• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN SOSIOLOGIS DALAM STUDI ISLAM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDEKATAN SOSIOLOGIS DALAM STUDI ISLAM (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN SOSIOLOGIS DALAM STUDI ISLAM Oleh:

Abdul Rachman Sopyan (201610290211011) Magister Ilmu Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang

Pengampu: Dr. Moh. Nur Hakim. Ph.D

A. Perkembangan Studi

Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa individu kecil atau besar yang terikat oleh satuan, adat atau hukum khas dalam hidup bersama. Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan memiliki kebiasaan, tradisi,sikap dan perasaan persatuan yang sama. R. Linton seorang ahli antropologi mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.

Sedangkan masyarakat dalam perspektif islam, Ada banyak kata yang dipergunakan di dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan kepada masyarakat atau kumpulan manusia, antara lain: Qawm, ummah,syu'ub dan qabail. Di samping itu Al-qur'an juga memperkenalkan masyarakat dengan sifat-sifat tertentu seperti: al-mala', al-mustakbirun, al-mustadh'afun dan lain-lain. Al-Qur'an banyak sekali berbicara tentang masyarakat, hal ini disebabkan karena fungsi utama kitab suci ini adalah mendorong lahirnya perubahan-perubahan positif di dalam masyarakat. Karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa, "Al-Qur'an adalah kitab/buku pertama yangmemperkenalkan hukum-hukum kemasyarakatan". Islam juga mengakui akan kelompok-kelompok manusia dan suku bangsa akibat pengaruh alam dan sosio-budaya. Dalam islam konsep masyarakat disebut "Ummat (masyarakat Islam) yang mempunyai arti sangat luas tanpa dibatasi oleh suku, ras, golongan, kedudukan dan pangkat, kecuali agama. Perbedaan antara mereka adalah tidak terletak pada kemanusiaannya, akan tetapi pada tingkat ketaqwaannya pada Tuhan".

(2)

Inilah yang melahirkan watak dan kepribadian serta prilaku yang khas (Abbas, 1984: 39).

B. Islam dan Kemasyarakatan

Sebagai teori atau konsep, civil society sebenarnya sudah lama dikenal sejak masa Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno, pada abad pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke masa. Di zaman pencerahan dan modern, isttilah tersebut dibahas oleh para filsuf dan tokoh-tokoh ilmu-ilmu sosial seperti Locke, Hobbes, Ferguson, Rousseau, Hegel, Tocquiville, Gramsci, Hebermas.Dahrendorf, Gellner dan di Indonesia dibahas oleh Arief Budiman, M.Amien Rais, Fransz, Magnis Suseso, Ryaas Rasyid, AS. Hikam, Mansour Fakih.

Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun kota budaya bukan sekedar merevitalisasikan adab dan tradisi masyarakat lokal, tetapi lebih dari itu adalah membangun masyarakat yang berbudaya agamis sesuai keyakinan individu, masyarakat berbudaya yang saling cinta dan kasih yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan .

(3)

horizontal dan konsep ketaqwaan pada tataran vertikal. Nurcholis Madjid menyebut dengan semangat rabbaniyah atau rabbiyah sebagai landasan vertikal, sedangkan semangat insyanyah atau basyariah yang melandasi komunikasi horizontal.

C. Metode Pendekatan Sosiologi

Ilmu sosiologi agama itu garis besarnya hasil penelitian terhadap agama dengan pendekatan sosiologis, hasil penelitian hubungan antara agama dengan masyarakat dalam kerjasama mereka yang saling tergantung dan juga hasil penelitian perwujudan proses sosial yang terjadi atas pengaruh agama. Sosiologi agama sebagai bagian dari ilmu sosiologi, terikat oleh frame-work sosiologi obyektif, yaitu untuk mengetahui manusia dan masyarakat sejauh dapat diperoleh atau dicapai melalui penelitian terhadap unsur-unsur, proses-proses serta hal-hal yang mempengaruhi serta hal-hal yang dipengaruhi, dari oleh dan dalam kehidupan berkelompok. Ahli sosiologi berangkat melangkah dengan asumsi dasar bahwa tingkah laku manusia (cara berpikir dan cara berbuatnya), dan juga sifat order sosial (struktur, nilai dan fungsi sosial), dipahami atau diyakini merupakan produk atau buah atau akibat kehidupan berkelompok. Sebaliknya ahli agama yang mempelajari agama dengan pendekatan sosiologis, asumsi dasarnya tidaklah demikian. Joachim Wach menyarankan agar tidak menganggap agama sebagai fungsi pengelompokan sosial yang alamiah manusia sosial dan juga menyarankan agar agama tidak dianggap sebagai suatu bentuk pelahiran budaya. Karena aspek, komponen atau segi agama seperti dimaksud juga menjadi subyek studi ilmu-ilmu agama yang lain, seperti psikologi agama, antropologi agama, teologi dan bahkan filsafat agama, maka tidak mustahil abstraksi-abstraksi atau kesimpulan-kesimpulannya menurut kacamata masing-masing ahlinya. Dan yang demikian itu tidak perlu bertabrakan atau saling menolak antara yang satu dengan yang lain.

(4)

dianggap atau dikatagorikan sebagai lembaga, maka akan dapat juga dipakai secara sosiologi dalam mempelajari lembaga ialah:

a. Dengan melihat sejarah perkembangan lembaga agama yang bersangkutan;

b. Dengan jalan membandingkan lembaga agama yang satu dengan lembaga agama yang lain;

c. Dengan melihat fungsi lembaga yang bersangkutan, baik integrasi sosial maupun integrasi kejiwaan.

Sebagaimana kebiasaan diantara kiprah keilmuan itu ada klasifikasi, maka B.R. Wilson terus menukikkan klasifikasi lagi menjadi tujuh tipe dengan karakteristiknya masing-masing. Tujuh tipe sekte itu ialah:

a. Dengan sudut pandang klasifikasi sikap atau responsnya terhadap dunia luar

b. Tipe konversionis dengan ciri khasnya diantaranya menyisihkan diri dari keteraturan sosial, tetapi pada waktunya apabila perlu, dapat bergerak dengan kekuatan dan kekerasan

c. Tipe introversionis dengan ciri khasnya diantaranya menarik diri dari dunia dan asyik dengan kelompok sendiri

d. Tipe manipulationist yang diantara keunikannya adalah bersikap positif terhadap dunia luar dan biasanya singkretis

e. Tipe thaumaturgical yang berpendapat bahwa manusia dapat mengalami akibat yang luar biasa karena agamanya dalam kehidupan mereka

f. Sekte reformis yang dapat berubah-ubah dari revolusioner menjadi introversionist

g. Sekte utopia yang wataknya majemuk. Respon sekte ini terhadap dunia luar adalah menarik diri, tetapi sebagian lain justru ingin membangun dunia luar dengan cara yang kadang-kadang lebih radikal ketimbang sekte reformis

D. Analisis Model Penelitian Sosiologis

(5)

Pengetahuan manusia tumbuh dan berkembang berdasarkan kajian-kajian sehingga terdapat penemuan-penemuan, sehingga ia siap merevisi pengetahuan-pengetahuan masa lalu melalui penemuan-penemuan baru. Penelitian dipandang sebagai kegiatan ilmiah karena menggunakan metode keilmuan. Sedangkan metode ilmiah sendiri adalah usaha untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan kesangsian sistematis.

Sedangkan penelitian agama sendiri menjadikan agama sebagai objek penelitian yang sudah lama diperdebatkan. Harun Nasution menunjukkan pendapat yang menyatakan bahwa agama, karena merupakan wahyu, tidak dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial, dan kalaupun dapat dilakukan, harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode ilmu sosial.

Sementara menurut Ahmad Syafi’i Mufid bahwa agama sebagai objek penelitian pernah menjadi bahan perdebatan, karena agama merupakan sesuatu yang transenden. Agamawan cenderung berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran mutlak sehingga tidak perlu diteliti.

Menurut Harun Nasution, agama mengandung dua kelompok ajaran, yaitu:

1. Ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui rasul-Nya kepada masyarakat

manusia.

2. Ajaran dasar agama, karena merupakan wahyu dari tuhan, bersifat absolut,

mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah.

Dari klasifikasi penjelasan di atas setidaknya dapat memberikan gambaran bahwa penelitian agama dapat dilakukan, hanya saja dengan ragam model tertentu. Model-model penelitian keagamaan disesuaikan dengan perbedaan antara penelitian agama dan penelitian hidup keagamaan.Djamari, menjelaskan bahwa kajian sosiologi agama dengan menggunaka metode ilmiah. Pengumpulan data dan metode yang digunakan antara lain:

1. Analisis Sejarah

(6)

Seperti halnya agama Islam, sejarah mencatat bahwa ia adalah agama yang diturunkan melalui Nabinya yaitu Muhammad saw berdasarkan kitab sucinya yaitu Alquran yang ditulis dalam bahasa arab. Islam diturunkan bukan untuk satu bangsa saja melainkan untuk seluruh bangsa secara universal. Sedangkan agama lain ada yang hanya diturunkan untuk satu bangsa saja seperti yahudi untuk ras yahudi saja.

Pendekatan sejarah dalam memahami agama dapat membuktikan apakah agama itu masih tetap pada orisinalitasnya seperti ketika ia baru muncul atau sudah bergeser jauh dari prinsip-prinsip utamanya. Bila hal itu dihubungkan dengan agama islam maka ia dapat dimasukkan pada kategori agama yang bertahan konsisten dengan ajaran seperti pada masa awalnya.

Menurut ahli perbandingan agama seperti A. Mukti Ali, apabila kita ingin memahami sebuah agama maka kita harus mengidentifikasi lima aspek yaitu konsep ketuhanan, pembawa agama atau nabi, kitab suci, sejarah agama, dan tokoh-tokoh terkemuka agama tersebut.

2. Analisis Lintas Budaya

Analisis lintas budaya bisa diartikan dengan ilmu antropologi, karena dilihat dari definisi antropologi sendiri secara sederhana dapat dikatakan bahwa antropologi mengkaji kebudayaan manusia.

Islam sebagai agama yang dibawa oleh Muhammad saw sampai saatnya kini telah melalui berbagai dimensi budaya dan adat-istiadat. Masing-masing negeri memiliki corak budayanya masing-masing dalam mengekspresikan agamanya. Karena itu dari segi antropologi kita dapat memilah-milah mana bagian islam yang merupakan ajaran murni dan mana ajaran islam yang bercorak lokal budaya setempat.

3. Eksperimen

Penelitian yang menggunakan eksperimen agak sulit dilakukan dalam penelitian agama. Namun, dalam beberapa hal,eksperimen dapat dilakukan dalam penelitian agama, misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil belajar dari beberapa model pendidikan agama.

4. Observasi Partisipatif

(7)

5. Riset Survei dan Analisis Statistik

(8)

6. Analisis Isi

Dengan metode ini, peneliti mencoba mencari keterangan dari tema-tema agama, baik berupa tulisan, buku-bukukhotbah, doktrin maupun deklarasi teks, dan lainnya.Umpamanya sikap kelompok keagamaan dianalisis dari substansi ajaran kelompok tersebut.

Daftar Pustaka

Abdullah, Taufiq dan M. Rusli (Ed.), Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta, 1990), cet. II.

Abbas, Zainal Arifin. Perkembangan Pikiran Terhadap Agama, (Jakarta: Pustaka Al Husna), cet. I

Shadily, Hasan, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), cet. I

Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV Rajawali, 1982), cet. I.

Mudzhar, Atho, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori Dan Praktek, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)

Referensi

Dokumen terkait

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Kasus kekerasan seksual anak menjadi fenomena yang semakin marak di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh ketidakpekaan dan ketidakpedulian masyarakat terhadap

Oleh karena itu para pelaku pasar swalayan jangan hanya mementingkan persaingan harga dan tidak memperhatikan bahwa pelayanan merupakan sesuatu hal yang harus diperhatikan pada saat

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Dari dimensi pasar, dengan beralihnya kepemilikan dari wewenang pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi ke pemerintah daerah (kabupaten), terjadi perubahan

Uraian diatas menunjukkan bahwa dengan mempelajari filsafat, arah pemikiran seseorang, khususnya pendidik yang dalam hal ini lebih difokuskan kepada pendidik

kebijakan itu telah ditetapkan ekspor timah hanya bisa dilakukan dari hasil transaksi bursa timah. Lantas, di mana nantinya komoditi timah itu ditransaksikan? tentunya hal itu

Pada kajian yang dilakukan oleh NEWJECT pada waktu falu tentang jurnlah lirnbah aktivitas rendah dan sedang yang ditimbulkan dari kegiatan operasional PL TN 1000 MWe jenis PWR