• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DAN FUNGSI TAUHID DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN DAN FUNGSI TAUHID DALAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DAN FUNGSI TAUHID DALAM

KEHIDUPAN SOSIAL

Makalah disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah: Tauhid

Yang diampu oleh: Hj. Arikhah, M.Ag.

Disusun oleh:

M. Fuad Zainul A 073111106

FAKULTAS TARBIYAH

(2)

SEMARANG

2008

PERAN DAN FUNGSI TAUHID DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

I. PENDAHULUAN

Tauhid adalah sesuatu yang sudah akrab di telinga kita. Namun tidak ada salahnya kita mengingat beberapa keutamaannya. Karena dengan begitu bisa menambah keyakinan kita atau meluruskan tujuan sepak terjang kita yang selama ini yang mungkin keliru. Karena melalaikan masalah tauhid akan berujung pada kehancuran dunia dan akhirat.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, yang Artinya:

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS: Adz Dzariyaat: 56).

Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata, yaitu tujuan mereka Kuciptakan adalah untuk Aku perintah agar beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka (Tafsir Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Adz Dzariyaat). Makna menyembah-Ku dalam ayat ini adalah mentauhidkan Aku, sebagaimana ditafsirkan oleh para ulama terdahulu yang sholeh Tujuan Diutusnya Para Rosul Adalah Untuk Mendakwahkan Tauhid Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam

bersabda, yang artinya:

“Hak Alloh yang harus ditunaikan hamba yaitu mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun…” (HR: Bukhori dan Muslim).

(3)

“Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…” (QS: Luqman: 15)

Demikian kilasan singkat tentang ilmu tauhid baik keutamaan maupun kewajiban mempelajari ilmu tersebut, dalam kesempatan kali ini kami akan menyampaikan makalah tentang peran dan fungsi tauhid dalam kehidupan sosial. Yang mencakup dari segi kehidupan masyarakat yaitu krhidupan bersosial, bermasyarakat, dan dalam kehidupan bernegara.

II. POKOK MASALAH 1. Pengertian Tauhid.

2. Peran dan fungsi ilmu kalam dalam kehidupan social.

3. Arti penting ilmu kalam dalam kehidupan social.

4. Bagaimana implementasi ilmu kalam dalam hidup bersosialisasi.

5. Beberapa bagian dari tauhid.

III. PEMBAHASAN a. Pengertian Tauhid

1. Tauhid Rububiyah

Yaitu meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Pencipta hamba dan Pemberi rizki mereka, yang Menghidupkan dan Mematikan mereka. Atau kita katakan : Mengesakan Allah dengan perbuatan-Nya, seperti meyakini bahwa Allah adalah Al-Kholiq (Maha Pencipta) dan Ar Raziq (Maha Pemberi rizki).

Keyakinan ini juga diakui kaum musyrikin lampau serta seluruh pemeluk agama dari yahudi, nasroni, shabiin (penyembah bintang) dan majusi. Tidak ada yang mengingkari tauhid ini selain kaum Dahriyah yang lampau (di zaman kita, Kaum atheis)

Dalil Tauhid Rububiyah:

 (35) روطلا ةروس وُقِلا َخْلا ُمُه ْمَأ ٍءْيَش ِرْيَغ ْنِم اوُقِلُخ ْمَأ Artinya:

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu ataukah mereka sendiri yang menciptakan” (Ath Thur :35)

(4)

(62) ٍء ْيَش ّلُك ىَلَع َوُهَو ٍء ْيَش ّلُك ُقِلا َخ ُ اا رمزلا ةروس

Jika kalian tanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi niscaya mereka menyatakan Allah. Katakanlah segala puji bagi Allah akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (Luqman:25)

Katakanlah siapakah yang melimpahkan rizki kepada kalian dari langit dan bumi atau siapakah yang memiliki pendengaran dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan. Niscaya mereka mengatakan Allah. Maka katakanlah tidakkah kalian mau bertaqwa. Itulah Allah Rabb kalian yang hak. Maka tidaklah setelah hak itu melainkan kesesatan. Maka bagaimana kalian dipalingkan (Yunus:31-32)1

Catatan:

Tauhid Rububiyah belum bisa memasukkan manusia ke dalam agama Islam melainkan jika menyertakan pula tauhid uluhiyah.

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid ini disebut pula tauhid ibadah. Yaitu mengesakan Allah dengan ibadah. Sebab Dialah yang berhak untuk diibadahi bukan selain-Nya sekalipun tinggi derajat dan kedudukannya.

Ia mearupakan tauhid yang dibawa para Rasul ke umat-umat mereka. Sebab para rasul –‘alaihissalam- datang dengan menetapkan tauhid rububiyah yang diyakini umat mereka lalu menyeru mereka kepada tauhid uluhiyah sebagaimana yang diberitakan Allah tentang mereka dalam kitab-Nya yang mulia.

Allah Ta’ala berfirman mengisahkan Nuh as:

(5)

( ٌنيِبّم ٌريِذَن ْمُكَل يّنِإ ِهِمْوَق ىَلِإ اًحوُن اَنْلَسْرَأ ْدَقَلَو sesungguhnya aku pemberi peringatan yang nyata bagi kalian. Janganlah kalian meanyembah melainkan kepada Allah sesungguhnya aku takut atas kalian akan azab pada hari yang sangat pedih” (Hud : 25-26)2

Allah Ta’ala berfirman mengisahkan tentang Musa as ketika berdebat

b. Peran dan fungsi ilmu kalam dalam kehidupan sosial.

Ilmu kalam adalah bagian dari agama yang sulit dipisahkan. Setiap orang diharuskan untuk mencari ilmu tersebut sebagai pondasi hidup bahkan keharusan mencari ilmu tersebut menduduki tingkat yang paling tinggi dibandingkan dari ibadah lainnya. Dalam kehidupan sosial, ilmu kalam mempunyai beberapa peran dan fungsi, yakni sebagai berikut:

1. Membentuk aqidah masarakat

masalah aqidah merupakan inti dari pembahasan ilmu kalam. Arti aqidah itu sendiri ialah suatu pendapat dan fikiran yang mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu suku dari manusia sendiri, dibela, dipertahankan dan di i’tikodkan bahwa hal itu adalah benar. Harus dipertahankan dan diperkembangkan.

Setiap orang mempunyai beberapa i’tiqod sedikit maupun banyak. Semakin banyak pengalaman ritual agamanya, semakin subur pula ma’rifatnya. Semakin bertambah ilmunya semakin bertambah pula i’tiqod dan lapangannya.

Aqidah tersebut yang dimaksud adalah aqidah diniyah, yaitu aqidah yang mempunyai hubungan erat dengan agama, baik merupakan hukum, pikiran ataupun pendapat. Dengan demikian, terdapat aqidah-aqidah yang

(6)

tidak mempunyai hubungan dengan dengan agama. Seperti i’tiqod bahwa manusia adalah semulia-mulianya makhluk dan bahwasanya Allah SWT telah mengutamakan manusia atas kebanyakan makhluknya3

2. Pembina kebudayaan umat

Gustave lebon pujangga prancis yang terkenal dan seorang ahli kemasyarakatan dalam kitabnya Al-Araa’ wal mu’taqodat menta’rifkan bahwa aqidah itu ialah keimanan yang tumbuh dari suatu sumber yang tak dapat dirasakan yang memaksa manusia mempercayai sesuatu ketentuan tanpa dalil. Karenanya, akal tidak mempunyai saham dalam mewujudkan keimanan. Walaupun akal manusia berusaha mewujudkannya, sesudah dia berwujud. Lantaran itu aqidah adakalanya sesuai dengan dengan kenyataan dan adakalanya tidak. Maksudnya ialah manusia tidaklah berpegang dalam menganut sesuatu aqidah kepada akal yang merdeka lagi murni. Lebon dalam hal ini mrmbedakan antara aqidah dan ma’rifat(ilmu).

Lebon berpendapat, bahwasanya ilmu pengetahuan adalah unsure yang terbesar bagi kebudayaan dan kemajuan bangsa dalam bidang material. Segala rupa anutan, baik dalam bidang politik ataupun agama juga merupakan sendi-sendi kebudayaan. Karena dialah yan menyalurkan tujuan pikiran dan menggariskan jalan yang ditempuh.4

3. kultur keagamaan

semua agama bila dikerjakan dengan baik adalah ketaqwaan dan kebajikan, namun berarti kemungkaran dan kefasikan bila dikerjakan sebaliknya. Dalam ilmu kalam, agama menghendaki umatnya untuk memenuhi kebutuhan dengan jalam kewajaran. Seperti makan dan minum, rumah yang nyaman, mengubah dunia menjadi taman yang indah dan hal-hal baik dalam kehidupan. Jelasnya, agama menganjurkan untuk melakukan semua itu dengan kesalehan, tanpa dusta dan tipu, tanpa dzalim terhadap diri sendiri, orang lain maupun alam semesta. Manusia adalah sebagai khalifah

3 Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam. Jakarta: PT. Bulan

Bintang. 1990. 42.

(7)

atau wakl tuhan, sebab melakukan hal itu dengan baik berarti memenuhi kehendak tuhan.

Hubunga sosial manusia adalah alamiah dan sesuadah menjadi kemustian. Relevansi agama dengannya sebagian besar menyangkut dimensi sosial keagamaan. Bahkan hanya sedikit aspek pribadi yang diatur didalamnya. Seperti zakat dan haji jelas memiliki sifat dan efek sosial yang kuat. Yang lainnya, seperti shalat dan puasa. Walaupun keduanya lebih sedikit sifat kadar sosialnya.

Dalam agama, muslim mengakui bahwa shalat yang tidak nencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar adalah sia-sia. Dan bahwa ibadah haji yang tidak mendatangkan kemanfaatan pada pelakunya adalah tidak sempurna.5 Kultur agama akan senantiasa terbentuk bila muslim dalam

memegang aqidah-aqidah islam dengan kuat dan baik dalam menerapkannya dalam tatanan sosial kemasyarakatan.

c. Arti penting ilmu kalam dalam kehidupan social

Kehidupan sosial berarti sebuah sistem nilai-nilai atau `prinsip-prinsip yang mengatur kehidupan suatu masyarakat, kata sosial berasal dari society

(masyarakat) yang mempunyai arti lebih terbatas, sedangkan masyarakat sendiri memiliki arti: suatu kelompok sukarela manusia yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.6

Dalam ilmu kalam mengajarkan kepada kita untuk bersikap peduli terhadap orang lain dan mengamalkan nilai-nilai agama yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadits, Tidak bersikap egois atau mementingkan diri sendiri. Karena dalam ilmu kalam tidak dibenarkan umat islam untuk bersikap egois dan tamak atau cinta pada harta, jabatan dan kedudukan dalam kehidupan sekarang ini lebih dikenal sebagai sekularisme.

seaorang muslim dianjurkan untuk bertauhid kepada Allah yaitu beribadah hanya karena Allah. Seseorang yang beribadah hanya karena allah maka tiada keraguan didalam hatinya dan dalam hidupnya akan diberi ketenangan. Sesungguhnya orang yang takut pada Allah maka ia tidak akan takut menghadapi

(8)

tantangan dan cobaan dalam hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam hidup dan meraih peringkat tertinggi dihadapan Allah.

Seorang muslim yang mengatakan bahwa “tiada penguasa selain Allah” atau “Allah adalah satu-satunya raja, penguasa”. Yang merupakan inti dari pengalaman keagamaan-nya berarti dia menyatakan dirinya siap untuk mematuhi kehendak tuhan. Tuhan sang penguasa, memegang kekuasaan atas seluruh ciptaan.7

d. Implementasi ilmu kalam dalam hidup bersosialisasi.

Ilmu tauhid merupakan ilmu yang membahas tentang ke-esaan Allah SWT. Dalam meng implementasikan ilmu tauhid setiap orang terjadi perbedaan cara seperti:

1. Tata sosial dalam masa Nabi

Pada dasarnya nabi Adam diturunkan kebumi untuk bertauhid kepada Allah dan mengajak anak cucunya untuk mengesakan Allah (bertauhid), mereka pupn mengikuta ajakan nabi Adam. Kejadian ini terjadi juga pada nabi-nabi setelahnya. Sehingga tata sosial sangat tergantung pada seorang pemimpin yang berlangsung sampai nabi wafat. Setelah nabi wafat tata sosial berubah dan kacau sehingga diutusnya nabi Nuh untuk meneruskan ajaran nabi Adam AS, dengan diutusnya nabi Nuh tata sosial menjadi stabil namun setelah wafatnya nabi Nuh tata sosial menjadi kacau balau sampai di utusnya nabi Ibrahim AS. Hal ini terus berlanjud sampai diutusnya nabi Muhammad SAW.8 yang membawa risalah dan tauhid untuk umat manusia, serta

mengajak untuk mengesakan Allah SWT dangan ikhlas dan murni. Dimana ajaran ini terus menyebar dan berkembang sampai sekarang ini.

2. Masuknya budaya asing

Setelah meninggalnya nabi Muhammad SAW pemerintahan dipegang oleh Khulafaurrosyidin (11-40 H), kemudian dipegang oleh bani Umayyah (40-132 H), kemudian Daulat bani Abbasiyah semenjak 132H. Sejak akhir pemerintahan umayyah, dunia islam mulai kemasukan kebudayaan-kebudayaan asing seperti Persi, Yunani, India dan lainnya. Disaat

7ibid, hal. 24

(9)

pemerintahan bani Abbasiyah yaitu pada Khalifah Ma’mun umat islam mencapai puncak kejayaan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Pada zaman Kholifah Ma’mun semua aliran dinyatakan lenyap dan tak berpengaruh. Namun setelah meninggalnya Kholifah Ma’mun aliran tersebut bermunculan. Sehingga muncul mazdhab yang hanya berpegang pada sunnah rosul saja, yang diberi nama mazdhab muhadditsin dan adajuga golongan yang mengalami kemunduran seperti golongan mu’tazilah.

Sejak umat islam kemasukan budaya-budaya asing , terjadilah perbedaan pandangan ilmu kalam (ilmu tauhid) dan akhirnya timbul golongan- golongan baru diantaranya golongan murjiah, khowarij, jahamiyah, karamiyah dan lain-lain. Diantara golongan satu dan yang lain saling tuduh menuduh , memfitnah, mengkafirkan satu dangan yang lain.9

Dan yang mengakibatkan antara golongan satu dengan yang lain saling menyalahkan ialah dikarenakan keyakinan mereka dan kepercayaan mereka terhadap alirannya, mereka meyakini bahwa apa yang dipegang itu merupakan suatu kebenaran menurut pemehaman mereka yang didasarkan pada dalil Al-Qur’an dan Hadits.

3. Perbedaan jalan ketuhanan

Identifikasi kehendak ilahi dengan nilai-nilai membebaskan nilai-nilai dari semua wujud tertentu yang biasanya dianggap sebagai sumber normatif nilai, seperti suku, ras, tanah air atau kebudayaan. Karena hanya allah sajalah tuhan itu, dan setiap wujud lain adalah makhluk dan kedua tatanan realitas ini saling mencalup, maka semua makhluk berkedudukan sama.10 Ragamnya

kebudayaan berpengaruh pada kepercayaan dan keyakinan masyarakat dalam berkehidupan social. Untuk itu berbagai pendapat mengenai cara manusia mengenal tuhan.

1. timbulnya kepercayaan terhadap tuhan disebabkan adanya kepercayaan bahwa roh-roh itu senantiasa berpindah dari suatu tubuh ke tubuh yang lain manuia dan binatang. Hal ini mengakibatkan mendewakan bimatang itu, karena sangat banyaknya macam binatang di dunia ini, debab itu

(10)

timbul pemikiran untuk mrncari yang paling patut dan paking wajar di hotmati dan disembah diantara demua itu, maka jadilah mereka, hanya ber-tuhan kepada satu saja. Yaitu yang menciptakan semua itu, allah swt. Tuhan yang paling dianggap maha esa tempat mereka berlindung dari bahaya, serta minta pertolongan dalam kesempatan.11

2. kehidupan timbul dari sebab memikirkan betapa besarnya alam ini, yang berupa gunung, air, udara, mata hari bulan dan bintang-bintang semuanya itu, tentu ada diantaranya yang paling berpengaruh dan berkuasa, sehingga kepadanyalah tunduk. Dan dia pula yang terbanyak memberikan pertolongan dan manfaat pada manusia sehingga semua menganggap hanya satu saja yang paling kuasa. Jadi nyatalah bagi manusia bahwa manusia tetap berkeyakinan, yang paling baik dan yang paling mulia itu, ialah yang satu itu (Allah).

IV. ANALISIS

Diantara peran dan fungsi tauhid dalam kehidupan sosial ialah dengan mengamalka ajaran-ajaran tauhid secara murni dapat mengakibatkan orang tersebut dihindarkan dari api neraka dan di tinggikan derajatnya hingga mencapai tingkat kekasih Allah.

Kewajiban menuntut ilmu tauhid mengalahkan kewajidan ibadah lain bahkan lebih wajib dari pada patuh atau berbakti pada kedua orang tua seperti yang tersirat dalam surat: Luqman: 15yang artinya: “Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Dalam ayat ini manunjukkan bahwa kita disuruh untuk berbakti kepada kedua orang tua bukan dalam segala hal, jdan jika kita disuruh untuk menyekutukan Allah maka kita wajib menolaknya.

Dengan kita mengetahui peran dan fungsi tauhid dalam kehidupan sosial maka kita akan semakin mantap dalam menjalani kehidupan kita karena tidak ada lagi hal yang meresahkan kita, disebabkan ketebalan iman kita terhadap Allah

(11)

SWT maka kita akan diberi kemudahan dalam menjalani cobaan dan tantangan hidup

V. KESIMPULAN

Ilmu tauhid terbagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Tauhid RububiyahYaitu meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Pencipta hamba dan Pemberi rizki mereka, yang Menghidupkan dan Mematikan mereka.

2. Tauhid UluhiyahTauhid ini disebut pula tauhid ibadah. Yaitu mengesakan Allah dengan ibadah

Peran dan fungsi Ilmu kalam dalam kehidupan sosial adalah : 1. Sebagai pembentuk aqidah masyarakat.

2. Sebagai pembina kebudayaan umat. 3. Sebagai kultur keagamaan.

Hukum mempelajari tauhid menempati tingkat paling tinggi diantara ibadah-ibadah yang lain. Bahkan lebih diutamakan patuh pada allah dibanding patuh kepada kedua orang tua seperti yang firmankan allah pada surat Lukman ayat 15.

VI. PENUTUP

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Al- Faruqi, Isma’il Raji’, Tauhid, Bandung: Pustaka.1988. Abdul mu’in, taib thahir, Ilmu Kalam , Jakarta: Widjaya. 1981.

Ash. Shiddieqy, hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam. Jakarta: bulan bintang. 1990.

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas air bersih yang melatarbelakangi kejadian diare pada anak usia prasekolah di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto adalah tidak keruh, tidak berwarna,

Keteraturan sosial terjadi apabila tindakan dan interaksi sosial di antara para warga masyarakat berlangsung sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Menurut para penganut

Dari defiinisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya jasa tidak berwujud, tidak menghasilkan kepemilikan, dapat terikat maupun tidak terikat dengan

Disk stripping dengan Parity (RAID 5) : data ditulis dalam strip-strip lewat satu array disk yang didalam strip-strip tersebut terdapat informasi parity yang dapat

Manfaat dari dilaksanakannya Ujian Nasional yaitu: (1) pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan, (2) seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (3) penentuan

Kultur cair dari sampel bakteri disentriftise menggunakan Homogenizer Tomy MS-IOOR , hingga didapat pellet 50-lOOmgr. Sampel dimasukkan ke dalam lysing matrix, lalu ditambahkan

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Siswa agar menyiapkan diri dengan baik sebelum pembelajaran

setelah mengalami agregasi meningkat menjadi empat kali lipat kapasitas sebelumnya yang membuat link tidak sepadat seperti pada jaringan tanpa adanya link aggregation ,