Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK)
Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan
Usaha dan Kegiatan
Dokumen
Lingkungan Hidup
PEDOMAN
PENYUSUNAN
Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012
2
Pendahuluan secara Umum
1
Pengajuan
Pengajuan Permohonan Izin
Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan
RKL-RPL
Penerbitan:
1. Keputusan
Kelayakan
Lingkungan; dan
2. izin Lingkungan
Pengumuman
Tidak Layak
Lingkungan
Pemrakarsa
Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi
Penilai Amdal
Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota
Proses Penyusunan Amdal
Penilaian
Penilaian Kerangka Acuan
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
Penilaian
ANDAL &
RKL-RPL
Sekretariat
KPA
Penilaian
ANDAL &
RKL-RPL
oleh Tim
Teknis
Pengumuman Permohonan
Izin Lingkungan
Penilaian
ANDAL &
30 hari kerja
75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman
10 hari
kerja
Pengumuman Izin
Lingkungan
Paling lambat 5 hari kerja
setelah diterbitkan
Catatan
: Waktu penilaian tidak
termasuk waktu perbaikan
dokumen oleh pemrakarsa
Satu surat
permohonan
Catatan: Keputusan disampaikan kepada Pemrakarsa
Pemrakarsa
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
Proses Penyusunan UKL-UPL
Penyusunan
UKL-UPL
Pemrakarsa
Pemeriksaan Administrasi
Permohonan Izin Lingkungan
dan Pemeriksaan UKL/UPL
Pemeriksaan Substansi UKL/UPL
Penerbitan Rekomendasi
Persetujuan UKL-UPL &
Izin Lingkungan
Pengumuman Permohonan Izin
Lingkungan
Catatan
: Jangka waktu
Pemeriksaan Teknis
UKL-UPL:
14 Hari Kerja
,
termasuk pengumuman
permohonan izin lingkungan
DAN
Pemeriksaan
UKL-UPL dan
Penerbitan
Rekomendasi
UKL-UPL dapat
dilakukan oleh:
a. Pejabat yang
ditunjuk oleh
Menteri;
b. Kepala Instansi LH
Provinsi; atau
c. Kepala Instansi LH
Kab/Kota.
Pasal 40 PP 27/2012
Jasa Pemeriksaan UKL-UPL dibebankan
kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP Biaya
Penyusunan UKL-UPL oleh Pemrakarsa
Konsep Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(
Environmental Impact Assessment
- EIA)
Sumber: International Association for Impact Assessment (IAIA), 1999
Pengambilan
Keputusan
4
3
2
1
PROSES
Identifikas
i
Prediksi
Evaluasi
Mitigasi
Dampak Lingkungan
(biogeofisik-kimia &
Sosial-Ekonomi) dari
Rencana Pembangunan
EIA is a window
for the Future:
the process of
identifying the
future
consequences of a
current or
proposed action.
6
Esensi Dasar Amdal & UKL-UPL dalam PP 27/2012
Pengambil Keputusan
AMDAL atau UKL-UPL =
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH
yang
menyediakan informasi
yang
diperlukan untuk
proses pengambilan keputusan
(i.e.
Penerbitan Izin
Lingkungan
, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya dengan
Penjaminan Investasi,
Due Diligence,
pengawasan lingkungan)
Izin
Lingkungan
Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL
:
•
Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau kegiatan,
dan
•
Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan
institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
Dokumen lingkungan hidup yang diatur dalam
Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012
mencakup:
1. Dokumen AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL,
RKL-RPL);
2. Formulir UKL-UPL;
3. SPPL
Dokumen Lingkungan Hidup
Dokumen
Amdal
Pengkajian mengenai dampak
rencana usaha dan/atau kegiatan
Evaluasi Kegiatan di
sekitar Lokasi Rencana
Usaha dan/atau kegiatan
Saran, Masukan dan
Tanggapan Masyarakat
Prakiraan Besaran Dampak & Sifat
Evaluasi Dampak Penting
Secara Holistik terhadap
dampak yang terjadi out
put rekomendasi
Kelayakan/
Ketidaklayakan LH
Rencana pengelolaan LH
dan pemantauan LH
Muatan Dokumen Amdal – Pasal 25 UU No. 32/2009
a
b
c
d
e
f
AMDAL
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
PELINGKUPAN/METODOLOGI METODOLOGI DI KA-ANDAL (DPH ANALISIS BERDASARKAN YANG DIKAJI)
PERENCANAAN PENGENDALIAN/
mitigasi Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
•PENGUMUMAN ;dan • KONSULTASI PUBLIK
KOMPONEN KEGIATAN
KOMPONEN LINGKUNGAN
Dokumen
KERANGKA ACUAN (KA)
Dokumen
ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (ANDAL)
Dokumen
RKL-RPL
Surat Persetujuan KA Surat Kelayakan LingkunganIzn lingkungan
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
Prakiraan= Besaran dampak & sifat penting dampak sesuai hasil evaluasi dampak potensial = DPH
Evaluasi
= telaahan terhadap
keterkaitan dan interaksi seluruh
DPH karekteristik dampak
lingkungan
• Dampak Penting • Dampak lingkungan
lainnya (dampak tidak penting tetapi tetap dkelola dan dipantau Analisis atas
Kegiatan di Sekitar
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal
(KA, Andal dan RKL-RPL)
2
Dokumen Amdal
dalam Rancangan Peraturan MENLH
tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup
1.Dokumen Kerangka
Acuan (KA);
2.Dokumen Andal;
3.Dokumen RKL-RPL
Dokumen Amdal
Muatan KERANGKA ACUAN
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
• Tujuan/Manfaat Kegiatan
• Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun
dok Amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun)
PELINGKUPAN
• Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan fokus
pada kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan beserta alternatif, termasuk
pengelolaan LH yang sudah ada/tersedia;
• Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal
(
environmental setting
): Komponen lingkungan
terkena dampak dan usaha/kegiatan disekitar
lokasi rencana usaha/kegiatan beserta dampak
lingkungannya;
• Hasil pelibatan masyarakat/pengumuman
• Dampak penting hipotetik (DPH)
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
sesuai DPH
METODE STUDI
• Metode pengumpulan dan analisis data;
• Metode prakiraan dampak sesuai DPH yang
dikaji; dan
13
a. Justitifikasi dilaksanakanya
rencana usaha dan/atau
kegiatan ini, termasuk
persetujuan prinsip;
b. Mengapa wajib amdal dan
pendekatan studi yang
digunakan (tunggal, terpadu
atau kawasan);
c. Mengapa ini dinilai oleh KPA
Pusat, Provinsi atau Kab/Kota
a. Tujuan dilaksanakannya rencana
usaha dan/atau kegiatan; dan
b. justifikasi manfaat (masyarakat
sekitar dan peranannya terhadap
pembangunan nasional dan daerah)
a. Pemrakarsa dan penanggung jawab
rencana usaha dan/atau kegiatan; dan
b. Pelaksana studi amdal yang terdiri dari :
•
tim penyusun dokumen amdal (1
KTPA dan 2 ATPA);
•
tenaga ahli, dan ;
•
asisten penyusun dokumen amdal
KA: Pelingkupan
Deskripsi Komponen Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak
Lingkungan
Deskripsi Rona LH Awal
(Environmental Setting):
•
Komponen Lingkungan Hidup
yang terkena dampak;
•
Usaha dan/atau kegiatan disekitar
Hasil Pelibatan Masyarakat
Dampak
Batas waktu Kajian (DPH) • Status studi Amdal: terintegrasi,
bersamaan,setelah FS;
• Kesesuaian dengan RTRW & PIPIB revisi 8 tahun 2015;
• Komponen kegiatan yang berpotensi penyebab dampak & Pengelolaan LH yang sudah disiapkan/direncanakan + ALTERNATIF
peta-peta yang relevan yang memenuhi
kaidah-kaidah kartografi dan/atau layout dengan skala
yang memadai
informasi apa yang dibutuhkan oleh
pengambil keputusanterkait dengan hasil
pelibatan masyarakat ini
1.Batas project;
2.Batas ekologis,
3.Batas Sosial,
4.Batas Adm
Setiap DPH yang
dikaji memiliki
batas waktu
kajian tersendiri
•
Identifikasi dampak
potensial,
•
evaluasi dampak
potensial
• Ringkasan Daftar
DPH
Menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode penentuan dampak penting hipotetik dalam Amdal.
15
Bentuk Kajian Alternatif
UNEP, EIA Resource Manual
•
kebutuhan
•
input / supply
•
aktifitas
•
lokasi,
•
proses
•
penjadualan
Alternatif
Alternatif
dalam AMDAL
(penggunaan bahan baku
yang tidak beracun)
(mis. Penggunaan energi
yang lebih efisien dibanding
membangun pembangkit
energi baru)
(mis- menyediakan
transportasi umum dari
pada menambah
jaringan jalan)
baik untuk seluruh
kegiatan atau untuk
komponen-komponen
kegiatan (mis-lokasi
bendungan atau saluran
irigasi)
(mis- penggunanaan
teknologi yang ramah
lingkungan, atau efisien
energi)
(mis : untuk operasional
bandara dan sistem
transportasi)
kebutuhan
input / supply
aktifitas
lokasi
proses
penjadualan
Bentuk Kajian Alternatif
•
Alternatif Alternatif dalam AMDAL
–
Lokasi
–
desain
–
kegiatan konstruksi, operasi dan decommisioning
–
skala / ukuran proyek
–
pentahapan proyek
–
waktu pelaksanaan
Studi Kasus: AMDAL PLTA Cirata
3
2
1 260m
232m
No
Studi Kelayakan
Dampak Ketinggian Waduk
260 meter
232 meter
1 Ekonomi
Keuntungan besar secara
ekonomi
semakin besar
tenaga listrik
Modal
investasi cepat kembali
Masih cukup besar untuk menghasilkan energi
listrik, modal investasi relatif lebi h lambat,
namun masih memberikan keuntungan
ekonomis
2. Teknis
Resiko kegagalan waduk karena
rawan gempa
Resiko kegagalan waduk relatif lebih kecil karena
air yang tertampung lebih sedikit
3. Lingkungan
Potensi Konflik sosial dan lahan
relatif lebih besar
Potensi Konflik sosial dan lahan relatif lebih kecil
Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) – Inpres 08/2015
Surat Keputusan Menteri LHK Nomor SK 141/MenlhkVIII/2015 pada 22 Mei tentang Penetapan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Pemanfaatan HUtan, Penggunaan Kawasan Hutan, dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain.
Hutan Alam Primer
di dalam dan di luar
kawasan Hutan
Lahan Gambut
Lokasi PIPIB
(Moratorium)
revisi VIII –
Tidak Boleh
Ada Izin Baru
Lokasi yang
masih boleh
ada izin baru
Sebagai informasi “Dalam revisi VIII pada Peta Indikatif
Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB)”, luas areal
penundaan izin baru mengalami perubahan.
Jika dalam revisi VII luas areal (moratorium) sebesar
64.088.984 hektare atau mengalami pengurangan sebesar
-36.494 hektare , kali ini luasnya menjadi sebesar
65.015.014 hektare. Atau mengalami pertambahan
926.030 hektare.
CONTOH TABEL
RINGKASAN
PROSES
PELINGKUPAN
Dampak Lingkungan yang Diidentifikasi
1.Dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan (Proyek) terhadap
lingkungan
Dampak Lingkungan: Interaksi antara Kegiatan
dan Lingkungan/Ekosistem
Dampak
Kegiatan/
Aktivitas
Lingkungan atau
Ekosistem
1. Deskripsi ringkas rencana kegiatan;
2. Rencana lokasi kegiatan, termasuk estimasi luas lahan yang
dibutuhkan;
3. Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan besarannya,
kapasitas, input, dan output.
4. Sumber daya yang digunakan (bahan, air, energi, dan
lain-lain) dan perkiraan besarnya;
5. Limbah yang akan dihasilkan, jenis, dan perkiraan besarnya;
6. Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan dari
awal
Komponen Lingkungan
1. Biogeofisik-kimia
: i.e.
Air, udara, lahan, flora,
fauna, transportasi, dsb
2. Sosekbud
: hubungan
sosial, pola hidup
3. Kesehatan masyarakat
:
prevalensi penyakit,
perubahan kesmas
Jenis Kegiatan
:,
Kehutanan, Perhubungan,
PU, ESDM dll.
Tipologi Ekosistem
:
DAS, Pesisir, Lahan
Basah, Hutan dll
Pencemaran air disebabkan oleh berbagai sumber dan proses yang berbeda, dan
perubahan penggunaan lahan dapat secara signifikan mengubah jumlah dan tipe
pencemaran pada sebuah sistem sungai
Sumber: digambar ulang dari (Marsh, W.M. and J.M. Grosso (1996) Environmental Geography: Science, land use and Earth Systems. Kohn Wiley & Sons. New York
TPA
PPU Perkotaan Pencemaran Industri& Pembangkit Listik Hujan Asam
Deposisi
Erosi Angin
Erosi Tanah
Muka Air Tanah
Air Tanah (Ground Water)
Saluran air limbah, bocor merembes ke air tanah: nitrogen dan patogen Leachate & seepage
dari TPA dan permukaan lahan: residu minyak, senyawa organik, nitogen dan kontaminants lainnya
Saluran air limbah, dengan outfall di sungai: BOD, sediment dan bakteri
Bangunan Air Limbah
Aliran sungai yang tercemar membawa nutrient, sediment dll. ke dalam danau
Deposisi astmosferik: hujan asam dan sedimen
Aliran permukaan dari lahan pertanian: nitrogen, fosfor dan pestidida
Contoh hasil prakiraan dampak Kegiatan PLTA
Contoh Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial
1
2
3
Proses Pelingkupan: Metode Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
:
Menghilangkan/
Metode Evaluasi Secara Holistik
terhadap Dampak Lingkungan
Metode
Prakiraan
Dampak Penting
Metode pengumpulan
dan analisis data
KA: Metode Studi
1
2
Metode
Studi
3
Bagian ini berisi metode pengumpulan
data primer dan sekunder yang sahih
serta dapat dipercaya (reliable) untuk
digunakan dalam
penyusunan rona
lingkungan hidup awal yang rinc
i dan
sebagai masukan dalam melakukan
prakiraan besaran dan sifat penting
dampak
metode untuk memprakirakan
besaran dan sifat penting dampak
dalam studi Andal untuk
masing-masing DPH
, termasuk
rumus-rumus dan asumsi prakiraan
dampaknya disertai
argumentasi/alasan pemilihan
metode tersebut
metode untuk mengevaluasi
keterkaitan dan interaksi dampak
lingkungan
yang diprakirakan
timbul (seluruh dampak penting
hipotetik) secara keseluruhan
dalam rangka
penentuan
karakteristik dampak
rencana
usaha dan/atau kegiatan secara
total terhadap lingkungan hidup
Metode-metode ilmiah
yang berlaku secara
nasional
dan/atau internasional
di berbagai literatur
Konsep Dasar Metode Studi
DPH
Metode Evaluasi secara Holistik
terhadap Dampak Lingkungan
Keterkaitan dan
No Jenis Kegiatan Dampak Penting Hipotetik Batas Waktu Kajian A. Tahap Pra Konstruksi
1 Sosialisasi Kegiatan
Perubahan sikap dan
persepsi masyarakat 3 bulan, mengingat durasi pemberian informasi kepada masyarakat berlangsung diperkirakan dalam waktu 3 bulan yang dilakukan secara periodik setiap akan konstruksi
Keresahan masyarakat
B. Tahap Konstruksi 2 Mobilisasi Tenaga Kerja Kesempatan kerja
2 bulan, dengan asumsi mobilisasi tenaga kerja berlangsung dalam waktu 2 bulan yang dilakukan secara periodik setiap akan konstruksi
3
Pekerjaan Pengurugan perairan dangkal untuk interchange area dan lapangan penumpukan serta area pendukung terminal
Perubahan pola arus
dan sedimentasi 5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam waktu 5 tahun Peningkatan muka air
banjir
Penurunan kualitas air laut (khususnya TSS) Gangguan biota laut (plankton dan benthos)
5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam waktu 5 tahun, sehingga besaran yang perlu dikelola dan dipantau adalah dalam 5 tahunan
Berkurangnya habitat biota laut, benthos Penurunan komposisi dan kelimpahan plankton/nekton Penurunan kualitas udara (debu)
1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pengurugan selama 5 tahun, ritasi pembangunan dianggap sama sehingga besaran yang perlu dikelola dan dipantau adalah secara harian saja
Gangguan habitat fauna P Galang
5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam waktu 5 tahun
Peningkatan kebisingan
1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pengurugan selama 5 tahun, ritasi pembangunan dianggap sama sehingga besaran yang perlu dikelola dan dipantau adalah secara harian saja
Dampak Penting Hipotetik Pembangunan dan Operasional Pelabuhan secara umum
No Jenis Kegiatan Dampak Penting Hipotetik Batas Waktu Kajian B. Tahap Konstruksi
3
Gangguan kenyamanan
lingkungan 5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam waktu 5 tahun
Pekerjaan Pengurugan perairan dangkal untuk interchange area dan lapangan penumpukan serta area pendukung terminal
Penurunan pemanfaatan area laut untuk mencari ikan Penurunan tingkat pendapatan nelayan
Keresahan masyarakat nelayan
Penurunan kinerja jalan 1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pengurugan selama 5 tahun, ritasi pembangunan dianggap sama sehingga besaran yang perlu dikelola dan dipantau adalah secara harian saja
Perubahan Mata Pencaharian 5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam waktu 5 tahun
C. Tahap Operasi 4 Persiapan operasional: Rekruitmen tenaga
kerja
Tersedianya Kesempatan kerja 2 tahun, selama masa operasi Terminal Multipurpose dan pendukungnya
Kesempatan berusaha Peningkatan pendapatan
5
Operasional terminal Multipurpose dan Operasional zona logistic, Zona Industri (Processing curah kering, dan Zona Industri (Packaging dan supporting facilities terminal petikemas)
Penurunan kualitas udara 1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pengurugan selama 5 tahun, ritasi pembangunan dianggap sama sehingga besaran yang perlu dikelola dan dipantau adalah secara harian saja
No Jenis Kegiatan Dampak Penting Hipotetik Batas Waktu Kajian C. Tahap Operasi
5
Operasional terminal Multipurpose dan Operasional zona logistic, Zona Industri (Processing curah kering, dan Zona Industri (Packaging dan supporting facilities terminal petikemas)
Gangguan kenyamanan lingkungan 2 tahun, selama masa operasi Terminal Multipurpose dan pendukungnya
Peningkatan angka kesakitan Gangguan habitat fauna P Galang Penurunan kualitas air laut Penurunan komposisi dan kelimpahan plankton/bentos/nekton Berkurangnya pendapatan nelayan Keresahan masyarakat nelayan Alih fungsi lahan
Perubahan jenis lapangan pekerjaan Perubahan pola kegiatan social
Gangguan transportasi laut 5 Tahun pada tahap operasi Gangguan keselamatan pelayaran
Perubahan Jumlah Penduduk 5 tahun dengan asumsi kegiatan reklamasi selesai dilakukan dalam waktu 5 tahun
Catatan:
DPH dapat bertambah dan berkurang sesuai kondisi dilapangan dan kesiapan pemrakarsa merencanakan kegiatan dengan baik dan sudah disiapkan SOP atau pengelolaan sejak awal atau telah ada pengalaman pengelolaan eksisting yang baik.
Legenda Batas Proyek Batas Ekologis Batas Sosial
Batas Wilayah Studi Batas Administrasi
Batas Wilayah Studi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
CONTOH KEGIATAN BENDUNGAN
No Uraian Besaran
1. Tipe Zonal dengan inti tegak 2. Tinggi Bendungan dari dasar galian pondasi 120 meter 3 Elevasi puncak bendungan + 194 meter dpl 4 Panjang puncak bendungan 699meter 5 Lebar Puncak 14,00 meter 6 Kapasitas Waduk Bruto 486,85 juta m3
7 Sedimen 36 juta m3
8 Kapasitas efektif waduk 450,85 juta m3
9 Elevai dasar waduk/tanah asli + 84,00meter dpl 10 Elevasi Muka Air Normal maksimal (NWL) + 185 meter dpl 11 Elevasi mercu pelimpah + 185 meter dpl 12 Elevasi Muka Air Banjir 100 Tahunan + 187,09 meter dpl 13 Elevasi Muka Air Banjir 1000 Tahunan + 187,69 meter dpl 14 Elevasi Muka Air Banjir + 189,990meter dpl 15 Elevasi Muka Air rendah + 129,00 meter dpl 16 Kemiringan lereng hulu 1 : 3,00 17 Kemiringan lereng hilir 1 : 2,00 18 Total luas genangan secara horizontal 1.716 ha.
Komponen Rencana Kegiatan
•
Komponen
Uraian
Jalan Masuk (Access Road)
Jalan akan dibangun sepanjang 5,6 km
dengan ROW 15 meter
Bendungan*
Timbunan Zonal Inti Tegak Tipe Urugan
Berzonal setinggi 108m
Genangan
Seluas 2017,00 hektar dengan volume
mencapai 370.469.962,84 m
3Quarry dan Borrow Area
Sebagai sumber material konstruksi baik pasir,
batu dan tanah urug
Sarana Penunjang
Berupa kantor dan utilitas pendukungnya
*Termasuk bangunan pengambilan, pengelak, pelimpah dan terowonganMetode Prakiraan Dampak
Macam metode prakiraan dampak (untuk berbagai
komponen atau paramater lingkungan, termasuk sosial
& kesehatan):
Metode Formal
Model Fisik (physical model)
Eksperimen (
experimental method)
Model
matematik
Metode Non Formal
Teknik Analog
Penilaian ahli (
professional judgment
)
“
Prakiraan dampak
dapat dilakukan dengan metode formal dan
informal.
Sedapat-dapatnya diusahakan untuk digunakan metode
formal
...dengan menghasilkan hasil kuantitatif” (
Soemarwoto,
Otto, 1999 hal 251
)
38
1. Curah Hujan
2. Jumlah Hari-Hujan atau
Intensitas Hujan di
daerah proyek
3. Koefiesien air larian
berjenis tataguna lahan
daerah terbangun dan
daerah tidak terbangun
di daerah proyek
4. Luas masing-masing jenis
tataguna lahan
Jenis Data
yang
diperlukan
Dampak Penting:
Kenaikan air larian
Model Prakiraan Dampak:
Q = CIA,
Q = (Cp-Ch) x I x A
Dimana
:
Q = debit air larian (m
3/hari-hujan)
C = koefisien air larian, Cp koefisien air larian pertanian, Ch = koefisien air lairian hutan
I = Intensitas hujan (m/hari-hujan)
A = Luas Daerah proyek (m
2), luas hutan yang diperkirakan akan mengalami
kerusakan atau dikonversi menjadi lahan pertanian (perluasan lahan pertanian)
(Chow, 1964)
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Kenaikan Air Larian
1. Curah Hujan
2. Jenis tanah dan nilai K
(lihat tabel nilai K
dikaitkan dengan jenis
tanah)
3. Panjang lereng (m)
4. Kemirigan lereng (%)
5. Nilai CP untuk hutan dan
tanaman campuran (lihat
tabel nilai CP)
6. Luas kerusakan hutan
Jenis Data
yang
diperlukan
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Kenaikan Laju Erosi
Dampak Penting:
Kenaikan laju erosi
Model Prakiraan Dampak:
E = RKLSCP
E= f{RKL,
(C,P)}
Dampak total erosi =
E x
luas kerusakan hutan
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Dimana
:
E = rata-rata erosi tanah tahunan (ton/ha)
R = indeks erosivitas hujan = 0.41 x H
1.09. H = curah hujan (mm/tahun)
K = faktor erodibilitas tanah (lihat daftar jenis tanah dan nilai K)
L = faktor panjang lereng =
(Lo/22), Lo = panjang lereng (m)
S = faktor kemiringan lereng = ((s)
1,4)/9, s = kemiringan lereng (%)
C = faktor pengelolaan tanah (lihat tabel nilai CP)
P = faktor praktek pengawetan tanah (lihat tabel nilai CP)
1. Populasi penduduk daerah
hulu dan proyek serta
proyeksinya kedepan;
2. Produksi ton/tahun)
3. Volume limbah (m3/unit
produksi atau
m3/orang/tahun
4. Faktor emisi untuk setiap
parameter i.e. BOD, COD
dan TSS)
5. Debit sungai,
6. Kadar zat pencemar dalam
sungai;
7. Debit limbah;
8. Kadar zat pencemar dalam
limbah;
9. Jenis sumber pencemar
Jenis Data
yang
diperlukan
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Pencemaran Air
Dampak Penting:
Pencemaran Air
Model Prakiraan Dampak:
•
Beban Pencemaran (BP)
No.
Parameter
Pengumpulan
Metode
Data
Metode Analisis Data
1.
BOD
5SNI 6989.57:2008
SNI 06-2530-1991
2.
COD
SNI 6989.57:2008
SNI 06-6989.15-2004
3.
TSS
SNI 6989.57:2008
SNI 06-6989.03-2004
4.
Minyak dan
Lemak
SNI 6989.57:2008
SNI 06-6989.10-2004
5.
pH
SNI 6989.57:2008
SNI 06-6989.11-2004
CONTOH TABEL METODE STUDI
No. DPH Metode Prakiraan Dampak Data dan Informasi yang Relevan dan Dibutuhkan Metode Pengumpulan Data Untuk Prakiraan Metode Analisis Data Untuk Prakiraan
Metode Evaluasi (Tidak Per Individu Dampak Melainkan
Secara Keseluruhan) Peningkatan air
larian permukaan dari kegiatan pembukaan lahan
Q = CAI
ΔQ =(Cp-Ch) x I x A
a. Curah hujan b. Jumlah hari hujan c. Koefisien air larian per jenis bukaan lahan (untuk area terbangun dan area non terbangun) d. Luas
masing-masing jenis tataguna lahan
a. Thornwaithe b. Data sekunder dari BMG c. Data sekunder dari buku
Chay Asdak d. Lokasi titik-titik
pengumpulan data adalah: 1) Desa U 2) Desa V 3) Desa W Tiga desa ini dipilih karena lokasinya berada di elevasi yang lebih rendah dari tapak kegiatan, sehingga ada kemungkinan besar air larian akan mengalir ke desa tersebut.
a. Lokasi titik pengumpulan data digambarkan pada peta sampling (lihat peta pada lampiran….)
a. sohyet b. Professional
judgment oleh pakar hidrologi Dr. Joko Tingkir c. Hasil
perhitungan ditransfer dalam bentuk geospasial menggunakan ARCGIS
Menggunakan metode bagan alir Keterangan: metode ini digunakan untuk menelaah hubungan holistik antar seluruh dampak
Terbentuknya Medan Magnet dan Medan Listrik
Menggunakan metode analogi terhadap timbulnya medan magnet dan medan listrik dari kegiatan serupa dan membandingkannya dengan standar WHO dan SNI untuk ambang batas medan magnet dan medan listrik
(catatan:
Kegiatan yang dijadikan acuan adalah: pembangunan dan pengoperasian SUTT 175 kV dari Kab X ke Kota Y, telah disetujui berdasarkan SKKL nomor …
tahun 200x oleh Gubernur Provinsi Y. Catatan: Rona untuk kegiatan ini serupa dengan rencana kegiatan yang diusulkan, sehingga dapat digunakan sebagai analogi)
a. Medan magnet yang dihasilkan operasional SUTT b. Medan listrik yang
dihasilkan operasional SUTT
a. Data medan magnet dan medan listrik alami akan menggunakan data sekunder dari buku”medan listrik dan magnet dari SUTT, karya Prof. Gundala Putra Petir, 1965) b. Data sekunder hasil
pemantauan berkala operasional SUTT yang dianalogikan
Dilakukan dengan membandingkan data medan magnet dan
medan listrik operasional SUTT dengan standar WHO dan SNI untuk ambang batas medan magnet dan medan listrik
Lampiran
Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal melampirkan informasi tambahan
yang terkait dengan:
a. Bukti Formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara
prinsip dapat dilakukan;
b. copy sertifikat kompetensi penyusun Amdal;
c. copy tanda registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan (LPJP)
d. Amdal untuk dokumen Amdal yang disusun oleh LPJP atau tanda registrasi
penyusun perorangan, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun
perorangan;
e. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen amdal yang
disusun oleh tim penyusun perorangan;
f. biodata singkat personil penyusun Amdal;
g. surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan
Daftar Pustaka
Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan pustaka atau literatur yang digunakan
untuk keperluan penyusunan dokumen KA. Pengambilan (pencuplikan) sumber referensi
harus mengikuti tata cara penulisan akademis yang dikenal secara luas
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
kegiatan;
• Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
AWAL
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besaran dan sifat penting dampak untuk
masing-masing DPH;
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total
terhadap lingkungan;
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
• Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
kegiatan;
• Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
AWAL
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besaran dan sifat penting dampak untuk
masing-masing DPH;
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total
terhadap lingkungan;
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
• Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Disadur dari Dokumen KA (
mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen
Kerangka Acuan. Surat Persetujuan Kesepakatan
Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan
Administrasi Dokumen Kerangka Acuan)
a. berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup
(
environmental setting)
secara rinci dan
mendalamdi lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan
b. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan
beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap
lingkungan hidup
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
kegiatan;
• Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
AWAL
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besaran dan sifat penting dampak untuk
masing-masing DPH;
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total
terhadap lingkungan;
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
• Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
menguraikan hasil evaluasi atau telaahan
keterkaitan dan interaksiseluruh dampak penting
hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan
karakteristik dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup
Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkan dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen kegiatan yang tidak banyak memberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan (compliance),
kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup
CONTOH TABEL RINGKASAN ANALISIS DAMPAK
No DPH Rona Lingkungan Hidup Awal
Hasil Prakiraan Dampak (Catatan:
Terdapat dua opsi melakukan prakiraan:
1. Ada opsi dimana prakiraan hanya membandingkan perubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan tanpa adanya kegiatan.Pada opsi ini, perubahan rona secara alamiah tidak diperhitungkan
2. Opsi lain adalah membandingkan kondisi tanpa kegiatan dengan adanya kegiatan, namun juga memperhitungkan perubahan rona secara alamiah, sehingga untuk opsi ini wajib ada pula analisis/perhitungan perubahan rona secara alamiah)
Hasil Evaluasi Dampak
Tahap konstruksi awal = 0,4 m3/tahun
Besarnya dampak:
Dengan perubahan rona menjadi kebun sawit maka diperkirakan Q’ menjadi 0,45 m3/tahun
Sehingga terjadi peningkatan ΔQ = 0,05 m3/tahun
Sifat penting dampak:
Tidak penting, karena besarannya hanya naik + 10% dari nilai Q alamiah
DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang waktu yang sama,karena kegiatan yang menyebabkan DPH1 dan DPH 2 dilakukan secara bersamaan, sehingga ada kemungkinan bahwa perubahan bentang alam (khususnya terbentuknya cekungan), akan berinteraksi dengan peningkatan air aliran, dapat menjadikan cekungan terisi air yang memungkinkan menjadi tempat berkembangnya vector penyakit demam berdarah, maka dari analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi dampak penting
Rona awal lokasi kegiatan adalah perbukitan, namun dengan adanya kegiatan, akan ada dua bukit yang menjadi dataran dan terdapat kemungkinan adanya tiga cekungan bekas
Besarnya dampak:
Berdasarkan indeks visual sensitivity-intencity pada Headley, 2009, maka besaran dampak gangguan estetika termasuk kelas “N” dimana merupakan dampak gangguan estetika yang tidak berpengaruh, mengingat tidak adanya pengurangan substansial pada kualitas visual
Sifat penting dampak:
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
1.
Pendekatan “Dengan & Tanpa Proyek”
Besar dampak lingkungan (
magnitude of impact
) dan
arah dampak lingkungan yang akan terjadi di ruang
dan waktu tertentu, diprakirakan dengan pendekatan
sebagai berikut:
Dampak proyek= Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan
dengan proyek tanpa proyek
50
Dampak Lingkungan dalam AMDAL
Kualtas
Lingkungan
(Q)
Waktu (T)
Dengan
Proyek (Qdp)
Tanpa
Proyek (Qdp)
a
b
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
t0
t1
Keterangan:
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan : Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan; (Clarck, 1978);
b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan
: perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa pembangunan (baseline) dan yang diperkirakan akan ada dengan
adanya pembangunan tersebut (SCOPE
Munn 1979)
Konsep Dampak
Lingkungan yang
digunakan dalam AMDAL
Melakukan Prakiraan kondisi
LH pada waktu t dengan
proyek (Q
dp)
Melakukan Prakiraan kondisi
LH pada waktu t tanpa proyek
(Q
dp)
Dampak yang
ingin
diperkirakan =
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
2.
Prinsip Keterkaitan antar Dampak dari Proyek
Prakiraan dampak suatu komponen harus
mempertimbangkan prakiraan komponen lingkungan lain
yang terkait
.
●
Contoh, prakiraan dampak laju erosi dan kenaikan
air larian harus hasil prakiraan dampak
kerusakan hutan
Besar Dampak & Penting Dampak
Kondisi
LH
dengan
proyek
Besar
Dampa
k
c
O
4
A
Kondisi
LH
tanpa
proyek
a
O
5
O
6
B
C
0
T1
T3
Standar
Lingkunga
n
(BML/KBK
L)
Kualitas
Lingkung
an Hidup
b
O
1
O
2
O
3
T2
Area
Dampa
k
Pentin
g
Besar Dampak & Sifat Penting Dampak
•
Besar dampak (
magnitude of
impact
): merujuk pada derajat
perubahan lingkungan
(besar/kecil) i.e. Suhu dalam
o
C,
hasil dalam ton/ha, oksigen
terlarut dalam mg/l;
•
Dampak besar (
big magnitude
of impact):
merujuk pada
perubahan lingkungan yang
tergolong besar
•
Nilai penting
Nilaiyang kita
berikan pada dampak
tersebut untuk pengambilan
keputusan
•
Makna penting perubahan
(dampak) lingkungan
terhadap kehidupan sosial
dan ekologi akibat adanya
rencana kegiatan/usaha
Dampak yang besar (
big
magnitude of impact
) tidak senantiasa berdampak
penting (misal kematian 1.000 ekor burung gereja mempunyai nilai besar
yang tinggi, tetapi nilai penting yang rendah;
Dampak yang kecil (
small magnitude of impact
) dapat bersifat penting
(misal kematian seekor badak Jawa mempunyai nilai besar rendah, tetapi
nilai penting yang tinggi
Soemarwoto, 2009
Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
1. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. luas wilayah penyebaran dampak;
3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan
terkena dampak;
5. sifat kumulatif dampak;
6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
7. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan/atau
Kriteria Dampak Penting
Penentuan
Kelayakan
Lingkungan
Hidup
Arahan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Karakteristik
Dampak Rencana
Usaha dan/atau
Kegiatan secara
Total terhadap
Lingkungan Hidup
Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak
Lingkungan Hidup
INTERAKSI DAMPAK
LINGKUNGAN HIDUP
Evaluasi
secara
Holistik
Dampak LH
1. Bentuk hubungan keterkaitan an interkasi DPH besertta
karakteriknya i.e. Frekuensi terjadinya dampak, durasi
dan intensitas;
2. Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang
paling banyak menimbulkan dampak lingkungan;
3. Area yang perlu mendapat perhatian
Metode Ilmiah sesuai dengan
metode ilmiah evaluasi dalam
Amdal
Kriteria
Kelayakan
Lingkungan Hidup
1. Rencana tata ruang
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan
di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam
(PPLH & PSDA)
yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Kepentingan
pertahanan keamanan
;
4. Prakiraan secara cermat mengenai
besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik
terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab
dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan
ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
7.
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak
menganggu nilai-nilai
sosial
atau pandangan masyarakat (
emic view
);
8.
Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis
yang merupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (
key species
);
• memiliki nilai penting secara ekologis (
ecological importance
);
• memiliki nilai penting secara ekonomi (
economic importance
)
;
dan/atau
• memiliki nilai penting secara ilmiah (
scientific importance
).
7.
Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada
di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
8.
Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup
dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud; dan
59
Contoh Kasus:
Pembuangan air limbah hasil pengolahan IPAL
Sungai yang
debitnya fluktuatif
[bergantung pada
musim]
IPAL
Kolam
Penampungan Air
Limbah Hasil
Pengolahan IPAL
Debit
inlet
TETAP
su
ng
ai
Debit
Pembuangan
DIATUR
Debit
outlet
TETAP
Kebijakan yang akan terpengaruh rencana usaha
dan atau kegiatan
Misal: Kebijakan pangan dan lahan pertanian nasional
Contoh Kasus:
Pembangunan Jalan Tol Yogya-Solo-Ngawi [Kertosono], Propinsi
DIY-Jawa Tengah-DIY-Jawa Timur
Ruas [
alignment
] Jalan Tol Yogya-Solo akan melewati areal lahan
pertanian yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian sebagai
lahan ABADI.
Total lahan pertanian yang akan dimanfaatkan untuk jalan tol sekitar
1800 ha, dengan potensi kehilangan beras ~9 juta ton beras per tahun.
Diputuskan bahwa BP Jalan Tol, WAJIB mencari
alignment
baru dan
61
Nilai sosial atau pandangan masyarakat [
social
values/emic view
]
yang akan terpengaruh rencana usaha dan
atau kegiatan
Misal: Hal-hal terkait kepercayaan/agama, budaya dlsb
Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pembangunan jalur transmisi SUTET Paiton-Bali,
Propinsi Jawa Timur-Bali
70 m
P. Jawa
P. Bali
Pure Segara Rupek
Selat Bali
62
Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pelurusan dan pendalaman alur pelayaran di
Tanjung Benoa, Propinsi Bali, karena lokasi karang mati diyakini oleh
masyarakat lokal sebagai PUSER BUMI [pusat keseimbangan alam].
Pelabuhan
Tanjung
Benoa
Daratan
Laut
Alur pelayaran lama
Perbaikan alur
pelayaran diusulkan
TUMPANG TINDIH DENGAN
JARINGAN BAWAH LAUT
63
Muatan RKL-RPL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
• Matrik/tabel untuk dampak lingkungan (dampak penting hasil kajian Andal dan dampak lingkungan lainnya tetap dikelola, hasil dari evaluasi dampak potensial(tidak DPH) dan hasil prakiraan dampak (tidak penting);
• Peta lokasi pengelolaan LH sesuai dengan kaidah kartografi
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
• Matrik/tabel untuk pemantauan dampak lingkungn (dampak penting hasil kajian Andal dan dampak lingkungan lainnya tetap dipantau, hasil dari evaluasi dampak potensial(tidak DPH) dan hasil prakiraan dampak (tidak penting););
• Peta lokasi pemantauan LH sesuai dengan kaidah kartografi
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN PERNYATAAN PELAKSANAAN
Prakiraan dan Evaluasi (ANDAL)
Dampak-Dampak Lingkungan yang tercantum dalam RKL-RPL
Dampak
Potensial
Evaluasi
Dampak
Potensial
Prakiraan
Evaluasi
Holistik
DTPH
RKL & RPL
Komponen
Saran, Pendapat
danTanggapan
Penekanan Dalam Revisi Pedoman Penyusunan dan Penilaian Amdal
keterangan
Arahan
RKL-RPL
Matriks Pengelolaan Lingkungan Hidup
Keterangan
: PLH = Pengelolaan Lingkungan Hidup
1.
Dampak lingkungan yang dikelola (dampak penting dan dampak lainnya)
2.
sumber dampak (dampak penting & dampak lainnya)
3.
Indikator keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4.
Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup
5.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
6.
Periode pengelolaan lingkungan hidup
7.
Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut:
No
Dampak LH
yang dikelola
Dampak
Sumber
Keberhasilan
Indikator
PLH
Bentuk
PLH
Lokasi
PLH
Periode
PLH
Institusi
PLH
Contoh Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
No. Lingkungan Dampakyang dikelola Sumber Dampak
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan
hidup
Bentuk pengelolaan
lingkungan hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup Periode pengelolaan lingkungan hidup Institusi pengelolaan lingkungan hidup Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Penurunan kualitas udara ambien (parameter debu)
Kegiatan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi
Konsentrasi debu yang timbul tidak melebihi baku mutu udara ambien untuk parameter debu
a. Melakukan penyiraman jalan secara berkala b. Memasang plat
penghalang pada ban kendaraan angkut
a. Di dalam tapak proyek yang menjadi sumber pencemar kualitas udara, b. Di jalan angkut yang
melalui permukiman warga c. Lokasi rinci dapat
dilihat pada peta 2.1
minimal sehari dua
kali a. Instansi Pelaksana yaitu PT X selaku pemrakarsa dan kontrakor pelaksana kegiatan konstruksi b. Instansi Pengawas yaitu BLHD Kabupaten X, DInas PU Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y c. Instansi Penerima Laporan yaitu BLHD Kabupaten X, DInas PU Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
2. Peningkatan laju sedimentasi di waduk
Erosi tanah karena sebab alamiah
Stabilnya laju sedimentasi di area sekitar waduk selama umur waduk
a. Menanami area sekitar waduk dengan tanaman penahan erosi b. Memberikan
pemahaman kepada penduduk yang beraktivitas di daerah rawan erosi guna mengurangi kegiatan yang dapat menjadi sumber erosi antropogenik
a. Di area sekitar waduk dalam radius 5 km b. Di batas sosial yang
mungkin memberikan kontribusi terhadap peningkatan erosi antropogenik c. Di luar batas sosial
yang masih mungkin memberikan kontribusi terhadap peningkatan erosi antropogenik d. Lokasi rinci dapat
dilihat pada peta 2.1
a. Penanaman sekali dengan pemeliharaa n setiap bulan sekali b. Pemberian
pemahama n dilakukan sekali setahun
a. Instansi Pelaksana penanaman dan pemberian pemahaman di batas sosial yaitu PT X selaku pemrakarsa b. Instansi pelaksana pemberian
pemahaman di luar batas sosial yaitu pemda kab X c. Instansi Pengawas yaitu BLHD
Kabupaten X, DInas PU Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y d. Instansi Penerima Laporan yaitu BLHD Kabupaten X, DInas PU Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola
(pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada SOP, panduan teknis pemerintah, standar internasional, dll) 1. Timbulnya
sampah
Sampah domestik dikelola sesuai dengan peraturan perundangan
a. Mengumpulkan sampah domestic dengan dipilah antara organic dengan anorganik sesuai dengan SOP perusahaan nomor …. b. Bekerjasama dengan
Dinas Kebersihan Kab Y untuk menyediakan jasa angkutan sampah domestic harian (diatur dalam MOU nomor …
dengan Dinas Kebersihan)
Di area akomodasi pekerja
konstruksi Dilakukan sehari sekali a. Instansi Pelaksana yaitu PT X selaku pemrakarsa b. Instansi Pengawas yaitu BLHD
Kabupaten X, BLH Provinsi Y c. Instansi Penerima Laporan yaitu
BLHD Kabupaten X, BLH Provinsi Y,
Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi,
komponen lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter
yang dipantau dan sumber dampak.
2. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode
pengumpulan dan analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan
frekuensi pemantauan.
3. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana
pemantauan, pengawas pemantauan dan penerima laporan
pemantauan.
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sbb.:
No Dampak yang Dipantau Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Jenis dampak
yang timbul parameterIndikator/ Sumber dampak Pengumpulan & Metode Analisis Data
Lokasi
Pantau Waktu & Frek. Pelak-sana Penga-was Penerima Laporan
Contoh Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup
No.
Dampak Lingkungan yang
Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Jenis Dampak
yang Timbul (bisa di ambien dan
bisa di
Pantau Frekuensi PelaksanaWaktu & Pengawas Penerima Laporan
Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL
3
Referensi Rinci
: Lampiran IV PERMENLH 16/2012
Konsep Formulir UKL-UPL
dalam Rancangan Peraturan MENLH tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan
A. Identitas pemrakarsa;
B. Rencana usaha dan/atau
kegiatan;
C. Dampak lingkungan yang akan
terjadi dan program pengelolaan
serta pemantauan lingkungan;
D. Jumlah dan jenis izin
perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang
dibutuhkan;
73