• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat Anatomi Kayu Rambutan (Nephelium lappaceum L) dan Kayu Duku (Lansium domesticum Corr.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sifat Anatomi Kayu Rambutan (Nephelium lappaceum L) dan Kayu Duku (Lansium domesticum Corr.)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Risdalia Sitorus : Sifat Anatomi Kayu Rambutan (Nephelium lappaceum L.) dan Kayu Duku (Lansium domesticum Corr.). Di bawah bimbingan Luthfi Hakim dan Ridwanti Batubara.

Pemanfaatan jenis kayu rambutan (N. lappaceum) dan duku (L. domesticum) belum mengalami perkembangan yang signifikan karena kurangnya penelitian mengenai kedua jenis kayu ini sehingga perlu dilakukan pengujian sifat makroskopis dan mikroskopis kayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat anatomi kayu rambutan dan kayu duku, membandingkan kualitas serat kayu rambutan dan kayu duku, dan untuk mengetahui kemungkinan penggunaan kayu rambutan dan kayu duku sebagai bahan baku pulp dan kertas.

Sifat umum kayu rambutan menunjukkan bahwa warna kayu rambutan coklat tua, dengan tekstur kasar, bercorak, tidak mengkilap, keras, dengan arah serat bergelombang/berombak, kesan raba kesat, susunan pori soliter, berganda, dan bergerombol, penyebaran pori ganda 2-3 radial, ganda 2-3 tangensial, parenkima paratrakea bentuk sayap (aliform), tidak memiliki saluran damar, jari-jari biseriate, dengan ciri khusus memiliki parenkima paratrakea bentuk sayap (aliform). Sifat umum kayu duku menunjukkan bahwa warna kayu duku coklat muda, dengan tekstur kasar, bercorak, tidak mengkilap, keras, dengan arah serat berpadu, kesan raba kesat, susunan pori soliter bergerombol, penyebaran pori ganda 2-3 radial, ganda 2-3 tangensial, parenkima paratrakea konfluen, tidak memiliki saluran damar, jari-jari multieriate, dengan ciri khusus memiliki parenkima paratrakea konfluen. Kayu rambutan dan kayu duku termasuk ke dalam kelas mutu III pada interval <225 yang berarti kayu rambutan dan kayu duku kurang layak untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pulp dan kertas.

Kata kunci : Sifat anatomi kayu, pengujian makroskopis dan mikroskopis kayu, kualitas serat

(2)

ABSTRACT

Risdalia Sitorus : The anatomy characteristic of Rambutan Wood (Nephelium. lappaceum L.) and Duku Wood (Lansium domesticum Corr.). Guided

by Luthfi Hakim and Ridwanti Batubara.

Timber Utilization of rambutan (N. lappaceum) and Duku (L. domesticum) species is not in a significant growth due to the lack of research on these species, so it is necessary to test the macroscopic and microscopic characteristic of these wood

General characteristic of the wood showed that the color of rambutan wood is dark brown, the texture is rough, patterned, not shiny, hard, with the corrugated fiber/choppy, rough impression of touch, the composition of pore are solitary, multiple,and clustered, with spread of pore are 2-3 double radial, 2-3 double tangential, parenkima paratrakea wing shape (aliform), does not have a resin channel, the radius is biseriate, with a special feature has parenkima paratrakea wing shape (aliform). General characteristic of duku wood shown brown color, the texture is rough, patterned, not shiny, hard, with the direction of fiber blends, the impression of touch abrasive, the composition of pore are solitary and clustered, with spread of pore are 2-3 double radial, 2-3 double tangential, parenkima paratrakea confluent, no resin channels, radius is multiseriate, with a special feature has parenkima paratrakea confluent. Rambutan and duku wood belong to the III class quality at intervals <225, which means that Rambutan and duku wood is less feasible for use as raw materials of pulp and paper.

. The purpose of this study was to determine the characteristic of the wood anatomy of rambutan and duku, to compare the quality of rambutan and duku fiber, and to find out the possible use of rambutan and duku wood as raw materials for pulp and paper.

Key words: The anatomy characteristic of wood, macroscopic and microscopic testing of wood, fiber quality

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian dengan nilai rata-rata ketuntasan belajar klasikal memperoleh nilai minimal

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, se- cara keseluruhan dapat diketahui bahwa dari empat belas sekolah, hanya satu sekolah yang memenuhi standar sarana dan prasarana

[r]

Penulis mencoba untuk menampilkan berbagai informasi dan memberikan fasilitas pertukaran informasi dalam bentuk forum yang lebih jelas dan rinci sehingga dapat membantu

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, DAN

Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru pada tahun mendatang, menentukan bagaimana

Namun demikian, hasil musyawarah yang berlangsung sebagai upaya diversi yang gagal itu, dapat digunakan pihak tertentu (korban atau penegak hukum) untuk dijadikan

merekodkan setiap kemajuan dan prestasi akademik yang dicapai oleh para pelajar. Oleh yang sedemikian, ia menjadi pengukur salah satu kejayaan Sekolah Bestari. Justeru itu, dalam