• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN FASILITAS TRANSPORTASI KERETA api

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN FASILITAS TRANSPORTASI KERETA api "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN FASILITAS TRANSPORTASI KERETA API

UNTUK MASYARAKAT DIFABEL

Dosen Pembimbing :

Dr. Sarwono, MSi

Disusun Oleh :

Trinandha Yudha I

(115030107111088)

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

Tahap tahap kebijakan public 1. Penyusunan agenda

Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah ada ruang untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan agenda publik perlu diperhitungkan. Jika sebuah isu telah menjadi masalah publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu lain. Dalam penyusunan agenda juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Isu kebijakan (policy issues) sering disebut juga sebagai masalah kebijakan (policy problem). Policy issues biasanya muncul karena telah terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan tersebut. Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah tertentu. Namun tidak semua isu bisa masuk menjadi suatu agenda

kebijakan.

Maka dari itu penyusunan agenda dari permasalahan yang ada pada bidang pelayanan publik khususnya pelayanan di bidang transportasi. Setiap warga Negara berhak mendapatkan pelayanan termasuk penyandang cacad (difabel), saat ini warga Negara Indonesia lebih cenderung menggunakan kereta api ekonomi dengan asumsi biaya yang lebih terjangkau. Namun jika dilihat dari fasilitasnya, kereta api ekonomi hanya memiliki fasililtas standar bagi penumpang kereta api umum. Tetapi pelayanan dan sarana bagi penyandang cacat (difabel), ibu hamil, dan lanjut usia masih bisa dikatakan belum maximal.

2. Formulasi Kebijakan

(3)

bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Perumusan kebijakannya mengadopsi konsep good governance yaitu Good governance merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan dalam menyediakan barang dan jasa publik (public goods dan services.). Pada sisi lain, pemerintah sebagai lembaga negara yang mengemban misi pemenuhan kepentingan publik dituntut pula pertanggungjawaban terhadap publik yang dilayaninya, artinya pemerintah lokal harus menjalankan

mekanisme pertanggungjawaban atas tindakan dan pekerjaannya kepada publik yang acapkali disebut menjalankan prinsip akuntabilitas (accountability). Perumusan kebijakan ini juga melibatkan multi stakeholder, yaitu :

1. Pemerintah

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan masyarakat (public service function), fungsi pembangunan (development function) dan fungsi

perlindungan (protection function)

hal yang terpenting dari ketiga fungsi tersebut adalah pemerintah dapat mengelola fungsinya agar dapat menghasilkan barang dan jasa (pelayanan) yang ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel kepada seluruh masyarakat yang membutuhkannya. selain itu, pemerintah dituntut untuk menerapkan prinsip equity dalam menjalankan fungsi-fungsi tadi. artinya pelayanan pemerintah tidak boleh diberikan secara diskriminatif. pelayanan diberikan tanpa memandang status, pangkat, golongan dari masyarakat dan semua warga masyarakat mempunyai hak yang sama atas pelayanan-pelayanan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Kementrian Perhubungan

(4)

3. Expert di bidang insfrastruktur

Expert di bidang insfrastruktur dalam hal ini termasuk

 ahli konstruksi,

adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain;

 ahli teknologi informasi dan

Teknologi Informasi dilihat dari secara luas adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data termasuk juga memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan atau sesuai tepat waktu digunakan untuk keperluan pribadi serta bisnis dan pemerintahan yang merupakan informasi yang strategis dalam pengambilan keputusan.

 ahli teknik industry

Teknik industri terkait perancangan, perbaikan, dan instalasi sistem terintegrasi seperti orang, material, informasi,peralatan, dan energi dan dibangun atas pengetahuan dan keahlian khusus dalam

bidangmatematika, fisika, dan ilmu sosial bersama-sama dengan prinsip dan metode analisis rekayasadan desain untuk menetapkan, memprediksi, dan mengevalusi hasil yang akan dicapai dari

(5)

Melalui signal problem memunculkan issue yang disebarkan melalui sistem informasi yang ada

seperti koran atau internet

Sitem media Expert, Birokrasi, Pemerhati

Summit meeting

Good Governance, Multi stakeholder

Rumusan dan Implementasi kebijakan

3. Adopsi / legitimasi Kebijakan

Kementerian Perhubungan telah menetapkan Standard Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api. Penetapan tersebut berdasarkan PM nomor 9 tahun 2011. Standar Pelayanan Minimum adalah ukuran minimum pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa.

(6)

Beberapa kriteria yang harus ada berdasarkan SPM di stasiun kereta api antara lain: informasi yang jelas dan mudah dibaca, loket, ruang tunggu, tempat ibadah, toilet dan tempat parkir, fasilitas kemudahan naik/turun penumpang, fasilitas penyandang cacat dan fasilitas kesehatan dan fasilitas keselamatan dan keamanan.

SPM dalam Perjalanan dibedakan dalam dua jenis perjalanan yaitu Kereta Api Antar Kota dan Kereta Api Perkotaan. SPM untuk Kereta Api Antar Kota meliputi :

a. pintu dan jendela;

b. tempat duduk dengan konstruksi tetap yang mempunyai sandaran dan nomor tempat duduk,

c. toilet dilengkapi dengan air sesuai dengan kenbutuhan d. lampu penerangan

e. kipas angin f. rak bagasi g. restorasi

h. informasi stasiun yang dilewati/disinggahi secara berurutan

i. fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah 5 (lima) tahun, orang sakit dan orang lanjut usia

j. fasilitas kesehatan, keselamatan dan keamanan k. nama dan nomor urut kereta

l. informasi gangguan perjalanan kereta api m. ketepatan jadwal perjalanan kereta api

(7)

Context :

 Fasilitas Kereta Api

Assumption :

 Persamaan HAK masyarakat difabel (berkebutuhan Khusus)

 Meningkatkan kualitas kereta api dan akses perekonomian

Action :

 Menambah serta memperbaiki gerbong kereta api khusus difabel

 Peran pemerintah dalam mengalokasikan dana transportasi

 Meningkatkan kualitas tenaga kerja kereta api

 Meningkatkan kualitas kereta api

Consequences :

 Meningkatnya mutu dan kualitas kereta api yang dapat bermanfaat bagi masyarakat normal maupun difabel

4. Evaluasi Kebijakan

Referensi

Dokumen terkait

3.2 Perancangan Perangkat lunak Rancangan perangkat lunak pada website Putra Lie Motor disusun berdasarkan analisa kebutuhan pengguna dan kebutuhan sistem yang

The following algorithm is the algorithm of the modified Fletcher-Reeves conjugate gradient method in which its step length is chosen by the Armijo-type line

Mengenai pendidikan agama di sekolah, peranannya menjadi semakin diharapkan oleh semua pihak karena berbagai keterbatasan dan kesempatan orang tua. Demikian pula

Air putih, huruf Alif, nasihat-nasihat hidup yang ia tulis dalam bahasa Jawa, dan laku berpuasa berhari-hari, adalah bagian dari "wajah mistik" Sosrokartono, orang Indonesia

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta

Komposit struktur lantai komposit dapat di asumsikan sebagai deretan balok T, dengan gaya tarik ditahan oleh kayu, gaya tekan ditahan oleh pelat beton dan gaya

Dari studi ini kami ambil kesimpulan bahwa skor CHA2DS2-VASc_HSF dapat digunakan sebagai suatu skor yang sederhana dan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian CIN pada pasien