RISK MANAGEMENT
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Topik Khusus
Dosen : Yogi Ginanjar, SE., AAk
Disusun Oleh :
Dina Ariandari (14.06.1.0075) Ivone Tianty Dewi (14.06.1.0085)
Pipin Arpini (14.06.1.0094)
(Kelompok 6 Kelas Akuntansi C)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAJALENGKA
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada
kelompok kami, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Tugas Akuntansi
Topik Khusus yang berjudul “RISK MANAGEMENT “.
Kami menyadari tentunya dalam penyusunan atau pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bentuk. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang. Kami ucapkan banyak
terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan
motivasi dan semangat yang tinggi terhadap Mata Kuliah Akuntansi Topik
Khusus.
Majalengka, Mei 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Identifikasi Masalah...2
1.3 Maksud dan Tujuan...3
1.3.1 Maksud...3
1.3.2 Tujuan ...3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Risk Management...4
2.2 Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan...5
2.3 Tahapan Risk Management...6
2.4 Fungsi Pokok Risk Management...9
2.5 Tujuan Penerapan Risk Management...9
2.6 Prinsip Dasar Risk Management...10
2.7 Strategi Tata Kelola Risk Management...13
BAB III CONTOH KASUS 3.1 Sejarah PT. Pyridam Farma Tbk...14
3.2 Penerapan Risk Management Pada PT. Pyridam Farma Tbk...16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah
sering kali mendengar kata risiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Risiko
merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai
macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, risiko
terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita
menanggung kerugian jika risiko - risiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.
Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami
dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan
memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut
Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan
dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam
beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
Oleh sebab itu risiko sangat perlu diolah karena risiko mengandung biaya
yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu
yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah
kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu
setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat
kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama
beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya
pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang
akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan
partner bisnis tersebut.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko.
Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya risiko
lingkungan yang cepat berubah, mengembangkan corporate governance,
mengoptimalkan stategic management, mengamankan sumber daya dan asset
yang dimiliki organisasi dan mengurangi reative decision making dari
manajemen punjak.
1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Risk Management ?
2. Apa saja Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan ?
3. Apa saja Tahapan Risk Management ?
5. Apa saja Tujuan Penerapan Risk Management ?
6. Apa saja Prinsip Dasar Risk Management ?
7. Bagaimana Strategi Tata Kelola Risk Management?
1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud
Maksud dari penulisan dan penyusunan makalah ini diantaranya ialah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas Akuntansi Topik Khusus.
2. Untuk memahami dan memperjelas materi tentang Risk Management
(Manajemen Risiko).
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan dan penyusunan laporan ini diantaranya ialah :
1. Untuk mengetahui Pengertian Risk Management
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan
3. Untuk mengetahui Tahapan Risk Management
4. Untuk mengetahui Fungsi Pokok Risk Management
5. Untuk mengetahui Tujuan Penerapan Risk Management
6. Untuk mengetahui Prinsip Dasar Risk Management
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Risk Management
Istilah Risk (Risiko) memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Manajemen risiko juga dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan yang terstruktur atau metodologi dalam upaya mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mengatasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan
sumberdaya. Dalam manajemen risiko, strategi yang dapat diambil untuk
mengatasi masalah ini antara lain dengan memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen Risiko menurut Djohanputro (2008) Manajemen risiko
merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur,
memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan
mengendalikan penanganan risiko.
Manajemen Risiko menurut Australia/New Zealand Standards (1999).
Manajemen Risiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam
mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan
mengkomunikasikan Risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi
memaksimumkan kesempatan. Implementasi dari manajemen risiko ini membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi Risiko sejak awal dan membantu membuat
keputusan untuk mengatasi Risiko tersebut.
Manajemen Risiko menurut Fahmi (2010) Manajemen risiko adalah suatu
bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan
ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan
berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko - risiko yang timbul oleh
penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran
maupun kematian). Manajemen risiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus
pada risiko yang bisa dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi
risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat
Dapat simpulkan bahwa manajemen risiko adalah suatu proses
pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko
yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
2.2 Dasar Hukum Penerapan Risk Management
Dasar Hukum Penerapan Risk Management diantaranya yaitu :
Peraturan menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.
Pasal 25
(2) Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG.
(3) Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan dengan : a. Membentuk unit kerja tersendiri yang ada di bawah direksi
b. Atau memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko.
(4) Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen risiko dan penanganannya bersamaan dengan laporan berkala perusahaan.
2.3 Tahapan Risk Management
Tahapan risk management terdiri dari:
1) Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan tahap awal dari manajemen risiko. Tahap ini
berkenaan dengan penemuan risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek.
Metode identifikasi risiko yaitu :
a. Analisis data historis : Menggunakan berbagai informasi dan data yang
tersedia dalam perusahaan mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi.
Contoh dari data kepegawaian, dapat diketahui bahwa perusahaan
menghadapi risiko kehilangan
b. Pengamatan dan survei : Melakukan investigasi atau pencarian data
langsung di tempat kejadian. Contoh dengan mengamati proses produksi,
dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi risiko lampu mati
c. Pengacuan (benchmarking) : Mencari informasi tentang risiko di tempat
atau perusahaan lain. Contohnya, dari berita di media massa, dapat diketahui
bahwa eskalator berisiko menyebabkan anak-anak terjepit
d. Pendapat ahli : Mencari informasi dari ahli di bidang risiko tertentu.
Contohnya dari bertanya pada dokter, dapat diketahui bahwa orang dengan
2) Analisis, Evaluasi dan Pengukuran Risiko
a. Analisis risiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang
akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan
kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
b. Evaluasi risiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung
pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
1. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
2. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
3. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter
biaya ataupun parameter lainnya.
4. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.
c. Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya risiko
yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang
dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari risiko terhadap kinerja
perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko, risiko mana yang paling
relevan. Manfaat pengukuran risiko yaitu :
b. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh manajer risiko
dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat
diterima/ paling baik dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko.
3) Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan
dari kerugian dan Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi
yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer
risiko, dan lain-lain. Pengendalian risiko dijalankan dengan metode berikut :
a. Menghindari risiko
b. Mengendalikan risiko
c. Pemisahan
d. Kombinasi atau pooling
e. Pemindahan risiko
Dalam Pengendalian risiko terbagi menjadi dua yaitu :
a) Pengendalian fisik (risiko dihilangkan/diminimalisir) : menghilangkan
risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian.
Contoh : dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan
dibatasi maksimum 60km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan
upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian.
b) Pengendalian finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer) : menahan risiko
berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya dengan
cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian
dengan memindahkan kerugian/risiko yang mungkin terjadi kepada pihak
lain, contohnya mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi.
2.4 Fungsi pokok Risk Management
a) Menemukan kerugian potensial : mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh organisasi.
b) Mengevaluasi kerugian potensial : mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan keparahan kerugian
c) Menentukan cara penanggulangan risiko : agar suatu organisasi dapat menentukan cara apa yang dapat dilakukan dan tepat untuk menangani risiko. Apakah itu dengan mengurangi, mencegah, meretensi/menahan diri, menghindari dan memindahkan kerugian kepada pihak lain.
2.5 Tujuan Penerapan Risk Management Tujuan Penerapan Manajemen Risiko yaitu :
a. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat
pencapaian tujuan perusahaan dan mengamankan aset perusahaan yang
meliputi sumber daya manusia, modal, aktiva, dan reputasi.
b. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko
yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.
c. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko
kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan
bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan.
d. Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam
menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai
perusahaan.
e. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko
dan pentingnya pengelolaan risiko.
manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen
risiko secara terus menerus dan berkesinambungan.
2.6 Prinsip Dasar Risk Management
Prinsip yang harus dipatuhi di dalam mengembangkan dan menerapkan
suatu model Manajemen Risiko. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Transparansi
Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada suatu
aktivitas, khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko yang
tersembunyi/disembunyikan akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan, per
definisi, tidak akan dapat dikelola dengan baik.
2. Pengukuran yang Akurat
Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep Manajemen Risiko, dan
mensyaratkan investasi berkesinambungan untuk berbagai teknik dan alat yang
akan digunakan sebagai syarat dari proses Manajemen Risiko yang kuat.
3. Informasi Berkualitas yang Tepat Waktu
Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas
keputusan yang diambil. Sebaliknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa membawa
manajemen pada suatu keputusan yang berisiko fatal.
4. Diversifikasi
Sistem Manajemen Risiko yang baik menempatkan konsep diversifikasi
yang konstan dan konsisten. Asumsinya adalah bahwa konsentrasi (Risiko) dapat
muncul setiap saat seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi di dunia.
5. Independensi
Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok Manajemen
Risiko yang independen makin dianggap sebagai suatu keharusan. Prinsip ini
tidak sekedar berbicara tentang kewenangan dan level tanggung jawab dari
kelompok Manajemen Risiko dan kelompok/unit lainnya dalam perusahaan,
melainkan juga tentang tentang visi perusahaan dan kualitas interrelasi antara
kelompok Manajemen Risiko dengan kelompok/unit lainnya, dan juga antar
kelompok/unit yang melaksanakan transaksi dengan mengambil risiko tertentu.
6. Pola Keputusan yang Disiplin
Porsi sains dalam konsep Manajemen Risiko memang telah memberikan
banyak kontribusi bagi kemampuan Manajemen Risiko dalam melakukan
pengukuran risiko namun kualitas keputusan tetap saja tergantung pada
bagaimana manajemen memutuskan cara terbaik untuk menggunakan alat/teknik
tertentu dan memahami keterbatasan yang dimiliki oleh alat/teknik tersebut.
7. Kebijakan
Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen Risiko suatu
perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual & Procedure yang
jelas. Policy harus secara jelas menjabarkan dan mendefiniskan filosofi
Manajemen Risiko perusahaan dan menyediakan keseluruhan pendekatan yang
baik untuk pihak internal maupun untuk pihak eksternal seperti regulator dan para
analis.
Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam menyusun
suatu kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang handal. Lebih jauh,
prinsip-prinsip tersebut juga akan menjadi penentu keberhasilan dari penerapan
model Manajemen Risiko dalam suatu perusahaan. Tanpa pemahaman mendalam
serta konsistensi dalam menggunakan prinsip-prinsip tersebut, maka penyusunan
dan penerapan suatu model Manajemen Risiko tidak akan memberikan nilai
tambah yang seharusnya dapat diperoleh.
2.7 Strategi Tata Kelola Risk Management
Untuk mencapai tujuan penerapan manajemen risiko, perusahaan menetapkan strategi sebagai berikut:
1. Menjadikan manajemen risiko sebagai budaya perusahaan dan menjadikan menajemen risiko sebagai bagian yang integral dalam pelaksanaan usaha perusahaan dan pemgambilan keputusan;
2. Memantau lingkungan internal dan eksternal untuk mengidentifikasi risiko yang ada dan memberikan penanganan yang sesuai dan tepat;
3. Secara periodik dan sesuai kebutuhan, mengkonsultasikan manajemen risiko secara terbuka dengan pihak internal dan mengkomunikasikannya, bila perlu, kepada pihak eksternal mengenai hal-hal yang terkait risiko;
4. Mempunyai sistem yang memadai dan dapat membantu manajemen mengidentifikasi, mencatat dan memantau setiap kegiatan manajemen risiko yang potensial terjadi di seluruh kegiatan usaha perusahaan;
BAB III CONTOH KASUS
3.1 Sejarah PT. Pyridam Farma Tbk. (PYFA)
PT. Pyridam Farma Tbk. didirikan pada tanggal 27 November 1976
berdasarkan Akta Notaris No. 31 yang dibuat oleh Notaris Tan Tiong Kle dan
disahkan oleh kementrian kehakiman indonesia melalui surat keputusan No. YA
5/118/3 tertanggal 17 Maret 1977 dengan nama PT. Pyridam. Pengesahan
pendirian PT. Pyridam telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 102, Suplemen No. 801 tertanggal 23 Desember 1977.
Perseroan dibentuk oleh para pendiri dengan tujuan utama untuk
memproduksi dan memasarkan produk veteriner. Pada tahun 1985 perseroan
mulai memproduksi produk farmasi dan pada tanggal 1 Februari 1993, PT.
Pyridam Veteriner didirikan untuk memisahkan kegiatan produksi fermasi dan
kegiatan produk veteriner. Fasilitas produksi perseroan dibangun pada Tahun
1995 dan mulai dioperasikan pada tahun 2001.
PT. Pyridam Farma Tbk. (PYFA) beroperasi dalam produksi obat-obatan
modern dan tradisional. PYFA memproduksi berbagai macam produk yaitu,
erat untuk membantu petani untuk mengembangkan peternakan canggih pada
waktu itu. PYFA tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 2001 pada Papan
Pengembangan. Perusahaan didirikan pada tahun 1976 dan berpusat di Jakarta.
PT. Pyridam Farma Tbk. adalah perusahaan publik yang bergerak dibidang
usaha industry farmasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan komitmen PT.
Pyridam Farma Tbk. terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut adalah
dengan disusunnya Management Risiko Manual yang merupakan Pedoman Tata
Laksana Pengendalian Risiko Perusahaan.
PT. Pyridam pada awalnya hanya sebagai distributor obat veteriner
(obat-obat hewan), setelah itu PT. Pyridam mulai memproduksi sendiri produk veteriner
untuk membantu para peternak untuk mengembangkan usaha mereka. Setelah 9
tahun berdiri, PT. Pyridam mulai mengembangkan usahanya dengan
memproduksi produk-produk farmasi.
Pada tahun 1993, didirikanlah PT Pyridam Veteriner yang terfokus pada
produksi Veterinary. Sedangkan PT. Pyridam tetap fokus pada bidang farmasi
sepeti memproduksi obat-obatan yang resepkan oleh dokter.
Pada tahun 1994, produk usaha yang dijalankan oleh PT. Pyridam telah
mendapatkan penghargaan dari departemen pertanian berupa gelar “Partner With
Good Performance”, atas usahanya membantu peternak dengan memproduksi
obat-obat hewan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Pemberlakuan AFTA pada tahun 2008, menjadi pemicu bagi PT. Pyridam
Farma, Tbk untuk menguasai pasar regional dengan produk-produk yang
mulai memasarkan produknya ke hongkong diantaranya Famotidin dan
Clindamisin HCl.
Perseroan memotivasi setiap karyawan untuk berbuat dan meraih
kesuksesan pada jabatan yang dipegangnya, baik di departemen produksi,
operasional maupun pemasaran. Setiap karyawan diharapkan dapat melakukan
tugasnya dengan penuh keleluasaan namun masih dalam koridor peraturan
perseroan yang ada. Kreatifitas setiap individu sangat dihargai.
Pada tahun 2010 yang lalu, SGS United Kingdom Ltd melakukan
assessment dan menganugerahkan sertifikat ISO 9001-2008 kepada PT Pyridam
Farma Tbk. Ini menunjukan bahwa perseroan memiliki komitmen yang tinggi
untuk mempertahankan dan meningkatkan pedoman kerja serta secara konsisten
melaksanakannya sesuai yang berlaku di dunia internasional. Sertifikasi ini
merupakan peningkatan dari sertifikasi ISO 9001-2000 yang telah diperoleh oleh
perseroan sejak tahun 2005.
3.2 Penerapan Risk Management Pada PT. Pyridam Farma Tbk
PT. Pyridam Farma Tbk. adalah perusahaan publik yang bergerak dibidang
usaha industry farmasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan komitmen PT.
Pyridam Farma Tbk. terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut adalah
dengan disusunnya Management Risiko Manual yang merupakan Pedoman Tata
Laksana Pengendalian Risiko Perusahaan.
PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber
yang menjadi kendala pencapaian tujuan perusahaan, maka diperlukan Risk
Management Standard yang wajib dilaksanakan oleh seluruh Manajemen dan
Karyawan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Peningkatan seluruh aktivitas dengan menggunakan metoda yang terbaik
dalam pengelolaan perusahaan berdasarkan Manajemen Risiko;
2. Menjadikan Manajemen Risiko sebagai bagian integral dalam proses
pengambilan keputusan;
3. Minimalisasi risiko yang menjadi kendala operasi perusahaan,
membahayakan sumber daya manusia dan merusak harta benda maupun
lingkungan dengan menerapkan program yang terstruktur;
4. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia untuk menerapkan
manajemen resiko secara efektif;
5. Peningkatan penerapan manajemen resiko secara terus menerus. Pimpinan
manajemen, di seluruh tingkatan, bertanggung jawab atas dilaksanakannya
BAB IV KESIMPULAN
Manajemen Risiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan,
keluarga dan masyarakat. Jadi Manajemen Risiko mencakup kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi
program penanggulangan risiko. Fokus manajemen risiko ini adalah mengenal
pasti risiko dan mengambil tindakan yang tepat terhadap risiko, yang tujuannya
adalah secara terus menerus menciptakan atau menambah nilai maksimum kepada
semua kegiatan organisasi. Memahami risiko bertujuan untuk mengelola risiko.
Pengelolaan akan dapat berjalan dengan baik apabila diketahui apakah itu risiko.
Besar kecilnya risiko akan menjadi prioritas dalam menetapkan kebijakan
pengelolaan risiko
Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko
yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau
yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak
lain,menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko.
Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan organisasi. Pada
dimiliki dan proses operasi termasuk pengendalian. Manajemen risiko diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Bessis, joel (1998) Risk Management in Banking, John Wiley & Sons
Ltd., West Sussex, England.
The Risk Metrics Group (1998), Exploring Risk and Managing Risk.
http://www.speotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko.html
http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-risiko-menurut.html#UYH9GWr74nA
http://hovidintkj.blogspot.com/2011/11/makalah-manajemen-risiko.html
http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah-manajemen-risiko/