• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK JALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK JALAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN

PENYELESAIAN PROYEK JALAN

(STUDI KASUS : PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I SUMATERA BARAT)

Oleh : NAFDI

NPM : 1210018312008

Abstrak

PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROPINSI SUMATERA BARAT menangani paket pekerjaan di 4 Kabupaten yakni Kabupaten Padang Pariaman , Kabupaten Pasaman Barat , Kabupaten Pasaman Timur dan Kabupaten 50 Kota.Yang mana panjang ruas jalan yang di tangani lebih kurang 525 Km. Paket pekerjaan Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Sumatera Barat dari tahun 2009 sampai dengan 2012 mencapai 84 paket pekerjaan , yang mana setiap tahunnya mengalami keterlambatan rata-rata pertahun 21 % , keterlambatan terjadi mulai dari hari , minggu bahkan ada yang sampai satu bulan , yang disebabkan oleh berbagai faktor penyebab sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Keterlambatan proyek akan menyebabkan kerugian bagi pihak Pemilik Proyek yang tidak sedikit. Kehilangan opportunity karena proyek belum bisa menghasilkan profit. Berdasarkan latar belakang ini , penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan proyek jalan pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat dan faktor yang dominan penyebab keterlambatan proyek-proyek. Tulisan ini menjadi fokus karena aspek yang terpengaruh dan yang mempengaruhi keterlambatan proyek ternyata sering berulang.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dari 66 variabel yang teridentifikasi pada awal penelitian hanya terdapat 51 variabel yang berpengaruh pada penyebab yang terjadinya keterlambatan pada proyek jalan, yang tergabung dalam 10 faktor. Didapatkan 2 faktor yang dominan mempengaruhi terhadap terjadinya keterlambatan pada proyek yaitu ; Kontrol dan evaluasi Kerja danMaterial dan Peralatan.

Kata-Kata Kunci : Keterlambatan Jalan , Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan , Faktor Dominan

Abstract

IMPLEMENTATION OF NATIONAL ROAD WEST SUMATRA PROVINCE REGION I handle work packages in four districts namely Padang Pariaman , West Pasaman , East Pasaman and District 50 kota. The length of roads handled approximately 525 Km. Implementation of the work packages in Region I National Road West Sumatra from 2009 to 2012 reaching 84 work packages, has an average delay 21% every years , it’s happen begin a days, weeks and even till a month , it’s caused by many factors so the project does not finish based on planned. Delay at project would cause not a few loss to the Project Owner. Lost opportunity because the project has not been able to produce a profit .Based on this background, this study aims to determine the factors that influence delay work on the road project Implementation Region I National Road West Sumatra and the dominant factor causing delays in projects. This writing be focus baecause the aspects are affected and delays affecting the project repeated in many times.

The results of this study showed that of the 66 variables were identified at the beginning of the study there were only 51 variables that affect the cause of the delay in road projects, This is belonging to 10 factors. That obtained two dominant factors affecting the occurrence of delays in the project, namelys: control and evaluation of Work and also Materials and Equipment.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam Pelaksanaan sebuah proyek, mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu dan sudah terjadwal, kapan pelaksanaan proyek harus dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi menginginkan berhasil dalam pelaksanaan penyelesaian proyek, dengan tepat waktu, dalam pembiayaannya sesuai spesifikasinya serta terdapat kepuasan dari pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholder) dalam proyek tersebut.

Propinsi Sumatera Barat di bidang konstruksi menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Pada kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala yang sudah diperhitungkan, maupun yang di luar perhitungan Perencana. Kendala itu menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat.

Pelaksanaan proyek konstruksi jalan memiliki batasan waktu. Faktor keterlambatan merupakan sesuatu yang harus diperhatikan. Time schedule

proyek konstruksi harus memperhatikan faktor-faktor keterlambatan agar pelaksanaan proyek konstruksi sesuai dengan jangka waktu yang direncanakan. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat , pada bulan Oktober 2013 , mengatakan beberapa proyek setiap tahun nya mengalami keterlambatan. Paket pekerjaan Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Sumatera Barat dari tahun 2009 sampai dengan 2012 mencapai 84 paket pekerjaan , yang mana setiap tahunnya mengalami keterlambatan rata-rata pertahun 21 % yang disebabkan oleh berbagai faktor penyebab , antara lain disebabkan oleh : -Faktor Tenaga Kerja (labors) - Faktor Bahan (material) , - Faktor Peralatan (equipment) - Faktor Manajerial dan lain sebagainya.

Permasalahan keterlambatan tanpa disadari atau pun telah terjadi sejak lama pada proyek Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat , akan tetapi belum ada penelitian yang menunjukan faktor-faktor keterlambatan proyek. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor penyebab terhadap keterlambatan proyek. Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahaan sebagai berikut : 1. Terdapatnya keterlambatan penyelesaian proyek

pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat.

2. Rata – rata dalam 4 rahun terakhir keterlambatan 21 % , ini di akibatkan oleh berbagai faktor seperti keterlambatan material , tenaga kerja dan lain – lain.

3. Dari rumusan diatas penulis akan mencoba meneliti permasalahan ini dengan judul

“ANALISIS FAKTOR PENYEBAB

KETERLAMBATAN PENYELESAIAN

PROYEK JALAN”.

Pertanyaan Penelitian

1.

Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan proyek jalan pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat.

2.

Apakah faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan proyek jalan pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keterlambatan pekerjaan proyek pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat.

2. Untuk mengetahui faktor yang dominan penyebab keterlambatan proyek-proyek pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat terutama bagi para pengguna jasa, para penyedia jasa serta pihak-pihak yang terkait langsung dengan pengelolaan proyek konstruksi, agar mengetahui dengan jelas cara pengendalian penyebab keterlambatan penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga waktu penyelesaian proyek tersebut dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan dan tepat waktu.

KAJIAN PUSTAKA Pendahuluan

Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. Sangat banyak kegiatan kegiatan dan pihak pihak yang terlibat langsung di dalam melaksanakan kegiatan proyek proyek yang dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan yang bersifat kompleks.

Pengertian Keterlambatan Proyek

(3)

menentukan langkah langkah apa yang akan merubahan arah kegiatan proyek Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi (1999) bahwa, keterlambatan proyek. konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jaswal atau tepat waktu adalah merupakan kekurangan dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan proyek , baik berupa pembiayaan langsung atau tidak langsung yang dibelanjakan untuk proyek-proyek Pemerintah, maupun berwujud pembengkakan investasi dan kerugian-kerugian pada proyek-proyek swasta. Manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan proyek yang harus mempunyai peran penting. Pengkajian jadwal proyek sangat diperlukan untuk menentukan langkah langkah untuk mengambil perubahan mendasar agar keterlambatan penyelesaian kegiatan proyek dapat dihindari atau dikurangi.

Menurut Levis dan Atherley (1996), jika suatu pekerjaan sudah ditargetkan harus selesai pada waktu yang telah ditetapkan namun karena suatu alasan tertentu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan pekerjaan itu mengalami keterlambatan. Hal ini akan berdampak pada perencanaan semula serta pada masalah keuangan. Keterlambatan yang terjadi dalam suatu proyek konstruksi akan memperpanjang durasi proyek atau meningkatkan biaya maupun keduanya. Adapun dampak keterlambatan pada klien atau owner adalah hilangnya kesempatan untuk menempatkan sumber dayanya ke proyek lain,meningkatkan biaya langsung yang dikeluarkan yang berarti bahwa bertambahnya pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa peralatan dan lain sebagainya serta mengurangi keuntungan.

Menurut Callahan (1992), keterlambatan (delay)

adalah apabila suatu aktifitas atau kegiatan proyek konstruksi mengalami penambahan waktu, atau tidak diselenggarakan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Keterlambatan proyek dapat diidentifikasi dengan jelas melalui schedule.

Dengan melihat schedule, akibat keterlambatan suatu kegiatan terhadap kegiatan lain dapat terlihat dan diharapkan dapat segera diantisipasi.

Apa yang telah diuraiankan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan proyek mengalami keterlambatan apabila tidak dapat diserahkan atau selesai oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa pada tanggal serah terima pekerjaan pertama yang telah ditetapkan dikarenakan suatu alasan tertentu.

Type Keterlambatan

Jervis (1988), mengklasifikasikan keterlambatan menjadi 4 type :

1. Excusable delay, yaitu keterlambatan kinerja kontraktor yang terjadi karena faktor yang berada diluar kendali kontraktor dan owner.

Kontraktor berhak mendapat perpanjangan waktu yang setara dengan keterlambatan tersebut dan tidak berhak atas kompensasinya. 2. Non Excusable delay, yaitu keterlambatan dalam

kinerja kontraktor yang terjadi karena kesalahan kontraktor tidak secara tepat melaksanakan kewajiban dalam kontrak. Kontraktor tidak berhak menerima penggantian biaya maupun perpanjangan waktu.

3. Compensable delay, keterlambatan dalam kinerja kontraktor yang terjadi karena kesalahan pihak

owner untuk memenuhi dan melaksanakan kewajiban dalam kontrak secara tepat. Dalam hal ini kontraktor berhak atas kompensasi biaya dan perpanjangan waktu.

4. Concurrent delay, yaitu keterlambatan yang terjadi karena dua sebab yang berbeda. Jika

excusable delay dan compensable delay terjadi berbarengan dengan non excusable delay maka keterlambatan akan menjadi non excusable delay. Jika compensable delay terjadi berbarengan dengan excusable delay maka keterlambatan akan diberlakukan sebagai

excusable delay.Menurut Donal S Barie (1984), keterlambatan dapat disebabkan oleh pihak-pihak yang berbeda atau bagian bagian yang terlibat yaitu :

a. Pemilik atau wakilnya (Delay caused by owner or his agent). Bila pemilik atau wakilnya menyebabkan suatu keterlambatan, katakan misalnya karena terlambat pemberian gambar kerja atau keterlambatan dalam memberikan persetujuan terhadap gambar, maka kontraktor umumnya akan diperkenankan untuk mendapatkan perpanjangan waktu dan juga boleh mengajukan tuntutan yang sah untuk mendapatkan konpensasi ekstranya.

b. Keterlambatan oleh pihak ketiga yang diperkenankan (Excusable triedparty delay).

(4)

keterlambatan dari tipe-tipe ini umumnya menghasilkan perpanjangan waktu namun tidak disertai dengan konpensasi tambahan. c. Keterlambatan yang sebabkan kontraktor

(contractor-caused delay). Keterlambatan semacam ini umumnya akan berakibat tidak diberikannya perpanjangan waktu dan tiada pemberian suatu konpensasi tambahan. Sesungguhnya pada situasi yang ektrim maka hal-hal ini akan menyebabkan terputusnya ikatan kontrak.

Dampak Keterlambatan

Keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan atau proyek akan menimbulkan kerugian pada pihak Kontraktor, Konsultan, dan Owner, yaitu :

a. Pihak Kontraktor

Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead karena bertambah panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang sedang ditangani.

c. Pihak Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami keterlambatan penyelesaian.

d. Pihak Owner

Keterlambatan proyek pada pihak pemilik/Owner, berarti kehilangan penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau disewakan. Apabila pemilik adalah pemerintah, untuk fasilitas umum misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan akan merugikan pelayanan kesehatan masyarakat, atau merugikan program pelayanan yang telah disusun. Kerugian ini tidak dapat dinilai dengan uang tidak dapat dibayar kembali. Sedangkan apabila pihak pemilik adalah non pemerintah, misalnya pembangunan gedung, pertokoan, atau hotel, tentu jadwal pemakaian gedung tersebut akan mundur dari waktu yang direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa mendapatkan uang.

Penyebab Keterlambatan

Pekerjaan proyek-proyek konstruksi banyak yang terjadi keterlambatan dan dapat mengakibatkan meningkatnya waktu dari suatu kegiatan ataupun mundurnya waktu penyelesaian pekerjaan suatu proyek secara keseluruhan maupun sebagaian. Beberapa penyebab yang paling sering terjadi atau ditemui antara lain : perubahan kondisi lapangan / lahan, perubahan desain/gambaran atau spesifikasi teknis, perubahan cuaca (alam), ketidak tersedianya tenaga kerja, material (susah mendapatkanya),ataupun peralatan. Dalam bagian ini akan diterangkan beberapa pendapat para ahli

mengenai penyebab-penyebab keterlambatan proyek konstruksi. Menurut Levis dan Atherley dalam Langford (1996) mencoba mengelompokkan penyebab-penyebab keterlambatan dalam suatu proyek menjadi tiga bagian yaitu :

1. Excusable Non-Compensable Delays, penyebab keterlambatan yang paling sering mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek pada keterlambatan tipe ini, adalah :

a. Act of God, seperti gangguan alam antara lain gempa bumi, tornado, letusan gunung api, banjir, kebakaran dan lain-lain.

b. Forse majeure, termasuk didalamnya adalah semua penyebab Act of God, kemudian perang, huru hara, demo, pemogokan karyawan dan lain -lain.

c. Cuaca, ketika cuaca menjadi tidak bersahabat dan melebihi kondisi normal maka hal ini menjadi sebuah faktor penyebab keterlambatan yang dapat dimaafkan

(Excusing Delay).

2. Excusable Compensable Delays, keterlambatan ini disebabkan oleh Owner client, kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan claim atas keterlambatan tersebut. Penyebab keterlambatan yang termasuk dalam Compensable dan

Excusable Delay adalah :

a. Terlambatnya penyerahan secara total lokasi

(site) proyek

b Terlambatnya pembayaran kepada pihak kontraktor

c. Kesalahan pada gambar dan spesifikasi d. Terlambatnya penditailan pekerjaan

e. Terlambatnya persetujuan atas gambar-gambar fabrikasi

3. Non-Excusable Delays, Keterlambatan ini merupakan sepenuhnya tanggung jawab dari kontraktor, karena kontraktor memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga melewati tanggal penyelesaian yang telah disepakati, yang sebenarnya penyebab keterlambatan dapat diramalkan dan dihindari oleh kontraktor. Dengan demikian pihak owner client dapat meminta monetary damages untuk keterlambatan tersebut. Adapun penyebabnya antara lain :

a. Kesalahan mengkoordinasikan pekerjaan, bahan serta peralatan

b. Kesalahan dalam pengelolaan keuangan proyek

c. Keterlambatan dalam penyerahan shop drawing/gambar kerja

d. Kesalahan dalam mempekerjakan personil yang tidak cakap

(5)

a. Keterlambatan akibat kesalahan Kontraktor, antara lain:

 Terlambatnya memulai pelaksanaan proyek

฀ Pekerja dan Pelaksana kurang berpengalaman

Terlambat mendatangkan peralatan

 Mandor yang kurang aktif

฀ Rencana kerja yang kurang baik b. Keterlambatan akibat kesalahan Owner

1. Terlambatnya angsuran pembayaran oleh Kontraktor.

2. Terlambatnya penyediaan lahan.

3. Mengadakan perubahan pekerjaan yang besar.

4. Pemilik menugaskan Kontraktor lain untuk mengerjakan proyek tersebut.

c. Keterlambatan yang diakibatkan selain kedua belah pihak diatas, antara lain:

1. Akibat kebakaran yang bukan kesalahn Kontraktor, Konsultan, Owner.

2. ฀ Akibat perang, gempa, banjir, ataupun bencana lainnya.

3. Perubahan moneter

METODOLOGI PENELITAN Pendahuluan

Penelitian dalam Tesis ini termasuk penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data (Singaribun, 1995), Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu :

1 Sistematis, apabila penelitian dilaksanakan menurut pola tetentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.

2. Berencana, apabila penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah difikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.

3 Mengikuti konsep ilmiah, apabila mulai dari awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.

Berkaitan dengan strategi ragam penelitian termasuk penelitian opini, yaitu mencari pendapat atau pandangan dari orang-orang yang berpengalaman dan sangat berperan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer, yaitu langsung berhubungan dengan responden dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berupa kuisioner yang diberikan oleh peneliti. Berkaitan dengan apa yang dipaparkan tersebut diatas, maka dapat dijelaskan dengan bagan alur.

Pendekatan Penelitian

Didalam melaksanakan penelitian harus menggunakan pendekatan penelitian karena

merupakan hal yang penting untuk menentukan metode atau teknik yang akan digunakan. Metode pendekan penelitian terdiri dari 2 yaitu :

Pendekatan Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.(Penyataan ini sudah menjawab problem saya mengapa uji normalitas dan homogenitas hanya perlu dilakukan pada kelas sampel saja.

Pendekatan Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Didalam penelitian ini akan digunakan kedua pendekatan ini , Kuantitatif danKualitatif. Pendekatan kualitatif akan digunakan pada studi pendahuluan.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan jumlah total dari seluruh unit dimana penelitian sangat tertarik (Baily 1987) sehingga penelitian harus mewakili seluruh elemen populasi.

Sampel Pemilihan :

Cara menetukan pengambilan sampel adalah sebagai berikut dengan rumus Slovin :

𝑛= 𝑁

1 +𝑁𝛼2

n = jumlah sampel minimal

N = jumlah populasi

α = Perkiraan tingkat kesalahan

(6)

Obyek penelitian adalah mengkaji faktor-faktor penyebab keterlambatan dalam pelaksanaan proyek-proyek pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat yang mana lokasi proyek jalan nasional berada pada 5 Kabupaten , Pariaman , Pasaman Barat , Pasaman Timur , Agam dan Lima Puluh Kota,juga pada 2 Kota Madya,Bukittinggi dan Payakumbuh.

Pengumpulan Data dan Instrumen Yang digunakan

Pengumpulan data ada dua cara pengumpulan data, data primer, data sekunder.

Data Primer

Data primer ini diperoleh melalui kuisioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan dan diisi oleh responden yang disusun berdasarkan variable yang telah ditentukan dengan menyediakan jawaban alternatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

purposive, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Indrianto dan Supomo, 1999). Dalam penelitian ini data primer bersifat purposive diperoleh melalui kuisioner yang diberikan kepada responden, dalam hal ini adalah yang terlibat langsung dalam proyek. Untuk penelitian ini akan digunakan,pertama pengumpulan data sekunder dengan menggunakan

study literatur. Pada study literatur akan didapat nantinya faktor-faktor tentang keterlambatan pekerjaan pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat.

Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data documenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian Instrumen adalah alat bantu dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah (Suharsimi 1998). Selanjutnya instrumen yang diartikan sebagai alat bantu dapat diwujudkan dalam benda. Contohnya: angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scale), pedoman wawancara (interview guide

atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau

observation schedule), dan sebagainya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Berikut ini adalah instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam rangka memberikan arah yang jelas dalam

penyusunan model penelitian ini, maka berikut ini akan dijabarkan tentang variabel penelitian, instrumen penelitian yang akan digunakan , ada 4 macam instrumen :

1. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif. Wawancara yang akan digunakan dalam tahapan sebelum penyusunan form kuisioner dan pada saat proses pengisian kuisioner dilakukan oleh nara sumber. Wawancara pada saat proses penyusunan kuisioner dilakukan untuk mendapatkan validasi dari data-data yang didapatkan dari literatur baik itu jurnal ataupun referensi lain agar dapat diterapkan di wilayah yang akan menjadi lokasi penelitian. Sehingga kuisioner yang akan dibuat dapat sesuai dengan objek yang akan diteliti. Setelah hasil penelitian selesai diolah, dilakukan lagi wawancara dengan para pakar untuk mengetahui apakah hasil temuan dari penelitian sesuai dengan kenyataan dan pengalaman yang dimiliki oleh pakar.

2. Kuisioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab. Kuisioner dalam penelitian ini berisi mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab keterlambatan pekerjaan yang bersumber dari jurnal internasional dan telah divalidasi oleh beberapa ahli. Fungsi dari kuisioner ini adalah sebagai alat pengumpul data. Data yang diperoleh dari kuisioner akan diolah sehingga akan didapatkan urutan faktor penyebab keterlambatan pekerjaan proyek dan seberapa besar pengaruh keterlambatan.

3. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.

4. Fokus Group

Pengumpulan data melalui diskusi kelompok dikenal sebagai diskusi grup terfokus atau FGD

(Fokus Group Discussion). Diskusi grup terfokus merupakan kelompok kecil terdiri atas 8–10 orang yang dipilih untuk mendiskusikan topik tertentu, di bidang SDM misalnya. Beda wawancara dengan fokus group terletak pada proses pelaksanaan dan hasil yang diinginkan. Dalam penelitian akan dipahami :

(7)

Dalam skala pengukuran Instrumen yang akan digunakan adalah skala literatur dalam menentukan faktor-faktor penyebab keterlambatan Proyek pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel X) dalam penelitian ini adalah faktor penyebab keterlambatan pada pekerjaan jalan, Variabel dikategorikan menjadi 12 kategori berdasarkan pada tiap sub faktor penyebab keterlambatan.

Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini digunakan 66 variabel yang telah mewakili ke 12 kategori tersebut. Penilaian dampak variabel X dinilai berdasarkan bobot dampak terhadap keterlambatan, berikut adalah penjelasan mengenai skala penilaian berdasarkan dampak terhadap keterlambatan :

Untuk Tujuan I

Metode pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan selama proses penelitian berlangsung, yaitu data primer dan data sekunder.

Data Primer, yaitu data yang secara langsung diambil dari objek penelitian, Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Selama penelitian berlangsung, digunakan beberapa instrumen penelitian agar data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat tersusun secara sistematis. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang digunakan selama penelitian berlangsung.

1. Kajian Leteratur

Study literature (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian. Salah satu sumber acuan di mana peneliti dapat menggunakannya sebagai penunjuk informasi dalam menelusuri bahan bacaan adalah dengan menggunakan buku referensi. Referensi berasal dari bahasa inggris reference yang berarti “menunjuk pada”. Buku-buku referensi ini dapat berisi uraian singkat atau penunjukan nama dari bacaan tertentu.

Pada kajian literature ini akan didapat variabel-variabel pemilihan sebagai berikut :

Tenaga Keja

X 1 Tenaga kerja tidak terampil

X 2 Kekurangan jumlah tenaga pekerja

X 3 Komunikasi antara tenaga kerja dengan

kepala tukang/mandor

X 4 Kedisiplinan tenaga kerja

Bahan

X 5 Keterlambatan pengiriman bahan Ke lokasi proyek

X 6 Kekurangan bahan konstruksi

X 7 Kelangkaan ( ASPAL )

X 8 Kehilangan material

Peralatan

X 9 Keterlambatan pengiriman/penyediaan

peralatan

X 10 Kerusakan peralatan

X 11 Ketersediaan peralatan yang kurang

memadai/sesuai kebutuhan X 12 Produktifitas peralatan

X 13 Kemampuan operator yang kurang dalam

mengoperasikan peralatan X 14 Peralatan yang tidak tepat X 15 Ketidak tersedianya mekanik Lokasi Kerja

X 16 Sulitnya akses ke lokasi proyek

X 17 Kebutuhan ruang kerja (lokasi kerja sempit) X 18 Lokasi proyek di daerah perkotaan

X 19 lalu lintas yang padat

X 20 Susahnya lokasi penumpukan material

Keuangan

X 21 Kenaikan harga material tinggi X 22 Kesulitan pendanaan di kontraktor

X 23 Keterlambatan pembayaran oleh Pemilik

X 24 Keterlambatan pembayaran upah pekerja

Situasi

X 25 Intensitas curah hujan X 26 Faktor sosial dan budaya

X 27 Hari pasar

X 28 Pembebasan lahan yang lambat

X 29 Keamanan lingkungan

X 30 Kecelakaan kerja

Gambar / Desain

X 31 Terjadi perubahan desain oleh owner

X 32 Kesalahan desain yang dibuat oleh

perencana

X 33 Kesalahan dalam penyelidikan tanah

X 34 Perubahan Lokasi Keja

Lingkup dan Kontrak/ Dokumen Pekerjaan X 35 Perencanaan yang salah/tidak lengkap

X 36 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu

pelaksanaan

X 37 Keterlambatan pemilik dalam membuat

keputusan

X 38 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambahan

X 39 Adanya permintaan perubahan atas

pekerjaan yang telah selesai

X 40 Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan

X 41 Konflik antara kontraktor dan konsultan Perencanaan dan Penjadwalan

X 42 Tidak lengkapnya identifikasi jenis

pekerjaan

X 43 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu

(8)

seksama

X 45 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah

X 46 Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah atau tidak tepat

X 47 Spesifikasi yang tidak jelas

Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan

X 48 Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam

penyelesaian proyek

X 49 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal

X 50 Proses persetujuan contoh bahan dengan waktu yang lama oleh pemilik

X 51 Keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan

X 52 Kegagalan kontraktor melaksanakan

pekerjaan

X 53 Terlambat persetujuan shop drawing Manajerial

X 54 Pengalaman manajer lapangan yang tidak memadai

X 55 Kurangnnya komunikasi antara wakil owner dan kontraktor

X 56 Kurangnya komunikasi antara konsultan

pengawas dan kontraktor

X 57 Kualitas pengontrolan pekerjaan yang

kurang

X 58 Persiapan/penetapan rancangan tempat X 59 Metode kerja yang tidak jelas

X 60 Tidak memahami peraturan , spesifikasi dan standar desain

X 61 Perencanaan schedule yang tidak tepat Hubungan Dengan Pemerintah

X 62 Susahnya perolehan izin

X 63 Adanya perobahan izin

X 64 Pengurusan birokrasi yang berbelit-belit X 65 Adanya peraturan yang tidak jelas

X 66 Kewenangan yang tidak jelas

Untuk Tujuan II

Pengambilan hasil faktor-faktor yang di dapat pada tujuan I

Analisis Data Untuk Tujuan I

Tujuan analisis adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasi. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik karena memang salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data.

Uji Validasi

Uji validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuisioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalitan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur variabel yang ingin diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur untuk dapat dipercaya. Setiap alat ukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada penelitian kali ini, uji validitas dan reabilitas digunakan untuk mencari variabel mana yang sesuai dengan objek penelitian, agar data yang dihasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dapat dikatakan valid jika mampu mengukur objek yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai.

Uji Reabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menggambarkan kemantapan dan ke layakan alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat di andalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut di ulang , dimana alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya jika alat ukur stabil memberikan hasil penelitian apabila digunakan berkali-kali. Pertanyaan dalam kuisioner menjadi alat ukur yang dikatakan reliabel apabila jawaban dari koresponden konsisten.

Analisa Korelasi

Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio;

Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan diukur menggunakan jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah.

Analisis Data Untuk Tujuan II Analisis Faktor

Analisis Faktor pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah kecil faktor-faktor yang memiliki sifat-sifat :

 Mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman data.

 Faktor-faktor tersebut saling bebas.

 Tiap-tiap faktor dapat diinterpretasikan sejelas-jelasnya.

(9)

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pendahuluan

Pada Bab ini akan di bahas tentang pengumpulan data dan analisis data kuesioner. Pada penelitian ini respondennya adalah manajer proyek dan manajer lapangan yang menangani proyek yang sedang berlangsung dan yang telah selesai, sehingga diharapkan jawabannya lebih aktual. Alasan itulah kuesioner disebarkan kepada para kontraktor dan konsultan yang sedang melaksanakan dan yang sudah selesai dalam pembangunan proyek. Realitas lapangan karena sulitnya mencari proyek yang sedang berlangsung maka untuk melengkapi kecukupan data dimintakan juga kepada manajer proyek dan manajer lapangan yang mana proyek yang pernah ditangani sudah selesai.

Adapun jumlah penyebaran kuesioner yang direncanakan di Kota Padang secara umum bisa terpenuhi. Dalam prakteknya responden sangat sulit meluangkan waktu untuk wawancara karena kesibukan. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, terlebih dahulu dijelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini.

Dari sejumlah kuesioner yang disebarkan karena luasnya daerah dan terbatasnya waktu, kuesioner yang bisa terkumpul sejumlah 100 buah kuesioner.

Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang digunakan untuk awal variabel penelitian dan data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner.

Setelah dilakukan penyebaran angket kuesioner yang berisi variabel-variabel penelitian kepada Owner , Konsultan dan Kontraktor, pada pengumpulan data ini responden memberikan penilaian dampak tingkat pengaruh penyelesaian proyek dan tingkat frekuensi yang terjadi terhadap pelaksanaan proyek jalan pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Propinsi Sumatera Barat. Responden / narasumber dalam penelitian ini merupakan yang bergerak dalam bidang kontruksi jalan. Berdasarkan rumus, didapatkan hasil populasi dan sampel :

𝑠= 3,841

2𝑥800𝑥0,5𝑥0,5

0,012 1121 + 3,8412. 0,5.0,5= 86

Tabulasi Data

Setelah hasil kuesioner didapat, maka dibuat tabulasi data dengan mengurutkan data masing - masing responden yang berupa frekuensi , dampak dan pengaruh (Y). Setelah data ditabulasi, dilakukan analisa.

Analisis Data Untuk Tujuan I

Uji Validasi

Pengujian validitas data digunakan dengan menggunakan corrected itemtotal correlation yang menggunakan nilai r dari tabel. Berikut adalah

output pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.

Tabel 4.3. Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 100 100.0 Excludeda 0 .0 Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : Hasil Olahan Data

Uji Reabilitas

Realibilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur (Nazir, 2005). Dalam menganalisa data digunakan metode

cronbach alpha dengan harga koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1. Alat ukur dapat dikatakan reliable apabila nilai alpha > 0,7 (Nunnally, 1978).

Tabel 4.5. Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.962 51

Sumber : Hasil olahan SPSS

Hasil pengujian yang terlihat pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach alpha sebesar 0.962. Hal ini berarti bahwa kuesioner reliabel karena dalam penelitian berdasarkan pendapat Nunnaly (1978), instrumen dikatakan reliabel apabila bahwa nilai alpha>0.7.

Analisa Korelasi

Dari hasil analisa korelasi memperlihatkan korelasi positif antara faktor-faktor resiko utama dengan keterlambatan proyek, dengan demikian didapat bahwa faktor-faktor resiko meningkatkan keterlambatan penyelesaian proyek. Dari 12 faktor

interface yang termasuk dalam kategori resiko tinggi dan 51 variabel yang telah valid dimana nilai r > 0,4. variabel tidak memiliki korelasi positif tetapi tidak cukup signifikan.

Analisis Data Untuk Tujuan II Analisis Faktor

Dari hasil analisis faktor didapatkan 10 kelompok faktor baru yang terdiri dari 35 variabel. Faktor inilah yang merupakan faktor penyebab keterlambatan pada proyek ,

Faktor Faktor Dominan Penyebab Keterlambatan

(10)

keterlambatan pekerjaan jalan, ditemukan 10 besar dari 51 variabel yang sangat mempnuai dampak. Hasil analisis faktor mengelompokkan 10 variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8. Faktor Penyebab Keterlambatan

No. Faktor Baru Mean

1 Schedule dan Legalitas

2,83000

2 Manajemen Kontraktor

2,57670

3 Perencanaan dan Evaluasi

2,62250

4 Pengalaman dan Komunikasi

2,90330

5 Kontrol dan evaluasi Kerja

3,07000

6 Kesiapan

2,31000

7 Ketidakjelasan Dokumen

2,18500

8 Material dan Peralatan

3,01000

9 Perselisihan

2,76500

10 Kontrol kualitas

2,60500 Sumber : Hasil olahan SPSS

Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai mean > 3,00 merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan proyek. Adapun faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan proyek adalah faktor kesiapan X28, X31, X32, kesimpulan dan saran berdasarkan analisa terhadap data penelitian atas informasi yang diperoleh dari responden, serta analisa data dan pembuatan model. berdasarkan hasil analisis pengolahan data, temuan-temuan, dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1.

Hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa dari 66 variabel yang teridentifikasi pada awal penelitian hanya terdapat 51 variabel yang berpengaruh pada penyebab yang terjadinya keterlambatan pada proyek jalan, yang tergabung dalam 10 faktor.

2.

Hasil analisis faktor didapatkan 2 faktor yang dominan mempengaruhi terhadap terjadinya keterlambatan pada proyek yaitu : Kontrol dan evaluasi Kerja dan Material dan Peralatan

adapun Faktor dominan yang berpengaruh adalah

SARAN

Beberapa saran yang dapat diusulkan setelah dilakukan penelitian yang di hasilkan melalui tahapan–tahapan penelitian yang telah dikerjakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil Penelitian dapat dijadikan pedoman untuk mengurangi penyebab keterlambatan pada proyek. dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang resiko

interface yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pada tahap konstruksi jalan, selain itu juga perlu dilakukan penelitian tentang resiko interface dari sudut pandang kontraktor dan juga pengaruh resiko

interface terhadap kinerja waktu.

2. Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk menentukan perbaikan dan strategi untuk mengurangi penyebab keterlambatan pada proyek dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai berapa besar perubahan RAP yang diakibatkan dari keterlambatan pekerjaan konstruksi jalan.

DAFTAR PUSTAKA

A.F.Stoner James, DKK, 1996, Manajemen, Edisi

Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta

Al-Moneef, Majid (Mei, 2006). “The Contribution of the

Oil Sector to Arab Economic

Development”, Paper presented at the High-level Roundtable Partnership for

rab Development: A Window of

Opportunity.

Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 1999, tentang Jasa Kontruksi. Antill, James M. and Woodhead, Ronald W, 1970,

Critcal Path Methods in

Construction Practice”, John Wiley and Sons Inc, New York.

Arifal Hidayat, 2004, Faktor-faktor penyebab keterlambatan diproyek konstruksi Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Assaf et al, 1995, Causes of Delay in Large Building

Contruction Project

Diperoleh dari buku, jurnal,dan lain-lain Austen A.D., dan R.H. Neale, 1994, Manajemen Proyek

Konstruksi Pedoman, Proses dan

Prosedur, PPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Bailey, Academic Writing A Handbook for International students , .... Francis A and Harvey E White., 1987., “Fundamentals of Optics”.

Bailey JA. 1984. Principles of Wildlife Management. John Wiley and Sons. New. York. Callahan, M (1992).“Contruction Project Scheduling”,

(11)

Donal S. Barie, 1984, Dealy Coused by Owner on His Agent

Dhian C. Nur Widhiawati, Ida Ayu Rai Joni, I G. Putu , Analisis Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi di Kabupaten Tabanan. Ervianto, W. I (2002), Manajemen Proyek Konstruksi,

Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Findy Kamaruzzaman1 , Studi Keterlambatan

Penyelesaian Proyek Konstruksi

George Pitagorsky, “How To Manage Projecta”, CMA Magazines December-

January 1997, p.15

Imam Soeharto, 1997, Manajemen Proyek dari

Konseptual sampai Operasional,

Erlangga, Jakarta.

Imam (2001). Manajemen Proyek. Jilid 1. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Imam Soeharto, 1997, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional,

Erlangga, Jakarta.

Indriantoro, Supomo, B., (1999), Metodologi Penelitian Bisnis

Istimawan Dipihusodo, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi jilid 1 dan 2, Kan Nisius, Yogyakarta.

I.A. Rai Widhiawati , Analisis Faktor-faktor penyebab

keterlambatan pelaksanaan Proyek

KOnstruksi

Jervis B.M., Levin P., 1998, Construction Proyect Schedulling, Mc Graw Hill,

New York.

Johnson, Richard., Wichern, & Dean W., (1998), Multivariate Statistical Analysis, 4th edition, Prentice Hall, New Jersey.. 1999. Metode Penelitian. Ghalia

Indonesia: Bogor

Kusjadmikahadi, R. Amperawan, 1999. Studi

Keterlambatan Kontraktor dalam

Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Levis dan Atherly, 1996, Dalam Langford

Levis dan Atherley. (1996).Delay Construction”. Langford.

Nunnally S.W., Managing Method and Management., prentice Hall, 1987.

Ryan Ariefasa , Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat Yang Berpengaruh Terhadap

Perubahan Anggaran Biaya Pada

Pekerjaan Struktur

Santje Magdalena Iriyanto , Analisis Faktor Penyebab

Keterlambatan Pelaksanaan Proyek

Konstruksi Jalan Di Kabupaten Jaya Pura Sarwono J, (2006), Metode Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif. Graha Ilmu, Yogyakarta

Singaribun K Efendi S, 2000, Metode Penelitian survei, PT. Pustaka LP3 Indonesia, Jakarta. Singaribun K Efendi S, 2000, Metode Penelitian survei,

PT. Pustaka LP3 Indonesia, Jakarta.

Singgih Santoso, 2001, Cara kerja Proses Perhitungan dengan SPSS

Soeharto, Imam (2001). Manajemen Proyek. Jilid 2. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta. Soeharto, Imam, 1995, Manajemen Proyek dari

Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta

Sugiono (2006), Statistik Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian. Cetakan Kesembilan. CV.Alfabeta. Bandung Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto,I, 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai dengan Oprssional, Erlangga , Jakarta

Stoner, James AF & Charles Wankel. 1986. Manajemen. Jakarta : CV Intermedia Suyatno, 2010, Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan

Penyelesaian Proyek

Tri Vadli Setia Budi 2001, Indentifikasi Faktor-faktor

penyebab keterlambatan bangunan

Gedung

Gambar

Tabel 4.5. Reliability Statistics
Tabel 4.8.  Faktor Penyebab Keterlambatan

Referensi

Dokumen terkait

Ada 8 (delapan) faktor jika frekwensi kejadiaannya besar maka akan sangat berpengaruh pada keterlambatan dalam penyelesaian proyek pekerjaan jalan di Kota Jayapura

Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor tertinggi yang menyebabkan keterlambatan proyek jalan menurut pandangan pemilik, kontraktor, dan konsultan adalahfaktortenaga

Respoden pada penelitian ini adalah penyedia jasa konstruksi proyek jalan di Jawa Tengah dan Yogyakarta baik yang sudah ada maupun yang sedang berjalan.. Faktor yang

Proses pengolahan data yang penulis lakukan untuk mengetahui tingkat keseragaman dan perbandingan nilai rata – rata jawaban responden di Provinsi Jawa Tengah dan

Karena adanya masalah tersebut, penulis mencoba untuk meneliti serat melihat faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya keterlambatan penyelesaian dalam

Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan Mall (Manado Town Square III) yaitu Kekurangan bahan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan Mall (Manado Town Square III) yaitu Kekurangan bahan

dengan menggunakan pendekatan diagram sebab-akibat dan metode AHP mengenai evaluasi faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di kota Padang pada