47,49 % 52,51 %
Agus Sukoyo
Agus Sukoyo
INSIDE
QUICK COUNT RRI
INSIDE
QUICK COUNT RRI
INSIDE
QUICK COUNT RRI
IN
S
ID
E
Q
U
IC
K
C
O
U
N
T
R
R
I
uku ini terbit dari sebuah kegalauan publik terhadap
quick count RRI
.
Inspirasi ini mencuat di halaman media
online,
tayangan media
B
elektronik, dan media cetak. Ada yang pro dan ada yang kontra. Sebagian
media menilai
RRI
berhak menyelenggarakan
quick count.
Sebagian
lainnya menilai
RRI
tidak berhak menyelenggarakannya. Polemik di
berbagai media semakin menjadi. Bahkan, ada yang sampai mengancam
akan membubarkan
RRI.
Di sisi lain, mencuat kelompok
netizen
yang
menjamur di sosial media yang mendukung
RRI
lewat tagar #saveRRI.
Buku
Inside Quick Count RRI
bukan hanya menyajikan fakta dan data hasil
INSIDE QUICK COUNT RRI
Agus Sukoyo
Penanggung Jawab
Sutrisno Santoso
Kontributor
Hendrasmo
Andi Permadi
Diran Manumayasa
Asep Sugiantoro
Sutrisno Santoso
Penulis
Agus Sukoyo
Kontributor
Hendrasmo || Andi Permadi || Diran Manumayasa || Asep Sugiantoro
Editor
Puji Rianto
Proof Reader dan Tata Letak
Intania Poerwaningtias
Desain Cover
Asky
Diterbitkan oleh Puslitbangdiklat LPP RRI
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi terbitan buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Puslitbangdiklat LPP RRI.
Tidak untuk diperjualbelikan.
Cetakan Pertama, 2014
Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Sukoyo, Agus
xiv + 416 halaman; 17,6 x 25 cm
ISBN: 978-602-71543-2-2
1. Radio 2. Penyiaran 3. Quick count 4. Demokrasi
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan LPP Radio Republik Indonesia
Jl. Radio Dalam Raya No.4 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12140 Telp. (021) 7247251, 7247311, 7202034
KATA PENGANTAR
DIREKTUR UTAMA LPP
RRI
M
edia merupakan salah satu pilar demokrasi. Oleh karena itu, sebagai lembaga penyiaran publik, RRI mempunyai komitmen kuat untuk berpartisipasi dalam menyukseskan pesta demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, sekaligus memantapkan sebagai Radio Pemilu yang independen, netral, dan berimbang. Tagline RRI sebagai radio pemilu adalah “Pemilih Cerdas Pemilu Berkualitas”. Komisi 1 DPR RI, melalui Rapat Dengar Pendapat pada September 2013, menetapkan RRI sebagai Media Utama Pemilu 2014. Harapan yang besar juga datang dari Ketua Komisi Pemilihan Umum, Husni Kamil Malik, pada penandatanganan MoU antara KPU dengan RRI di Jambi dalam rangka Jambore Siaran Nasional, April 2013.Saat ini, RRI memiliki jaringan yang luas hingga ke wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). RRI ditopang oleh 87 stasiun penyiaran yang mencakup 231 programa siaran, Siaran Luar Negeri, Pusat pemberitaan, 5 perwakilan di luar negeri (AS, Jepang, Malaysia, Hongkong, Mesir), serta 4 kanal radio bergambar (radio picture berbasis internet). Dengan didukung oleh jaringan yang luas tersebut, RRI bertekad untuk berpartisipasi dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas.
kompetensi dan kapasitas di bidangnya. Selain itu, pemilu yang berkualitas juga ditunjukkan oleh pilihan rakyat yang tidak ditentukan oleh politik uang, dan terjaganya penyelenggaraan Pemilu yang langsung, umum, jujur, adil dan damai. Dalam konteks ini, tujuan diselenggarakannya siaran dan liputan
RRI sebagai Radio Pemilu 2014 adalah memberikan informasi, pendidikan politik bagi masyarakat khususnya pemilih pemula, kontrol sosial, sosialisasi perundangan dan sosialisasi tahapan mekanisme Pemilu.
Khusus untuk penyelenggaraan penghitungan cepat (quick count),
RRI sudah memiliki pengalaman pada
Pemilu 2009 yang lalu. Namun, istilahnya bukan quick count, tapi quick report. Pada waktu itu, RRI mengerahkan ±4700 orang kontributor dari seluruh Indonesia. Dengan metode penelitian kuantitatif dan survei, melalui quick report, hasil penghitungan suara sementara, baik pemilu legislatif (Pileg) maupun pemilu presiden (Pilpres), yang sebanding dengan lembaga-lembaga survei kenamaan di Indonesia dapat segera diketahui. Bahkan, yang dilakukan RRI
waktu itu mendekati hasil perolehan suara dari KPU. Data hasil quick report
dimuat di media nasional bahkan internasional, dan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan beberapa TV Swasta melalui running text.
Penyelenggaraan quick count pada Pemilu Legislatif dan Presiden tahun 2014 ini dikoordinasikan oleh Puslitbangdiklat yang dipimpin Sdr. Sutrisno Santoso. Kegiatan melibatkan 87 stasiun penyiaran
RRI dan didukung 2000 relawan yang
terdiri atas angkasawan-wati maupun pemerhati RRI. Quick count RRI tahun 2014 dilandasi metode yang lebih sahih dengan dibantu Sdr. Hendrasmo, seorang ahli yang sudah berpengalaman menyelenggarakan quick count. Selain itu, yang bersangkutan sudah 6 tahun sebagai penyiar Universitaria RRI.
Dengan metode yang sahih, hasil
quick count RRI sangat mendekati real count KPU dengan margin of error 0,41% untuk Pemilu Legislatif dan Pilpres 0,64%, artinya validitas Quick count RRI adalah 99,59% dan 99,36%. Kebijakan strategis ini diharapkan mampu mengembangkan
peran RRI sebagai salah satu pilar
demokrasi melalui penyelenggaraan siaran dan liputan pemilu, termasuk
di dalamnya quick count. Dengan
cara demikian, RRI diharapkan akan
memberikan kontribusi yang lebih signifikan kepada bangsa dan negara Republik Indonesia, terutama dalam konteks demokratisasi di Indonesia. Karena itu, saya menginstruksikan kepada seluruh Kepala Satker RRI dan seluruh angkasawan/wati untuk melaksanakan, mendukung dan menyukseskan semua
kegiatan RRI sebagai Radio pemilu
2014 dengan berpegang pada prinsip netral, independen, dan tidak berpihak pada kelompok manapun selain pada kebenaran.
Saya memberikan apresiasi atas
penerbitan buku quick count yang
vii
layar atas keberhasilan quick count RRI. Seperti telah diketahui banyak pihak, penyelenggaraan quick count mendapat respon yang luar biasa dari berbagai kalangan, terlepas respon positif ataupun negatif. Respon itu sungguh di luar perkiraan saya sama sekali. Quick count juga menjadikan masyarakat kembali memerhatikan, bahkan tanpa diduga menumbuhkan gelombang pembelaan netizen terhadap RRI melalui #SaveRRI, yang selama beberapa waktu menjadi trending topic nasional. Kami sangat berterima kasih atas respon yang diberikan para pimpinan, akademisi, dan masyarakat karena hal itu dapat lebih mendewasakan dan membuat kami lebih bersemangat untuk terus berjuang meningkatkan kualitas pelayanan siaran dan nonsiaran.
Dari perspektif kami sendiri, di balik keberhasilan quick count RRI, tercermin kekompakan dan soliditas yang tinggi dalam operasional di lapangan antara Direksi, Kapuslitbangdiklat, Kepala Satuan Kerja, Pejabat Struktural, Fungsional, staf bahkan Kelompok Pemerhati RRI. Perjuangan para relawan,
yang kisah-kisahnya bisa dibaca pada bagian ketiga buku ini, yang bertugas di daerah-daerah terpencil dan Perbatasan sangat luar biasa. Dengan berani, mereka mengarungi perjalanan yang sulit dijangkau melalui berbagai moda transportasi darat, laut, sungai maupun udara.
Saya sangat bangga dengan semangat juang para Relawan yang sangat tinggi. Tentu saja, hal itu tidak terlepas dari “gemblengan” atau motivasi yang terus-menerus disuntikkan Sdr. Sutrisno Santoso, Kapuslitbangdiklat RRI
sebelum dan selama penyelenggaraan
quick count.
Terima kasih pada Dewas yang telah menyetujui penyelenggaraan
quick count ini, dan terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya quick count.
Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat secara umum maupun bagi internal RRI sebagai bahan kajian ataupun sebagai referensi.
Sekian terima kasih.
Sekali di udara tetap di udara!
Direktur Utama LPP RRI
KEPALA PUSLITBANGDIKLAT LPP
RRI
P
eran aktif Lembaga Penyiaran Publik RRI dalam proses demokratisasi di Indonesia dikuatkan melalui kerja sama antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan RRI. Selanjutnya, menjadi media partner resmi KPU sebagai Radio Pemilu. Kerja sama itu tertuang dalam Nota Kesepahaman bersama Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia,Nomor 10/KB/KPU/2013 dan Nomor 744/DU/04/2013 tentang Sosialisasi dan Informasi Pemilihan Umum Tahun 2014.
Penyelenggaraan quick count merupakan kebijakan strategis RRI berdasarkan hasil Rapat Kerja (Raker) Akhir Tahun (tanggal 23-28 November 2013) di Jayapura. Dalam Raker tersebut, diputuskan bahwa implementasi program
quick count dilaksanakan oleh Puslitbangdiklat RRI. Sebagai pelaksana kebijakan Direksi RRI dalam penyelenggaraan
quick count, Puslitbangdiklat RRI telah memperoleh izin dari KPU berupa sertifikat KPU Nomor 035/LS-LHC/KPU-RI/ II/2014 yang ditandatangani oleh ketua KPU Husni Kamil Manik pada bulan Februari 2014.
ix
manapun. Quick count tersebut bebas dari pengaruh pihak luar karena seluruh pembiayaan menggunakan anggaran Puslitbangdiklat RRI. Dengan begitu, hasil quick count Puslitbangdiklat RRI
mampu memprediksi hasil persentase perolehan suara pemilu secara akurat dan cepat, sejajar penyelenggara hitung cepat lain yang diakui kredibilitasnya
Puslitbangdiklat RRI selaku
penyelengara quick count tahun
2014, memenuhi Peraturan Komisi Pemilihan Umum RI Nomor 23 Tahun 2013 pasal 24 bahwa lembaga survei atau lembaga hitung cepat diwajibkan menyampaikan hasil akhir kepada Komisi Pemilihan Umum RI. Laporan
quick count Puslitbangdiklat RRI secara resmi disampaikan kepada KPU pada 24 Juli 2014 dalam bentuk buku dan
softcopy sebagai pertanggungjawaban kepada publik. Selanjutnya, pihak KPU dalam web resmi http: //www.kpu.go.id/ menayangkan hasil quick count tersebut.
Buku Inside Quick Count RRI
ini diterbitkan sebagai tindak lanjut
dari proses tersebut, sebagai usaha dokumentasi yang memungkinkan bisa dibaca banyak pihak atas apa yang telah dilakukan oleh RRI, sekaligus perwujudan pertanggungjawaban kepada publik yang disusun secara kronologis.
Berani membongkar dapur berarti membuka rahasia, kemungkinan ditemukan kelemahan. Namun, itu tidak menjadi masalah. Bagi RRI, itu merupa-kan otokritik. Selanjutnya, kredibilitas pelaksanaan quick count secara ilmiah dapat dibuktikan oleh pihak-pihak yang ingin mengkajinya. Oleh karena itu, penilaian terhadap pelaksanaan quick count Puslitbangdiklat RRI bergantung pada persepsi pembaca.
Semoga buku ini bermanfaat dalam proses pendidikan politik, mengawal dan menegakkan demokratisasi bangsa ke arah yang lebih sehat dan bermartabat. Sekaligus, berfungsi sebagai pertanggungjawaban kepada publik.
Jakarta, Desember 2014
Kepala Puslitbangdiklat LPP RRI
B
uku Inside Quick Count ini lahir melalui proses yang panjang. Inspirasi awal muncul pada saat WorkshopNasional Quick Count Pemilu 2014 yang diselenggarakan oleh Puslitbangdiklat RRI di Gedung Bina Profesi Direktorat SDM danUmum LPP RRI, Jl. Antena III Radio Dalam Raya, Kebayoran Baru Jakarta Selatan (17–19 Februari 2014). Inspirasi kedua muncul pada saat teleconference 6 Maret 2014. Teleconference merupakan pemantapan kerja Tim Quick Count tahap pertama. Dalam kegiatan itu, terjadi tanya jawab antara korlap dan panitia pusat seputar solusi atas semua kendala yang terjadi di lapangan. Waktu itu, ada instruksi dari Kapuslitbangdiklat Sutrisno Santoso selaku penanggung jawab quick count
bahwa semua korlap harus membuat laporan tertulis yang ditandatangi oleh Kepala RRI setempat. Isi laporan itu berupa data dan hasil kerja korlap dan relawan masing-masing Satker se-Indonesia. Laporan itulah yang menjadi inspirasi bagi usaha menerbitkannya menjadi buku. Laporan itu menjadi bahan utama penyusunan buku ini. Selanjutnya, dilengkapi dengan kisah suka duka korlap dan relawan yang mereka
upload melalui group email QCRRI2014@gmail.com. Tulisan-tulisan itu menjadi bagian dari kinerja mereka di lapangan, dan rasanya sayang kalau dibiarkan begitu saja.
xi
membubarkan RRI. Di sisi lain, mencuat kelompok netizen di media sosial yang menggalang dukungan bagi usaha penyelamatan RRI, #saveRRI. Berbagai media mempersoalkan quick count RRI
mengapa ada, bukankah RRI sebagai Lembaga penyiaran publik bertugas untuk menyajikan informasi berimbang (cover both side)? Oleh karena itu, akan lebih berimbang informasinya jika RRI
tidak menyelenggarakan quick count? Media online pun ramai ‘menggoyang’
RRI lantaran lembaga milik negara
mengadakan quick count, bukankah
sudah cukup dilakukan oleh lembaga survei lain?
Pemberitaan di berbagai media yang pro dan kontra itu dikompilasi menjadi sebuah kliping. Kliping seputar
quick count pileg dan pilpres setebal 200 halaman lebih itu dijilid sebagai koleksi panitia quick count Puslitbangdiklat
RRI. Inilah yang menjadi inspirasi
penulis untuk membukukan peristiwa perhelatan besar seputar pemilu dan
quick countRRI 2014.
Pascapemilu 2014, panitia quick count Puslitbangdiklat RRI berkewajiban membuat laporan resmi kepada KPU, laporan pertanggungjawaban publik tersebut harus selesai dalam kurun waktu 7 hari kerja, dan harus segera diserahkan kepada KPU dalam bentuk buku dan softcopy. Softcopy laporan tersebut dimuat di laman resmi KPU. Tentu laporan resmi itu menjadi acuan utama dalam penyusunan buku ini.
Selanjutnya, panitia juga memiliki kumpulan foto dokumentasi selama
quick count berlangsung, dan kiriman foto-foto kenangan dari teman-teman korlap yang sedang berjuang nun jauh di sana. Mereka adalah kawan-kawan saya yang siang malam bekerja secara ikhlas di lapangan. Kumpulan foto itu rasanya sayang jika hanya di-save di laptop atau hp saja. Tentu, akan lebih bermakna jika gambar berceritera itu diabadikan, diangkat menjadi buku. Kumpulan materi itu menambah energi baru untuk menyusun buku Inside Quick Count ini.
Sesuai dengan makna kata “inside” adalah apa saja yang ada dalam dapur quick count itu dibongkar secara blak-blakan, dimulai dari metode yang digunakan, proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai, dilengkapi dengan analisis hasil quick count RRI
dibandingkan dengan lembaga survei yang berkiprah selama pemilu pileg dan pilpres tahun 2014. Kata “Inside” juga dimaksudkan untuk lebih mengarahkan pada usaha membongkar fakta dan data hasil quick count yang sebenarnya, yang diselenggarakan oleh Puslitbangdiklat
RRI.
hal yang lebih penting adalah terkait dengan pertanggungjawaban karya dan proses pembelajaran yang merupakan bagian dari sejarah penyelenggaraan
quick count.
Jadi, buku ini bukanlah murni gagasan penulis. Ide penyusunan buku ini berkat dukungan berbagai pihak,
baik Jajaran Dewan Pengawas RRI,
Dewan Direksi RRI, Kapusltbangdiklat
RRI, Seluruh Kepala RRI, Panitia Pusat dan Daerah serta seluruh Korlap dan Relawan QCRRI. Oleh karena itu, saya ingin mengungkapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam buku ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk Ibu Niken Widiastuti,
Direktur Utama RRI, yang telah
mendukung sepenuhnya, mendorong, dan memberi semangat agar terus menulis secara berimbang (cover both side) segala sesuatu yang berhubungan
dengan quick count. Pak Sutrisno
Santoso, Kepala Puslitbangdiklat RRI, selaku penanggung jawab quick count
yang telah menginspirasi secara filosofis dan pemikiran jernih sehingga setiap penggal kalimat yang tertulis harus bermakna. Menurutnya, dengan adanya buku ini, diharapkan dapat membuka wacana publik sehingga mereka dapat membaca dan mencermati apa
adanya seputar dapur quick count
Puslitbangdiklat RRI 2014, tanpa
harus ditutup-tutupi karena sebagai pertanggungjawaban kepada publik. Beliau juga sudah mengusahakan buku ini bisa diterbitkan oleh Puslitbangdiklat
LPP RRI. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih. Mr. Kabul Budiono, Direktur Program Produksi, thank you very much.
Saya sering mengganggu via WA, “betul itu, tidak ada kata terlambat”. Juga, Mr. Rohanudin, Direktur Teknologi Media Baru, ini bukan sekadar “given” tapi memang harus ditindaklanjuti. Khusus pada Mr. Hendrasmo, terima kasih, tinjauan analisis seputar hasil quick count
dan exit poll menjadi sumbangan ilmiah yang memperkaya buku ini. Selanjutnya, para Kepala Stasiun RRI se-Indonesia, terima kasih atas dukungannya, dan harap maklum jika ada yang terusik jam istirahatnya karena sewaktu-sewaktu saya ganggu dengan wawancara jarak jauh. Teman-teman korlap dan relawan QCRRI, “salut bro”, terima kasih kawan, kontribusi sumbangan cerita seputar korlap dan relawan menjadi “bumbu sedap” dalam penggarapan buku ini. Tidak ketinggalan, saya mengucapkan terima kasih pada teman-teman panitia di Jakarta. Mereka adalah partner yang sangat solid dalam bekerja sama dan sama-sama kerja. Kepada Mas Puji Rianto yang telah bersedia menjadi editor buku ini, sekaligus membantu dalam menata kembali bab-bab dalam buku ini dan elaborasi lebih jauh terutama di bagian pertama dan kedua. Mbak Intania Poerwaningtias, yang telah secara sabar melakukan proofing dan
xiii
Pada akhirnya, selaku penulis, saya menyadari kemungkinan terjadinya ketidaksempurnaan dalam proses penyusunan yang mengakibatkan pemikiran para narasumber justru tidak terkomunikasikan dengan baik kepada pembaca. Jika hal itu terjadi, sepenuhnya adalah tanggung jawab saya. Namun, kalau paparan dalam buku Inside Quick Count ini bermanfaat maka hal itu mencerminkan kejernihan pemikiran para narasumber dan kontributor materi.
Buku Inside Quick Count ini tentu tidak akan pernah terwujud tanpa ridho dan bimbingan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi kekuatan dalam berkarya. Semoga buku ini menjadi nukilan peristiwa yang bermakna.
Jakarta, Desember 2014
Salam Super Tim,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DIREKTUR UTAMA LPP RRI | v
KATA PENGANTAR KEPALA PUSLITBANGDIKLAT LPP RRI | viii
PENGANTAR PENULIS | x
DAFTAR ISI | xv
BAGIAN 1 MENGUAK DAPUR QUICK COUNT PUSLITBANGDIKLAT LPP RRI | 1
BAB 1 Sejarah Quick CountRRI | 3
BAB 2 Menguak Quick Count Puslitbangdiklat LPP RRI 2014 | 13
BAB 3 Penyempurnaan Juknis dan Logistik | 29
BAB 4 Pemantapan Pelaksanaan Quick Count Legislatif 2014 | 33
BAB 5 Pelaksanaan Quick Count Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden | 41
BAB 6 Metode Quick Count dan Exit Poll | 73
BAB 7 Pemetaan TPS Amatan | 77
BAB 8 Teknologi Informasi Berbasis Android | 81
BAB 9 Hak Paten Aplikasi Quick Count Berbasis Android Milik RRI | 93
BAGIAN 2 ANALISIS QUICK COUNT PUSLITBANGDIKLAT LPP RRI 2014 | 99
BAB 10 Analisis Hasil Hitung Cepat Pileg 2014 | 101
BAB 11 Hasil Hitung Cepat Pilpres 2014 | 107
BAB 12 Hasil Survei Exit Poll | 111
BAB 13 Hasil News Feeding | 119
BAB 14 Komparasi Hasil Quick Count dan Exit Poll Berbagai Lembaga | 123
BAGIAN 3 SUKA DUKA RELAWAN DAN KORLAP QUICK COUNTRRI | 131
BAGIAN 4 QUICK COUNTRRI, KONTROVERSI, DAN GERAKAN #SAVERRI:
KUMPULAN BERITA | 281
BAB 16 Seputar Pemberitaan Media Quick Count Puslitbangdiklat LPP RRI | 283
BAB 17 Kontroversi Seputar Quick CountRRI | 333
1
B AG I A N 1
MENGUAK DAPUR
QUICK COUNT
PUSLITBANGDIKLAT LPP
RRI
Quick count atau hitung cepat bukanlah pekerjaan mudah. Terlebih, jika hal itu dilakukan pada masa pemilu legislatif dan eksekutif yang melibatkan sampel TPS di seluruh Indonesia. Dalam proses hitung cepat semacam itu, bukan hanya metode penarikan sampel harus tepat, tapi juga dibutuhkan komitmen dan kerja keras dari penyelenggara hitung cepat. Biaya juga menentukan apakah hitung cepat itu bisa dikerjakan dengan baik ataukah tidak. Faktor-faktor inilah yang kemudian menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak. Apakah hitung cepat telah dilakukan dengan menggunakan metode yang benar? Dari manakah anggaran untuk menyelenggarakan hitung cepat itu? Apakah penyandang dana memengaruhi hasil dan sebagainya? Pertanyaan yang sama juga dilontarkan kepada Puslitbangdiklat RRI terutama ketika hitung cepat Pemilu Presiden karena pada pilpres muncul kontroversi sebagai akibat perbedaan-perbedaan di antara lembaga yang melakukan hitung cepat. Bagian ini akan menjawab keraguan-keraguan itu. Keseluruhan bab dalam bagian pertama ini akan menjelaskan keseluruhan proses hitung cepat yang dilakukan Puslitbangdiklat LPP RRI, termasuk di dalamnya penggunaan aplikasi berbasis android. Melalui paparan ini, penulis berharap khalayak akan mengetahui keseluruhan proses hitung cepat Puslitbangdiklat LPP
BAB 1
SEJARAH
QUICK COUNT
RRI
Quick count
atau hitung cepat yang diselenggarakan oleh
Puslitbangdiklat LPP
RRI
bukanlah hal baru. Sebelumnya,
RRI
telah melakukan hal itu meskipun menggunakan konsep
yang berbeda, yakni
quick report
. Berbeda dengan
quick
count
,
quick report
merupakan kerja jurnalistik melibatkan
karyawan
RRI
se-Indonesia dibantu oleh kelompok pemerhati
RRI
yang bertindak sebagai relawan yang ditempatkan di
sejumlah TPS berdasarkan
mapping
.
Quick report
(laporan
cepat) ini dalam pelaksanaannya hampir sama dengan
quick
count
baik dalam hal
mapping
TPS amatan maupun sistem
Istilah quick report, awalnya berasal dari ide Direktur Utama waktu itu, Parni Hadi, yang muncul saat pemilihan Rektor UGM. Setelah dilakukan hitung cepat secara sederhana, ternyata hasilnya mendekati hasil resmi. Kemudian, saat
pelaksanaan pemilu 2009, RRI mulai
menyelenggarakan kegiatan quick
report. Istilah ini digunakan untuk untuk menggantikan quick count karena pada saat itu penyelenggaraannya ditangani oleh Direktorat Program dan Produksi, bukan Puslitbangdiklat RRI. Oleh karena itu, istilah quick report dirasa lebih tepat karena mempunyai kaitan langsung dengan kegiatan siaran. Ini sangat berbeda dengan quick count yang lebih menekankan dimensi penghitungan suara secara cepat.
Quick report RRI telah dimulai sejak 2009. Laporan cepat itu dilaksanakan dengan metode survei yang dalam pelaksanaannya dipadukan antara siaran langsung dan laporan perhitungan cepat hasil pemilu tersebut. Quick Report
atau Laporan Cepat mengerahkan 4.700 orang kontributor dari seluruh Indonesia. Dengan metode penelitian kuantitatif, melalui Quick Report, dapat segera diketahui hasil perhitungan suara sementara baik Pemilu Legislatif (Pileg) maupun Pemilu Presiden (Pilpres) yang sebanding dengan lembaga-lembaga survei kenamaan di Indonesia. Bahkan, menurut Niken Widiastuti (saat ini Direktur Utama RRI), laporan cepat yang dilakukan oleh RRI mendekati hasil perolehan suara dari KPU.
Pada waktu itu, Parni Hadi, selaku Direktur Utama, menjanjikan hasil final
quick Report Pilpres 8 Juli 2009 pada pukul 17.00 dari 33 provinsi seluruh Indonesia. Untuk itu, RRI mengerahkan sekitar 4.700 orang kontributor pada
60 wilayah stasiun RRI di seluruh
Indonesia. Direktur Program Produksi, Niken Widiastuti, selaku Penanggung Jawab Tim, pada rapat terakhir 7 Juli
2009, menyatakan bahwa RRI sudah
siap melakukan quick report tersebut. Niken Widiastuti mengatakan bahwa secara teknis pelaksanaan quick report
tidak ada masalah, tetapi kemungkinan adanya hambatan terkait padatnya lalu lintas SMS yang masuk ke pusat data di pusat. Namun, masalah tersebut sudah diantisipasi melalui pengiriman data manual.
Data hasil quick report disiarkan secara langsung oleh Jaringan Berita Nasional, RRI Pro 3. Selain itu, juga dimuat di media nasional bahkan internasional dan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan beberapa TV Swasta melalui running text.
Hasil quick report pemilu legislatif tahun 2009 yang diselenggarakan oleh
RRI mendekati real count KPU dan hasil
5
Tabel 1.1
Data Quick Report Legislatif 2009 RRI dan Lembaga Survei Lainnya
KPU RRI 2009 LP3ES
(80%-RCTI)
1. Demokrat 20,85% 2. Golkar 14,45% 8. Gerindra 4,46% 9. Hanura 3,77% 8. Gerindra: 4,22% 9. Hanura: 3,55% 8. Gerindra: 4,59% 9. Hanura: 3,73%
Niken Widiastuti (Ketua Penyelenggara Quick Report), Parni Hari
Quick Report
Pilpres 2009
Niken Widyastuti, selaku Ketua
Penyelenggara quick report, waktu
itu sebagai Direktur Administrasi dan Keuangan, menjelaskan pengalaman RRI
dalam menyelenggarakan Quick report
Pemilu Legislatif yang telah berhasil memberikan informasi kepada publik tentang hasil pemilu.1 Dalam Quick report Pilpres tersebut, di samping pengiriman melalui SMS, juga dilakukan dengan pengiriman manual yang dilakukan oleh 60 stasiun RRI. RRI melakukan pendataan pada 10.000 TPS yang ada dari 450.000 lebih.
Setelah berhasil dengan Quick report pada Pemilu 9 April 2009, RRI
melakukan Quick report Pilpres 8 Juli 2019. Persiapan dilakukan dengan memantapkan sistem yang digunakan
1 Bochri Rachman http://infosketsa. com/index.php?option=com_
content&view=article&id=555:qr-RRI&catid=914:berita-utama&Itemid=92, 31 May 2009
untuk menjamin pengiriman data langsung dari TPS ke Server Pusat di Jakarta, dan sistem data back up
yang disiapkan untuk mengantisipasi hambatan teknologi. Kedua sistem ini dilakukan secara paralel, yaitu terpusat dan berjenjang.
Untuk menjamin akurasi data dan hasil maksimal yang bisa menggambarkan perolehan suara ketiga pasangan, RRI menyebar wilayah sasaran meliputi seluruh Provinsi, yaitu 33 Provinsi di Indonesia. Dengan demikian, penyebaran wilayah sasaran sangat merata, dan itu berarti bahwa tidak ada daerah provinsi yang tidak tersentuh
quick report RRI. Pendataan dilakukan di 40% kabupaten/kota se-Indonesia yang meliputi 9.555 buah TPS. Untuk melakukan pendataan di TPS, RRI di
7
seluruh Indonesia mengerahkan sekitar 4.777 orang kontributor yang terdiri dari pendengar setia RRI dan sejumlah karyawan RRI. Selain melaporkan data secara cepat tentang hasil sementara perhitungan suara di TPS, para kontributor tersebut juga melaporkan Informasi sekitar peristiwa selama berlangsungnya pemungutan suara.2
Sistem
Quick Report
Pilpres
2009
3Dalam melakukan laporan cepat,
LPP RRI menggunakan operasional
beberapa sistem.
1. Sistem Quick report Pilpres 2009 dilakukan dengan dua sistem secara pararel, yaitu sistem terpusat dan sistem berjenjang. Penggunaan
dual sistem ini dilakukan untuk
mengantisipasi kemungkinan hambatan akibat sangat padatnya lalu lintas SMS .
2. Sistem terpusat, yaitu pengiriman data oleh Kontributor dari TPS
2 diambil dari www.RRI.co.id. 3 Bochri Rachman , op.cit
melalui SMS langsung ke Server Pusat di Jakarta untuk ditabulasi secara langsung .
3. Sistem berjenjang. Kontributor selain mengirim data ke Server Pusat, juga mengirim data melalui SMS ke stasiun RRI setempat
4. Data yang diterima oleh Stasiun
RRI setempat setelah ditabulasi
secara bertahap segera dikirim pada kesempatan pertama ke server Pusat melalui Gmail dengan format Excel.
5. Apabila pengiriman melalui Gmail gagal, maka data dari stasiun RRI
setempat dikirim melalui Fax atau melalui telepon atau alat komunikasi lainnya.
6. Data yang dikirim oleh Stasiun RRI
setempat ke server nasional adalah data hasil update, pada setiap waktu sampai update terakhir .
7. Data dari Stasiun RRI digunakan untuk back up terutama jika sistem SMS terpusat mengalami hambatan serius.
Hasil pemilu menunjukkan kandidat dengan mayoritas suara di masing-masing 33 provinsi di Indonesia.
Megawati Sukarnoputri: merah | Susilo Bambang Yudhoyono: biru | Jusuf Kalla: kuning
Penentuan dan Pemetaan Wilayah
Quick Report
RRI
2009
Untuk mendapatkan hasil yang valid, wilayah amatan juga dipetakan. Sementara untuk stasiun RRI diberi kode. Beberapa prinsip dalam pengambilan wilayah yang menjadi amatan selama
quick report adalah sebagai berikut.
1. Wilayah sasaran quick report adalah seluruh Provinsi di Indonesia atau 33 Provinsi secara keseluruhan. Setiap provinsi dibagi ke dalam 2 wilayah sasaran, yaitu wilayah sasaran utama dan wilayah sasaran penunjang.
2. Wilayah sasaran utama adalah daerah provinsi dengan pemilih paling kurang 2,5 juta jiwa.
3. Wilayah sasaran penyangga adalah daerah provinsi dengan jumlah pemilih di bawah 2,5 juta jiwa.
4. Penentuan wilayah sasaran di daerah kabupaten/kota, kecamatan, dan TPS dilakukan dengan metode proporsional dan sistematis. Dalam hubungan ini, penentuan wilayah sasaran sangat ditentukan secara berurutan mulai dari jumlah pemilih yang paling banyak, peta politik, dan lokasi penyebaran.
5. Wilayah sasaran tidak boleh tertumpuk hanya di basis partai tertentu karena akan merusak prinsip proporsionalitas, dan hasilnya tidak akan mencerminkan keadaan riil di daerah sasaran.
6. Wilayah sasaran tidak boleh berada hanya pada satu daerah tertentu, tetapi penyebarannya dilakukan lebih merata secara proporsional.
7. Untuk menjamin pemerataan secara proporsional, di setiap provinsi dipilih sekurang-kurangnya 40% dari jumlah kabupaten yang ada sebagai daerah sasaran. Untuk wilayah kecamatan sasaran, dipilih minimal 25% dari jumlah seluruh kecamatan di provinsi tersebut. Dengan demikian, sasaran tidak terpusat pada satu kabupaten/ kota atau satu kecamatan saja
8. Penentuan jumlah TPS di setiap kecamatan juga dilakukan secara proporsional dan sistematis agar tidak terpusat di satu desa/kelurahan saja.
Penentuan dan Pemetaan Kontributor
Quick Report
RRI
2009
Setelah melakukan pemetaan dan pemberian kode untuk masing-masing stasiun RRI daerah, langkah berikutnya adalah memilih kontributor. Beberapa prinsip untuk rekrutmen kontributor dan pemetaan kontributor adalah sebagai berikut.
Perekrutan Kontributor
Tabel 1.2
Wilayah Sasaran Utama QR, Terdiri 17 Provinsi dengan Jumlah Pemilih, Jumlah TPS, Jumlah TPS Sasaran, dan Jumlah Kontributor Tiap Provinsi
No Provinsi Pemilih TPS TPS sasaran Kontributor 1 DKI Jakarta 7.010.526 24.214 365 182 2 Jawa Barat 29.030.011 83.318 1.500 750 3 Jawa Tengah 26.220.227 90.281 1.550 775 4 Jawa Timur 29.294.127 80.196 1.500 750 5 Banten 6.567.658 17.320 259 130 6 Bali 2.666.419 8.401 168 84 7 Sumatera Utara 9.132.184 28.980 500 250 8 Sumatera Selatan 5.146.836 16.017 300 150 9 Lampung 5.378.108 14.767 250 125 10 Sulawesi Selatan 5.627.642 15.615 312 156 11 Nangroe Aceh D 3.003.222 10.271 205 103 12 DI Yogyakarta 2.746.032 7.993 159 80 13 Sumatera Barat 3.144.383 13.404 268 134 14 Riau 3.365.980 11.380 227 114 15 Kalimantan Barat 3.144.537 10.779 215 108 16 NTB 3.128.128 9.927 200 100 17 NTT 2.764.599 12.499 200 100 17 Provinsi 147.370.810 455.475 8.178 4.091
Tabel 1.3
Wilayah Sasaran Penyangga QR, Terdiri 16 Provinsi dengan Jumlah Pemilih, Jumlah TPS , Jumlah TPS Sasaran, dan Jumlah Kontributor Tiap Provinsi
No Provinsi Pemilih Jumlah TPS TPS Sasaran Kontributor
1. Papua 2.190.516 6.569 98 49
2 Kaltim 2.370.873 7.389 110 55
3 Kalsel 2.461.068 8.246 124 62
4 Jambi 2.091.673 7.397 110 55
5 Kalteng 1.495.635 5.052 100 50
6 Bengkulu 1.209.052 4.011 100 50
7 Sulut 1.667.500 4.954 100 50
8 Sulawesi Tengah 1.636.732 5.349 100 50
9 Maluku 1.016.088 3.535 75 38
10 Kep. Riau 1.045.329 3.269 75 38
11 Sulawesi Tenggara 1.484.636 4.800 75 38 12 Bangka Blitung 782.512 2.512 75 38
13 Sulawesi Barat 746.862 2543 75 38
14 Gorontalo 687.863 2231 60 30
15 Maluku Utara 692.239 2054 50 25
16 Papua Barat 509.580 2071 50 25
67.982 1.377 688
2. Seorang kontributor bertugas pada 2 buah TPS, dan berkewajiban mengirim hasil perhitungan suara itu ke server nasional di Jakarta dan ke stasiun RRI
setempat.
3. Mekanisme dan teknis pengiriman data dari TPS ke stasiun RRI setempat diserahkan sepenuhnya kepada Kepala
RRI yang bersangkutan.
4. Jika jumlah TPS sasaran 2% sampai 3% dari seluruh TPS di setiap Provinsi maka jumlah TPS sasaran adalah 9.555 TPS. Dengan demikian, jumlah kontributor yang diperlukan adalah 9.555 : 2 orang = 4.779 orang Kontributor.
5. Para Kontributor terdiri dari Karyawan
RRI, pemerhati RRI, para mahasiswa, dan pendengar setia RRI setempat.
6. Persyaratan seorang Kontributor di antaranya adalah sebagai berikut. a. Memiliki HP yang memenuhi syarat b. Memahami cara penggunaan HP c. Pendengar setia RRI
d. Dapat dipercaya, jujur, netral (bukan Partisan)
e. Berpendidikan setidak-tidaknya SLTP dan bertanggung jawab
f. Beralamat dekat dengan TPS tempat ia bertugas
g. Bersedia menerima imbalan sesuai dengan anggaran yang tersedia untuk QR Pilpres
7. Di antara kontributor yang berjumlah 8 hingga 12 kontributor, ditunjuk seorang yang berasal dari karyawan RRI sebagai Koordinator lapangan merangkap kontributor (Korlap).
8. Selain bertugas mengirim data hasil perhitungan suara Pilpres, kontributor juga bertugas mengirim informasi tentang kejadian penting melalui SMS ke Puspem dan Stasiun RRI setempat pada kesempatan pertama.
9. Korlap bertugas mengkoordinasikan para kontributor, memberikan
arahan dan membantu kontributor menyelesaikan hambatan, melakukan komunikasi dengan tim di Stasiun RRI dan Tim Nasional.
10. Dalam kondisi darurat karena pengiriman SMS ke Server Nasional dan Stasiun RRI gagal, Korlap segera menghimpun data dari para kontributor di bawahnya untuk selanjutnya diteruskan ke stasiun RRI setempat .
11. Dalam proses rekruitmen kontributor, hal-hal pokok yang harus dipertimbangkan bahwa kontributor harus mempunyai identitas yang jelas, yaitu Nama, Alamat, Nomor HP, jenis HP, pendidikan dan pekerjaan.
Untuk pemetaan kontributor/ korlap, beberapa hal pokok yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut. 1. Pemetaan kontributor/korlap mutlak
dan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan Quick report Pilpres 2009. Tanpa pemetaan, besar kemungkinan pengiriman data melalui SMS akan terhambat dan data akan tidak akurat. 2. Pemetaan kontributor/korlap harus
dilakukan dengan cermat dan rinci pada setiap provinsi, kabupaten, kecamatan dan TPS sasaran. Dengan demikian, selain nama dan identitas Kontributor, harus jelas no HP, alamat penugasan (Kabupaten, Kecamatan, dan Nomor TPS serta kode RRI setempat)
3. Dua TPS di mana seorang kontributor bertugas diupayakan berdekatan sehingga menunjang kelancaran tugas pendataan dan pengiriman data melalui SMS.
11
Mekanisme Pengiriman Data
Quick Report
2009
Langkah berikutnya yang tidak kalah penting dalam proses quick report
setelah menentukan wilayah amatan dan kontributor, adalah tata cara pengiriman data ke pusat. Ini penting karena sebaik apapun penentuan wilayah amatan dan pemetaan kontributor dilakukan, tapi jika proses pengiriman data bermasalah maka hasilnya tidak akan valid. Beberapa prinsip dalam pengiriman data adalah sebagai berikut.
1. Dalam pengiriman data dari TPS ke server pusat, kontributor hanya menggunakan kode RRI yang telah ditetapkan Jakarta dan Kode Pos Kecamatan tempat TPS berada.
2. Data yang dikirim adalah data akhir perhitungan suara di TPS sasaran melalui SMS sesuai petunjuk teknis. 3. Data dikirim secara terpusat, dari TPS
langsung ke server nasional di Jakarta dan ke Stasiun RRI setempat sebagai data cadangan.
4. Data yang diterima oleh server nasional dari para kontributor harus segera ditabulasi untuk diumumkan kepada publik pada kesempatan pertama. 5. Data cadangan yang dikirim kontributor
ke stasiun RRI setempat harus segera ditabulasi agar bisa segera dikirim apabila diminta Jakarta dan bahan siaran lokal.
6. Kontributor tidak diperkenankan menggabungkan hasil perhitungan suara dari beberapa TPS dalam pengiriman karena akan memperlambat proses pengiriman data. Jadi, setiap hasil perhitungan di satu TPS harus segera dikirim melalui SMS
7. Penggabungan data TPS dibolehkan apabila terjadi hambatan pengiriman SMS oleh seseorang atau lebih kontributor. Jika hal ini terjadi maka data yang ada digabung oleh korlap atau kontributor lain lalu dikirim ke server nasional dan stasiun RRI setempat. 8. Untuk keperluan siaran lokal di tingkat
provinsi, Stasiun RRI di kabupaten/kota diharuskan mengirim data ke RRI di Ibu Kota Provinsi yang bersangkutan. 9. Apabila terjadi hambatan pengiriman
SMS yang tidak bisa diatasi, maka korlap segera mengambil langkah-langkah menghimpun data dari kontributor untuk diteruskan ke Stasiun RRI
setempat baik dengan SMS atau dengan cara lain seperti telp, fax, ataupun fasilitas ORARI. Ini dimungkinkan sebab setiap 10 Kontributor ada 1 Korlap. 10. Pengiriman data hasil perhitungan
suara Pilpres, dimulai dari wilayah timur Indonesia, dilanjutkan ke wilayah tengah dan barat. Dengan demikian, begitu selesai perhitungan suara RRI
pada kesempatan pertama, sudah bisa diumumkan hasil quick report tahap awal.
Hasil Pemilu Presiden-Wakil
Presiden 2009
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2009 (biasa disingkat Pilpres 2009) diselenggarakan pada 8 Juli 2009. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.
Pada hari Sabtu, 25 Juli 2009, KPU menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pilpres 2009 yang telah diselenggarakan pada 22 - 23 Juli 2009. Hasil Pilpres 2009 berdasarkan penetapan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Hasil Perhitungan KPU pada Pilpres 2009
NO. Pasangan Calon Jumlah Suara Persentase
1 Megawati-Prabowo 32.548.105 26,79%
2 SBY-Boediono 73.874.562 60,80%
3 JK-Wiranto 15.081.814 12,41%
Jumlah 121.504.481 100,00%
Jumlah suara sah 121.504.481
Jumlah suara tidak sah 6.479.174
BAB 2
MENGUAK
QUICK COUNT
PUSLITBANGDIKLAT LPP
RRI
2014
RRI
sebagai lembaga penyiaran publik mempunyai komitmen
yang kuat untuk berpartisipasi dalam menyukseskan
pesta demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Oleh
karena itu,
RRI
mencanangkan diri sebagai Radio Pemilu
2014 yang independen, netral dan berimbang dengan
tagline
“Pemilih Cerdas Pemilu Berkualitas”. Melalui Rapat
dengar Pendapat pada September 2013, Komisi 1 DPR RI
menetapkan
RRI
sebagai Media Utama Pemilu 2014. Dalam
rangka Jambore Siaran Nasional, April 2013, Direktur Utama
RRI
, Niken Widiastuti, melakukan penandatanganan MoU
dengan Ketua Komisi Pemilihan Umum, Husni Kamil Malik,
terkait nota kesepahaman antara KPU dan LPP
RRI
tentang
kerja sama sosialisasi dan informasi tentang pemilihan
umum tahun 2014. Dalam nota kesepahaman disebutkan
penyediaan beragam informasi aktual tentang Pemilu 2014
.
Juga disebutkan pihak
RRI
menyiapkan dan melaksanakan
kegiatan lain dalam rangka mendukung Pemilu Tahun 2014
yang disepakati oleh para pihak
. Selanjutnya menjadi
RRI
Sebagai Radio Pemilu, RRI
mempunyai peran penting dalam memberikan informasi dan pendidikan politik bagi masyarakat khususnya pemilih pemula, kontrol sosial, sosialisasi perundangan dan sosialisasi tahapan mekanisme Pemilu. Selain itu, ikut menjaga perdamaian dan penyelenggaraan laporan cepat serta perhitungan cepat (Quick count) sesuai dengan Nota Kesepahaman bersama Komisi Pemilihan Umum RI dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia, Nomor 10/KB/ KPU/2013 dan Nomor 744/DU/04/2013 tentang Sosialisasi dan Informasi Pemilihan Umum Tahun 2014.
Jika pada Pemilu 2009 RRI
menyelenggarakan quick report, maka pada 2014, RRI menyelenggarakan Quick count yang ditangani langsung oleh Puslitbangdiklat RRI. Sesuai peraturan bahwa lembaga survei penyelenggara
quick count harus mendaftarkan ke KPU, maka Puslitbangdiklat pun mendaftarkan diri, dan mendapat izin dari KPU melalui sertifikat Nomor 035/LS-LHC/KPU-RI/II/2014 pada bulan Februari 2014. Quick count tersebut bebas dari pengaruh pihak luar karena seluruh pembiayaan menggunakan anggaran Puslitbangdiklat RRI.
Tujuan quick count yang
diselenggarakan oleh Puslitbangdiklat LPP RRI tersebut adalah dalam rangka (1) mengembangkan peran RRI dalam proses pemilihan umum di Indonesia;
(2) meningkatkan kredibilitas RRI
sebagai Lembaga Penyiaran Publik; (3) menyediakan data pembanding bagi
lembaga penyelenggara Quick count
yang telah telah ada, terutama dalam
konteks independensi RRI sebagai
Lembaga Penyiaran Publik.
RRI menyadari bahwa
penyelenggaraan hitung cepat tidak bisa dilakukan secara serampangan. Sebaliknya, harus dilakukan dengan hati-hati karena beragam alasan. Pertama, hasil hitung cepat Puslitbangdiklat
LPP RRI akan disiarkan ke seluruh
Indonesia, dan karenanya akan menentukan kredibilitas RRI. Kedua, hitung cepat itu akan memengaruhi persepsi masyarakat dalam melihat hasil pemilu. Oleh karenanya, harus dikerjakan dengan metode yang benar, yang bisa dipertanggungjawabkan kepada segenap warga negara. Untuk itu, sebelum menyelenggarakan hitung cepat baik untuk pemilu legislatif maupun
presiden, RRI menyelenggarakan
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memantapkan pelaksanaan hitung cepat Puslitbangdiklat LPP RRI.
Puslitbangdiklat LPP
RRI
sebagai Penyelanggara
Quick
Count
2014
15
Erna selaku Kapuslitbangdiklat RRI, dan Sekretaris Sofrani Razak. Anggota komisi diantaranya Jodi Purgito, Yustinus Joko Setyono, M. Natsir Haruna, Fery Tobing, Melkias Mansoben, Widie Kurniawan, dan Ahmad Rodwan. Rekomendasi Komisi Khusus tersebut pertama adalah tersusunnya konsep
dan rancangan program quick count
RRI. Quick count RRI 2014 dilaksanakan secara swakelola oleh Puslitbangdiklat
RRI dengan melibatkan 67 satuan kerja. Kedua, kesepakatan metode yang dipergunakan adalah metode stratified random sampling menggunakan survei secara langsung mengirimkan data ke pusat data di Jakara. Kriterianya, sampel 3% dari populasi (TPS) dengan margin
maksimal 1%. Puslitbangdiklat agar menetapkan metodologi proportional stratified sampling; Melakukan pendaftaran metodologi Quick count
RRI ke KPU. Dan menetapkan jumlah
sampel terpilih, jumlah enumerator dan supervisor. Selanjutnya Puslitbangdiklat agar membentuk kepanitiaan dengan Supervisi Direksi, terutama Dir PP dan TMB.
Rekomendasi Komisi khusus tersebut juga berisi amanat Direksi
bahwa penyelenggaraan quick count
2014 adalah Puslitbangdiklat selaku
leading sector dan Dit Teknologi Media Baru sebagai pendukung sarana IT. Maka segala sesuatu yang berhubungan dengan quick count dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan dilakukan oleh Tim Puslitbangdiklat bersama Tim Dit TMB.
Merancang Anggaran yang
Disesuaikan dengan RKAL
Penyusunan anggaran diseleng-garakan oleh Direktorat Keuangan di Hotel Green Bogor, 6-7 November 2014. Penyusunan anggaran tersebut dihadiri oleh seluruh jajaran direksi. Dari Puslitbangdiklat sendiri, yang hadir waktu itu adalah saya sendiri (Agus Sukoyo selaku Kabid Litbang) beserta Kasi Litbang Program Produksi, Diran Manumayasa. Hasil kerja di Bogor tersebut menghasilkan draf rancangan anggaran yang masih tahap awal.
Untuk Penyesuaian Rancangan Anggaran dan TOR yang dilimpahkan ke Puslitbangdiklat oleh Direktur Utama, tidak semudah yang dibayangkan. Ini karena Rancangan Anggaran kegiatan harus masuk menjadi Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL). Maka, pada tanggal 17 Desember 2013, diadakan rapat khusus dengan Dit Keuangan. Hadir dalam rapat itu dari pihak Puslitbangdiklat adalah Agus Sukoyo (Kepala Bdang Litbang), Iwan Martono (Bendahara Puslitbangdiklat), Diran (Kepala Seksi Litbang Program Produksi Puslitbangdiklat), dan Syarifudin (mewakili Direktorat Anggaran Dir Keu). Hasil pertemuan tersebut adalah perencanaan quick count
yang harus disesuaikan untuk masuk RKAKL Puslitbangdiklat RRI.
Selanjutnya, pada tanggal
26 Desember 2013, juga dilakukan
tiga butir kegiatan yang dirancang dalam rangka pemilu yang secara operasional dilaksanakan oleh Puslitbangdiklat RRI, yaitu sebagai berikut.
1. Penelitian Prapemilu, dengan
judul penelitian “Harapan Publik terhadap RRI untuk Siaran Pemilu 2014.”4
Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi masyarakat mengenai pemilu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait pemilu, kriteria masyarakat terkait anggota legislatif-eksekutif yang diharapkan masyarakat, dan kebutuhan siaran terkait Pemilu 2014.
Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan masukan bagi RRI mengenai program siaran yang dibutuhkan masyarakat dalam konteks Pemilu 2014. Tidak hanya itu, hasil-hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan rekomendasi bagi RRI dalam melakukan pendidikan politik dan mencerdaskan pemilih. Dalam arti yang lebih luas, siaran
Pemilu RRI perlu menginspirasi dan
menavigasi masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas, santun dan bermartabat dalam berpolitik.
Penelitian ini dilakukan di sembilan kota, yaitu Surabaya, Banjarmasin, Jayapura, Bandar Lampung, Cirebon, Sorong, Tanjung Pinang, Mataram, dan Biak. Penyajian data hasil penelitian ini bisa dilihat dalam bab hasil penelitian.
4 Hasil penelitian Pra Pemilu disusun dalam buku tersendiri dengan judul: Harapan Publik terhadap Siaran Pemilu RRI, sebagai bahan acuan siaran pemilu RRI tahun 2014. Dalam buku ini dimuat sebagai tinjauan hasil survei dalam bab 5.
2. Quick count Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 20145.
Seperti telah disampaikan pada bagian sebelumnya, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai diselenggarakannya
quick count ini. Pertama, mendorong keterlibatan lebih luas RRI dalam proses pemilihan umum di Indonesia. Kedua, meningkatkan kredibilitas RRI sebagai lembaga penyiaran publik dengan memberdayakan Pustlitbang. Ketiga, menyediakan pembanding dari beragam
quick count yang telah ada, terutama dalam konteks independensi RRI sebagai lembaga penyiaran publik.
3. Penelitian Evaluasi Dampak Siaran Pemilu 20146
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak siaran pemilu
yang diselenggarakan RRI dalam
meningkatkan pengetahuan dan partisipasi pemilih pada tahun 2014. Penelitian juga dilakukan dalam rangka mencari tahu dampak-dampak siaran pemilu RRI pada lembaga penyelenggara pemilu atau komunitas. Lokus penelitian adalah RRI Surabaya, Bandar Lampung, Banjarmasin, Biak, Jayapura, dan Mataram. Laporan penelitian dampak ini juga dibukukan tersendiri.
5 Kegiatan kedua, hasilnya dimuat di Bab 3 tentang menguak dapur quick count RRI
6 Hasil penelitian dibuat buku tersendiri dan tinjuan hasil survei di muat di bagian akhir buku ini.
17
Rancangan
Quick Count
RRI
Untuk menindaklanjuti keputusan akhir tahun yang menetapkan Puslitbangdiklat RRI sebagai penye-lenggara hitung cepat, Puslitbangdiklat harus menyelesaikan tiga tahap yang krusial, yakni menetapkan metode
quick count, menentukan sampling, dan mendaftarkan metode yang digunakan kepada KPU. Untuk menjamin akurasi hitung cepat, metode yang digunakan
adalah stratified random sampling.
Sampel yang diambil sebesar 3% dari
Populasi (TPS) dengan margin error
1%. Selanjutnya, ditetapkan jumlah
enumerator dan supervisor. Keseluruhan kegiatan tersebut harus selesai pada bulan Desember 2013. Supervisi dari Direktorat Program dan Produksi (PP) dan Teknologi dan Media Baru (TMB). Rapat awal diselenggarakan di Pustlitbangdiklat LPP RRI untuk pembentukan Tim Quick count yang dipimpin langsung oleh Kapuslitbangdiklat LPP RRI waktu itu, Awanda Erna. Hadir dalam rapat tersebut di antaranya Agus Sukoyo, Diran, Beny, Ariza Dingga (Litbang); Leo Saefudin, Asep Sugiantoro (Diklat); Andi Permadi, Bugi Hidayat, dan Izul (TMB); dan Widi Kurniawan (Pusat Pemberitaan).
»
«
Rapat Pertama Persiapan Quick count 22 Desember 2013 di Puslitbangdiklat RRI, Jl. Radio Dalam Raya No 4 Kebayoran Baru Jakarta SelatanAwanda Erna, Hendrasmo, Widi Kurniawan, dan Agus Sukoyo Serius Merancang Quick count
Agar Sukses (Dokumentasi Puslitangdiklat LPP RRI).
at Pertama Persiapan 22 Desember 2013 di Puslitbangd
Sosialisasi
Quick Count
RRI
Sosialisasi dimaksudkan agar Kepala Satuan Kerja (satker) memilliki pemahaman yang sama tentang beragam persoalan terkait penyelenggaraan hitung cepat. Ini karena posisi satker di daerah sangat penting dalam mendukung berhasil tidaknya hitung cepat Puslitbangdiklat LPP RRI. Sosialisasi mencakup delapan hal pokok, yakni (1) kualifikasi enumerator yang direkrut; (2) sistem peralatan yang digunakan; (3) besaran honorarium survei (enumerator dan supervisor); (4) menetapkan enumerator dan supervisor oleh Satker; (5) melakukan pelatihan survei (satker); (6) melakukan Simulasi infrastruktur oleh survei; (7) menentukan system peralatan yang digunakan; dan (8) distribusi pembayaran honorarium enumerator dan supervisor ke Satker
Target pelaksanaan sosialisasi adalah bulan Januari-Maret 2014. Sosialisasi dilaksanakan oleh Kapuslitbangdiklat, Kepala Satker, dan Direktorat TMB. Sesuai amanat direksi,
penyelenggaraan quick count 2014
adalah Puslitbangdiklat selaku leading sector dan Dit Teknologi Media Baru sebagai pendukung sarana teknologi
informasi. Oleh karena itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan quick count
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan dilakukan oleh Tim Puslitbangdiklat bersama Tim Dit TMB.
Teknologi memegang peran penting karena perhitungan suara di tiap TPS akan dikirimkan melalui teknologi komunikasi berbasis aplikasi android guna menjamin kecepatan dan ketepatan pengiriman data. Untuk itu, segera setetah rapat kerja yang dilakukan oleh Puslitbangdiklat dan Dit TMB, maka langkah-langkah segera
diambil. Pertama, mempersiapkan
metode dan mempersiapkan desain infrastruktur. Kedua, menentukan total sampel TPS di 33 Provinsi ~ stasiun RRI se-Indonesia. Ketiga, melakukan penelitian pendahuluan (ekspektasi publik) dan melaksanakan pelatihan bagi Enumerator
dan Supervisor. Kepala Stasiun RRI
19
Penyelenggaraan
Quick Count
Pemilu Legislatif 2014
Untuk mematangkan persiapan
quick count pemilu legislatif 2014, pada 23 Desember 2013 di Ruang Rapat Direktur Utama RRI, dilakukan rapat
yang berlangsung dua tahap. Tahap
pertama dihadiri oleh Direktur TMB RRI
(Rohanudin), Hendrasmo (Konsultan), Setia Darma (Konsultan), Agus Sukoyo, Permadi K. Wulan, Lina Rossini, Beni Rustam, M. Hudri, Ariza D., Dani P. Sazli, Victor, Asep Sugiantoro, dan Sandi Inanda. Ada empat poin penting hasil rapat di ruang Dirut tersebut, yakni sebagai berikut.
8 Data wilayah 23 provinsi sesuai
contoh yang disampaikan oleh Hendrasmo selaku konsultan
8 Menentukan TPS amatan/target
sampel pendataan TPS, yang harus selesai akhir Januari 2014.
8 Sistem Rekruitmen 2000 relawan
yang harus selesai akhir Februari 2014
8 Workshop Nasional dengan
peserta 23 korwil di Jakarta yang harus sudah dikerjakan pada awal Maret 2014.
Tahap kedua merupakan rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Dirut RRI (Niken Widiastuti). Peserta rapat adalah Hendrasmo dan Darma (keduanya konsultan), Agus Sukoyo (Kepala Bidang Litbang), dan Permadi Kencono Wulan (tim IT). Beberapa hasil poin rapat adalah sebagai berikut.
8 Berdasarkan hasil rapat pertama,
Dirut mengintruksikan agar
Rencana Anggaran quick count
segera direvisi disesuaikan dengan metode pelaksanaan hasil rapat pertama. Pekerjaan ini harus sudah selesai awal Januari 2014.
8 Segera disusun kepanitiaan
sesuai hasil rapat. Panitia tersebut harus sudah terbentuk pada awal Januari 2014.
8 Agar diadakan kerja sama dengan
media dalam bentuk konferensi pers quick count tersendiri.
8 Agar dibuat surat/konsep untuk
kerja sama dengan media elektronik, cetak, online (TVRI, Metro TV, dan TV One tentang tayangan running text).
8 Data wilayah harus disesuaikan
dengan data base KPU, yaitu 33 provinsi. Sehubungan dengan itu, yang sebelumnya Korlap dirancang 23 wilayah (acuan dari konsultan), diubah menjadi 66 korlap sesuai dengan keberadaan
RRI di seluruh Indonesia.
8 Menentukan TPS amatan/target
sampel pendataan TPS. TPS amatan harus sudah didata pada akhir Januari 2014.
8 Sistem rekruitmen 2000 relawan,
yang harus sudah dibuat setidaknya akhir Februari 2014
8 Workshop nasional dengan
RRI dan Koordinator lapangan di Jakarta. Workshop ini harus sudah diselenggarakan awal Maret 2014.
8 Hasil quick count harus lebih cepat daripada media/lembaga quick count lainnya.
8 Ada buku laporan quick count.
8 Menyampaikan surat ijin ke
KPU. Dalam surat ijin tersebut,
harus disampaikan alasan RRI
melaksanakan quick count, tingkat netralitas, sumber pembiayaan
APBN, metode quick count,
dan tim pelaksana. Sumber pendanaan perlu dicantumkan untuk lebih menjamin netralitas
quick count yang diselenggarakan oleh Puslitbangdiklat LPP RRI.
8 Perlu direncanakan media
center. Untuk itu, perlu dibahas kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan. Jaringan juga perlu diperhatikan.
8 Puslitbangdiklat LPP RRI
seyogianya menjalin kerja sama dengan Telkom dengan shortcode
4 digit GSM agar akses lebih cepat.
8 Perlu segera dibuat time schedule
mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
8 SOP perlu dibuat dengan jelas
sehingga seluruh pihak yang terlibat dalam proses quick count
mengetahui tugasnya masing-masing.
Pengurusan Izin ke KPU
Pengurusan izin ke KPU dilakukan untuk mendapatkan sertifikat sebagai lembaga yang berhak menyelenggarakan
survei dan quick count. Pengurusan
ini dilakukan pada awal Januari 2014. Untuk itu, Agus Sukoyo, Diran, dan Asep Sugiantoro beberapa kali ke kantor KPU. Saat pertama bertemu dengan salah seorang anggota komisioner KPU, Sigit Pamungkas, dijelaskan bahwa pengurusan ijin itu perlu persyaratan yang harus dilengkapi. Syarat yang dimaksud di antaranya adalah Akta Notaris pendirian lembaga/
badan hukum lembaga, curriculum
vitae pimpinan lembaga, pernyataan pimpinan lembaga, serta menyertakan TOR penyelenggaraan survei dan quick count, dan lain-lain persyaratan sesuai ketentuan dari KPU. Termasuk dalam ketentuan lainnya ini, misalnya, susunan kepengurusan, surat keterangan domisili dari kelurahan/pemerintahan desa atau instansi pemerintahan setempat, pas dan foto berwarna lembaga 4x6 sebanyak empat lembar.
21
lain cara pengambilan data (sampling), sumber dana, jumlah responden, tanggal dan tempat pelaksanaan survei atau
quick count.
Pada pertemuan kedua dan ketiga, Agus Sukoyo dan Diran menyerahkan persyaratan dimaksud, diterima langsung oleh staf sekretariat KPU. Untuk menemui pimpinan KPU, waktu itu, sangat sulit karena kesibukan mereka. Berkat bantuan reporter Pro 3 yang bertugas di KPU, pada tanggal 22 Pebruari 2014, Agus Sukoyo ditemani Ariza Dingga berhasil bertemu dengan Wakil Ketua KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah. Menurut Ferry, sebetulnya, sertifikat itu sudah jadi, tapi akan diserahkan secara resmi pada acara Launching & Sarasehan dengan Lembaga Pemantau, Lembaga Survei, dan Lembaga Hitung Cepat pada tanggal 29 Maret 2014 di Ruang Sidang Lantai II KPU, Jl. Imam Bonjol No. 29, Jakarta.
Sertifikat Lembaga Survei dan Hitung Cepat Nomor 035/LS-LHC/KPU-RI/II/2014 dari Komisi Pemilihan Umum RI yang ditandatangi oleh Ketua KPU, Husni Kamil Manik, bahwa Puslitbangdiklat
RRI sebagai Penyelenggara Survei dan
Hitung Cepat (Quick count) Pemilu
Presiden Tahun 2014 pada akhirnya memang diserahkan langsung kepada
RRI. Dengan demikian, Puslitbangdiklat
LPP RRI mempunyai legalitas hukum
untuk menyelenggarakan hitung cepat baik pada masa pemilu legislatif maupun eksekutif. Secara resmi, sertifikat itu diserahkan oleh Ketua LPU Husni Kamil Manik dalam Launching & Sarasehan dengan Lembaga Pemantau, Lembaga Survei dan Lembaga Hitung Cepat.
Menyelenggarakan
Workshop
Sebelum workshop dilakukan,
disusun terlebih dahulu draf juknis quick count oleh Tim Penyusun yang dipimpin oleh Penanggung Jawab quick count, Sutrisno Santoso (Kepala Puslitbangdiklat
RRI), Hendrasmo, Setia Darma, Agus
Sukoyo, dan Permadi Kencono Wulan (kontributor materi).
Draf kemudian dirapikan oleh tim kecil yang terdiri dari Agus Sukoyo, Diran Manumayasa, dan Asep Sugiantoro. Draf
juknis quick count tersebut memuat
mapping TPS Amatan, desain sistem IT quick count, serta susunan panitia pusat dan daerah. Draf juknis quick count tersebut yang rencananya akan disampaikan dalam workshop nasional untuk dibahas dan disempurnakan. Workhsop ini dilakukan sebanyak dua kali, yakni workshop nasional yang diikuti semua koordinator lapangan (workshop
nasional), dan workshop daerah
yang dilakukan oleh masing-masing koordinator lapangan dengan peserta relawan.
Workshop
Nasional
Quick Count
Legislatif
Workshop nasional pertama diselenggarakan di Gedung Bina Profesi Bagian Umum Direktorat
SDM dan Umum RRI, Jl. Antena III
Validasi Mapping TPS amatan, dan Penyempurnaan Petunjuk Teknis Quick Count RRI dan Aplikasi berbasis Android.
Workshop nasional tersebut diikuti oleh perwakilan RRI se-Indonesia, yang terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kepala Stasiun) dan koordinator lapangan. Kepala Satker RRI menjadi penanggung jawab pelaksanaan quick count di daerah, dan diharuskan hadir mengikuti workshop
dengan menyertakan 1 (satu) orang yang akan bertindak sebagai Koordinator Lapangan (Korlap) di wilayah sampling quick count. Koordinator Lapangan (Korlap) adalah pejabat struktural atau nonstruktural RRI setempat yang bertanggung jawab untuk melakukan rekrutmen relawan di daerah. Syarat-syarat sebagai relawan ditetapkan sebagai berikut.
8 Pejabat Struktural atau
Non-struktural RRI setempat.
8 Mampu dan bertanggung jawab
melakukan rekruitmen relawan di daerah.
8 Komunikatif memiliki jiwa
leadership.
8 Mengerti dan mampu serta
terampil menggunakan teknologi informasi (IT).
8 Mampu mengajar (transfer ilmu,
terutama terkait quick count).
8 Koordinator lapangan harus
mampu mengirim isi berita/ peristiwa pemilu di lokus via sms.
8 Membawa handphone
smart-phone/Android
8 Peserta workshop tidak boleh
melimpahkan tugas pada orang lain.
Workshop tahap pertama ini menghasilkan empat hal pokok, yakni berhasil disempurnakannya Petunjuk Teknis Quick count Pemilu 2014 RRI, pembagian tugas Korlap seluruh Indonesia, terbentuknya Tim Quick Count
Pusat (Media Center) dan Tim Quick Count
Daerah (koordinator lapangan/korlap di 66 satker) serta verifikasi data TPS amatan.
Niken Widiastuti (Direktur Utama RRI) dalam sambutan pembukaan workshop nasional QCRRI “quick count
(hitung cepat) berbasis riset dan secure IT system…”
23
Dalam sambutan pembukaan
workshop, Direktur Utama LPP RRI, Niken Widiastuti, mengemukakan bahwa program ini merupakan kebijakan lembaga penyiaran publik, RRI sebagai Radio Pemilu. Oleh karena itu, diperlukan perubahan mind set bagi penyelenggara siaran. Menurut Niken Widiastuti, tahun 2009, RRI menyelenggarakan quick report (laporan cepat) berbasis riset dan
unsecure IT system karena saat itu masih
mengandalkan pengiriman data via SMS. Pada pemilu 2014, RRI menyelenggarakan
quick count (hitung cepat) berbasis riset dan secure IT system karena pengiriman data dilakukan dengan menggunakan aplikasi android yang dirancang secara khusus untuk kebutuhan quick countRRI.
Terkait anggaran, Direktur
Keuangan RRI, Anhar Achmad,
anggaran quick count sudah diserahkan sepenuhnya kepada Puslitbangdiklat
Anhar Achmad (Direktur Keuangan
RRI) …“pentingnya pertanggungjawaban bidang anggaran, harus tersistem dengan baik”. (Dokumentasi Puslitbangdiklat LPP RRI) Kabul Budiono
yang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin, termasuk distribusinya ke daerah sebagai pelaksana quick count
di wilayah berdasarkan TPS amatan. Pada kesempatan itu, Anhar juga mengingatkan agar penggunaan anggaran quick count harus tersistem dengan baik. Pertanggungjawaban bidang anggaran harus disepakati sistem pemanfaatan dan pelaporannya sehingga sukses pelaksanaan juga harus dibarengi sukses dalam melaporkan pertanggungjawaban anggaran.
Seperti telah disampaikan pada bagian sebelumnya, penyelenggaraan
quick count ini tidak bisa dilepaskan
dari bagian RRI sebagai lembaga
penyiaran publik yang bisnis utamanya adalah bidang siaran. Terkait dengan hal itu, Kabul Budiono, selaku Direktur Program Produksi, menegaskan bahwa
pengejawantahan visi RRI sebagai
lembaga penyiaran publik harus menjunjung tinggi independensi. RRI
telah menandatangani kerja sama dan
menjadi media partner resmi Komisi
Pemilihan Umum (KPU) mengenai radio pemilu, maka, menurut Kabul Budiono,
RRI harus mampu menjadi rujukan. Nota kesepahaman dan sertifikat KPU menjadi modal bagi seluruh penyelenggara siaran
RRI dan pelaksana quick count 2014 untuk menunjukkan diri sebagai media rujukan pemilu. Dalam kaitan ini, Kabul Budiono, menyatakan sebagai berikut.
Sejak awal, saya memang
mengusulkan agar
pelaksana
quick count
adalah Puslitbangdiklat
RRI
. Mengapa? Pertama,
sesuai tupoksi. Kedua, agar
teman-teman pemberitaan
dan siaran konsentrasi
dengan tugasnya. Ketiga,
untuk mempertahankan
argumentasi. Saya
juga menegaskan agar
sebutannya,
quick count
bukan
quick report
. Ini
agar jelas dan tegas karena
dalam kegiatan riset yang
dikenal
quick count
, bukan
quick report.
Menurut Kabul Budiono, pada awalnya, memang muncul perdebatan baik mengenai Puslitbangdiklat sebagai pelaksana maupun dalam penyebutan
quick count. Namun, keputusan Puslitbangdiklat sebagai pelaksana
25
Direktur Program Produksi juga mendukung penggunaan Android sebagai sistem transfer data. Dengan ditunjuknya Puslitbangdiklat sebagai
penyelenggara quick count, RRI
mempunyai jawaban yang lugas dan jelas. Kabul Budiono memprediksi bahwa jika nanti muncul kontroversi dan pertanyaan “Mengapa RRI menyelenggarakan Quick count? Maka jawabannya lugas dan jelas. RRI punya juga lembaga riset yang mendapat akreditasi dari KPU,” demikian tegasnya.
Akhirnya, keberhasilan penye-lenggaraan quick count Puslitbangdiklat LPP RRI, tidak akan bisa dilepaskan oleh komitmen para relawan yang sebagian besar diambil dari kalangan internal RRI. Ada anggaran, ada rencana dan konsep yang bagus, tapi quick count RRI bisa gagal di tengah jalan jika sumber daya yang berada di balik penyelenggaraan itu tidak cakap dan mempunyai komitmen rendah. Oleh karena itu, Sutrisno Santoso, Kepala Puslitbangdiklat dan sekaligus bertindak sebagai penanggung jawab
quick count, menegaskan pentingnya
komitmen relawan, korlap, dan kasatker dalam pelaksanaan quick count. Dasar pemikiran ini, menurut Sustrisno, merupakan bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi, menjadi tugas
RRI dalam memberikan inspirasi dan
‘memberi arah’ kepada masyarakat yang perlu diwujudkan tidak hanya melalui siaran RRI, melainkan juga melalui quick count.
Siaran pemilu oleh RRI merupakan
salah satu wujud peran RRI dalam
menumbuhkan kesadaran masyakat menjadi pemilih cerdas, menumbuhkan kesadaran penyelenggara negara yang amanah, mendorong pemangku kebijakan (Pemerintah, DPR, KPU, Bawaslu) untuk bersama-sama menyempurnakan sistem dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Partai Politik dan Pemilu. Komitmen tersebut, menurut Sutrisno Santoso, merupakan ruh kesuksesan yang perlu dibangun sejak awal oleh seluruh peserta workshop.
Sutrisno Santoso (Kepala Puslitbangdiklat) ….”menjadi tugas RRI
dalam menginspirasi dan ‘memberi arah’ kepada masyarakat yang perlu diwujudkan tidak hanya melalui siaran
Agung Prasatya, dkk
Anang, dkk
Arya, dkk
Kendala Teknologi
Pada saat dipaparkan sistem IT yang berbasis aplikasi android, tidak
semua peserta workshop menerima
sistem baru tersebut dengan baik. Mereka mengungkapkan berbagai alasan, misalnya, tentang masih minimnya
relawan yang mempunyai handphone
android dan tidak semua wilayah sudah terjangkau internet. Alasan itu yang cukup beralasan karena dari 66 korlap di seluruh Indonesia yang diundang dalam
workshop nasional tersebut, belum sepenuhnya memahami android.
Keraguan itu sirna setelah dijelaskan betapa mudahnya memainkan aplikasi yang diperkenalkan oleh Andi Permadi dari Tim IT quick count. Semua peserta yang diwajibkan membawa
handphone andorid secara bersama-sama melakukan latihan dan sekaligus uji coba sistem IT. Untuk menepis keraguan itu, Hendrasmo, selaku peneliti utama dalam quick count, tetap mempersiapkan sistem manual handphone nonandroid sebagai salah satu alternatif.
Kesibukan peserta workshop nasional, asyik berlatih mengunakan aplikasi di hp android (dokumentasi Puslitbangdiklat LPP RRI)
27
Andi Permadi, selaku mentor, melatih dan meyakinkan peserta sampai mahir dalam menggunakan aplikasi yang dirancang khusus oleh tim. Mereka secara tekun berlatih menggunakan aplikasi quick count RRI, yang awalnya diragukan. Namun, setelah dicoba bersama-sama, akhirnya, mereka sepakat bahwa android adalah sarana yang handal untuk mengirimkan data terkait
quick count. Setelah semua peserta melakukan praktik pengoperasian hp android dan berhasil, disepakati bahwa android merupakan alternatif yang terbaik.
Dalam workshop yang
berlangsung tiga hari itu, seluruh peserta sepakat berkomitmen melaksanakan tugas nasional dalam mempertaruhkan nama baik lembaga. Quick count harus dilaksanakan oleh semua insan RRI dan harus sukses.
Pada sesi akhir workshop nasional
tersebut, peserta workshop membuat
pernyataan dan rekomendasi yang dirumuskan oleh Biantoro (RRI Surabaya), Apolonius Welly (RRI Pontianak), Ekleopas Ishak N Leo (RRI Kupang), Haris Talamati
(RRI Gorontalo), dan kawan-kawan.
Pernyataan yang mereka namakan Pakta Integritas itu disampaikan
oleh perwakilan peserta workshop
dari Pontianak, Apolonius Welly, dan dilanjutkan yel-yel super tim, “ RRI…., kami bisa. RRI…, pasti bisa. RRI…, luar biasa”. Secara aklamasi, Ekleopas Ishak N. Leo didaulat untuk memimpin peserta menyanyikan yel-yel tersebut.
Workshop nasional itu ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh
Nasrudin (perwakilan RRI Mataram).
Tugas manusia wajib berusaha dengan segala upaya, Allah SWT yang berkenan mengabulkan doa.
Peserta workshop nasional quick count Kepala RRI dan Korlap se-Indonesia (Dokumentasi Puslitbandiklat LPP RRI)
Apalonius Welly membacakan pakta integritas peserta workshop nasional
“ RRI…., kami bisa. RRI…, pasti bisa. RRI…, luar biasa”, dipimpin Ekleopas Ishak N. Leo