• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pemb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pemb"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Individu

Pengembangan

Masyarakat

Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan

Infrastruktur Melalui Program Alokasi Dana Desa di

Desa Bialo, Kabupaten Bulukumba

Nama

: Risa Andini

NIM

:08131005

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan

(2)

1 Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan Infrastruktur Melalui Program Alokasi

Dana Desa di Desa Bialo, Kabupaten Bulukumba

Pembangunan infrastruktur merupakan bagian penting dari pembangunan negara. Pembangunan infrastruktur merupakan tulang punggung produksi dan pola distribusi barang dan penumpang, perekat utama Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemicu pembangunan suatu kawasan, pembuka keterisolasian suatu wilayah, dan prasyarat kesuksesan pembangunan di berbagai sektor (Nur, Bulkis, & Naping, 2008). Pembangunan infrastruktur ini tidak bisa hanya terpusat di kawasan perkotaan, namun juga pedesaan. Pembangunan infrastruktur desa berguna dalam memajukan desa baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi, serta meningkatkan mobilitas masyarakat desa. Adanya pembangunan infrastruktur desa dapat menopang kemampuan masyarakat desa dalam perbaikan kualitas lingkungan maupun masyarakat desa sendiri.

Pemerintah, dalam upayanya membangun infrastruktur desa, seringkali menemui kendala. Kendala yang sering ditemui oleh pemerintah dalam membangun infrastruktur desa adalah adanya ketidakcocokan pembangunan dengan kebutuhan masyarakat desa, timbulnya protes dari masyarakat desa, serta masalah pembiayaan. Adanya penolakan masyarakat desa dengan pembangunan infrastruktur desa diakibatkan karena masyarakat merasa pembangunan tersebut tidak cocok dengan kebutuhan mereka. Selain itu, pemerintah juga menghadapi kendala kekurangan dana untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur desa tersebut.

Sesuai dengan konsep pembangunan partisipatif, maka dalam pembangunan infrastruktur desa, dibutuhkan partisipasi masyarakat desa dalam upaya pembangunan infrastruktur desa tersebut. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat, maka pembangunan infrastruktur desa dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa tersebut. Selain itu, pemerintah juga dapat terkurangi bebannya dalam hal kendala dana. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur desa, maka masyarakat dapat berpartisipasi dalam pemberian dana pembangunan.

(3)

2 tingkat partisipasi masyarakat di desa ini keberagaman etnis dan bahasa tidak menjadi kendala antar sesama warga untuk berinteraksi satu sama lain. Pembangunan infrastruktur desa di Desa Bialo ini melibatkan partisipasi masyarakat desa, baik dalam hal dana, pikiran, dan tenaga. Masyarakat bersama-sama bergerak dalam pembangunan infrastruktur desa. Dengan adanya pembangunan infrastruktur desa secara partisipatif di Desa Bialo ini, maka kebutuhan masyarakat akan infrastruktur yang tidak ditangani oleh APBD dinas-dinas terkait ini dapat terpenuhi.

Di Desa Bialo, pembangunan infrastruktur desa melalui Program Alokasi Dana Desa ini melibatkan seluruh perangkat masyarakat desa, baik kepala desa, tokoh, maupun masyarakat biasa. Partisipasi datang dari masyarakat dengan beragam jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan, dan suku. Masyarakat Desa Bialo yang cenderung heterogen ini bersama-sama dalam membangun infrastruktur desa sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Masyarakat Desa Bialo berpartisipasi membangun infrastruktur desa dengan memberikan sumbangan tenaga, dana, dan pikiran.

Permasalahan yang ada dalam partisipasi masyarakat Desa Bialo dalam membangun infrastruktur desa ini adalah ketidakseimbangan proporsi jenis partisipasi masyarakat yang berbentuk dana, tenaga, dan pikiran. Masyarakat Desa Bialo lebih banyak yang menyumbang tenaga daripada dana dan pikiran. Padahal, dalam pembangunan infrastruktur desa, partisipasi yang paling dibutuhkan adalah dana. Partisipasi berbentuk dana sangat dibutuhkan karena partisipasi berbentuk dana cenderung bersifat fleksibel. Dana dapat digunakan dalam hal pembelian material, konsumsi masyarakat yang bekerja membangun infrastruktur, dan dapat digunakan dalam hal lain.

(4)

3 kesibukan yang tinggi biasanya hanya berpartisipasi dalam hal pikiran dengan mengikuti rapat atau musyawarah yang diadakan sebelum pelaksanaan pembangunan dimulai.

Walaupun proporsi partisipasi masyarakat Desa Bialo dalam hal tenaga, dana, dan pikiran tidak seimbang, namun tingkat partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Desa Bialo sangat tinggi. Seluruh masyarakat di Desa Bialo ikut berpartisipasi dalam Program Alokasi Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur desa ini. Bahkan, ada pula masyarakat yang satu individunya mengikuti lebih dari satu macam pembangunan infrastruktur desa. Bentuk partisipasi masyarakat tidak hanya sebatas tenaga, dana, dan pikiran, beberapa individu dari masyarakat Desa Bialo ada pula yang menyumbangkan lahan miliknya sebagai penunjang pembangunan infrastruktur di Desa Bialo.

Tujuan dari adanya pembangunan partisipatif berupa pembangunan infrastruktur desa di Desa Bialo ini adalah untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Bialo terkait infrastruktur yang tidak didanai APBD melalui dinas-dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum, seperti perintisan jalan, pembangunan talud, pembangunan drainase, pengadaan posyandu, dan pemeliharaan bangunan. Program pembangunan infrastruktur desa yang dilaksanakan di Desa Bialo ini sedapat mungkin melakukan pembangunan atas dasar partisipasi masyarakat agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa Bialo. Tujuan lain adanya program pembangunan infrastruktur desa ini adalah untuk meringankan kerja pemerintah yang mengalami kendala dana dalam membangun infrastruktur. Selain itu, dengan adanya program pembangunan infrastruktur desa ini adalah dapat mendukung konsep perencanaan partisipatif yang merupakan upaya pengembangan masyarakat.

(5)

4 Program Alokasi Dana Desa yang berjalan di Desa Bialo Kabupaten Bulukumba ini terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama adalah tahap persiapan. Tahapan kedua adalah tahap pelaksanaan. Lalu tahap ketiga adalah tahap pemeliharaan.

Tahapan pertama adalah tahap persiapan yang terdiri dari kegiatan sosialisasi, musyawarah, dan perencanaan. Sosialisasi dilakukan oleh Kepala Desa kepada masyarakat Desa Bialo dengan cara mengumpulkan masyarakat dan memberi pemahaman mengenai kegiatan serta pembangunan infrastruktur apa yang dilakukan berikut dengan metodenya. Hal ini dimaksudkan agar seluruh masyarakat Desa Bialo dapat mengetahui dan memahami program partisipatif yang akan dilaksanakan, dengan harapan semua masyarakat dapat ikut berpartisipasi. Kegiatan kedua yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah musyawarah. Musyawarah ini menyaring aspirasi dan mengajak seluruh masyarakat Desa Bialo bersama memikirkan bagaimana mekanisme atau teknis berjalannya program ini serta pembagian tugas. Lalu pada perencanaan, masyarakat melakukan perumusan rincian kegiatan.

Tahap kedua dari Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo ini adalah tahap pelaksanaan. Di tahap inilah masyarakat mulai bergerak untuk berpartisipasi dalam pemberian berupa tenaga, dana, pikiran, bahkan lahan dan material bangunan untuk pembangunan infrastruktur desa. Masyarakat berpartisipasi sesuai dengan kemampuan ekonomi, tingkat pendidikan, dan kesibukan yang dimiliki.

Tahap ketiga, masyarakat melakukan partisipasi dalam tahap pemeliharaan. Tahap pemeliharaan ini adalah tahap lanjutan setelah infrastruktur desa telah terbangun. Masyarakat bersama-sama melakukan pemeliharaan bangunan dengan bantuan tenaga, dana, dan pikiran.

Partisipasi masyarakat Desa Bialo dalam Program Alokasi Dana Desa untuk membangun infrastruktur desa ini dapat dibilang cukup baik. Besarnya partisipasi masyarakat Desa Bialo ditentukan oleh tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, dan jenis mata pencaharian. Namun, keragaman tersebut tidak menghalangi satu individu di Desa Bialo untuk berpartisipasi, semua individu cenderung ikut berpartisipasi dalam Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo ini.

(6)

5 konsep partisipatif yang serupa dengan Program Alokasi Dana di Desa Bialo. Hal yang membedakan adalah masalah pendanaan. Pada Program Bantuan Desa, pendanaan datang selain dari masyarakat desa juga datang dari pemerintah sebagai dana bantuan. Namun, pada Program Bantuan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan, berdasarkan oleh penelitian yang dilakukan, besarnya partisipasi masyarakat desa ditentukan oleh besarnya dana bantuan yang turun dari pemerintah. Partisipasi masyarakat desa di Kabupaten Minahasa Selatan juga tidak setinggi partisipasi masyarakat yang ada Desa Bialo walaupun di saat dana bantuan turun dengan baik. Dari hasil penelitian, dengan 100 orang responden yang juga sebagai masyarakat Desa Tumaluntung, Desa Tumaluntung Satu, dan Desa Koreng, mengenai partisipasi masyarakat terkait bantuan dana, dapatlah dikemukakan bahwa dari 75 orang yang menilai baik, terdapat 32 orang (42,67%) yang menilai baik, dan ada 23 orang (30,67 %) yang menilai kurang baik, serta ada 20 orang (26,66 %) yang menilai tidak baik. Selanjutnya, dari 39 orang yang menilai kurang baik, terdapat 20 orang (51,28 %) yang menilai baik, dan ada 11 orang (28,21 %) yang menilai kurang baik, serta ada 8 orang (20,51 %) yang menilai tidak baik. Sedangkan, dari 36 orang yang menilai dana bantuan tidak baik, terdapat 6 orang (16,67 %) yang menilai baik, dan ada 7 orang (19,44 %) yang menilai kurang baik, serta ada 23 orang (63,89 %) yang menilai tidak baik. Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa mereka yang menilai dana bantuan tidak baik adalah mereka yang tidak berpartisipasi dalam pembangunan desa (Tumbel, 2014). Sedangkan Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo menunjukkan bentuk partisipasi yang terbesar pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa adalah sumbangan tenaga yang mencapai 80%, atau 12 orang kemudian diikuti oleh sumbangan material 53,3% atau 8 orang, serta dana 33,3% atau 5 orang. Jumlah total persentase dari partisipasi masyarakat yang berkisar 166,6% disebabkan karena sebagian informan dari ke-15 informan tersebut berpartisipasi lebih dari 1 bentuk partisipasi (Nur, Bulkis, & Naping, 2008).

(7)

6

Daftar Pustaka

Nur, F., Bulkis, S., & Naping, H. (2008). Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan

Infrastruktur Desa (Studi Kasus: Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo Kabupaten Bulukumba). 1-8.

Putri, W., Putri, K. A., Rizqia, S., Perdana, D., Galih, T., & Rosada, F. F. (2015, September 7). Participatory Planning. (Kelompok 1 Review Materi MK Pengembangan Masyarakat, Performer)

Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Ma‟qud „alaih ialah benda-benda yang diadakan, seperti benda- benbda ynag dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibbah (pemberian), dalam kad gadai, utang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada  bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, secara umum

Jumlah kentang yang dipanen setiap hari, suhu kentang pada saat pemanen, besarnya penurunan suhu yang diinginkan mempengaruhi nilai Field Heat yang juga akan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan: 1) pengaruh politik dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia dan 2) pengaruh politik

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengembangan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis

najlepszy czas na budowę ogrodu botanicznego. Kryzys to jednak czas wielu możliwości. Kiedy w połowie lat dziewięćdziesiątych, ze względu na powszechny brak pieniędzy,

Penelitian ini membahas tentang pembuatan sistem informasi perpustakaan berbasis web di SMA N 9 Kota Bekasi dengan tujuan memudahkan petugas pustakawan

Dari analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar klorida pada air sumur bor di daerah sekitar TPA II Musi II Kelurahan Karya Jaya melebihi kadar