• Tidak ada hasil yang ditemukan

CABAI KERITING (Capsicum annum L) PADA FASE GENERATIF YENNITA MSI dan TOTEN ENDRIYANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "CABAI KERITING (Capsicum annum L) PADA FASE GENERATIF YENNITA MSI dan TOTEN ENDRIYANI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Semirata 2013 FMIPA Unila |479

PENGARUH

GIBBERELLIC ACID

(GA3) TERHADAP

CABAI KERITING (

Capsicum annum

L) PADA FASE

GENERATIF

YENNITA MSI dan TOTEN ENDRIYANI

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian GA3 terhadap cabai keriting pada fase generatif. Menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan enam kelompok dan empat perlakuan, perlakuan tersebut adalah: 0 ppm GA3, 25 ppm, 50 ppm dan 75 ppm GA3.Perlakuan GA3 diberikan pada minggu ke 12 dan ke 14. Pengamatan yang dilakukan adalah: jumlah bunga, jumlah buah, bobot buah pertanaman, persen bunga jadi buah, dan bobot perbuah Data hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA 1 faktor, jika F hit besar dari f tabel dilanjutkan dengan uji kontras polynomial. Dari Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian GA3berpengaruh nyata secara kuadratik terhadap jumlah buah, bobot buah pertanaman dan persentase bunga jadi buah. Tapi tidak berpengaruh nyata terhadap Jumlah bunga dan bobot perbuah.

Kata kunci:Gibberellic Acid (GA3)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Cabai keriting diperlukan oleh seluruh lapisan mmasyarakat untuk berbagai keperluan yang erat dengan kegiatan masak memasak, maupun untuk keperluan lain misalnya bahan ramuan obat tradisional, industri makanan dan obat-obatan.

Berdasarkan potensi tanaman cabai, produksinya tergolong rendah. Produksi cabai Indonesia belum mmencukupi kebutuhan dalam negeri, setiap tahun Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 736 ribu ton pertahun dari kebutuhan 790,5 ribu ton pertahun (Anonim, 2008). Jumlah ini kecil tapi berpengaruh terhadap stabiliras harga, sangat dirasakan terutama pada hari besar dan saat tanam/paceklik.

Ganefianti dkk (2006) menyatakan, salah satu penyebab rendahnya produksi tanaman cabai ini disebabkan karena tingginya persentase gugur bunga maupun buah sehingga dapat menyebabkan turunnya

produksi buah cabai yang

dihasilkan.Persentase gugur bunga pada tanaman cabai sangat bervariasi tergantung genetic danlingkungan.Di samping factor genetik, gugur buah dapat disebabkan oleh

factor lingkungan seperti curah hujan, suhu dan intensitas cahaya matahari yang tinggi dapat menyebabkan gugur baik pada bunga maupun buah (Sunaryono, 2000).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mmencegah gugur bunga dan buah, memperbaiki mutu buah, dan meningkatkan hasil buah dapat dilakukan dengan memberikan zat pengatur tumbuh (ZPT).Sehingga diharapkan produksi cabai dapat meningkat.

(2)

yang dipergunakan, musim sewaktu pemberian, varietas tanaman, stadia pertumbuhan dan konsentrasi zat pengatur tumbuh tersebut.

Penelitian tentang pemberian GA3 terhadap cabai keriting belum dilaporkan, untuk itu telah dilakukan penelitian tentang ―Pengaruh konsentrasi GA3 terhadap cabai kering (Capsicum annum (L) var Longum) pada fase generatif.

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian GA3 terhadap cabai keriting pada fase generatif.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di kebun biologi jurusan pendidikan MIPA FKIP Universitas Benggkulu.

Alat dan bahan

Polybag, nampan, hand sprayer, alat-alat gelas, alat-alat tulis, alat-alat ukur, cangkul, bibit cabai keriting, aquadest, GA3 (Gibberelic acid), tanah kebun dan pupuk kandang.

Rancangan penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 6 kelompok. Perlakuan tersebut: GA3 (0) ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm, sehingga didapatkan 24 pot penelitian.

Prosedur penelitian

Prosedur terdiri atas beberapa langkah: Penyediaan bibit, penyedian media tanam, penanaman, pemeliharaan, pemberian perlakuan GA3, dan pengamatan.

Anallis data

Data hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA 1 faktor, jika Fhitung besar dari F table dillanjutkan dengan uji kontras polynomial.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman cabai keriting dengan pemberian berbagai konsentrasi GA3 didapatkan hasil sebagai berikut.

Jumlah bunga dan Bobot per buah

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian GA3 terhadap jumlah bunga dan bobot per buah tanaman cabai keriting, dapat dilihat pada Tabel 1.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga, dimana jumlah bunga pada 0 ppm GA3 391,67, 25 ppm GA3 337,00, 50 ppm GA3 282,83, dan 75 ppm GA3 325,00 buah, demikian juga terhadap bobot per buah yaitu: pemberian 0 ppm GA3 bobotnya 0,24, 25 ppm 0,26, 50 ppm 0,23 dan 75 ppm 0,19 gram. Jadi pemberian GA3 tidak menaikkan jumlah bunga dan bobot per buah, tapi hanya memperpanjang tangkai bunga bila dibanding dengan yang tidak diberikan GA3, sehingga lebih muda dalam penghitungan bunga, sama seperti yang dikemukakan oleh Weaver (1972) penyemprotan GA3 pada anggur Thomson merenggangkan jarak antar rangkaian buahnya dan menyebabkan gerombolan buah anggur menjadi lebih panjang sehingga buahnya tidak berdesakan dan tahan infeksi cendawan.

(3)

Semirata 2013 FMIPA Unila |481 Jumlah buah

Gambar 1.

Hasil analisis sidik ragam mmenunjukkan bahwa, pemberian GA3 dengan berbagai konsentrasi berpengaruh nyata terhadap jumlah buah, dapat dilihat dari gambar 1.

Dari Gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa, pemberian GA3 berpengaruh nyata kuadratik terhadap jumllah buah, dimana pada pemberian konsentrasi 0 ppm GA3jumlah buah 95, 25 ppm GA3 132,67 buah dan naik menjadi 177 buah pada konsentrasi 50 ppm, tetapi menurun dengan pemberian GA3 75 ppm. Jadi pemberian GA3 dapat mmeningkatkan jumlah buah pada cabai keriting sampai konsentrasi 50 ppm, ini disebabkan karena GA3 dapat mengurangi bunga yang gugur sehingga jumlah buah yang terbentuk meningkat, dan ini didukung oleh hasil penelitian Yennita (2003), pemberian 50 ppm GA3 pada kedelai dapat meningkatkan jumlah polong bernas pertanaman.

Pemberian GA3 pada cabai pada saat berbunga diduga dapat meninngkatkan kandungan auksin sehingga tidak terbentuk lapisan absisi padabunga, seperti yang dikemukakan oleh Nitsch (1952) dalam Gardner et al (1991), Ozga dan Reinecke

(1999) pertumbuhan zigot dimulai dengan penyerbukan, tanpa penyerbukan pada bunga akan terbentuk lapisan absisi dan gugur, karena kurangnya hormone pertumbuhanYang tepat. Sedangkan serbuk sari kaya akan GA dan auksin sehingga penyerbukan menyediakan sumber hormone pertumbuhan yang cukup untuk memulai pertumbuhan buah, tapi ransangan dari penyerbukan itu bersifat sementara karena pemasokan GA endogen dari serbuk sari segera habis. Puncak kedua pertumbuhan buah terjadi dengan adanya pemasokan hormone baru dari buah yang terbentuk.

Bobot buah pertanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian GA3 berpengaruh nyata terhadap bobot buah pertanaman, dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah.

(4)

Gambar 2.

Persen bunga jadi buah

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian GA3 berpengaruh nyata terhadap persen bunga jadi buah pada tanaman cabai keriting, dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa pemberian GA3 pada tanaman cabai dengan berbagai konsentrasi berpengaruh secara kuadratik terhadap persen bunga jadi buah, yaitu 26,33 % pada perlakuan 0 ppm, 45,33 % pada 25 ppm,, 65,17 % pada 50 ppm, dan 34,17 % pada perlakuan 75 ppm. Jadi Pemberian GA3 pada tanaman cabai keriting dapat mengurangi jumlah bunga yang gugur sehingga persen bunga jadi buah meningkat, demikian juga dengan jumlah buah pertanaman dan bobot buah pertanaman. Meenurut Notodimedjo (1995) bahwa buah akan terbentuk setelah terlebih dahulu pada bunga terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Pemberian GA3 akan meningkatkan kandungan auksin pada bunga, Van Overbe ek (1966) dalam Abidin (1993) menyatakan bahwa pemberian GA3pada tumbbuhan akan

mendukung pembentukan enzim

proteolysis yang akan membebaskan triptopan sebagai senyawa asal pembentukan auksin. Selanjurtnya Weaver (1972) mengemukakan absisi tidak akan terjadi apabila kadar auksin didaerah distal lebih besar atau sama dengan di daerah proksimal.

Gambar 3.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesmpulan sebagai berikut:

Pemberian GA3 berpengaruh nyata secara kuadratik terhadap jumlah buah, persentase bunga jadi buah dan bobot buah pertanaman cabai keriting.

Pemberian GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga dan bobot per buah pada cabai keriting

Pemberian GA3 konsentrasi 50 ppm pada tanaman cabai keriting memberikan hasil yang maksimum terhadap persen bunga jadi buah, jumlah buah, dan bobot buah pertanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 1993.Dasar-Dasar pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung. Angkkasa.

Anonim. 2008. ITB Teliti Cabai Tahan

Cekaman Aluminium.

Htta://www.co.id//

Ganefianti.DW. Yulian, Suprapti AN.2006. Korelasi dan Sidik Lintas Antara Pertumbuhan, Komponen Hasil dan Hasil dengan Gugur Buah pada Tanaman Cabai. Akta Agrasia. Hal 1-6.

(5)

Semirata 2013 FMIPA Unila |483 Subianto, penerjemmah. Jakarta:

UI-Press. Terjemmahan dari: Physiology of Crops Plant.

Notodimedjo S. 1995. Pengaruh penyerbukan buatan dan pemberian GA3 terhadap persentase bunga jadi buah dan hasil apel (Malus sylvestris Mill) cultivar rome bbeauti di Batumaalang. Agrivita 18 (1): 33-36.

Ozga JA, Reinecke DM. 1999. Interaction of 4-cloro indole-3- acetic acid and gibberellins in early pea fruit development.Plant Growth Regul. 27: 33-38.

Sunaryono, Hendro. 1988. Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum L). Sinar BaruAgresindo. Bandung..

Wattimena. 1992. Zat pengatur tumbuh. Pelatihan kultur jaringan tanaman berkayu dan tanaman langka. Bengkulu: Heds Project. Universitas Bengkulu.

Weaver, Robert J. 1972. Plant Growth Substances in Agriculture. San Fransisco. Freeman and Company.

(6)

Gambar

Gambar 1.  bahwa pemberian GA3 berpengaruh nyata terhadap bobot buah pertanaman, dapat
Gambar 2.

Referensi

Dokumen terkait

Penemuan isolat bakteri endofit yang cocok untuk perlakuan benih bawang merah dalam mengendalikan Xaa penyebab penyakit hawar daun bakteri dan informasi mengenai respon

a) Kepala fungsi gudang berwenang mengajukan permintaan pembelian dengan surat permintaan pembelian yang ditujukan kepada fungsi pembelian. b) Kepala fungsi pembelian

Ide dasar dari perancangan cerita bergambar Men Sugih teken Men Tiwas ini adalah mengembangkan cerita rakyat yang awalnya berbentuk lisan ataupun ditulis dalam buku

• Masyarakat Cina telah menginterpretasi banyak nilai-nilai yang dianggap murni yang telah dikemukakan oleh Konfusius untuk membina diri, keluarga, masyarakat

Pada faktor ini terdapat 7 indikator yang dapat memberikan kontribusi terhadap minat masyarakat Bawean dalam memilih Bank Mitra Syariah yaitu: proses, produk,

Solusi-solusi alternatif yang dilakukan oleh petani dan bank dalam penyaluran kredit usahatani padi berdasarkan dimensi kualitas jasa adalah pegawai bank dan

Pertumbuhan benih udang windu ( Penaeus monodon ) meningkat pesat pada kelompok hewan uji yang diberi pakan yang mengandung tepung cacing lur 30% dan penambahan

Maka dari itu, akan didirikan Pabrik Trisodium Fosfat dengan kapasitas 45.000 ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan untuk peluang ekspor1. Pabrik