PENINGKATAN USAHA LUKISAN CAT PADA KERAJINAN CORAN ALUMINIUM DI JUWANA PATI JAWA TENGAH
Sri Harmanto 1), Ahmad Supriyadi 1), Moch. Abdul Kodir 2)
1)
Staf pengajar jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
2)
Staf pengajar jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
E-mail : sri-harmanto@yahoo.co.id
Abstract
Small and Medium Enterprises (UKM) in Juwana Pati, Central Java had been providing substantial contribution to the economy in Indonesia. One the products of UKM in the form of handicraft made from aluminium castings. Marketing of product covering major cities such as Semarang, Surubaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, and Bali as a tourist destination, tourist both domistic and foreign. The purpose of the activities IbPE Program 2nd Year is for the application of science and technology in terms of drawing on aluminium castings handicraft product management and product quality improvement to occur this increasing the amount of exports and improve employee performance with their management arrangement. The method is applied in the program activities IbPE 2nd Year are : 1st introduction stage, 2nd stage assessment, and the phase 3 implementation. The outcome of these activities are : realization of Appropriate Tecnology (TTG) in the form of drawing equipment craft aluminium castings, improving the quality of craft product, an increase in turnover and the selling price of products, improvement of Safety and Healt at Work (K-3), and the addition of employees as 2 people. Outcomes of these activities are : TTG, scientific articles published, and a module which contains about : Drawing Training and Improvement Products Export.
Keywords : IbPE, drawing, handicrafts, aluminium casting
Abstrak
Usaha Kecil Menengah (UKM) di Juwana Pati Jawa Tengah selama ini telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian di Indonesia. Salah satu produk UKM berupa kerajinan dari bahan coran aluminium. Pemasaran produk meliputi kota-kota besar seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Bali sebagai daerah tujuan wisata, baik wisatawan dalam negeri maupun manca negara. Tujuan dari kegiatan Program IbPE Tahun ke-2 ini adalah untuk penerapan IPTEKS dalam hal lukisan pada produk kerajianan coran aluminium dan manajemen agar terjadi peningkatan mutu produk sehingga meningkatkan jumlah ekspor dan meningkatkan kinerja karyawan dengan adanya penataan manajemen. Metode yang diterapkan di dalam kegiatan program IbPE Tahun ke-2 ini yaitu : tahap ke-1 pendahuluan, tahap ke-2 penilaian, dan tahap ke-3 pelaksanaan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah : terwujudnya Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa peralatan melukis kerajinan coran aluminium, peningkatan mutu produk kerajinan, peningkatan omset dan harga jual produk, perbaikan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3), dan adanya penambahan karyawan sebanyak 2 orang. Luaran dari kegiatan ini adalah : TTG, Artikel Ilmiah yang dipublikasikan, dan Modul yang berisi tentang : Pelatihan Melukis dan Peningkatan Produk Ekspor.
PENDAHULUAN
Usaha Kecil Menengah (UKM) di Juwana Pati Jawa Tengah selama ini telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian di Indonesia.. Salah satu produk UKM berupa kerajinan dari coran aluminium. Pemasaran produk meliputi kota-kota besar seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Bali sebagai daerah tujuan wisata, baik wisatawan dalam negeri maupun manca negara. Pemasaran produk UKM pengecoran aluminium “UD BUDI JAYA LOGAM” dan UKM
“PRIMA LOGAM & ANTIQUE“ di desa Sejomulyo dan desa Karang ini pada umumnya hanya berdasarkan pesanan sehingga mengalami pasang surut. Dalam satu bulan untuk hasil poles dan pelapisan rata-rata penjualan sekitar 7.000 buah. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan pasar dan harga bahan baku. Harga bahan baku yang terus meningkat menyebabkan terhambatnyan proses produksi para pemilik UKM. Produk-produk dari UKM pengecoran di Desa Sejomulyo dan desa Karang, Juwana, Pati, Jawa Tengah dapat dilihat seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Produk-produk kerajinan UKM pengecoran bahan aluminium
Latar belakang dilakukannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat di UKM “UD
BUDI JAYA LOGAM” “PRIMA LOGAM & ANTIQUE“ melalui Program IbPE Tahun ke-2 ini adalah disebabkan karena produk-produk kerajinan coran aluminium dari UKM ini dipasarkan masih dalam keadaan aslinya, yaitu dengan warna asli aluminium. Hal ini menyebabkan produk tidak tahan gores, cepat kusam, dan penampilan yang kurang menarik, sehingga memiliki nilai jual yang relatif murah, yaitu antara Rp 6.000,- s.d. Rp 75.000,-
Permasalahan manajemen yang terjadi di UKM “UD BUDI JAYA LOGAM” dan
UKM “PRIMA LOGAM & ANTIQUE“ ini adalah masalah pembukuan kas keuangan dan pemasaran produk. Dengan adanya permasalahan- permasalahan tersebut di atas maka diperlukan suatu solusi atau pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan mutu produk, pembukuan keuangan, dan pemasaran produk. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Program IbPE Tahun ke-2 ini adalah untuk meningkatkan mutu produk kerajinan coran aluminium, ketertiban keuangan, dan pemasaran produk.
bagi industri. Permasalahan lainnya adalah daya saing untuk menghadapi pasar bebas ASEAN harus mempersiapkan kualitas dan mutu produksi. Standarisasi mutlak dilakukan untuk menjaga kualitas dan mutu serta harus berani memasarkan produk lebih luas lagi.
Menurut Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra Setda Kota Semarang, Ayu Enty, S, (2016) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai awal 2016 lalu, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) didorong untuk meningkatkan daya saing. Produk lokal diharapkan dapat bersaing dengan produk asing dari negara ASEAN. Menurut Dekan Fakultas Ekonomi USM, Prof. Dr. Ir. Kesi Widjajanti, S.E., M.M., (2016) keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), memiliki perhatian tersendiri. Sebab, selain mampu menyerap banyak tenaga kerja, keberadaan UMKM yang kebanyakan dilakukan secara turun temurun juga sudah mengakar di masyarakat. Sehingga dari itu, bisa diharapkan akan mampu mewujudkan kemandirian bangsa.
Sedangkan menurut Ketua Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, (2016) “Kami berharap para pengusaha dan pelaku UMKM yang tergabung dalam Kadin Jateng
memacu produktivitasnya agar usahanya makin berkembang dan dikenal luas”. Hasil penelitian Rachmad Said, S., (2011) secara umum minyak cat akan memberikan daya lekat lebih baik daripada menggunakan tiner, kekerasan kelima jenis cat berbeda berbeda signifikan baik yang menggunakan tiner maupun minyak cat, dan elastisitas kelima jenis cat yang menggunakan pengencer tiner dan minyak cat semuanya sama (tidak berbeda).
Metode atau cara pengecatan merupakan salah satu cara tertua di dunia untuk mengekpresikan kehendak manusia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan material-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang ditemukan (Anonim, 2007).
Dalam hubungannya dengan resin Nitro Cellulose (NC) ada beberapa istilah yang berkaitan dengan solvent yang perlu dibahas, yaitu Active Solvent, Latent Solvent dan Diluent. Active solvent adalah solvent yang secara nyata melarutkan NC, contoh: hampir semua keton (MEK), ester (ethyl atau butyl acetate) dan ether (aceton). Latent solvent atau juga disebut co-solvent adalah solvent yang bila sendirian tidak bisa melarutkan NC, tetapi digunakan untuk meningkatkan daya larut active solventnya. Peningkatan daya larut active solvent dapat dilihat dari penurunan kekentalan larutan yang cukup besar setelah ditambah latent solvent (dibanding dengan penambahan yang sama active solvent atau solvent jenis lain), contoh latent solvent adalah alkohol. Sedang diluent adalah solvent yang dipakai untuk melarutkan kedua jenis campuran solvent tersebut (thinner), sehingga harganya diharapkan lebih murah, dibanding bila hanya ada dua jenis solvent tersebut (Susyanto, 2009h).
Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna standardnya. Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat (Susyanto, 2009e).
METODE
Metode Pendekatan Yang Ditawarkan Untuk Mendukung Realisasi Program IbPE Tahun ke-2 ini melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu :
a. Tahap 1 : Kegiatan Pendahuluan (Introduction) b. Tahap 2 : Kegiatan Penilaian (Assesment) c. Tahap 3 : Pelaksanaan (Implementasi)
Pada umumnya sistem kerja yang terdapat di UKM pengecoran aluminium dan kuningan adalah majikan-pekerja yang langsung memasarkan produknya ke pasar dan juga ikut langsung dalam kegiatan produksi. Oleh karena itulah jadwal kegiatan pendampingan maupun workshop yang harus dihadiri pengusaha UKM disesuaikan dengan kegiatan UKM. Peralatan yang digunakan untuk mendukung kegiatan Program IbPE Tahun ke-2 ini adalah berupa peralatan melukis dengan cat seperti pada Gambar 2, Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 2. Peralatan melukis dengan cat
Diagram alir proses-proses lukisan produk kerajinan coran aluminium di UKM
“UD BUDI JAYA LOGAM” dan UKM “PRIMA LOGAM & ANTIQUE“ seperti pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Diagram alir proses-proses melukis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Urutan proses-proses melukis dengan cat pada produk kerajinan coran aluminium di
UKM “UD BUDI JAYA LOGAM” dan UKM “PRIMA LOGAM & ANTIQUE“ seperti pada Gambar 4 sampai dengan Gambar 10, sedangkan hasil-hasil yang diperoleh dari serangkaian proses-proses melukis dengan cat seperti pada Gambar 11 di bawah ini.
Gambar 4. Produk Kerajinan Hasil Coran Aluminium
Gambar 5. Proses Pemolesan
Gambar 6. Pengecatan Dasar Gambar 7. Pengecatan lanjut Pemolesan
Pengecatan Dasar
Pengecatan Lanjut
Pengecatan Detail
Gambar 8. Pengecatan Detail Gambar 9. Pengecatan Detail Lanjut
Gambar 10. Pengeringan Gambar 11. Produk-produk kerajinan UKM pengecoran aluminium dengan
lukisan dengan cat (Hasil Kegiatan Program IbPE Tahun ke-2)
Dengan penambahan lukisan dengan cat pada produk-produk kerajinan coran aluminium tersebut terjadi kenaikan harga dan omset atau jumlah penjualan yang cukup berarti. Harga penjualan menjadi antara 15.000,- s.d. Rp 125.000,- dan omset penjualan rata-rata setiap bulan menjadi 8.000 buah (hasil poles, pelapisan, dan lukisan). Hal ini tentu saja juga berdampak pada peningkatan keuntungan yang dapat dirasakan oleh para pengusaha UKM.
Gambar 12. Pelatihan Melukis dan Peningkatan Ekspor
Dari pemecahan permasalahan yang dilakukan di UKM “ UD BUDI JAYA
LOGAM ” dan UKM “ PRIMA LOGAM & ANTIQUE “ hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 1, Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 1
Perbaikan kualitas produk dan manajemen No. Permasalahan Sebelum Program
IbPE Tahun Ke-2
Setelah Program IbPE Tahun Ke-2
Keterangan
SIMPULAN
Dari serangkaian kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat pada Program IbPE Tahun ke-2 ini terdapat peningkatan dalam beberapa hal baik dalam hal produksi maupun manajemen. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : terjadinya peningkatan kualitas/mutu produk kerajinan coran aluminium dengan adanya penambahan proses lukisan dan pengendalian kualitas yang lebih baik, terjadinya perbaikan masalah pembukuan untuk laporan keuangan sehingga bisa diketahui kondisi keuangan UKM setiap saat secara akurat, dapat menghitung laba-rugi UKM pada setiap akhir bulan, adanya peningkatan rasa aman yang disebabkan karena tersedianya perlengkapan K-3 dan kesadaran pekerja untuk mengenakannya, dan adanya peningkatan omset penjualan di UKM yang disebabkan karena adanya peningkatan kualitas/mutu dan penerapan cara-cara pemasaran yang baik.
Saran-saran yang perlu disampaikan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat pada Program IbPE Tahun ke-2 ini adalah: perlu adanya peran serta yang sungguh-sungguh dari Pemerintah setempat untuk membantu UKM, khususnya dalam permodalan dan pemasaran produk yang lebih luas lagi, diperlukan kesadaran yang tinggi bagi UKM penerima bantuan peralatan pelapisan dan pewarnaan agar bersedia menularkan Ipteks tersebut kepada sesama UKM agar dapat berkembang secara bersama-sama, diperlukan adanya inovasi dan pengembangan penggunaan peralatan dari UKM untuk meningkatkan beragam jenis produk untuk meningkatkan jumlah pesanan, diperlukan perawatan dan penggunaan peralatan yang diberikan pada UKM secara benar dan sungguh-sungguh agar masa pakainya menjadi lebih lama, dan adanya kesungguhan di kalangan UKM untuk menerapkan sistem manajemen keuangan agar penggunaannya dilakukan secara benar dan sesuai dengan ketentuan yang ada sehingga keuangan UKM lebih sehat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Adapun dampak dan manfaat dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program IbPE Tahun ke-2 ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pekerja UKM tentang proses-proses melukis pada kerajinan aluminium cor, dapat meningkatakan gairah dan semangat dalam bekerja, adanya keterbukaan dalam masalah pelaporan keuangan, adanya peningkatan mutu produk kerajinan coran aluminium, dan adanya peningkatan penghasilan dan kesejahteraan para pekerja dan pemilik UKM.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Sejarah Cat, http://cattembok.web.id Harian Suara Merdeka, 20 Juli 2016
Rachmad Said, S., (2011), JPTK, Vol. 20, No. 1, Mei, 2011. Sindo Suara Merdeka, 29 Mei 2015
Sindo Suara Merdeka, 23 Mei 2015