel 4.17

Tabulasi Silang Antara Pendidikan Responden dengan Kebersihan Gedung

Dan Ruang Transaksi

No Tingkat Pendidikan

Tanggapan

Total

SB B KB TB STB

1. SD 1 0 0 0 0 1

2. SMP 7 6 0 0 0 13

3. SMA 15 12 0 0 0 27

4. Diploma 4 3 0 0 0 7

5. Sarjan (S1) 1 1 0 0 0 2

Total 28 22 0 0 0 50

Sumber : Data Primer

Dari tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada uraian

pertanyaan kebersihan gedung dan ruang transaksi pada tingkat pendidikan SD

sebanyak 1 responden menjawab sangat baik.

Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 7 responden menjawab sangat

(39)

Pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 15 responden menjawab sangat

baik, sedangkan 12 responden menjawab baik.

Pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 4 responden menjawab sangat

baik, sedangkan 3 responden menjawab baik.

Sedangkan pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 1 responden

menjawab sangat baik dan 1 responden menjawab baik.

Tabel 4.18

Tabulasi Silang Antara Pendidikan Responden dengan Keindahan Interior

Ruang Transaksi

No Tingkat Pendidikan

Tanggapan

Total

SB B KB TB STB

1. SD 0 0 1 0 0 1

2. SMP 4 9 0 0 0 13

3. SMA 10 16 1 0 0 27

4. Diploma 2 4 1 0 0 7

5. Sarjan (S1) 0 1 1 0 0 2

Total 16 30 4 0 0 50

Sumber : Data Primer

Dari tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa dari uraian pertanyaan

keindahan interior ruang transaksi pada tingkat pendidikan SD sebanyak 1

responden menjawab kurang baik.

Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 4 responden menjawab sangat

baik, sedangkan 9 responden menjawab baik.

Pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 10 responden menjawab sangat

(40)

Pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 2 responden menjawab sangat

baik, 4 responden menjawab baik dan 1 responden menjawab kurang baik.

Sedangkan pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 1 responden

menjawab baik dan 1 responden menjawab kurang baik.

Tabel 4.19

Tabulasi Silang Antara Pendidikan Responden dengan Cara Berpakaian

Karyawan (Bersih dan Sopan)

No Tingkat Pendidikan

Tanggapan

Total

SB B KB TB STB

1. SD 1 0 0 0 0 1

2. SMP 5 8 0 0 0 13

3. SMA 19 8 0 0 0 27

4. Diploma 5 2 0 0 0 7

5. Sarjan (S1) 2 0 0 0 0 2

Total 32 18 0 0 0 50

Sumber : Data Primer

Dari tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa dari uraian pertanyaan

cara berpakaian karyawan (bersih dan sopan) pada tingkat pendidikan SD

sebanyak 1 responden menjawab sangat baik.

Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 5 responden menjawab sangat

baik dan 8 responden menjawab baik.

Pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 19 responden menjawab sangat

baik dan 8 responden menjawab baik.

Pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 5 responden menjawab sangat

(41)

Sedangkan pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 2 responden

menjawab sangat baik.

Tabel 4.20

Tabulasi Silang Antara Pendidikan Responden dengan Fasilitas Pendukung

(Ruang Tunggu, Parkir dan Lain-lain)

No Tingkat Pendidikan

Tanggapan

Total

SB B KB TB STB

1. SD 0 1 0 0 0 1

2. SMP 4 7 2 0 0 13

3. SMA 10 13 4 0 0 27

4. Diploma 1 3 3 0 0 7

5. Sarjan (S1) 0 0 2 0 0 2

Total 15 24 11 0 0 50

Sumber : Data Primer

Dari tabel tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa dari uraian pertanyaan

fasilitas pendukung (ruang tunggu, parkir dan lain-lain) pada tingkat pendidikan

SD sebanyak 1 responden menjawab baik.

Pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 4 responden menjawab sangat

baik, 7 responden menjawab baik dan 2 responden menjawab kurang baik.

Pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 10 responden menjawab sangat

baik, 13 responden mnejawab baik dan 4 responden menjawab kurang baik.

Pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 1 responden menjawab sangat

baik, 3 responden menjawab baik dan 3 responden menjawab kurang baik.

Sedangkan pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 2 responden

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis prospek pengembangan

usaha oleh KSU-BMT Rahayu di kota Pematang Siantar, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa KSU-BMT Rahayu berperan

penting dalam prospek pengembangan usaha nasabah. Hal ini dapat dilihat

dari peran BMT dalam pengembangan usaha nasabahnya seperti

memberikan pembiayaan, pembinaan serta pelatihan usaha. Hasilnya

nasabah KSU-BMT Rahayu merasakan manfaat pembiayaan, pembinaan

dan pelatihan sehingga berpengaruh terhadap peningkatan omset produksi,

kenaikan laba, asset perusahaan, jaringan dan juga pemasaran usaha

nasabah.

2. Dari segi omset nasabah, terjadi perbedaan omset nasabah setelah

mendapat pembiayaan dari KSU-BMT Rahayu. Hal ini dapat dilihat dari

50 responden, seluruhnya menyatakan terjadi peningkatan pada omset

produksi, total laba dan asset perusahaan. Sedangkan pada wilayah

penjualan 13 responden menyatakan meningkat dan pada jumlah karyawan

(43)

5.2 Saran

1. Kehadiran KSU-BMT Rahayu di kota Pematang Siantar memberikan

pengaruh yang positif bagi pengembangan UMK yang saat ini belum dapat

perhatian yang lebih dari pemerintah. Karakteristik sistem BMT yang

berbeda dengan lembaga keuangan lainnya merupakan wadah yang cocok

bagi UMK untuk mendapatkan pembiayaan yang menguntungkan guna

mengembangkan usahanya. Bagi para UMK penelitian ini bermanfaat

sebagai informasi dalam keputusan pengambilan kredit modal usaha untuk

pengembangan usahanya.

2. Kepada pihak BMT diharapkan dapat terus membenahi kualitas

pelayanannya baik itu pelayanan (tindakan/perbuatan karyawan terhadap

nasabah) maupun kualitas pelayanan (sarana, alat dan kelengkapan dalam

bertransaksi) guna memenuhi harapan masyarakat terhadap lembaga

Gambar

Gambar 4.1  Kota Pematang Siantar
Gambar 4.2 :  Struktur Organisasi KSU-BMT Rahayu
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada alat tenun ini benang lusi dalam posisi vertikal dan selalu tegang karena ada pemberat atau beban, sedangkan benang pakan disisipkan dengan suatu alat yang disebut

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke bagian komponen-komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

[r]

meningkatkan daya keluaran yang signifikan pada reaktor jenis PWR sehingga dapat meningkatkan pula performansinya secara ekonomis. Penerapan nanofluida dalam bidang nuklir

Sinyal dasar atau fungsi singularitas adalah sinyal yang dapat digunakan untuk menyusun atau mempresentasikan sinyal-sinyal yang lain.. Sinyal-sinyal dasar tersebut

Sedangkan motivasi dari 20 atlet yang menjadi responden diperoleh hasil kategori sangat tinggi sebanyak 3 orang (5%), kategori tinggi sebanyak 4 orang (20%), kategori sedang

Oleh karena itu, keseluruhan analisis untuk ketiga kegiatan ini hendaknya dilakukan secara cermat, sehingga dapat diketahui apakah bisnis untuk barang atau jasa yang akan

Kedua Ketetapan pemenang ini dibuat dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan Barang/Jasa. Ditetapkan di