50 Karya Lukisan
Puji Yosep Subagiyo
[Nara Sumber]
[
01
]
Light cleaningChemical cleaning Framing/ reframing Restretching Inpainting Repainting
Retouching Varnishing Stripping Mending Consolidation Bio Control Kotor debu
Kanvas kendor Varnis menguning Varnis cacat Cat rapuh/ kering
Cat kelupas Sobek Jamur Noda
1. Gambaran Karya Lukisan;
2. Masalah Kerusakan (ada 9);
3. Langkah/ Tahapan (ada 12) untuk mengatasi Masalah Kerusakan.
Lembar Pengamatan Lukisan memuat informasi yang berhubungan dengan: A. Keterangan
Pokok; B. Sampling; C. Foto (penuh bagian depan dan belakang sebelum perawatan, close-up
tandatangan dan foto penuh setelah perawatan); D. Keterangan Teknis; E. Kondisi dan Usulan
Perawatan (9 Masalah dan 12 Langkah Perawatan) dan F. Keterangan Tambahan.
Perawatan yang lazim disebut sebagai “konservasi” adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif –
restoratif (penghentian proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif
(penghambatan dari kemungkinan proses kerusakan). Konservasi benda koleksi museum menurut
American Association of Museums (
AAM
1984:11) dirujuk kedalam 4 tingkatan.
Pertama adalah perlakuan secara menyeluruh untuk memelihara koleksi dari kemungkinan suatu
kondisi yang tidak berubah; misalnya dengan kontrol lingkungan dan penyimpanan benda yang
memadai, didalam fasilitas penyimpanan atau displai;
Kedua adalah pengawetan benda, yang memiliki sasaran primer suatu pengawetan dan
penghambatan suatu proses kerusakan pada benda;
Ketiga adalah konservasi restorasi secara aktual, perlakuan yang diambil untuk mengembalikan
artifak rusak atau '
deteriorated artifact
' mendekati bentuk, desain, warna dan fungsi aslinya. Tetapi
proses ini mungkin merubah tampilan luar benda; dan
Keempat adalah riset ilmiah secara mendalam dan pengamatan benda secara teknis.
Penjabaran proses perawatan dapat dilihat pada halaman 6 sampai 10.
Demikian pengantar Laporan “Identifikasi dan Observasi Lukisan” dan “Perawatan Lukisan”
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
12 Langkah 9 Masalah
Jakarta, Desember 2016.
Puji Yosep Subagiyo [Narasumber]
Primastoria Studio :
Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia. Web: primastoria.net Email: primastoria@outlook.com Phone | Line | WA : 0812 8360 495
S
TORiA
PRiM
A
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
4. Seniman:
Tema: Perjuangan
Hendra Gunawan
C. FOTO
No. Sampel:
Tempat Sample
No. Foto:
F
O
T
O
D
EP
A
N
S
e
s
ud
a
h
P
e
ra
w
a
ta
n
F. KETERANGAN TAMBAHAN
1. Catatan Pengamatan Visual:
2. Catatan Pengamatan Teknis:
D
e
ta
il
O
b
jek
/
Lu
k
is
a
n
B
e
laka
n
g
D
e
ta
il
T
a
nd
a
ta
ng
a
n
1. Kondisi: 1. Jenis Tenunan :
2. Kerapatan Tenunan:
3. Jumlah Benang:
4. Arah Pilinan:
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:
7. Keterangan Kanvas:
per 1 cm2 C.minyak
Cat air
Tinta Akrilik
Pastel Krayon
Lain-lain
Kanvas Kertas
Hardboard Tripleks
Kayu Kaca
Logam Lain-lain
C.minyak Aquarel Pastel
Tempera Litografi Batik
Kolase Lain-lain 5. Tahun:
6. Bahan:
7. Teknik:
8. Ukuran (cm.): Aliran Seniman:
1956
Ekpresionisme
Media
Periode/ Angkatan:
098 x 146
30 April 2016 Tgl. Pengamatan:
Tanda tangan Kurator Kotor debu
Kanvas kendor Varnis menguning
Varnis cacat Cat rapuh/ kering Cat kelupas
Sobek Jamur Noda
Light cleaning Chemical cleaning Framing/ reframing Restretching
Inpainting Repainting Retouching Varnishing
Stripping Mending Consolidation Bio Control 2. Usulan Perawatan:
] . r g P [ ]
. s k L [
E. KONDISI DAN USULAN PERAWATAN
1
Aktif
7.154 500 Parah
9 Masalah
[
03
]
01.
Naturalisme
Naturalisme merupakan aliran seni rupa yang melukiskan benda sama persis dengan aslinya. Ciri dari aliran naturalisme yang paling mencolok adalah:
• Proporsi, persektif, warna dan keseimbangannya sama persis dengan objek aslinya.
• Kebanyakan dari aliran naturalisme mengambil objek lanskap/ pemandangan alam.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran naturalisme adalah Wakidi Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Abdullah Surio Subroto, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran naturalisme adalah William Bliss Baker, Theodore Rousseu, Frans Hall dan William Hogart.
02.
Realisme
Realisme merupakan aliran seni rupa yang melukiskan susana dari sebuah objek secara nyata, tidak berfokus pada objeknya. Ciri dari aliran realisme paling mencolok adalah:
• Penggambaran detail objek sangat diperhatikan, khususnya untuk menciptakan kesan dan suasana dari sebuah objek.
• Kebanyakan dari aliran realisme mengambil objek berupa manusia maupun hewan dengan ekspresi yang terlihat hidup.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran realisme adalah Basuki Abdullah dan Tarmizi, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran realisme adalah Fransisco de Goya, Charles Prancois, Honore Daumier dan Gustove Corbert.
03.
Romantisme
Romantisme merupakan aliran seni rupa irasional, fantastis dan absurd dengan latar kisah
Abstraktif
Dekoratif
Pemandangan
Perjuangan
Potret
Penjelasan Tema Lukisan
Alam & Benda
Binatang
Manusia
Mitologi
Religi
Penjelasan Aliran Seniman
Sejarah
Tumbuhan
Upacara
3.
Framing/ reframing
= bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang
berkarat, dll.;
4.
Restretching
= mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang;
5.
Inpainting
= tusir warna bagian cat yang terkelupas;
6.
Repainting
= lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah;
7.
Retouching
= pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis;
8.
Varnishing
=
varnish for retouching or protection
;
9.
Stripping
= proses mengangkat atau melunturkan cat, yang biasanya ditujukan untuk mengangkat cat pelapis
(
overpainting
) yang bukan aslinya, cat tusiran warna yang tidak pas (warna atau bentuknya). Setelah proses striping
adakalanya dilanjuti dengan proses repainting (melukis ulang).;
10.
Mending
= penyambungan kanvas sobek dengan Perekat
LocTite - Gel Control
(
PLT-GC
).;
11.
Consolidation
= penguatan cat dengan perekat thermosetting atau lainnya, termasuk penguatan kanvas rapuh dengan
cara pendobelan kanvas atau lainnya;
12.
Bio Control
= kontrol kerusakan biotis, termasuk fumigasi dengan
thymol
, atau mematikan penyebab kerusakan biotis
dengan teknik lain, misalnya:
Freezing
, mengatur RH/T.
romantisme dan dramatisme. Ciri dari aliran romantisme yang paling mencolok adalah:
• Lebih memainkan warna cerah dan mencolok pada objek dan benda di sekitar objek.
• Kebanyakan dari aliran romantisme mengambil objek manusia, khususnya pria dan wanita dalam situasi yang romantis, baik secara detail maupun secara umum.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran romantisme adalah Raden Saleh, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran romantisme adalah Ferdinand Victor Eugène Delacroix, Victor Marie Hugo, Theoborre dan Gerriwult.
04.
Ekpresionisme
Ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang menekankan pada ungkapan batin sang seniman yang dipadukan dengan imajinasinya. Ciri dari aliran ekspresionisme yang paling mencolok adalah:
• Lebih menekankan pada ekspresi kesedihan, ketakutan, kekerasan, kemiskinan dan ekspresi manusia.
• Jadi aliran ekspresionisme mengambil objek wajah manusia dan ekspresi yang ditunjukkannya.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran ekspresionisme adalah Popo Iskandar, Srihadi Soedarsono dan Affandi, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran ekspresionisme adalah Paul Gaugiuin, Vincent Van Gogh, Ernest Ludwig, Emile Nolde, Karl Schmidt, JJ. Kandinsky dan Paul Klee.
05.
Impresionisme
Impresionisme merupakan aliran seni rupa yang menggambarkan objek secara sekilas andang atau selintas saja. Ciri dari aliran impresionisme yang paling mencolok adalah:
• Dalam penggambarannya, objek dirubah ke dalam
• Objek yang digambar biasanya berupa hewan dan
• Wujud dari objek yang digambar tidak terlalu
• Ada beberapa pelukis yang khusus melukis favisme
• Gambar suatu objek berbau kekerasan, kasar dan
• Objek yang dijadikan bahan lukisan tanpa batasan
• Gambar suatu objek dilukis dalam bentuk/model
• Objek merupakan penggabungan dua objek nyata
• Objek yang digabung dalam lukisan bisa makhluk
• Penggambaran sebuah objek berupa refleksi situasi
• Objek yang dilukiskan adalah objek yang dinamis,
• Objek utama yang dilukis adalah bangunan dan latar
• Objek bisa berupa banguan kuno, klasik, modern
Popova, Oskar Schlemmer, dan Naum Gabo.
• Karya seni rupa pop art sebagian besar berupa seni
• Objek biasanya berupa manusia yang digambarkan
• Abstraksionisme menggunakan dua aliran,
• Abstraksionisme geometri berbentuk objek abstrak
• Objek yang dilukis dalam wujud hiperbolis,
• Objek yang dilukis berlatar akademis dan
• Objek yang dilukis akan terlihat jelas dari kejauhan,
• Titik
• Detail objek tidak ditonjolkan, hanya pada
Optik merupakan aliran seni rupa yang
• Objek yang dilukis hanya berupa bidang, garis, atau
• Gambar berupa bentuk sederhana dan tidak memiliki
• Objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang • Objek biasanya berupa manusia yang sedang
• Proporsi, persektif, warna dan keseimbangannya
• Kebanyakan dari aliran naturalisme mengambil
• Penggambaran detail objek sangat diperhatikan,
• Kebanyakan dari aliran realisme mengambil objek
• Lebih memainkan warna cerah dan mencolok pada
• Kebanyakan dari aliran romantisme mengambil
• Lebih menekankan pada ekspresi kesedihan,
• Jadi aliran ekspresionisme mengambil objek wajah
Affandi, sedangkan tokoh luar negeri yang mem- populerkan aliran impresionisme adalah Vincent Van Gogh, Claude Monet, Casmile Pissaro, Aguste Renoir, Sisley, Edward Degas dan Mary Cassat.
06.
Kubisme
Kubisme merupakan aliran seni rupa yang menggambarkan objek menjadi bentuk bidang geometri untuk mendapatkan nilai seni yang indah. Ciri dari aliran kubisme yang paling mencolok adalah: • Dalam penggambarannya, objek dirubah ke dalam
kombinasi bidang-bidang seerti segitiga, persegi, lingkarang dan lain sebagainya.
• Objek yang digambar biasanya berupa hewan dan manusia, dengan latar alam atau bangunan.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran kubisme adalah Fajar Sidik dan Srihadi Sudarsono, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran kubisme adalah Pablo Ruiz Picasso, Salvador Dali, Felip Jacint Domènech, Gezanne, Metzinger, Albert Glazes, Braque, Fernand Leger, Francis Picabia, Robert Delaunay dan Juan Gris.
07.
Fauvisme
Fauvisme merupakan aliran seni rupa yang menekankan pada corak warna yang bebas, liar dan imajinatif. Ciri dari aliran fauvisme yang paling mencolok adalah:
• Wujud dari objek yang digambar tidak terlalu penting, warna imajinatif dan liarnya yang sangat ditonjolkan.
• Ada beberapa pelukis yang khusus melukis favisme dalam bentuk lanskap dan ada juga yang tidak terikat pada tipe objek tertentu.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran kubisme belum diketahui, kemungkinan belum ada yang fokus pada aliran (yang ke-anak muda-an) ini, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran fauvisme adalah Andre Dirrain, Henry Matisse, Rauol Dufi, Maurice de Vlamink Paul Cezanne, Gustave Moreau, Paul Gauguin, dan Kess Van Dongen.
08.
Dadaisme
Dadaisme merupakan aliran seni rupa yang menekankan seni rupa yang anti-seni dan anti-perasan. Ciri dari aliran dadaisme yang paling mencolok adalah:
• Gambar suatu objek berbau kekerasan, kasar dan bersifat kritikan, sindiran atau plesetan.
• Objek yang dijadikan bahan lukisan tanpa batasan dan beragam, baik benda, manusia, hewan maupun tumbuhan.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran dadaisme adalah Hendra Gunawan, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran dadaisme adalah Max Ernst, Juan Gross, Guillaume Apollinaire, Marcel Duchamp, Hans Arp, dan Picabia.
09.
Futurisme
Futurisme merupakan aliran seni rupa yang
seni ini belum begitu populer di Indonesia, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran futurisme adalah Umberto, Boccioni, Carlo Cara, Severini, Gioccomo Ballad dan Ruigi Russalo.
10.
Surealisme
Surealisme merupakan aliran seni rupa yang menonjolkan bentuk objek yang sering dianggap objek mimpi/ imajinasi alam bawah sadar. Ciri dari aliran surealisme yang paling mencolok adalah:
• Objek merupakan penggabungan dua objek nyata yang berbeda wujud dan terkesan aneh.
• Objek yang digabung dalam lukisan bisa makhluk hidup dan benda mati, bebas asalkan bisa menjadi unik.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran surealisme adalah Abdul Rahman dan Gusti Putu Saderi, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopuler- kan aliran surealisme adalah Salvador Dali dan Andre Masson.
11.
Kontemporer / Posmo / Post Modern
Kontemporer merupakan aliran seni rupa yang tidak terikat oleh pakem dan berkembang sesuai zaman. Ciri dari aliran kontemporer yang paling mencolok adalah:
• Penggambaran sebuah objek berupa refleksi situasi juga waktu yang tematik.
• Objek yang dilukiskan adalah objek yang dinamis, bebas, ekspresif dan mencolok.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran kontemporer adalah Sprinka, Nyoman Nuarta, Jim Supangat, dan Angelina P., sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran kontemporer adalah Frank Auerbach, Ida Applebroog dan Richard Artschwager.
12.
Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan aliran seni rupa yang menekankan pada penggambaran sisi seni sebuah bangunan. Ciri dari aliran konstruktivisme yang paling mencolok adalah:
• Objek utama yang dilukis adalah bangunan dan latar yang berada di sekitar bangunan dari satu sudut lukis.
• Objek bisa berupa banguan kuno, klasik, modern atau bangunan apa pun.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran konstruktivisme adalah Sprinka, Nyoman Nuarta, Jim Supangat, dan Angelina P., sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran konstruktivisme adalah Laszlo Moholy-nagy, Victor Pasmore, Liubov Popova, Oskar Schlemmer, dan Naum Gabo.
13.
Pop Art / Populer Art
Pop Art merupakan aliran seni rupa yang melawan kebosanan dan kejenuhan terhadap seni rupa tanpa objek (sasaran). Ciri dari aliran pop art yang paling mencolok adalah:
• Karya seni rupa pop art sebagian besar berupa seni
• Abstraksionisme menggunakan dua aliran,
• Abstraksionisme geometri berbentuk objek abstrak
• Objek yang dilukis dalam wujud hiperbolis,
• Objek yang dilukis berlatar akademis dan
• Objek yang dilukis akan terlihat jelas dari kejauhan,
• Titik
• Detail objek tidak ditonjolkan, hanya pada
Optik merupakan aliran seni rupa yang
• Objek yang dilukis hanya berupa bidang, garis, atau
• Gambar berupa bentuk sederhana dan tidak memiliki
• Objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang • Objek biasanya berupa manusia yang sedang
[
05
]
• Proporsi, persektif, warna dan keseimbangannya• Kebanyakan dari aliran naturalisme mengambil
• Penggambaran detail objek sangat diperhatikan,
• Kebanyakan dari aliran realisme mengambil objek
• Lebih memainkan warna cerah dan mencolok pada
• Kebanyakan dari aliran romantisme mengambil
• Lebih menekankan pada ekspresi kesedihan,
• Jadi aliran ekspresionisme mengambil objek wajah
• Dalam penggambarannya, objek dirubah ke dalam
• Objek yang digambar biasanya berupa hewan dan
• Wujud dari objek yang digambar tidak terlalu
• Ada beberapa pelukis yang khusus melukis favisme
• Gambar suatu objek berbau kekerasan, kasar dan
• Objek yang dijadikan bahan lukisan tanpa batasan
• Gambar suatu objek dilukis dalam bentuk/model
• Objek merupakan penggabungan dua objek nyata
• Objek yang digabung dalam lukisan bisa makhluk
• Penggambaran sebuah objek berupa refleksi situasi
• Objek yang dilukiskan adalah objek yang dinamis,
• Objek utama yang dilukis adalah bangunan dan latar
• Objek bisa berupa banguan kuno, klasik, modern
Popova, Oskar Schlemmer, dan Naum Gabo.
• Karya seni rupa pop art sebagian besar berupa seni
• Objek biasanya berupa manusia yang digambarkan
menghindari peniruan objek secara mentah, mem- berikan sensasi keberadaan objek dan menggantikan unsur bentuk dan porsinya. Ciri dari aliran abstraksi- onisme yang paling mencolok adalah:
• Abstraksionisme menggunakan dua aliran, abstraksionisme geometri dan abstraksionisme nonfiguratif.
• Abstraksionisme geometri berbentuk objek abstrak geometris murni, sedangkan abstraksionisme nonfiguratif berbentuk garis/goresan dan warna.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran abstraksionisme adalah Zaini dan Fajar Sidik, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran abstraksionisme adalah Alexander Rodchenko, El Lissitzky, Wassily Kadinsky dan Naum Goba.
15.
Neo-Klasik
Neo-Klasik merupakan aliran seni rupa yang bersifat rasional, objektif dan klasik. Ciri dari aliran neo-klasik yang paling mencolok adalah:
• Objek yang dilukis dalam wujud hiperbolis, seimbang, menggunakan batasan-batasan warna yang bersih dan statis.
• Objek yang dilukis berlatar akademis dan istana-sentris.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran neo-klasik belum diketahui, sepertinya tidak begitu ada yang meminati atau fokus pada aliran ini, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran abstraksionisme Jean August Dominique Ingres.
16.
Pointilisme
Pointilisme merupakan aliran seni rupa yang menggambarkan sebuah objek menggunakan titik-titik. Ciri dari aliran pointilisme yang paling mencolok adalah:
• Objek yang dilukis akan terlihat jelas dari kejauhan, dan agak baur jika dinikmati dari dekat.
• Titik yang digunakan terdiri dari berbagai macam variasi, baik besar-kecil, tebal-tipis, maupun berwarna-hitam putih.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran pointilisme adalah Rijaman, Keo Budi Harijanto, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran pointilisme adalah Seurat’s La Parade dan Vincent van Gogh.
manusia dalam bentuk garis sederhana. • Detail objek tidak ditonjolkan, hanya pada
penggambaran minimalis berupa garis dan aksen sederhana.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran primitif adalah S. Sudjojono, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran primitif adalah Ricardo Ponce.
18.
Optik
Optik merupakan aliran seni rupa yang menggambarkan sebuah objek manipulasi visual yang dapat menipu mata. Ciri dari aliran optik yang paling mencolok adalah:
• Objek yang dilukis hanya berupa bidang, garis, atau objek yang berwarna hitam putih.
• Gambar berupa bentuk sederhana dan tidak memiliki detail yang rumit.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran optik adalah Agus Djaja, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran optik adalah Bridget Louise Riley dan Walter Gropius.
19.
Pittura Metafisica
Pittura metafisica merupakan aliran seni rupa yang menggambarkan sebuah objek dengan sentuhan metafisika. Aliran ini merupakan penentang aliran kubisme dan futuristik. Ciri dari aliran pittura metafisica yang paling mencolok adalah:
• Objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang erat dengan hal yang bersifat metafisika.
• Objek biasanya berupa manusia yang sedang melakukan aktivitas dengan benda dan latar di belakangnya.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran pittura metafisica sepertinya tidak ada, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran pittura metafisica adalah Giorgio de Chirico dan Carlo Carra.
20.
Gotik
Gotik merupakan aliran seni rupa yang meng- gambarkan sebuah objek dengan garis tebal dan bentuk ramping serta menegaskan sesuatu berdasar- kan warna. Ciri dari aliran gotik yang paling mencolok adalah:
• Objek yang dilukis biasanya adalah tokoh suci, kesatria, raja dan ratu.
• Gaya lukisan seperti ini banyak terdapat di kerajaan-kerajaan, rumah ibadah dan juga kastil atau bangunan klasik.
Detail Proses Observasi, Perawatan & Pengawetan
Observasi
Kerusakan
an Mikro
dan Lainny
a
1.
Rapuh
2.
Kotor
3.
Lemak
4.
Kelupas
5.
Gores
6.
Retak
7.
Patah
1.
Lapuk
2.
Pudar
3.
Korosi
4.
Oksidasi
5.
Bau
6.Noda
7.
Kristal garam
1.
Jamur (Fungi)
2.
Serangga (Insect)
3.
Ganggang (Algae)
4.
Lumut (Moss)
5.
Lumut-kerak (Lichens)
[ ... %]
[ ... %]
[ ... %]
[ ... %]
[ ... %]
Fisik
Kimiawi
Biotis
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
A.
Intensitas Cahaya (Lux)
B.
Radiasi UV (
μW/cm
2)
--C.
Suhu Udara (
0C)
---D.
Suhu Permukaan (
0C)
--E.
Kelembaban Udara (%) --
F.
Kandungan Air (%)
---= ... (...)
= ... (...)
= ... (...)
= ... (...)
= ... (...)
= ... (...)
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan
ORP
=
Oxidation -
Reduction Potential
(
Potensial Redoks
),
diukur dalam mili Volts).
Perawatan dan Pengawetan
Benda
Cat
Media
Pigura
1.
Kayu.
2.
Kulit.
3.
Bambu.
4.
Rotan.
Selulose
Protein
1.
Kulit
2.
Bulu
3.4.
Lain
Sutera
Organik
Anorganik
Campuran
Lukisan
* C.
Air * C.
min
yak.
Keramik
Patung
Bentuk
(Konstruksi)
Bahan
(Komposisi)
Tulang
Kerang
Pigmen/ Cat
Manik-manik
Batu
Kaca
Keramik
Plester
Emas
Perak
Timah
Perunggu
1. 2. 3. 4.
Logam
Non
Logam
1. 2. 3. 4.1. 2. 3. 4.
Komposisi, Identifikasi dan Klasifikasi Bahan
(Mengenal Sifat - Interaksi Bahan)
Konstruksi (Pertimbangan Restorasi)
2A
2B
2C
4
1
2A
2B
2C
Analisis
3B
Uji Lab
3A
2
Perawatan dan Pengawetan
Analisis
Benda
dan Lainnya
Kerusakan
4
[
07
]
V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :...
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat) B. Kaca Pembesar C. Mikroskop. ... X D. ... E. ... F. ...
VII. TANGGAL PENGAMATAN
Tandatangan Observator, Konservator, dll.
Nama : ...
(DD/MM/YYYY) ...
ANALISIS
Identifikasi dan Klasifikasi Bahan dan Mengenal Sifat - Interaksi Bahan
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.
44 50 59
Ruang B.
Temperatur (°C) Min. Ave. Max.
27 28 28,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.
60 66 75
Beresiko ~ Bahaya
1
Ideal ~ Cukup3
Cukup ~ Beresiko2
Keterangan :BANTUAN TEKNIS
Identifikasi Serat, Pigmen,
Jenis Oksidasi, Efek Bahan Lemari Simpan
dan Pamer, Lampu Dalam Vitrin, dll.
Teknis Penguatan Kanvas/ Cat Rapuh, Penetralan Keasaman (ORP),
perhitungan
Equilibrium Moisture Content
(
EMC
)
,
EMC
/
RH
isotherm
bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.);
kapasitas
buffering
(
MH
), rekondisi
silicagel
, dll.
menelaah hubungan iklim mikro-makro, tekanan barometrik, dll. Analisis (mempelajari, menelaah atau mengkaji) hubungan antara jenis kerusakan, bahan dan iklim (mikro/ makro)
Rekomendasi
Ruang C.
Temperatur (°C) Min. Ave. Max.
22 24 26,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.
60 66 99
Ruang D.
Temperatur (°C) Min. Ave. Max.
28,5 29 29,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.
72 74 76
Ruang E.
Temperatur (°C) Min. Ave. Max.
26 27 28
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.
76 78 99
Catatan: Pemeriksaan atau uji laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil sampel atau on the spot dari objek
yang akan diamati (diobservasi) untuk “mengetahui (jenis) kerusakan dan cara penanganannya (perawatan dan pengawetan)”. Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik (perangkat optik/ mikroskop), secara radiologis (penerapan sinar-X) atau kimiawi (analisa kimia mikro), dll. Penggunaan
mikroskop hanya sebatas mengenali jenis serat (kapas, sutera, dst.) disebut sebagai “identifikasi”, tetapi jika ditindaklanjuti dengan mengenali
derajat keasaman (pH dan atau ORP) dan uji-coba menetralkan keasaman disebut sebagai “uji lab”.
UJI LABORATORIUM
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA : A. Intensitas Cahaya (Lux)
B. Radiasi UV (μW/cm2) -C. Suhu Udara (0C)
---D. Suhu Permukaan (0C)
--E. Kelembaban Udara (%)
F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ---H. ORP (mili Volts) ---= ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) I. Polusi Udara --- = ... (...) Catatan :ORP = Potensial Redoks.
10 April 2016 Puji Yosep Subagiyo
X
Lampu Ultra Violet
Kotor Lemak Deposit Rapuh Patah Retak Distorsi Gelombang Gores Sobek Kelupas Lubang Basah Jamur Serangga Busuk Karat Kristal Oksidasi Pudar Lapuk Bau Noda FISIK: BIOTIS: LAIN: KIMIAWI:
No Foto :
Lain-lain Lain-lain Lain-lain Baik Cukup Rusak KONDISI SPANRAM: Baik Cukup Rusak KONDISI PIGURA: C. B.
A. D.
E.
F.
G. II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 1. 2. 3. ... ... X X X X X X X X X parah
sobekan di 3 tempat kendor BAHAN PEMBENTUK BENDA C.minyak Cat air Tinta Akrilik Pastel Krayon Kanvas Kertas Kayu Kaca Logam C.minyak Aquarel Pastel Guase Tempera Litografi Batik Lain-lain Lain-lain Lain-lain JENIS CAT JENIS MEDIA (SUBSTRAT) TEKNIK I. A. B. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Catatan : X X X
Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).
Lokasi: Prioritas Tindakan : XA. Segera B. Sedang C. Rendah
Penguatan dan Konsolidasi
penguatan cat dengan ... penguatan kanvas/ substrat ... perbaikan kanvas/ substrat. perbaikan/ konsolidasi cat, dll. Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)
air white-spirit turpentin air sabun (amonia)
2-ethoxy ethanol
2-aceton alcohol Penyempurnaan (finishing treatment)
isolating (varnish) inpainting (+mixing varnish) dressing/ retouching (varnish) (re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
Perlakuan lain.
CATATAN:
REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
Pembersihan lemak, varnis, dsb. dengan pelarut: IV. ... 5. 6. 7. 8. A. B. C.
D. E.
F. G. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. toluene acetone X X X X X X MEK X X X
sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
Intensitas Cahaya (Lux)
Suhu Udara (0C) Suhu Permukaan (0C)
Kelembaban Udara (%)
Kandungan Air (%)
Keasaman (pH)
Polusi Udara
...:
...:
:
..:
(
)
(
)
...:
...:
:
..:
(
)
(
)
LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA
ORP = Potensial Redoks.
CATATAN:
ORP (mili Volt) ... : Kotor debu
Kanvas kendor Varnis menguning
Varnis cacat Cat rapuh/ kering Cat kelupas
Sobek Jamur Noda
Kotor Lemak Deposit Rapuh Patah Retak Distorsi
Gelombang Gores Sobek Kelupas Lubang Basah Kering
Jamur Serangga
Busuk
Other...
Karat Kristal
Oksidasi
Pudar
Lapuk Bau Noda
: S I T O I B :
K I S I F
Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.) Pembersihan dengan pelarut :
air white-spirit turpentin
air sabun (amonia)
2-ethoxy ethanol petrolium alkohol
2-aceton alcohol
Penguatan dan Konsolidasi
penguatan cat dengan perekat: lilin, dsb. penguatan kanvas/ substrat dg. perekat. perbaikan kanvas/ substrat.
perbaikan/ konsolidasi cat, dll. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penyempurnaan (finishing treatment) isolating (varnish)
inpainting (+mixing varnish) dressing/ retouching (varnish) (re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
Perlakuan lain.
penyambungan kanvas sobek (LocTite)
dan pendobelan kanvas tanpa perekat.
CATATAN: BAHAN
PEMBENTUK BENDA
Jenis Cat
Jenis Substrat
Teknik C.minyak Cat air Tinta Akrilik Pastel Krayon Lain-lain
Kanvas Kertas Hardboard Tripleks Kayu Kaca Logam Lain-lain
C.minyak Aquarel Pastel Tempera Litografi Batik Kolase Lain-lain
KIMIAWI:
USULAN TINDAKAN KONSERVASI
Mata biasa
Kaca pembesar
Teknik Pengamatan:
Tanggal Pengamatan:
30 April 2016Tanda tangan
Konservator:
Lain-lain
Sebelum Perawatan
sobekan di 3 tempat
CATATAN:
Baik Cukup
Rusak Parah
KONDISI SPANRAM:
Baik Cukup
Rusak Parah
KONDISI PIGURA:
Light cleaning Chemical cleaning Framing/ reframing Restretching Inpainting Repainting
Retouching Varnishing Stripping Mending Consolidation Bio Control
Aktif
Aktif
Aktif
7.154 500
Sesudah Perawatan
12 Langkah 9 Masalah
50 0,4
20
50
7~9
[
09
]
Catatan:
1. Light cleaning = pembersihan ringan dengan kwas/ penyedot debu; 2. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis lama yang sudah menguning/ teroksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, dietoxy-ethanol, diacetone alcohol, MEK (methyl-ethyl-ketone), dll.; 3. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang berkarat, dll.; 4. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang; 5. Inpainting = tusir warna bagian cat yang terkelupas; 6. Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah; 7. Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis; 8. Varnishing =
varnish for retouching or protection; 9. Stripping = proses mengangkat atau melunturkan cat, yang biasanya ditujukan untuk mengangkat cat pelapis (overpainting) yang bukan aslinya, cat tusiran warna yang tidak pas (warna atau bentuknya). Setelah proses striping adakalanya dilanjuti dengan proses repainting (melukis ulang).; 10. Mending = penyambungan kanvas sobek dengan Perekat LocTite - Gel Control (PLT-GC).; 11. Consolidation = penguatan cat dengan perekat thermosetting atau lainnya, termasuk penguatan kanvas rapuh dengan cara pendobelan kanvas atau lainnya; 12. Bio Control = kontrol kerusakan biotis, termasuk fumigasi dengan thymol, atau mematikan penyebab kerusakan biotis dengan teknik lain, misalnya: Freezing, pengaturan RH/T.
MEK
Rekomendasi Konservasi :
sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem
sobek
Liquin
LocTite Gel Glue 4 gram
2
picture cleaner
white spirits turpentine toluene & acetone 2-ethoxy ethanol 2-aceton alcohol
parah
3 lokasi
B.
spanr
am
L
uk
isan
air white-spirit turpentin air sabun (amonia) 2-ethoxy ethanol
2-aceton alcohol
5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4.
toluene acetone
X
X
pigur
a
Cr
eat
ed b
y P
uji Y
. Subagiy
o 2016
Light cleaning Chemical cleaning Framing/ reframing Restretching Inpainting Repainting Retouching Varnishing Stripping Mending Consolidation Bio Control 12 Langkah
Kondisi :
A.
Kotor debu Kanvas kendor Varnis menguning Varnis cacat Cat rapuh/ kering
Cat kelupas Sobek Jamur Noda
Aktif Baik
Cukup
6
5
3
4
Gambar 4 ini menunjukkan
close-up
pada semua sisi lukisan. Bagian ini
menampakkan paku berkarat dan
perbedaan kanvas asli dan kanvas
dobelan.
paku berkarat
Varnis lama harus diangkat untuk
mengetahui warna & tekstur cat asli
{
Kanvas 1
Priming
{
Kanvas 2
kanvas 2 hanya sebagai
pelindung kanvas 1.
cat/ priming
yang terangkat
harus diratakan
retakan cat terjadi akibat perbedaan
elastisitas cat (cenderung statis) dan
kanvas (cenderung lentur/ elastis), yang
selanjutnya mengakibatkan kontraksi
antara kedua bahan tersebut.
Cat
Gambar 3 menunjukkan close-up, yang mana pada sisi bawah lukisan telah termakan bubuk.
DETAIL
kanvas
spanram
(
stretcher
)
pigur
a (
fr
a
me
)
sobek
F
ra
ming - R
efr
a
ming
2
NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN
DAN KERAPATAN KANVAS
[
11
]
Handheld XRF Spectrometer
Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam
Tabby 1/1, 16/22, Z
Tabby 2/2, 24/24, Z
Twill 2/2, 20/24, Z
NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN & KERAPATAN KANVAS
{
{
{
CAT
GESSO
PRIMING
KANVAS
gesso grosso
gesso sottile
cat dasaran
cat lukisan
cat detail
retakan
VARNIS
priming
{
{
{
Binder
CAT =
Pigmen
+ Binder
Pigmen
WARNA C
AT
Pigmen
CAT
Cat Minyak
, Cat Air,
Akrilik, Tinta, Guase, Dll.
Lead Carbonate
Gesso
Priming
CAT
Cr
eat
ed b
y P
uji Y
. Subagiy
H : 45
0
S
:
95%
B : 100%
R :
255
G :
197
B : 12
C :
0%
M : 23%
Y :
98%
K
: 0%
Lab C
olor
RGB C
olor
C
MY
K C
olor
346 A S1
Lemon Yellow
346 A S1 113 A S2 115 A S1
099 A S2 104 A S2 502 A S1 468 A S1
137 AA S2 138 AA S1 178 AA S2
116 A S2 109 A S1
098 A S1 095 A S1
119 A S1 Cadmium
Yellow Light Cadmium
Cadmium Red
Hue Cadmium RedDark Cadmium RedDeep Hue RosePermanent PermanentAlizarin Crimson
Cobalt Blue Cerulean Blue
Hue
Cadmium
Yellow Medium Yellow Hue Yellow Deep Hue
Cadmium
Yellow Pale Hue Cadmium
Lemon Yellow
Cadmium Red Medium
Cerulean Blue
P
ig
men
C
a
t A
k
rilik
C
a
t M
in
yak
C
a
t M
in
yak
C
a
t M
in
yak
Chroma Meter
(Konica-Minolta R-410)
A
lat P
er
ek
a
m D
ata W
a
rna
Key
to
Coding
A
A
Extremely
Permanent
A
Permanent
S
Series
number
Transparent
Semi -Transparent
Opaque
[
13
]
white spirits turpentine toluene & acetone 2-ethoxy ethanol 2-aceton alcohol
picture cleaner Gel Glue “
LocTite”
3. Bahan Kimia
2. Peralatan Lukis
Easel
Palu
Obeng 2
Obeng 1
Obeng 3
Meteran
Staple Gun
Tarikan Kanvas
Solder Lukisan
Pinset, Tweezer, dll.
Kwas tusir warna
Pisau palet
Papan palet
Set Cat Min
yak, dll.
Tempat cuci kwas
PRIMING
Varnis
Varnis
Terpentin
Tang
Created by Puji Y. Subagiyo 2016
a b
Infrared Thermometer
Gambar 08.:
Alat ini ideal untuk mengukur suhu permukaan benda
Handheld XRF Spectrometer
Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam
Gambar 06.:
Moisture Meter
Alat Pengukur Kadar Air
Gambar 04.:
Chroma Meter
(Konica-Minolta R-410)
Alat Perekam Data Warna
Gambar 05.:
Fume Hood
Portabel
Gambar 01a.
Gambar 01b.
Gambar 01c.
. Subagiy
o 2016
Gambar 03.:
pH ORP Meter
Alat Pengukur Keasaman
dan Potensial Redoks
Ultra Violet [A/B] Light Meter
Gambar 07.:
Gambar 02.:
μW/cm2
Lux 11.830
5.640 650 140
561 230 8 8
Luar Dp Pt Ruang TL 40 Place
0.375 μW/cm2(sensitif);
1.5 μW/cm2(kurang sensitif).
a
b
Alat pengukur radiasi ultra violet A [320-360 nm] dan ultra violet B [290-320 nm]. [UV sensor
spectrum: 290 ~ 390
n
m]Batas Atas & Bawah :
solid & semi-solid pH
[
15
]
Mode/ pengatur besarnya
sinar yang terbaca.
Displai/ monitor harga
hasil pengamatan.
Sensor/
cell
penangkap sinar.
intensitas cahaya)
1. Kuat Penerangan (
Illumination
,
E
)
E =
F (Fluks)
A (Luas)
=
Lumen
m
2= Lux.
2. Dosis Kuat Penerangan = Lux x jam = Joule.
3. Fluks Cahaya (
F
) =
Energi (Joule/m
2
)
Waktu (Jam)
J
T
=
4. Kuat Cahaya (
I
) =
E.R
2Cos Q
= Lumen.m = Candela
Kuat cahaya (foot candle): Banyaknya (jumlah) sinar yang jatuh
pada permukaan benda seluas 1 kaki persegi (=0,0029 m
2) dari
sumber cahaya yang berjarak 1 kaki (=0,3048 m = 12 inci).
Sensor suhu dan
kelembaban udara
Sensor radiasi UV
dan Intensitas
cahaya.
-Ultra Violet Monitor (4 in 1)
(Alat pengukur radiasi ultra violet,
kuat cahaya, suhu dan kelembaban)
KONVERSI ENERGI :
1 Joule = 10
7erg.
Kelembaban Udara (RH) = %
Suhu Udara (T) =
0C
Kuat Penerangan (E) = Lux
Kuat Radiasi UV (UVR) =
μ
W/Lumen
1 kwh = 3.600.000 J.
1 Kalori = 4,1868 J.
KONVERSI DAYA:
1 watt = 1 Joule/ detik.
1 HP = 0,746 watt
Energi = kekuatan untuk melakukan usaha.
Daya = kekuatan tenaga.
Lampu TL UV, National, 100 volt/ 50 Hz.,
Type FL 205,
λ = 263
n
m. E= 2
μ
W/cm
2.
Tombol untuk suhu,
kelembaban udara,
kuat cahaya dan
radiasi ultra violet.
CATATAN
:
E
= kuat penerangan, bersatuan Lux;
F
= fluks cahaya, bersatuan Lumen;
A
= luas bidang, bersatuan m
2;
J
= energi, bersatuan Joule/m
2;
T
= waktu, bersatuan jam;
R
= jarak sumber penerangan dan benda,
bersatuan m;
Q
= menyatakan besarnya sudut antara
sumber cahaya dan titik benda yang
diterangi, tetapi jika sudutnya tegak
lurus maka Q = 0 dan harga Cos Q
dapat diabaikan.
Satuan Ukuran
ELSEC 4 in 1 Monitor
:
Gambar 10.:
Cr
eat
ed b
y P
uji Y
. Subagiy
o 2016
Catatan :
1 Watt/cm2 = 683 Lumen/cm2
1 Watt = 75 Lumen; 1 Lux = 1 Lumen/m2
1 Lux = 0,0079 W/cm2 atau 683 Lux = 1 W/cm2
1
μ
(mikro) = 1 / 1.000.000 atau 10-61
n
(nano) = 1 / 1.000.000.000 atau 10-9λ
dibaca “ lambda” = panjang gelombang. 1 lux = 1.464128843338 x 10
-7watt/cm
2(at 555 nm).
http://www.easyunitconverter.com/
KELEMBABAN DAN SUHU UDARA
RH =
kelembaban absolut suatu udarakelembaban absolut udara jenuh pada suhu sama
x
100%
2. Satuan-satuan
Satuan Suhu (T)
Satuan Kelembaban Relatif
1. Pengertian/ Definisi
Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan, suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan.
Jumlah uap air pada volume tertentu sering disebut sebagai “kelembaban absolut” (
absolute
humidity
/
AH
), yang jumlah maksimumnya tergantung dari suhu udaranya. Kejenuhan dari uap
ini disebut sebagai titik embun (
dew point
/
DP
)-nya. Jika suhu diturunkan, suatu ruang dapat
menampung lebih banyak uap air (dalam volume tetap). Tetapi jika suhu dinaikkan akan terjadi
pengembunan. Jika pada udara tidak jenuh tanpa terdapat penambahan air, maka besarnya
kelembaban absolut akan tetap/ konstan, selama perubahan suhu sampai suhu udara
diturunkan ke titik embun.
Kelembaban relatif (
relatif humidity
/
RH
) pada suhu tertentu adalah perbandingan kelembaban
absolut aktual dengan kelembaban absolut potensial pada titik jenuhnya.
Contoh
:
Satu meter kubik udara pada suatu wadah tertutup (kedap) pada suhu 20 oC dapat menampung
sampai 17 ml uap air. Tetapi jika di wadah tersebut ada hanya 8.5 ml. uap air, maka
kelembaban relatifnya = 8.5/17 x 100 = 50%.
Jika suhu udara dinaikkan menjadi 25 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air
yang dapat ditampung menjadi 23 ml. Apabila uap air yang ada cuma 8.5 ml., maka RH =
8.5/23 x 100% = 37%. Contoh tersebut menunjukkan “mengapa jika suatu ruangan tertutup
dipanaskan menjadi kering”.
Jika suhu udara diturunkan menjadi 5 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang
dapat ditampung menjadi 8.5 ml. Apabila uap air yang ada sama, yaitu 8.5 ml., maka RH = 8.5/
8.5 x 100% = 100%. Ini menunjukkan “mengapa kondensasi terjadi”.
Gambar 11.:
Climate Datalogger
Gambar 12.:
Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari, minggu atau bulan.
Creat ed b
y Puji Y . Subagiy
o 2016
[
17
]
Wet & Dry Bulb Psychrometer
Banyak digunakan untuk kalibrasi alat-alat pengukur RH & T jenis lain.
INAKURASI + 2%
Kain selalu bersih dan harus dengan air distilasi/ deionisasi
selisih
har
ga
“
Wet & Dry Psychrometer
”
sangat cocok digunakan untuk
kalibrasi, spot reading dan
pendataan data klimatologi harian.
Kita dapat mengetahui besarnya
suhu udara secara langsung pada
bagian
thermometer
yang kering
(kiri). Sedangkan RH-nya dapat
dicari dengan merujuk selisih
harga dengan
thermometer
yang
basah (kanan). Selanjutnya besar-
nya RH dapat dicari pada Tabel RH
yang biasa disertakan pada saat
pembelian alat tersebut.
Maintenans Alat
:
Kain yang digunakan untuk
melembabi (dengan air distilasi)
thermometer merkuri diusahakan
selalu bersih, dan air yang
digunakan selalu air distilasi.
Sling Psychrometer
Alat ini menyerupai
Wet & Dry
Psychrometer
, tetapi badan yang
ditempeli
thermometer
(baik yang
dry ataupun wet) dapat diputar,
guna melewatkan udara pada
thermometer
. Sekarang perangkat
ini telah dimodifikasi dengan
tenaga baterai untuk memutar
kipas angin yang melewatkan
udara yang akan diukur suhu
ataupun kelembabannya.
Thermohygrometer
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Besarmya RH merujuk pada “perubahan ukuran benda/ bahan higroskopis”, seperti: rambut, polymer atau garam kristal.
Tanganan pemegang pena pencatat
Tabung berputar menurut waktu (1, 7 atau 31 hari Pena pencatat
RH dan T
Mengalami “shock” perubahan RH dan T yang sangat
mencolok.
INAKURASI (INACCURACY):
+ 2 ~ 4% (sering dikalibrasi)
+ 30 ~ 60% (jarang/ tidak dikalibrasi) Referensi:
Bachmann (1992:15-22)
Thermohygrograph
Kertas grafis
Besarnya RH dan T yang tertulis pada
kertas grafis tidak sinkron dengan waktu
yang tertera. Waktu sesungguhnya terlambat
(dikurangi) sekitar 30 menit.
Catatan:
Satu orang yang sedang
istirahat selama satu
jam setara dengan 60
ml air, dan menghasil-
kan panas setara dengan
100 watt lampu pijar.
Gambar 14.:
Gambar 15.:
Cr
eat
ed b
y P
uji Y
. Subagiy
Bak Penampungan Air Distilasi
Control Panel
Tempat Keluarnya uap air
Tempat
masuknya
air
Bak Penampungan
(Uap) Air
Weather Station
(Alat Penyerap Uap Air)
Keterangan “Control Panel”
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Tombol Operasi (Power)
Tombol pengoperasian
(RH 60 ~ 65%)
Pengoperasian non-stop
Tombol “Humidity”
Tombol “Defrost”
Lampu indikator Humidity
Lampu indikator Defrost
Control Panel
Dehumidifier
Kelembaban tidak dapat
diturunkan dibawah 40%.
Efektif untuk 40 ~ 50%.
CATATAN:
Efektif untuk luas ruangan =
10 ~ 16 meter kubik.
Suhu ruangan berkisar
antara 1 ~ 35 derajat celcius.
Gambar 17.:
(Alat Pelembab Udara)
Humidifier
Gambar 18a.:
(Alat Portabel u/ Pelembab Benda)
Moisturizer
Gambar 18b.:
Mesin pembuat air
alkali yang
bermanfaat untuk
penetralan keasaman
suatu benda.
Air ini untuk mengisi
Hydrogen
water
ionizer
Gambar 19.:
BLUEAIR
Air Purifier
alat pembersih
udara
Gambar 20.
TOBI Steamer
Alat pemantau kelembaban, suhu, tekanan udara dan arah
angin dengan sistem nir-kabel
(wireless).
Cr
eat
ed b
y P
uji Y
. Subagiy
Hijau
Vitamin
C
Cod
Liver Oil
Kran
Air
Soda
Netral
Baik
Buruk
[
19
]
pH and thermometer
Hanna Instruments
ORP meter
Hanna Instruments
Catatan
:
1.
Pada saat konservasi koleksi berbahan organik, kita harus dapat mengenal sifat-sifat serat kelompok
selulose
(kayu, kapas, linen, anyaman, dll.) dan kelompok
protein
(kulit binatang, sutera, wool, dst.).
Kedua kelompok serat bersifat mudah menyerap air, tetapi kalau selulose pada kondisi agak lembab
menjadi kuat dan sutera menjadi lemah. Kelompok protein tahan terhadap bahan bersifat agak asam
tetapi tidak tahan terhadap bahan yang bersifat agak basa, sedangkan selulose tahan terhadap bahan
bersifat agak basa tetapi tidak tahan terhadap bahan yang bersifat agak asam.
2.
ORP
(
Oxidation-Reduction Potential
) meter biasanya terdiri dari dua buah elektroda (muatan listrik
antara dua kutub untuk mengukur resistensi di dalam air). Satu elektroda pada umumnya terbuat dari
bahan perak dan dikelilingi dengan larutan elektrolit. Pada bagian ini akan menghasilkan tegangan
yang konsisten. Dengan demikian, maka akan memberikan referensi ke probe lainnya untuk dapat
dibandingkan. Salah satu elektroda lainnya, terbuat dari platina, yang akan mengukur tegangan di
dalam suatu cairan. Perbedaan pengujian inilah yang akan dijadikan data yang untuk dicatat sebagai
hasil pengukuran. Perlawanan dari kedua elektroda ini disebabkan oleh pertukaran elektron ketika
oksidasi klorin terjadi. Kandungan pH air dapat mempengaruhi hasil pengukuran ORP meter ini. Alat
ukur pH biasanya menyatu dengan ORP meter yang biasa dipakai untuk memastikan kadar pH dan ORP
dalam batas yang ditentukan.
Gambar 21b.:
Gambar 21c.:
Gambar 21d.:
Gambar 21e.:
pH ORP Meter
Solid & semi-solid
Tabel 2.
Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Rendah
(Materials Sensitive to Low Relative Humidity)
mengkerut (checks/ dries out)
pelapukan, lapuh, kering
(embrittlement)
mengkerut, rapuh (shrinkage,
embrittlement) rapuh (embrittlement)
rapuh (embrittlement)
kering, merapuh (dries out,
weakens)
retak, melengkung (cracks,
warps)
retak, melengkung (splits,
warps)
lepas, melengkung (detachments,
warps)
50 - 55% RH, constant/ stable 45 - 55% RH
50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant
60 - 65% RH, constant
50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant kayu (wood)
kulit mentah, kulit olahan
(rawhide, leather skins)
perkamen (parchment)
bulu ayam (quill)
serat keranjang
ancur, lem nabati (animal glue)
kulit kura-kura (tortoise shell)
semua gading (all ivory)
permukaan tatakan (inlaid surface)
Bahan
(Materials)
Kondisi yang direkomendasi
(Recommended Condition)
Akibatnya
(Result)
Bahan
(Materials)
40% RH, or lower 45 - 55% RH 45 - 55% RH
50 - 55% RH, constant/ stable
50 - 55% RH, constant 40% RH, or lower
50 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant 50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant
60 - 65% RH, constant
50 - 55% RH, constant
Kondisi yang direkomendasi
(Recommended Condition)
Akibatnya
(Result)
logam (metal)
kertas (paper)
tekstil (textile)
kayu (wood)
kayu bercat (painted wood)
logam bercat (painted metal)
tatakan, pelapis kayu (inlay,
veneer) bahan penyempurna
perkamen, gading (parchment,
ivory)
bubur kertas (papier-mache)
bahan keranjang/ anyaman
(basket materials)
kolase kertas (decoupage
surface)
korosi/ karat (corrosion)
berjamur, noda (mold, stains)
berjamur, noda (mold, stains) berjamur, melengkung (fungal attack, warping)
cat mengelupas
korosi/ karat, cat mengelupas
lepas/ copot bagian-bagiannya
(detachment)
berjamur/ noda (mold, stains)
melengkung/ gelombang, jamur
(warping, mold)
berjamur/ noda (mold, stains) berjamur (mold)
lepas/ copot, berjamur
(detachment, mold) (finishes)
(flaking paint)
(corrosion, flaking paint)
(basket fibers)
beludru (velvet) perekat kanji (starch)
kulit (leather, skins)
Tabel 3.
Bahan Yang Ser
ing Dirusak Oleh Se
rangga dan Binatang Pengerat
(Materials Commonly Damaged by Insects and Rodents)
Cr
eat
ed b
y P
uji Y
. Subagiy
[
21
]
darkening)
persenyawaan, gelap
(crosslinking, darkening)
mengeras, kering (hardening,
drying)
rapuh, pucat/ pudar
ment, fading)
rapuh, pucat (embrittlement,
fading)
pudar/ pucat (fading)
pucat, kerusakan struktural
(fading, structural damage)
buram, pucat (develops haze,
fading)
pucat/ pudar (fading)
pucat/ pudar (fading)
hancur (deterioration crumbles)
rapuh, pucat (embrittlement,
fading)
pucat (fading)
media cat (paint media)
ancur/ lem nabati (animal
glue)
kulit berbulu, bulu, rambut
(furs, feather, hair)
kulit, kulit olahan (skins,
leather)
pigmen, bahan celup
(pigment, dyes)
sutera, beludru (silk, velvet)
permukaan lak (lacquered
surface)
permukaan cat (painted
surface)
bahan dicelup warna (dyed
materials) karet (rubber)
serat alam
kayu (wood)
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
(natural fibers)
perubahan ukuran, regang, patah
kertas menjadi rapuh, gelap, noda
tekstil ternoda, rapuh
logam menjadi berkarat
serat menjadi lemah, putus
saat kayu mengembang, cat mengelupas
terjadi reaksi elektrokimia (efek galvanis, korosi)
logam berkarat, kain ternoda
logam berkarat, kertas ternoda
logam berkarat, cat mengelupas
tanin (bahan penyamak) pada kulit menyebabkan karat pada logam
Kombinasi Bahan
(Materials Combination)
(Conservation Problems)
Masalah Konservasi
(wood/wood)
(wood/paper)
(wood/textile)
(wood/metal)
(wood/paint)
(metal/metal)
(metal/cloth)
(metal/paper)
(metal/paint)
(metal/leather)
(dimensional changes, stress, breaks)
(paper becames brittle, dark, stained)
(textile became stained, brittle)
(metal corrodes in contact with wood)
(possible electrochemical corrosion)
(metal corrodes, cloth becames stained)
(metal corrodes, paper becames stained)
(tannins in leather can corrode metals)
kayu/ kayu
kayu/ kertas
kayu/ tekstil
kayu/ logam
kayu/ serat alam
kayu/ cat
logam/ logam
logam/ kain
logam/ kertas
logam/ cat
logam/ kulit
logam/ ancur ancur (lem nabati) sedikit bersifat asam, higroskopis & menyebabkan karat logam.
(glue slightly acidic, hydroscopic, can corrode certain metals) (metals/animal glue)
Tabel 5.
Bahan-bahan Reaktif
(Reactive Materials)
(wood/natural fibers) (fibers become weak, break)
(wood expand and contracts, paint flakes)
(metal corrodes, paint flakes)
Cr
eat
ed b
y P
uji Y
. Subagiy
o 2016
Jika kita ambil patokan 50 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda sensitif, dan 200 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda kurang sensitif, maka kita
akan mendapatkan batas maksimum UV : 0.375 μW/cm2(3.75 mW/m2) dan 1.5 μW/cm2(15 mW/m2). Jika jam buka museum/ galeri: 7 jam
dalam sehari, 6 hari dalam seminggu, 52 minggu per tahun (2.184 jam per tahun), maka kita akan mendapatkan dosis maksimum UV per tahun:
Ambron, Emilio
Covarrubias, Miguel
Dooijeward, Willem (1892-1990)
Friend, Donald
Israel, Isaac
Mooijen, P. A. J.
Meier, Theo (1908-1982)
Smit, Arie
Sonnega, Auke C.
Sten, John
Pelukis Asing
(di Bali, dari 1904 - 1967)
1904
>
W. O. J. Nieuwenkamp
1938
>
Willem & Maria Hofker
1927
>
Walter Spies
1941
>
Lee Man-fong (1913-1988)
1935
>
Adrien Jean Le Mayeur
de Merpres (1880 - 1958)
1928
>
Rudolf Bonnet (1895-1978)
1922
>
Rolland Strasser (1895-?)
1915
>
Carel Lodewijk Dake Jr.
(1886-1946)
1952
>
Antonia Blanco (1912 - 1999)
19801970
1960
1950
1940
1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1981 1982 1983 1984 1985
19001904
Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), 1938 - 1942:
Agus Djaya, S. Sudjojono, Emiria Sunassa, Sukirno, Otto DjayaPoesat Tenaga Rakyat (POETERA), 1942 - 1944:
Affandi, K. Yudhokusumo, Ny. Ngendon, Basuki AbdullahW. Spies & Gde A. Sukowati
PITA MAHA (1935)
Keimin Bunka Shidoso (1944)
Otto Djaya, Henk Ngantung, Dullah, Hendra Gunawan.Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Yogya, 1945:
Djajengasmoro, Sindusisworo, Indrosughondo, Prawito.Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI) Medan, 1945:
Ismail Daulay, Nasjah Djamin, Hasan Djafar, Husein. Dr. MoerdowoHimpunan Budaya Surakarta (1945)
Pelukis Rakyat (1947)
Sudjojono, Affandi, Hendra, Soedarso,Sudiardjo, Trubus,
Sasongko, Kusnadi, Sudjono Kerton, Rustamadji, Sumitro, Sajono, Saptoto, C.J. Ali, Juski, Permadi.
Seniman Indonesia Muda (SIM),1946
di Yogyakarta: Affandi, Hendra, Trubus, Dullah, Soedarso, Suromo, Surono, Kartono Yudhokusumo, Basuki Resobowo,
Rusli, Harijadi S., Abdul Salam, D. Joes, Zaini.
SIM pindah dari Yogya ke Solo (1948), anggota tambah Trisno Sumarjo, Oesman Effendi, Sasongko, Suparto, Mardian, Wakijan, Srihadi S.
Gabungan Pelukis Indonesia (1948):
Affandi, Sutiksna, Nasyah Djamin, Handriyo, Zaini,
Sjahri, Nashar, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo.
Sularko
Pelangi di Surakarta (1947 - 1949)
Seniman Muda Indonesia (SEMI), 1946:
di Bukittinggi: Zetka, A.A. Navis, Zanain.
Masa Terisolir dari Negara Luar:
Kanvas dibuat dari blaco/ kertas dan satu tube cat minyak harus bergantian dengan seniman lain
Masa Abdullah Sr. (1878 - 1914)
Wakidi (1889 - 1979), M. Pirngadie (1875 - 1936)
2
3
4
Akademi Senirupa Indonesia di Yogya (1950)
G. Sidharta, Widayat, Edi Sunarso, Rulijati, Muljadi W., Sjahwil, Sunarto Pr., Wardojo, Danarto, Arief Sudarsono
Pameran ASRI - ITB (>1950)
Alibasyah, G. Sidharta, Edhi Sunarso, But Muchtar, Pirous, Sunarso, Yusuf Affendi, Muljadi, Arief Sudarsono, Mudjita, Irsam, Danarto,
Aming Prayitno, Budiani, Bagong Kussudiardjo, Amri Yahya,
Harijadi, Sutanto, Adi Munardi.
REVOLUSI FISIK (1945 - 1949)
Pelukis Asing
Amato, L.
Dezentje, Ernest
Giovanetti, G.
Imandt, Wilhelmus Jean Frederic
Kinsen, Mori Kichigoro (1888-1959)
Koenig, Arthur Johann
Li Shuji (1943 - ?)
Makovsky, Konstantin E. (1839-1915)
Renato, Cristiano
Simonetti
Snel, Han (1925 - 1998)
Talwinski, Igor (1907-1983)
(Lukisan Ada Di Indonesia)
I Gusti Putu Gede
I Gusti Ketut Kobot
Lim Wasim (1929 - 2004)
Mahjuddin S.
Nashar (1928 -1994)
Sobrat, A. A. Gede
Sumardi
Thamdjidin, M.
Wayan Sudana
7
6
[
23
]
terakhir AMS-B di Jakarta. Pada umur 26 tahun, tepatnya pada tahun 1933, Affandi
menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Affandi dan Maryati dikaruniai
seorang putri yang nantinya akan mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu
Kartika.
Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja
sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu
gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih
tertarik pada bidang seni lukis. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu
kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang
dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam
perkembangan seni rupa di Indonesia. Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi)
pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerjasama saling membantu sesama pelukis.
Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat
itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai --yang terdiri dari Ir. Soekarno,
Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur-- memimpin Seksi Kebudayaan Poetera
(Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai
tenaga pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan
Bung Karno.
Sebelum dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang di-
kumandangkan Bung Karno dan Bung Hatta, Affandi aktif membuat poster-poster perjuangan untuk mem-
bangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terhadap kaum kolonialisme Belanda yang ingin kembali
menjajah Indonesia. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan pelukis dan seniman lain yang tergabung dalam
Seksi Kebudayaan Poetera, antara lain: S. Soedjojono, Dullah, Trubus, dan Chairil Anwar. Selanjutnya, Affandi
memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan mendirikan perkumpulan "Seniman Masyarakat" 1945. Perkumpulan
ini akhirnya menjadi "Seniman Indonesia Muda" setelah S. Soedjojono juga pindah ke Yogyakarta. Pada tahun
1947, Affandi mendirikan "Pelukis Rakyat" bersama Hendra Gunawan dan Kusnadi, untuk memberikan
kesempatan belajar kepada angkatan muda yang haus mendapatkan pendidikan dan praktek seni lukis. Lalu pada
tahun 1948, Affandi pindah kembali ke Jakarta dan turut mendirikan perkumpulan "Gabungan Pelukis Indonesia".
Tidak lama setelah itu, yaitu pada tahun 1949, Affandi mendapat Grant dari pemerintah India dan tinggal
selama 2 tahun di India. Di sana, Affandi melakukan aktivitas melukisnya dan juga mengadakan pameran di
kota-kota besar hingga tahun 1951 di India. Selanjutnya, Affandi mengadakan pameran keliling di negara-negara
Eropa, diantaranya London, Amsterdam, Brussel, Paris dan Roma. Affandi juga ditunjuk oleh pemerintah Indonesia
untuk mewakili Indonesia dalam pameran Internasional (Biennale Exhibition) tiga kali berturut-turut, yaitu di Brasil
(1952), di Venice (Italia - 1954), dan di Sao Paulo (1956). Di Venice, Italia, Affandi berhasil memenangkan hadiah.
Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya
yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat
proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses
penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain
garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya.
Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang
yang lewat. Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan
pengemis itu. Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan
sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan.
Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang
menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis. Dinamika itu
juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari
plototan
tube cat yang
menghasilkan kekuatan ekspresi.
0001
1. Nomor Inv.:
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
3. Judul :
4. Seniman:
Tema:
Potret Adam Malik
Potret
Basuki Abdullah
C. FOTO
No. Sampel:
Tempat Sample
No. Foto:
F
O
T
O
D
EPA
N
S
e
s
uda
h P
e
ra
w
a
ta
n
F. KETERANGAN TAMBAHAN
1. Catatan Pengamatan Visual:
2. Catatan Pengamatan Teknis:
D
e
ta
il O
b
je
k
/
L
u
ki
s
an
B
el
akan
g
De
ta
il
T
a
nda
ta
nga
n
1. Kondisi:
1. Jenis Tenunan :
2. Kerapatan Tenunan:
3. Jumlah Benang:
4. Arah Pilinan:
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:
7. Keterangan Kanvas: