• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Psikologi Pol Pot Ketika Ma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Psikologi Pol Pot Ketika Ma"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PSIKOLOGI KEJAHATAN

“PERKEMBANGAN PSIKOLOGI POL POT KETIKA MUDA

SAMPAI MENJADI SEORANG MESIN PEMBUNUH”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kejahatan

Dosen Pengampu : Drs. Tri Cahya Utama, MA

Makalah ini disusun oleh:

Ghiebiel Fido Caliptra

14010412130075, No Absen 014, Kelas 14

Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Diponegoro Semarang

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aristoteles pernah mengatakan jika manusia sebagai makluk sosial atau Zoon Politicon dan dari adanya hal tersebut maka interaksi antar individu tidak dapat dihindarkan. Manusia secara hakekatnya tidak dapat hidup sendiri dan memilih untuk hidup secara berkelompok agar dapat menunjang dan membantu sesama. Namun didalam interaksi tersebut tidak selamanya bersifat positif seperti saling membantu tetapi juga dapat bersifat negatif. Interaksi antar manusia yang bersifat negatif tersebut dapat menimbulkan sebuah kejahatan dimana terdalamnya terdapat pelaku dan korban. Kejahatan tersebut bisa terjadi karena sudah adanya niat jahat dari pelaku atau juga bisa terjadi karena adanya peluang atau kesempatan untuk melakukan kejahatan. Hal ini melahirkan sebuah istilah Homo Homini Lupus yaitu manusia juga bisa menjadi serigala bagi manusia lainnya. Pengetahuan mulai mengkaji fenomena tersebut kemudian terdapat beberapa penjelasan mengenai sebab terjadinya kejahatan, pendekatan atau teori tersebut biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti agama, filsafat, politik, ekonomi sosial dan perkembangan zaman.

(3)

ekonomi (adanya pengangguran diikuti dengan kebutuhan akan sandang, pangan dan papan yang semakin tinggi) dan juga faktor psikologis (pola pikir pelaku yang melakukan tindakan kejahatan).1 Semakin berkembangnya pola pikir manusia membuat semakin berkembang pula jenis kejahatan yang terjadi. Kejahatan tidak hanya berupa kekerasan dalam bentuk kekerasan fisik maupun mental, kejahatan juga bisa berupa kejahatan properti atau harta benda dan juga terdapat kejahatan yang melakukan keduanya sekaligus. Dalam hakekatnya manusia terlahir sebagai individu yang berwatak dan bersifat netral seperti halnya selembar kertas putuh namun didalam perjalanan manusia tersebut yang dihiasi oleh banyak kejadian, pengalaman pribadi ataupun juga pelajaran yang didapat selama perjalanan hidupnya telah memberikan coretan pada kertas putih tersebut. Baik ataupun buruk hasil dari coretan tersebut tergantung apa saja hal yang telah manusia alami. Terkadang juga dapat mempengaruhi pola pikir individu tersebut.

Kejahatan dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk oleh pemimpin negara, tidak jarang para pemimpin atau penguasa ini melakukan kejahatan diluar batas kemanusiaan dan kejahatan yang dilakukan secara massal. Ada beberapa pemimpin negara didunia ini melakukan sebuah kejahatan kemanusiaan. Beberapa orang menyebut peminpin yang melakukan kejahatan luar biasa tersebut dengan sebutan peminpin psikopat, sebutan itu didapatkan karena pada masa berkuasanya peminpin tersebut dia tidak segan-segan mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan rakyatnya dan melakukan pembunuhan kepada semua penentangnya. Untuk mengetahui penyebab dari tingkah laku dan polapikirpara pemimpin psikopat tersebut, kita harus mengetahui latar belakangnya mulai dari masa kecil, pendidikan yang pernah dia tempuh dan bahkan sampai buku yang

(4)

sering dia baca. Salah satu pemimpin dunia yang pernah melakukan kejahatan adalah Saloth Sar atau yang lebih dikenal dengan Pol Pot, merupakan tokoh revolusi Kamboja yang pada masa kepemimpinannya melakukan “pembersihan” pada rakyat Kamboja. Hal tersebut yang membuat saya tertarik untuk mengambil kasus kejahatan yang dilakukan oleh pol Pot semasa dia masih berkuasa di Kamboja dan memimpin kelompok Khmer Merah dan juga saya berusaha untuk menganalisa Pol Pot dalam sisi psikologinya mulai semenjak dia kecil sampai masa akhirnya di puncak kekuasaan sebagai pemimpin Kamboja.

(5)

1. Bagaimana Latar Belakang dari Pol Pot atau Saloth Sar semasa dia masih muda?

2. Bagaimana bentuk kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot atau Saloth Sar ketika dia memerintah di Kamboja dan akhir dari kekejaman yang dilakukan oleh Pol Pot?

3. Bagaimana Psikologi Kejahatan dalam menjelaskan perubahan watak dan ideologi Pol Pot atau Saloth Sar sehingga dia dapat melakukan pembunuhan massal pada rakyat Kamboja?

Tujuan

1. Menjelaskan latar Belakang dari Pol Pot atau Saloth Sar semasa dia masih muda.

2. Menjelaskan bentuk kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot atau Saloth Sar ketika dia memerintah di Kamboja dan akhir dari kekejaman yang dilakukan oleh Pol Pot.

3. Berusaha menganalisa dan menjelaskan perubahan watak dan ideologi Pol Pot atau Saloth Sar sehingga dia dapat melakukan pembunuhan massal pada rakyat Kamboja dengan menggunakan materi dari Psikologi Kejahatan.

(6)

Sebelum masuk kedalam pokok pembahasan lebih baiknya kita mengetahui apa itu yang dimaksud dengan psikologi kejahatan yang digunakan dalam menganalisis kasus kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot atau Saloth Sar . Setiap tindakan seseorang biasanya didasarkan dari kondisi psikologi orang tersebut, dalam catatan pertemuan pertama dikatakan bahwa Psycology is the scientific study of behavior and mental processes.2 Termasuk didalamnya psikologi juga mempengaruhi jenis ataupun tipe kejahatan yang dilakukan seseorang disini yang dimaksud kejahatan yaitu Crime is an act harmful not only to some individuals, but also to the community or the state. Such acts are

forbidden and punishable by law.3 Richard Worthley mengartikan Psikologi

Kejahatan adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mentalyang berperan serta untuk mengerti atau memahami kejahatan. Sedangkan pengertian kedua dari Psikologi Kejahatan adalah disiplin yang mempelajari faktor-faktor psikologis tindak kejahatan yang berdasarkan studi dari kejahatan itu sendiri. Dari adanya pengertian tersebut kita dapat dengan mudah mengartikan apa itu psikologi kejahatan.

A. Latar Belakang Pol Pot atau Saloth Sar semasa masih muda.

Pol Pot lahir dari keluarga yang terhormat dimana ayahnya bernama Pen Saloth adalah petani kaya yang memiliki tanah persawahan yang luas, seorang peternak yang sukses. Sedangkan ibunya yang memiliki kedermawanan

(7)

yang sangat tinggi sehingga dengan sifatnya tersebut sang ibu sangat dihormati di desanya. Ditambah lagi saudara Pol Pot yang bernama Maek adalah seorang selir kerajaan, hal ini membuat adanya kedekatan antara kerajaan dengan keluarga dari Pol Pot. Sejak umum enam tahun Pol Pot sudah tinggal di lingkungan istana karena budaya dari masyarakat Khmer dimana semua saudara dianggap keluarga sendiri jadi Maek membawa Pol Pot kedalam lingkungan istana agar mendapat kehidupan yang terjamin. Di lingkungan istana Pol Pot bersekolah di Vat Botum yaitu sekolah dalam bentuk Biara Budha, disana dia belajar sastra dan juga ajaran Budha dimana adanya larangan yang dibuat Budha terhadap umat manusia. Selama bersekolah disana Pol Pot merasa dikekanga dengan kedisiplinan yang diterapkan disana, ini jauh berbeda dengan apa yang pernah dia rasakan di rumahnya yang dapat hidup bebas. Selama di skolah dasar Pol Pot adalah anak yang baik dan sopan, tidak pernah berkelahi dengan temannya. Lot Suong abang dari Pol Pot pernah mengatakan “Pot yang dibenci itu adalah anak yang menyenangkan.” 4

Pada tahun 30an dimana banyak terjadi konflik dan peperangan dimana-mana, Pol Pot muda masih menghabiskan masa mudanya di Kuil Budha. Selain itu kehidupannya yang serba mewah dimasa muda pernah dia rasakan dengan megahnya istana dan fasilitas yang pernah dinikmati, termasuk adanya museum arkeologi yang terdapat di lingkungan istana. Pol Pot sering menghabiskan waktunya disana, pada kompleks museum tersebut juga terdapat sebuah candi yang bernama Angkor Wat. Dia melihat betapa megahnya candi tersebut namun yang membuat Pol Pot kaget adalah banyaknya rakyat miskin dan pemukiman kumuh yang tidak jauh dari lingkungan istana dan juga banyaknya

(8)

tentara perancis yang berjaga-jaga disekitar istana. Hal tersebut mengguncang perasaan Pol Pot dimana dia jarang berinteraksi di lingkungan sekitar dan dia baru tersadar jika kehidupan di luar lingkungan istana berbeda jauh dengan kemewahan yang dia rasakan didalam istana. Namun pada saat itu Pol Pot tidak bisa berbuat apapun karena dia bukanlah siapa-siapa dan hanya dapat memandang kesengsaraan rakyat Kamboja.

Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah di Biara Budha selanjutnya Pol Pot bersekolah di Ecole Miche,5 Ecole Miche sendiri merupakan sekolah para anak-anak bangsawan dan berada kebanyakan di isi oleh anak bangsawan perancis yang keluarganya sedang berada di Kamboja. Sikap Pol Pot yang saling berinteraksi dengan orang asing juga tidak berubah, Pol Pot tetaplah pribadi yang ramah bahkan dinilai rajin dibanding dengan teman yang lainnya walaupun Pol Pot sendiri tidak terlalu suka dengan humor. Setalah menamatkan pendidikanya di Ecole Miche, Pol Pot termasuk orang yang beruntung karena dia salah satu dari dua puluh orang yang dapat melanjutkan sekolah menengah atau kolose di daerah Kompong Cham. Kolese tersebut adalah sebuah sekolah buatan pemerintah Perancis yang selanjutnya diberi nama Kolose Sihanouk.6 Tentu saja karena yang mendirikan sekolah tersebut adalah pemerintah Perancis maka bahasa yang digunakan adalah Bahasa Perancis, bahasa lain dilarang digunakan di sekolahan tersebut. saat besekolah di Kolose Sihanouk pun sikap dari Pol Pot tetap sama saja yaitu ramah, sopan dan tegas dan juga banyak temannya semasa bersekolah di Kolose Sihanouk menilai Pol Pot sebagai seorang murid yang banyak berfikir dan sedikit bicara.

(9)

Setelah lulus dari Kolose Sihanouk Pol Pot kemudian langsung mendaftarkan diri di sekolah teknik sebelah utara Phnom Penh yang bernama Russey Rio.7 Pol Pot memilih untuk bersekolah disana dibandingkan dengan teman-temannya semasa di Kolose Sihanouk yang bersekolah di Universitas yang lebih terkenal karena Pol pot merasa dirinya memiliki kemampuan yang tidak terlalu menonjol dibandingkan teman-temannya yang lain. Lingkungan Pol Pot semasa bersekolah di Russey Rio jauh berbeda dengan sekolah yang pernah dia tempuh sebelumnya. Di Russey Rio kebanyakan mahasiswanya berasal dari masyarakat kelas rendah. Walaupun saat bersekolah disana Pol Pot adalah mahasiswa yang biasa saja namun dia mendapatkan beasiswa ke perancis bersama dua puluh orang lainnya. Pol Pot dapat menerima beasiswa tersebut bukan karena kemampuannya dalam hal akademik namun karena pertemanannya dengan Ieng Sarry. Ieng Sarry sendiri adalah mahasiswa dari universitas terkenal di Kamboja yang bernama Lychee Sisowath dan aktif dalam mendukung partai demokrat kamboja. Dukungannya untuk Partai Demokrat Kamboja yang sebagian besar diisi oleh para politisi Kamboja yang sebagian besar mengisi Kementrian Pendidikan Kamboja pada waktu itu.

Pol Pot bersama keduapuluh ainnya berangkat menuju Perancis dengan enggunakan kapal S.S Jamaique dari Saigon.8 Pada kedatangannya ke Perancis yang pertama kali bersama kedua puluh mahasiswa lainnya mencari tempat untuk diaselama di Paris. Kemudian dia menyewa kamar di salah satu asrama khusus mahasiswa dipinggir kora Paris. Pada tahun pertama Pol Pot menempuh pendidikan dengan semangat baru karena dia merasakan suasana baru

(10)

yang menurut dia sangat nyaman untuk belajar. Pol Pot juga mengambil khusus radio listrik untuk menambah wawasannya dan juga mengisi waktu luangnya. Pada liburan musim panas tahun 1950 Pol Pot dengan tujuh belas relawan lainnya pernah secara sukarela melakukan kegiatan kemanusiaan dengan cara menyumbangkan tenaganya untuk Yugoslavia yang baru saja memisahkan diri dari Uni Soviet. Pada saat bersekolah di Perancis Pol Pot sering ikut dalam diskusi yang berbau idiologi Komunis. Setelah tiga tahun melaksanakan Studi di Perancis pada akhirnya Pol Pot pulang ke Kamboja tanpa gelar formal apapun. Hal ini dikarenakan pada saat tahun-tahun terakhirnya di Perancis Pol Pot beranggapan jika karier akademik tidak terlalu penting sehingga dia tidak melaksanakan ujian terakhir dan juga beasiswanya dicabut oleh pemerintah Kamboja. Kehidupan sosialnya selama di Perancis pun juga seperti mahasiswa pada umumnya yaitu kebanyakan waktunya digunakan untuk membaca, buku favorit dan sering dibaca oleh Pol Pot yaitu tentang komunis dan pemikiran Karl Marx bahkan Stalin. Sesekali Pol Pot juga pergi ke bioskop untuk nonton namun dia tidak seperti kebanyakan mahasiswa dari Kamboja lainnya yang memacari gadis Paris.

(11)

Selama tahun 1975 sampai 19799 terjadi pembantain besar-besaran di Kamboja, sebagian besar rakyat yang dibunuh berasal dari kaum intelektual seperti insinyur, dokter dan ilmuwan. Bahkan Pol Pot pernah menyuruh para bawahannya untuk membunuh setiap orang yang berkaca-mata. Hal tersebut merupakan bagian kecil dari perbuatan sadis dan tidak manusiawi yang dilakukan Pol Pot ketika berkuasa. Kekejaman saat masa kekuasaan Pol Pot dan berkuasanya kelompok Khmer Merah pernah ditulis oleh Pin Yathay dalam bukunya yang berjudul “Pertahankan Hidupmu Anakku”10 dalam buku tersebut Pin Yathay berusaha untuk menceritakan secara mendetail masa-masa Revolusi yang dilakukan oleh kelompok Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot dimana mulai dari membuka sebuah lahan untuk perumahan dan perkebunan sampai penyiksaan yang dilakukan kepada pekerja yang dianggap tidak dapat melakukan pekerjaanya dengan benar. Semua tersebut dilakukan karena kelompok Khmer Merah percaya kalau dia tidak memerlukan bantuan asing sehingga pemerintah memeras dan mengeksploitasi rakyatnya untuk bekerja dan bekerja agar memenuhi kebutuhan dalam negari.

Untuk dapat melaksanakan kebijakannya dengan lancar tanpa hambatan apapun, kelompok Khmer Merah pimpinan Pol Pot juga melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap orang yang berusaha menentangnya. Kemudian dari adanya hal tersebut munculah dua istilahdalam masyarakat Kamboja yaitu “Rakyat Lama” dan “Rakyat Baru”. Yang dimaksud dengan “Rakyat Lama” adalah orang-orang yang sudah tunduk dan patuh terhadap Khmer Merah sejak lama seperti para golongan petani sedangkan “Rakyat Baru” adalah

(12)

masyarakat dari golongan ekonomi menengah ke atas yang sebagian besar diisi orang perkotaan seperti para pemerintahan terdahulu hingga bekas tentara republik. Para korba yang dibunuh pun jasadnya tidak dilakukan secara manusiawi, jasad para korban pembunuhan dan penculikan Khmer Merah dibiarkan begitu saja tidak dibakar seperti ajaran agama Budha karena para kelompok Khmer Merah berpendapat jika mayat atau jasad dari manusia tersebut dapat menyuburkan tanah ladang pertanian sehingga jasadnya hanya ditanam didalam tanah dan dibiarkan membusuk. Hal tersebutmembuat rakyat Kamboja merasa tertekan dan terancam sepanjang waktu, tidak ada yang berani untuk melakukan perlawanan.

Kondisi seperti ini membuat Kamboja antara tahun 1975 sampai 1979 seperti sebuah negara yang sangat tertutup dan sangat membenci hal yang berbau asing. Kamboja seakan-akan sebagai Kamp Konsentrasi Khmer Merah untuk melakukan pembunuhan. Kekejaman Pol Pot tersebut ditulis oleh seorang misionaris prancis yang juga bisa berbahasa Khmer yaitu Franchois Ponchaud dalam bukunya yang berjudul “Cambodia: Year Zero”.11 Buku tersebut banyak membuka mata dunia apa yang sedang terjadi di Kamboja antara dekade 70an. Dimana pada saat itu banyak orang beranggapan kalau Kamboja adalah negara yang aman namun kenyataannya jauh berbeda. Didalam buku tersebut juga mengungkapkan adanya sebuah pusat interogasi yang bernama S-21, namun pusat interogasi tersebut berubah manjadi sebuah tempat pembantaian massal yang dilakukan oleh Khmer Merah. Tentu saja Pol Pot mengetahui hal tersebut bahkan dia mengawasi perkembangannya. Bahkan kekejaman Khmer Merah pun diangkat dalam sebuah film yang berjudul “The Killing Field”

(13)

Dengan adanya hal tersebut maka Pol Pot dituduh melakukan kejahatan perang dan pelanggaran Hak Azasi Manusia, sehingga Pol Pot dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Internasional. Tidak hanya Pol Pot yang dijatuhi hukuman mati, Ieng Sarry juga mendapat hukuman yang sama karena dia ikut dalam mendukung tindakan pembantain yang dilakukan oleh Khmer Merah. Pol Pot dan Ieng Sarry pernah mendapat kesempatan untuk melakukan persidangan terlebih dahulu untuk mengurangi beban tuduhan tetapi kedua orang tersebut tidak hadir didalam persidangan. Banyak kelompok yang berusaha untuk membawa Pol Pot dan Ieng Sarry ke Pengadilan Internasional di Belanda seperti kelompok aktivis Hak Azasi Manusia di Eropa.

Kemudian diadakan sebuah konferensi atas apa yang terjadi di Kamboja, konferensi tersebut dihadiri oleh anggota faksi-faksi yang dilaksanakan pada tiga negara yaitu Prancis, Thailand dan Indonesia. Dari adanya konferensi tersebut maka menghasilkan tiga keputusan penting yaitu pertama Khmer Merah harus membuang benderangnya, kedua lagu kebangsaan Khmer Merah tidak boleh lagi berkumandang di Kamboja dan yang terakhir yaitu Republik Rakyat Kamboja diganti dengan Negara Kamboja dan benderanya sekaligus diganti. PBB juga memfasilitasi Kamboja untuk dapat menstabilkan Politiknya yaitu dengan cara mengawasi masa peralihan kekuasaan sampai terbentuknya suatu pemerintahan baru yang diinginkan rakyat Kamboja Sendiri. Hingga pada tahun 1991 terbentuklah sebuah dewan nasional tertinggi Kamboja yang terdiri dari tiga koalisi dan rezim yang berada di Phnom Penh dan adanya perjanjian gencatan senjata yang ditantangani di Paris pada oktober 199112 agar terwujud keamanan serta perdamain di Kamboja.

(14)

Sedangkan Pol Pot sendiri akhirnya ditemukan meninggal pada tanggal 15 April 1998 di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah. Banyak sumber yang menyebutkan kematian Pol Pot dikarenakan bermacam-macam hal namun berita resmi dilansir jika Pol Pot meninggal karena serangan jantung. Yang lebih mengenaskan lagi mayat Pol Pot dibakar di tumpukan ban bekas di sebelah Kamar mandi umum, seperti apa yang pernah Pol Pot lakukan kepada jasad korban pembantaiannya.

C. Analisa perubahan watak dan ideologi Pol Pot atau Saloth Sar sehingga dia dapat melakukan pembunuhan massal pada rakyat Kamboja dengan menggunakan materi dari Psikologi Kejahatan.

Disini saya mengunakan beberapa materi dan salah satu Teori Psikologi Kejahatan untuk menganalisa psikologis dari Pol Pot yang melakukan kejahatan kemanusiaan di Kamboja. Apabila dilihat dari tipe kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot yang juga sebagai pemimpin kelompok Khmer Merah yaitu lebih dominan ke tipe kejahatan Personal Crime yaitu tindak kejahatan yang ditujuakan pada manusia atau disini manusia diposisikan sebagai obyek sebuah kejahatan. Apabila dikaitkan dengan kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot disini terlihat jelas jika Pol Pot melakukan pembunuhan dan penyiksaan kepada warga Kamboja yang berusaha untuk menentangnya. Kekerasan yang berujung pada pembunuhan masuk kedalam Personal Harm yang berupa Interpersonal Violence General13. Didalam debat dasar tentang kejahatan dan pelaku kejahatan yang

kedua berisi tentang perdebatan antara Nature vs Nurture isi dari perdebatannya

(15)

yaitu tentang penyebab asal manusia bertindak jahat atau melakukan kejahatan. Pertama sebagian kelompok berpendapat jika penyebab sebuah kejahatan berasal dari lahiriah atau Nurture.14 Disini menjelaskan bahwa genetika atau keturunan berperan penting dalam terbentuknya seseorang menjadi pribadi yang jahat. Sedangkan Narture mengungkapkan penyebab seseorang dapat menjadi jahat yaitu lingkungannya. Apabila dikaitkan dengan kasus kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot maka sisi Nature atau biologis disini tidak berperan dalam mempengaruhi pola pikir Pol Pot dalam melakukan kejahatannya pada saat memerintah. Telah kita ketahui bahwa keluarga Pol Pot merupakan keluarga kaya yang terhormat, masa kecil Pol Pot termasuk anak yang beruntung tidak seperti diktator dunia lainnya seperti Hitler dan Stalin yang pada masa kecilnya sering mendapatkan kekerasan sehingga tidak mengagetkan jika pada saat mereka menjadi pemimpin adalah pemimpin yang diktator.

Namun disini Pol Pot kebalikannya masa kecil Pol Pot yang cenderung bahagia sangat kecil kemungkinan faktor genetik mempengaruhi pribadi Pol Pot yang melakukan kejahatan kemanusiaan kepada rakyat Kamboja. Sedangkan faktor lingkungan paling dominan mempengaruhi ideologi dan pikiran Pol Pot semasa muda. Telah kita ketahui jika Pol Pot ketika bersekolah di sekolah biara hingga mengenyam pendidikan universitas di sekolah teknik Russey Rio dikenal dengan pribadi yang baik, sopan ramah dan cenderung menghindari perkelahian. Namun ketika dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Perancis, Pol Pot sering melakukan diskusi-diskusi tentang Ideologi dan pada saat itu pula lingkungan mahasiswa di Perancis yang berasal dari Mahasiswa Indochina sering mengadakan diskusi tentang berbagai macam

(16)

Ideologi yang berkembang. Kondisi lingkungan seperti itu sangat mempengaruhi pola pikir Pol Pot dan perlahan namun pasti mengarahkan Pol Pot kedalam ideologi komunis. Ditambah lagi disaat dia membantu para warga Yugoslavia setelah melepaskan diri dari Uni Soviet. Pol Pot sangat kagum dengan apa yang dilakukan oleh rakyat Yugoslavia pada waktu itu, dimana dia malihat para rakyat Yugoslavia saling bergotong-royong membangun kembali negaranya. Banyak fasilitas negara yang dibangun bersama-sama secara mandiri tanpa adanya campur tangan dari pihak asing.

Dengan adanya hal tersebut Pol Pot berkenginan untuk menerapkan sistem tersebut di Kamboja. Ideologi komunis dan pemikiran Marxis yang radikal membuat perialaku dam pola pikir dari Pol Pot berubah. Dia beranggapan jika rakyat Kamboja harus bersama-sama membangun negaranya sendiri tanpa tergantung oleh negara manapun dan rakyat Kamboja harus memiliki kedudukan yang setara seperti pada ajaran Marxis yang menyatakan jika ada dua golongan yaitu kaum Proletar dan Borjuis dan Pol Pot tidak setuju dengan adanya penggolongan seperti itu. Maka dari itu dia melakukan pembantaian terhadap kaum-kaum intelektual sehingga yang ada adalah kaum buruh dan petani. Ini biasa disebut dengan tahun nol atau Zero Year dimana semuanya dumulai dari nol atau dari dasar tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya kecuali pemimpin dan penguasa.

Apabila digambarkan dalam diagram perkembangan Psikologi Pol Pot dari dia bersekolah disekolah Biara sampai masa kepemimpinannya seperti dibawah ini:

(17)

Keterangan:

A. : masa pada saat Pol Pot masih bersekolah di Biara dan menerima banyak ajaran tentang agama Budha termasuk larangan yang harus dipatuhi umat manusia termasuk larangan membunuh. Sehingga kondisi psikologis Pol Pot yaitu pribadi yang ramah, baik dan membenci konflik bahkan pertengkaran.

B. : masa pada saat Pol Pot bersekolah di Ecole Miche, dimana dia sering berinteraksi dengan anak para bangsawan Perancis. Kondisi psikologis dari Pol Pot tidak jauh berbeda dengan semasa dia sekolah di Biara yaitu sebagai anak yang sopan dan ramah. Namun pada masa ini hal yang terpenting (simbol y pada diagram) yaitu pada saat Pol Pot melihat ketimpangan antara kaum kaya dan miskin yang ada disekitar lingkungan kerajaannya, mungkin saja hal tersebut menggelitik Pol Pot namun dia belum bisa berbuat apa-apa.

C. : pada saat Pol Pot melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah yang dibuat oleh pemerintahan Perancis. Disana dia belajar tentang sastra dan menggunakan bahasa Perancis namun hal tersebut tetap tidak mempengaruhi kepribadian Pol Pot.

A

B

D2

(18)

D1. : setelah menamatkan pendidikan menengahnya kemudian Pol Pot melanjutkan ke sekolah teknik di Russey Rio. Itu merupakan sekolah para kaum menengah kebawah. Mungkin dari interkasinya dengan para kaum menengah kebawah, Pol Pot mulai terbuka matanya dengan penderitaan yang dialami karena Pol Pot dari kecil sampai sekolah menengah mendapatkan kemewahan dari istana. Namun kondisi psikologis dari Pol Pot belum melihatkan perubahan yang berarti dimata temannya dia hanyalah mahasiswa biasa yang menyenangkan tapi jarang bercanda. D2. : kemudian Pol Pot meneruskan studinya ke Perancis karena dia bersama

dua puluh mahasiswa lainnya. Masa-masa saat Pol Pot berkelana dan belajar di Perancis inilah ideologinya mulai terbentuk. Ada beberapa faktor ( tanda x pada diagram ) yang mengakibatkan berubahnya pola pikir dari Pol Pot yaitu seperti seringnya Pol Pot mengikuti diskusi Ideologi dengan mahasiswa lainnya, Pol Pot sering diajar oleh dosen dengan latar belakang Ideologi Komunis dan Buku yang sering dibaca oleh Pol Pot adalah buku tentang Komunis pemikiran Stalin dan ajaran dari Marx.

E : dengan ideologi komunis dan pemahaman akan marxisme yang radikal yaitu menjunjung tinggi kesetaraan maka Pol Pot berusaha mewujudkan kesetaraan tersebut dengan cara melakukan pembantaian massal terhadap rakyat Kamboja, terutama para kaum intelektual.

(19)

Saya menggunakan teori conditioning15 yang menyatakan jika semua

pembelajaran adalah hasil pengalaman individual dan lingkungan. Apabila dikaitkan dengan kasus Pol Pot maka pengalaman pribadi PolPot yang diawali dengan dia menyaksikan sendiri ketimpangan antara kaum kaya dan miskin di Kamboja namun dia tidak dapat berbuat apa-apa tapi dia sudah ada perasaan yang menggelitik tentang adanya ketimpangan tersebut. idiologi Pol Pot mulai terbentuk semenjak dia pindah ke Perancis dan kondisi lingkungan mahasiswa disana banyak mengadakan diskusi tentang Ideologi dan juga Pol Pot gemar membaca tentang buku yang berbau Komunis dan Marxisme yang menjujung tinggi kesetaraan.

Dari adanya perubahan pola pikir tersebut maka pribadi Pol Pot yang dulunya adalah anak yang baik dan ramah berubah menjadi pemimpin yang kejam dan diktator. Dia tidak segan-segan melakukan pembantaian terhadap rakyat Kamboja untuk mewujudkan sebuah kesetaraan. Dia ingin semuanya dimulai dari nol sehingga apabila ada yang lebih menonjol khususnya para intelektual langsung diculik oleh kelompok Khmer Merah yang dibawah pimpinan Pol Pot sendiri.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya tarik dari kasus kejahatan Pol Pot saat dia berkuasa di Kamboja yaitu psikologis seseorang bisa berubah dengan adanya pengaruh lingkungan dan pengalaman pribadi dari pelaku sendiri. disini dapat kita lihat jika Pol Pot pada masa mudanya adalah anak yang baik hati, ramah dan sopan namun hal tersebut dapat berubah setelahh dia pergi ke Perancis dengan

(20)

tumbuh suburnya berbagai macam debat Ideologi disana sehingga membentuk ideologi dari Pol Pot dan juga dia gemar membaca buku yang berbau komunis dan marxisme. Dari kekejaman yang dilakukan oleh Pol Pot dia mendapatkan hukuman mati dari pengadilan internasional bersama temannya yang bernama Ieng Sarry namun akhirnya sebelum dia dieksekusi sudah meninggal dunia terlebih dahulu dikarenakan serangan jantung. Kondisi Kamboja setelah pemerintahan Pol Pot yang diktator sedang berusaha memulihkan diri dibantu dengan PBB dan beberapa negara untuk membentuk sebuah pemerintahan yang diinginkan oleh rakyat Kamboja sendiri.

Daftar Pustaka

 Syamdani S.pd, 2009, Kisah Diktator-diktator Psikopat, NARASI, Yogyakarta.

 Susanti, I.S, 2011, Kriminologi, Genta Publishing, Yogyakarta.

 Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan minggu pertama.

(21)

 Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan antara minggu ketiga sampai kelima.

Pol Pot, viewed 17 September 2014,

http://profil.merdeka.com/mancanegara/p/pol-pot/.

 Khmer Merah Lembar Sejarah Kelam, viewed 17 September 2014,

http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html.

 Siapakah Pol Pot Tokoh Khamer Merah Kejam Dari Kamboja, viewed 17 September 2014, http://www.amazine.co/28088/siapakah-pol-pot-tokoh-khmer-merah-kejam-dari-kamboja/.

 I Fled the Killing Fields and Found Life, 2009, viewed 17 September 2014, http://wol.jw.org/en/wol/d/r25/lp-in/102009171.

 Nenek Renta Bertutur Tentang Kebrutalan Khmer Merah, 2012, viewed 17 September 2014,

http://internasional.kompas.com/read/2012/11/13/11362199/Nenek.Renta.

Bertutur.tentang.Kebrutalan.Khmer.Merah.

 Program Genosida Kamboja 1994-2008, viewed 17 September 2014,

http://yale.edu/cgp/indonesian/index.html.

 Pot Pol , viewed 17 September 2014 ,

http://www.bbc.co.uk/history/historic_figures/pot_pol.shtml.

 Tokoh Khmer Merah Ieng Sarry meninggal, viewed 17 September 2014,

http://www.dw.de/tokoh-khmer-merah-ieng-sary-meninggal/a-16672855.

(22)

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/14/118467000/Bagaimana-Khmer-Merah-Berkuasa-dan-Membunuh.

 'Penyesalan' dari pemimpin Khmer Merah, 2013,

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/05/130531_khmer_merah.

 Rivki , 2013, Ladang Pembantaian Korban Khmer Merah Yang

Mengerikan, viewed 18 September 2014,

http://travel.detik.com/read/2013/07/29/132011/2317366/1520/ladang-pembantaian-korban-khmer-merah-yang-mengerikan.

 sofan fitri , Muhammad zalaluddin, 2013, Pembantaian di Kamboja Bersama Bekas-bekas Khmer Merah, viewed 19 September 2014

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran kadar fosfat, nitrat, dan oksigen terlarut di perairan pulau Gangga dan pulau Siladen disajikan dalam Tabel 1, serta hasil analisa uji-t untuk

Menggunakan kata-kata yang jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari Mantra hanya akan bekerja ditangan orang-orang yang telah menjalani penempaan batin dan kebulatan

uji normalitas terhadap sikap akhir siswa tingkat signifikansi kelas kontrol adalah 0,000 < α (0,05), sedangkan tingkat signifikasi kelas eksperimen adalah 0,012 < α

Dari hasil studi pemurnian minyak nilam dengan adsorpsi menggunakan bentonit dapat disimpulkan bahwa perubahan warna minyak nilam dari coklat tua dan berubah

Sifat yang sensitif terhadap kondisi awal ditunjukkan dengan yang didekripsi tidak kembali ke citra semula jika kunci yang digunakan tidak sama dengan kunci

Menimbang, bahwa setelah majelis hakim tingkat banding mempelajari dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh Jaksa Penuntut Umum yang terdiri

pernyataan penting yang dikemukakannya, yaitu (1) semua konsep matematika secara mutlak dapat disederhanakan pada konsep logika; (2) semua kebenaran matematika