• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah bank dan lembaga keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah bank dan lembaga keuangan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

BAB I... 2

PENDAHULUAN...2

1.1. LATAR BELAKANG...2

BAB II... 3

PEMBAHASAN... 3

2.1. Pengertian dan landasan Koperasi...3

2.1.1. Landasan Koperasi...3

2.1.2. Landasan Idiil Pancasila...3

2.1.3. Landasan UUD 1945...3

2.1.4. Landasan Sosial (mental gotong-royong dan setia kawan)...4

2.2. Prinsip Koperasi...4

2.3. Fungsi dan Peran Koperasi...4

2.4. Manfaat Koperasi...6

2.4.1. Manfaat Koperasi di Bidang Ekonomi...6

2.4.2. Manfaat Koperasi di Bidang Sosial...6

2.5. Kegiatan Koperasi...7

2.6. Jenis-jenis Koperasi...8

2.6.1. Simpanan dan pembiayaan anggota koperasi...8

2.7. Tujuan Koperasi...13

BAB III... 14

PENUTUP... 14

3.1. Kesimpulan...14

3.2. Saran... 14

BAB I

(2)

1.1. LATAR BELAKANG

Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat.

Pertama, koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, kegiatan pemasaran atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi menyediakan pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan. Peran koperasi ini juga terjadi jika pelanggan memang tidak memiliki aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa pada koperasi kredit dalam menyediakan dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank.

Kedua, koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Koperasi yang telah berada pada kondisi ini dinilai berada pada tingkat yang lebih tinggi dilihat dari perannya bagi masyarakat. Beberapa KUD untuk beberapa kegiatan usaha tertentu diidentifikasikan mampu memberi manfaat dan peran yang memang lebih baik dibandingkan dengan usaha lain, demikian pula dengan koperasi kredit.

Ketiga, koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut.

BAB II

(3)

2.1. Pengertian dan landasan Koperasi

Secara bahasa, koperasi berasal dari dua suku kata bahasa inggris, yaitu 'co' dan 'operation'. Co berarti bersama, dan operation berarti bekerja. Sehingga dapat diartikan

co-operation (koperasi) adalah melakukan pekerjaan secara bersama (gotong-royong). Secara istilah Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

2.1.1. Landasan Koperasi

Sebagai tulang punggung perekonomian rakyat, koperasi dianggap perlu (urgent) untuk dibentuk. Maka muncullah landasan-landasan yang patut dipertimbangkan untuk membuat koperasi. Ada banyak landasan yang menjadi pijakan untuk pendirian koperasi. Dan dibawah ini ada beberapa landasan koperasi, diantaranya:

2.1.2. Landasan Idiil Pancasila

Sebagai sarana untuk mencapai masyarakat, adil, makmur, dan sejahtera, koperasi membutuhkan topangan dari landasan hukum. Dan landasan hukum untuk koperasi Indonesia dapat berpijak adalah Pancasila.

2.1.3. Landasan UUD 1945

Dalam Undang-undang Dasar 1945, koperasi diposisikan sebagai Soko Guru perekonomian nasional. Atas kedudukan koperasi tersebut, maka koperasi dianggap perlu memiliki departemen / kementerian khusus dalam kabinet. Departemen ini berfungsi membawahi urusan-urusan koperasi nasional, seperti pengembangan, penyuluhan, workshop, pembekalan, pembiayaan, sampai dengan penanganan-penangan hukum apabila terjadi sesuatu.

2.1.4. Landasan Sosial (mental gotong-royong dan setia kawan)

(4)

demokrasi ekonomi, mandiri dan berotonomi. Setiap anggotanya bahu membahu membantu, berbagi, berpendapat, dan berdiskusi. Mulai dari mendiskusikan organisasi, manajerial, pemasaran, dan membangun usaha anggotanya.

2.2. Prinsip Koperasi

Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa prinsip koperasi.

1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. 2) Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

3) Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing anggota.

4) Modal diberi balas jasa secara terbatas. 5) Koperasi bersifat mandiri.

2.3. Fungsi dan Peran Koperasi

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini.

(5)

2) Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja sama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya. 3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama dengan

(6)

2.4. Manfaat Koperasi

Berdasarkan fungsi dan peran koperasi, maka manfaat koperasi dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu manfaat koperasi di bidang ekonomi dan manfaat koperasi di bidang sosial.

2.4.1. Manfaat Koperasi di Bidang Ekonomi

Berikut ini beberapa manfaat koperasi di bidang ekonomi :

a) Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi dibagikan kembali kepada para anggotanya sesuai dengan jasa dan aktivitasnya.

b) Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. Barang dan jasa yang ditawarkan oleh koperasi lebih murah dari yang ditawarkan di toko-toko. Hal ini bertujuan agar barang dan jasa mampu dibeli para anggota koperasi yang kurang mampu.

c) Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan. Kegiatan koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan tetapi melayani dengan baik keperluan anggotanya.

d) Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi. Setiap anggota berhak menjadi pengurus koperasi dan berhak mengetahui laporan keuangan koperasi.

e) Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara lebih efektif dan membiasakan untuk hidup hemat.

2.4.2. Manfaat Koperasi di Bidang Sosial

Di bidang sosial, koperasi mempunyai beberapa manfaat berikut ini.

a) Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan tenteram. b) Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang dibangun tidak

diatas hubungan-hubungan kebendaan tetapi di atas rasa kekeluargaan c) Mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dan

(7)

2.5. Kegiatan Koperasi

Kegiatan Koperasi utamanya bergerak di bidang ekonomi. Tujuannya adalah untuk kesejahteraan dan kepentingan bersama anggota koperasi tersebut. Sehingga tidak ada satu pihakpun yang merasa dirugikan. Ada begitu banyak sekali kegiatan koperasi. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan anggota koperasi dan diawasi oleh pemerintah yang biasanya menugaskan beberapa perangkatnya menjadi koperasi unit desa (KUD). Kegiatan-kegiatan koperasi diantaranya adalah :

a. Produksi Barang Kegiatan koperasi dibidang produksi barang umumnya adalah usaha kecil sampai menengah. Para produsen dikumpulkan dalam wadah koperasi agar ada komunikasi yang intens tentang usaha anggota-anggotanya. Sehingga produk yang mereka hasilkan kualitasnya semakin bagus dan usaha mereka semakin maju karena adanya dukungan dan kerja sama dengan sesama anggota.

b. Simpan Pinjam Modal Kegiatan koperasi yang paling banyak dilakukan dan diminati masyarakat adalah peminjaman modal. Begitu banyak masyarakat yang ingin mendirikan suatu usaha namun tidak mempunyai modal. Oleh karena itu koperasi memberi solusi dengan menyediakan pinjaman kepada meraka tanpa bunga.

c. Jual Beli Produk Kegiatan lain dari koperasi adalah jual beli produk dengan harga yang jauh lebih murah daripada di pasaran.misalnya, beras yang di beli di koperasi harganya lebih murah daripada harga beras di toko-toko.

Contoh Lain:

- Transaksi biaya listrik dan telepon - Arisan antar anggota koperasi - Memasarkan hasil produksi barang

(8)

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.

 Koperasi Simpan Pinjam

 Koperasi Konsumen

 Koperasi Produsen

 Koperasi Pemasaran

 Koperasi Jasa

Koperasi Simpan Pinjam Adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.

Koperasi Konsumen Adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.

Koperasi Produsen Adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.

Koperasi Pemasaran Koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.

Koperasi Jasa Koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

2.6.1. Simpanan dan pembiayaan anggota koperasi 1. Simpanan

Produk simpanan terdiri dari :

1. Simpanan Pokok yaitu simpanan yang dilakukan sekali selama menjadi anggota Koperasi Shari oleh para pendiri ;

(9)

3. Simpanan suka rela yaitu simpanan yang dilakukan oleh anggota yang ketentuannya dibuat oleh Pengurus Koperasi. Adapun jenis simpanan sukarela terdiri dari tiga jenis produk, yaitu:

A. Simpanan si Didik yaitu simpanan pendidikan yang sasarannya adalah pelajar dan mahasiswa dengan menggunakan akad wadiah. Simpanan ini tanpa dikenakan biaya administrasi dan tanpa bunga. Anggota nasabah si Didik dapat menerima hadiah yang diberikan tiap akhir tahun. Setoran awal sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).

B. Simpanan si Fitri yaitu simpanan Hari Raya Idul Fitri dengan sasarannya adalah Ibu rumah tangga dengan pengambilan hanya dapat dilakukan pada saat bulan Ramadhan dengan menggunakan akad mudharabah; Simpanan ini dikenakan biaya pengelolaan sebesar Rp. 1500,- (seribu lima ratus rupiah) per-bulan. Nisbah bagi hasil mudharabah simpanan nasabah dengan Koperasi adalah 55 : 45. Setoran awal pembukaan sebesar Rp. 10.000,-

C. Simpanan si Qurban yaitu simpanan Hari Raya Idul Adha yang ditujukan kepada anggota nasabah yang berkeinginan untuk menyembelih kurban pada saat Hari Raya Besar. Akad yang digunakan adalah akad mudharabah simpanan nasabah dengan Koperasi adalah 55 : 45. Simpanan ini dikenakan biaya pengelolaan sebesar Rp. 1500,- (seribu lima ratus rupiah) per-bulan. Setoran awal pembukaan rekening sebesar Rp. 20.000,-(dua puluh ribu rupiah).

2. Pembiayaan

Jenis pembiayaan yang disediakan untuk anggota antara lain :

1. Pembiayaan Murabahah/ BBA :

(10)

a.n. anggota / nasabah/ anggota, yang pembiayaan dananya dilakukan secara sekaligus.

 Sifat pembiayaan ini merupakan transaksi jual beli yang menimbulkan piutang penjualan dari menjual sesuatu, dan menyegerakan penyerahan barangnya kepada pembeli (debitur) dengan cara ditangguhkan pembayaran harganya sampai kepada saat yang telah ditetapkan atau dengan cara pembayaran angsuran.

 Pembiayaan ini mensyaratkan harga beli barang dikenakan terlebih dahulu margin/ mark-up sehinggga menjadi harga baru untuk kemudian menjadi hutang yang harus dibayar/ dilunasi. Pelunasan pokok hutang dan margin/ mark up dilakukan secara sekaligus pada saat jatuh tempo, atau dilunasi dengan cara mencicil/ mengangsur pokok hutang berikut margin/ mark-up dalam suatu periode tertentu (Al Bai’u Bitsaman Ajil) sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam akad Pembiayaan.

 Pembiayaan murabahah ini diberikan kepada anggota perorangan atau badan usaha Koperasi/ KOPERASI SHARI lainnya, yang ditujukan untuk pembiayaan yang bersifat modal kerja/ investasi/ konsumtif seperti pembelian persediaan barang- barang dagangan, bahan baku, kepemilikan rumah (housing loan), Pembiayaan kepemilikan kendaraan (car loan), atau Pembiayaan investasi lainnya.

2. Pembiayaan Mudharabah :

(11)

 Penarikan dana dilakukan sesuai jadual/ kebutuhan dengan disertai akad pembiayaan kepada KOPERASI SHARI sejumlah nilai pembiayaan yang ditarik, dan

 Rencana pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan sumber pendapatan/ penghasilan yang diperoleh dari pembiayaan tersebut.

 Dari pembiayaan ini, KOPERASI SHARI akan memperoleh bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh oleh debitur sebesar nisbah (porsi) yang telah disepakati. Perjanjian bagi hasli mulai diberlakukan secara efektip setelah proyek investasinya selesai, atau obyek yang dibiayai telah dapat menghasilkan pendapatan sesuai jangka waktu yang disepakati

3. Pembiayaan Musyarakah (Syirkah) :

 Yang dimaksud dengan pembiayaan Musyarakah adalah suatu perjanjian kesepakatan bersama antara KOPERASI SHARI dengan beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek atau usaha, dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

 Penarikan dana dilakukan sesuai jadual/ kebutuhan dengan disertai promes atau aksep kepada KOPERASI SHARI sejumlah nilai pembiayaan yang ditarik, dan

 Rencana pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan sumber pendapatan/ penghasilan yang diperoleh dari pembiayaan tersebut.

 Dari pembiayaan ini KOPERASI SHARI akan memperoleh keuntungan berupa bagi hasil yang besarnya diperhitungkan secara proporsional dari pembiayaan/ modal usaha yang disertakan

(12)

 Yang dimaksud dengan Bai’u Takjiri (BAT) adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa. Sifat pemindahan kepemilikanini pula yang membedakan denganakad ijaroh dan akad murobahah

 Manfaat dan resiko yang harus dijalani. KOPERASI SHARI mengoperasikan produk ini biasanya dalam bentuk leasing, baik dalam bentuk operating lease maupun financial lease.

 Manfaat dari transaksi ini adalah keuntungan sewa dan kembalinya uang pokok.

 Adapun resiko yang mungkin terjadi :

a. Default, nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja.

b. Rusak, asset rusak sehingga menyebabkan biaya pemeliharaan bertambah, terutama bila disebutkan dalam kontrak bahwa pemeliharaan dilakukan oleh pihak KOPERASI SHARI.

c. Berhenti, nasabah berhenti ditengah kontrak dan tidak mau membeli asset tersebut. Akibatnya, KOPERASI SHARI harus menghitung kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian kepada nasabah.

5. Pembiayaan Qardh :

(13)

2.7. Tujuan Koperasi

Setiap organisasi didirikan dengan tujuan tertentu. Begitupun halnya dengan koperasi. Pada dasarnya, tujuan utama dibentuknya koperasi adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, dan mandiri atas dasar Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan koperasi tertuang dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang kekoperasian, pada BAB II Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan koperasi adalah:

(14)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Jadi, koperasi mempunyai peran dan manfaat yang sangat penting bagi masyarakat karena koperasi dapat membantu meringankan beban masyakat dengan meberikan pinjaman modal dan koperasi menjual produknya dengan harga yang relatif lebih murah. Sehingga masyarakat merasa terbantu dengan adanya koperasi.

3.2. Saran

Referensi

Dokumen terkait

pengaruh motivasi, komitmen, lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Daerah Madani, hasil pengujian terlihat dengan jelas

Bagian ini berisi tabel informasi dari jumlah setoran perusahaan kepada negara yang akan direkonsiliasi dengan angka penerimaan di sisi instansi Pemerintah

Dari latar belakang permasalahan diatas penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul “Proses Penetapan Tersangka oleh Penyidik

Oleh karena itu secara tradisional mereka menyatakan bahwa tindakan heroik untuk memperoleh pengakuan moral dengan mengorbankan kepentingan sosial lain yang sebenarnya

[r]

Oleh karena itu dalam penyusunan kebijakan dan program masung-masing pihak baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang

Tujuan dari penelitian ini untuk mengalisis pengaruh Good Corporate Governance dalam meningkatkan Kinerja Rumah Sakit di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas dengan

Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR, NPL, APB, LDR tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara Bank Pemerintah dengan Bank Umum Swasta