• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MERK DAN KUALITAS PRODUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH CITRA MERK DAN KUALITAS PRODUK"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN HANDPHONE SAMSUNG DI BATUAJI BATAM

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan Akuntansi

Disusun oleh :

NINING ERNAWATI

NIM. 11003458

POGRAM STUDI AKUNTANSI

AKADEMI AKUTANSI PERMATA HARAPAN

BATAM

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Citra Merk Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Handphone Samsung Di Batuaji Batam

Oleh : Nining Ernawati Nim : 11003458

Dosen Pembimbing : Bisma Meilana Spd.MM

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Citra Merk dan Kualitas Produk terhadap kepuasan konsumen atas pembelian handphone Samsung di Batuaji Batam. penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswi Akademi Akuntansi permata Harapan Batuaji Batam. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Batuaji Batam yang menggunakan handphone merk samsung, dengan sample yang digunakan sebanyak 30 responden dengan teknik random sampling.Tekhnik pengumpulan data dengan cara skala Likert. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel citra merk terhadap kepuasan konsumen, kualitas produk terhadap kepuasan konsumen, citra merk dan kualitas produk secara bersama sama mempengaruhi kepuasan konsumen atas pembelian handphone samsung di Batuaji Batam.

Kata Kunci: Citra Merk, Kualitas Produk, dan Kepuasan konsumen.

(3)

ABSTRACT

Influence Of Brand Image And Quality Products

To Samsung Handphone Purchase In Batuaji Batam

By : Nining Ernawati

Nim : 11003458

Supervisor : Bisma Putra Meilana Spd.MM

This study aims to analyze the Influence of Brand Image and Product Quality to customer satisfaction on the purchase of Samsung mobile phone in Batuaji Batam. This research was conducted by Student Academy of Accountancy Gems Harapan Batuaji Batam.The population in this study is Batuaji Batam people who use samsung brand mobile phones, with the sample used by 30 respondents with random sampling technique. Technique of collecting data by Likert scale. The result of analysis shows that there is a significant influence between brand image variable to consumer satisfaction, product quality to customer satisfaction, brand image and product quality together to influence consumer satisfaction on the purchase of samsung mobile phone in Batuaji Batam.

(4)
(5)

B. Populasi Dan Sample E. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

... 60 F. Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji t)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

... vii

LAMPIRAN 1

... viii

LAMPIRAN ANALISIS

... ix

(7)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan

informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin kuat.

Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

membawa dampak pada dunia usaha. Adanya perkembangan dan

kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut untuk selalu dapat bersaing

dalam hal peningkatan mutu produk barang dan jasa.

Salah satu kemajuan teknologi tersebut adalah dibidang komunikasi

yang ditandai dengan adanya berbagai alat komunikasi yang diciptakan

untuk memudahkan sistem komunikasi bagi masyarakat. Meningkatnya

kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi menjadikan alat

komunikasi sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari.

Tuntutan akan kebutuhan informasi yang sangat cepat dan mudah

membuat para produsen yang bergerak dalam bidang komunikasi

melakukan inovasi baru dengan menciptakan alat komunikasi yang praktis,

salah satunya yaitu menciptakan telepon seluler (ponsel) atau yang lebih

dengan dengan istilah handphone.

(8)

Telepon seluler atau handphone ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dimana kepemilikannya tidak hanya didasarkan pada

fungsi utama handphone sebagai alat komunikasi, tetapi fitur tambahan serta desain produk juga menjadi dasar pertimbangan dalam memutuskan

memilih jenis atau merek produk. Sebagian kelompok masyarakat

Indonesia menganggap bahwa handphone yang dimiliki menunjukkan

status pemiliknya, handphone yang baru dan yang mahal 2 menunjukan status ekonomi yang mapan dan trendi.

Namun sebagian lainnya ada yang berpandangan bahwa handphone

sebagai produk, handphone adalah alat komunikasi. Maka bentuk fitur, serta jasa lainnya yang melengkapi produk tidak penting baginya.

Perkembangan teknologi produk tidak menjadi perhatian masyarakat

tersebut bahkan mereka banyak yang menggunakan handphone tipe lama sepanjang fungsinya sebagai alat komunikasi masih tetap berfungsi. Saat

ini perkembangan teknologi handphone semakin hari semakin pesat, baik kehandalan, fasilitas serta fitur-fiturnya terus ditingkatkan untuk

memanjakan pemiliknya. Sebagai sebuah produk teknologi maka setiap

produsen handphone tidah akan pernah berhenti untuk terus meningkatkan kemampuannya, karena berhenti berinovasi berarti mati dan pasar akan

(9)

Di sisi perkembangan bisnisnya, handphone akhir-akhir ini telah menunjukkan suatu gejala, yaitu semakin banyak dan beragamnya produk

handphone yang ditawarkan oleh perusahaan dan pengembangan produk

handphone yang semakin cepat.

Pengembangan produk handphone yang semakin cepat tersebut terletak pada bentuk, ukuran dan fasilitasnya. Semakin lama bentuk

handphone semakin menarik, dan fasilitas kegunaannya semakin lengkap. Saat ini banyak merek handphone yang telah beredar di Indonesia,

misalnya: Nokia, Samsung, Sony Ericson, LG, Motorola, BlackBerry, dan lain-lain maka tiap merek meluncurkan banyak model atau seri yang

bervariasi. Strategi pengembangan produk tersebut merupakan tujuan

pemasar 3 untuk menciptakan perilaku variety seeking pada diri konsumen.

Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu

memberikan yang terbaik bagi pelanggannya yaitu dengan memberikan

kualitas yang lebih baik, produk yang lebih murah, pelayanan yang lebih

baik dan lain sebagainya. Sebab jika pelanggan kurang puas maka

kemungkinan pelanggan akan beralih ke merek lain, hal tersebut

menyebabkan turunnya angka penjualan yang diikuti berkurangnya pangsa

(10)

Banyak perusahaan yang telah membuktikan bahwa oleh kuatnya

strategi pengembangan produk yang dilakukan merupakan tujuan pemasar

untuk menciptakan perilaku mencari keragaman (variety seeking) pada konsumen merek lain. Variety seeking adalah perilaku dari konsumen yang berusaha untuk mencari keberagaman merek di luar kebiasaannya karena

tingkat keterlibatan beberapa produk rendah.

Salah satu yang berprospek tinggi adalah bisnis telekomunikasi,

khususnya handphone. Handphone merupakan alat komunikasi yang fleksibel dan sangat membantu bagi proses bisnis, karena dapat dapat

dibawa kemana-mana dengan praktis. Seseorang dapat melakukan

negosiasi bisnis dengan alat ini dimana saja dan kapan saja tanpa perlu

bertemu terlebih dahulu. Disamping itu, sebagai alat silaturahmi sehinggan

mereka yang berada ditempat yang satu dapat melakukan terus dengan

mereka yang berada ditempat yang berbada.

Dalam memilih produk, konsumen mempertimbangkan beberapa

faktor seperti harga, kualitas produk , merek, dan sebagainya. Dengan

adanya merek akan memudahkan bagi masyarakat untuk mengingat suatu

produk yang 4 nantinya akan membedakan dengan produk yang lain yang

sejenis. Merek pada gilirannaya perlu dipersepsikan sebagai produk yang

berkualitas tinggi sehingga konsumen dapat memahami sebuah produk

(11)

Pada umumnya konsumen menghadapi kesulitan dalam menilai dan

memahami kualitas sebuah produk secara rasional dan dalam arti yang

sebenarnya. Mobilitas masyarakat yang tinggi membutuhkan sarana

komunikasi yang fleksibel. Perusahaaan handphone berusaha memenuhi dengan memproduksi berbagai macam handphone yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

Citra merek secara kualitatif berbeda dari dimensi-dimensi utama

lainnya, karena Citra merk terkait erat dengan pengalaman menggunakan.

Citra merek dari kelompok pelanggan sering merupakan inti dari ekuitas

merek. Apabila para pelanggan tidak tertarik pada merek dan membeli

karena karakteristik produknya, harga, dan kenyamanan dengan sedikit

memperdulikan merek maka berarti kemungkinan ekuitasnya kecil.

Sebaliknya, apabila para pelanggan melanjutkan untuk membeli merek

tersebut kendati dihadapkan pada para kompetitor yang menawarkan

karakteristik produk yang lebih unggul dari segi harga dan kepraktisannya,

berarti ada nilai yang sangat besar dalam merek tersebut dan barangkali

juga dalam simbol dan slogannya.

Citra merek sudah lama menjadi gagasan sentral dalam pemasaran,

merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada merek. Ini

mencerminkan bagaimana seorang pelanggan mungkin akan beralih ke

merek lain terutama jika merek tersebut membuat suatu perubahan, baik

(12)

Pada masa sekarang ini, handphone atau telepon genggam telah menjadi alat komunikasi yang paling dicari oleh seluruh lapisan

masyarakat, bukan hanya golongan masyarakat yang memiliki aktivitas

mobile. Begitu populernya handphone ini, sehingga alat komunikasi ini

telah menjadi trend baru dan tampaknya tidak dapat terpisahkan dari

kebutuhan dan gaya hidup manusia Indonesia, terutama dikota-kota besar.

Bahkan tampaknya handphone sudah menjadi salah satu dari consumer goods yang telah berubah kondisi dari kelompok barang mewah menjadi barang belanja yang lebih mudah diperoleh konsumen. Merek-merek dari

jenis produk ini tidak hanya bersaing dalam kecanggihan teknologi, tetapi

juga misalnya pelayanan purna jual, harga, variasi bentuk, kejernihan

suara, garansi pembelian dan kemudahan penggunaaan. Samsung

mengklaim sebagai handphone yang paling userfriendly, teknologi dan desainnya senantiasa up to date, nilai jual kembali yang tetap bagus dan

after sales service-nya ada dimana-mana.

Brand swiching (perilaku berpindah merek) menjadi perhatian para pelaku dan manajemen organisasi bisnis. Perilaku perpindahan merek

merupakan sinyal bagi manajemen untuk menentukan srategi yang tepat

dalam mempertahankan konsumen. Oleh karena itu tindakan marketing

sangat mungkin untuk dapat mempengaruhi komsumen untuk dapat

(13)

Perilaku brand switching yang timbul akibat adanya perilaku variety seeking perlu mendapat perhatian pemasar. Perilaku ini tidak 6 hanya cenderung terjadi pada produk yang memerlukan tingkat keterlibatan yang

rendah (low involvement), akan tetapi terjadi juga pada produk dengan tingkat keterlibatan tinggi (high involuement). Tingkat keterlibatan produk dikatakan tinggi, apabila konsumen melibatkan banyak faktor

pertimbangan dan informasi yang harus diperoleh sebelum menggambil

keputusan untuk membeli.

Dewasa ini handphone bukan hanya milik orang dewasa, akan tetapi juga dimiliki oleh anak- anak muda dari siswa sekolah dasar, sekolah

menengah sampai perguruan tinggi dan orang tua. Selain itu handphone

telah merambah melintasi perbedaan strata sosial dan status ekonomi,

seiring dengan semakin murahnya harga handphone serta tersedianya produk-produk second hand (barang bekas pakai) hampir tersedia di semua counter penjualan, juga adanya upaya dari beberapa provider handphone untuk melayani segmen pasar tertentu dengan harga yang dapat terjangkau. Mengingat banyaknya pilihan merek dan tipe handphone yang

ditawarkan dipasaran, serta seiring dengan perubahan selera konsumen

maka tidak jarang dalam kurun waktu singkat seorang pengguna berganti

(14)

Faktor yang mempengaruhi pelanggan untuk loyal atau berpindah

merek. Faktor yang pertama adalah harga, karena harga merupakan nilai

produk yang harus dibayarkan oleh konsumen.

Sebagai contoh, harga yang ditawarkan suatu merek yang terlalu mahal

sementara karakteristik yang ditawarkan sama dengan merek saingannya,

hal semacam itu juga dapat menyebabkan perpindahan merek. Faktor yang

kedua adalah ketidakpuasan. 7 Ketidakpuasan atas produk dan merek

sebagai hasil dari dua variabel kognitif antara lain harapan pra pembelian

dan ketidakcocokan.

Faktor yang ketiga adalah mencoba-coba atau mencari variasi

(variety seeking), dimana dengan adanya berbagai macam produk yang ditawarkan membuat konsumen mudah sekali untuk berpindah merek.

Karena konsumen dihadapkan dengan berbagai macam variasi produk

dengan berbagai jenis merek, keadaan ini dapat mempengaruhi konsumen

untuk mencoba coba berbagai macam produk dan merek sehingga

konsumen tidak akan sepenuhnya setia akan suatu produk. Faktor yang

keempat adalah kualitas produk, dimana kualitas mencerminkan

kemampuan produk untuk menjalankan sesuai dengan fungsinya. Apabila

terdapat produk atau merek tertentu yang kualitasnya buruk atau kurang

baik, maka konsumen akan enggan untuk menggunakannya dan

(15)

Merk menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas

dengan memenuhi kebutuhanya. Merek berfungsi mengidentifikasi barang

atau jasa dari seseorang atau sekelompok penyaji dan membedakanya dari

produk sejenis dari penyaji lain.

Sedangkan persepsi kualitas adalah salah satu kunci dimensi ekuitas

produk dalam menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan,

kehandalan atau kemanjuran, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan

dan reparasi produk dan ciri-ciri lainya. Faktor faktor lain yang

mempengaruhi kepuasan konsumen handphone selain dijelaskan diatas adalah harga.

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat dari memiliki dan menggunakan produk atau jasa yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli atau penjual(melalui tawar menawar) atau

ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap pembeli.

Disini peneliti tidak akan membahas tentang faktor harga ini, namun

lebih membahas tentang pengaruh citra merk dan kualitas produk

(16)

Bagi masyarakat di Batuaji Batam, produk ponsel bukan merupakan

barang yang baru karena produk ini sudah lama hadir dan hampir setiap

orang yang menggunakanya, dan mayoritas menggunakan produk ini.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat

permasalahan tersebut kedalam penelitian ilmu yang berjudul tentang

“Pengaruh Citra Merk Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan

konsumen Produk Handphone Samsung”

B. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalahnya pada pengaruh faktor faktor yang

mempengaruhi citra Merk dan kualitas produk terhadap kepuasan

konsumen produk handphone samsung hanya di Batu Aji Batam.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka perumusan masalah yang

akan diteliti adalah:

1. Apakah faktor citra merk berpengaruh terhadap Kepuasan konsumen

Handphone Samsung di Batuaji Batam.

2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen

Handphone Samsung di Batuaji Batam.

3. Apakah pengaruh faktor citra merk dan kwalitas produk secara bersamaan

(17)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan antara citra merk

terhadap Kepuasan Konsumen Handphone Samsung di Batuaji Batam. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan antara kualitas produk

terhadap Kepuasan Konsumen Handphone Samsung di Batuaji Batam. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan antara citra merk dan

kualitas produk terhadap Kepuasan Konsumen Produk Handphone

Samsung di Batuaji Batam.

E. Manfaat

1. Bagi penulis khususnya penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan

kemampuan menulis karya ilmiah, terutama dalam menganalisa

permasalahan yang terjadi terhadap Kepuasan Konsumen Produk

Handphone Samsung di Batuaji Batam yang ada kaitanya dengan teori akademis

2. Bagi Masyarakat umumnya, bisa menjadikan masukan ketika ingin

menutuskan untuk melakukan pembelian Produk Handphone Samsung di Batuaji Batam.

3. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang

faktor faktor yang mempengaruhi citra merk dan kualitas produk terhadap

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Tujuan penulisan ini, maka kerangka teori yang akan digunakan sebagai dasar analisis, disusun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

1. Kepuasan Konsumen

a. Pengertian Kepuasan Konsumen

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin satis artinya cukup baik, memadai dan facio artinya melakukan atau membuat. Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu. Oxford

Advanced Learner’s Dictionary, mendeskripsikan kepuasan adalah

perasaan baik ketika Anda mendapatkan sesuatu atau ketika sesuatu yang

Anda ingin terjadi tidak terjadi, tindakan memenuhi kebutuhan atau

keinginan.

Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan kepuasan konsumen

sebagai perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau

kekecewaan yang timbul dari membandingkan penampilan sebuah

produk dihubungkan dengan harapan konsumen atas produk tersebut.

Kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan

konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan

menggunakannya.

(19)

Ini merupakan penelitian evaluatif pascapemilihan yang disebabkan

oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan barang

atau jasa tersebut (Mowen dan Minor, 2008). Kepuasan konsumen adalah persepsi individu terhadap performansi suatu produk atau jasa dikaitkan

dengan harapan konsumen tersebut.

Dalam buku Management pemasaran (Philip Kothler & Kevin Lane

Keller:2009) Kepuasan (Statatisfaction) adalah perasaan senang atau

kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan

produk(atau hasil) terhadap ekspetasi mereka. Jika kinerja gagal

memenuhi ekspektasi pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai

dengan ekspetasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspetasi,

pelanggan akan puas dan senang.

Penilaian pelanggan atas kinerja produk tergantung banyak faktor,

terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki pelanggan dengan

sebuah merek. Konsumen sering membentuk presepsi yang lebih

menyenangkan tentang sebuah produk dengan merk yang sudah dianggap

positip.

Perusahaan akan bertindak bijaksana denga mengukur kepuasan

pelanggan secara teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan

(20)

Biasanya pelanggan yang puas akan tetap setia untuk waktu yang

lebih lama, membeli /memakai lagi atau bahkan mereferensikan kepada

orang lain jika itu berbentuk produk jasa, membicarakan hal hal baik

tentang perusahaan dan produknya kepada masyarakat. Biasanya

kepuasan konsumen yang lebih besar juga berhubungan dengan tingkat

pengembalian yang lebih tinggi dan resiko yang lebih rendah dipasar

saham.

Meskipun demikian, hubungan antara kepuasan konsumen dan

kepuasan konsumen tidaklah proposional. Anggaplah kepuasan

konsumen diberi peringkat dari sekala stau sampai lima. Pada tinggkat

kepuasan yang paling bawah (tingkat satu) konsumen tampaknya

mengabaikan perusahaan dan bahkan membicarakan hal hal buruk

tentang perusahaan.

Pada tingkat dua sampai empat, pelanggan / konsumen cukup puas

tetapi masih mudah beralih ketika ada tawaran yang lebih baik. Pada

tingkatlima, pelanggan/ konsumen sangat ingin membeli kembali dan

(21)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen.

Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

1. Kualitas Produk Konsumen puas, jika setelah membeli dan

menggunakan produk, ternyata kualitas produknya baik.

Kualitas barang yang diberikan bersama-sama dengan pelayanan

akan mempengaruhi persepsi konsumen.

Ada delapan elemen dari kualitas produk, yakni kinerja, fitur,

reliabilitas, daya tahan, pelayanan, estetika, sesuai dengan

spesifikasi, dan kualitas penerimaan.

2. Harga, pembeli biasanya memandang harga sebagai indikator dari

kualitas suatu produk. Konsumen cenderung menggunakan harga

sebagai dasar menduga kualitas produk. Maka konsumen cenderung

berasumsi bahwa harga yang lebih tinggi mewakili kualitas yang

tinggi.

Faktor situasi dan personal Faktor situasi atau lingkungan dan pribadi,

mempengaruhi tingkat kepuasan seseorang terhadap barang atau jasa

(22)

Faktor situasi seperti kondisi dan pengalaman akan menuntut konsumen

untuk datang kepada suatu penyedia barang atau jasa, hal ini akan

mempengaruhi harapan terhadap barang atau jasa yang akan

dikonsumsinya.

Menurut Kothler (2011:181) Bauran pemasaran dapat diklasifikasikan

menjadi 4P (Product, Price, Place, dan Promotion) yaitu:

1. Produk (Product)

Produk merupakan sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks.

Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat

yang akan mereka terima.

2. Harga (Price)

Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran

jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha.

3. Tempat (Place)

Place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayann

jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang

dituju.

4. Promosi ( Promotion)

Promosi adalah menginformasikan menghubunganidan membujuk serta

mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran

(23)

Dalam merencanakan suatu produk atau penawaran , menurut

Djaslim Saladin (2011:1210) pada buku manajemen Pemasaran,

seorang pemasar perlu memperhatikan 5 tingkatan produk, yaitu:

1. Manfaat inti (Core Benefit), yaitu jasa atau manfaat inti yang sesungguhnya dibeli atau diperoleh oleh konsumen. Misalnya:

Dalam sebuah hotel, manfaat sesungguhnya bahwa sebuah hotel

adalah untuk istirahat.

2. Manfaat dasar tambahan (Generic Product), pada inti produk tersebut terdapat manfaat tambahan. Misalnya hotel sebagai tempat

istirahat dan tidur mempunyai ruangan kamar dan meja, disamping

itu terdapat alat pemanggang roti, ad musik dan lain lain.

3. Harapan dari produk (Expected Product), yaitu serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi, dimiliki atribut tersebut. Misalnya di

dalam ruangan kamr hotel tersebut terdapat sprei, sabun, dan handuk

bersih, serta alat pengangkutan yang mudah dihubungi.

4. Kelebihan yang dimiliki produk (Augmented Product), yaitu salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk

tersebut dengan produk yang lain. Misalnya dalam ruangan kamar

(24)

5. Masa depan potensi produk (Potential Product), yaitu bagaimana harapan masa depan produk tersebut apabila terjadi perubahan dan

perkembangan tekhnologi dan selera konsumen. Misalnya: hotel

tersebut perlu direnovasi dengan peralatan canggih serta

dikombinasikan dengan peralatan yang sifatnya tradisional.

Menurut Paul & Olson (2011:170) mengenai karakteristik produk yaitu:

1. Kompabilitas

Adalah sejauh mana suatu produk konsisten dengan afeksi, kognisi,

dan perilaku konsumen saat ini.

2. Kemampuan untuk diuji coba

Menjelaskan sejauh mana suatu produk dapat dicoba dalam jumlah

yang terbatas atau dipilih kedalam jumlah yang lebih kecil jika untuk

melakukan uji coba teryata membutuhkan biaya yang tinggi.

3. Kemampuan untuk diteliti

Mengacu pada sejauh mana produk atau dampak yang dihasilkan

produk tersebut dapat dirasakan oleh konsumen lain.

4. Kecepatan

Adalah seberapa cepat manfaat suatu produk dipahami oleh

konsumen, karena sebagian konsumen masih berorientasi pada

kepuasan dengan cepat dirasakan ketimbang yang ditunda, produk

yang dapat memberikan manfaat lebih cenderung berkemungkinan

(25)

5. Kecepatan

Adalah seberapa cepat manfaat suatu produk dipahami oleh

konsumen, karena sebagian konsumen masih berorientasi pada

kepuasan dengan cepat dirasakan ketimbang yang ditunda, produk

yang dapat memberikan manfaat lebih cenderung berkemungkinan

lebih tinggi untuk paling tidak dicoba oleh konsumen.

6. Kesederhanaan

Adalah sejauh mana suatu produk dengan mudah dimengerti dan

digunakan konsumen.

7. Manfaat relatif

Adalah sejauh mana suatu produk memiliki keunggulan bersaing

yang bertahan atas kelas produk, bentuk produk, dan merk lainya.

8. Simbolisme produk

Apakah makna suatu produk atau merk bagi konsumen dan

bagaimanakah pengalaman konsumen ketika membeli dan

menggunakanya.

Menurut Kotler (2011:29) produk dibagi berdasarkan produk

konsumen dan produk industri berdasarkan dari tipe konsumen yang

menggunakan:

(26)

Perilaku consumer good dapat dibagi lagi, yaitu:

a. Convenience goods, yaitu barang konsumsi dan jasa yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan denga usaha

perbandingan dan pembelian yang minimum. Contoh: makan

dan minuman.

b. Shopping goods, yaitu barang barang dalam proses pemilihan dan pembelianya dibandingkan dengan barang lain yang sejenis

berdasarkan merk, kesesuaian, mutu, harga dan model. Contoh

perabotan rumah tangga dan mobil bekas.

c. Speciality goods, yaitu barang dengan karakteristik yang unik untuk memiliki identifikasi merk yang kuat sehingga konsumen

berusaha lebih keras dalam usaha pembelianya. Contoh: mobil

mahal dan perlengkapan fotografi mahal.

d. Unsought goods, yaitu barang yang tidak diketahui konsumen atau tahu tapi tidak terfikirkan untuk membelinya. Contohnya :

asuransi, jasa praperencanaan pemakaman.

2. Industrial goods, yaitu barang barang yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk keperluan bisnis atau diproses lebih lanjut.

(27)

Begitu juga Industrial goods dibagi lagi menjadi:

1. Material and part, yaitu barang yang menjadi bahan utama dan masukan seluruhnya dalam produk jadi. Material dan part terdiri dari

raw material, manufactured material, and part.

2. Capital items, yaitu barang tahan lama yang melengkapi dan mengembangkan proses pembuatan produk jadi.

3. Supplies and business service, yaitu barang dan jasa tidak tahan lama yang melengkapi pembuatan produk jadi.

Menurut Kotler dan Keller (2011:4) yang diterjemahkan oleh Bob

Sabran yaitu:

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang,

fisik, jas, pengalaman, acara, orang, tempat, property,organisasi,

informasi dan ide.

Jadi produk terdiri dari barang berwujud dan tidak berwujud.

Sehingga acara lebih luas produk meliputi objek fisik, jasa, kegiatan,

(28)

c. Indikator

Sedangkan enam elemen evaluasi kepuasan konsumen, yaitu:

a. Product, yaitu bagaimana konsumen merasa puas terhadap fisik produk.

b. Sales, yaitu pelayanan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. c. After sales services, yaitu pelayanan yang diberikan kepada

konsumen setelah terjadi transaksi jual beli.

d. Location, yaitu lokasi distribusi suatu barang dan jasa yang mempengaruhi kepuasan konsumen.

2. Pengertian Citra Merek a. Pengertian Citra Merk

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk

pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama

halnya ketika kita berfikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat

dikonseptualisasi berdasarkan: jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan.

Citra merek mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang

berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan,

situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar dan karakteristik

(29)

Citra merek adalah apa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika

mendengar atau melihat nama suatu merek.

Pengertian citra menurut Kotler (2009) bahwa “Citra adalah

seperngkat keyakinan, ide, dan kesan, yang dimiliki oleh seseorang

terhadap suatu objek”. “syarat merek yang kuat adalah brand image”.

Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja yang baik. Brand image atau

brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu (Tjiptono, 2005:49).

Menurut Kotler, Armstrong (2009) “Brand image adalah keyakinan

tentang merek tertentu”. Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi

yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra

yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan

membeli bahkan loyalitas merek (brand loyalty) dari konsumen.

b. Faktor yang mempengaruhi Citra Merk

Faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang

ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau diandalkan berkaitan dengan pendapat atau

kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk

(30)

3. Kegunaan atau manfaat yang terkait dengan fungsi dari suatu produk

barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani

konsumennya.

5. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi

yang

mungkin dialami oleh konsumen.

6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau

banyak

sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk

mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka

panjang.

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,

kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari

produk tertentu.

c. Indikator

Indikator yang membangun citra merk menurut Biel dalam Jurnal Penelitian Adam (2008) adalah:

1. Citra Korporat. Citra perusahaan untuk membangu image dengan

tujuan nama perusahaan bagus sehingga akan mempengaruhi segala

(31)

2. Citra Produk/Konsumen. Citra konsumen terhadap produk bisa

berpengaruh positif maupun negatif yang berkaitan dengan

kebutuhan dan keinginan dan harapan konsumen.

3. Citra Pemakai dapat dibentuk langsung dari kontak pengguna merk

tersebut.

3. Kualitas Produk

a. Pengertian Kualitas Produk

Kotlermenyatakan bahwa kuwalitas yang baik dibutuhkan beberapa

pengukuran untuk merumuskan kebijaksanaan dalam kwalitas

produk, yaitu:

1. Fungsi Barang

2. Wujud luar barang

3. Biaya Barang

Kualitas produk menurut Tjiptono (2009) adalah kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi harapan. Kualitas produk

melambangkan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya

yang meliputi, keawetan, keandalan, kemudahan penggunaan dan

(32)

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:283) kualitas produk

adalah : Kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsiya,

hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,

kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk

lainnya Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari

produsen adalah kualitas produk dan jasa yang tertinggi.

Pengertian Kualitas menurut American Society For Quality Control yang dikutip oleh Kothler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2011:143) bahwa kualitas adalah totalitas fitur dan

karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuanya

untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Menurut Laksana (2011:89) menyatakan bahwa kualitas terdiri dari

sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi keinginan pelanggan

dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk.

Menurut Davis dalam Yamit (2010:8) membuat definisi kualitas

yang luas cakupannya yaitu suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang dikemukakan

Goetsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas hanya menekankan

pada aspek hasil akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut

kualitas, manusiasis,kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangat

mustahil menghasilkan produk atau jasaa yang berkual;itas tanpa

(33)

Definisi diatas dapat dipahami oleh penulis bahwa kualitas

merupakan kondisi ketika perusahan menciptakan suatu produk yang

sesuai dengan standar penciptaan produk memiliki keuanggulan,

sehingga produk yang diciptakan memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen.

Jadi Pengertian Kualitas Produk menurut Kothler dan Keller yang

dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2011:143), kualitas produk

adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau

kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan

pelanggan.

Sedangkan menurut Kothler dan Amstrong (2011:299), Kualitas

Produk adalah kemampuan produk untuk menampilkan fungsinya,

hal ini termasuk waktu kegunaan dari produk, keandalan,

kemudahan, dan penggunaan, dan perbaikan, dan nilai nilai lainya.

Menurut Mowen (2011:90) kualitas produk merupakan proses

evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja

suatu barang atau jasa. Sedangkan menurut penelitian yang

dilakukan oleh Abbot (2011) kualitas produk didefinisikan sebagai

perbedaan dalam jumlah kualitas dan perbedaan kuantitas dalam

bahan atau atribut yang diinginkan atau atribut..

(34)

Maka dari definisi diatas kualitas produk merupakan suatu

proses penilaian fungsi-fungsi penting yang dimiliki oleh suatu

p[roduk mengenai beberapa aspek seperti ketepatan, daya tahan

produk, keandalan, kemudahan pengoperasian dan atribut penting

lainya sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh

konsumen. Kualitas produk merupakan aspek penting yang akan

diperhatikan oleh konsumen, sebelum mereka memutuskan untuk

melakukan pembelian suatu produk. Apabila ingin menciptakan

kepuasan pelanggan, maka produk yang ditawarkan perusahaan juga

berkualitas.

Menurut American Society for Quality Contro (Kotler, Marketing

Management, 11th Edition. Prentice Hall Int’l, New Jersey, 2003,

p.84), kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau

pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk dapat melalui 8 dimensi sebagai berikut :

1. Performance (Kinerja), harus terwujud melalui karakteristik

pengoperasian dasar suatu produk.

(35)

3. Reability (Keandalan), kemungkinan bahwa sebuah produk tampil memuaskan sepanjang jaman.

4. Conformance (konformasi), cara bagaimana karakteristik operasi

memenuhi spesifikasi.

5. Durability (Daya tahan), ukuran produk yang menyangkut tekhnis dan ekonomi.

6. Servisability (kemampuan pelayanan), karakteristik yang

berhubungan dengan kemampuan percepatan, perbaikan.

7. Esthetic (estetika), yang berkaitan dengan bagaimana sebuah produk bisa terlihat, terdengar, tercicipi, dan terbuai untuk

konsumen.

8. Perceived Quality (Persepsi mutu), persepsi yang dihasilkan dari syarat tertentu, seperti harga, nama merk, iklan, reputasi dan

negara asal.

Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk

akan ikut menentukan pesat tidaknya suatu perusahaan. Kepercayaan

konsumen akan dimensi ini, seringkali mendasari kualitas produk,

yang mana pada giliranya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku

(36)

c. Indikator

Sedangkan dimensi indikator dari kualitas produk adalah:

1. Kinerja. kinerja utama dari karakteristik pengoperasian..

2. Reabilitas dan keandalan konsistensi kinerja produk..

3. Daya tahan rentang kehidupan produk/ umur pemakaian produk.

4. Keamanan Produk yang tidak aman, berarti memiliki kualitas

produk yang rendah.

Ada 9 dimendi kualitas produk menurut Kothler dan Keller yang dialih

bahasakan oleh Bob Sabran (2011:8) seperti berikut:

1. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, struktur fisik produk.

2. Fitur (Feature), aspek aspek keistimewaan, karakteristik, layanan khusus, ragam keuntungan yang diintegrasikan/ dibawa di dalam

suatu produk terpapar kepada pelanggan sosial dan umum.

3. Kualitas kinerja ( Performance Quality), adalah tingkat dimana karakteristik utama produk beroperasi. Misalnya harga, kebersihan,

dan rasa

4. Kesan Kualitas (perceived quality), persepsi konsumen terhadap totalitas mutu dan keunggulan merk.

(37)

6. Kemudahan perbaikan (repairability),adalah ukuran kemudahan perbaikan produk kettika produk itu tak berfungsi atAu gagal.

7. Desain (Design), adalah totalitas fitur yang menghubungani tampilan rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan

pelanggan.

Berdasarkan dimensi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi

kualitas merupakan syarat agar suatu nilai produk memungkinkan untuk

bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan.

8. Kerangka Konseptual

Berikut ini dapat digambarkan konseptual penelitian yang

menggunakan variabeldependen dan independen untuk dijadikan dasar

pemikiran dan penelitian ini. Variabel dependen (Y) adalah Kepuasan

Konsumen dan variabel independennya citra merk (x1) dan kualitas

produk (x2). Konseptual tersebut merupakan dasar pemikiran dalam

melakukan analisis pada penelitian ini :

(38)

9. Hipotesis Penelitian

Atas dasar kerangka penelitian yang menggambarkan adanya

pengaruh antara citra merk dan kualitas produk terhadap kepuasan

konsumen produk handphone samsung di Batu Aji Batam, maka dapat

ditulis hipotesis (dugaan sementara) dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H1: Terdapat pengaruh positif antara Citra Merk (X1) terhadap keputusan

pembelian produk handphone samsung di Batu Aji Batam (Y). H2: Terdapat pengaruh positif antara Kualitas Produk (X2) terhadap

kepuasan konsumen produk handphone samsung di Batu Aji Batam (Y).

H3: Terdapat pengaruh positif antara Citra Merk (X1) dan Kualitas Produk

(X2) terhadap kepuasan konsumen produk handphone samsung di Batu Aji Batam(Y)

(39)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian mulai bulan Maret sampai bulan Mei 2017,

sedangkan penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran

tentang Pengaruh positif antara Citra Merk (X1) dan Kualitas Produk (X2)

terhadap kepuasan konsumen produk handphone samsung di Batu Aji Batam(Y). Menurut Sukmadinata (2009:60), jenis penelitian terdiri dari penelitian

kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan pada permasalahan yang diajukan, maka

strategi penelitiannya adalah kasus tunggal agar dalam penelitian ini lebih mudah

dalam mencari data yang sesuai dengan masalah, serta mengumpulkan datanya

lebih mudah dalam mencari data sesuai dengan masalah.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dalam penelitian

kualitatif terdapat dua strategi penelitian, yaitu strategi penelitian kualitatif

interaktif dan non interaktif.Penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan,

untuk mengetahui perkembangan fisik tertentu dan mendeskripsikan secara

terperinci fenomena sosial tertentu. Menurut Sugiono (2013:4-5), mengenai

jenis-jenis metode penelitian dapat diklarifikasikan berdasar tujuan dan tingkat

kealamiahan objek yang di teliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kualitatif.

(40)

Menurut Sugiyono (2010:15), menjelaskan bahwa: Metode penelitian

kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,

teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti membuat suatu penelitian dengan

jenis data dan sumber data adalah data kuantitatif yang berbentuk angka dan juga

menurut sumbernya yaitu dengan data internal. Karena dalam penelitian ini,

peneliti memuat sesuatu yang menggambarkan keadaanya. Dalam penelitian ini

juaga jenis dan sumber data diperoleh dengan data primer yaitu dengan

memperoleh data dari responden dengan melalui kuisioner yang dibagikan.

B. Populasi Dan Sample 1. Populasi

Menurut Sugiyono, 2010:117 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpilanya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tapi juga obyek dan benda benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau

(41)

2. Sample

Menurut Sugiyono, 2010:118 sample adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki olrh populssi tersebut. Pada penelitian ini sample

yang digunakan adalah masyarakat yang telah melakukan pembelian

Handphone samsung di Batuaji Batam. Apabila peneliti melakukan penelitian dalam populasi yang lebih besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang

populasi tersebut, dan peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,

maka peneliti menggunakan, tekhnik pengambilan sample, sehingga

generalisasi terhadap populasi yang diteliti.

Maknanya sample yang diwakili cukup mewakili atau representatif bagi

populasi tersebut. Pada pelaksanaanya cara memperoleh data menggunakan

simple random sampling yaitu tekhnik pengambilan sample yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

(Martono,2012:75).

Dalam hal ini Penulis mengunakan data simple random sampling yang

dilakukan du perumahan Prima Garden, atau samping Rumah Sakit Aini di

Batuaji Batam. Mayorita penduduk di daerah ini menggunakan handphone

merk samsung dan menggunakan merk samsung bukanlah hal yang asing

(42)

Untuk mendapatka data tersebut, penulis telah menyebarkan kuisioner

dengan jumlah minimal yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing yaitu

sebanyak 30 responden.

C. Jenis dan Sumber Data

Menurut Arikunto (1998:144), sumber data adalah subjek dari mana suatu

data dapat diperoleh. Menurut Sutopo (2006:56-57), Sumber data adalah tempat

data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia,

artefak, ataupun dokumen-dokumen.

Menurut Moleong (2001:112), pencatatan sumber data melalui wawancara

atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar,

dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatankegiatan ini dilakukan secara

sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang

diperlukan.

Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh bukan secara

langsung dari sumbernya. Penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai

adalah sumber tertulis seperti sumber buku, majalah ilmiah, dan

(43)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Sesuai dengan penelitian

kualitatif dan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Teknik Pengumpulan Data Menurut Maryadi dkk (2010:14), Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik

yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data

merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang

diperlukan dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu. Penggumpulan

data yang dilakukan oleh peneliti sangat diperlukan dalam suatu penelitian

ilmiah.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi.

Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti sebagai berikut.

a. Teknik Observasi.

“Observsi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek

(44)

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi

merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh

peneliti guna menyempurnakan penelitian agar mencapai hasil yang

maksimal.

b. Teknik Wawancara.

Menurut Sugiyono (2010:194), Pengertian wawancara sebagai berikut:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengajukan

pertanyaanpertanyaan terstruktur karena peneliti menggunakan pedoman

wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk

Wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan mengumpulkan data

yang dicari.

langsung oleh peneliti dan mengharuskan antara peneliti serta narasumber

bertatap muka sehingga dapat melakukan tanya jawab secara langsung

dengan menggunakan pedoman wawancara.

c. Dokumentasi (Kuisioner)

Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting

baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi

penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk

(45)

Menurut Sugiyono (2013:240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar

atau karya-karya monumentel dari seseorang. Dokumentasi merupakan

pengumpulan data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen

dari sumber terpercaya.

Metode dokumentasi menurut Arikunto (2008:231) yaitu mencari data

mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Berdasarkan kedua pendapat

para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa pengumpulan data dengan cara

dokumentasi merupakan suatu hal dilakukan oleh peneliti guna mengumpulkan

data dari berbagai hal media cetak membahas mengenai narasumber yang akan

diteleti.

E. Evaluasi Model

Supaya model yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan

dengan bebas biasanya dalam pengambilan kesimpulan perlu dilakukan uji

model supaya model tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis

cukup sering dalam kecocokan model prediksi kedalam sebuah model yang

telah dimasukan kedalam serangkaian data, masalah ini sering deisebut

asumsi klasik yang didalamnya termasuk pengujian normalitas,

(46)

E.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan nilai residual

mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil, Ghozali

(2009b:107).

Untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal

berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov (KS) dengan melihatnya residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak.

Menurut pendapat Ghozali (2009a:152), Situmorang et.al (2010:97) jika signifikansi hasil uji KS lebih besar dari a(0,05) maka Ho: Residual

terdistribusi normal diterima yang berarti bahwa residual terdistribusi

normal.

E.2. Uji Multi kolinieritas

Uji muiltikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Ghozali (2009a:95).

Jika terjadi korelasi , maka terdapat problem multikolinieritas. Pada model

regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada

beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mendeteksi gejala

multikolinieritas, yaitu melakukan analisis koefisien korelsai diantara variabel

(47)

Apabila terdapat koefisiensi korelasi yang tinggi misalnya 0,8 atau -0,9, maka

dapat diprediksi akan terjadi multikolinieritas bila X1 dan X2 digunakan

secara bersama sama. Menurut Nugroho (2005:58), deteksi multikolinieritas

pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal:

a. Jika nilai Variance Inflation Faktor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan terbebas

dari multikolinieritas VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka

Tolerance=1/10=0,1. Semakn tinggi VIF maka smakin rendah Tolerance.

b. Jika nilai koefisien antar masing masing variabel independen kurang dari

0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik

multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7, maka diasumsikan terjadi korelasi

yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi

multikolinieritas.

c. Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun R sequare

diatas 0.60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh

terhadap variabel dependen, maka ditengarai model terkena

(48)

E.3 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2009a:125) Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaa varians dari residual

suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian lain dari residual dari

satu pengamatan ke pengamatidak terjadi heteroskedasitas.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas yaitu

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat

(dependen) ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Deteksi ada dan

tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada dan

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumnbu Y dan Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi- Y sesunnguhnya) yang telah di studentized

(Ghozali, 2009a:126)udentized (Ghozali, 2009a:126)

E.4 Uji Autokorelasi

Ghozali (2009a:99) : “Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan

pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode

t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi”

Ghozali (2009:80), menyebutkan Uji Durbin-Watson digunakan untuk

melihat autokorelasi dengan hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : Tidak ada auto korelasi (p=0)

(49)

E.4 Uji Autokorelasi

Ghozali (2009a:99) : “Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan

pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode

t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi”

Ghozali (2009:80), menyebutkan Uji Durbin-Watson digunakan untuk

melihat autokorelasi dengan hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : Tidak ada auto korelasi (p=0)

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur kejadian

(variabel penelitian) alam maupun sosial yang diamati. Menurut Sanjaya

(2011:84), Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi penelitian. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri.

Di dalam penelitian instrumen penelitian terdapat jenis jenis instrument

penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara

Daftar wawancaraadalah sejumlah pertanyaan yang akan dinyatakan

(50)

2. Kuisioner

Kuisioner merupakan alat tekhnik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.

Uma sekaran (1992) dalam sugiyono (2009) mengungkapkan beberapa

prinsip penulisan kuisioner yaitu sebagai berikut:

a.) Isi dan tujuan pertanyaan

b.) Bahasa yang digunakan

c.) Tipe dan bentuk pertanyaan

d.) Pertanyaan tidak mendua

e.) Tidak menanyakan yang sudah lupa

f.) Pertanyaan tidak mengiring pada jawaban yang baik/jelek saja

g.) Pertanyaan tidak terlalu panjang

h.) Urutan pertanyaan

3. Skala pengukuran kuisioner

Kuisioner merupakan suatu alat untk mengumpulkan data dalam sebuah

penelitian. Dalam kuisioner berisi berbagai pertanyaan yang diajukan

kepada responden dalam suatu proses penelitian atau survey.

Jumlah pertanyaan yang dimuat dalam kuisioner penelitian cukup banyak dan

berisi jawaban dalam bentuk kata, sehingga dering memudahkan dalam proses

penilaian dan akan membantu dalam proses analisis data yang telah ditemukan.

Pemberian scoring dalam kuisioner harus memenuhi ketentuan dalam penentuan

(51)

Penentuan scoring ilmiah secara umum berpedoman pada aturan Likert dan Gutman. Kedua metode ini memenuhi kaidah ilmiah dalam penentuan penilaian

scoring suatu instrumen penelitian.

Perbedaan mendasar dari kedua scoring ini adalah:

a. Pendekatan dengan skala Gutman

Skala Gutman akan didapatkan jawaban yang tegas, diantaranya „ya

-tidak‟ atau benar-salah‟ dan lainya. Data yang diperoleh dapat berupa

data interval atau rasio dikotomi.

Jadi penelitian dengan skala Gutman dilakukan apabila ingin

mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang

dinyatakan.

b. Pendekatan dengan skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan presepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial. Variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemuadian

indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun butir

(52)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

interaktif. Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan

melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan

strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan

fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,

transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan

pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai

sejak peneliti memfokuskan wilayah penelitian.

3. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai

jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus

mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di

(53)

Pengolahan data meliputi kegiatan:

1. Editing.

Editing adalah pengecekan atau pengoreksiandata yang telah terkumpul, tujuanya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat

dalam pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi.

2. Coding

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama.

3. Scoring

Scoring adalah mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk

kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan dengan skala likert

dengan lima kategori penilaian, yaitu:

a. Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju

b. Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju

c. Skor 3 diberikan untuk jawaban netral/kurang setuju

d. Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju

(54)

4. Tabulating

Tabulating adalah pembuatan tabel-tabel ysng telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi

diperlukan ketelitian agar tiadak terjadi kesalahan.

Tabel hasil tabulasi dapat berbentuk:

a. Tabel Pemindahan, yaitu tabel tempat memindahkan kode-kode

dari kuisioner atau pencatatan pengamatan. Tabel ini berfungsi

sebagai arsip.

b. Tabel biasa, adalah tabel yang disusun berdasar sifat responden

ter5tentu dan tujuan tertentu

c. Tabel analisis, tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah

(55)

LAMPIRAN I

Kuesioner :

“Pengaruh Citra MerkDan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan konsumen

Produk Handphone Samsung”

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan Skripsi “Pengaruh Citra Merk Dan Kualitas Produk

Terhadap Kepuasan konsumen Produk Handphone Samsung”

Sebagai salah satu syarat kelulusan programDiploma 3 di Akademi Permata

Harapan, peneliti berusaha untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai .

Pengaruh Citra Merk Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan konsumen Produk

Handphone Samsung.

Oleh karena itu, saya ingin mengajak Ibu/Saudari untuk ikut berpatisipasi

dalam pengisian kuesioner ini agar hasil penelitian ini dapat memiliki kredibilitas

yang tinggi. Saya sangat berterima kasih atas kesediaan dan partisipasi

Ibu/Saudari dalam meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.

Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

(56)

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama sebelum menjawab.

2. Anda hanya dapat memberikan satu jawaban di setiap pertanyaan.

3. Isilah kuesioner dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dan pilih

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

KS : Kurang Setuju S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh Pengisian :

No Pernyataan STS TS KS S SS

Merk Handphone Samsung dikenal

banyak orang ѵ

Data responden :

1. Usia anda saat ini :

a. <20 tahun c. 26-30 e. >36 thun

b. 20-25 tahun d. 31-35 tahun

2. Pekerjaan anda saat ini :

a. Pelajar / mahasiswa c. PNS/BUMN e. lainnya

(57)

4. Rata-rata pendapatan per bulan

a. <Rp 500 rb c. 800-1jt e. >1,5 jt

b. Rp 500rb – 700rb d. 1jt-1,5jt

4. Lama memiliki produk handphone samsung

a. < 1thun c. 2-3 thun

Saya tak pernah mengalami kendala dalam pengoperasian

produk samsung

Saya ingin mereferensikan tentang samsung ke orang lain

(58)

H. Uji Validitas

Sebelum data diolah dan dianalisis, maka terlebih dahulu harus dilakukan

pengujian terhadap kualitas data untuk mengetahui kesungguhan para

responden dalam menjawab pertanyaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi perpindahan merek pada pengguna handphone merek Nokia,

yakni dengan uji validitas. 38 Uji validitas adalah pertanyaan sampai sejauh

mana data yang tampung pada suatu kuisioner dapat diukur apa yang ingin

diukur. Teknik yang digunakan untuk pengujian validitas menggunakan teknik

Korelasi Person Moment.

Untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan alat ukur dan media

kuisioner, maka diperlukan pengujian validitas dengan mencari nilai korelasi

Spearman Correlation (r) pada masing masing pertanyaan atau variabel dan dikonsultasikan dengan tabel r. Perhitungan valid tidaknya butir pertanyaan

dilakukan dengan cara membandingkan angka koefisien korelasi butir dengan

angka tabel.

Pengujian validitas dilakukan dengan metode korelasi yaitu dengan melihat

angka koefisien korelasi (r xy) dan nilai signifikanya (probabilitas statistik)

pada item korelasi yang menyatakan hubungan antara skor pertanyaan dengan

skor total. Dengan demikian jumlah sample uji coba kuisioner sebanyak 35

reponden, maka dilakukan analisis korelasi antara skor pertanyaan dengan

(59)

Dari pengujian yang dilakukan dengan spearman Correlation, dengan mengumumkan spss, diperoleh hasil bahwa dari 15 pertanyaan yang

digunakan dinyatakan valid karena mempunyai korelasi positif dengan skor

total pertanyaan menghasilkan nilai r diatas 0,3. Sehingga dapat

disimpulakan bahwa 15 pertanyaan yang valid dalam penelitian ini.

I. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat

pengukuran didalam mngukur gejala yang ada. Setiap alat pengukuran

seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang

konsisten.

Untuk menguji reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan asumsi bahwa suatu instrument

dianggap reliable apabila koefisien a > 0.6. Perhitungan reliabilitas alat ukur

penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPPSS 17 for

windows, dengan jumlah sampel instrumen sebanyak 30 responden.

Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi kuisioner

alat ukur dalam mengukur hal yang sama pada responden yang berbeda.

Suatu alat ukur dikatakan dapat diandalkan jika dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap pengelompokan subyek yang sama

Gambar

Tabel  A.3

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa komoditas di Kota Banda Aceh yang mengalami kenaikan harga pada bulan Desember 2015 antara lain adalah Daging Ayam Ras dengan andil sebesar 0,1315 persen, Sewa Rumah sebesar

Sistem jaringan air bersih untuk kawasan dan bangunan cottage yang digunakan yaitu air bersih ditampung di bangunan utama dan dialirkan ke 2 ruang kontol yang berada di sisi

Ketiga komponen utama tersebut hubungkan dengan menggunakan rangkaian elektronika sedemikian rupa sehingga ketika sifat magnet hilang dan beban jatuh stopwatch

Melalui pendekatan sosiologi sastra dapat diketahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel 9 Matahari karya Adenita sehingga memberikan inspirasi bagi

Tugas Kepala Bagian Instalasi adalah membuat rencana kerja pada bagian teknik dan menjalankan rencana kerja tersebut setelah disetujui oleh General Manager,

Untuk mengetahui berapa pemberian dosis nurtisi AB Mix yang paling efektif terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi (brassica juncea

Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam adalah pelaksanaan suatu kegiatan atau penanganan suatu masalah dalam rangka membantu meningkatkan

(Bandung: PT Remaja Rosda karya.. Diduga desain LKS dan kandungan materi serta langkah-langkah pendekatan dan penyampaiannya dalam LKS kurang memperhatikan karakteristik