HAKIKAT DAN TANTANGAN ILMU PENGETAHUAN
Karya Ilmiah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah ManajemenPendidikan Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Wahyudin NS, M.Pdi
Di susun oleh : SYAROFATUL HASANAH
NIM : 14.01.I.1164
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HAJI AGUS SALIM
SEMESTER V EKSEKUTIF
CIKARANG – BEKASI
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang dengan Kuasa-Nya tugas ini dapat terselesaikan dengan lancar, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Saya bersyukur karena telah dapat menyelesaikan skripsi kecil ini dengan judul “ Hakikat dan Tantangan Ilmu Pengetahuan” guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam.
Saya berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfa’at bagi orang lain, apabila ada kesalahan dalam tulisan ini kiranya dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya, karena segala kekurangan dan kesalahan adalah sebagian dari sifat manusia, sedangkan segala kesempurnaan hanyalah milik Allah ‘azza wajalla saja. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Cikarang barat, 21 Desember 2016
Penulis
Syarofatul hasanah
KATA PENGANTAR...
A. Latar Belakang Masalah
...
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan
...
B. Perspektif Islam Tentang Ilmu Pengetahuan
...
C. Tantangan Ilmu Pengetahuan
... 7
D. Upaya dalam Mengantisipasi Tantangan Ilmu Pengetahuan
BAB III. PENUTUP... 11
A. Kesimpulan
... 11
B. Saran
... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan penting dalam membangun dan menumbuhkan peradaban dari pendidikan itu sendiri, perkembangan zaman yang menyertai proses pendidikan memberikan dampak yang cukup signifikan.
mana sistem manajemen inilah yang mengatur tatanan dalam operasional lembaga pendidikan.
Semakin banyaknya lembaga pendidikan pun bukan ukuran tidak adanya hambatan dalam pendidikan itu sendiri, melainkan juga munculnya masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal ini penulis mencoba membahas mengenai tantangan dari ilmu pengetahuan di era yang akan datang nanti pada generasi selanjutnya.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah tadi maka, permasalahan yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan 2. Perspektif Islam tentang ilmu Pengetahuan 3. Tantangan dan Masa Depan Ilmu Pengetahuan 4. Manajemen Ilmu Pengetahuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Dan Pendidikan 1. Ilmu Pengetahuan
Ilmu bearsal dari bahasa arab ‘Alima, ya’lamu.’ilman yang berarti mengerti, memahami. Dalam bahasa inggris disebut science dari bahasa latin scientia (pengetahuan). Jadi, pengertian ilmu pengetahuan yang terdapat dalam kamus besar bahasa indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Mulyadi karta negara mengatakan bahwa ilmu adalah any organized knowledge. Adapun beberapa ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah: a. Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat
b. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis.
c. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat didalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan. d. Di pihak lain yang seringkali berkaitan dengan konsep-konsep ilmu adalah
ide bahwa metode-metode yang berhasil dan hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencari ilmu.
e. Ciri lainnya dari ilmu adalah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide yang terpisah-pisah. Sebaliknya ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi.
f. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya teori skolastik mengenai ilmu membuat perbedaan antara objek material dan objek formal. Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli diantaranya adalah:
Mohammad hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun bangunannya dari dalam.
Ralph ross dan Ernest Van Deg Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik dan keempatnya serentak.
Maka dapat dikatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang memiliki ciri, tanda, syarat tertentu (sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan tersusun).
Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik.
Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Dengan perumpamaan lain, ilmu adalah sebuah kue yaitu adonan yang sudah diolah sehingga menjadi sebuah kue,
sedangkan pengetahuan adalah serangkaian bumbu-bumbu seperti tepung, gula, butter yang masih mentah dan belum diolah menjadi sebuah kue.
2. Pendidikan
Orang-orang Yunani lebih kurang 600 SH telah menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha membantu manusia menjadi manusia. Manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia apabila telah memiliki nilai kemanusiaan. Itu menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjad manusia. Jadi, tujuan mendidik adalah
memanusiakan manusia, agar tujuan itu dapat dicapai dan agar program dapat disusun maka, ciri-ciri manusia yang telah menjadi manusia itu haruslah jelas.
Arti dari pendidikan secara terminologi berasal dari kata “didik” kemudian terdapat awalan me menjadi mendidik yang berarti memelihara dan memberi latihan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran.
Menurut tinjauan etimologis pendidikan adalah sebagai berikut: a. Padegogie
merupakan rangkaian dari dua kata dari bahasa yunani : pias (anak) dan ago (saya membimbing) dengan demikian padegogie berarti saya membimbing anak. Pada zaman yunani kuno, anak golongan bangsawan biasanya diantar dan dijemput ke sekolah oleh seorang pengasuh khusus yang
disebut padagogos
education berasal dari bahasa latin ; e, ex (out) artinya keluar, dan ducere duc (mengatur, memimpin, menyerahkan). Sehingga education memiliki arti : mengumpulkan dan menyampaikan informasi (pelajaran) dan
menyalurkan/menarik bakat keluar.
Menurut Tinjauan Terminologis
a. MJ. Langeveld
Pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang didasari dan
dilaksanakan dengan sengaja antara orang yang dewasa dengan anak yang belum dewasa.
b. Hogeveld
Pendidikan adalah membantu anak supaya dia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidup atas tanggung jawabnya sendiri.
c. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggot masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
d. Undang-Undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional (pasal 1 ayat 1).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
B. Perspektif Islam tentang Ilmu Pengetahuan 1. Konsep Ilmu
memahami hukum yang berlaku atas sesuatu itu. Saliba mendefinisikan ilmu itu dengan memahami secara mutlak baik tasawuf maupun tasdiq. Menurut Ikhwan Al-safa seperti yang dikutip jihami, ilmu adalah tasawuf hakikat sesuatu dan asalnya.
Jadi, terdapat tiga istilah dalam sistem pengetahuan manusia, yaitu al-‘ilm, al-‘alim dan al-ma’lam. Al-‘ilm (ilmu) adalah tergambarnya hakikat sesuatu pada akal, dimana gambaran itu merupakan abstraksi dari sesuatu itu baik kuantitas, kualitas maupun substansi. Al-‘alim (orang yang tahu) adalah orang yang telah berhasil menyerap hakikat sesuatu itu. Sedangkan al-ma’lam adalah objek yang dikaji dan segala hal yang berkaitan dengannya.
Dalam pandangan al-Qur’an ilmu itu dapat membentuk sikap atau sifat-sifat manusia. Atau dengan katta lain sikap atau karakter seseorang merupakan gambaran pengetahuan yang dimilikinya. Maka, perbedaan sikap dan pola pikir antara seseorang dengan lainnya dilatar belakangi oleh perbedaan pengetahuan mereka. Itulah sebabnya pola pikir atau sikap seorang yang ahli dalam bidang sains dan teknologi, misalnya berbeda dengan orang yang ahli dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Bahkan ilmu-ilmu pengetahuan tidak hanya membentuk pola pikir, sifat dan karakter seseorang tetapi juga dapat membentuk perilaku. Al-Qur’an
menafikan persamaan antara orangyang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Penafian itu tentu saja ti dak hanya mengenai persamaan sifat tetapi, juga
persamaan prilaku. Maka, itulah sebabnya Kitab Suci tersebut memerintahkan umat ini untuk banyak belajar.
Dengan demikian, belajar pada hakikatnya tidak hanya semata-mata pencarian ilmu. Atau dengan kata lain, penguasaan ilmu bukanlah tujuan utama suatu pembelajaran. Penguasaan ilmu hanya sebagai jembatan atau alat yang dapat mengantarkan manusia kepada kesadaran, keyakinan dan perasaan atau sikap positif terhadap kehidupan.
2. Sumber Ilmu
ilmu. Segala pengetahuan yang di peroleh manusia merupakan anugerah-Nya. Sedalam apapun pengetahuan manusia mengenai sesuatu, ia tetap saja terbatas karena keterbatasan pikiran dan potensi yang ada dalam jiwanya.
Al-Qur’an menggambarkan ada dua cara Tuhan mengajar manusia, yaitu pengajaran langsung yang disebut dengan wahyu atau ilham dan pengajaran tidak langsung. Cara yang terakhir ini berarti bahwa Allah mengajar manusia melalui media yaitu fenomena alam yang Dia ciptakan.
Tuhan menciptakan alam dan segala isinya serta hukum yang berlaku padanya. Alam ini sebagai makhluk Allah, menyimpan berbagai rahasia ilmu pengetahuan. Kemudian manusia mempelajarinya sehingga menemukan sistem hukum alam tersebut yang selanjutnya dapat digunakan bagi kepentingan hidup manusia.
C. Tantangan dan Masa depan Ilmu
Masyarakat akademik sudah menerima kenyataan terlepas mereka setuju atau tidak, bahwa dalam dunia ilmu pengetahuan ada disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities serta natural sciences kita juga sudah disuguhi berbagai macam teori, metode dan pendekatan dalam peneltian sesuai dengan anggapan bahwa dalam disiplin-disiplin tersebut terjadi eclecticism, dimana satu disiplin dengan teori atau pendekatan yang lain juga bisa saling mengisi. Oleh karena itu, bukan saja teori dan metodologi penelitiannya sudah banyak kita ketahui, kita dengar atau kita terima, tetapi juga semuanya itu bisa berkembang dan selalu di tuntut untuk berkembang. Begitu juga tantangan yang terjadi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
1. Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan
Teknologi mampu membius manusia untuk tunduk dan mengabaikan yang lain lalu, krisis kemanusiaan tidak saja terjadi akibat teknologi maju, tetapi juga akibat dari kecenderungan, ideologi dan gagasan yang tidak utuh. Contohnya ide dan gagasan emansipasi yang dikumandangkan oleh para penggerak feminisme yang mendorong agar wanita diberi kesempatan yang sama di area publik dengan laki-laki. Kesempatan ini kemudian ternyata dimanfaatkan oleh perusahaan padat karya dengan merekrut pekerja perempuan lebih banyak dibandingkan pekerja laki-laki. Dengan
pertimbangan lebih rapi, lebih rendah gajinya, lebih mudah diatur dan tidak merepotkan perusahaan. Akibatnya, kaum laki-laki susah untuk mendapatkan pekerjaan dan implikasi lebih lanjut rumah tangga menjadi berantakan
karena, perempuan merasa lebih hebat daripada laki-laki.
Jika sebelum penemuan teknologi yang semakin maju manusia terpenjara atau ditentukan oleh alam dan Tuhan, maka pada kemajuan teknologi manusia tanpa sadar terpenjara oleh teknologi itu sendiri. jika kita tidak mau
kehilangan eksistensi kemanusiaan dan terhindar dari krisis kemanusiaan, maka, kita harus berjuang untuk membebaskan diri dari kungkungan teknologi dan kembali pada eksistensi awal, yaitu manusia yang kreatif dan dinamis.
2. Pendidikan Global
Pendidikan Perspektif Global atau disebut juga pendidikan global artinya pendidikan yang membekali wawasan global untuk membekali siswa memasuki era globalisasi sehingga siswa mampu bertindak lokal dengan dilandasi wawasan global.
yang melahirkan produk ilmu pengetahuan yang merupakan hasil integrasi dari berbagai disiplin ilmu.
3. Kesenjangan Kemajuan IPTEK
Prestasi Pendidikan serta HDI Khususnya di Indonesia, menurut anwar et al (1990) tantangan yang dihadapi untuk penerapan dan pengembangan IPTEK pada PJPT II adalah
a. jumlah terbesar penduduk usia 10 tahun ke atas dan angkatan kerja yang tidak tamat SD sebesar 44,9%dari jumlah angkatan kerja sebanyak 74,6 juta, dan lulusan perguruan tinggi 1,61%, itupun lulusan eksakta ±28,9% dan sisanya lulusan ilmu sosial.,
b. Bagian terbesar unit usaha berskala kecil dan non formal.
c. Peningkatan pengangguran terbuka angkatan kerja lulusan SLTP dan yang lebih tinggi.
d. Pendidikan menengah dan tinggi relatif rendah e. Kurangnya tenaga ristek,
f. Rendahnya kesehatan relatif terhadap negara ASEAN. g. Industri manufaktur mengarah industri berat.
h. Urbanisasi meningkat.
D. Upaya dalam Mengantisipasi Tantangan Ilmu Pengetahuan 1. Peran Agama dan Pendidikan
Dalam Menghadapi Tantangan di Masa Depan Agama dan ilmu, dua elemen kehidupan yang memiliki perbedaan dan juga persamaan. Ilmu merupakan hal yang obyektif, logis, empiris, fleksibel, dan progresif. Adapun agama merupakan hal subyektif , mengedepankan ritual terhadap hubungan makhluk dengan Tuhan, dan kadang tak mengandalkan empiris.
Ilmu berperan dalam pemenuhan kebutuhan lahiriah yang memberikan kepuasan untuk kehidupan fana di dunia. Sementara itu, agama memberikan kebutuhan dalam batiniah dan persiapan kehidupan setelah mati. Karena bagi masyarakat beragama, walaupun ilmu memiliki perbedaan yang
komprehensif, baik dalam fase rohani dan fase kebutuhan jasmani, ilmu adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari nilai ketuhanan, karena sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan.
ciptaan Tuhan lainya, manusia diberikan daya pikir berbeda dengan makhluk lainya. Daya pikir inilah yang kemudian menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi. Semua agama yang ada di dunia ini mengajarkan umat untuk menuntut ilmu, bahkan behukum wajib. Namun, bukan berarti hal ini menyebabkan kita lepas kontrol dan mengeksplorasi ilmu tanpa
mempertimbangkan nilai-nilai dan norma. Disinilah peran agama sebagai kontrol terhadap pengembangan ilmu, agar manusia dapat
mengembangkannya dengan benar dan tak kehilangan hati nurani mereka. Agama juga berperan sebagai filter terhadap perkembangan ilmu,
memberikan rambu-rambu, bahwa hal positif dari ilmu pengetahuan dapat digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan manusia sementara hal negatif disingkirkan.
2. Pendidikan Global
Pendidikan Global dirasa perlu disebabkan kemajuan komunikasi & transportasi yang dirasakan dunia semakin sempit, batas negara menjadi buram, proses universalisasi melanda berbagai aspek kehidupan. Pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global. Pendidikan Global menekankan pada: a. Kesadaran terhadap perspektif global. b. Memahami sistem-sistem global. c. Sejarah globalisasi. d. Saling pengertian terhadap budaya bangsa lain.
Tujuan Pendidikan Global adalah :
a. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka membentuk masyarakat. b. Memberi pengertian mereka yang merupakan anggota masyarakat
manusia.
c. Menyadarkan mereka adalah penghuni planet bumi, dan kehidupannya tergantung pada planet bumi tersebut.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan adalah ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang terklarifikasi, tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang sudah melewati proses pengujian kebenarannya melalui pengamatan dan
penelitian yang objektif. Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran.
Ilmu akan senantiasa berkembang, sesuai dengan perkembangan zaman dan inovasi- kreativitas yang dilakukan berdasarkan pemikiran manusia. Perkembangan ilmu yang semakin pesat ini menghasilkan teknologi dan
penemuan mutakhir memberikan sejumlah tantangan besar bagi manusia di masa depan, baik tantangan mental, fisik, sampai moral. Kemajuan ilmu demi
kepentingan manusia ini memang sering salah pemanfaatan dan penyikapan, sehingga sebenarnya tantangan yang akan dihadapi lebih kepada masalah teknis.
B. Saran
Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan aplikasi di kehidupan hendaknya dibatasi oleh pemahaman menyeluruh mengenai keilmuan itu sendiri. Semua hasil penemuan ilmu pengetahuan semata-mata digunakan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Prof.,Dr.,M.A Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013. Cet ke-12.
Departemen Agama RI. Problem dan Prospek IAIN ; Antologi Pendidikan Agama Islam. 2000
M. Yusuf, Kadar. Tafsir Tarbawi. Riau: Zanafa Publishing, 2011. Cet ke-2 Tafsir, Ahmad. Prof.,Dr. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014. Cet ke-6
Zuhairini. Dra., Dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2015. Cet ke-13
Https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/tantangan-dan-masa-depan-ilmu_2013_1.pdf