• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISK MANAGEMENT MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Topik Khusus Dosen : Yogi Ginanjar, SE., AAk Disusun Oleh : Dina Ariandari (14.06.1.0075) Ivone Tianty Dewi (14.06.1.0085) Pipin Arpini (14.06.1.0094) (Kelompok 6 Kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RISK MANAGEMENT MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Topik Khusus Dosen : Yogi Ginanjar, SE., AAk Disusun Oleh : Dina Ariandari (14.06.1.0075) Ivone Tianty Dewi (14.06.1.0085) Pipin Arpini (14.06.1.0094) (Kelompok 6 Kelas"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RISK MANAGEMENT

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Topik Khusus

Dosen : Yogi Ginanjar, SE., AAk

Disusun Oleh :

Dina Ariandari (14.06.1.0075) Ivone Tianty Dewi (14.06.1.0085)

Pipin Arpini (14.06.1.0094)

(Kelompok 6 Kelas Akuntansi C)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAJALENGKA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada

kelompok kami, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Tugas Akuntansi

Topik Khusus yang berjudul “RISK MANAGEMENT “.

Kami menyadari tentunya dalam penyusunan atau pembuatan makalah ini

masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bentuk. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk

menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang. Kami ucapkan banyak

terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah

ini. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan

motivasi dan semangat yang tinggi terhadap Mata Kuliah Akuntansi Topik

Khusus.

Majalengka, Mei 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.3.1 Maksud...3

1.3.2 Tujuan ...3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Risk Management...4

2.2 Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan...5

2.3 Tahapan Risk Management...6

2.4 Fungsi Pokok Risk Management...9

2.5 Tujuan Penerapan Risk Management...9

2.6 Prinsip Dasar Risk Management...10

2.7 Strategi Tata Kelola Risk Management...13

BAB III CONTOH KASUS 3.1 Sejarah PT. Pyridam Farma Tbk...14

3.2 Penerapan Risk Management Pada PT. Pyridam Farma Tbk...16

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah

sering kali mendengar kata risiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Risiko

merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai

macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, risiko

terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita

menanggung kerugian jika risiko - risiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.

Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat

mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami

dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan

memperluas keuntungan kompetitif organisasi.

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau

tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang

tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut

Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan

dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang

menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam

beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam

perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret

(5)

Oleh sebab itu risiko sangat perlu diolah karena risiko mengandung biaya

yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu

yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah

kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu

setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat

kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama

beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya

pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang

akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan

partner bisnis tersebut.

Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko.

Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya risiko

lingkungan yang cepat berubah, mengembangkan corporate governance,

mengoptimalkan stategic management, mengamankan sumber daya dan asset

yang dimiliki organisasi dan mengurangi reative decision making dari

manajemen punjak.

1.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Risk Management ?

2. Apa saja Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan ?

3. Apa saja Tahapan Risk Management ?

(6)

5. Apa saja Tujuan Penerapan Risk Management ?

6. Apa saja Prinsip Dasar Risk Management ?

7. Bagaimana Strategi Tata Kelola Risk Management?

1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud

Maksud dari penulisan dan penyusunan makalah ini diantaranya ialah :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas Akuntansi Topik Khusus.

2. Untuk memahami dan memperjelas materi tentang Risk Management

(Manajemen Risiko).

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan dan penyusunan laporan ini diantaranya ialah :

1. Untuk mengetahui Pengertian Risk Management

2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan

3. Untuk mengetahui Tahapan Risk Management

4. Untuk mengetahui Fungsi Pokok Risk Management

5. Untuk mengetahui Tujuan Penerapan Risk Management

6. Untuk mengetahui Prinsip Dasar Risk Management

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Risk Management

Istilah Risk (Risiko) memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan

kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan

dan sasaran organisasi. Manajemen risiko juga dapat diartikan sebagai suatu

pendekatan yang terstruktur atau metodologi dalam upaya mengelola

ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia

termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan

mengatasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan

sumberdaya. Dalam manajemen risiko, strategi yang dapat diambil untuk

mengatasi masalah ini antara lain dengan memindahkan risiko kepada pihak lain,

menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian

atau semua konsekuensi risiko tertentu.

Manajemen Risiko menurut Djohanputro (2008) Manajemen risiko

merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur,

memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan

mengendalikan penanganan risiko.

Manajemen Risiko menurut Australia/New Zealand Standards (1999).

Manajemen Risiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam

mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan

mengkomunikasikan Risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi

(8)

memaksimumkan kesempatan. Implementasi dari manajemen risiko ini membantu

perusahaan dalam mengidentifikasi Risiko sejak awal dan membantu membuat

keputusan untuk mengatasi Risiko tersebut.

Manajemen Risiko menurut Fahmi (2010) Manajemen risiko adalah suatu

bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan

ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan

berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.

Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko - risiko yang timbul oleh

penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran

maupun kematian). Manajemen risiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus

pada risiko yang bisa dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen

keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi

risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada

tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat

Dapat simpulkan bahwa manajemen risiko adalah suatu proses

pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko

yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.

2.2 Dasar Hukum Penerapan Risk Management

Dasar Hukum Penerapan Risk Management diantaranya yaitu :

Peraturan menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.

Pasal 25

(9)

(2) Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG.

(3) Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan dengan : a. Membentuk unit kerja tersendiri yang ada di bawah direksi

b. Atau memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko.

(4) Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen risiko dan penanganannya bersamaan dengan laporan berkala perusahaan.

2.3 Tahapan Risk Management

Tahapan risk management terdiri dari:

1) Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko merupakan tahap awal dari manajemen risiko. Tahap ini

berkenaan dengan penemuan risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek.

Metode identifikasi risiko yaitu :

a. Analisis data historis : Menggunakan berbagai informasi dan data yang

tersedia dalam perusahaan mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi.

Contoh dari data kepegawaian, dapat diketahui bahwa perusahaan

menghadapi risiko kehilangan

b. Pengamatan dan survei : Melakukan investigasi atau pencarian data

langsung di tempat kejadian. Contoh dengan mengamati proses produksi,

dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi risiko lampu mati

c. Pengacuan (benchmarking) : Mencari informasi tentang risiko di tempat

atau perusahaan lain. Contohnya, dari berita di media massa, dapat diketahui

bahwa eskalator berisiko menyebabkan anak-anak terjepit

d. Pendapat ahli : Mencari informasi dari ahli di bidang risiko tertentu.

Contohnya dari bertanya pada dokter, dapat diketahui bahwa orang dengan

(10)

2) Analisis, Evaluasi dan Pengukuran Risiko

a. Analisis risiko

Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang

akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan

kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).

b. Evaluasi risiko

Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung

pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.

Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:

1. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.

2. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.

3. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter

biaya ataupun parameter lainnya.

4. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

c. Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya risiko

yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang

dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari risiko terhadap kinerja

perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko, risiko mana yang paling

relevan. Manfaat pengukuran risiko yaitu :

(11)

b. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh manajer risiko

dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat

diterima/ paling baik dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko.

3) Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan

dari kerugian dan Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi

yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer

risiko, dan lain-lain. Pengendalian risiko dijalankan dengan metode berikut :

a. Menghindari risiko

b. Mengendalikan risiko

c. Pemisahan

d. Kombinasi atau pooling

e. Pemindahan risiko

Dalam Pengendalian risiko terbagi menjadi dua yaitu :

a) Pengendalian fisik (risiko dihilangkan/diminimalisir) : menghilangkan

risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian.

Contoh : dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan

dibatasi maksimum 60km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan

upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian.

b) Pengendalian finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer) : menahan risiko

berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya dengan

cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian

(12)

dengan memindahkan kerugian/risiko yang mungkin terjadi kepada pihak

lain, contohnya mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi.

2.4 Fungsi pokok Risk Management

a) Menemukan kerugian potensial : mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh organisasi.

b) Mengevaluasi kerugian potensial : mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan keparahan kerugian

c) Menentukan cara penanggulangan risiko : agar suatu organisasi dapat menentukan cara apa yang dapat dilakukan dan tepat untuk menangani risiko. Apakah itu dengan mengurangi, mencegah, meretensi/menahan diri, menghindari dan memindahkan kerugian kepada pihak lain.

2.5 Tujuan Penerapan Risk Management Tujuan Penerapan Manajemen Risiko yaitu :

a. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat

pencapaian tujuan perusahaan dan mengamankan aset perusahaan yang

meliputi sumber daya manusia, modal, aktiva, dan reputasi.

b. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko

yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.

c. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko

kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan

bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan.

d. Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam

menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai

perusahaan.

e. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko

dan pentingnya pengelolaan risiko.

(13)

manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen

risiko secara terus menerus dan berkesinambungan.

2.6 Prinsip Dasar Risk Management

Prinsip yang harus dipatuhi di dalam mengembangkan dan menerapkan

suatu model Manajemen Risiko. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Transparansi

Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada suatu

aktivitas, khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko yang

tersembunyi/disembunyikan akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan, per

definisi, tidak akan dapat dikelola dengan baik.

2. Pengukuran yang Akurat

Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep Manajemen Risiko, dan

mensyaratkan investasi berkesinambungan untuk berbagai teknik dan alat yang

akan digunakan sebagai syarat dari proses Manajemen Risiko yang kuat.

3. Informasi Berkualitas yang Tepat Waktu

Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas

keputusan yang diambil. Sebaliknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa membawa

manajemen pada suatu keputusan yang berisiko fatal.

4. Diversifikasi

Sistem Manajemen Risiko yang baik menempatkan konsep diversifikasi

(14)

yang konstan dan konsisten. Asumsinya adalah bahwa konsentrasi (Risiko) dapat

muncul setiap saat seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi di dunia.

5. Independensi

Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok Manajemen

Risiko yang independen makin dianggap sebagai suatu keharusan. Prinsip ini

tidak sekedar berbicara tentang kewenangan dan level tanggung jawab dari

kelompok Manajemen Risiko dan kelompok/unit lainnya dalam perusahaan,

melainkan juga tentang tentang visi perusahaan dan kualitas interrelasi antara

kelompok Manajemen Risiko dengan kelompok/unit lainnya, dan juga antar

kelompok/unit yang melaksanakan transaksi dengan mengambil risiko tertentu.

6. Pola Keputusan yang Disiplin

Porsi sains dalam konsep Manajemen Risiko memang telah memberikan

banyak kontribusi bagi kemampuan Manajemen Risiko dalam melakukan

pengukuran risiko namun kualitas keputusan tetap saja tergantung pada

bagaimana manajemen memutuskan cara terbaik untuk menggunakan alat/teknik

tertentu dan memahami keterbatasan yang dimiliki oleh alat/teknik tersebut.

7. Kebijakan

Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen Risiko suatu

perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual & Procedure yang

jelas. Policy harus secara jelas menjabarkan dan mendefiniskan filosofi

Manajemen Risiko perusahaan dan menyediakan keseluruhan pendekatan yang

(15)

baik untuk pihak internal maupun untuk pihak eksternal seperti regulator dan para

analis.

Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam menyusun

suatu kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang handal. Lebih jauh,

prinsip-prinsip tersebut juga akan menjadi penentu keberhasilan dari penerapan

model Manajemen Risiko dalam suatu perusahaan. Tanpa pemahaman mendalam

serta konsistensi dalam menggunakan prinsip-prinsip tersebut, maka penyusunan

dan penerapan suatu model Manajemen Risiko tidak akan memberikan nilai

tambah yang seharusnya dapat diperoleh.

2.7 Strategi Tata Kelola Risk Management

Untuk mencapai tujuan penerapan manajemen risiko, perusahaan menetapkan strategi sebagai berikut:

1. Menjadikan manajemen risiko sebagai budaya perusahaan dan menjadikan menajemen risiko sebagai bagian yang integral dalam pelaksanaan usaha perusahaan dan pemgambilan keputusan;

2. Memantau lingkungan internal dan eksternal untuk mengidentifikasi risiko yang ada dan memberikan penanganan yang sesuai dan tepat;

3. Secara periodik dan sesuai kebutuhan, mengkonsultasikan manajemen risiko secara terbuka dengan pihak internal dan mengkomunikasikannya, bila perlu, kepada pihak eksternal mengenai hal-hal yang terkait risiko;

4. Mempunyai sistem yang memadai dan dapat membantu manajemen mengidentifikasi, mencatat dan memantau setiap kegiatan manajemen risiko yang potensial terjadi di seluruh kegiatan usaha perusahaan;

(16)

BAB III CONTOH KASUS

3.1 Sejarah PT. Pyridam Farma Tbk. (PYFA)

PT. Pyridam Farma Tbk. didirikan pada tanggal 27 November 1976

berdasarkan Akta Notaris No. 31 yang dibuat oleh Notaris Tan Tiong Kle dan

disahkan oleh kementrian kehakiman indonesia melalui surat keputusan No. YA

5/118/3 tertanggal 17 Maret 1977 dengan nama PT. Pyridam. Pengesahan

pendirian PT. Pyridam telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

No. 102, Suplemen No. 801 tertanggal 23 Desember 1977.

Perseroan dibentuk oleh para pendiri dengan tujuan utama untuk

memproduksi dan memasarkan produk veteriner. Pada tahun 1985 perseroan

mulai memproduksi produk farmasi dan pada tanggal 1 Februari 1993, PT.

Pyridam Veteriner didirikan untuk memisahkan kegiatan produksi fermasi dan

kegiatan produk veteriner. Fasilitas produksi perseroan dibangun pada Tahun

1995 dan mulai dioperasikan pada tahun 2001.

PT. Pyridam Farma Tbk. (PYFA) beroperasi dalam produksi obat-obatan

modern dan tradisional. PYFA memproduksi berbagai macam produk yaitu,

(17)

erat untuk membantu petani untuk mengembangkan peternakan canggih pada

waktu itu. PYFA tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 2001 pada Papan

Pengembangan. Perusahaan didirikan pada tahun 1976 dan berpusat di Jakarta.

PT. Pyridam Farma Tbk. adalah perusahaan publik yang bergerak dibidang

usaha industry farmasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan komitmen PT.

Pyridam Farma Tbk. terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut adalah

dengan disusunnya Management Risiko Manual yang merupakan Pedoman Tata

Laksana Pengendalian Risiko Perusahaan.

PT. Pyridam pada awalnya hanya sebagai distributor obat veteriner

(obat-obat hewan), setelah itu PT. Pyridam mulai memproduksi sendiri produk veteriner

untuk membantu para peternak untuk mengembangkan usaha mereka. Setelah 9

tahun berdiri, PT. Pyridam mulai mengembangkan usahanya dengan

memproduksi produk-produk farmasi.

Pada tahun 1993, didirikanlah PT Pyridam Veteriner yang terfokus pada

produksi Veterinary. Sedangkan PT. Pyridam tetap fokus pada bidang farmasi

sepeti memproduksi obat-obatan yang resepkan oleh dokter.

Pada tahun 1994, produk usaha yang dijalankan oleh PT. Pyridam telah

mendapatkan penghargaan dari departemen pertanian berupa gelar “Partner With

Good Performance”, atas usahanya membantu peternak dengan memproduksi

obat-obat hewan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Pemberlakuan AFTA pada tahun 2008, menjadi pemicu bagi PT. Pyridam

Farma, Tbk untuk menguasai pasar regional dengan produk-produk yang

(18)

mulai memasarkan produknya ke hongkong diantaranya Famotidin dan

Clindamisin HCl.

Perseroan memotivasi setiap karyawan untuk berbuat dan meraih

kesuksesan pada jabatan yang dipegangnya, baik di departemen produksi,

operasional maupun pemasaran. Setiap karyawan diharapkan dapat melakukan

tugasnya dengan penuh keleluasaan namun masih dalam koridor peraturan

perseroan yang ada. Kreatifitas setiap individu sangat dihargai.

Pada tahun 2010 yang lalu, SGS United Kingdom Ltd melakukan

assessment dan menganugerahkan sertifikat ISO 9001-2008 kepada PT Pyridam

Farma Tbk. Ini menunjukan bahwa perseroan memiliki komitmen yang tinggi

untuk mempertahankan dan meningkatkan pedoman kerja serta secara konsisten

melaksanakannya sesuai yang berlaku di dunia internasional. Sertifikasi ini

merupakan peningkatan dari sertifikasi ISO 9001-2000 yang telah diperoleh oleh

perseroan sejak tahun 2005.

3.2 Penerapan Risk Management Pada PT. Pyridam Farma Tbk

PT. Pyridam Farma Tbk. adalah perusahaan publik yang bergerak dibidang

usaha industry farmasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan komitmen PT.

Pyridam Farma Tbk. terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut adalah

dengan disusunnya Management Risiko Manual yang merupakan Pedoman Tata

Laksana Pengendalian Risiko Perusahaan.

PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber

(19)

yang menjadi kendala pencapaian tujuan perusahaan, maka diperlukan Risk

Management Standard yang wajib dilaksanakan oleh seluruh Manajemen dan

Karyawan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Peningkatan seluruh aktivitas dengan menggunakan metoda yang terbaik

dalam pengelolaan perusahaan berdasarkan Manajemen Risiko;

2. Menjadikan Manajemen Risiko sebagai bagian integral dalam proses

pengambilan keputusan;

3. Minimalisasi risiko yang menjadi kendala operasi perusahaan,

membahayakan sumber daya manusia dan merusak harta benda maupun

lingkungan dengan menerapkan program yang terstruktur;

4. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia untuk menerapkan

manajemen resiko secara efektif;

5. Peningkatan penerapan manajemen resiko secara terus menerus. Pimpinan

manajemen, di seluruh tingkatan, bertanggung jawab atas dilaksanakannya

(20)

BAB IV KESIMPULAN

Manajemen Risiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam

penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan,

keluarga dan masyarakat. Jadi Manajemen Risiko mencakup kegiatan

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi

program penanggulangan risiko. Fokus manajemen risiko ini adalah mengenal

pasti risiko dan mengambil tindakan yang tepat terhadap risiko, yang tujuannya

adalah secara terus menerus menciptakan atau menambah nilai maksimum kepada

semua kegiatan organisasi. Memahami risiko bertujuan untuk mengelola risiko.

Pengelolaan akan dapat berjalan dengan baik apabila diketahui apakah itu risiko.

Besar kecilnya risiko akan menjadi prioritas dalam menetapkan kebijakan

pengelolaan risiko

Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko

yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau

yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak

lain,menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko.

Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan

kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan organisasi. Pada

(21)

dimiliki dan proses operasi termasuk pengendalian. Manajemen risiko diperlukan

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Bessis, joel (1998) Risk Management in Banking, John Wiley & Sons

Ltd., West Sussex, England.

The Risk Metrics Group (1998), Exploring Risk and Managing Risk.

http://www.speotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko.html

http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-risiko-menurut.html#UYH9GWr74nA

http://hovidintkj.blogspot.com/2011/11/makalah-manajemen-risiko.html

http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah-manajemen-risiko/

Referensi

Dokumen terkait

Globalisasi tidak hanya memberikan berjuta manfaat untuk kita semua, melainkan juga terdapat dampak negatifnya, salah satunya adalah arus informasi yang tak terkendali.. Tidak

Berdasarkan hasil dari penelitian ini mengenai Gaya Kepemimpinan Direktif yang diteliti dengan 4 item yaitu Pimpinan selalu memberikan penjelasan tugas yang akan

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh teknik Mind Mapping terhadap motivasi dan hasil belajar matematika pada materi garis dan sudut siswa kelas VII di SMPN

Kesepakatan pembagaian keuntungan atau nisbah harus dinyatakan pada waktu kontrak. Dalam hal ini, juga perlu disepakati dasar bagi hasil yang akan digunakan. Nisbah adalah

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kelompok Bank Nagari Wilayah Bukittinggi dan Agam. Dari struktur analisis jalur akan dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat

Dengan pola pergerakan sebagaimana telah diperlihatkan sebelumnya (Gambar 6), dapat diprediksikan pada tahun 2018, kinerja simpang bersinyal (bentuk bundaran) untuk

Dari hasil simulasi dan analisa tentang identifikasi foramen mentale dengan metode thresholding perhitungan Discriminant Analysis yang telah diuraikan maka dapat

“1) membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan, 2) melatih