• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh risiko usaha, rentabilitas dan Permodalan terhadap skor kesehatan Pada bank pembangunan daerah - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh risiko usaha, rentabilitas dan Permodalan terhadap skor kesehatan Pada bank pembangunan daerah - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Variabel NPL, IRR, LDR, IPR, BOPO, FBIR, ROA, ROE dan CAR secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2016, artinya bahwa Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Rentabilitas dan Permodalan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada bank sampel penelitian. Besarnya pengaruh NPL, IRR, LDR, IPR, BOPO, FBIR, ROA, ROE dan CAR secara simultan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah sebesar 70,4 persen, yang berarti bahwa 29,6 persen perubahan Skor Kesehatan pada bank sampel penelitian dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Dapat disimpulkan hipotesis pertama penelitian ini yang menyatakan bahwa NPL, IRR, LDR, IPR, BOPO, FBIR, ROA, ROE dan CAR secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah diterima.

(2)

Kesehatan Bank. Besarnya kontribusi variabel NPL terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 41,5 persen. Dapat disimpulkan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah diterima.

3. Variabel IRR secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Dapat disimpulkan bahwa risiko pasar yang diukur dengan variabel IRR memiliki pengaruh positif terhadap Skor Kesehatan Bank. Besarnya kontribusi variabel IRR terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 0,3 persen. Dapat disimpulkan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa IRR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah ditolak.

4. Variabel LDR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas yang diukur dengan variabel LDR memiliki pengaruh negatif terhadap Skor Kesehatan Bank. Besarnya kontribusi variabel LDR terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 8,9 persen. Dapat disimpulkan hipotesis keempat yang menyatakan bahwa LDR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah ditolak.

(3)

Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas yang diukur dengan variabel IPR memiliki pengaruh negatif terhadap Skor Kesehatan Bank. Besarnya kontribusi variabel IPR terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 7,6 persen. Dapat disimpulkan hipotesis kelima yang menyatakan bahwa IPR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah diterima.

6. Variabel BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Dapat disimpulkan bahwa risiko operasional yang diukur dengan variabel BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap Skor Kesehatan Bank. Besarnya kontribusi variabel BOPO terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 2,3 persen. Dapat disimpulkan hipotesis keenam yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah ditolak.

(4)

pengaruh positif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah ditolak.

8. Variabel ROA secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Besarnya kontribusi variabel ROA terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 2,5 persen. Dapat disimpulkan hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa ROA secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah ditolak.

9. Variabel ROE secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Besarnya kontribusi variabel ROE terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 15,8 persen. Dapat disimpulkan hipotesis kesembilan yang menyatakan bahwa ROE secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah diterima.

10. Variabel CAR secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Besarnya kontribusi variabel CAR terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 0,1 persen. Dapat disimpulkan hipotesis kesepuluh yang menyatakan bahwa CAR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah adalah ditolak.

(5)

yang memiliki pengaruh paling dominan adalah variabel NPL dengan pengaruh sebesar 41,5 persen terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap Bank Pembangunan Daerah memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut :

1. Periode penelitian yang digunakan pada penelitian ini mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.

2. Keterbatasan jumlah variabel yang diteliti yaitu NPL, IRR, LDR, IPR, BOPO, FBIR, ROA, ROE dan CAR.

3. Subyek penelitian hanya terbatas pada Bank Pembangunan Daerah yaitu PT. BPD Bengkulu, PT. BPD Kalimantan Barat, PT. BPD Kalimantan Tengah, PT. BPD Lampung, PT. BPD Sulawesi Selatan dan Barat, PT. BPD Sulawesi Tenggara, PT. BPD Sulawesi Utara dan Gorontalo, PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Industri Perbankan

(6)

b. Variabel NPL memiliki pengaruh yang paling dominan sebesar 41,5 persen dan memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah. Untuk itu diharapkan pada Bank Pembangunan Daerah dapat mengelola kredit bermasalahnya dengan baik yaitu dengan cara rescheduling untuk kredit yang sudah disalurkan dan sebelum kredit disalurkan bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian, sehingga akan menurunkan risiko kredit dan akan meningkatkan skor kesehatan bagi bank. Terutama pada bank yang memiliki rata-rata NPL tertinggi yaitu PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung sebesar 5,82 persen.

c. Variabel IPR memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Pembangunan Daerah. Untuk itu diharapkan pada Bank Pembangunan Daerah dapat mengelola surat berharga yang dimiliki bank itu sendiri dengan baik, sehingga akan menurunkan risiko likuiditas dan akan meningkatkan skor kesehatan bagi bank. Terutama pada bank yang memiliki rata-rata IPR terendah yaitu PT. BPD Kalimantan Tengah sebesar 1,25 persen.

(7)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang mengambil tema sejenis untuk menambah periode penelitian sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. b. Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang mengambil tema sejenis untuk menambah bank yang menjadi sampel penelitian sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

c. Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang mengambil tema sejenis untuk menambah variabel bebas untuk dijadikan penelitian.

(8)

DAFTAR RUJUKAN

Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DNP 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta. Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2013. Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBIR/2013 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvesional. Jakarta. Bank Indonesia.

Biro Riset Info Bank, 2012, ”Rating 120 Bank Edisi Juni No.399”, Majalah Info Bank, Jakarta, Biro Riset InfoBank.

_______, 2013, ”Rating 120 Bank Edisi Juni No.411”, Majalah InfoBank, Jakarta, Biro Riset InfoBank.

_______, 2014, ”Rating 120 Bank Edisi Juni No.423”, Majalah InfoBank, Jakarta, Biro Riset InfoBank.

_______, 2015, ”Rating 120 Bank Edisi Juli No.437”, Majalah InfoBank, Jakarta, Biro Riset InfoBank.

_______, 2016, ”Rating 120 Bank Edisi Juli No.451”, Majalah InfoBank, Jakarta, Biro Riset InfoBank.

_______, 2017, ”Rating 120 Bank Edisi Juli No.466”, Majalah InfoBank, Jakarta, Biro Riset InfoBank.

Dhita Dhora Damayanti dan Herizon Chaniago. “Pengaruh Risiko Usaha dan Good Corporate Govermance Terhadap Skor Kesehatan Bank pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa”. Journal of Business and Banking. November 2014. Pp 217-230.

Ivtha Subroto. 2016. “Pengaruh Good Corporate Governance, Kinerja Rentabilitas dan Permodalan Terhadap Skor Kesehatan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.

Juliansyah Noor. 2013. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group.

Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(9)

Rating Terhadap Skor Kesehatan Bank Go Public di Indonesia”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.

Nian Rizky Putri Utama. 2016. “Pengaruh Risiko Usaha dan Good Corporate Governance Terhadap Skor Kesehatan Bank Pembangunan Daerah di Indonesia”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.

Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Jakarta. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK/03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan (Online). (http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/ laporan-keuangan-perbankan/default.aspx 28 Mei 2017).

Siregar Sofyan. April 2013. “Metode Penelitian Kuantitatif”. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Grup.

Suharyadi dan Purwanto S.K. 2016. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Undang-Undang. 1998. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 10 Tahun 1998. Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar, aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mata pelajaran matematika materi pecahan di SDN

Proses awal uji pasca iradiasi PEB uji dilakukan di hot cell RSG-GAS, berupa pengamatan visual dan pengambilan gambar, pengukuran tebal pelat serta penyapuan dan

Pada pasien dengan tifoid mengalami tanda gejala diantaranya demam yang lebih dari tujuh hari adanya diare, mual muntah, perasaan tidak enak pada perut sehingga air

Dari penelitian gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam memilih obat bebas saat sakit di Dusun Ngrandu Desa Pomahan Kecamatan Baureno

Agama responden peserta KB aktif di Polindes Desa Talok Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro lebih dari sebagian besar tidak mendukung kepercayaan religius yang dapat

Dari hasil penelitian ekstraksi Y, Dy, Gd dari konsentrat itrium dengan solven TBP dan D2EHPA diperoleh kesimpulan bahwa kondisi terbaik diperoleh pada keasaman umpan

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis

Definisi yang luas: kejahatan dan tindak pidana komputer adalah kejahatan dan tindak pidana baik yang dilakukan oleh pelakunya terhadap sistem komputer sebagai