• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PEMULI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PEMULI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN BIOTEKNOLOGI

DALAM BIDANG PEMULIAAN TANAMAN

Oleh

ZAHRATUL MILLAH

Fakultas Pertanian

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2005

B A N T E N

U

NIV ER

SIT AS

SULTAN AGENG

TIR

TA

(2)

I. Pendahuluan

Pemuliaan tanaman adalah suatu usaha perbaikan sifat tanaman yang

bergerak berdasarkan keragaman genetik dari tanaman-tanaman yang ada.

Tersedianya keragaman genetik yang luas untuk sifat-sifat yang akan

diperbaiki akan sangat menunjang efektifitas dan keberhasilan dari suatu program

pemuliaan tanaman. Untuk itulah di dalam suatu program pemuliaan tanaman,

usaha menghadirkan keragaman genetik menjadi suatu kegiatan yang vital,

terutama untuk karakter-karakter yang bersifat menunjang produktivitas hasil dan

kualitas hasil pada tanaman budidaya.

Usaha untuk menghadirkan keragaman genetik baru dapat ditempuh dengan

beberapa cara, antara lain dengan hibridisasi, baik seksual maupun somatik,

mutasi, dan rekayasa genetik dengan metode transfer gen secara langsung atau

menggunakan vektor bakteri .

Cara terakhir yaitu dengan transformasi genetik atau transfer genetik, yang

merupakan bagian dari bioteknologi, dapat dikatakan sebagai cara untuk

mengatasi problem-problem tertentu yang tidak dapat diatasi dengan mudah oleh

cara lain. Cara ini memungkinkan pemulia untuk melakukan modifikasi genetik

secara lebih leluasa dibandingkan sebelumnya.

Pada suatu persilangan seksual keseluruhan genom digabungkan secara

seimbang meskipun pemulia hanya mencoba mentransfer karakter yang

dikendalikan oleh gen tunggal. Diperlukan back crossing berulang-ulang untuk

mengeliminasi gen-gen ekstra sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk

menghasilkan perbaikan varietas (Fernandes dan Filho, 1993 ; Seraj, 2001).

Dengan menggunakan teknologi biologi molekuler, gen yang diinginkan

dapat dipotong dari suatu genom tanaman dan disambung ke dalam genom lain

melalui suatu eksperimen yang unik, tanpa memindahkan gen-gen yang tidak

diinginkan selama proses (Fernandes dan Filho, 1993). Dengan memanfaatkan

kemajuan bioteknologi seperti rekayasa genetik, gen-gen yang bermanfaat dari

sumber yang berbeda seperti bakteri atau spesies tanaman lain yang samasekali

tidak memiliki kekerabatan dapat diisolasi dan gen tersebut dapat dimasukkan ke

(3)

2001), sehingga tahapan yang panjang untuk back crossing dan seleksi dapat

dihilangkan.

Hal yang penting disini adalah bahwa rekayasa genetika menawarkan

kepastian karakter terseleksi yang bernilai dari organisme manapun. Dalam hal ini

terdapat relevansi yang besar bila disadari adanya potensi genetik yang luas dari

spesies tanaman liar diantara galur-galur budidaya (Tamarin, 1991 dalam

Fernandes dan Filho, 1993).

Menurut Seraj (2001) beberapa prospek untuk bioteknologi di bidang

pertanian salah satunya adalah mengintroduksikan gen-gen yang bermanfaat ke

dalam tanaman, seperti gen-gen untuk resistensi terhadap hama dan penyakit atau

untuk perbaikan nutrisi dari sumber yang berbeda, dimana sebelum era

perkembangan bioteknologi hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan.

II. Rekayasa Genetika dan Langkah-Langkah Utama Penerapannya

Pada konteks tanaman-tanaman yang baik untuk dibudidayakan, rekayasa

genetik biasanya memiliki arti membuat perubahan genetik khusus untuk

memperbaiki hasil, kualitas, resistensi terhadap hama dan penyakit, atau karakter

agronomi lainnya (Shaw, 1988 dalam Fernandes dan Filho, 1993).

Sebelum melakukan perubahan genetik hal penting pertama yang harus

dilakukan adalah memahami karakter yang diinginkan pada level molekular.

Ini biasanya membutuhkan isolasi dari protein tertentu dan hampir pasti

membutuhkan identifikasi dari gen khusus serta analisis mengenai bagaimana

ekspresinya dikontrol. Hal terakhir sangat krusial jika gen-gen yang akan

diintroduksi akan diekspresikan secara tepat dalam syarat-syarat dari level,

jaringan dan waktu tertentu, dan produk yang akan dituju terhadap kompartemen

subselular yang tepat (Shaw, 1988).

Suatu tipe gen tanaman dalam bentuk sederhananya difahami memiliki

tiga bagian, yaitu unit transkripsi yang mengandung sekuens DNA yang akan

disalin oleh RNA polimerase 11 untuk membentuk kopi RNA, yang mengandung

informasi genetik yang diperlukan untuk mensintesis suatu molekul protein;

promotor basal menentukan titik dimana transkripsi dimulai, dan element

(4)

promoter) menentukan responsivitas dari gen terhadap sinyal lingkungan,

fisiologikal atau fase perkembangan (Kuhlemeier, 1992 dalam Fernandes dan

Filho, 1993).

Tahap kedua, gen-gen yang diinginkan harus ditransfer dan

digabungkan ke dalam DNA sel target. Beberapa metode tersedia dan transformasi tanaman dapat dilakukan melalui transfer gen langsung atau

dimediasi melalui vektor molekul DNA atau liposom (Fernandes dan Filho,

1993).

Contoh dari tehnik transfer gen secara langsung adalah elektroporasi, fusi

protoplas, peluru biological dan mikronjeksi (Fernandes dan Filho, 1993).

Teknik ini begitu kompleks dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi

dan memerlukan keahlian khusus, karena itu dalam program pemuliaan tanaman

cara ini tidaklah serta merta menggantikan posisi pemuliaan tradisional melalui

persilangan konvensional, tetapi bersama-sama saling melengkapi.

III. Beberapa Penerapan Teknik Rekayasa Genetik dalam Bidang Pemuliaan Tanaman

1. Menginduksi Toleransi silang terhadap Herbisida pada Tanaman kentang

Penelitian yang dilakukan oleh Yamada, dkk (2002) ini dilakukan untuk

mendapatkan tanaman kentang yang toleran terhadap herbisida, dimana herbisida

yang masuk ke dalam jaringan tanaman dapat dimetabolis atau didegradasi oleh

suatu enzim tertentu sehingga tidak lagi bersifat toksik. Tujuan penelitian ini

adalah mengurangi polusi di lingkungan pertanian akibat residu herbisida yaitu

dengan meniadakan residu herbisida didalam tanaman budidaya.

Penelitian ini menggunakan teknik rekayasa genetika, dengan beberapa

konstruksi gen yang terdiri dari: promotor tembakau PR1a, PRT (modifikasi dari

PR1a), unit transkripsi berupa gen CYP1A1 cDNA tikus atau gen CYP1A1 cDNA

tikus ditambah gen Yeast dan terminator berupa Nos Terminator serta marker

berupa gen GUS dan NPT II. Konstruksi gen ini kemudian disisipkan ke dalam

situs ClaI dari vektor plasmid pB1121.

Gen CYP1A1 digunakan karena merupakan gen penghasil enzim yang

(5)

obat-obatan pada liver mamalia. Diharapkan dengan kontrol promotor PR1a

tembakau yang merupakan inducible promoter dengan aktivator atau pengaktif

berupa aplikasi Benzothiadizole (BTH), akan memberikan suatu mekanisme

toleransi terhadap herbisida BTH ini.

Transfer gen dilakukan dengan menggunakan vektor bakteri

Agrobacterium tumefaciens strain LB4404. Gen ditransfer ke dalam tanaman

kentang in vitro kultivar May Queen.

Identifikasi terintegrasinya transgen ke dalam tanaman kentang dilakukan

dengan dengan PCR, kemudian tanaman PCR positif dikulturkan selama 3

minggu di dalam media MS yang mengandung herbisida BTH, untuk kemudian

dilakukan seleksi untuk tanaman yang mempunyai toleransi tinggi.

Tanaman-tanaman tersebut digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Tanaman transgenik yang diaplikaskan dengan BTH memperlihatkan

toleransi yang lebih tinggi terhadap herbisida Phenylurea, Chlortoluron dan

Metabenzthiazuron dibandingkan dengan tanaman non transgenik.

2. Induksi Resistensi Serangga pada Tanaman Kentang dan Tembakau

Penelitian yang dilakukan oleh Marcheti, dkk (2000) ini dilakukan untuk

mendapatkan tanaman kentang dan tembakau yang resisten terhadap serangga,

khususnya dari ordo Lepidoptera, dengan memasukkan gen-gen pengkode

inhibitor proteinase- serine ke dalam genom tanaman kentang dan tembakau.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari alternatif cara pengendalian hama

secara kimia (menggunakan insektisida). Pengendalian hama secara kimia

memiliki banyak kelemahan, antara lain cost yang tinggi serta mengakibatkan

polusi.

Pada penelitian ini tiga gen kacang kedelai (KTi3, C-II, dan PI-IV) yang

mengkode inhibitor proteinase Serine dipindahkan ke Agrobacterium tumefaciens

EHA 105, yang kemudian digunakan untuk mentransformasi gen tersebut ke daun

tembakau dan umbi kentang. Analisis biokimia menetapkan bahwa tanaman

transgenik mensintesis inhibitor proteinase Serine, dengan tingkat ekspresi yang

bervariasi antar tanaman.

Tingkat ketahanan terhadap serangga (yang diuji pada Spodoptera

(6)

banyak tanaman transgenik menyebabkan kematian pada seluruh larva. Pada

kentang, kematian larva lebih rendah frekuensinya, tetapi hasilnya masih tetap

memberikan harapan.

3. Peningkatan Kandungan Provitamin A (β-carotene) pada Tanaman Padi

Penelitian yang dilakukan Beyer et al. ini adalah untuk mendapatkan

tanaman padi yang mengandung provitamin A sebagai nutrisi pencegah kebutaan

pada manusia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyediakan nutrisi

yang bermanfaat bagi penduduk miskin untuk menghindari dari kekurangan

vitamin A (Rader, 2001; Seraj, 2001; Toenniessen, et al., 2003).

Penelitian ini menggunakan varietas Japonica yang disebut sebagai Taipei

309 (Seraj 2001). Sintesis β-carotene didapatkan dengan menambahkan hanya dua

gen yaitu daffodil phytoene synthase (psy) dan bacterial phytoene desaturase

(crtI), dengan promoter spesifik endosperma. Mannose telah digunakan sebagai

agen selektif sehingga galur baru tidak mengandung resistensi antibiotik

(Toenniessen, et al., 2003).

Untuk transformasi padi, tersedia dua metode, transformasi dengan mediasi

agrobacterium dan mikro bombardment terhadap jaringan padi oleh DNA asing

yang dilapisi partikel emas atau timah hitam (Seraj, 2001)

Galur ‘clean’ baru ini telah dikirim untuk diikutsertakan dalam program

pemuliaan di Asia, dimana akan disilangkan dengan varietas lokal yang

beradaptasi baik didaerah dimana defisiensi vitamin A masih banyak dijumpai

(Toenniessen, et al., 2003)

IV. Kesimpulan

. Tersedianya keragaman genetik yang luas untuk sifat-sifat yang akan

diperbaiki akan sangat menunjang efektifitas dan keberhasilan dari suatu program

pemuliaan tanaman

Usaha untuk menghadirkan keragaman genetik baru dapat ditempuh

dengan beberapa cara, antara lain dengan hibridisasi, baik seksual maupun

somatik, mutasi, dan rekayasa genetik dengan metode transfer gen secara

(7)

Teknologi biologi molekuler memungkinkan untuk mendapatkan

perbaikan tanaman secara lebih cepat dibandingkan dengan cara tradisional.

Rekayasa genetika menawarkan kepastian karakter terseleksi yang bernilai dari

organisme manapun sehingga dapat mengatasi endala yang mungkin dihadapi

pada persilangan konvensional.

Namun demikian melihat tingkat kompleksitas dari tahapan teknologi ini,

maka keberadaannya tidak serta merta menggantikan teknik persilangan

tradisional, melainkan posisinya sebagai komplemen atau saling melengkapi.

Pada konteks tanaman-tanaman yang baik untuk dibudidayakan, rekayasa

genetik biasanya memiliki arti membuat perubahan genetik khusus untuk

memperbaiki hasil, kualitas, resistensi terhadap hama dan penyakit, atau karakter

agronomi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fernandes, K. V. S., and J. X. Filho. 1993. Plant Molecular Biology and Genetic Engineering: Prospects for The Brazilian Northeast. R. Bras. Fisiol. Veg., 5(2) : 187 – 191, 1993

Marcheti, S., et al. 2000. Soybean Kunitz, C-II and PI-IV inhibitor genes confer different levels of insect resistance to tobacco and potato transgenic plant. Theor.Appl.Genet (2000) 101:519-526

Rader, C. M. 2001. A Report on Genetically Engineered Crops. Genetic Engineering in Agriculture html.

Seraj, Z. I. 2001. The Exciting Future of Biotechnology. Daily Star, edisi Selasa, 30 Januari 2001.

Toenniessen, G. H. , J.C. O’Toole dan J DeVries. 2003. Advances in Plant Biotechnology and its Adoption in Developing Countries. Current Opinion in Plant Biology 2003, 6:191-198

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan pengolahan data tentang Faktor Ketrampilan Kepala Sekolah Taman Kanak- kanak yang Belum Terakridatasi di Kota Pekanbaru dapat disimpulkan, bahwa ketrampilan

•Contoh : Perusahaan dengan internal control yang lemah akan memiliki resiko pengendalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki internal control yang kuat9.

Kombinasi ekstrak herba seledri, daun kumis kucing, dan buah mengkudu memiliki efektivitas sebanding dengan kaptopril dalam menurunkan tekanan darah melalui dosis

Menghitung persentase kemunculan indikator literasi sains untuk setiap kategori pada setiap buku yang dianalisis dan mendeskripsikannya dalam bentuk diagram.. Agar dapat lebih

Badak yang hidup pada zaman sekarang terdiri dari 5 spesies dalam 4 genus, 2 spesies tersebar di Afrika dan 3 spesies tersebar di Asia.. Spesies badak Afrika adalah badak hitam

Perbedaannya adalah Geng Motor Yang Resmi merupakan kelompok yang mengusung merek motor atau spesifikasi tertentu dengan perangkat organisasi formal untuk menjadi

Potensi di bidang industri pertambangan tersebut membutuhkan strategi perencanaan dan pengembangan yang lebih komprehensif yang mempertimbangkan beberapa aspek,

Dari fenomena-fenomena yang telah dipaparkan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali mengenai “Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Pengungkapan CSR