• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siapa Pengendali Media Massa docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Siapa Pengendali Media Massa docx"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Siapa yang Mengendalikan Media Massa?

Oleh : Ashri Nooraida Permana DIIP-B | 210210120065

Fakultas Ilmu Komunikasi | Universitas Padjadjaran

Media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membangun opini masyarakat, karena perannya yang sangat berpotensi untuk mengangkat opini publik sekaligus sebagai wadah berdialog antarlapisan masyarakat. Peranan media massa ibarat pisau bermata dua, yang artinya dapat berperan positif sekaligus juga berperan negatif. Peran positifnya adalah, sebagai alat kontrol publik masyarakat dalam mengendalikan seseorang, kelompok, golongan, atau lembaga dari perbuatan sewenang-wenang, dan meningkatkan kesadaran terhadap persoalan sosial politik. Sedangkan peran negatif diantaranya adalah, media memiliki kekuatan penghakiman sehingga penyampaian pesan menjadi stereotype yang cenderung tidak sepenuhnya menggambarkan realitas yang bernampak seperti kebenaran yang terbantahkan, juga media massa dapat melakukan pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan kenyataan semu (false reality) yang dapat berakibat menghasilkan kepentingan pihak tertentu sekaligus merugikan kepentingan pihak lain.

Teknologi komunikasi yang telah canggih dan mutakhir telah berhasil menciptakan “publik dunia” atau “Weltoffentlichkeit” (Dofivat, 1967). Teori Dofivat menjelaskan tentang media massa yang tengah dikontrol oleh segelintir orang untuk kepentingannya sendiri, sehingga manusia kehilangan kebebasannya. Aldous Huxley dalam Muhammad Juwaini Mannan berpendapat, media massa dikendalikan oleh “kekuatan impersonal” (elite penguasa), yang memanipulasi populasi dengan menggunakan berbagai metode. “kekuatan impersonal” ini mendorong kita sewaktu kita tidak memiliki kendali atas diri kita, membuat mereka dengan mudah mendorong kita ke berbagai arah yang mereka inginkan, yang seringkali menjerumuskan kita ke dalam sebuah mimpi buruk “dunia baru” dan ini adalah keinginan dari “kekuatan impersonal” yang didukung oleh organisasi komersial dan politik yang telah mengembangkan sejumlah teknik baru untuk memanipulasi, demi kepentingan beberapa minoritas”.

(2)

pemerintah dan pihak pemilik modal, dan mengabaikan kepentingan khalayak dan masyarakat luas. Sedangkan khalayak masyarakat mengharapkan agar media massa itu berfungsi sebagai sumber informasi yang dipercaya, sarana pengetahuan budaya, dan hiburan.

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa jika apa yang dipentingkan hanya kepentingan dan kebutuhan dominant class, maka media massa itu belum tentu akan laku di pihak khalayak. Di pihak lain, apabila hanya mementingkan kepentingan khalayak sementara kebutuhan dominant class diabaikan, maka bisa jadi media massa tersebut akan dikenakan tindakan hukuman. Selain itu, pemberitaan dalammedia massa harus dapat mempengaruhi opini publik dan diskusi didalam masyarakat mengenai sebuah isu publik. Karena itu, media massa harus bebas dari intervensi pihak manapun, termasuk pemilik modal.

Media massa dijadikan oleh pihak elite penguasa sebagai sarana memanipulasi massa. Media massa pada dasarnya hanya menjadi alat kekuasaan, bukan sebagai sarana masyarakat untuk mendapat fakta. Pengendalian media massa oleh elit penguasa bukan semata-rnata untuk menguasai media tersebut, tetapi lebih jauh adalah untuk menguasai alam pikiran warga masyarakat, untuk kemudian dalam pengendalian alam pikiran ini struktur negara yang bersifat monopolistis dapat berjalan. Dengan kata lain, baik mekanisme melalui struktur gelap, maupun pengendalian media massa, dimaksudkan pada ujungnya adalah untuk mengendalikan warga masyarakat. Hal ini tercermin dengan dimilikinya berbagai media massa oleh kalangan elite penguasa yang diperkirakan memiliki keseragaman konsepsi mengenai realitas sosial. Tidak jarang pemberitaan media massa baik itu televisi, radio, ataupun surat kabar merupakan pesanan dari pihak elite penguasa tersebut, untuk memperlancar kepentingan mereka.

(3)

sebagai cara untuk mempertahankan posisi mereka yang dominan didalam tatanan sosial (Baran dan Davix, 2010)

Contoh dari realita nyata yang telah terjadi dalam pengindustrian media massa di Indonesia adalah sebagai berikut:1

“Badai politik hebat tengah melanda Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepengurusan Partai Nasdem. Langkah pengunduran diri itu diambil setelah media massa itu merasa sudah tidak lagi seiring jalan dengan Surya Paloh selaku pendiri partai.

Segera setelah menyatakan pengunduran diri dari Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo menegaskan akan memberhentikan penayangan iklan-iklan Partai Nasdem di seluruh media massa jaringan Media Nusantara Citra (MNC) Group. Sebagaimana diketahui bersama, Hary Tanoesoedibjo merupakan pemilik MNC Group yang menaungi sejumlah media massa besar, seperti RCTI, MNC TV, Global TV, dan Sindo Radio”

“Rivalitas Metro TV dan TV One merupakan contoh dari penyalahgunaan media massa untuk melakukan politisasi informasi. Pemilik dua stasiun televisi swasta itu, Surya Paloh dan Aburizal Bakrie, dikenal sebagai konglomerat media massa yang sering kali memiliki posisi politik berseberangan.

Nuansa politik sangat kental terasa di hamper setiap pemberitaan Metro TV dan TV One. Hali itu tidak dapat dilepaskan dari interversi masing-masing pemilik demi satu tujuan, yaitu melakukan pemberitaan yang menguntungkan langkah politik mereka. Hal ini tentu dapat memengaruhi sikap dan persepsi publik.

Ketika menjelang musyawarah nasional Partai Golkar bulan Oktober 2009, kedua stasiun televisi tersebut berlomba-lomba menokohkan bos mereka masing-masing sebagai calon ketua umum Partai Golkar. Saat itu, Surya Paloh dan Aburial Bakrie tampil sebagai dua kandidiat kuat calon ketua umum Partai Golkar. Dapat dipastikan bahwa tayangan berita yang ditampilkan kedua televisi itu sarat dengan muatan politik.

Stasiun televisi TV One yang notabene merupakan milik Aburizal Bakrie tentu akan mengopinikan bahwa Aburizal Bakrie merupakan sosok kandidat yang didukung mayoritas kader Partai Golkar di seluruh Indonesia. Sebaliknya, stasiun televisi Metro TV sebagai bagian dari Media Group all out mempromosikan sosok Surya Paloh sebagai kandidat terkuat calon ketua umum Partai Golkar.”

Berdasar pada dua contoh kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa memang benar dugaan i bahwa media massa digunakan oleh para elite penguasa dan pemilik modal untuk kepentingan politik mereka. Media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pola pikir khalayak dalam menilai sebuah informasi. Tak dapat dipungkiri dengan kemampuan media massa yang seperti itu, akan membuat media massa menjadi sangat rentan untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan politisasi informasi.

(4)

Sumber Referensi

http://www.shnews.co/index.php/web/read/14089/nasdem-hary-tanoe-dan-media-massa-kita-.html (diakses pada 7 Juni 2013)

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Siregar, Ashadi. 2000. Media Pers dan Negara: Keluar dari Hegemoni

http://www.jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/index.php/jsp/article/view/139/136 (diakses pada 6 Juni 2013)

Syam, Nia Kurniati. 2005. Sistem Media Massa Indonesia di Era Reformasi: Perspektif Teori Normatif Media Massa

http://www.mediator.fikom.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/download/136/119 (diakses pada 6 Juni 2013)

Universitas Negeri Surabaya. 2011. Strategi Optimalisasi Media Massa dalam Membangun Masyarakat Multikultur.

http://www.blog.tp.ac.id/strategi-optimalisasi-media-massa-dalam-membangun-masyarakat-multikultur

Referensi

Dokumen terkait

kepada Allah 2.3 Membiasakan melayani sesama sebagai salah satu ungkapan ibadah kepada Allah 3.3 Menganalisis makna melayani sesama sebagai ibadah yang berkenan

Salah satu kompetensi inti dalam melakukan praktek kolaborasi interprofesional adalah dengan melakukan komunikasi interprofesional dimana untuk melakukan kolaborasi dan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya (Berita

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap keputusan dalam pembelian beras premium di Pasar

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi akhir zaman, yang telah mendapatkan mukjizat paling besar dan menjadi pembuka pintu surga, yaitu nabi besar kita Muhammad

Oleh sebab itu, marilah kita, sebagai tubuh Kristus, bersedia menyambut undangan Tuhan ini dengan sungguh-sungguh dan membangun relasi kasih yang berdasarkan pada

Desain penelitian ini menggunakan descriptive non-eksperimen dengan metode survei dan mengumpulkan data dengan kuesioner yang melibatkan 32 responden menunjukan bahwa

 Identifikasi entitas data yang dibutuhkan  Membuat entitas data baru berdasarkan kebutuhan  Melakukan integrasi aplikasi untuk penggunaan data  Melakukan penambahan modul