94
Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
Pemantauan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) TEMA : Pemantauan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk SASARAN : Siswa kelas 5 SDN 081240 yang berjumlah 31 orang HARI/TANGGAL : Kamis, 26 Mei 2016
WAKTU : 60 Menit
TEMPAT : SDN 081240 Sibolga
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penjelasan tentang pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk, siswa diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan informasi/penjelasan tentang pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk, siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian dari pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
2. Menyebutkan cara/langkah pemantauan jentik
3. Menyebutkan hal – hal yang dapat dilaksanaan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
1. Leaflet , dilengkapi dengan alat bantu LCD
Kontrak waktu yang digunakan dalam penyuluhan
Menjelaskan vektor DBD, siklus hidup dan bionomik vektor
Menjelaskan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk Praktik Pemantauan jentik dan
beberapa hal dalam PSN
Sesi tanya jawab dan memberikan
96
pertanyaan mengenai materi yang diberikan (evaluasi materi)
menjawab pertanyaan
3. 3. Penutup
Memberikan kesimpulan dari hasil Penyuluhan
Memberi Salam Penutup
Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama-sama
3. Membalas salam
5 Menit
6. Evaluasi
1. Mengajukan Pertanyaan Lisan
Siswa mampu menjelaskan cara melakukan pemantauan jentik
Siswa mampu menjelaskan pengertian Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Siswa mampu menjelaskan bagaimana pelaksanaan dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
2. Observasi
Respon/tingkah laku siswa saat diberi pertanyaan : apakah diam atau menjawab (benar atau kurang tepat)
Nyamuk (PSN)
1) Pengertian dan Penyebab
− Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama dan Aedes albopictus sebagai vektor potensialnya.
− Penyakit DBD sering menimbulkan wabah dan kematian, serta pada umumnya menyerang anak-anak dibawah usia 15 tahun, namun pada saat ini banyak pula orang dewasa yang terserang penyakit ini.
− Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk ke dalam Arbovirus (Arthopod borne virus) grup B.
− Terdapat 4 tipe virus dengue yang dikenal hingga saat ini,yaitu virus dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan tipe 4.
− Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di berbagai daerah di Indonesia.
2) Cara Penularan
− Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (vektor utama) dan Aedes albopictus (vektor potensial) betina.
− Nyamuk betina ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang di dalamnya terdapat virus dengue, baik yang sakit maupun tidak menunjukkan gejala sakit.
98
− Virus dengue akan dipindahkan melalui air liur nyamuk saat menggigit/menghisap darah orang lain.
3) Gejala dan Tanda
− Panas mendadak terus menerus berlangsung 2- 7 hari, badan lemah/lesu.
− Terdapat tanda-tanda pendarahan seperti bintik- bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit.
− Ulu hati sering terasa nyeri karena terjadi perdarahan di lambung. Kadang – kadang terjadi mimisan (perdarahan di hidung), dapat pula terjadi muntah darah dan BAB berdarah. Bila sudah parah penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin (syok).
4) Pertolongan Pertama Penderita
− Beri minum sebanyak - banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti air putih, susu, teh atau air minum lainnya, atau larutan oralit.
− Berikan kompres air hangat.
− Berikan obat penurun panas (parasetamol) kepada penderita.
− Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorphosis sempurna, yaitu : telur, jentik, kepompong, nyamuk.
− Nyamuk Aedes aegypti dewasa :
Berukuran kecil, terdapat bintik-bintik putih pada badan dan kaki Umur nyamuk Aedes Aegypti : 2 minggu sampai dengan 3 bulan Jarak Terbang : 100 meter
Nyamuk penular DBD adalah nyamuk betina. Aktif menggigit dan menghisap darah pada Pagi (09.00 - 10.00) dan Sore hari (16.00 - 17.00). Sedamgkan nyamuk jantan tidak menghisap darah tetapi menghisap sari tumbuhan.
Tempat beristirahat : di dalam rumah, di tempat yang gelap dan lembab
− Telur Nyamuk Aedes aegypti
Telur diletakkan satu persatu di atas permukaan air, biasanya pada dinding bagian dalam kontainer di permukaan air.
Berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain.
Telur akan menetas menjadi jentik setelah kurang lebih 2 hari − Larva (jentik) Nyamuk Aedes aegypti
Jentik mengalami 4 tingkatan atau stadium yang disebut instar, yaitu instar I, II, III dan IV.Waktu pertumbuhan dari masing-masing stadium adalah jentik instar I selama 1 hari, jentik instar II selama 1-2 hari, jentik instar III selama 2 hari, jentik instar IV selama 2-3 hari.
100
permukaan air, untuk mendapatkan oksigen di udara.
− Kepompong Nyamuk Aedes aegypti
Bentuk tubuh bengkok, dengan bagian kepala dada lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti tanda
baca „koma‟
Tahap pupa umumnya berlangsung selama 2 - 4 hari.
− Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk dewasa membutuhkan waktu 9-10 hari
6) Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti
− Tempat perkembangbiakan utama Aedes aegypti ialah tempat penampungan air berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau wadah yang tidak beralaskan tanah di dalam dan disekitar rumah atau tempat-tempat umum yang biasanya tidak melebihi jarak 500 meter.
− Tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu ;
Tempat penampungan air (TPA) yaitu tempat menampung air yang digunakan keperluan sehari-hari, seperti : drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi/wc, dan juga ember.
pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bambu dan lain-lain.
7) Cara Pemantauan Jentik
− Kegiatan pemantauan jentik merupakan bagian penting dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dalam hal untuk mengetahui keberadaan jentik.
− Kegiatan pemantauan jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Memeriksa jentik di tempat - tempat penampungan air yang terdapat di dalam rumah dan juga di tempat perkembangbiakan nyamuk lainnya seperti barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, lubang di pohon dll.
Memeriksa bak mandi, tempayan, drum dan tempat-tempat penampungan air lainnya
Jika tidak tampak jentik saat diperiksa, tunggu kurang lebih 0,5-1 menit, jika terdapat jentik ia akan muncul ke permukaan air untuk bernapas
8) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M Plus
− Pencegahan DBD dilakukan dengan memberantas nyamuk penularnya karena vaksin untuk mencegah DBD belum ditemukan.
102
− Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) adalah kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-tempat perkembangbiakannya.
− Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah Dengue dilakukan dengan
cara „3M-Plus‟, 3M dalam hal ini adalah :
1. Menguras, menyikat dan membersihkan tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan tempat penampungan air lainnya seminggu sekali (M1).
2. Menutup rapat - rapat tempat penampungan air, seperti gentong air atau tempayan, dan tempat penampungan air lainnya (M2).
3. Memanfaatkan/mendaur ulang atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk (M3).
Kegiatan tersebut diatas juga ditambah (plus) dengan cara atau kegiatan lainnya, yatu:
Mengganti atau menukar air yang terdapat pada vas bunga, tempat minum burung atau tempat lain yang sejenis dalam waktu seminggu sekali.
Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar maupun yang rusak Menutup lubang - lubang yang terdapat pada potongan bambu/pohon, dan
lainnya dengan menggunakan tanah dan lain sebagainya.
penampungan air. Ikan pemakan jentik seperti ikan gufi, ikan kepala timah dan lain-lain
Melakukan pemasangan kawat kasa. Pemasangan kawat kasa pada lubang – lubang diatas jendela dan pintu rumah atau ventilasi dapat menghalangi nyamuk dewasa masuk kedalam rumah.
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian - pakaian dalam kamar. Di dalam ruangan, salah satu permukaan istirahat yang disukai nyamuk Aedes
aegypti adalah benda yang tergantung seperti baju/pakaian
Mengupayakan agar terdapat pencahayaan dan ventilasi yang memadai di dalam ruangan.
Menggunakan kelambu pada saat tidur.
104
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
KUESIONER
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA DALAM
PEMANTAUAN JENTIK DAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SDN 081240 KECAMATAN SIBOLGA SELATAN KOTA SIBOLGA TAHUN 2016 A. Identitas Responden
Baca dengan teliti dan jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda pada kolom jawaban Benar jika menurut anda benar dan pada kolom jawaban Salah jika menurut Anda salah :
No Pertanyaan Jawaban
Benar Salah 1 Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit
tidak menular
2 Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kematian
3 Penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan kepada orang lain melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty
4 Nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di tempat penampungan air bersih yang tidak beralaskan tanah. 5 Nyamuk Aedes aegypti beristirahat di tempat yang gelap
dan lembab
6 Kegiatan pemantauan jentik merupakanbagian penting dalam kegiatan PSN untuk mengetahui keberadaan jentik
7 Pada saat melakukan pemantauan jentik, apabila jentik belum tampak maka ditunggu sampai 1/2 – 1 menit untuk memastikan bahwa benar – benar tidak ada jentik 8 PSN DBD adalah kegiatan memberantas telur, jentik,
C. Pertanyaan tentang Sikap Petunjuk :
Baca dengan teliti dan jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda pada kolom jawaban Setuju jika anda setuju dengan pernyataan yang ada dan pada kolom jawaban Tidak Setuju jika anda tidak setuju dengan pernyataan yang ada :
No Pertanyaan
Benar Salah 9 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dapat dilakukan
dengan cara 3M-Plus
10 PSN DBD bertujuan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti, sehingga penularan DBD dapat dicegah maupun dikurangi
11 3 M adalah kegiatan menguras, menutup tempat penampungan air dan memanfaatkan kembali/ mengubur barang–barang bekas yang dapat menampung air hujan
12 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi dilakukan seminggu sekali
13 Mengganti air pada vas bunga seminggu sekali tidak termasuk kegiatan 3M Plus
14 Membubuhkan larvasida pada tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air termasuk kegiatan 3 M Plus
15 Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar termasuk kegiatan 3 M Plus
No Pertanyaan
Jawaban Setuju Tidak
Setuju 1 Saya senang diadakan penyuluhan pemantauan jentik
dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
2 Saya yakin pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk perlu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit DBD
106
No Pertanyaan
Jawaban Setuju Tidak
Setuju 4 Menurut saya, pemantauan jentik dan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) hanya perlu dilakukan jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit DBD 5 Saya akan melakukan pemantauan jentik dirumah
seminggu sekali
6 Saya akan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah seminggu sekali
7 Saya akan menggunakan obat nyamuk atau memakai kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk
8 Saya akan membiarkan pakaian bergantungan di kamar
9 Saya akan menguras dan menyikat bak mandi dan tempat penampungan air lain dirumah saya seminggu sekali
10 Saya akan menutup rapat–rapat tempat penampungan air
11 Saya akan membiarkan barang–barang bekas yang dapat menampung air hujan berserakan dihalaman rumah saya
12 Air yang ada pada vas bunga atau tempat minum burung tidak perlu diganti dan dibersihkan seminggu sekali
13 Saya akan membersihkan tempat penampungan air pada kulkas dan atau dispenser seminggu sekali 14 Saya akan memberikan contoh dan mengajak
keluarga saya untuk melakukan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk di rumah
Petunjuk :
Baca dengan teliti dan jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda pada kolom jawaban Ya jika anda melakukan kegiatan sesuai dengan pernyataan yang ada dan pada kolom jawaban Tidak jika anda melakukan kegiatan sesuai dengan pernyataan yang ada :
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak 1 Apakah anda melakukan pemantauan jentik nyamuk pada
tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam maupun di luar rumah?
2 Apakah anda melakukan pemantauan jentik dan PSN secara rutin seminggu sekali?
3 Apakah anda menguras dan menyikat bak mandi dan tempat penampungan air lain rutin seminggu sekali?
4 Apakah anda mengubur atau tidak membiarkan barang- barang bekas yang dapat menampung air hujan berserakan di halaman rumah anda?
5 Apakah anda menutup rapat-rapat tempat penampungan air?
6 Apakah anda memeriksa dan mengganti air di vas bunga atau tempat minum burung seminggu sekali?
7 Apakah anda membersihkan tempat penampungan air pada dispenser atau kulkas yang terdapat dirumah anda seminggu sekali?
8 Apakah anda menggunakan kelambu saat tidur? 9 Apakah anda menggantung pakaian di dalam kamar ? 10 Apakah anda menggunakan obat yang dapat mencegah
108
Lampiran 3. Lembar Observasi Keberdaan Jentik
No Observasi/Pengamatan Pengukuran I (Sebelum Penyuluhan) Kontainer di dalam Rumah Ada
Jentik
3 Penampung air kulkas 4 Penampung air dispenser 5 Tempat penampung air lainnya
(ember,drum, dll)
Kontainer di luar Rumah Ada
114
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Pertanyaan Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Cronbach’s Alpha
Pengetahuan 1 0,520 Valid
0,900 Reliabel
Pengetahuan 2 0,663 Valid
Pengetahuan 3 0,597 Valid
Pengetahuan 4 0,517 Valid
Pengetahuan 5 0,543 Valid
Pengetahuan 6 0,565 Valid
Pengetahuan 7 0,812 Valid
Pengetahuan 8 0,620 Valid
Pengetahuan 9 0,433 Valid
Pengetahuan 10 0,653 Valid
Pengetahuan 11 0,773 Valid
Pengetahuan 12 0,535 Valid
Pengetahuan 13 0,508 Valid
Pengetahuan 14 0,500 Valid
Pengetahuan 15 0,466 Valid
Sikap 1 0,416 Valid
Tindakan 7 0,531 Valid
Tindakan 8 0,561 Valid
Tindakan 9 0,511 Valid
No Nama
T : Total Skor Jawaban Responden Pada Pertanyaan Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
116
T : Total Skor Jawaban Responden Pada Pertanyaan Pengetahuan Sesudah Penyuluhan
Keterangan :
U : Umur Responden dalam tahun
J.Kel : Jenis Kelamin Responden : 1 = Laki-laki , 2 = Perempuan
T : Total Skor Jawaban Responden Pada Pertanyaan Tindakan Sebelum Penyuluhan
120
Keterangan :
J.Kel : Jenis Kelamin Responden : 1 = Laki-laki , 2 = Perempuan
T : Total Skor Jawaban Responden Pada Pertanyaan Tindakan Sesudah Penyuluhan
K : Kategori Tindakan Responden Sesudah Penyuluhan : 1 = Baik , 2 = Kurang
PJ 1, PJ2, PJ3, PJ4 : Pemeriksaan Jentik di Rumah Responden pada minggu sebelum penyuluhan, minggu pertama sesudah penyuluhan, minggu kedua
Lampiran 7. Uji Normalitas Data
In te rqua rtile Ran ge Sk ewne ss
In te rqua rtile Ran ge Sk ewne ss
In te rqua rtile Ran ge Sk ewne ss
In te rqua rtile Ran ge Sk ewne ss
122
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
124
Normal Q-Q Plot of Sikap Sebelum Penyuluhan
Observed Value
__
Normal Q-Q Plot of Tindakan Sebelum Penyuluhan
Dev
126
Normal Q-Q Plot of Pengetahuan Sesudah Penyuluhan
Dev
Sikap Sesudah Penyuluhan
Normal Q-Q Plot of Sikap Sesudah Penyuluhan
Dev
128
Normal Q-Q Plot of Tindakan Sesudah Penyuluhan
Dev
Lampiran 8. Hasil Output Tabel Frekuensi
Kategori Sikap Sebelum Penyul uhan
14 45,2 45,2 45,2
Kategori Sikap Sesudah Penyul uhan
130
Lampiran 9. Hasil Output Uji Wilcoxon A. Pengetahuan
Pengetahuan Sesudah Peny uluhan < Pengetahuan Sebelum Peny uluhan a.
Pengetahuan Sesudah Peny uluhan > Pengetahuan Sebelum Peny uluhan b.
Pengetahuan Sesudah Peny uluhan = Pengetahuan Sebelum Peny uluhan c.
Sikap Sesudah Peny uluhan < Sikap Sebelum Peny uluhan a.
Sikap Sesudah Peny uluhan > Sikap Sebelum Peny uluhan b.
C. Tindakan
Tindakan Sesudah Peny uluhan < Tindakan Sebelum Peny uluhan a.
Tindakan Sesudah Peny uluhan > Tindakan Sebelum Peny uluhan b.
132
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian
Gambar Lampiran 2. Salah satu containeryang tidak ditutup dengan rapat di salah satu rumah responden yang ditemukan ada jentik pada saat
pemeriksaan jentik sebelum diberikan penyuluhan
Gambar Lampiran 4. Ada jentik yang ditemukan pada tempurung yang ada pada salah satu rumah responden saat pemeriksaan jentik sebelum
diberikan penyuluhan
Gambar Lampiran 3. Ban bekas yang ada di salah satu rumah yang ditemukan ada jentik pada saat pemeriksaan jentik sebelum diberikan
134
Gambar Lampiran 6. Pengisian lembar pertanyaan pengetahuan,sikap dan tindakan saat sebelum diberikan penyuluhan (Pretest)
Gambar Lampiran 7. Pemberian materi penyuluhan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk
136
Gambar Lampiran 10. Praktek pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan sekolah
Gambar Lampiran 12. Pemeriksaan jentik pada drum yang sudah tidak terdapat jentik pada minggu I sesudah diberikan penyuluhan Gambar Lampiran 11. Praktek pemantauan jentik dan pemberantasan
138
Gambar Lampiran 14. Pengisian lembar pertanyaan pengetahuan,sikap dan tindakan saat sesudah diberikan penyuluhan (Posttest)
Gambar Lampiran 13. Pemeriksaan jentik pada tempat penampungan dispenser yang sudah tidak terdapat jentik pada minggu I sesudah diberikan
Gambar Lampiran 16. Pemeriksaan jentik pada bak mandi yang ada pada salah satu rumah responden pada minggu II sesudah penyuluhan Gambar Lampiran 15. Masih terdapat jentik yang ditemukan pada aquarium yang ada pada salah satu rumah responden saat pemeriksaan
140
Gambar Lampiran 18. Tempat penampungan air yang sudah ditutup rapat yang ada pada salah satu rumah responden saat pemeriksaan jentik pada
minggu III sesudah penyuluhan
Gambar Lampiran 17. Masih terdapat jentik yang ditemukan pada drum yang ada pada salah satu rumah responden saat pemeriksaan jentik pada
142
144
Achmadi, U.F. 2011. Dasar – Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Rajawali Pers.
Anggraeni, D.S. 2010. Stop Demam Berdarah Dengue, Bogor: Cita Insan Madani. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI,
Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
Chahaya, I. 2003.Pemberantasan Vektor DBD di Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan: Digitized by USU Digital Library.
Departemen Kesehatan, RI. 2004. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Ditjen PPM dan PLP. Jakarta: Dirjen PPM dan PL.
Departemen Kesehatan, RI. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam
Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Dirjen P2P dan PL.
Departemen Kesehatan, RI. 2007. Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Dirjen PPM dan PL.
Departemen Kesehatan, RI. 2008. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantsan
Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (Communication For Behavorial Impact), Jakarta: Ditjen PP dan PL.
Departemen Kesehatan, RI. 2008. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Jakarta: Ditjen PP dan PL.
Dinas Kesehatan Kota Sibolga, 2014. Profil Kesehatan Kota Sibolga. Sibolga: Dinkes Sibolga.
Djakaria, 2000. Vektor penyakit virus, riketsia, spiroketa dan bakteri. Dalam: Gandahusada S., D. Henry; Pribadi W. eds. Parasitologi Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal. 235-237.
91
Fachrizal, A., Wijaya, W. Effendi, F., Ahsanur, I., Hasanah, K., 2006.
Pemberdayaan Siswa Pemantau Jentik (WAMANTIK) Sebagai Upaya Pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue.
Jurusan Pendidikan Dokter Universitas Airlangga, Surabaya, http://directory.umm.ac.id/penelitian/PKMI/pdf/PEMBERDAYAAN%20 SISWA%20PEMANTAU%20JENTIK.pdf. diakses 02 Desember 2015. Gandahusada, S. Ilahude, HD., Pribadi,W., 2000. Parasitologi Kedokteran.
Jakarta: FK UI.
Kartono, K. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: Mandar Maju.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi, Volume 2. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Informasi Umum Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kemenkes RI Ditjen PP dan PL.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah
Dengue. Jakarta: Ditjen PP dan PL.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Petunjuk Teknis Jumantik-PSN Anak Sekolah. Jakarta: Ditjen PP dan PL.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes RI.
Madiyono, Bambang., S Moeslichan Mz., Sastroasmoro, Sudigdo., Budiman, I., Purwanto, S Harry. 2011. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. eds. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Klinis Edisi ke-4. Jakarta : Sagung Seto, hal : 258-260
Muslih, Abdul. 2011. Pengetahuan sikap dan tindakan masyarakat dalam
Pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih Sebelum dan sesudah penyuluhan di rw. 06 desa Pematang duku kecamatan bengkalis Kabupaten bengkalis Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-prinsip dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Pangadongan, S. 2007. Pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku ibu rumah
tangga terhadap maya index dan kepadatan populasi nyamuk Aedes sp pada daerah endemis dan sporadik di wilayah Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pulungan, Rumondang. 2007. Pengaruh metode penyuluhan terhadap
peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah (PSD-DBD) di kecamatan Helvetia.
Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sari, P., Martini, Ginanjar, P., 2012, Hubungan Kepadatan Jentik Aedes spdan
Praktik PSN dengan Kejadian DBD di Sekolah Tingkat Dasar di Kota Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun
2012, Halaman 413 – 422, Semarang.
Sembel, D.T. 2009. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit C.V. Andi Offset.
Simons-Morton, Bruce. G, Kenneth R. McLeroy, and Monica L. Wendel. 2012.
Behavior Theory In Health Promotion Practice And Research.
Burlington, MA: Jones & Bartlett Learning.
Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung seto.
Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.
Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
93
Suhendro, Nainggolan, L., Chen, K., Pohan, H.T., 2006. Demam Berdarah
Dengue. Dalam: Sudoyo,A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata,
M., Setiati, S. eds. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Syofia. 2014. Pengaruh penyuluhan makanan bergizi beragam seimbang dan
aman dengan menggunakan Flash card Dalam Meningkatkan pengetahuan dan sikap Anak kelas 1 – 3 sd islam titi berdikari Kecamatan medan labuhan Tahun 2014. Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.
Thompson, Susan. R., 2014. The Essential Guide to Public Health and Health
Promotion. Abingdon, Oxon : Routledge.
Widyawati. 2010. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Siswa Sekolah Dasar dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Denai. Tesis, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.
Widyono. 2008. Penyakit Tropis : Epidimiologi, Penularan, Pencegahan, Dan
Pembrantasannya. Jakarta: Erlangga.
Wong, D. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta: ECG.
World Health Organization. 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan
Demam Berdarah Dengue ; Panduan Lengkap/WHO. alih bahasa Palupi
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu pre-experimental dengan rancangan/desain One Group Pretest – Posttest. Penelitian ini tidak
menggunakan kelompok kontrol (kelompok pembanding) tetapi dilakukan Pretest yang mungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah diberikannya perlakuan (Notoatmodjo, 2005).
Pola desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Pola desain penelitian Keterangan :
O1A : Pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam pemantauan
jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk sebelum penyuluhan O1B : Pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam pemantauan
jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk 14 hari sesudah penyuluhan
X : Pemberian intervensi berupa penyuluhan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk
Pretest Intervensi Posttest
Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Jentik I Jentik II Jentik III Jentik IV
O1A X O1B
42
O2A : Keberadaan jentik di rumah responden sebelum dilakukan
penyuluhan
O2B : Keberadaan jentik di rumah responden setelah dilakukan
penyuluhan pada minggu pertama
O2C : Keberadaan jentik di rumah responden setelah dilakukan
penyuluhan pada minggu kedua
O2D : Keberadaan jentik di rumah responden setelah dilakukan
penyuluhan pada minggu ketiga
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SDN 081240 Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Desember 2015 sampai Oktober 2016.
3.3Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Besar sampel pada penelitian ini dihitung bedasarkan rumus perhitungan perkiraan besar sampel untuk uji hipotesis terhadap rerata dua populasi berpasangan (Madiyono, 2008) yaitu :
n ( d ) Sd
2
Keterangan : n = Jumlah sampel
= Derivat baku alfa (Kesalahan Tipe I) ditetapkan sebesar 5%, sehingga = 1.96
= Derivat baku beta (Kesalahan Tipe II) ditetapkan sebesar 20%, sehingga = 0.842
d= Selisih rerata kedua kelompok yang dianggap bermakna ditetapkan 1,5
Sd Simpang baku dari rerata selisih, (dari pustaka penelitian yang sejenis yang dilakukan oleh Widyawati (2010) sebesar 2,836 )
Sehingga,
n 1,96 ,842 2,8361,5
2
n ⌈7,951,5⌉2
n 5,3 2
44
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 28 orang dan untuk menanggulangi adanya responden yang drop out maka ditambah 10% dari besar sampel sehingga menjadi 31 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008).
Adapun ciri – ciri atau kriteria sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :
1. Siswa belum mendapat penyuluhan pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
2. Bersedia menjadi responden 3. Hadir saat penelitian dilaksanakan
Berdasarkan anggota populasi yang memenuhi kriteria tersebut maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang duduk di salah satu kelas 5 yaitu sebanyak 31 siswa.
3.4Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data
1. Data primer
Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Data primer dalam penelitian ini antara lain adalah : a. Karakteristik reponden, meliputi jenis kelamin dan umur
Nyamuk (PSN)
d. Tindakan responden dalam pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
e. Keberadaan jentik di rumah responden penelitian 2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini antara lain adalah data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Sibolga, data Angka Bebas Jentik di Kecamatan Sibolga Selatan, dan profil Sekolah Dasar Negeri 081240 Sibolga.
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer yaitu data pengetahuan sikap dan tindakan diperoleh dengan melaksanakan pretest dan posttest dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan, dan melakukan observasi keberadaan jentik di rumah responden penelitian sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari data yang ada di Kantor Dinas Kesehatan Kota Sibolga dan dari instansi Sekolah Dasar Negeri 081240 Sibolga.
3.4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Kuesioner
46
Guttman dengan dua pilihan jawaban untuk memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan.
2) Lembar Observasi
Lembar observasi untuk pemantauan keberadaan jentik berupa Formulir Hasil Pemantauan Jentik di rumah responden penelitian
3.4.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.4.4.1Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. (Arikunto, 2006). Validitas Instrumen dapat diketahui dengan melakukan uji korelasi antara skor/nilai setiap butir pertanyaan dengan skor total seluruh butir pertanyaan (Sugiyono, 2004). Pada metode
Corrected item total correlation pertanyaan dinyatakan valid bila nilai dari
Corrected item total correlation atau r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Nilai
r tabel dalam penelitian ini pada df (31-2) = 29 dan alfa 5% adalah 0,3550. Maka
pernyataan dinyatakan valid jika nilai r hitung 0,3550, dan jika nilai
0,3550 pernyataan dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan di SDN 085116 Kota Sibolga (lampiran 5), dapat diketahui bahwa semua nilai Corrected item total correlation pada pertanyaan kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan lebih besar dari nilai
r tabel untuk semua pertanyaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
Uji Reliabilitas menunjukkan suatu instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Teknik yang digunakan untuk menguji Reliabilitas pada kuesioner penelitian ini adalah teknik Alpha Cronbach. Pertanyaan dinyatakan Reliabilitas jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r tabel dalam penelitian ini pada df (31-2) = 29 dan alfa 5% adalah 0,3550. Maka pernyataan dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha 0,3550, dan jika nilai 0,3550 pernyataan dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilaksanakan di SDN 085116 Kota Sibolga (lampiran 5), dapat diketahui bahwa semua nilai Cronbach Alpha masing-masing sebesar 0,900, 0,892, 0,878 pada pertanyaan pengetahuan, sikap dan tindakan lebih besar dari nilai r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua pertanyaan sudah reliabel sebagai alat ukur.
3.5 Tahapan Penelitian 3.5.1. Sebelum Perlakuan
1. Melakukan survei ke sekolah untuk menentukan sampel siswa yang akan diteliti
48
3. Melakukan pretest dengan menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan siswa dalam pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk sebelum perlakuan
3.5.2. Perlakuan/Penyuluhan
Dilakukan penyuluhan tentang pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode ceramah dan media leaflet serta praktek pemantauan jentik dan beberapa hal dalam pemberantasan sarang nyamuk.
3.5.3. Sesudah Perlakuan
1. Melakukan posttest pengetahuan, sikap dan tindakan siswa dalam pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk setelah 14 hari dilakukan penyuluhan
2. Melakukan survei keberadaan jentik pada tempat penampungan air yang terdapat di rumah responden penelitian.
Pemeriksaan keberadaan jentik dilakukan hingga 4 kali,yaitu : a) Pemeriksaan jentik I sebelum penyuluhan
b) Pemeriksaan jentik II pada 7 hari sesudah penyuluhan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk
3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen yaitu berupa penyuluhan pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan variabel dependen yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan siswa dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
3.6.2 Defenisi Operasional
1. Penyuluhan pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah kegiatan penjelasan tentang pengertian, penyebab, vektor penyakit DBD, cara pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan dengan metode ceramah dan dilengkapi dengan media leaflet dan melakukan praktik langsung tentang pemantauan jentik dan PSN yang ditujukan kepada subjek penelitian pada satu hari.
2. Pengetahuan adalah pemahaman responden atau apa yang diketahui responden penelitian tentang DBD, kegiatan pemantauan jentik dan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk.
3. Sikap adalah respon tertutup atau cara pandang responden penelitian mengenai DBD, kegiatan pemantauan jentik dan PSN.
50
5. Keberadaan jentik adalah keadaan dimana ada atau tidaknya jentik nyamuk pada tempat penampungan air yang terdapat di rumah responden penelitian.
3.7Aspek Pengukuran
Pengukuran pengetahuan sikap dan tindakan dilakukan menggunakan kuesioner, kemudian berdasarkan jumlah skor atau nilai yang diperoleh akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu :
a) Baik, apabila responden mendapat nilai 75% dari jumlah skor yang ada. b) Kurang, apabila responden mendapat nilai <75% dari jumlah skor yang ada. 1. Pengetahuan
Pengetahuan responden diukur dengan kuesioner dengan jumlah 15 pertanyaan. Setiap pertanyaan mempunyai 2 pilihan jawaban, jika jawaban benar akan diberikan skor 1, sedangkan jika jawaban salah akan diberikan skor 0. Nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah 15 dan terendah adalah 0.
Berdasarkan jumlah nilai yang ada maka pengetahuan responden dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Pengetahuan baik apabila responden menjawab pertanyaan dengan total skor 11,25
b) Pengetahuan kurang apabila responden mendapat total skor < 11,25 2. Sikap
Sikap responden diukur dengan kuesioner dengan jumlah 15 pertanyaan. Pertanyaan terdiri dari pertanyaan yang Favorable (mendukung/positif) dan
dan untuk jawaban tidak setuju akan diberikan skor 0. Sedangkan untuk jawaban setuju pada pertanyaan Unfavorable akan diberikan skor 0 dan untuk jawaban tidak setuju akan diberikan skor 1. Nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah 15 dan terendah adalah 0.
Berdasarkan jumlah nilai yang ada maka sikap responden dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Sikap baik apabila responden menjawab pertanyaan dengan total skor 11,25 b) Sikap kurang apabila responden mampu menjawab pertanyaan dengan total
skor < 11,25 3. Tindakan
Tindakan responden diukur dengan kuesioner dengan jumlah 10 pertanyaan. Setiap pertanyaan mempunyai 2 pilihan jawaban, jika jawaban ya akan diberikan skor 1, sedangkan jika jawaban tidak akan diberikan skor 0. Nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah 10 dan terendah adalah 0.
Berdasarkan jumlah nilai yang ada maka tindakan responden dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Tindakan baik jika responden menjawab pertanyaan dengan total skor 7,5
52
3.8Metode Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian akan diolah melalui pengolahan data yaitu sebagai berikut :
1. Editing
Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan kebenaran data yang diperoleh.
2. Coding
Coding yaitu mengelompokkan jawaban dan memberikan kode-kode tertentu
untuk mempermudah dalam proses pengolahan data. 3. Scoring
Scoring yaitu memberikan skor pada setiap item jawaban dari variabel yang
diteliti 4. Entry
Entry yaitu memasukkan data hasil jawaban responden yang diperoleh dari
kuesioner untuk selanjutnya diolah menggunakan bantuan program komputer.
3.9Metode Analisa Data
Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah dengan bantuan program komputer. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik untuk melihat perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan responden sebelum dan sesudah penyuluhan dan Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan responden sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan maka dilakukan pengujian dengan menggunakan
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 081240 Kota Sibolga adalah sekolah tingkat dasar yang beralamat di Jalan Merpati No.46 Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga. SDN 081240 berdiri sejak tahun 1974 dan mulai beroperasional pada tahun 1975. Sekolah Dasar ini memiliki beberapa bangunan yang digunakan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar yaitu terdiri dari 15 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan dan 1 ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SDN 081240 dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dijalankan oleh 33 orang guru dan satu orang penjaga sekolah. SDN 081240 memiliki siswa sebanyak 745 orang. Data siswa selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Gambaran Siswa SDN 081240 Kota Sibolga Tahun 2016
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
(n)
Persentase (%) Laki – Laki Perempuan
I 56 54 110 14,8
II 56 52 108 14,5
III 65 70 135 18,1
IV 68 59 127 17,1
V 76 59 135 18,1
VI 75 55 130 17,4
Total 396 349 745 100
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 16 orang (51,6%) dibandingkan daripada responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 15 orang (48,4%).
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 15 48,4
Perempuan 16 51,6
Total 31 100
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Pada penelitian ini mayoritas responden berumur 11 tahun yaitu sebanyak 16 orang (51,6%). Umur responden maksimal adalah 12 tahun dan umur minimal yaitu 10 tahun yang masing-masing sebanyak 11 dan 4 orang.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur (tahun) Jumlah (n) Persentase (%)
10 4 12,9
11 16 51,6
12 11 35,5
56
4.3 Analisa Data
4.3.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji Shapiro Wilk sebab sampel yang digunakan sebanyak 31 orang. Hasil uji nomalitas data ditampilkan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data
Variabel P Keterangan
Pengetahuan
Pretest 0,016 Tidak Berdistribusi Normal
Posttest 0,0001 Tidak Berdistribusi Normal
Sikap
Pretest 0,031 Tidak Berdistribusi Normal
Posttest 0,0001 Tidak Berdistribusi Normal
Tindakan
Pretest 0,001 Tidak Berdistribusi Normal
Posttest 0,025 Tidak Berdistribusi Normal
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Pengetahuan responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) diukur dari jawaban pertanyaan yang diberikan ketika sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.: Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Dalam
Pemantauan Jentik dan PSN Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SDN 081240 Kota Sibolga Tahun 2016
No Pengetahuan
Responden
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n %
1 Penyakit DBD adalah penyakit tidak menular
19 61,3 12 38,7 4 12,9 27 87,1 2 Penyakit DBD adalah
penyakit berbahaya
4 Nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di tempat penampungan air bersih yang tidak beralaskan tanah.
22 71,0 9 29,0 30 96,8 1 3,2
58
Lanjutan Tabel 4.5
No Pengetahuan
Responden
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n %
7 Pada saat melakukan pemantauan jentik,
No Pengetahuan Responden
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
Benar Salah Benar Salah
13 Mengganti air pada vas bunga seminggu
60
Sebanyak 29 orang (93,5%) sebelum diberikan penyuluhan sudah mengetahui kegiatan menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi dilakukan seminggu sekali, Sebanyak 28 orang responden (90,3%) sudah mengetahui bahwa nyamuk Aedes aegypti beristirahat di tempat yang gelap dan lembab, dan sebanyak 27 orang (87,1%) mengetahui bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dan juga mengetahui bahwa DBD ditularkan kepada orang lain melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty, sebelum diberikan penyuluhan.
Sesudah diberikan penyuluhan, semua pertanyaan tentang pengetahuan responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menunjukkan penambahan jumlah responden yang menjawab pertanyaan dengan benar. Seluruh responden yaitu 31 orang (100%) sudah mengetahui penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan kepada orang lain melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypty dan mengetahui bahwa nyamuk Aedes aegypti beristirahat di
tempat yang gelap dan lembab. Sebanyak 30 orang (96,8%) sesudah diberikan penyuluhan sudah mengetahui penyakit DBD adalah penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kematian, nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di tempat penampungan air bersih yang tidak beralaskan tanah, telah mengetahui kegiatan– kegiatan dalam 3M serta mengerti bahwa tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi dikuras dan disikat seminggu sekali.
tempat-termasuk kedalam 3M Plus.
4.3.2.1Pengetahuan Responden dalam Pemantauan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Pengetahuan responden dalam pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dapat diketahui setelah dilakukan pengukuran dan dikategorikan menjadi kategori baik dan kurang yang dapat dilihat pada Tabel 4.6. dibawah ini:
Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Dalam Pemantauan Jentik dan PSN Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SDN 081240 Kota Sibolga Tahun 2016
Pengetahuan
Sebelum Penyuluhan
Sesudah Penyuluhan
n % n %
Baik 15 48,4 27 87,1
Kurang 16 51,6 4 12,9
Total 31 100 31 100
Dari Tabel 4.6. di atas menunjukkan pengetahuan responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebelum diberikan penyuluhan yang terbanyak berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 16 orang (51,6%) dan pengetahuan responden yang paling sedikit adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 15 orang (48,4%).
62
kategori baik yaitu sebanyak 27 orang (87,1%) dan sebesar 4 orang (12,9%) berada pada kategori pengetahuan kurang.
4.3.2.2Perbedaan Pengetahuan Responden dalam Pemantauan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Perbedaan pengetahuan responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Perbedaan Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Pengetahuan n
Median (Minimum-Maksimum)
Rerata s.b p value
Sebelum Penyuluhan 31 11,00 (3-15) 10,32 2,482
0,0001 Sesudah Penyuluhan 14,00 (9-15) 13,65 2,637
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Sikap responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) diukur dari jawaban pertanyaan yang diberikan ketika sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.:
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Dalam Pemantauan jentik dan PSN Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SDN 081240 Kota Sibolga Tahun 2016
No Sikap Responden
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Tidak Setuju
n % n % n % n %
1 Saya senang diadakan penyuluhan pemantauan jentik dan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
28 90,3 3 9,7 31 100 0 0
2 Saya yakin pemantauan jentik dan PSN tidak perlu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit DBD
19 61,3 12 38,7 30 96,8 1 3,2
64
Lanjutan Tabel 4.8
No Sikap Responden
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Tidak Setuju
n % n % n % n %
5 Saya akan melakukan pemantauan jentik dirumah seminggu sekali
19 61,3 12 38,7 27 87,1 4 12,9
No Sikap Responden
66
12 orang (38,7%) juga setuju air yang ada pada vas bunga atau tempat minum burung tidak perlu diganti dan dibersihkan seminggu sekali.
Sesudah diberikan penyuluhan, semua pernyataan tentang sikap responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menunjukkan perubahan. Semakin banyak responden yang memberikan jawaban setuju pada pernyataan yang positif. Sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 31 orang (100%) menunjukkan sikap senang jika diadakan penyuluhan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan setuju untuk menutup rapat–rapat tempat penampungan air yang ada.
Sebanyak 30 orang (96,8%) sesudah diberikan penyuluhan yakin dan setuju bahwa pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk perlu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit DBD, setuju akan menggunakan obat nyamuk atau memakai kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk serta setuju akan menguras dan menyikat bak mandi dan tempat penampungan air lain yang ada seminggu sekali.
Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Sikap responden dalam pemantauan jentik dan pemberatasan sarang nyamuk (PSN) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dapat diketahui setelah dilakukan pengukuran dan dikategorikan menjadi kategori baik dan kurang yang dapat dilihat pada Tabel 4.9. dibawah ini :
Tabel 4.9. Distribusi Sikap Responden Dalam Pemantauan jentik dan PSN Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SDN 081240 Kota Sibolga Tahun 2016
Sikap
Sebelum Penyuluhan
Sesudah Penyuluhan
n % n %
Baik 14 45,2 27 87,1
Kurang 17 54,8 4 12,9
Total 31 100 31 100
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa sikap responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebelum diberikan penyuluhan yang terbanyak berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 17 orang (54,8%) dan sikap paling sedikit adalah kategori baik yaitu sebanyak 14 orang (45,2%).
68
4.3.3.2Perbedaan Sikap Responden dalam Pemantauan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Perbedaan sikap responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.10. Perbedaan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Sikap n
Median (Minimum -Maksimum)
Rerata s.b p value
Sebelum Penyuluhan 31 9,00 (6-15) 10,23 2,376
0,0001 Sesudah Penyuluhan 14,00 (8-15) 13,48 1,823
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Tindakan responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) diukur dari jawaban pertanyaan yang diberikan ketika sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan yang dapat dilihat pada Tabel 4.11.:
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Dalam Pemantauan Jentik dan PSN Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SDN 081240 Kota Sibolga Tahun 2016
No Tindakan
Responden
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
70
Lanjutan Tabel 4.11
No Tindakan
Responden
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
Ya Tidak Ya Tidak
n % n % n % n %
5 Apakah anda menutup rapat-rapat tempat
sebanyak 21 orang (67,7%).
Sebanyak 19 orang (61,3%) tidak memeriksa dan mengganti air di vas bunga atau tempat minum burung seminggu sekali, Sebanyak 16 orang (51,6%) tidak mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan, dan sebanyak 14 orang (45,2%), tidak menguras dan menyikat bak mandi dan tempat penampungan air lain rutin seminggu sekali, sebelum diberikan penyuluhan.
Sesudah diberikan penyuluhan, semua pertanyaan tindakan responden mengenai pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menunjukkan perubahan. Seluruh responden yaitu 29 orang (93,5%) sudah melakukan pemantauan jentik nyamuk pada tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam maupun di luar rumah mereka. Sebanyak 28 orang (90,3%) sesudah diberikan penyuluhan sudah melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN serta sudah menguras dan menyikat bak mandi dan TPA lain secara rutin seminggu sekali.
72
4.3.4.1Tindakan Responden dalam Pemantauan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Tindakan responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan saang nyamuk (PSN) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dapat diketahui setelah dilakukan pengukuran dan dikategorikan menjadi kategori baik dan kurang yang dapat dilihat pada Tabel 4.12. di bawah ini :
Tabel 4.12. Distribusi Tindakan Responden Dalam Pemantauan Jentik dan PSN Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SDN 081240 Kota responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebelum diberikan penyuluhan yang terbanyak berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 21 responden (67,7,3%) dan tindakan paling sedikit adalah kategori baik yaitu sebanyak 10 orang (32,2%).
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Perbedaan tindakan responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.13. Perbedaan Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Sikap n
Median (Minimum-Maksimum)
Rerata s.b p value
Sebelum Penyuluhan 31 4,00 (1-8) 4,90 2,495
0,0001 Sesudah Penyuluhan 8,00 (5-10) 8,06 1,181
74
4.3.5 Keberadaan Jentik di Rumah Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Pemeriksaan jentik pertama sekali dilakukan sebelum diberikan penyuluhan kepada responden dan dilakukan berturut-turut sekali dalam seminggu sampai minggu ketiga sesudah penyuluhan. Pemeriksaan jentik dilakukan pada tempat-tempat penampungan air baik yang terdapat di dalam maupun di luar rumah. Hasil pemeriksaan jentik yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini :
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Keberadaan Jentik
No. Keberadaan Jentik
Sebelum
Penyuluhan Minggu I Minggu II Minggu III
n % n % n % n %
1 Ada 15 48,4 7 22,6 6 19,4 4 12,9
2 Tidak ada 16 51,6 24 77,4 25 80,6 27 87,1
Total 31 100 31 100 31 100 31 100
Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa dari 31 rumah responden yang diperiksa sebelum diberikan penyuluhan, terdapat 15 rumah (48,4%) yang ditemukan jentik setelah kontainernya diperiksa. Sesudah diberikan penyuluhan terjadi penurunan jumlah rumah responden yang ditemukan jentik yaiu menjadi 7 rumah (22,6%) pada minggu pertama, 6 rumah (%) pada minggu kedua dan menjadi 4 rumah (12,9%) pada minggu ketiga.
diperiksa. Jenis-jenis tempat penampungan air yang ditemukan jentik pada saat pemeriksaan jentik disajikan pada tabel berikut ini :
76
Setelah diketahui data-data diatas maka dapat dihitung angka bebas jentik,
Container Index dan House Index. Seperti yang disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.16. Perbedaan ABJ, CI, dan HI Sebelum dan Sesudah penyuluhan
Keberadaan Jentik
Pemeriksaan Jentik Sebelum
Penyuluhan Minggu I Minggu II Minggu III Angka Bebas
Jentik (ABJ) 51,61% 77,42% 80,65% 87,09%
Container
Index 11,22% 4,37% 4,00% 2,35%
House Index 48,39% 22,58% 19,35% 12,9%
dan House Index yang terjadi pada sebelum penyuluhan hingga minggu ketiga sesudah diberikan penyuluhan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 4.1 Peningkatan Angka Bebas Jentik serta Penurunan Container Index dan House Index
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan Siswa Dalam Pemantauan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) pada sebelum penyuluhan (pretest) lebih banyak berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 51,6% namun sesudah diberikan penyuluhan (posttest) kemudian mengalami perubahan menjadi lebih banyak pengetahuan responden berkategori baik yaitu sebesar 87,1%, maka dapat dikatakan penyuluhan kesehatan yang diberikan mempengaruhi pengetahuan siswa dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk.
Perubahan pengetahuan yang terjadi dapat disebabkan karena hal-hal yang berkaitan dengan penyuluhan yang diberikan. Pada saat penyuluhan berlangsung banyak responden/siswa yang memperhatikan materi yang sedang diberikan sehingga responden mengetahui dan memahami mengenai penyakit DBD dan pentingnya untuk melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN agar terhindar dari penyakit ini.
nyamuk (PSN).
Hal ini diperkuat oleh hasil uji yang diperoleh dengan mengunakan uji
wilcoxon, dimana didapatkan nilai median pengetahuan sebelum diberikan
penyuluhan (pretest) sebesar 11,00 dan sesudah diberikan penyuluhan (posttest) menjadi 14,00 serta nilai rata-rata pengetahuan pada pretest sebesar 10,32 dan pada posttest menjadi 13,65 dengan nilai probabilitas (p= 0,0001), karena p 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan pengetahuan siswa dalam pemantauan jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
Pengetahuan ialah hasil dari tahu dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek dengan panca indera yang meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui pemberian informasi. Menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan pada akhirnya orang akan beperilaku sesuai dengan pengetahuannya. Pemberian informasi dalam penelitian ini adalah pemberian penyuluhan.
80
pengetahuan dan sikap hingga perilaku. Hal ini dikarenakan penyuluhan dilakukan dengan cara penyampaian informasi. Menurut Simon-Morton dkk (2012), informasi baru, perasaan, atau pengalaman dapat membuat terjadinya disonansi kognitif. Teori ini intuitif karena kita semua telah mengalami perubahan
sikap dan perilaku dari paparan informasi yang mengarah ke pengetahuan baru
tentang sebuah topik.
Penyuluhan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode ceramah. Metode ceramah digunakan dalam penyuluhan ini karena menurut Notoatmodjo (2007), ceramah adalah metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Proses pemberian materi kepada siswa dengan metode ceramah dilakukan dengan menyampaikan materi yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sulit sehingga responden mudah untuk memahami materi yang disampaikan.
Penyuluhan juga dilengkapi dengan media leaflet untuk menyampaikan informasi tentang pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Leaflet yang digunakan sebagai media juga cukup efektif karena dengan adanya
leaflet yang disusun dengan tulisan dan gambar yang dibuat sedemikian rupa
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pulungan (2007), mengenai pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kecamatan Helvetia menyimpulkan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dengan leaflet maupun ceramah dengan film berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil.
5.2 Sikap Siswa Dalam Pemantauan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki sikap baik dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) pada sebelum penyuluhan (pretest) sebanyak 45,2%. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar responden belum mengetahui dan memahami kegiatan pemantauan jentik dan PSN, yang terlihat dari lebih banyak responden yang memiliki sikap kurang sebelum diberikan penyuluhan. Namun sesudah diberikan penyuluhan (posttest), responden dengan sikap baik meningkat menjadi sebesar 87,1%, sehingga dapat dikatakan penyuluhan kesehatan yang diberikan mempengaruhi sikap responden dalam pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk.