( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Makalah Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Program
CERTIFIED HUMAN RESOURCES PROFESSIONAL (CHRP)
Oleh
BERNADI MUBAROK
CHRP Batch 24
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
1
Abstrak
Selama ini orang kebanyakan lebih mengetahui tentang konsep – konsep leadership dari dunia barat, yang belum tentu cocok dengan budaya timur termasuk Indonesia.
Padahal banyak tokoh – tokoh dari negeri timur (China dan Jepang) yang memiliki konsep – konsep leadership yang tidak kalah bagusnya, namun sayangnya belum bisa diangkat ke ranah akademis karena jarang yang didukung oleh bukti empiris. Oleh
sebab itu, diperlukan suatu kajian untuk melihat kemungkinan diterapkannya konsep – konsep leadership negeri timur ( China dan Jepang) di Indonesia. Sebagai langkah awal,
tulisan ini akan melakukan identifikasi berbagai kepemimpinan timur dengan studi pustaka. Hasil yang didadapatkan dari identifikasi tersebut adalah gaya Leadersip dari dunia timur (China dan Jepang) yang kemungkinan besar dapat diterapkan lebih cocok di
Indonesia untuk meningkatkan performa karyawan. Oleh karena pola leadership timur
2
Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Dominasi pengaruh teori manajemen barat, khususnya konsep kepemimpinan barat
telah menjadi referensi dari banyak orang didunia ketiga umumnya, khususnya di
Indonesia yang budayanya belum tentu sejalan dengan budaya barat. Meski pada
dasarnya pola dan gaya manajemen, terlebih lagi yang berkaitan dengan leadership,
sadar atau tidak sedikit banyak dipengaruhi oleh adat istiadat atau budaya atau nilai dari suatu masyarakat bangsa.
Indonesia yang merupakan bagian dari masyarakat dunia timur belakangan ini mulai
menoleh gaya dan kepemimpinan timur, terlebih setelah dunia barat mengadopsi dan
menerapkan teori- teori manajemen timur seperti kaizan, TQM, QCC, dan TQC .Teori
dan konsep manajemen timur lebih banyak digerakkan oleh gaya kepemimpinan yang
bertumpu pada nilai terutama pada role model pemimpinnya, yang sejalan dengan masyarakat timur yang umumnya patrianalistik (“kebapak-an”)
1.2. Identifikasi Masalah
Selama ini orang kebanyakan lebih mengetahui tentang konsep – konsep leadership dari dunia barat. Padahal banyak tokoh – tokoh dari negeri timur (China dan Jepang) yang memiliki konsep – konsep leadership yang tidak kalah bagusnya. Konsep –konsep leadership ini biasanya mereka terapkan dalam strategi - strategi perang untuk
memenangkan pertempuran ataupun mempertahankan diri dari gempuran musuh. Sebagai masyarakat yang di dominasi oleh sifat patrineal (garis turunan bapak/ ayah) .
3 Sifat patrineal ini juga yang membuat banyak tokoh –tokoh dari dunia timur yang pada umumnya dekat dengan para bawahannya, sehingga, selalu terjalin hubungan
bawahan dan atasan yang harmonis dan selaras. Keharhonisan dan keselaran inilah
yang meningkatkan performa kelompok – kelompok yang mereka pimpin untuk memenangi sebuah pertempuran. Sifat Patrineal ini sebenarnya juga dimiliki oleh
bangsa Indonesia, sehingga penerapan teori leadership negeri timur sangat potensial untuk diterapkan di Indonesia.
Yang menjadi masalah adalah konsep kepemimpinan dari timur ini lebih banyak
bersifat empiris dan belum diangkat ke ranah penelitian akademis. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu kajian untuk melihat kemungkinan diterapkannya konsep –konsep leadership negeri timur ( China dan Jepang) di Indonesia.
1.3 Tujuan Makalah.
Adapun tujuan dari Pembuatan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi teori – teori Leadersip di dunia timur dan melihat kemungkinan penerapannya di Indonesia
2. Membandingkan karakteristik leadership timur yang sama dengan konsep barat
yang telah diangkat ke ranah akademis
1. 4 Metodologi Penelitian
Sebagai langkah awal, tulisan ini akan melakukan identifikasi berbagai
4
Bab 2
Pembahasan
2.1 Studi Literatur
2.1.1 Pengertian Leadership
Menurut Chemers M. (1997) Kepemimpinan telah digambarkan sebagai
"proses pengaruh sosial di mana satu orang dapat meminta bantuan dan dukungan
orang lain dalam pemenuhan tugas umum. Sedangkan, menurut Locke et al. 1991
:Kepemimpinan adalah "mengorganisir sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama".
2.1.2 Teori – teori leadership di Dunia Timur
Pada perkembangannya dari awal pra sejarah hingga sekarang sudah banyak
terjadi perang di negeri timur baik perang dengan negeri lain maupun perang
saudara yang berkecamuk di dalam negeri.
Hal itu juga menyebabkan banyak jendral – jendral besar bermunculan seperti Liu Bei dan Cao Cao dari negeri china dan Heike Kiyomori dan Nobunaga
Oda dari negeri Jepang. Beberapa dari jendral – jendral tersebut sukses di sepanjang hayatnya . Adapun teori – teori tersebut sebagai berikut:
2.1.2.1 Teori Leadership Wei Liao Zhi
5 Di Dalam bukunya The art of Command di bab 4 ayat 5 sampai 10 dijelaskan bahwa untuk memenangi pertempuran pemimpin harus mempunyai lima
hal, yaitu:
1. Yang pertama adalah mengambil keputusan-keputusan yang tepat di istana
kerajaan . (ayat 6). Dimaksudkan disini adalah kita harus memiliki tujuan yang
jelas dan setiap tindakan yang kita lakukan harus sudah dipikirkan baik –baik agar tak menyesal di kemudian hari
2. Yang kedua adalah memilih dan mengangkat jenderal-jenderal yang mampu .
(ayat 7).Dimaksudkan disini adalah kita harus bisa menempatkan orang yang
tepat di posisi yang tepat agar dapat menghasilkan performa yang optimal
3. Yang ketiga adalah pengerahan pasukan secara lancar . (ayat 8). Dimaksudkan
disini adalah kita harus mampu mematangkan semua tahap mulai dari
persiapan hingga pelaksanaan dan memperbaiki sebaik mungkin celah – celah yang mungkin dapat menggangu rencana.
4. Yang keempat adalah pertahanan berbenteng kuat . Dimaksudkan disni adalah
kita harus mengenal diri kita sendiri dan mau melakukan perbaikan secara terus
menerus ke arah yang lebih baik. (Ayat 9)
5. Yang kelima adalah persiapan yang memadai sebelum mengerahkan pasukan
ke medan pertempuran (Ayat 10 ). Dimaksudkan disini adalah kita harus bisa
bertindak dengan cermat dan tanggap.
Dalam ayat 12, 13, 14, dan 15 di bab yang sama Wei Liao Zhi juga menekankan
bahwa pemimpin haruslah tegas, agar mendapatkan kepercayaan dari bawahan.
2.1.2.2 Teori Leadership Zhuge Liang
6 Kongming dan nama julukannya adalah Wòlóng, juga dikenal sebagai Cukat Liang atau Kong Beng di kalangan Tionghoa Indonesia. Ia adalah salah satu tokoh sentral di balik berdirinya Tiga Kerajaan. (dikutip dari :
http://id.wikipedia.org/wiki/Zhuge_Liang, diakses pata 11 juni 2013)
Dalam bukunya Sixteen Strategy ada 16 syarat menjadi leader. yaitu :
1. Menjadi setepat bintang utara
Pemimpin sebaiknya memiliki perencanaan yang matang
2. Jadikan rasa hormat dan kesetiaan penghubung penguasa dan bawahan .
Pemimpin harus bisa menciptakan situasi saling harga menghargai dengan
bawahannya.
3. Menjadi pemimpin yang menguasai situasi dengan baik
Pemimpin harus sigap dalam menghadapi berbagai jenis situasi
4. Menerima ide orang lain , kata-kata manis tak dalam tapi dangkal .
Pemimpin harus mau mendengar saran bawahannya untuk memperbaiki diri
ataupun untuk mengoptimalkan performa timnya
5. Membuat batasan antara yang benar dan yang salah
Pemimpin harus bisa memilih mana hal yang baik dan yang buruk
6. Didiklah rakyat untuk memenangkannya
Pemimpin harus mampu menjelaskan tujuannya dan cara mencapainya
kepada bawahannya sebaik mungkin. Agar orang – orag yang dipimpin Mengetahui kemana mereka akan menuju dan apa yang mereka bisa
lakukan.
7. Carilah yang berguna dan pekerjakan yang berbakat
Pemimpin harus bisa melihat potensi dan performa orang – orang yang ada di bawah asuhannya. Agar dapat memilih pengantinya di kemudian hari
kelak
7 Pemimpin harus bisa adil terhadap orang – orang yang ia pimpin. Salah satunya adalah memberi kenaikan jabatan orang yang berperforma baik dan
memberi hukuman orang yang berperforma buruk
9. Rencanakan dengan baik dan menangkan dengan strategi yang benar.
Pemimpin harus bisa membuat rencana yang cermat dan tepat sasaran
10.Berilah hadiah dan hukuman untuk membentuk pemerintahan yang bersih.
dan efesien .
11.Jangan menuruti emosi.
12.Berhati-hati saat menghadapi situasi kacau .
Pemimpin harus bisa bersikap hati – hati dalam menghadapi situasi yang kacaau.
13. Koreksi diri sendiri sebelum mengeluarkan perintah.
14.Bertindak tepat mengatasi masalah sebelum berkembang .
Pemimpin harus bisa menyelesaikan masalah sebaik mungkin. Bahkan sebisa
mungkin masalah tersebut diselesaikan sebelum masalah tersebut membesar.
15.Berpandangan jauh ke depan dan membuat rencana dengan teliti.
16.Membuat komitmen untuk sukses.
2.1.2.3 Teori Leadership Yamamoto Tsunetomo
Yamamoto Tsunetomo. (June 11, 1659 – November 30, 1719) adalah samurai yang hidup di Era Edo. Beliau adalah penemu teori HAGAKURE atau yang sekarang lebih dikenal dengan semangat bushido. Didalam bukunya
hagakure. Dia tak menyebutkan syarat – syarat untuk menjadi leader secara jelas dan berkesinambungan. Namun, syarat –syarat bersifat tersirat dan menyebar dalam 11 bagian bukunya. Antara lain:
8 a) Jaga anak buahmu yang baik
Seorang pemimpin harus bisa menjaga anak buahnya baik secara fisik
ataupun Non fisik .
b) Dengarkan orang lain
Seorang samurai harus berpikiran terbuka dan mau mendengarkan orang lain
c) Komitmen penuh
Seorang samurai harus berkomitmen penuh terhadap jalan yang ia ambil
Bagian 2:
- Disiplin di dalam dan diluar
Seorang samurai harus selalu disiplin dimanapun ia berada
Bagian 3:
- Terimalah hal – hal yang tak terelakan
Seorang samurai harus mau bersifat ikhlas dan lapang dada bila ada sesuatu
hal yang tak sesuai keinginannya
Bagian 4:
- Menyelidiki orang –orang berbakat
Seorang samurai harus peka terhadap talenta – talenta yang ada di sekitarnya Bagian 5:
- Jangan memandang dirimu terlalu tinggi
Seorang samurai tidak boleh arogan dan sombong
Bagian 7
- Penguasaan diri
Seorang Samurai harus bisa mengontrol emosinya dan melakukan
penguasaan diri
Bagian 11
- Kemurahan Hati samurai
9 2.1.2.4 Teori Leadership Sun Zi
Sun Zi (Hanzi:孫子, hanyu pinyin: (Sūn Zǐ) yang arti nya Filsuf Sun atau filsafat militer China kuno yang sangat berpengaruh (sebagian besar isinya tidak
berhubungan langsung dengan taktik). Dia juga salah seorang realis paling awal
dalam bidang ilmu politik.
Dalam bukunya the art of war pada chapter 5 ( Forces). Sunzi menekankan prinsip – yang dibutuhkan untuk mengarahkan suatu pasukan. Antara lain :
“Mengarahkan dan mengendalikan pasukan besar sama dengan mengarahkan dan mengendalikan pasukan kecil.” ( bab 5, ayat 3)
“Ini adalah masalah Formasi, komunikasi dan isyarat. “( bab 5, ayat 4)
Dari pernyataan di atas , sun zi secara tegas menjelaskan bahwa seorang
pemimpin harus bisa mengkomunikasikan arahannya secara jelas dan terstruktur
agar mudah dipahami bawahannya.
Dalam ayat yang lain. Namun, masih pada bab yang saman. Beliau mengatakan :
“Jadi seorang ahli perang harus mampu menggunakan berbagai pendekatan , strategi, dan tentara tidak langsung dalam banyak cara yang tidak terbatas, seperti
kekuatan dan unsur alam yang selalu berubah serta seperti sungai yang mengalir
tiada henti “.( bab 5, ayat 9)
Dimaksudkan disini adalah seorang leader harus bisa fleksibel dan kreatif
10 bab 5 ayat 21 Sun zi juga menekankan pentingya pengambilan keputusan di waktu
yang tepat . Ayat itu berbunyi:
“Jadi, kekuatan dan daya gerak dari seorang ahli perang begitu besar dan ganas, dan pemilihan waktunya dalam menyerang sangat tepat dan cepat.” (bab 5 ayat 21)
Pada bab 5 ayat 24 juga sun zi menekankan pentingnya ketenangan seorang
pemimpin dalam kekacauan dan kebingungan. Sedangkan pada bab 5 ayat 31- 5.34
seorang pemimpin harus pintar bernegosiasi dan memainkan “tempo permainan”
dengan musuh. Pada bab 5 ayat 35 Sunzi berpendapat bahwa sebaiknya pemimpin
pintar menempatkan orang sesusai jabatan dan medannya.
2.1.3 Teori – teori leadership di Dunia Barat
2.1.3.1 Pengertian Transformational Leadership
Istilah kepemimpinan transformasional terdiri dari dua kata yaitu
kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Kepemimpinan
adalah setiap tindakan yang yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu ataukelompok lain lain yang
tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya
McFarlan (1978) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses dimana
pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Pfiffner (1980) kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan
memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Bernard M Bass (1985) Kepemimpinan transformasional adalah jenis gaya
kepemimpinan yang mengarah ke perubahan positif pada mereka yang mengikuti.
11 para pemimpin memperhatikan dan terlibat dalam proses, mereka juga difokuskan
untuk membantu setiap anggota kelompok berhasil juga.
Istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Misalnya, mengubah energi potensial menjadi energi aktual atau motif berprestasi
menjadi prestasi riil.
Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin
dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara
optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna
sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan, terutama sumber daya
manusianya mulai dari bawaham himgga atasan..
Kepemimpinan transformasional menggiring SDM yang dipimpin ke arah
tumbuhnya sensitivitas pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangam
visi secara bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan membangun
kultur suatu organisasi yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi
2.1.3.2 Ciri – ciri Transformational Leadership
Kepemimpinan transformasional diprediksikan mampu mendorong terciptanya
efektifitas organisasi. Jenis kepemimpinan ini menggambarkan adanya tingkat kemampuan
pemimpin untuk mengubah mentalitas dan perilaku pengikut menjadi lebih baik.
Kepemimpinan transformasional memiliki makna dan orientasi masa depan (future oriented) . Ciri pemimpin transformasional diantaranya:
a. Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b. Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi
c. Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki karakteristik yang
12
i. Charisma
Memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan,
menimbulkan rasa hormat dan percaya.
ii. Inspiration
Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk
memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang
sederhana.
iii. Intellectual stimulation
Meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti.
iv. Individualized consideration
Memberikan perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada
setiap bawahan secara individual. tersendiri.
2.1.3.3 Pengertian Situasional Leadership
Pada dasarnya Situasional leadership adalah teori contingensi dimana pemimpin
efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan
menerapkan secara tepat. Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh
terhadap kepemimpinan seseorang. Antara lain :
- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial,
pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh
perusahaan.
- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang
lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas
pemimpinnya.
- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan
13 - Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan
akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.
Model- model Situasional leadership antara lain adalah :
a. Fiedler Contingency model
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung
pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang
sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:
Task Structure : Keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau
unstructured task
Leader-Member Relationship : Hubungan antara pimpinan dengan bawahan,
apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
Position Power : Ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power
yaitu:
Legitimate Power : Adanya kekuatan legal pemimpin
Reward Power : Kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
Coercive Power : Kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
Expert Power : Kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
Referent Power : Kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai
pemimpinnya
Information Power : Pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari
14 b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'
Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif
dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang
dimiliki pimpinannya. Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa
ia bisa
M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk
menyelesaikan tugas.
Gambar 1: Hersey-Blanchard Situational Leadership Model (berdasarkan
tingkat kematangan bawahan (1)
Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan dalam situsional leadership yaitu:
-Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan
tugas dan kinerja anak buahnya (untuk M1).
15 -Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk
menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan ( untuk
M3).
-Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan
tugas kepada bawahannya ( untuk M4).
Gambar 2: Hersey-Blanchard Situational Leadership Model (berdasarkan
tingkat kematangan bawahan (2)
2.1.4 Pengertian Kinerja
16
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan
2.2 Analisa
2.2.1 Persamaan Konsep Leadership Timur Dan Barat
Persamaan konsep leadership timur dan barat adalah
1. Keduanya sama – sama mengutamakan teknik pengomunikasian yang baik dan benar 2. Keduanya memiliki 2 peran yang sama terkait leadership, yaitu:
a) Peran Leader Sebagai Guru
Dimana seorang leader harus bisa membimbing dan memberikan petunjuk-
petunjuk ataupun ilmu yang dibutuhkan seorang bawahan untuk mengerjakan
tugasnya
b) Peran Leader Sebagai Manajer
Dimana leader harus bisa mengkoordinasikan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi
2.2.2 Perbedaan Konsep Leadership Timur Dan Barat
Perbedaan konsep leadership timur dan barat adalah:
1. Konsep leadership timur lebih bersifat top down / instruktif . hal ini mengigat
budaya timur yang patrinalis
2. Kepemimpinan timur lebih memfokuskan kepada tokoh utamanya, dibandingkan
dengan teori ataupun proses kepemimpinan itu sendiri
3. Selain peran sebagai manajer dan guru, konsep leadership di timur juga memiliki
17 a. Peran Leader Sebagai Orang tua
Peran Leader Sebagai Orang tua adalah seorang leader harus bisa memberi
perhatian dan “kasih sayang” kepada bawahannya agar komunikasi atasan- bawahan lebih lancar dan timbul rasa segan dari bawahan kepada atasannya
b. Peran Leader sebagai “Talent Scout”
Peran Leader sebagai “Talent Scout” adalah seorang leader harus peka dengan kelebihan dan kelemahan bawahannya .
2.2.3. Hubungan Kinerja Dengan Leadership
Setiap organisasi memiliki tujuan atau goal – goal yang berbeda – beda . Tujuan dan goal – goal organisasi tersebut agar mudah dikomunikasikan dan dikerjakan. Maka, diturunkan menjadi serangkaian target kinerja
Untuk mencapai target kinerja tersebut dilakukan berbagai cara dan metode. Salah
satu metode tersebut adalah kepemimpinan. Dengan kepemimpinan ( Leadership) yang
18
Bab 3
Kesimpulan
1. Gaya Leadersip dari dunia timur (China dan Jepang) pada dasarnya dapat
diterapkan di Indonesia untuk meningkatkan performa karyawan. Oleh karena pola
leadership timur hanya bertumpu pada sosialisasi nilai / value dan role model dari pemimpinnya, maka dalam penerapannya masih harus didukung oleh seperangkat
alat lain seperti ;
a. Standard Performa / kinerja baik, sebagai standard input maupun outputnya
b. Proses pencapaian performa, yang dapat menjelaskan bagaimana atasan
memberikan bimbingan kepada bawahannya untuk mencapai standart
performa output yang telah ditetapkan.
c. Pemberian reward atau penalty kepada bawahan yang telah/ tidak mencapai
standart performa yang telah do tentukan
d. Proses penyempurnaan standart dan proses pencapaian performa untuk siklus
berikutnya yang harus lebih baik
2. Hasil perbandingan konsep kepemimpinan barat vs konsep kepemimpinan timur
A. Persamaan Konsep Leadership Timur Dan Barat
Persamaan konsep leadership timur dan barat adalah
19 2. Keduanya memiliki 2 peran yang sama terkait leadership, yaitu:
a) Peran Leader Sebagai Guru
Dimana seorang leader harus bisa membimbing dan memberikan
petunjuk- petunjuk ataupun ilmu yang dibutuhkan seorang bawahan
untuk mengerjakan tugasnya
b) Peran Leader Sebagai Manajer
Dimana leader harus bisa mengkoordinasikan bawahannya untuk
mencapai tujuan organisasi.
B. Perbedaan Konsep Leadership Timur Dan Barat
Perbedaan konsep leadership timur dan barat adalah:
1. Konsep leadership timur lebih bersifat top down / instruktif . hal ini
mengigat budaya timur yang patrinalis
2. Kepemimpinan timur lebih memfokuskan kepada tokoh utamanya,
dibandingkan dengan teori ataupun proses kepemimpinan itu sendiri
3. Selain peran sebagai manajer dan guru, konsep leadership di timur juga
memiliki beberapa peran leader yang lain yaitu:
a. Peran Leader Sebagai Orang tua
Peran Leader Sebagai Orang tua adalah seorang leader harus bisa
memberi perhatian dan “kasih sayang” kepada bawahannya agar
komunikasi atasan- bawahan lebih lancar dan timbul rasa segan dari
bawahan kepada atasannya
b. Peran Leader sebagai “Talent Scout”
20 DAFTAR PUSTAKA
Singgih, Moses L.dkk, 2008, ”pengukuran kinerja sumber daya manusia dengan
menggunakan konsep human resource scorecard di pt jb”.Jurusan Teknik
Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Liang, Zhuge, “Sixteen Strategy ebook” Zi, wei liao: “ the art Of Command Ebook”
http://id.wikipedia.org/wiki/Zhuge_Liang, diakses pata 11 juni 2013 http://en.wikipedia.org/wiki/Wei_Liaozi, diakses pata 11 juni 2013 Tarver, D.E: “The wisdom Of Samurai”. PT Oncor Semesta Ilmu,Depok Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar ( Kepemimpinan
Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran). Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyono. 2009. Educational Leadership (Mewujudkan Efektivitas Kepemimpinan
Pendidikan). Malang: UIN Malang Press
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan_20.html, diakses
21 juni 2013