• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN GELADI-DHENA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN AKHIR KEGIATAN GELADI-DHENA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR KEGIATAN GELADI

RISET PEMASARAN

ASOSIASI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN HORTIKULTURA

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Geladi Program Studi S1 Teknik

Industri Universitas Telkom

Disusun Oleh:

FIRDA RAMADHENA

(1102121278)

S1 Teknik Industri

Fakukltas Rekayasa Industri

UNIVERSITAS TELKOM

Bandung

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM GELADI

KKN TEMATIK KEPROFESIAN MARKETING

Laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan telah menyelesaikan Geladi selama 34 hari

terhitung dari tanggal 16 Juni – 19 Juli 2014, bertempat di Kabupaten Bandung:

Nama

: Firda Ramadhena

Nim

: 1102121278

Jurusan

: Teknik Industri

Fakultas

: Fakultas Rekayasa Industri

Disetujui dan disahkan oleh :

Bandung, 19 Juli 2014

Pembimbing Lapangan

Yati Rohayati Ir.,MT.,Dr.

NIP : 92660057-1

Pembimbing Akademik

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

DAFTAR ISI... ii

KATA PENGANTAR... iii

ABSTRAK... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan... 1

1.3 Manfaat... 1

1.4 Permasalahan... 2

1.4.1 Data UKM yang kurang valid...2

1.4.2 Informasi dengan metode In-depth Interview...2

BAB II TINJAUAN TEORI...3

2.1 Riset Pemasaran... 3

2.1.1 Pengertian Riset Pemasaran...3

2.1.2 Riset Pemasaran Kualitatif...3

2.1.3 Teknik In-depth Interview...3

2.2 Usaha Kecil dan Menengah (UKM)...4

2.2.2 Tujuan Pemberdayaan UKM...4

2.2.3 Pengembangan Usaha...4

BAB III PELAKSANAAN GELADI...5

3.1 Rencana Kegiatan... 5

3.2 Pelaksanaan... 5

3.3 Hasil... 5

3.3.1 Profil UKM... 5

3.3.2 Permasalahan UKM...7

BAB IV PENUTUP... 10

4.1 Kesimpulan... 10

(4)

DAFTAR PUSTAKA... 11

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan geladi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sebaik-baiknya teladan umat manusia hingga akhir zaman, Rasulullah SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bu Yati sebagai pembimbing lapangan, Pak Ferdian sebagai pembimbing akademis, seluruh Bapak/Ibu pemilik UKM beserta seluruh pengurus APHP Hortikultura Kabupaten Bandung, keluarga dan teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan dalam pengerjaan laporan ini, serta untuk pihak lainnya yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan geladi ini.

Dalam laporan ini berisi kegiatan-kegiatan yang penulis alami selama proses geladi, meliputi rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, serta hasil yang diperoleh dari riset pemasaran yang dilakukan, dan sebagainya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini belum sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan.

Dengan adanya laporan ini, penulis berharap semoga dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak, khususnya pihak institusi, UKM-UKM, Pemerintah Kabupaten Bandung dan dunia industri secara umum.

Bandung, 19 Juli 2014

(5)

ABSTRAK

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan bahwa bantuan yang diterima oleh pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Pemerintah Kabupaten Bandung seringkali tidak tepat sasaran, hal ini mungkin disebabkan oleh kurang lengkapnya data yang dimiliki terkait hal yang sedang sangat dibutuhkan oleh setiap UKM sehingga bantuan yang diberikan belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku.

Berdasarkan hal tersebut, geladi yang diselenggarakan oleh Keprofesian Marketing Universitas Telkom yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi setiap UKM sehingga setelah dianalisis, pemerintah dapat memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan para pelaku UKM, khususnya UKM yang tergabung dalam APHP.

Untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang dihadapi, penulis menggunakan metode penelitian in-depth interview sehingga penulis dapat mengetahui secara lengkap permasalahan yang dihadapi, bantuan yang diharapkan, pelatihan yang diinginkan, dan sebagainya, hingga awal mula alasan pelaku mendirikan usahanya.

(6)

BAB I melaksanakan Geladi, mahasiswa dilatih untuk mengenal dan menghayati ruang lingkup pekerjaan di lapangan, guna mengadaptasi diri dengan lingkungan untuk melengkapi proses belajar yang didapat di bangku kuliah.

Geladi yang diselenggarakan oleh Keprofesian Marketing bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi UKM di Kabupaten Bandung, khususnya UKM yang tergabung dalam APHP.

Sebagian besar UKM di Kabupaten Bandung mengalami keterbatasan-keterbatasan tertentu sehingga belum bisa berkembang. Padahal pada 2015 mendatang, akan berlangsung ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. Selain itu, dengan adanya AFTA, maka bea masuk impor barang di Negara Asia Tenggara ini akan dihapuskan. Konsekuensi terburuk yang akan didapatkan jika para pelaku UKM tidak siap adalah mereka tidak bisa bersaing dengan Negara asing, bahkan lebih buruk lagi mereka dihadapkan dengan satu-satunya pilihan yaitu gulung tikar.

Dalam rangka mengantisipasi dampak buruk tersebut, Pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya untuk mempersiapkan para penggerak ekonomi nasional, dalam hal ini fokus pada para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk dapat bersaing dengan para pengusaha

luar yang nantinya akan dapat dengan bebas keluar-masuk Indonesia dan negara ASEAN lainnya.

Dengan adanya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Bandung dan Universitas Telkom, maka pemerintah akan mendapatkan data setiap UKM beserta segala permasalahan yang dialami guna mempersiapkan bantuan yang akan diberikan seperti pelatihan, permodalan, peralatan, pemasaran, dan bantuan lainnya sesuai dengan kebutuhan setiap UKM. Hasil dari penelitian dan kerjasama ini diharapkan dapat membantu UKM agar dapat bertahan dan mampu bersaing pada pasar bebas ASEAN yang akan dimulai pada 2015 mendatang.

1.2 Tujuan

Geladi dilaksanakan dengan tujuan untuk :

a) Memberikan pengalaman praktek kerja secara nyata dan mengukur implementasi keilmuan dan keterampilan ddidunia kerja

b) Meningkatkan keterampilan dan wawasan,

c) Mengisi masa liburan dengan sesuatu yang bermanfaat

d) Mengajarkan mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja

1.3 Manfaat

Melalui kegiatan Geladi, disamping mahasiswa dapat mempraktikkan pengetahuannya di lapangan juga dapat menimba pengalaman kerja dari pegawai dan perusahaan tempat Geladi, baik teknik maupun non teknis.

(7)

b) Membuka wawasan bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan melalui praktek di lapangan

c) Sebagai perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara dunia pendidikan dan dunia industry.

Bagi Institusi Penerima Mahasiswa Geladi

a) Sebagai upaya alih generasi di bidang teknologi terapan di dunia kerja.

b) Peserta geladi dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rutin maupun proyek.

c) Kehadiran peserta gelada diharapkan mampu memberikan manfaat dan wawasan baru bagi perusahaan tempat Geladi.

1.4 Permasalahan

Adapun masalah yang dihadapai selama kegiatan geladi berlangsung adalah sebagai berikut.

1.4.1 Data UKM yang kurang valid

Berdasarkan data yang didapatkan mengenai UKM-UKM yang akan dikunjungi di minggu pertama, beberapa diantaranya tidak valid. Maksudnya ada beberapa pelaku usaha yang sudah tidak menjalankan usahanya namun masih terdata, selain itu ada beberapa data yang sama, dalam artian usaha tersebut dilakukan oleh suami-istri yang menggeluti usaha yang sama.

1.4.2 Informasi dengan metode In-depth Interview

Dalam memperoleh informasi yang lengkap, peneliti menggunakan teknik wawancara secara mendalam kepada pemilik usaha. Informasi yang ingin kami dapatkan untuk mengidentifikasi permasalahan inti yang dialami oleh UKM, kami mengajukan pertanyaan meliputi:

 Bidang usaha yang mereka lakukan dan merek produk

 Jumlah produksi perbulan

 Jumlah karyawan dan keterampilan yang dimiliki

 Sudah berapa lama menjalankan usaha  Bagaimana dengan omzet bisnis dari usaha

terbebut.

 Bantuan pinjaman yang pernah didapatkan.  Harga jual produk

 Target pasar

 Kemasan dari produk mereka.  Sistem pemasaran produk  Pameran yang pernah diikuti.  Kesulitan-kesulitan yang dialami.  Pelatihan yang pernah diikuti.

 Standard kualitas produk yang dimiliki  Persiapan menghadapi AFTA 2015.

(8)

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Riset Pemasaran

2.1.1 Pengertian Riset Pemasaran

Riset pemasaran adalah suatu pendekatan yang ditempuh secara sistematis dan objektif untuk mendapatkan data/ informasi yang akan digunakan untuk proses pengambilan keputusan bidang pemasaran. ( Kotler, Kinear, Taylor). Sedangkan menurut Maholtra dalam American Marketing Asosiation (AMA) mengatakan bahwa riset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyebaran (pembagian) informasi yang sistematis dan objektif untuk meningkatkan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan identifikasi dan solusi masalah-masalah dan kesempatan dalam pemasaran.

2.1.2 Riset Pemasaran Kualitatif

Riset kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Catherine Marshal: 1995). Definisi tersebut menunjukkan beberapa kata kunci dalam riset kualitatif, yaitu: proses, pemahaman, kompleksitas, interaksi, dan manusia. Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam riset kualitatif, karena itu dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil akhir. Karena proses memerlukan waktu dan kondisi yang berubah-ubah maka definisi riset ini akan berdampak pada desain riset dan cara-cara dalam melaksanakannnya yang juga berubah-ubah atau bersifat fleksibel.

Pada umumnya, riset kualitatif memiliki dua ciri utama, yaitu: Pertama, data tidak berbentuk angka, lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis. Kedua, penelitian kualitatif tidak memiliki rumus atau aturan absolut untuk mengolah dan menganalisis data. Pada riset kualitatif, eksplorasi permasalahan, identifikasi faktor dan penyusunan teori menjadi ciri-khas utama.

Sebagian besar metode qualitative marketing research menggunakan pendekatan langsung, yang secara jelas memaparkan tujuan penelitian dan organisasi yang menugaskannya sehingga pertanyaannya gamblang dan langsung menuju

pada titik permasalahannya. Beberapa teknik riset pemasaran kualitatif menggunakan 25 pendekatan tak langsung, di mana tujuan utama penelitian disamarkan. Beberapa tipe riset pemasaran kualitatif (qualitative marketing research) yang disebutkan adalah: In-depth Interview, Focus Group, dan Projective Techniques. Pada penelitian ini kami menggunakan teknik In-depth Interview.

2.1.3 Teknik In-depth Interview

Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg, 2002). Sedangkan dalam penelitian dikenal teknik wawancara-mendalam (Hariwijaya 2007: 73-74). Teknik ini biasanya melekat erat dengan penelitian kualitatif. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Keunggulannya ialah memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerjasama yang baik antara pewawancara dan yang diwawancari sangat diperlukan.

(9)

lembaran kuesioner dan membiarkan responden menjawab. Dalam hal ini jelas tujuannya adalah mencari keseragaman jawaban karena pertanyaan sifatnya pakem dan tidak bisa ditambah atau dikurangi. Model seperti ini seringkali digunakan dalam riset yang bersifat menguji hipotesis. Sebaliknya, wawancara yang tidak terencana tidak memiliki persiapan susunan yang mendasar. Model ini memungkinkan penanya mengembangkan pertanyaan secara spontanitas namun tidak asal-asalan.

2.2 Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

2.2.1 Pengertian UKM

Berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa:

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini

2.2.2 Tujuan Pemberdayaan UKM

Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan;

b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan

c. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

2.2.3 Pengembangan Usaha

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang:

a. produksi dan pengolahan; b. pemasaran;

c. sumber daya manusia; dan d. desain dan teknologi.

(2) Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif melakukan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

pengembangan, prioritas, intensitas, dan jangka waktu pengembangan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(10)

BAB III

PELAKSANAAN GELADI

3.1 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan geladi atau KKN tematik Keprofesian Marketing tahun ajaran 2013/2014 yang dilaksanakan pada 16 Juni - 25 Juli 2014 dimulai dengan pembagian kelompok, dimana dalam satu kelompok terdiri dari empat peserta geladi dan satu orang peserta Kerja Praktik (KP). Setelah kelompok terbentuk, kami melakukan pengumpulan data kualitatif dengan cara berkunjung ke lokasi usaha dan melakukan

in-depth interview dengan pelaku usaha di Kabupaten Bandung, meliputi: Ciwidey, Majalaya, Kertasari, dsb.

Selanjutnya, peserta geladi dan KP mengolah dan menganalisis data yang diperoleh untuk mengidentifikasi permasalahan inti yang dialami oleh setiap UKM dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah Kabupaten Bandung dan instansi terkait agar dapat memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan para pelaku UKM, khususnya UKM yang tergabung dalam Asosiasi Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) Hortikultura, di Ciwidey.

 Perkenalan dengan pengurus APHP Hortikultura

 Perkenalan dengan dosen pembimbing

 Pembagian lokasi, lima kelompok dibagi ke dalam lima

kecamatan sehingga masing-masing mengumpulkan data di satu kecamatan.

 Survei lokasi

 Pendekatan dengan pemilik rumah, yaitu Bu Betty.

 Kunjungan ke lokasi usaha dan melakukan wawancara secara mendalam dengan para pelaku usaha guna mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya.

II

 Survei ke daerah Kertasari  Pendekatan dengan pemilik

rumah, yaitu Bu Dedeh dan keluarga.

 Pengumpulan informasi dengan mewawancari Bu Dedeh dan suami terkait usaha yang sedang digeluti.

 Kunjungan ke lokasi usaha Ibu Hj. Mariam dan suami, serta melakukan in-depth interview

untuk mencari tahu permasalahan yang dihadapi.  Kunjungan ke lokasi usaha Ibu

Indah dan suami, serta melakukan in-depth interview

untuk mencari tahu wawancara kepada beberapa karyawan Aa Iman Budiman.

(11)

3.3 Hasil

3.3.1 Profil UKM

3.3.1.1 UKM pengolah Jamur Tiram

Gambar 1. Rumah Jamur

 Nama pelaku usaha : Ibu Tia Setiawati  No. Telepon : 085221416616

 Lokasi usaha : Di rumah kakaknya Bu Tia (Desa Panundaan, Ciwidey)

 Bidang usaha/nama produk: Keripik Jamur Tiram/Alibaba

 Tahun berdiri : 30 Maret 2014

 Jumlah produksi per bulan : 20 kg = 60 bungkus

 Jumlah karyawan : 1 orang (kakak ipar)  Harga jual produk : Rp10.000,00 per bungkus

(1 bungkus = 1.5 ons)

 Omset : Rp600.000,00 per bulan  Pemasaran : Ciwidey dan Bandung

 Target Pasar : Semua kalangan (khususnya warga ciwidey)

 Pameran : Ibu Tia sering mengikuti pameran dari pemerintah sejak 2011. Pada saat itu, Bu Tia belum mempunyai produk sehingga beliau menjajakan produk kelompok wanita tani

2. GMP dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdaganan (diskoperindag) tahun 2014. 3. Pelatihan pengolahan buah dan sayur selama

delapan hari dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) di Lembang, tingkat Nasional, pada tahun 2014. Mendapat

informasi dari Badan Ketahanan Pangan Penyuluhan Pertanian (BKP3). Ada enam jenis olahan yang dipraktikan saat pelatihan, yaitu: Keripik jamur, selai stoberi, saus cabe, dodol panas (pepaya dan nanas), sorbet wornas (wortel dan nanas), dan kerupuk terong ungu.

4. Pelatihan petani tembakau tahun 2014: Analisis kelayakan usaha, Break Even Point harga dan produksi, dsb.

5. Temu Bisnis 2014: tentang marketing, cara penjualan, dsb. Diselanggarakan oleh Universitas, Bu Tia mendapat informasi dari Pak Asep (salah seorang karyawan di Diskoperindag).

3.3.1.2 UKM pengolah beras ketan

Gambar 2. Kemasan Ranginang mini Bu Ani

 Nama pelaku usaha: Ibu Ani  No. Telepon : 081394455240

 Lokasi usaha : Di rumah (Lebak Muncang, Desa Panundaan, Ciwidey)

 Bidang usaha/nama produk: Ranginang mini, agar-agar kering ubi ungu/Rambani

 Tahun berdiri : 2013

 Jumlah produksi per bulan : 40 kg beras ketan  Jumlah karyawan : 1 orang (anak)

 Harga jual produk :

 Ranginang biasa: Rp 12.500,00/bungkus - Ranginang mini : Rp 30.000,00/500 gram - Agar-agar kering ubi ungu : Beragam, mulai

dari Rp 1.000,00 s.d. Rp 5.000,00. Rp 5.000,00 untuk kemasan 50 gram.

 Omset : Rp 1.000.000,00 per bulan s.d Rp 1.500.000,00 per bulan

 Pemasaran : warung dan pabrik di sekitar Rancabali, Ciwidey dan Bandung

 Target Pasar : Semua kalangan

(12)

jamur di gedung kesenian kabupaten pada 21 Mei 2014.

 Pelatihan :

1. Good Manufacturing Practice (GMP) dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) tahun 2014.

2. Pelatihan petani tembakau tahun 2014: Analisis kelayakan usaha, Break Even Point harga dan produksi, dsb.

3. Temu Bisnis: tentang marketing, cara penjualan, dsb. Diselanggarakan oleh Diskoperindag.

4. Pengembangan bisnis UKM yang diselenggarakan oleh mahasiswa NHI (baca: enhaii)

5. Penyuluhan keamanan pangan bagi Industri Rumah Tangga pangan diselenggaran oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah.

6. Sosialisasi Kebijakan dan Perundang-undangan di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah pada kegiatan fasilitasi pengembangan UKM Dinas Koperasi UKM perindustrian dan perdagangan kabupaten Bandung yang diselenggarakan oleh Diskoperindag.

3.3.1.3 UKM pengolah hasil hutan kopi

 Nama pelaku usaha : Ibu Hj.Maryam dan suami (Bpk. Alit)

 No. Telepon : 085315105111

 Lokasi usaha : Di kampung Puncak Mulya RT/RW 02/11, desa Cihawuk

 Bidang usaha/nama produk : Berbagai jenis kopi/ABGway

 Tahun berdiri : akhir 2005

 Jumlah produksi per bulan : 6 ton bahan baku (sebelumnya mencapai 20 ton)

 Jumlah karyawan : 5 orang (warga sekitar)  Harga jual produk :

- Gabah : Rp22.000,00 per bungkus - ABGway : Rp150.000,00 per kilogram  Omset : Sekitar Rp40.000.000,00 per bulan  Pemasaran : wilayah Bandung, Garut, dan

sekitar Jawa Barat

 Target Pasar : Semua kalangan

 Pameran : Bapak Alit dan Ibu Maryam pernah mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dalam satu tahun, bisa satu atau dua kali mengikuti pameran.

 Pelatihan :

1. Pelatihan tentang marketing, cara penjualan, dsb. Diselanggarakan oleh pemerintah.

2. Pelatihan tentang cara produksi kopi dan bagaimana menjaga kualitas kopi oleh pemerintah.

3.3.1.4 UKM lukisan

 Nama pelaku usaha : Aa Iman Budiman  No. Telepon : 085222483627

 Lokasi usaha : Di daerah jelekong, sekitar 1 km dari kediaman aa Iman

 Bidang usaha/nama produk : Berbagai jenis lukisan

 Tahun berdiri : 2009

 Jumlah produksi : 1000 lembar per minggu  Jumlah karyawan : 70 orang (warga sekitar)  Harga jual produk:

- Lukisan produksi mulai Rp 30.000,00 s.d. Rp 500.000,00

- Lukisan pesanan bisa mencapai Rp 50.000.000,00 ke atas

 Omset : Rp 100.000.000,00 per bulan

 Pemasaran: Bali, Surabaya, Yogyakarta, sebagian kecil ke Bandung, dsb.

 Target Pasar : Semua kalangan

 Pameran : A Iman pernah mengikuti pameran seperti Pekan Raya Jakarta, JCC, dan acara yang diselenggarakn oleh pemerintah.

 Pelatihan : Kunjungan ke tempat pelukis lain dari pemerintah.

3.3.1.5 UKM pengolah benang

 Nama pelaku usaha : Bapak Warsu  No. Telepon :

 Lokasi usaha : Di rumah, daerah Majalaya  Bidang usaha/nama produk : lap pel dan keset/

Bola dunia, cap GK, cap mobil, cap merak, dan Gunung Mas

 Tahun berdiri: 1977

 Jumlah produksi per bulan: 2 ton benang = 800 kodi

 Jumlah karyawan: 8 orang (warga sekitar)  Harga jual produk : Rp27.000,00 s.d.

Rp45.000,00 per kodi

 Omset : Sekitar Rp32.000.000,00 per bulan  Pemasaran : Jakarta, Tangeran, Bekasi,

Serang, Sumatera, dsb.  Target Pasar : Semua kalangan

 Pameran: Bapak Warsu pernah mengikuti pameran dari pemerintah.

(13)

3.3.2 Permasalahan UKM

3.3.2.1 UKM pengolah Jamur Tiram

Persiapan AFTA :

Ibu Tia berencana untuk menjajakan produk lebih luas lagi, tidak hanya di lokal saja. Setelah sertifikat P IRT keluar, Bu Tia akan berusaha segencar mungkin untuk memasarkan produknya. Ibu Tia juga akan merancang label dan kemasan semenarik mungkin, harga sebagus mungkin, untuk bersaing dengan produk negara lain yang tergabung dalam ASEAN. Selain itu mempersiapkan sertifikat P IRT dan label halal. Bu Tia juga akan memproduksi keripik Jamur tiram dengan varian rasa (pedas, keju, original, dsb), varian kemasan.

Analisis masalah :

 Modal, tidak tersedia mesin pengering (spinner) di lokasi usaha sehingga waktu yang diperlukan dalam proses pengeringan cukup lama. Sejauh ini Bu Tia hanya menggunakan mesin pengering manual, namun hasil yang didapatkan kurang optimal karena keripik akan cepat tengik.

 Desain kemasan. Ibu Tia belum menguasai software yang dapat digunakan untuk mendesain kemasan, seperti: CorelDraw, Adobe Photoshop, dsb. Terlebih, beliau tidak memiliki laptop pribadi, laptop yang beliau gunakan untuk mendesain kemasan meminjam ke Desa.

 Pemasaran, sejauh ini kegiatan pemasaran hanya dari mulut ke mulut dan dibantu oleh kakak ipar yang memasarkan produk Bu Tia ke Bandung (kampus STSI).

Bantuan yang diharapkan :

 Pelatihan tentang nilai gizi dan ingin menerapkannya. Namun, untuk mengetahui kadar gizi yang terkandung dalam produk membutuhkan proses yang sedikit rumit karena harus di uji di lab, dsb. Bila hanya di tes pada saat pelatihan, hasilnya kurang maksimal.

 Modal, bisa dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang yang dapat membantu proses produksi, seperti: mesin pengering (Spinner). Spinner sangat dibutuhkan karena tanpa menggunakan spinner, proses pengeringan tidak berjalan sempurna. Hasil produksinya pun akan cepat tengik. Hal ini dapat merugikan produsen jika produk tidak cepat terjual.

3.3.2.2 UKM pengolah beras ketan

Persiapan AFTA :

Bu Ani ingin memperbaiki desain label dan kemasan agar lebih menarik serta memasarkan produknya segencar mungkin.

Analisis masalah :

 Proses pengeringan ranginang membutuhkan cuaca yang mendukung, dalam arti tidak musim hujan. Walaupun sedang musim hujan, proses pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan oven, namun membutuhkan waktu yang lebih lama. Serta memerlukan modal yang lebih banyak, misalnya: tambahan listrik.

 Modal. Sejauh ini Bu Ani hanya menggunakan uang dalam jumlah tidak banyak.

 Pemasaran, karena sejauh ini memasarkan hanya sekitar Ciwidey dan Bandung. Bu Ani ingin memasarkan ke kota-kota dan memasukkan produknya ke Swalayan.

 Peralatan, seperti nampan dan panci. Bu Ani hanya memiliki panci yang kecil sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memproduksi ranginang 10kg. Begitu pula dengan proses pengeringan.

Bantuan yang diharapkan :

 Modal. Dengan modal yang memadai, proses produksi akan berjalan lancar

 Desain label, dengan desain label yang baik akan menarik pelanggan yang banyak.

(14)

optimal, kurang rapi. Selain itu, Bu Ani juga ingin mengikuti pelatihan tentang bagaimana cara memasukkan produknya ke toko-toko dan kota-kota besar.

3.3.2.3 UKM pengolah hasil hutan kopi

Persiapan AFTA :

Memasarkan produknya ke berbagai Negara di Asia Tenggara, mengikuti pelatihan tentang bagaimana cara meningkatkan dan mempertahankan kualitas, sebenarnya untuk produk kopi AFTA tidak begitu berpengaruh karena kopi hanya berkemungkinan untuk di ekspor, tidak di impor.

Analisis masalah :

 Modal

 Peralatan, seperti mesin untuk menggiling gabah menjadi beras (penggiling kopi).  Kesulitan yang paling urgent adalah bandar

liar, Bandar liar adalah orang di luar kelompok yang langsung datang ke kebun dan membeli kopi langsung dari petani kemudian meninggikan harga jual kopi. Selain itu, untuk memproduksi kopi sangat bergantung dengan cuaca, karena cuaca adalah hal yang tidak bisa dikontrol oleh manusia. Karena bila musim hujan, harga kopi akan menurun.

Bantuan yang diharapkan :

 Bapak Alit sangat membutuhkan pelatihan dalam bidang keuangan.

 Modal. Dengan modal yang memadai, proses produksi akan berjalan lancar.

 Peralatan, seperti mesin untuk menggiling gabah menjadi beras (penggiling kopi).

3.3.2.4 UKM lukisan

Persiapan AFTA :

Mempetahankan dan memperbaiki kualitas. Selain itu kerjasama antara pemerintah dan pelaku usaha karena

sebenarnya yang harus lebih banyak melakukan persiapan adalah pemerintah, untuk lebih menjaring turis yang datang ke Indonesia.

Analisis masalah:

 Imajinasi di awal saat mau membuat bentuk, suasana, dsb, agar dapat bisa memuaskan konsumen. Terlebih jika instruksi dari konsumen hanya berupa kata-kata yang mendeskripsikan gambar yang diinginkan, A Iman mengalami kesulitan di awal

 Inspirasi untuk melukis

 Bad mood yang muncul ketika melukis  Harga jual lukisan yang semakin menurun

disebabkan oleh semakin banyak pelaku usaha di bidang seni lukis, padahal harga bahan baku semakin mahal.

Bantuan yang diharapkan :

 Fasilitas bangunan, seperti pondok lukisan, yang benar-benar menjadikan jelekong sebagai “Desa Wisata”. Karena bisa meningkatkan harga dan penjualan.

 Pelatihan tentang teori terkait seni lukis.

3.3.2.5 UKM pengolah benang

Persiapan AFTA :

Bapak Warsu hanya produksi seperti biasa. Menurutnya, sebaiknya pemerintah memberikan alat agar bisa menghasilkan keset yang berkualitas seperti produk korea.

Analisis masalah :

 Kekurangan modal

 Pesanan sepi, pemasaran perlu ditingkatkan.  Bapak Warsu juga pernah ditipu oleh

konsumen, mereka mengambil barang dan membayar dengan giro kosong, beliau total rugi sekitar 60 juta rupiah.

(15)

Bantuan yang diharapkan :

(16)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan geladi, yakni riset pemasaran di Kabupaten Bandung, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai beikut.

1. Asosiasi Pengolah Hasil Pertanian Hortikultura merupakan kumpulan pelaku UKM yang berada di Kabupaten Bandung dan diketuai oleh Bapak H. Riswan.

2. UKM-UKM yang berada di Kabupaten Bandung mengalami permasalahan inti seputar permodalan, peralatan, dan pemasaran.

3. Metode penilitian pemasaran kualitatif dengan teknik In-depth Interview merupakan teknik yang tepat untuk menggali informasi secara mendalam mengenai perkembangan dan permasalahan UKM.

4. Setelah melaksanakan geladi penulis mendapatkan banyak pengalaman berharga serta ilmu pengetahuan yang sebelumnya oleh peserta geladi sebaiknya data valid sehingga tidak ada data yang berulang. Selain itu, semua data yang diberikan sebaiknya lengkap, setidaknya berisi nama pemilik, nomor telepon, dan alamat yang akan dikunjungi guna mempermudah peserta geladi dalam membuat janji dengan para pelaku UKM.

2. Adanya pantauan rutin secara langsung dari pihak Institusi maupun pembimbing lapangan guna memastikan kegiatan peserta geladi sudah sesuai dengan yang Institusi harapkan atau belum, sehingga segala

bentuk ketidaknyamanan yang terjadi bisa segera diatasi.

3. Peneliti mampu menggali informasi lebih mendalam (tidak hanya mengandalkan kuesioner yang telah disiapkan) serta mampu mencairkan suasana saat wawancara berlangsung agar narasumber bisa lebih terbuka dalam menceritakan usahanya. 4. Mahasiswa yang melaksanakan

(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/Bab%203_08-37.pdf

[2]http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/PRODI._MANAJ._PEMASARAN_WISATA/RINI_ANDARI/ Riset_Pemasaran/Riset_Pemasaran.pdf

[3] http://www.hendri.staff.gunadarma.ac.id/

Gambar

Gambar 1. Rumah Jamur

Referensi

Dokumen terkait

Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3, dan/atau Pengumpul Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 wajib menyelenggarakan pelatihan dan geladi

agar mampu dan mau mengembangkan secara berlanjut jiwa kewirausahaannya, tidak hanya dalam lingkungan pondok tapi juga mampu mengaplikasikannya didunia luar

Kurikulum pendidikan profesi dirumuskan bersama Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi

Pemberian insentif diarahkan pada pembayaran jasa lingkungan, yaitu kepada masyarakat adat sekitar hutan yang berkontribusi terhadap kelestarian hutan, sehingga

Dampak positif siaran TV tersebut, antara lain masyarakat dapat dengan mudah dan cepat memperoleh informasi dari berbagai belahan dunia; dapat menunjang pengembangan ilmu

Caát giöõ caùc duïng cuï maùy khoâng söû duïng ngoaøi taàm vôùi cuûa treû em vaø khoâng cho baát kyø ngöôøi naøo khoâng coù hieåu bieát veà duïng cuï maùy

Dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi rumah sakit tersebut, maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyusun kebijakan dan pedoman