• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Aplikasi Mobile Struktur Data Graf Berbasis Google Maps

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rancang Bangun Aplikasi Mobile Struktur Data Graf Berbasis Google Maps"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

3173

Rancang Bangun Aplikasi Mobile Struktur Data Graf Berbasis Google

Maps

Devara Fikry Akmal1, Aryo Pinandito2, Bayu Priyambadha3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Google Maps merupakan sistem navigasi yang populer di perangkat bergerak dengan lebih dari 1 milyar unduhan pengguna di Play Store. Salah satu fitur utama di Google Maps adalah fitur menentukan rute perjalanan. Akan tetapi, dalam menentukan rute perjalanan, Google Maps memanfaatkan peta jalan yang terdaftar pada Google Maps, sehingga menyebabkan rute yang tersedia belum tentu mempertimbangkan aturan-aturan yang berlaku dan menyediakan rute tercepat di suatu tempat, termasuk di lingkungan Universitas Brawijaya. Oleh karena itu, diperlukan Aplikasi Mobile Struktur Data Graf yang dapat membuat struktur data graf perjalanan khusus untuk lingkungan Universitas Brawijaya sehingga dapat diimplementasikan untuk menentukan rute terdekat yang mengikuti aturan di Universitas Brawijaya. Aplikasi ini berfungsi untuk memasukkan titik-titik pada peta dan membangun graf yang dapat difungsikan sebagai rute perjalanan. Pengembangan aplikasi menggunakan Software Development Lifecycle Incremental Model, dimana setiap pengembangan dibagi menjadi increment untuk menyederhanakan pembangunan aplikasi. Pengembangan aplikasi dirancang menggunakan pendekatan berorientasi objek yang direpresentasikan menggunakan UML (Unified Modelling Languange). Aplikasi ini telah berhasil diselesaikan melalui 2 increment, increment 1 dan increment 2. Pada

increment 1, aplikasi telah memenuhi fungsionalitas untuk membuat struktur data graf perjalanan di lingkungan Universitas Brawijaya, sedangkan pada increment 2, aplikasi telah memenuhi fungsionalitas untuk mengimplementasikan strutur data graf dengan algoritma Djikstra untuk menentukan rute terdekat. Aplikasi di setiap increment telah diuji menggunakan metode White Box Testing menggunakan teknik Basis Path Testing untuk pengujian unit dan metode Black Box Testing untuk pengujian validasi dengan keberhasilan 100%.

Kata kunci: incremental, graf, google maps, Djikstra, rute Abstract

Google Maps is a popular navigation system on mobile devices with over 1 billion user downloads on Play Store. One of the key features in Google Maps is direction, that can provide travel route. However, in determining travel routes, Google Maps makes use of the listed roadmap causing the available routes not necessarily to take into account the applicable rules and provide the shortest route of a place, including within the Brawijaya University. Therefore, it is necessary that the Aplikasi Mobile Struktur Data Graf can create a special travel graph data structure for the Brawijaya University environment so that it can be implemented to determine the closest route that follow the rules in Brawijaya University. This app serves to insert Point on the map and build a graph that can function as a travel route. Application developed by using Software Development Lifecycle Incremental Model, where each development is divided into increment to simplify the application development. Application development is designed using an object-oriented approach that is represented using UML (Unified Modeling Languange). This application has been successfully completed through 2 increment, increment 1 and increment 2. In increment 1, the application has fulfilled the functionality to create the graph data structure in Brawijaya University, while in increment 2, the application has fulfilled the functionality to implement the graph data strutur with the algorithm Djikstra to determine the closest route. Application in each increment has been tested using White Box Testing method using Base Path Testing technique for unit testing and Black Box Testing method for validation testing with 100% success.

(2)

1. PENDAHULUAN

Google Maps merupakan sistem navigasi yang popular di perangkat bergerak dengan lebih dari 1 milyar unduhan pengguna di Playstore. Salah satu fitur utama di Google Maps adalah fitur menentukan rute perjalanan. Akan tetapi, dalam menentukan rute perjalanan, Google Maps hanya memanfaatkan peta jalan yang terdaftar pada Google Maps (Google, 2017), sehingga menyebabkan rute yang tersedia belum tentu mempertimbangkan aturan-aturan yang berlaku di suatu tempat. Berdasarkan masalah tersebut, diperlukan aplikasi yang dapat membuat rute khusus di suatu tempat, sehingga dapat disesuaikan dengan aturan-aturan yang berlaku di tempat tersebut. Dan untuk membuat rute khusus tersebut, diperlukan graf sebagai jalur perjalanan yang dapat implementasikan untuk mencari rute terdekat di suatu wilayah dengan menggunakan algoritma seperti algoritma Djikstra. Sehingga, aplikasi juga harus dapat membuat struktur data graf untuk membangun rute khusus di suatu wilayah.

Oleh karena itu, dibangun sebuah aplikasi bernama Aplikasi Mobile Struktur Data Graf yang memiliki fungsi untuk membuat struktur data graf perjalanan yang dapat diimplementasikan untuk mencari rute terdekat di suatu wilayah dengan menggunakan algoritma Djikstra. Aplikasi Mobile Struktur Data Graf berjalan pada platform Android yang merupakan platform dengan pengguna Google Maps terbanyak. Selain itu pemilihan platform Android didasari untuk memudahkan pengguna dalam membuat graf jalur perjalanan, sehingga pengguna dapat membuat graf jalur perjalanan dan survei lokasi secara bersamaan.

Pengembangan Aplikasi Mobile Struktur Data Graf akan menggunakan model

Incremental sebagai model Software

Development Life Cycle (SDLC). Model Incremental dipilih karena kebutuhan utama telah terbentuk secara jelas, yaitu membuat struktur data graf dan mengimplementasikannya dengan algoritma Djikstra untuk menentukan rute terdekat di suatu wilayah, sehingga proses pengembangan dapat disederhanakan menjadi

increment.

Diharapkan dengan adanya Aplikasi Mobile Struktur Data Graf, masyarakat dapat membuat rute khusus di suatu wilayah tanpa tergantung dengan rute perjalanan yang telah disediakan oleh Google. Dengan ini, masyarakat

dapat menyesuaikan rute perjalanan di suatu wilayah dengan membuat graf jalur perjalanan miliknya.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1Graf

Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), ditulis dengan notasi

G = (V,E)

(1)

yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul – simpul (vertices atau node) dan E adalah himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul (Munir, 2012). Sebuah graf dimungkinkan tidak mempunyai sisi satu buah pun, tetapi simpulnya harus ada, minimal satu.

Graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori (jenis) bergantung pada sudut pandang pengelompokannya. Pengelompokan graf dapat dipandang berdasarkan ada tidaknya sisi ganda atau sisi kalang, berdasarkan jumlah simpul, atau berdasarkan orientasi arah pada sisi. Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada suatu graf, secara umum graf dapat digolongkan menjadi dua jenis :

1. Graf sederhana, graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi-ganda (Munir, 2012).

2. Graf tak-sederhana, graf mengandung sisi ganda atau gelang (Munir, 2012). Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dibedakan atas 2 jenis :

1. Graf tak berarah, graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah (Munir, 2012).

2. Graf berarah, graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah (Munir, 2012).

2.2Algoritma Djikstra

Algoritma Djikstra merupakan algoritma untuk mencari lintasan terpendek yang ditemukan oleh Edsger W. Djikstra. Dalam naskah aslinya, algoritma Djikstra diterapkan untuk mencari lintasan terpendek pada graf berarah. Namun, algoritma ini juga benar untuk graf tak berarah (Munir, 2012).

Algoritma Djikstra mencari lintasan terpendek dalam sejumlah langkah. Algoritma ini menggunakan prinsi greed. Prinsip greedy

(3)

minimum dan memasukkannya ke dalam himpunan solusi.

Input algoritma ini adalah sebuah graf berarah yang berbobot (weighted directed graph) G dan sebuah sumber vertex s dalam G dan V adalah himpunan semua vertices dalam graph G.

Setiap sisi dari graf ini adalah pasangan vertices (u,v) yang melambangkan hubungan dari vertex u ke vertex v. Himpunan semua tepi disebut E.

Input algoritma ini adalah sebuah graf berarah yang berbobot (weighted directed graph) G dan sebuah sumber vertex s dalam G dan V adalah himpunan semua vertices dalam graph G. Setiap sisi dari graf ini adalah pasangan vertices (u,v) yang melambangkan hubungan dari vertex u ke vertex v. Himpunan semua tepi disebut E.

Misalkan sebuah graf berbobot dengan n

buah simpul dinyatakan dengan matriks ketetanggaan M = [mij], yang dalam hal ini,

mij = bobot sisi (i,j) (pada graf

tak-berarah mij = mji)

mij = 0

mij= ∞, jika tidak ada sisi dari simpul i

ke simpul j

Selain matriks M, kita juga menggunakan tabel

S = [si] yang dalam hal ini,

si = 1, jika simpul i termasuk ke dalam

lintasan terpendek

si = 0, jika simpul i tidak termasuk ke

dalam lintasan terpendek

dan tabel D = [di] yang dalam hal ini,

di = panjang lintasan dari simpul awal a

ke simpul i

2.3Model Incremental

Incremental Model menggunakan kombinasi antara proses linear dan parallel dalam sebuah Process Model. Seperti pada gambar

Gambar 1 Incremental Process Model (Pressman, 2010)

Proses linear adalah proses yang mengeksekusi masing-masing dari lima aktivitas framework secara berurutan, sementara proses parallel adalah proses yang mengeksekusi satu atau lebih aktivitas framework dalam waktu bersamaan. Proses pertama yang dijalankan dalam model ini adalah sebuah Core Product (Kebutuhan dasar dari produk yang diinginkan). Evaluasi dari Increment sebelumnya akan dikembangkan lagi pada Increment berikutnya. Hal ini bertujuan untuk mememenuhi kebutuhan pengguna untuk produk yang lebih baik dengan tambahan fitur dan fungsionalitas yang ada (Pressman, 2010).

Proses model incremental mampu diterapkan dalam suatu project yang mempunyai deadline yang pasti (tetap) serta tidak memerlukan jumlah orang yang banyak (dapat dikerjakan oleh satu orang) dalam mengerjakan setiap Increment. Setiap Increment juga dapat direncanakan untuk mengatasi resiko teknis.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian Pengembangan Aplikasi Mobile Struktur Data Graf pada skripsi ini akan dilakukan dengan mengadopsi Software Development Life Cycle model Incremental. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada pengembangan sistem, yaitu analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, dan pengujian sistem akan dilakukan sebanyak jumlah increment yang dihasilkan pada proses pengembangan perangkat lunak. Tahapan-tahapan pengembangan sistem dalam sebuah increment dapat dilakukan secara paralel dengan tahapan pada increment lainnya. Setiap

(4)

Gambar 2 Metodologi Penelitian

3.1Studi Literatur

Studi literature adalah tahapan yang dilakukan untuk menyusun dasar teori sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini. Literatur diperoleh dari berbagai jurnal ilmiah, internet, dan buku.

3.2Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis kebutuhan sistem merupakan tahapan untuk mendefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem. Tahapan ini meliputi identifikasi aktor, spesifikasi kebutuhan, pembuatan use case diagram, dan pembuatan use case skenario.

Dalam penelitian ini, dilakukan dua

increment pengembangan aplikasi. Hal ini menyebabkan tahapan analisis kebutuhan dilakukan sebanyak dua kali.

Proses analisis kebutuhan pada

Increment 1 dilakukan dengan menggunakan metode observasi eksperimental dan wawancara. Observasi eksperimental dilakukan dengan menggunakan aplikasi Google Maps untuk melihat rute tercepat menuju ke suatu lokasi di area Universitas Brawijaya. Hasil dari observasi menunujukkan bahwa masih terdapat rute-rute yang tidak efektif dalam beberapa percobaan. Selain itu, rute yang ditampilkan juga tidak memperhatikan peraturan parkir yang berlaku di Universitas Brawijaya dan hanya berorientasi pada lokasi tujuan.

Metode wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pakar Teknologi Informasi (TI) yang telah melakukan penelitian dengan topik yang serupa. Hasil dari wawancara menghasilkan masalah-masalah yang muncul, yaitu operasi-operasi yang dilakukan dalam membangun sebuah struktur data graf.

Pada Increment pertama, kebutuhan utama yang harus tersedia adalah fungsionalitas untuk membuat struktur data graf untuk pejalan kaki, dan kendaraan bermotor. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus tersedia pada increment

pertama karena merupakan fungsi dasar dari aplikasi, yaitu untuk membangun struktur data graf perjalanan di suatu wilayah.

Pengembangan aplikasi increment 1 menghasilkan delapan kebutuhan fungsional dan dua aktor yaitu pengguna umum, dan pembuat graf. Kebutuhan yang telah di indentifikasi selanjutnya di modelkan dalam bentuk use case

diagram pada Gambar 3 beserta use case scenario untuk masing-masing use case.

Gambar 3 Use Case Diagram Increment 1

Proses analisis kebutuhan pada Increment 2 menggunakan metode wawancara. Metode wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pakar Teknologi Informasi (TI) yang telah melakukan penelitian dengan topik yang serupa. Wawancara dilakukan untuk menggali timbal balik terhadap prototype

aplikasi yang dihasilkan pada pengembangan

increment 1.

Hasil dari penggalian timbal balik prototype yang dihasilkan pada Increment 1 adalah penambahan fungsi pada operasi untuk membangun struktur data graf, yaitu untuk mengubah lokasi titik yang telah dibuat, membuat titik di antara jalur, menyatukan satu titik ke titik lainnya dan membuat titik baru diluar graf yang telah ada.

Pada Increment 2, kebutuhan utama yang harus tersedia adalah fungsionalitas untuk memasukkan informasi tempat parkir sebagai

(5)

pengembangan increment 1.

Pengembangan aplikasi increment 2 menghasilkan 17 kebutuhan fungsional dan dua aktor yaitu pengguna umum, dan pembuat graf. Penambahan kebutuhan fungsionalitas pada

increment 2. Kebutuhan fungsional pada

increment 2 merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis kebutuhan pada increment 1, sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah kebutuhan. Sama seperti pengembangan

increment 1, kebutuhan yang diindentifikasi pada increment 2 selanjutnya di modelkan dalam bentuk use case diagram pada Gambar 4 beserta

use case scenario untuk masing-masing use case.

Gambar 4 Use Case Diagram Increment 2

3.3Perancangan Sistem

Tahapan perancangan sistem merupakan tahapan untuk menjabarkan perancangan terhadap komponen sistem untuk menghasilkan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Tahapan ini meliputi perancangan arsitektural, perancangan sequence

diagram, perancangan class diagram, perancangan algoritma, perancangan pemodelan relasional data model, dan perancangan antarmuka.

Dalam penelitian ini, dilakukan dua

increment pengembangan aplikasi, sehingga proses perancangan dilakukan dua kali. Setiap

increment. Perancangan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan di increment

nya masing-masing.

Tahapan perancangan meliputi perancangan arsitektural untuk merancang arsitektur aplikasi secara umum, perancangan

sequence diagram untuk menggambarkan

interaksi antara entitas yang berelasi untuk menggambarkan skenario yang terjadi dalam menjalankan fungsi pada use case¸ perancangan

class diagram, perancangan algoritma, perancangan pemodelan relasional data model, dan perancangan antarmuka.

Pada increment 1, fungsionalitas yang dibutuhkan adalah untuk membangun graf sehingga membutuhkan pemodelan relasional data model berikut

Gambar 5 Pemodelan Relasional Data Model

Increment 1

Terdapat 3 Entitas yang ditemukan pada Pemodelan Relasional Data Model Increment 1, yaitu Graph, Path, dan Point. Hubungan relasi yang terjadi di antara 3 entitas tersebut adalah Graph dan Path, dimana Sebuah Graph terdiri atas satu atau banyak Path (One to (One or Many)). Kemudian terdapat relasi antara Path dan Point, dimana sebuah Path terdiri atas satu atau banyak Point dengan nilai minimum 2 dan maksimal 2 (One to (One or Many)).

Pada increment 2, fungsionalitas yang dibutuhkan adalah untuk membuat titik

interchange yaitu pertukan graf pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Selain itu, juga dibutuhkan implementasi graf yang telah dibuat untuk menentukan rute terdekat menggunakan algoritma Djikstra. Oleh karena itu, pada pengembangan increment 2, dibentuk pemodelan relasional data mode seperti yang digambarkan pada Gambar 6.

(6)

Gambar 6 Pemodelan Relasional Data Model

Increment 2

3.4Implementasi Sistem

Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan yang dilakukan untuk membuat kode program berdasarkan perancangan yang telah dilakukan. Tahapan ini meliputi penjabaran spesifikasi sistem, penjabaran implementasi kode, penjabaran implementasi basis data, dan penjabaran implementasi antarmuka.

Implementasi dilakukan berdasarkan perancangan yang dilakukan di increment nya masing-masing. Tahapan implementasi meliputi kode, implementasi basis data, dan implementasi antarmuka

Pada increment 1, telah dibuat perancangan pemodelan relasional data model untuk menjalankan fungsi membangun graf. Rancangan tersebut di implementasikan pada tahap implementasi di tahap implementasi basis data increment 1.

Gambar 7 Implementasi Basis Data

Increment 1

Pada implementasi data, diperoleh table-tabel dari database yang digunakan untuk menjalankan fungsionalitas sistem. Tabel-tabel tersebut adalah tabel Point dan tabel Path. Tabel point memiliki relasi one to many dengan tabel Path, karena Point dapat tergabung dalam beberapa Path.Implementasi antarmuka ini dilakukan berdasarkan perancangan antarmuka yang dibuat pada bab perancangan sebelumnya.

Pada increment 2, telah dibuat perancangan pemodelan relasional data model untuk menjalankan fungsi membuat interchange

dan penentuan rute terdekat menggunakan algoritma Djikstra. Rancangan tersebut di implementasikan pada tahap implementasi di tahap implementasi basis data increment 2.

Gambar 8 Implementasi Basis Data

Increment 2

Pada implementasi data, diperoleh table-tabel dari database yang digunakan untuk menjalankan fungsionalitas sistem. Tabel-tabel tersebut adalah tabel Point dan tabel Path. Tabel point memiliki relasi one to many dengan tabel Path, karena Point dapat tergabung dalam beberapa Path. Terdapat tambahan tabel Interchange pada increment 2 untuk menyimpan titik-titik lokasi interchange beserta penjelasan lokasi tersebut. Tabel interchange tidak memiliki relasi dengan tabel lainnya.

3.5Pengujian Sistem

Dalam penelitian ini, dilakukan dua increment pengembangan aplikasi, sehingga proses pengujian dilakukan dua kali. Pengujian pada penelitian ini menggunakan metode White Box Testing dan Black Box Testing.

a. WhiteBoxTesting

Metode White Box Testing digunakan untuk melakukan pengujian unit, yaitu menguji kelayakan unit individu dari source code untuk menjalankan fungsionalitas aplikasi. Unit yang diuji merupakan metode pada kelas implementasi. Pengujian unit yang dilakukan menggunakan metode White Box Testing dengan teknik Basis Path Testing untuk membuat desain

test case yang meliputi seluruh kemungkinan cabang yang terjadi dalam sebuah eksekusi komponen aplikasi.

Pada pengujian White Box dengan teknik

Basis Path Testing, dilakukan analisis algoritma terlebih dahulu dengan menuliskan rancangan

(7)

dengan pseudocode yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Pseudocode Algoritma Membuat Graf

Pseudocode No.

Ambil nilai Points dan Paths 1

Buat himpunan setPoints 2

FOR setiap Point pada Points 3

FOR setiap Path pada Paths 4

IF latitude Point sama dengan latitude endpoint pada Path dan jika longitude Point sama dengan longitude endpoint pada Path

5

Tambah endpoint pada Path

sebagai tetangga dari Point

6

ENDIF 7

ENDFOR 8

Tambahkan Point ke dalam himpunan setPoints

9

ENDFOR 10

Kembalikan nilai graf 11

Setelah itu dilakukan pembuatan flowgraph dari 11 operasi yang ditemukan pada pseudocode. Flowgraph ditunjukkan pada

Gambar 9. Kemudian dilakukan identifikasi

cyclomatic complexity untuk mengetahui jumlah

test case yang dapat di uji. Pada flowgraph

Membuat Graf, terdapat empat region yang terbentuk, sehingga dapat disimpulkan bahwa

cyclomatic complexity bernilai empat dan dihasilkan empat test case seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Gambar 9 Flowgraph Algoritma Membuat Graf

Tabel 2 Desain Test Case Fungsi Membuat Graf

Jalur Test Case Expected

Result

1 – 2

– 3 –

11

Memanggil metode buildWithVector() dengan kondisi tidak ada Point yang tersimpan pada database

Himpunan setPoints bernilai kosong

1 – 2

– 3 –

4 – 9

– 10 –

3 – 11

Memanggil metode buildWithVector() dengan kondisi terdapat Point yang tersimpan pada database namun tidak ada Path yang tersimpan pada database

(8)

1 – 2

Kemudian, dilakukan pengujian terhadapa hasil dari uji test case yang dihasilkan dengan expected result pada setiap test case. Pada pengujian fungsi Membuat Graf, hasil pengujian dapat dilihat pada

Tabel 3

.

Tabel 3 Hasil Pengujian White Box Fungsi Membuat Graf

No. Result Status

1 Tidak memasuki perulangan dan mengatur nilai points pada Graf dengan nilai himpunan kosong

Valid

2 Memasuki perulangan dan mengatur nilai points pada Graf sebanyak 1 point

Valid

3 Memasuki perulangan dan mengatur nilai points pada Graf sebanyak 1 point

Valid

4 Memasuki perulangan dan mengatur nilai points pada graf sebanyak himpunan settledPoint yang diolah

Valid

b. BlackBoxTesting

Metode Black Box Testing digunakan untuk melakukan pengujian validasi, yaitu menguji kesesuaian fungsionalitas aplikasi dengan spesifikasi kebutuhan. Test case dibuat berdasarkan spesifikasi kebutuhan yang ada pada tahap analisis.

c. Hasil Pengujian

Dalam penelitian ini, dilakukan dua increment pengembangan aplikasi, sehingga proses pengujian dilakukan dua kali. Pengujian unit pada increment 1 menghasilkan tingkat validitas sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi telah memiliki komponen yang layak untuk menjalankan fungsi membuat graf dengan menggunakan data Point dan Path yang tersimpan pada database.

Pengujian unit pada increment 2 menghasilkan tingkat validitas sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi telah memiliki komponen yang layak untuk menjalankan fungsi mengimplementasikan algoritma rute terdekat dengan menggunakan graf yang dibangun melalui aplikasi. Hasil pengujian unit dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Pengujian Unit

Fungsi Increment Status

Menampilkan Titik Algoritma Djikstra 2 Valid Menampilkan Rute

Menggunakan 1 Jenis Graf (Graf pejalan kaki atau Graf kendaraan bermotor)

2 Valid

Pengujian validasi pada kedua increment

dinyatakan berhasil dengan tingkat keberhasilan 100%. Berdasarkan hasil ini, fungsionalitas yang dimiliki oleh aplikasi dinyatakan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan aplikasi. Hasil pengujian validasi pada increment 1 dapat dilihat pada Tabel 5 dan hasil pengujian validasi pada

(9)

Tabel 5 Hasil Pengujian Validasi Increment 1

No. Nama Use Case Status

1 Login Valid

2 Logout Valid

3 Membuat Titik Dalam Graf Valid

4 Undo Valid

5 Redo Valid

6 Menghapus Titik Valid

7 Reset Graf Valid

8 Melihat graf Valid

Tabel 6 Hasil Pengujian Validasi Increment 2

No. Nama Use Case Status

1 Login Valid

2 Logout Valid

3 Membuat Titik Dalam Graf Valid

4 Undo Valid

5 Redo Valid

6 Menghapus Titik Valid

7 Reset Graf Valid

8 Melihat graf Valid

9 Mengubah Lokasi Titik Valid

10 Membuat Titik Diantara Dua Titik Dalam Satu Jalur

Valid

11 Menyatukan Dua Titik Valid

12 Membuat Titik Diluar Graf Valid

13 Melihat Interchange Valid

14 Memasukkan Interchange Valid

15 Mengubah Interchange Valid

16 Menghapus Interchange Valid

17 Melihat Rute Terdekat Ke Lokasi Tujuan

Valid

3.6Pengambilan Kesimpulan dan Saran

Tahapan pengambilan kesimpulan dan saran merupakan tahapan yang dilakukan setelah perangkat lunak telah melewati seluruh

increment yang dihasilkan. Pada tahapan ini, dijabarkan kesimpulan yang dihasilkan berdasarkan penelitian yang dilakukan serta saran untuk pengembangan Aplikasi Mobile Struktur Data Graf selanjutnya.

4. DAFTAR PUSTAKA

Google, 2017. Google Maps Api. [Online]

Available at:

https://developers.google.com/maps/doc umentation/javascript/distancematrix [Accessed 7 Agustus 2017].

Munir, R., 2012. Matematika Diskrit. 5 ed. Bandung: Penerbit INFORMATIKA. Pressman, R. S., 2010. Software Engineering:

Practitioner’s approach.. 7 ed. New

Gambar

Gambar 1 Incremental Process Model (Pressman, 2010)
Gambar 2 Metodologi Penelitian
Gambar 5 Pemodelan Relasional Data Model  Increment 1
Gambar 8 Implementasi Basis Data
+4

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana cara mengembangkan sebuah aplikasi mobile dengan platform iOS sebagai media bantu pengenalan produk miulan

Tahap pertama terdiri dari beberapa subtahap, yakni: (1) Studi literatur, yang dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan aplikasi yang akan dibangun;

Tahap pertama terdiri dari beberapa subtahap, yakni: (1) Studi literatur, yang dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan aplikasi yang akan dibangun;

Pada saat pe- tugas mengirimkan laporan, aplikasi akan membuat sebuah panggilan terhadap HTTP API yang akan menginisiasi salah satu fungsi untuk memperbarui status bangunan dan

pembahasan, mengenai hasil penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Al Wirdu Jalil Berbasis Mobile” Maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut “ Aplikasi Al

Tahap pertama terdiri dari beberapa subtahap, yakni: (1) Studi literatur, yang dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan aplikasi yang akan dibangun;

89,33% responden setuju aplikasi ini membantu dalam melakukan perjalanan ibadah haji, 85,33% responden setuju aplikasi ini mudah digunakan, 84% responden setuju

Pada penelitian Tugas Akhir ini penulis ingin membangun sebuah aplikasi pemungutan suara (vote) yang dapat digunakan oleh seluruh pengguna smartphone, seperti