• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT UEU Patofisiologi 3 Pertemuan 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PPT UEU Patofisiologi 3 Pertemuan 10"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPLIKASI SAAT PERSALINAN DAN MASA KELAHIRAN

PERTEMUAN 10 Dr.Noor Yulia MM

(2)

mahasiswa dapat memahami

Gangguan dan Komplikasi saat

persalinan dan masa kelahiran

mahasiswa dapat menjelaskan dan

menguraikan Gangguan dan

Komplikasi saat persalinan dan masa

kelahiran

(3)

PENDAHULUAN

Komplikasi persalinan dan kelahiran

Komplikasi yang dapat timbul pada

kala I

yaitu:

ketuban pecah dini, tali pusat menumbung,

obstruksi placenta, gawat janin.

Komplikasi yang dapat timbul pada

kala II

adalah :

eklampsi, kegawatdaruratan janin.

Komplikasi yang timbul pada

kala III dan IV

adalah :

(4)

Komplikasi Kala I dan Kala II

1.Persalinan lama

:

Fase laten lebih dari 8 jam ,

Disebabkan : kecemasan ,ketakutan, pemberian

analgetik yang kuat /terlalu cepat pada persalinan dan

pemberian anastesi sebelum fase aktif normal pada

tenaga ekspulsi ,

abnormalitas pada panggul,

kelainan pada letak dan bentuk janin

2. Distosia :

adalah kelambatan atau kesulitan persalinan.

Dapat disebabkan kelainan tenaga( tenaga/his : His

Hipotonic/ Inersia Uteri· His Hipertonic, His yang tidak

terkordinasi )

kelainan letak, dan bentuk janin, serta kelainan jalan

(5)

Partus Presipitatus

:

ekspulsi janin berlangsung kurang dari 3 jam setelah

awal persalinan.

berkaitan dengan Solusio plasenta ,Aspirasi

mekonium, Perdarahan post partum Pengguna cocain,

bila servik panjang dan jalan lahir kaku, terjadi

robekan servik dan jalan lahir yang luas,

Emboli air ketuban,

Atonia uteri dengan akibat HPP.

Kontraksi uterus yang terlalu kuat akan menyebabkan

asfksia intrauterine,

akibat tahanan jalan lahir dapat timbul Trauma

(6)

Komplikasi Kala III dan Kala

IV

1. Perdarahan

pada kala III :

karena terpotongnya pembuluh-pembuluh

darah dari dinding rahim bekas implantasi

plasenta karena sinus-sinus maternalis

ditempat insersinya pada dinding uterus

terbuka.

Bila darah yang keluar melebihi 500cc

(7)

2. Hal-hal yang menyebabkan perdarahan post

partum adalah;

Atonia uteri,

Perlukaan jalan lahir,

Terlepasnya sebagian plasenta dari

uterus ,

Tertinggalnya sebagian dari plasenta

umpamanya klotiledon atau plasenta

suksenturiata.

kelainan proses pembekuan darah

(8)

Komplikasi persalinan dan

kelahiran (O60-O75) pada

ICD 10

O60. Kelahiran preterm : Awal persalinan

(spontan) sebelum lengkap 37 minggu kehamilan

O61. Kegagalan induksi persalinan

O61.0 Kegagalan induksi persalinan medis :

dengan: oxytocin, prostaglandins

O61.1 Kegagalan induksi persalinan dengan

instrumen secara: mekanis, bedah

O61.8 Kegagalan induksi persalinan lainnya.

O61.9 Kegagalan induksi persalinan, tidak

(9)

KELAHIRAN PRETERM

adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan

20-37 minggu, Bayi yang dilahirkan dengan

berat badan kurang dari 2500 gram termasuk

dalam kategori berat badan lahir rendah (BBLR),

Penyebab

Idiopatik

Preeklampsia

KPD

(10)

Resiko persalinan pre term dibagi 2 yaituMayor :

Kehamilan multipel, hidramnion,

anomali uterus,

serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32

minggu,

serviks mendatar kurang dari 1 cm pada kehamilan 28

minggu

Minor :

Penyakit yang disertai demam

Perdarahan pervaginam stlh kehamilan 12 mingguRiwayat pielonefritis

Riwayat abortus semester 2

(11)

Pemeriksaan penunjang

USG

Kardiotokograf : CTG

Pemeriksaan berkala dilatasi/pemendekan

serviks

Amniosentesis : p0emeriksaan surfaktan

Pemeriksaan bakterial

Kultur urin

Pemeriksaan gas darah dan ph darah janin

Terapi : bed rest, penanganan faktor resiko , Beri

(12)

Kegagalan induksi

persalinan

Induksi adalah

tindakan untuk mengakhiri

kehamilan dengan merangsang timbulnya

kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan

Merupakan suatu upaya stimulasi mulainya

proses persalinan dengan menimbulkan kontraksi

/his untuk mempermudah keluarnya bayi secara

normal (melahirkan pervaginam) dimana ibu

tidak memperlihatkan tanda-tanda persalinan

(13)

Indikasi dilakukannya Induksi adalah :

Kondisi medis ibu : 

hipertensi ,

preeklamsia,diabetes gestasional -> untuk

menyelamatkan nyawa ibu

Tekanan darah tinggi :

Bila ibu mengalami

tekanan darah tinggi yang semakin memburuk

khususnya preeklamsi dan eklamsi.

Selaput ketuban telah pecah : ketuban

pecah dini namun persalinan belum juga

dimulai

,sebelum kontraksi ibu dan bayi beresiko

terhadap infeksi. usahakan bayi segera lahir

(14)

Pertimbangan bayi :

 

Kehamilan lewat waktu:

  kehamilan >41 minggu

(atau 7 hari melebihi waktu seharusnya), akan

meningkatkan resiko komplikasi pada bayi. misalnya

pergerakan janin melemah

Bila ibu mengalami

Tekanan darah tinggi :

mengancam keselamatan janin jika terlalu lama

didalam kandungan,

Oligohidramnion

(air ketuban sediki) IUGR

(Intrauterine Growth Retardation-hambatan

pertumbuhan janin),

janin lewat waktu.

pergerakan janin yang

(15)

Berbagai Metode Induksi

Membrane sweep :

dengan memisahkan lapisan

kantung ketuban dengan leher rahim sehingga terjadi

pelepasan formon prostaglandin

Pematangan cervix uteri

: dengan 0bat hormon

secara oral atau intra vaginal

Memecahkan selaput air ketuban :

dilakukan jika

kepala bayi telah sampai pada panggul bawah dan cervix

uteri telah setengah terbuka

Memberikan infus obat yang mengandung hormon

yang menyebabkan rahim berkontraksi jika cervix telah

mulai menipis dan lunak

(16)

Resiko akibat dilakukannya

induksi

Persalinan akan lebih sakit dibandingkan

persalinan normal pervaginam biasa

Terkadang membutuhkan alat bantu untuk

mengeluarkan bayi yang disebut

forceps

Pada kehamilan yang terlalu dini dapat

menyebabkan bayi lahir prematur

Oksitosin atau prostaglandin dapat

menyebabkan denyut jantung janin (djj)

menjadi lemah dan mengurangi suplai oksigen

Gangguan tali pusat membumbung yang akan

(17)

Pada induksi dengan memcahkan kantong

amnion dapat meningkat kan infeksi baik

pada ibu maupun bayi

Resiko perdarahan setelah lahir an karena

uterus tidak berkontraksi

Memicu sindrom baby blue pada ibu karena

depresi pasca persalinan akibat persalinan

yang menyakitkan

Ruptur uterus : pecah rahim menimbulkan

(18)

Bahaya induksi persalinan pada

bayi

Menyebabkan

kelainan jantung pada bayi baru lahir

menjadi lebih parah

akibat obat yang dipakai untuk

induksi

Menyebabkan

kematian bayi

setelah dilahirkan

Resiko

distosia bahu

: bahu macet karena bayi dipaksa

keluar -> menyebabkan cacat permanen pada bayi

Meningkatkan resiko

fetal distress

: detak jantung bayi

sangat cepat kemudian turun dengan cepat

Bayi memberikan respon dengan

gerakan yang

(19)

Bayi yang dilahirkan dengan persalinan

normal dengan induksi biasanya akan

mendapatkan perawatan di NICU setelah

dilahirkan.

disebabkan karena masalah pernafasan

pada bayi, gangguan paru-paru sebagai

efek induksi dan resiko penyakit yang lain.

jika bayi sudah terlilit tali pusat maka bayi

(20)

Induksi persalinan dengan

forcep

Induksi membuat tenaga ibu habis untuk

menahan rasa sakit dalam waktu yang lebih

lama.Saat itu mungkin bayi sudah siap di rongga

panggul sehingga jika tidak segera lahir maka

sangat berbahaya untuk ibu dan bayi.

Biasanya dokter akan membantu persalinan

dengan alat forceps dan vakum.

Persalinan dengan forcep :

akan lebih menyakitkan untuk ibu

meningkatkan resiko robeknya dinding

perineum yang lebih lebar

(21)

Persalinan operasi Sectio

caesaria dilakukan bila

Pemberian induksi saat persalinan

menyebabkan kantong cairan rusak,

air ketuban semakin kering dan bayi

(22)

O62. Kelainan tenaga persalinan

O62.0 Kontraksi in adekuat primer akibat kegagalan dilatasi

servix atau Disfungsi hipotonik primer uterus

O62.1 Inersia uterus sekunder : pada Fase aktif persalinan

terhenti dan Disfungsi hipotonik sekunder uterus

O62.2 Inersi lain uterus pada Atonia uterus, persalinan irreguler,

persalinan desultory (kontraksi tak teratur), kontraksi lemah, inersia uterus NOS, disfungsi hipotonik uterus NOS

O62.3 Precipitate labour persalinan yang cepat [partus

presipitatus]

O62.4 Kontraksi hipertonik uterus, tidak teratur dan waktunya

memanjang, distosia uterus NOS, distosia cincin kontraksi

[distosia = susah melalui jalan lahir], Kontraksi tetanik, kontraksi hour-glass uterus, disfungsi hipertonik uterus, Partus tidak

teratur, kerja uterus tak teratur, Kecuali: distosia (janin)(maternal) NOS (O66.9)

O62.8 Kelainan lain tenaga persalinan

(23)

Inersia uterus

• Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin

keluar.

• adalah perpanjangan fase laten atau fase aktif atau kedua-duanya dari kala pembukaan. Yang memberikan resiko kematian

perinatal.

• Pemanjangan fase laten dapat disebabkan oleh serviks yang belum matang atau karena penggunaan analgetik yang terlalu dini.

• kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang.

• dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia,

grandemultipara atau primipara, serta para penderita dengan keadaan emosi kurang baik.

(24)

sebab-sebab inersia uteri adalah :

1.Kelainan his sering dijumpai pada primipara 2.Faktor herediter,

3.emosi dan ketakutan 4.obat-obat penenang

5.Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim,pada kesalahan letak janin dan disproporsi

sevalopelvik

6.Kelainan uterus,  uterus bikornis unikolis 7.Kehamilan postmatur

8.keadaan umum kurang baik  anemia

9.Uterus yang terlalu teregang : pada hidramnion , kehamilan kembar

  Komplikasi

1.infeksi , dehidrasi

2.Kehabisan tenaga ibu

(25)

istilah

Inersia uteri primer

: His lemah dari awal

persalinan

Inersia uteri sekunder

: mula-mula His

baik,kemudian menjadi lemah karena otot-otot rahim

lelah akibat persalinan berlangsung lama (inersia

karena kelelahan )   

Inersia uteri hipotonis

: kontraksi terkoordinasi,

tetapi lemah., His jarang, pada puncak kontraksi

dinding rahim masih dapat ditekan kedalam

Inersia uteri hipertonis :

inersia spastis : kontraksi

tidak terkoordinasi,bersifat hifertonis, kontraksi

(26)

distosia

Adalah kesulitan persalinan disebabkan karena

gangguan tenaga meneran(his)pada kelainan letak

janin, bentuk janin ,kelainan bentuk jalan lahir

jenis-jenis distosia :

Distosia Karena kelainan HIS (tenaga)

Distosia karena HIS yang tidak normal baik kekuatan

maupun sifatnya sehingga memperlambat kelancaran

persalinan.

Penyebab distosia : kelainan his, tetania uteri, uterus

inkoordinasi,, herediter, emosi, ketakutan ,

(27)

O63. partus memanjang

O63.0 Kala I (persalinan) memanjang – sejak

kontraksi dimulai

O63.1 Kala II (persalinan) memanjang – sejak

pembukaan lengkap sampai lahir

O63.2 Kelahiran bayi kedua.pada twin, triplet, dst.

tertunda

(28)

Persalinan dengan kala I

lama

adalah persalinan yang fase latennya berlangsung lebih

dari 8 jam

pada fase aktif laju pembukaannya tidak adekuat atau

bervariasi; kurang dari 1 cm setiap jam selama

sekurang-kurangnya 2 jam setelah kemajuan persalinan

kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan kurang

dari 1,5 per jam pada multipara

lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4 sampai pembukaan

lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam).

Insiden ini terjadi pada 5 % persalinan

pada primigravida insidensinya dua kali lebih besar

(29)

sebab-sebab terjadinya partus

lama yaitu:

Kelainan letak janin

Kelainan-kelainan panggul

Kelainan his

Janin besar

ada kelainan kongenital

Primitua

(30)

O64. Persalinan terhambat (obstructed

labour) akibat malposisi dan

malpresentasi fetus

O64.0 Persalinan terhambat akibat rotasi kepala janin tidak

sempurna terjadi pada Deep transverse arrest akibat (posisi) persisten:, oksipito-iliaka, oksipito-posterior, oksipito-sakrum, oksipito-transversa

O64.1 Persalinan terhambat akibat presentasi sungsangO64.2 Persalinan terhambat akibat presentasi muka /daguO64.3 Persalinan terhambat akibat presentasi dahi

O64.4 Persalinan terhambat akibat presentasi bahu pada

Prolapsed arm (lengan ‘menumbung’)

• O64.5 Persalinan terhambat akibat presentasi campuran

O64.8 Persalinan terhambat akibat malposisi dan

(31)

O65. Persalinan terhambat akibat

kelainan pelvik ibu

O65.0 Persalinan terhambat akibat deformasi pelvis

O65.1 Persalinan terhambat akibat panggul secara umum sempitO65.2 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu atas

panggul

O65.3 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu bawah

dan rongga panggul

O65.4 Persalinan terhambat akibat disproporsi feto-pelvik, tidak

dijelaskan

O65.5 Persalinan terhambat akibat kelainan organ pelvik ibu :

Persalinan terhambat akibat kondisi yang tercantum pada

O34.-• O65.8 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pelvik ibu

O65.9 Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu yang tidak

(32)

O66. Persalinan terhambat lainnya

• O66.0 Persalinan terhambat akibat distosia bahu : Impacted shoulders

• O66.1 Persalinan terhambat akibat locked twins – si kembar saling mengunci

• O66.2 Persalinan terhambat akibat janin sangat besar

• O66.3 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pada janin misal Distosia akibat: kembar siam, janin hidrosefalus, asites, hydrops, meningomyelocele, sacral teratoma, atau tumor pada janin

• O66.4 Kegagalan percobaan persalinan, tidak dijelaskan:Kegagalan percobaan persalinan dengan kelahiran kemudian secara seksio sesar

• O66.5 Kegagalan penggunaan ekstraksi vakum dan forseps, tidak dijelaskan, Kegagalan ekstraksi vakum disusul dengan penggunaan forseps,   atau kegagalan ekstraksi forceps disusul dengan seksio sesar

• O66.8 Persalinan terhambat lain yang dijelaskan

(33)

O67. Persalinan dipersulit

oleh perdarahan

intrapartum, n.e.c.

O67.0 Perdarahan intrapartum dengan

cacad koagulasi : pada Perdarahan

(berlebihan) intrapartum akibat:DIC,

afbrinogenaemia, hypofbrinogenaemia,

hyperfbrinolysis

O67.8 Perdarahan intrapartum lainnya –

misal Perdarahan intrapartum berlebihan

O67.9 Perdarahan intrapartum, tidak

(34)

O68. Persalinan dipersulit oleh fetal stress

[distress]

Termasuk: “fetal distress” pada persalinan dan kelahiran akibat pemberian obat

• O68.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh kelainan fetal heart rate (FHR) Fetal: bradycardia, tachycardia, irama jantung tidak teratur • O68.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh meconium di dalam

cairan amnion

O68.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit kelainan FHR dengan meconium di cairan amnion

O68.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti biokimiawi fetal stress : Asidemia atau gangguan keseimbangan asam basa pada janin • O68.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti lain fetal stress,

Bukti fetal distress pada: EKG, USG

(35)

O69. Persalinan dan

kelahiran dipersulit oleh

komplikasi tali pusat

O69.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh prolaps umbilikusO69.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus melilit

leher, dengan penekanan

O69.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus

tersangkut lainnya : kusut pada kembar dengan kantong amnion tunggal, Simpul pada umbilikus

O69.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus pendekO69.4 Persalinan dan kelahiran dipersulit vasa praevia

[perdarahan dari vasa praevia]

O69.5 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh lesi pembuluh

(36)

O70. Laserasi perineum sewaktu

melahirkan

• O70.0 Luka perineum tingkat satu sewaktu melahirkan Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan (melibatkan) fourchette (lipatan kulit di balik vulva), vulva, vagina, labia, kulit

• O70.1 Luka perineum tingkat dua sewaktu melahirkan luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan seperti O70.0, yang melibatkan: lantai pelvik, otot perineum, otot vagina

• O70.2 Luka perineum tingkat tiga sewaktu melahirkanLuka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti O70.1, yang melibatkan: septum rektovaginalis, sphincter anus, sphincter

• O70.3 Luka perineum tingkat empat sewaktu melahirkan : Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti O70.2, yang melibatkan: mukosa anus atau mukosa rektum,

(37)

• pembukaan serviks berjalan sangat lambat • Kala I lama diklasifkasikan menjadi 2, yaitu

– Fase Laten Memanjang (Prolonged latent phase): Adalah fase pembukaan serviks yang tidak melewati 3 cm setelah 8 jam inpartu

– Fase aktif memanjang (Prolonged Active Phase): Adalah fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan pembukaan serviks kurang dari 1,2 cm per jam

• Faktor2 yang mempengaruhi (predisposisi) : kelainan letak janin,kelainan his akibat inersia uteri,

• tanda klinis kala I lama :

– Pada ibu: Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai edema vulva, edema serviks, cairan ketuban yang

berbau, terdapat mekonium

– Pada janin : Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif; air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.Kaput suksedaneum yang besar.Moulage kepala yang

(38)

Komplikasi pada Ibu dan Janin Akibat

Kala I Lama

Bagi ibu

1. Ketuban pecah dini

2. Sepsis Puerperalis

3. Ruptur Uterus

4. Cedera dasar panggul

5. Dehidrasi

6. Pada pemeriksaan dalam

terdapat oedema serviks,

dan air ketuban

bercampur dengan

mekoneum

.

Bagi janin

1.detak jantung janin

mengalami gangguan,

dapat terjadi takikardi

sampai bradikardi

2.adanya kaput

suksidaneum yang besar

(pembengkakan kulit

kepala)

3.asfksia intrauterin

(39)

O71. Trauma obstetrik

lainnya

• O71.0 Ruptur uterus sebelum awal persalinan

• O71.1 Ruptur uterus selama persalinan: Ruptur uterus yang tidak dinyatakan terjadi sebelum awal persalinan

• O71.2 Inversi uterus postpartum

• O71.3 Luka obstetrik pada serviks:Annular detachment of cervix – lepasnya serviks seperti cincin

• O71.4 Luka obstetrik tinggi tersendiri di vagina Luka dinding vagina tanpa disebutkan luka perineum

• O71.5 Cedera obstetrik lain pada organ pelvik Cedera obstetrik pada bladder atau urethra

• O71.6 Kerusakan obstetrik terhadap sendi dan ligamen pelvik Avulsi (lepas) obstetrik rawan bagian dalam simfsis, Pemisahan traumatika obstetrik simfsis (pubis), kerusakan obstetrik koksigis

• O71.7 Haematoma obstetrik pada pelvis Haematoma obstetrik: pada perineum, vagina, vulva

• O71.8 Trauma obstetrik lain yang dijelaskan

(40)

Ruptur uteri

Robeknya dinding uterus pada kehamilan

atau persalinan atau robeknya peritoneum

viseral

Kriteria diagnosis ;

sakit perut mendadak

Perdarahan pervaginam

Adanya lokus monoris pada rahim, trauma, partus

sulit

Kadang ada tanda akut abdomen

Teraba bagian janin langsung dibawah kulit

(41)

O72. Postpartum

haemorrhage

O72.1 Perdarahan postpartum segera lainnya

Perdarahan setelah kelahiran plasenta,

perdarahan postpartum (atonik) NOS

O72.2 Perdarahan postpartum terlambat dan

sekunder :Perdarahan akibat tertahannya

bagian plasenta atau membran, Tertahannya

produk konsepsi NOS, setelah kelahiran

O72.3 Cacad koagulasi postpartum :

(42)

Komplikasi pada masa nifas

1. Perdarahan pervaginam

yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefenisikan sebagai perdarahan pasca

persalinan.

• Darah bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine,

• darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan di lantai.

• volume darah yang hilang bervariasi akibatnya sesuai

dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan

darah ,pada kasus anemia akan berakibat fatal. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.

(43)

2. INFEKSI MASA NIFAS

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah

persalinan.

Infeksi meluas ke saluran urinary, payudara dan pembedahan Gejala umum : suhu tubuh meningkat , takikardi dan malaise. gejala lokal : uterus lembek, kemerahan, dan rasa nyeri pada

payudara atau adanya disuria.

Ibu beresiko terjadi infeksi post partum : ada luka pada bekas

pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC yang mungkin terjadi.

Penyebab infeksi : bakteri endogen dan bakteri eksogenFaktor predisposisi : nutrisi yang buruk, defsiensi zat besi,

persalinan lama, ruptur membran, episiotomi, SC

Gejala klinis : endometritis tampak pada hari ke 3 post partum

(44)

3. SAKIT KEPALA, NYERI EPIGASTRIK DAN

PENGLIHATAN KABUR

Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit

kepala hebat atau penglihatan kabur.

Penanganan :

4. PEMBENGKAKAN DI WAJAH ATAU EKSTREMITAS

• Periksa adanya varises

• Periksa kemerahan pada betis

(45)

5. DEMAM, MUNTAH, RASA SAKIT WAKTU BERKEMIH

Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih

berasal dari fora normal perineum.

Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap

tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat

trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal.

Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin

berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh

episiotomi yang lebar, laserasi periuretra atau hematoma

dinding vagina.

Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin

dihentikan terjadi diuresis yang disertai peningkatan

produksi urine dan distensi kandung kemih.

(46)

6.

PAYUDARA BERUBAH MENJADI MERAH, PANAS DAN

TERASA SAKIT

Payudara bengkak tidak disusu secara adekuat dapat menyebab

kan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit,-> mastitis.

Puting lecet memudahkan masuknya kuman -> payudara

bengkak

B.H yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement.Kalau tidak disusu dengan adekuat, bisa terjadi mastitis.

Penatalaksanaan : Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan

pada payudara yang terkena edema dan sesering mungkin, agar payudara kosong kemudian pada payudara yang normal.

Beri kompres panas, shower hangat atau lap basah panas pada

payudara yang terkena.Ubahlah posisi menyusui dari waktu ke waktu (posisi tiduran, duduk atau posisi memegang bola (football position), Pakailah baju B. H yang longgar.

Istirahat yang cukup , makanan yang bergizi ,Banyak minum

(47)

7. RASA SAKIT, MERAH, LUNAK DAN

PEMBENGKAKAN DI KAKI

Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus

sementara pada vena-vena di pelvis yang

mengalami dilatasi .

Faktor predisposisi : Obesitas, Peningkatan umur

maternal dan tingginya paritas , Riwayat

sebelumnya , Anestesi dan pembedahan dengan

kemungkinan trauma yang lama pada keadaan

pembuluh vena, Anemia maternal , Hypotermi dan

penyakit jantung, Endometritis , Varicostitis

(48)

O73. Tertahannya plasenta

dan selaput ketuban, tanpa

perdrahan

O73.0 Plasenta terahan tanpa

perdarahan: Placenta accreta

(melekat erat) tanpa perdarahan

O73.1 Bagian plasenta dan membran

(49)

Retensio plasenta

Adalah bila plasenta belum lahir setengah jam sesudah

anak lahir

• Patofsiologi :

– Retensio plasenta dalam rahim akan mengganggu kontraksi dan retraksi, menyebabkan sinus-sinus darah tetap terbuka, dan

menimbulkan HPP. Begitu bagian plasenta terlepas dari dinding uterus, perdarahan akan terjadi di daerah itu.

– Bagian plasenta yang masih melekat merintangi retraksi miometri um dan perdarahan berlangsung terus sampai sisa organ tersebut terlepas serta dikeluarkan.

Diagnosa :

Pada pemeriksaan luar: fundus/korpus ikut tertarik apabila tali

pusat ditarik.,

Pada pemeriksaan dalam: sulit ditentukan tepi plasenta karena

implantasi yang dalam.

Terapi :

(50)

O74. Komplikasi anestesia

selama

persalinan dan kelahiran

• O74.0 Pneumonitis aspirasi akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran: Inhalasi isi atau sekresi lambung NOS selama persalinan dan kelahiran

• Sindroma Mendelson akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran

• O74.1 Kompilasi paru-paru lainnya selama persalinan dan kelahiran Kolaps tekanan pada paru-paru akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran

• O74.2 Komplikasi anestesia terhadap jantung selama persalinan dan kelahiranGagal jantung akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran

• O74.3 Komplikasi anestesia terhadap sistem syaraf pusat selama persalinan dan kelahiran: Anoksia otak akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran

• O74.4 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama persalinan dan kelahiran

• O74.5 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran

• O74.6 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran

• O74.7 Intubasi gagal atau sulit selama persalinan dan kelahiran

• O74.8 Komplikasi lain anestesia selama persalinan dan kelahiran

(51)

O75. Komplikasi lain persalinan

dan kelahiran, not elsewhere

classifed

• O75.0 Maternal distress selama persalinan dan kelahiran

• O75.1 Shock selama atau sesudah persalinan dan kelahiran: Obstetric shock

• O75.2 Pyrexia selama persalinan dan kelahiran, not elsewhere classifed

• O75.3 Infeksi lain selama persalinan: Septikemia selama persalinan

• O75.4 Komplikasi lain dari operasi dan prosedur obstetrik: Gagal jantung atau anoksia serebri setelah operasi sesar atau operasi dan prosedur obstetrik lainnya,

• (O86.0), disrupsi (O90.0-O90.1), hematoma (O90.2)

• O75.5 Kelahiran terlambat setelah membran dipecahkan secara artifsial

• O75.6 Kelahiran terlambat setelah membran pecah spontan atau tidak dijelaskan

• O75.7 Kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya

• O75.8 Komplikasi lain persalinan yang dijelaskan

(52)

O86. Infeksi nifas lainnya

O86.0 Infeksi luka bedah obstetrik :Infeksi setelah

kelahiran pada: luka seksio sesar, perbaikan

perineum

O86.1 Infeksi lain saluran genital setelah kelahiran

Servisitis atau vaginitis setelah kelahiran

O86.2 Infeksi saluran kemih setelah kelahiran

O86.3 Infeksi genitourinarius setelah setelah

kelahiran: Infeksi genitourinarius nifas NOS

O86.4 Pyrexia setelah kelahiran dengan penyebab

tidak : Infeksi atau pireksia nifas:

(53)

Infeksi intra partum

Infeksi terjadi dalam persalinan

Ditandai oleh : demam > 38’c, air ketuban keruh

kecoklatan, bau , leukosit darah tinggi > 15.000/mm3

Kriteria diagnosis : biasanya ketuban sudah pecah,

suhu tinggi >38’c, air ketuban keruh kecoklatan , bau

Faktor predisposisi : distosia, partus lama,gizi kurang,

keadaan umum lemah, kebersihan alat genital kurang

Terapi :

– Umum : pencegaham , hilangkan faktor predisposisi,bilas vagina

– Khusus : antibiotika

(54)

O85. Puerperal sepsis : pada Endometritis,

(55)

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

(KET

)

Keadan dimana hasil konsepsi

berimplantasi dan tumbuh diluar

endometrium cavum uteri

Misal :kehamilan abdominal , kehamilan

di ampula tuba falopii, kehamilan pada

ovarium,intra ligamen, cornu,servix uteri

Kriteria diagnosis : dari

anamnesa :terlambat haid /amenorre

(56)

O87. Komplikasi vena di

saat nifas

O87.0 Thrombophlebitis superfsialis pada waktu nifasO87.1 Phlebothrombosis profunda pada waktu nifas        Thrombosis vena dalam, postpartum;

        Thrombophlebitis pelvik, postpartumO87.2 Haemorrhoids pada waktu nifas

O87.3 Thrombosis vena cerebralis pada waktu nifas

        Thrombosis sinus cerebrovenosa pada waktu nifasO87.8 Komplikasi lain pada vena pada waktu nifas

        Varises genitalia pada waktu nifas

O87.9 Komplikasi vena pada waktu nifas, tidak dijelaskan        Phlebitis nifas NOS, phlebopati nifas NOS,

(57)

O88 Obstetric embolism

O88.0 Embolisme udara obstetrik

O88.1 Embolisme cairan amnion

O88.2 Embolisme bekuan darah

obstetrik Embolisme (pulmonalis):

obstetrik NOS, nifas NOS

O88.3 Embolisme pyaemik and septik

obstetrik

O88.8 Embolisme obstetrik lain-

(58)

Emboli air ketuban

Emboli air ketuban adalah syok yang berat sewaktu persalinan

selain oleh plasenta previa (Obstetri Patologi. 1981:128).

Emboli air ketuban adalah merupakan salah satu penyebab

syok disebabkan karena perdarahan.(Ilmu Kebidanan. 2002:672).

Etiologi : Masuknya air ketuban ke vena endosentrik/sinus

yang terbuka didaerah tempat perlekatan plasenta.

Faktor prediposisi : Ketuban sudah pecah , His kuat ,

Pembuluh darah yang terbuka(SC rupture), Multiparasit , Kematian janin intrauterine(IUFD) , Mekonium dalam cairan amnion ,Usia diatas 30 tahun, Persallinan pesipitasus(kurang dari 3 jam).

Gejala : Gelisah , Mual muntah disertai takikardi dan dispnea,

(59)

O89 Komplikasi anestesia pada

waktu nifas

• 089.0   Komplikasi anestesia pada paru-paru pada waktu nifas : Akibat anestesia pada waktu nifas: sindroma Mendelson, inhalasi isi atau sekresi lambung NOS, pneumonitis aspirasi,kolaps tekanan pada paru-paru

• O89.1 Komplikasi anestesia pada jantung pada waktu nifas : Gagal jantung akibat anestesia pada waktu nifas

• O89.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat pada waktu nifas: Anoksia otak akibat anestesia pada waktu nifas

• O89.3 Reaksi toksik anestesia lokal pada waktu nifas

• O89.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas

• O89.5 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas

• O89.6 Intubasi sulit atau gagal pada waktu nifas

• O89.8 Komplikasi lain dari anestesia pada waktu nifas

(60)

O90 Komplikasi nifas, not elsewhere

classifed

O90.0 Disrupsi luka seksio sesar

O90.1 Disrupsi luka obstetrik pada perineum:Disrupsi luka:

episiotomi, laserasi perineum, Robekan sekunder perineum

O90.2 Haematoma luka obstetrik

O90.3 Kardiomiopati dalam nifas  Kondisi pada

I42.-• O90.4 Gagal ginjal akut postpartum: Sindroma hepatorenal

setelah persalinan dan melahirkan

O90.5 Tiroiditis postpartum

O90.8 Komplikasi lain nifas, not elsewhere classifed : Polip

plasenta

(61)

O91 Infeksi mammae

sehubungan dengan

melahirkan

O91.0 Infeksi papilla mammae sehubungan dengan

melahirkan: Abses papilla mammae pada: hamil,

nifas

O91.1 Abses mammae sehubungan dengan

melahirkan: Aabses mammae, mastitis purulenta,

abses subareola: akibat hamil atau nifas

O91.2  Mastitis nonpurulenta sehubungan dengan

melahirkan: Limfangitis mammae pada hamil atau

nifas,   Mastitis: NOS, interstitialis, atau

(62)

O92 Kelainan lain mammae dan

laktasi sehubungan dengan

melahirkan

O92.0 Retraksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan  O92.1 Retak papilla mammae sehubungan dengan melahirkan:

Fissura papilla mammae pada hamil atau nifas

 O92.2 Kelainan lain dan tidak dijelaskan pada mammae sehubungan dengan melahirkan

 O92.3 Agalactia – [tidak mampu memproduksi ASI]  Agalactia primer

O92.4 Hypogalactia – [produksi ASI kurang]

O92.5 Suppressed lactation – [penekanan laktasi] Agalactia: elektif,

sekunder, terapeutika

O92.6 Galactorrhoea – produksi ASI berlebihan    Kecuali:  

galactorrhoea yang tidak berhubungan dengan melahirkan (N64.3)

O92.7 Kelainan laktasi lainnya dan tidak dijelaskan Galactocele nifas

(63)

Inversio uteri

• Pada inversion uteri

• tbagian atas uterus memasuki kavum uteri, hingga fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.

• terjadi tiba-tiba dalam kala III/ segera setelah plasenta keluar

• Jarang ditemukan

• Menurut perkembangannya inversion uteri dibagi yaitu;

1. Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri, tetapi belum keluar dari ruang tersebut.

2. Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina.

3. Uterus dengan vagina, semuanya terbalik, sebagian besar terletak diluar vagina.

• Inversio uteri bisa terjadi spontan/ sebagai akibat tindakan.

• Diagnosis tidak sukar dibuat . pemeriksaan dalam dapat

menunjukkan tumor yang lunak diatas servik uteri/ didalam vagina,

(64)

Fistula urinae

Disebabkan karena persalinan , dapat terjadi langsung

saat bersalin atau saat tindakan operasi (sectio caesaria,

perforasi, kranioklasi, dekapitasi, ekstraksi cunam

Akibat tekanan kepala janin terlalu lama pada jaringan

jalan lahir di os pubis dan symfsis sehingga menimbulkan

iskhemia dan kematian jaringan dijalan lahir

Fistula traumatik juga dapat timbul akibat histerektomi

abdominal ndan vaginal,

Karena nekrosis dan infeksi dapat timbul stenosis

vaginae, uretrae hilang sebagian atau seluruhnya,

jaringan sekitar fstula jadi hilang atau ada sebagian

(65)

Pemeriksaan : spekulum , methilen

blue

Terapi ;erasi transvaginal 3 bulan

setelah persalinan saat jaringan

fstula sudah tenang

Dapat residif atau dapat sembuh

(66)

Mastitis

• peradangan pada payudara

• Dibagi dalam

– Mastitis gravidarum -> timbul waktu hamil

– Mastitis puerperalis-> timbul waktu laktasi

• Port d’entrée atau tempat masuk kuman biasanya diputing susu yang terluka atau lecet

• Kuman dapat juga perkontinuitatum menjalar ke duktuli dan sinus

• Kebanyakan pada biakan ditemukan kuman staflokokkus aureus

• Berupa peradangan atau abses

• Pada radang duktulus- duktulus menjadi edematus, air susu terbendung, dapat bercampur nanah

• Gejala : nyeri dipayudara, kulit diatas abses mengkilat, demam,

(67)

Komplikasi paska operasi

1. Dapat timbul syok

: karena insufsiensi akut

dari sistem sirkulasi sehingga sel – sel jaringan

tidak mendapat cukup suply zat makanan dan O2

Syok dapat timbul karena : hemoragik, sepsis,

neurogenik, kardiogenik

Gejala : nadi dan pernafasan meningkat,tensi

turun, oliguria, gelisah , ekstremitas dan wajah

dingin, warna kulit kle abu-abuan

Terapi : segera berikan Oksigen dan infus intra

(68)

2. Hemoragik pasca operasi

Perdarahan bisa tampak keluar atau

perdarahan didalam rongga perut

Biasanya timbul karena usaha penghentian

darah kurang sempurna

Gejala : nadi meningkat, tensi

menurun ,penderita tampak pucat dan gelisah

, kadang mengeluh sakit perut, pada perkusi

abdomen ditemukan suara pekak disamping

abdomen

(69)

3. Retensio urinae

Terjadi jika air urine yang dikeluarkan jauh

berkurang paska operasi

Terapi : kateterisasi

4. Infeksi jalan kencing

Akibat dari dikateterisasi

Gejala : demam, kadang nyeri saat BAK,

Pemeriksaan urine tampak leukosit dalam

jumlah berkelompok ,

lakukan pembiakan untuk mengetahui kuman

penyebab infeksi

(70)

5. Distensi abdomen

•Biasanya terjadi paska laparatomi

•Distensi terjadi karena

•Sehingga paska operasi pasien perlu diawasi

•Tanda baik bila fatus keluar pasca operasi

•Gejala : pada perkusi bunyi abdomen tympani, distensi

bertambah , mual muntah , tidak ada bising usus pada ileus paralitik 48-72 jam paska operasi atau peristaltik meningkat disertai rasa mules yang keras dan berulang pada ileus

obstruktif 5-7 hari paska operasi

•Dilatasi lambung dan ileus paralitik , ileus obstruksi

•Pemeriksaan penunjang : rontgen foto abdomen

•Terapi : puasakan, masukkan sonde lewat hidung sampai

(71)

6.

Infeksi umum / sepsis

Bila saat operasi sumber infeksi terbuka dan

drainage tidak mencukupi

Gejala : tampak penderita sakit keras, suhu

tinggi, menggigil, nadi cepat, adanya infeksi

lokal di sumber primer

Penunjang : biakan darah untuk mengetahui

kuman penyebab

(72)

8.

Terbukanya luka operasi : disrupsi luka

operasi

•Timbul karena luka tidak dijahit dengan sempurna, distensi abdomen , batuk, muntah yang keras. Infeksi,debilitas

penderita

•Gejala : rasa nyeri setempat, menonjolnya luka operasi, keluar cairan serosanguinolen pada bekas luka, teraba masa lembek dibawah kulit atau tampak usus halus dalam luka terbuka

•Terapi : reposisi isi rongga perut , buat jahitan menembus semua lapisan kulit sampai peritonium

9.

Trombofebitis

•Terjadi pada minggu ke 2 paska operasi

•Gejala: suhu naik,nadi cepat,nyeri spontan edema kaki

(73)

Gangguan psikologi masa

persalinan

Penyebab Gangguan Psikologi pada Ibu Bersalin

Perubahan hormon

Kurangnya persiapan mental

Kecenderungan menolak kelahiran bayi karena akan menjadi beban

Perubahan psikologis pada kala 1

– Perasaan ibu tidak enak,cemas , takut akan persalinan , takut bayi tidak normal, takut tidak bisa merawat bayi

Perubahan psikologis ibu saat persalinan

– Fase laten: ibu merasa lega karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun ibu gelisah, gugup, cemas dan

khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi.

–  Fase aktif: saat kemajuan persalinan sampai pada waktu

(74)

Usia kehamilan

• Lama kehamilan diukur dari hari pertama ‘last normal menstrual period’ atau hari pertama haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan dinyatakan

dalam hari penuh atau minggu penuh (misalnya 280-286 hari penuh setelah HPHT dianggap 40 minggu kehamilan).

• Untuk menghitung usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari lahir,

harus diingat bahwa hari pertama adalah hari ‘0’ dan bukan hari ‘1’; jadi hari 0-6 adalah ‘minggu 0’; hari 7-13 adalah ‘minggu 1’; dan minggu ke-40 adalah ‘minggu 39’. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui, usia

kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk

mencegah kesalahpahaman, tabulasi hendaknya berisi minggu dan hari.

• Pre-term   : <37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari) kehamilan.

• Term    : 37 minggu lengkap sampai <42 minggu (259-293 hari) kehamilan.

(75)

Masa perinatal dimulai dari 22 minggu lengkap (154

hari) kehamilan (saat berat lahir biasanya 500 g),

sampai 7 hari lengkap setelah lahir.

Masa neonatal dimulai sejak lahir sampai 28 hari

lengkap. Kematian neonatus

dini

terjadi dalam 7

hari pertama kehidupan, dan

lanjut

setelah 7 hari

tapi belum lengkap 28 hari kehidupan.

Usia kematian pada hari pertama kehidupan (hari 0)

harus dicatat dalam menit atau jam lengkap

(76)

Kematian janin didalam kandungan

(IUFD)

Adalah kematian janin dalam uterus , berat janin lebih

dari 500 gram, usia kehamilan lebih dari 20 mingg(

Kriteria diagnosis :

kandungan tidak bertambah besar , terasa mengecil

Pemeriksaan uterus lebih kecil dari usia kehamilan

yang seharusnya, Uterus teraba kurang tegas,

bentuknya, bunyi jantung janin tidak ada, kadang

terasa krepitasi ( penimbunan gas dalam tubuh )

USG : Gerakan dan djj tidak ada, tampak tulang –

tulang janin tidak tegas dan tidak teratur

Foto rontgen polos abdomen : tampak tanda spalding

(77)

Terapi :

Pasif

Menunggu persalinan spontan dalam waktu

2-4 minggu, menilai penurunan kadar

fbrinogen tiap minggu (kurang dari 150

mg/dl)

Aktif

lakukan dilatasi dan curetage bila

kehamilan 12 minggu

(78)

Pemeriksaan - pemeriksaan

Amnioskopi : pemeriksaan air ketuban untuk pengenalan

keadaan janin , misal warna hijau tua menunjukkan bayi dalam keadaan bahaya ( fetal distress)

Amniocentesis : pemeriksaan air ketuban untuk

menentukan umur janin dan sex kelamin

Hysterosalpingograf : foto rontgen dengan sonde didalam

cavum uteri untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik

Kuldosentesis : menusuk jarum pada lumen yang agak

besar di cavum douglasi dibelakangnya serviks uteri , unuk membuktikan adanya cairan/ darah dicavum

douglasi

Laparoskopi : melihat perubahan – perubahan pada jalan

(79)

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu produk asuransi adalah asuransi syariah sedangkan produk asuransi syariah mitra mabrur plus adalah yang berkenaan dengan biaya haji membuat peneliti

Pada tahap perencanaan strategik, manajemen membuat alternatif strategi dan program kerja beserta target kinerja. Peran akuntan manajemen dalam perencanaan strategik dalah

This research analyze how is the implementation of KWL (Know-want-Learn) and Metacognitive strategy improving the students‟ reading comprehension, whether the use of KWL

Analisis framing media dalam penelitian ini kemudian menghasilkan analisa yang mencakup adanya perbedaan framing yang dilakukan oleh harian Kompas dan Kompas TV

Anggaran dapat berfungi sebagai alat pengendalian manajemen, agar orang-orang dalam organisasi yang bertanggungjawab atas implementasi strategi, program, kegiatan,

Perjanjian Hibah antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tentang Hibah Barang Milik Daerah Berupa Tanah dan Bangunan

Koridor ekonomi jawa terdiri dari 5 pusat ekonomi yaitu Jakarta bandung semarang Yogyakarta dan Surabaya. ada 6 kegiatan yang terdapat dalam pusat ekonomi tersebut yaitu

Pada dimensi pengembangan (developmental) gambaran literasi masyarakat kota Surabaya yang mengunjungi TBM yaitu : literasi pengunjung TBM cenderung tergolong pada