• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK NEGATIF GADGET TERHADAP PERKEMBAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK NEGATIF GADGET TERHADAP PERKEMBAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK NEGATIF GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Disusun oleh :

Hasna’ Fakhriyah Jinan 151510483002 Erikha Magdalena Sjioen 151510483013 Nur Hidayatul Maulidiyah 151510483019 Faridah Putri Atikah 151510483020 Tiara Maulina Nisa 151510483021

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi pada masa kini terus berkembang.. Kemajuan teknologi tersebut telah tersebar hampir ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dahuu banyak daerah-daerah terpencil yang tidak terjamah oleh teknologi, kini dapat merasakan juga teknologi informasi yang beredar saat ini. Kini kita dapat menikmati teknologi informasi dimana saja yang kita mau. Perkembangan teknologi itu sangat memengaruhi kehidupan sosial serta cara berkomunikasi seseorang..

Kemajuan teknologi memberikan berbagai kemudahan pada manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Contohnya adalah kemajuan teknologi informasi yang memberikan kemudahan pada manusia dalam menyebarkan dan memperoleh informasi serta kemudahan dalam melakukan komunikasi. Dari berbagai kemudahan dan kenyamanan tersebut, mengakibatkan suatu ketergantungan akan teknologi oleh masyarakat.

Ketergantungan akan teknologi tersebut membawa dampak serta perubahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah membuat membuat seseorang menjadi malas untuk berkomunikasi secara langsung. Orang lebih memilih berinteraksi melalui handphonenya ketimbang berkomunikasi dengan orang sekitarnya. Pada akhirnya teknologi mengakibatkan kematian jiwa sosial yang nyata antara manusia satu dengan yang lain.

Kemajuan teknologi tidak hanya melibatkan orang-orang dewasa, tapi juga anak-anak dan balita. Dalam hal ini, banyak orang tua yang telah mengizinkan anak-anak mereka bermain gadget bahkan di usia mereka yang baru dua tahun. Bahkan saat ini anak-anak yang berusia kurang dari lima tahun pun lebih menyukai bermain dengan teknologi baru seperti playstation, game online, handphone, tablet ataupun ipad.

(3)

mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.

Berdasarkan hal tersebut, ketergantungan terhadap teknologi pada balita dan anak-anak lebih berbahaya ketimbang bagi orang dewasa. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan oleh masyarakat mengenai dampak-dampak negatif dari penggunaan gadget pada balita dan anak-anak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah dampak negatif penggunaan gadget terhadap perkembangan anak usia dini?

1.3 Tujuan

1. Masyarakat dapat mengetahui dampak negatif penggunaan gadget terhadap perkembangan anak usia dini. Sehingga penggunaan gadget pada anak usia dini dapat dikurangi.

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan agar semua orang tua lebih bersikap tegas atau tidak memberikan kebebasan kepada anaknya dengan memberikan gadget di usia yang masih dini. Karena lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan bila orang tua memberikan gadget di usia yang dini. Dengan dibatasinya penggunaan gadget, anak-anak juga diharapkan bisa menjadi penerus generasi yang maju dan berkembang dengan mandiri tanpa mengikuti arus teknologi.

BAB II

(4)

2.1 Pengertian Gadget

Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut sebagai “acang”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur “kebaruan”. Artinya dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis.

2.2 Konsep Perkembangan Anak

Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Menurut Monks dkk, mengartikan perkembangan sebagai “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.”

Sedangkan Desmita mendefinisikan perkembangan tidak terbatas pada pengertian perubahan secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar.

Secara umum teori perkembangan anak diklasifikasikan dalam 3 bagian (Partini, 2003), yaitu :

(5)

itu, pengembangan pendidikan anak usia dini dalam paradigma ini bersifat teacher’s center.

2. Teori perkembangan anak yang didasarkan pada sudut pandang navitisme (navitistic theory of development). Teori ini lebih berdasarkan pada pandangan Rousseau yang menganggap bahwa sejalan dengan maturitas atau kematangan yang dimilikinya, anak mempunyai kemampuan mengembangkan dirinya sendiri secara alamiah. Dalam pandangan ini intervensi dari orang dewasa, pendidik dan orang tua tidak diperlukan, dengan asumsi apabila telah sampai pada tingkat kematangannya anak akan mampu mengembangkan dirinya sendiri. Pengembangan anak usia dini dalam paradigma ini bersifat child’s center. 3. Teori perkembangan anak yang didasarkan pada sudut pandang kontruksivisme (contrictivisme theory of development). Merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan pandangan perkembangan manusia bersifat kompleks sehingga tidak bisa hanya didasarkan pada satu fakor saja yaitu kematangan anak, tetapi adanya interaksi antara faktor-faktor biologis, lingkungan, sosial dan lain-lain. Dengan demikian pendidikan anak usia dini merupakan suatu bidang yang harus dikontruksikan secara terencana dan sistematis sesuai tujuan pendidikan.

Perkembangan anak-anak pastinya melewati beberapa periode. Seorang ahli psikolog Swiss, Jean Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkolerasi dengan diringi pertambahan usia :

1. Periode sensorik-motorik (0 – 2 tahun)

Pada tahap ini, pengalaman anak didapatkan melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensorik (kooridnasi alat indra).

2. Periode praoperasional (2 – 7 tahun)

Tahap ini merupakan tahap persiapan menuju alur berpikir logis. Pemikiran anak lebih banyak didasarkan pengalaman konkret daripada pemikiran logis.

3. Periode operasional konkret (7 – 11 tahun)

(6)

hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.

4. Periode operasional formal (11 tahun – dewasa)

Pada tahap ini, anak mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah.

BAB III PEMBAHASAN

(7)

menimpa pada anak-anak terutama pada anak usia 3 hingga 12 tahun. Dan berikut ini beberapa dampak negatif lainnya:

Turunnya Konsentrasi

Dengan adanya gadget (Smartphone), konsentrasi anak saat belajar mengalami penurunan. Konsentrasinya menjadi lebih singkat dan anak tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Anak lebih sering ber-imajinasi mengenai tokoh game yang sering dimainkan pada gadget nya.

Menurut ketua dewan pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi, Psi M. Psi,“Kebiasaan anak menggunakan gadget akan merusak kemampuan berkonsentrasi. Memang mengasyikkan, tapi akhirnya terbiasa begitu. Sehingga pada waktu seorang anak harus fokus terhadap sesuatu hal, akhirnya menjadi susah untuk melakukan fokus”

Malas Membaca Dan Menulis

Gadget membuat anak sangat malas membaca dan menulis. Dengan gambar-gambar menarik yang disuguhkan gadget membuat anak malas membaca. Karena membaca itu sesuatu hal yang membosankan, sehingga anak lebih memilih gadget.

Selain itu dengan perkembangannya teknologi, membuat aktivitas menulis anak menggunakan gadget. Ini mempengaruhi keterampilan menulis bagi anak, sehingga koordinasi motorik nya jadi menurun dan tulisan tangan menjadi tidak rapi.

Memberi Efek Candu

Saat bangun tidur yang dilihat pertama kali adalah gadget. Saat makan dan kemana pun, tidak pernah lepas dari adanya sebuah gadget. Jika Smartphone tersebut tertinggal, anak rela pulang kerumah untuk mengambil belahan jiwanya. Ini merupakan efek candu dari adanya gadget. Saking asik nya bermain gadget anak menjadi adiktif sekali. Sehingga bila tidak ada gadget, anak-anak merasa gelisah karena tidak adanya gadget yang baginya sangat berharga.

Mempengaruhi Kemampuan Menganalisa Masalah

(8)

yang buruk dalam perkembangan nalar dan logika, karena anak tersebut tidak percaya dengan pikirannya.

Kemampuan analisa tidak dilatih secara mendalam. Dengan gadget, anak cenderung berpikir secara dangkal. Akhirnya kemampuan analisis menjadi lemah dan tidak dapat menganalisis suatu masalah.

Menurunnya Kemampuan Bersosialisasi

Menurutnya kemampuan bersosialisasi merupakan dampak buruk dari adanya gadget. Anak menjadi acuh dengan lingkungan sekitar dan tidak paham dengan etika bersosialisasi. sehingga rasa sosialisasi antar sesama memudar dan jarang ber-tegur sapa.

Imbas bila mengkonsumsi gadget secara berlebihan, mempengaruhi kemampuan psiko-sosial anak. Psiko-sosial anak menjadi rendah dan akhirnya tidak peduli dengan lingkungan sekitar lagi.

Menghambat Perkembangan

Penggunaan gadget akan membuat batasan gerak ana, yang mengakibatkan perkembangan anak terhambat. Anak yang menggunakan gadget secara berlebihan akan berdampak buruk pada prestasi akademiknya.

Pengawasan dan penggunaan terhadap gadget harus ektra. Jika tidak diawasi orang tua, bukan menambah perkembangan sang anak menjadi baik, malah prestasi anak menjadi menurun.

Malas Melakukan Banyak Hal

Gadget banyak pengaruhnya.Saat menggunakan gadget, anak cenderung tidak melakukan gerak badan. sensor motorik yang tidak digunakan, bisa saja mengakibatkan obesitas. Akibatnya, sensor motorik tidak digunakan oleh anak sejak kecil, bukan hanya keterampilan menulis saja yang menurun, tetapi akan membuahkan penyakit akibat tidak melakukan gerak motorik pada badan.

(9)

Gangguan tidur bisa dialami anak-anak, jika menggunakan gadget secara berlebihan. Hal ini dapat menganggu kesehatan si anak karena terbiasa tidur larut malam. Jika anak mengalami gangguan tidur, maka akan berdampak pada prestasi belajar mereka. Anak cenderung tidak langsung tidur, bila gadget masih ada di genggaman. Akhirnya anak bangun siang dan tidak dapat konsentrasi di sekolah.

Penyakit Mental

Penggunaan gadget secara tidak teratur menyebabkan peningkatan laju kecemasan anak, depresi, autisme, gangguan perhatian, gangguan bipolar, dan gangguan perilaku pada anak. Jika gadget dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan stress pada anak. Biasanya anak stress akibat tidak dapat memenangkan permainan di gadget nya, sehingga sering mengganggu kondisi mentalnya. Hal ini dapat menganggu pertumbuhan si anak dalam psikisnya.

Agresif

Konten kekerasan dalam gadget, dapat menstimulus anak untuk melakukan hal apa yang dilihatnya. Dampak buruk jangka panjang pada anak yang mengkonsumsi gadget, menjadi lebih agresif dari anak biasanya. Anak dapat meniru melakukan tindakan kekerasan yang ada dalam gadget kepada teman-teman sebayanya. Hal ini perlu diwaspadai oleh orang tua agar mengawasi anak-anaknya saat menggunakan gadget dan mengawasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh gadget terhadap anak.

BAB IV KESIMPULAN

(10)

pada anak, memberikan efek candu pada anak ketika bermain gadget, menurunnya kemampuan bersosialisasi kepada orang-orang disekitar, menghambat perkembangan anak dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

(11)

http://keluarga.com/pengasuhan/5-tahun-pertama-usia-emas-seorang-anak. Diakses pada tanggal 21 November 2015.

http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini/. Diakses pada tanggal 21 November 2015.

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-9n2qoRgF-4J:library.walisongo.ac.id/digilib/download.php%3Fid

%3D6835+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses pada tanggal 22 November 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hukum waris adat yang memuat garis-garis ketentuan tentang sistem dan asas-asas hukum waris, tentang harta warisan itu dialihkan penguasaan dan pemilikkannya dari

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan aspal salam campuran yaitu dengan menggunakan bahan tambah. Beberapa bahan yang

Oleh karna itu maka guru Bimbingan dan Konseling harus memberikan informasi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan seksual untuk menghindari siswa

Untuk dapat mengetahui bagaimana surat kabar Media Indonesia dan Republikan dalam membingkai berita Gayus Tambunan, peneliti mengambil objek penelitian pada berita Gayus Tambunan

Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan (melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya) terkait materi Penyelesaian sistem

Kecenderungan ini oleh Lazarus dan Folkman (dalam Carver, dkk, 1989) disebut dengan penilaian kembali secara positif. Namun demikian, kecenderungan ini tidak

dapat disimpulkan bahwa Glomus etunicatum merupakan jenis CMA yang paling efektif meningkatkan bobot kering total bibit manggis hasil kultur in-vitro umur 5 bulan

Riza yang tidak berani untuk menikahi pacarnya yang sudah menjalani hubungan selama 6 tahun, karena dia takut akan mengalami yang sama seperti ia lihat disekitranya bahkan dia