• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tista - Kecamatan Kerambitan - Kabupaten Tista.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tista - Kecamatan Kerambitan - Kabupaten Tista."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA

KKN PPM UNUD

PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : TISTA

KECAMATAN : KERAMBITAN

KABUPATEN : TABANAN

NAMA MAHASISWA : LUH GEDE NOVITA RAHAYU FAKULTAS/PS : ILMU BUDAYA / SASTRA INGGRIS

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Adapun penulisan laporan ini merupakan syarat guna memenuhi laporan

KKN PPM periode XIII tahun 2016. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif demi penyempurnaan karya ilmiah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Tista, 29 Agustus 2016

(3)

DAFTAR ISI

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA ... i

KKN PPM UNUD ... i

PERIODE XIII TAHUN 2016... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 2

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 3

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 5

2.1 Permasalahan Keluarga ... 5

2.1.1 Ekonomi ... 5

2.1.2 Kesehatan ... 6

2.1.3 Pendidikan ... 7

2.1.4 Ketrampilan yang Belum Maksimal Tersalurkan ... 8

2.2 Masalah Prioritas ... 8

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 10

3.1 Program ... 10

3.2 Kegiatan ... 10

3.2.1 Penyelesaian Masalah Ekonomi ... 11

3.2.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan ... 12

3.2.3 Penyelesaian Permasalahan Pendidikan ... 13

(4)

4.1 Pelaksanaan ... 19

4.1.1 Waktu ... 19

4.1.2 Lokasi ... 19

4.1.3 Pelaksanaan ... 19

4.2 Hasil 21 4.2.1 Penghasilan Yang Kecil ... 21

4.2.2 Kebersihan Yang Kurang Diperhatikan ... 21

4.2.3 Ketrampilan Yang Belum Tersalurkan ... 21

4.2.4 Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran dan Kesibukan Orang Tua ... 21

4.3 Kendala Selama Kegiatan Pendampingan Keluarga ... 21

4.4 Solusi ... 22

BAB V PENUTUP ... 23

5.1 Kesimpulan ... 23

5.2 Rekomendasi ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 24

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya:

Nama Mahasiswa : Luh Gede Novita Rahayu No. Mahasiswa : 1301305004

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM.

Tista, 29 Agustus 2016

Mengetahui/Menyetujui Mengetahui/Menyetujui DPL Desa Tista Kec. Kerambitan KK Dampingan

Dr. Ir. I Nyoman Tirta Ariana, M.S. I Komang Pastika NIP: 196104111986031005

Mengetahui/Menyetujui Kepala Desa Tista Kec. Kerambitan

(6)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional juncto Perarturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

Pendidikan di Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan cara membekali dan mengembangkan religiusitas, kecakapan, ketrampilan, kepekaan dan kecintaan mahasiswa terhadap pemuliaan kehidupan umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Pembekalan dan Pengembangan hal-hal tersebut terangkum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan

Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

KKN merupakan wujud nyata dari pembelajaran terhadap mahasiswa

untuk menerapkan segala ilmu yang sudah di dapatkan selama belajar di perguruan tinggi. KKN merupakan bentuk pendidikan yang penting untuk melatih mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat, menerapkan pengalaman dan ilmunya untuk mengatasi segala masalah pembangunan di masyarakat dan masalah-masalah inilah yang akan di identifikasi yang kemudian disusun untuk dijadikan progam dari kerja KKN, dan salah satu dari progam yang diprioritaskan pada KKN ini adalah KK dampingan.

(7)

sejahtera, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meninggkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik.

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Keluarga I Komang Pastika adalah KK dampingan yang diberikan oleh Bapak Kepala Lingkungan. Keluarga tersebut adalah salah satu warga dari Banjar Dangin Pangkung. Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Anggota Keluara Bapak Pastika terdiri dari lima orang, diantaranya Ni Ketut Sumiani (Istri), satu orang anak, yaitu I Putu Mahaputra dan kakek dan neneknya,

yaitu I Nyoman Kompor dan Ni Ketut Sondri.

Rumah Pak Pastika kira - kira seluas 4 are termasuk kebun yang berukuran 1 are. Di rumah Pak Pastika terdapat 3 kamar tidur, sebuah ruang tamu berupa teras, kamar mandi dan dapur. Keadaan di sekitar rumah kurang rapi dan berantakan. Keluarga Pak Pastika masih menggunakan tungku masak untuk memasak.

Jika membicarakan masalah ekonomi keluarga ini, ekonomi keluarga Pak Pastika tergolong menengah kebawah. Meskipun Pak Pastika beserta istri bekerja, namun kebutuhan ekonomi tetap saja susah untuk tercukupi secara maksimal.

Tabel 1. Gambaran Anggota Keluarga

(8)

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

- Sumber Penghasilan

Sumber penghasilan keluarga dampingan ini adalah bersumber pada penghasilan dari semua anggota keluarga, namun penghasilan dari setiap kepala tidak menentu dikarenakan pekerjaan yang tidak menetap. Pak Pastika

bekerja sebagai tukang ukir dan buruh bangunan, namun pekerjaan tersebut tidak tetap karena bergantung pada pesanan ukiran yang ada. Pak Pastika

memiliki kemampuan mengukir yang diwariskan oleh sang kakek. Selain itu, terkadang Pak Pastika juga mengambil pekerjaan sebagai buruh bangunan jika ada proyek disekitaran Desa Tista. Pekerjaan bapak sebagai buruh bangunan juga tidak menentu dikarenakan tidak setiap hari ada proyek pembanguanan di sekitaran Desa Tista. Alasan bapak tidak mengambil proyek bangunan di luar Desa Tista karena bapak ingin selalu dekat dengan keluarga. Di keluarga bapak Pastika, hanya bapak Pastikalah yang bisa mengendarai sepeda motor. Oleh karena itu bapak tidak berani mengambil pekerjaan yang jauh dari rumah untuk mengantisispasi hal-hal mendadak.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

- Kebutuhan Sehari-hari

Sehari – harinya kebutuhan primer dari Pak Pastika dapat tercukupi. Rata-rata satu hari untuk memenuhi kebutuhan primernya, Pak Pastika mengeluarkan uang sejumlah Rp.50.000. Pengeluaran tersebut terdiri dari membeli bumbu dapur, lauk pauk dan sayur-sayuran. Selain membeli sayuran, Pak Pastika juga memetik sayuran di ladangnya yang sebagian ditanami sayuran, seperti singkong, kangkung, dan bayam. Pak Pastika tidak perlu membeli beras karena beliau sudah memiliki sawah yang ditanami padi

dimana hasil panennya sudah mencukupi untuk keperluan beras keluarga. Sedangkan untuk kebutuhan sekunder hanya kadang-kadang saja dapat

(9)

- Kesehatan

Kesehatan keluarga ini masih bisa dikatakan sehat-sehat saja. Hasil pengecekan tensi juga masih normal. Pengecekan dilakukan oleh semua anggota keluarga. Jika keluarga ini memiliki masalah kesehatan, keluarga ini sudah memiliki Kartu sehat dari Pemerintah yang memudahkan pengeluaran yang dikeluarkan, terutama di bidang kesehatan. Selain itu, Puskesdes di Desa Tista pun memudahkan Pak Pastika untuk berobat, hanya menggunakan foto copy KK dan KTP untuk mendapatkan pelayanan gratis. Selain pelayanan gratis yang diberikan oleh Puskesdes, bapak Pastika juga memiliki JKBM untuk meringankan biaya rumah sakit, jika sewaktu-waktu Pak Pastika perlu ke rumah sakit untuk mengantar check-up ibunya.

- Sosial

Bapak Pastika tidak memiliki pengeluaran sosial yang rutin

dibayarkan tiap bulannya. Pak Pastika biasanya hanya ikut menyumbang apabila terdapat pembangunan pura, banjar atau desa. Apalagi pada bulan

September tahun ini, di Desa Tista akan ada upacara Agama yang cukup besar, yaitu upacara Ngenteg Linggih di pura Puseh dimana setiap kepala keluarga diharuskan mengamalkan atau sejenis uang Dana Punia sebesar 1 juta yang dapat dicicil melalui LPD Desa, dan nantinya setiap bulan akan ditagih cicilannya.

- Listrik dan Air

Masalah listrik dan air Pak Pastika harus mengeluarkan biaya biasanya 70 ribu, daintaranya listrik dengan biaya 40 ribu dan biaya air sebesar 30 ribu. Itu disebabkan karena ada beberapa barang elektronik

Rata -rata pengeluaran keluarga Psak Pastika per bulan :

Makan sehari-hari : Rp 50.000 x 30 hari = Rp. 1.500.000

Kopi = Rp. 40.000

Gula = Rp. 20.000

Beras = -

Listrik dan air = Rp. 70.000 +

(10)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Berbicara tentang permasalahan keluarga, setiap keluarga pastilah memiliki permasalahan tersendiri dalam membina rumah tangga. Tidak luput, dalam membina keluarga dan mengatur pola hubungan di dalamnya, keluarga Pak Pastika juga menghadapi permasalahan-permasalahan layaknya setiap keluarga hadapi. Mulai dari permasalahan ekonomi, kesehatan, ataupun pendidikan.

Sekilas tentang rumah yang ditempati Bapak Pastika dan keluarga. Beliau tinggal di area rumah yang luasnya 4 are. Terdapat satu bangunan rumah yang terdiri dari dua kamar tidur, satu gudang, satu ruang untuk Ibu Sumiani menjahit dan teras sebagai ruang tamu. Terdapat juga satu dapur dan WC. Selama menjalani Kuliah Kerja Nyata dan mendapingi keluarga Bapak Pastika selama 1 bulan dengan melakukan berbagai diskusi mengenai keluarga beliau, terdapat beberapa masalah yang beliau hadapi baik dibidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan yang akan dipaparkan dibawah ini.

2.1.1 Ekonomi

- Pekerjaan Serabutan Mempengaruhi Perekonomian Keluarga

(11)

2.1.2 Kesehatan

- Kebersihan Disekitar Rumah Kurang Terjaga

Terlihat pada sekitaran rumah, masih banyak barang-barang yang tidak berguna yang tidak ditata dengan baik, oleh karena itu lingkungan di sekitar rumah terlihat kurang rapi. Tidak adanya tempat sampah disekitar rumah membuat kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi satu kebiasaan buruk yang dilakukan. Hal lain seperti kebersihan tembok, kaca-kaca, lantai, penataan tempat di dapur, dan halaman rumah masih sangat kurang terjaga. Dengan keahlian yang diwariskan oleh buyutnya, Mahaputra, anak dari Pak Pastika sangat suka menggambar dan mewarnai, oleh karena itu dapat dilihat dari tembok-tembok rumahnya penuh dengan coretan yang terkesan jorok. Barang-barang di rumah Pak Pastika juga tidak terawat dan kurang dijaga kerapian dan kebersihannya. Contohnya: debu-debu di atas sprai tempat tidur serta sarung bantal yang tidak rutin untuk diganti, lantai yang terlihat kotor, serta debu-debu yang menempel diatas barang-barang yang tidak ditutupi. Lingkungan disekitar rumah seperti lahan kosong disebelah rumah sebagai kandang ayam dan kebun untuk menanam beberapa palawija juga kurang ditata dan diperhatikan kebersihannya. Hal tersebut terlihat dari banyaknya sampah-sampah plastik yang berserakan disana. Jika lahan tersebut dapat dialokasikan dengan baik, bisa saja lahan tersebut digunakan sebagai tempat untuk menanam sayuran dan

buah-buahan yang sedikit tidaknya dapat membantu perekonomian sehari-hari.

- Pola Makan Anak yang Tidak Teratur

(12)

kewalahan untuk menjaganya. Dengan sifat yang begitu lincah, pola tidur siang sang anak juga tidak teratur. Sesuai dengan pemaparan sang ibu, ibu Sumiani, sudah tiga kali ditimbang ke posyandu namun berat badan sang anak tidak kunjung bertambah. Dengan berat badan yang tidak kunjung meningkat selama tiga kali ditimbang ke posyandu, menandakan bahwa memang masalah gizi sang anak terganggu, namun berat badan sang anak masih dalam batas wajar dalam artian cukup gizi untuk anak 4 tahun.

- Kurangnya Perhatian dan Pendidikan dini tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat

Pendidikan dini tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangatlah penting untuk diterapkan dalam sebuah keluarga. Dimana kita ketahui bahwa sehat adalah cerminan dari kebahagiaan. Tidak ada satupun orang yang merasa bahagia jika tidak sehat. Di dalam keluarga Pak Pastika, sekalipun tidak

terdengar larangan-larangan kecil seperti “jangan main tanah, jangan makan sebelum cuci tangan”, sangat terlihat bahwa kurangnya pendidikan tentang kesehatan khususnya untuk anak beliau. Di usia yang masih sangat belia, sangatlah perlu ditanamkan pendidikan tentang kesehatan, tentunya agar kesehatan anak dapat terjaga. Seolah-olah di dalam keluarga ini, tampak seperti tidak perduli dengan hal-hal kecil seperti itu, yang nantinya dapat mempengaruhi kesehatan si anak. Selain itu, kebersihan sang anak, seperti kuku yang panjang, tidak mencuci tangan sebelum makan, serta tidak rutin keramas membuat sang anak terlihat kurang sehat. Disinilah peran orang tua sangatlah diperlukan. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan dini tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat memang wajib diterapkan sejak dini dan tidak dipungkiri bahwa hal ini juga dapat mempengaruhi karakter sang anak kedepannya.

2.1.3 Pendidikan

- Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran

(13)

kondisi ini, pantas saja anak dari Pak Pastika, yaitu Mahaputra terlihat kurang terdidik. Baik dari hal-hal yang sangat mendasar ataupun yang lebih lanjut. Faktanya, anak seusia Mahaputra, yaitu 4 tahun, belum bisa berhitung 1 sampai 10. Sedangkan, dibandingkan dengan anak tetangga yang seusia dengannya sudah dapat menghafal dengan lancar. Tentu saja berbeda, dapat kita lihat dari segi pendidikan dan pola asuh dari kedua orangtua mereka. Disinilah, peranan daripada orang tua di dalam dunia pendidikan dasar sangatlah penting untuk membangun karakter individu setiap anak.

2.1.4 Ketrampilan yang Belum Maksimal Tersalurkan

Istri dari Pak Pastika selalu tinggal di rumah, tidak ada kegiatan yang dilakukan diluar pekerjaanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Namun ada satu ketrampilan dari sang istri yang belum maksimal tersalurkan. Ibu Sumiani mempunyai ketrampilan dalam menjahit baju kebaya. Ia terkadang mendapat penghasilan dari menjahit baju tetangga, namun sangat jarang. Mungkin kurangnya pemasaran atau banyak warga yang menjahit di tempat lain. Ibu Sumiani juga kurang percaya diri dengan kemampuannya. Sebenarnya jika ibu Sumiani bisa menyalurkan ketrampilannya secara maksimal, maka penghasilannya dapat membantu pemasukan keluarga walaupun tidak terlalu banyak.

2.2 Masalah Prioritas

Permasalahan prioritas yang dihadapi oleh keluarga ini adalah :

Permasalahan di bidang Kesehatan; kebersihan rumah kurang terjaga, pola makan anak yang tidak teratur, dan kurangnya pendidikan dini tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dalam sebuah keluarga, kebersihan adalah factor penting dalam menjaga kesehatan dalam keluarga. Kesehatan juga mencerminkan bagaimana keluarga itu sendiri. Kebersihan yang kurang dijaga baik itu kebersihan lingkungan maupun kebersihan jasmani akan membuat penyakit masuk ke diri kita. Disetiap keluarga terkadang sering mereka melupakan bagaimana pentingnya kebersihan dan kesehatan, terutama itu sering terjadi di daerah pedesaan.

(14)
(15)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mencarikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh keluarga yang didampingi dan dicarikan solusinya agar membantu meningkatkan kehidupan keluarga yang didampingi menjadi lebih baik lagi. Permasalahan prioritas merupakan permasalahan utama yang harus dicarikan solusinya, yaitu permasalahan di bidang Kesehatan; kebersihan rumah kurang terjaga, pola makan anak yang tidak teratur, dan kurangnya pendidikan dini

tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

3.2 Kegiatan

Kegiatan yang telah dilakukan ialah melakukan survey atau kunjungan ke keluarga dampingan. Kegiatan pertama yang dilakukan ialah melakukan perkenalan dengan keluarga dampingan. Perkenalan dilakukan dengan berbincang-bincang dengan keluarga dampingan, agar menimbulkan suasana keakraban diantara mahasiswa dengan keluarga dampingan. Kegiatan ini dilakukan beberapa hari, agar menimbulkan suasana lebih akrab diantara sesama. Untuk kegiatan selanjutnya mahasiswa mulai meneliti permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan. Meneliti permasalahan-permasalahan tersebut dilakukan, dengan melakukan pendekatan yang berbasis kekeluargaan dengan pihak keluarga dampingan. Kegiatan bisa dilakukan dengan cara, bercakap-cakap dengan pihak keluarga dampingan untuk mendapatkan informasi. Dengan demikian, dapat diketahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh keluarga dampingan, serta dilakukan penelitian terhadapa keadaan rumah secara

(16)

1.2.2.1 Melalui kunjungan yang telah dilakukan ke rumah keluarga dampingan, telah ditemukan beberapa permasalahan prioritas yaitu, permasalahan mengenai ekonomi keluarga, permasalahan mengenai kesehatan keluarga, serta kurangnya pengajaran terhadap sang anak.

3.2.1 Penyelesaian Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi adalah masalah yang paling sering dimiliki oleh semua anggota keluarga yang memiliki golongan ekonomi menengah ke bawah. Pekerjaan merupakan hal yang paling penting untuk menunjang kebutuhan

finansial keluarga, dengan bekerja kita akan mampu memenuhi kebutuhan finansial walaupun tidak sepenuhnya dapat memenuhinya namun setidaknya kebutuhan finansisal keluarga masih bisa terpenuhi. Jumlah anggota keluarga yang lengkap 5 orang termasuk jumlah yang banyak, hal tersebut harus ditunjang dengan panghasilan yang harus mencukupi juga. Gaji Pak Pastika tidak terlalu besar, masih tergolong kecil ditambah dengan pekerjaan yang tidak menentu membuat anggota keluarga lainnya membantu perekonomian keluarga meskipun hasilya kecil dan masih serabutan. Dengan adanya permasalahan tersebut, saran yang bisa diberikan ialah, harus adanya tata ekonomi yang bagus agar hasil yang didapatkan oleh anggota keluarga tersebut bisa dipakai untuk jaka panjang dan mengingat anak beliau suatu saat nanti akan bersekolah. Solusi yang diberikan diantaranya:

- Budayakan Sistem Menabung.

(17)

- Memberikan bebek dan beberapa barang jahit.

Penulis menyarankan Buk Sumiani untuk berternak diluar kegiatannya sebagai IRT maupun diluar pekerjaan menjahitnya, apalagi beliau memiliki sawah. Misalkan dengan beternak bebek atau ayam. Dengan adanya kegiatan beternak tambahan seperti ini maka pada saat tidak bisa bertani pada musim kemarau, ibu Sumiani dapat berternak bebek dan mendapatkan hasil tambahan dari beternak tersebut. Penulis juga memberikan peralatan menjahit seperti benang dan jarum untuk menjahit untuk memotivasi Ibu Sumiani agar lebih semangat untuk menjalani hobinya. Meskipun tidak terlalu banyak mendapatkan penghasilan dari menjahit, setidaknya ibu Sumiani dapat membantu perekonomian keluarganya.

3.2.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan

Tata penataan barang yang tidak berguna bisa menyebabkan sarang penyakit di lingkungan rumah. Kesehatan keluarga Pak Pastika sendiri pun harus diperhatikan untuk meminimalisir penyakit yang masuk ke lingkungan rumah. Memberikan pendekatan mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat kepada keluarga Bapak Pastika, merupakan salah satu langkah penting didalam menjaga kesehatan dengan hidup bersih dan sehat, maka kita akan terhindar dari penyakit. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan beberapa penjelasan mengenai bahaya-bahaya yang ditimbulkan apabila lingkungan di sekitar kita tidak bersih.

- Penyediaan Tong Sampah

Tidak adanya tempat sampah disekitar rumah yang membuat kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi satu kebiasaan buruk yang dilakukan, penulis memeberikan sumbangan tong sampah kecil di tempat-tempat strategis. Tidak hanya menyediakan, penulis juga memberikan pendidikan tentang pentingnya kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non organik. Selain memberikan pengetahuan tersebut, penulis juga memberitahukan lebih lanjut bahwa di desa Tista terdapat

BUMdes (Badan Usaha Milik Desa) yang dapat membeli sampah-sampah yang bisa di daur ulang, seperti botol-botol plastik bekas. Selama kunjungan penulis

(18)

agar terbangun jiwa hidup bersih oleh semua keluarga yang diawali dengan membuang sampah pada tempatnya.

- PHBS ( Pola Hidup Bersih Dan Sehat)

Disini penulis memberikan penyuluhan tentang pentingnya program PHBS ini. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran dari dalam diri sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakatk. Di KK Dampingan penulis hanya mengaplikasikannya secara menyeluh, meskipun secara Nasional program PHBS tersebut terdiri dari 10 indikator. Implementasi yang penulis berikan di KK Dampingan yaitu membersihkan pekarangan rumah, memberikan penyuluhan pentingnya hidup bersih dan

memberitahukan kepada kepala keluarga bahaya merekok di lingkungan rumah. Untuk mengatasi masalah kebersihan dan kerapian yang kurang

diperhatikan pertama-tama dilakukan evaluasi mengenai kondisi rumah beserta lingkungan kebun di dekat rumah. Selanjutnya dilihat dari kondisi kamar-kamar yang kurang terawat. Penulis memberikan penyuluhan kepada keluarga Pak Pastika mengenai pentingnya kebersihan rumah, kamar mandi dan lingkungan sekitar. Terutama memberikan pendidikan sejak dini kepada anak beliau yang terkadang melupan kebersihan tangannya maupun kebersihan lainnya. Contohnya, mencuci tangan sebelum makan maupun sebelum mengambil sesuatu yang ingin dimakan serta membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Selama beberapa hari penulis berusaha membantu mengatasi masalah tersebut dengan ikut membantu membersihkan ligkungan rumah.

3.2.3 Penyelesaian Permasalahan Pendidikan

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam menunjang masa depan. Masalah di keluarga ini adalah di anak Pak Pastika. Dia biasanya kurang

mendapat bimbingan belajar pelajaran dasar seperti mengenal huruf dan angka, karena kesibukan orang tuanya. Pak Pastika harus bekerja dan anggota keluarga

(19)

dasar kepada anaknya. Sehinnga, sang anak menjadi kurang mendapat ilmu-ilmu dasar yang seharusnya sang anak setidaknya sudah mengetahui tentang hal itu.

- Pemberian Pengajaran Serta Pemberian Poster Huruf dan Angka

Disini penulis memberi pengajaran tentang ilmu-ilmu dasar yang sesuai dengan umurnya seperti mengenalkan anak beliau tentang huruf dan angka. Penulis juga menganjurkan agar Ibu Sumiani mengajarkan anaknya tentang angka dan huruf kepada anaknya jika sang ibu sedang tidak sibuk. Setiap berkunjung ke rumah beliau, penulis selalu mengajarkan hal yang sama berulang-ulang kepada anaknya agar setidaknya sang anak tahu tentang itu . Untuk menambah semangat belajar, penulis juga memfasilitasi sebuah buku kotak-kotak untuk mencoba latihan menulis dan poster yang berisikan gambar huruf dan angka yang membuat sang anak lebih tertarik dalam belajar. Penulis juga memberikan selingan seperti b elajar menggambar dan mewarnai kepada sang anak, kebetulan sang anak sangat

senang menggambar.

Bertemu dengan Kelian Banjar Dangin Pangkung untuk mencari data KK

Dampingan.

diri ke keluarga Bapak Pastika. Berkenalan lebih jauh dan mulai mengajarkan menggambar pada anak

Bapak Pastika.

3 28 Juli

2016 13.00 – 17.00 4

Berbincang-bincang dengan Ibu Sumiani dan membantu ibu Sumiani

mejejahitan untuk keperluaan persembahyangan sehari-hari

(20)

2016 Sumiani tentang rutinitas sehari-hari dan mencari tentang Latar Belakang

Keluarga beliau, pendapatan keluarga, kesehatan, dan lain-lain. Selain itu

juga mengajarkan anak beliau Pastika dan mengajarkan anak beliau

berhitung dan bernyanyi.

6 31 Juli

2016 09.00 – 12.00 3

Mengunjungi rumah keluarga Bapak Pastika untuk membantu Ibu Sumiani mejejahitan serta bermain dengan anak

beliau dan mengajarkan berhitung..

Pastika dan Ibu Sumiani serta mengidentifikasi permasalahan lain yang sedang dihadapi oleh keluarga

Bapak Pastika dan menanyakan masalah kesehatan keluarga. Selain itu

juga mengajarkan anak beliau Sumiani dan mengajarkan anak beliau

tentang alfabet, memberikan solusi atas masalah ekonomi beliu, serta

memberikan buku gambar, buku mewarnai, alat-alat tulis dan pensil

warna.

(21)

Agustus Maha tentang pengalaman hidupnya.

10 dimiliki dan membantu Ibu Sumiani

membersihkan rumah.

(22)

Agustus 2015

untuk memberikan peralatan MCK dan berbincang-bincang dengan kakek

Maha yang baru saja datang dari sawah. Ibu Sumiani membuat pakan babi

sekaligus memberikannya pada babi yang dipelihra oleh Ibu Sumiani.

18

Prilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) kepada keluarga Bapak Pastika khususnya pada anak beliau

yaitu Putu Mahardika yang jarang memakai sandal ketika di rumah.

19 tangan yang baik sebelum dan sesudah

makan serta sehabis kegiatan pada Putu Mahardika agar membiasakan diri untuk menjaga polah hidup sehat

dan bersih agat terbebas dari kuman dan penyakit. untuk persiapan Hari Raya Galungan

agar cepat selesai sekaligus impian mereka yang mereka harapkan

(23)

22 yamg dihadapi ketika bekerja sebagai

tukang ukir. nenek Maha dan juga membantu menyapu halaman rumah bersama untuk persiapan Hari Raya Galungan.

26 berkeluh kesah bersama Bapak Pastika

(24)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelaksanaan

Kegiatan pendampingan KK tersebut dilaksanakan beberapa kali pertemuan di rumah Pak Pastika selama waktu KKN-PPM UNUD dilaksanakan. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat di bawah ini.

4.1.1 Waktu

Kegiatan pendampingan KK Miskin tersebut dilakukan selama beberapa waktu. Adapun rincian waktu tersebut dapat dilihat pada lampiran jadwal kedatangan mahasiswa ke rumah keluarga tersebut.

4.1.2 Lokasi

Lokasi kegiatan pendampingan dilakukan di rumah Pak Pastika, Dusun Dangin Pangkung, Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

4.1.3 Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan kegiatan KK dampingan disesuaikan menurut masalah keluarga seperti berikut :

(25)

2. Kebersihan Yang Kurang Diperhatikan

Untuk mengatasi masalah kebersihan dan kerapian yang kurang diperhatikan pertama-tama dilakukan evaluasi mengenai kondisi rumah. Selanjutnya dilihat dari lingkungan sekitaran rumah yang masih berantakan. Selanjutnya penulis berdiskusi dengan keluarga Pak Pastika mengenai pentingnya kebersihan dan tata barang-barang yang tidak berguna berserakan di sekitaran rumah. Selama beberapa hari penulis berdiskusi, memberikan penyuluhan PHBS, menyediakan beberapatempat sampah serta memberikan contoh bagaimana cara menjaga kebersihan rumah, area kamar, lingkungan/halaman dan kamar mandi hingga keluarga Pak Pastika terbiasa melakukan kegiatan bersih-bersih di rumah dan lingkungan disekitar rumah.

3. Ketrampilan yang Belum Tersalurkan

Untuk menanggulangi masalah ini, penulis berusaha memberikan motivasi

untuk mengembangkan ketrampilan sang istri di bidang menjahit karena pekerjaan sampingan bisa membantu perekonomian keluarga. Ketrampilan yang

dimiliki setiap orang harus dimaksimalkan dengan baik selagi kita masih mampu mengerjakannya. Penulis juga menyumbangkan beberapa bahan-bahan jahit yang mungkin bisa membantu sang istri menjalankan ketrampilannya dan mengindirnasikan kepada tetangga-tetangga beliau jika butuh jasa jahit, bisa langsung mencari ibu Simiani. Hal tersebut nantinya bisa membantu perekonomian keluarga.

4. Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran dan Kesibukan Orang Tua

(26)

4.2 Hasil

Hasil yang diperoleh dari semua kegiatan ini adalah :

4.2.1 Penghasilan Yang Kecil

Hasil yang didapatkan dari pemecahan masalah ini adalah mulai berpikirnya Pak Pastika untuk menyisihkan sedikit penghasilannya untuk ditabung agar di kedepannya ada simpanan untuk hal – hal yang tak terduga.

4.2.2 Kebersihan Yang Kurang Diperhatikan

Hasil yang didapat dari pemecahan masalah ini mulai lebih bersih dan rapinya rumah dan lingkungan rumah kelaurga Pak Pastika, mulai terbentuk budaya hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya. Selain itu yang terpenting adalah sadarnya keluarga Pak Pastika mengenai pentingnya kebersihan dan kerapian di lingkungan rumahnya agar tercipta suasa keluarga yang sehat dan bersih.

4.2.3 Ketrampilan Yang Belum Tersalurkan

Hasil yang didapatkan diantaranya, Ibu Sumiani dan Pak Pastika sudah berdiskusi masalah alokasi sedikit pemasukan ke biaya untuk ketrampilan menjahit yang dimiliki sang istri. Bahkan Pak Pastika berencana mulai menabung.

4.2.4 Pengetahuan Orang Tua Yang Kurang di Bidang Pengajaran dan Kesibukan Orang Tua

Hasil yang diperoleh, sang anak sudah mulai mengenal huruf dan angka, rasa ingin tahu tentang huruf dan angka, sudah mulai menghafalnya, serta yang terpenting para orang tua sudah mulai bisa mengajari anaknya ketika ada waktu senggang. Motivasi belajar pun lebih meningkat dengan pemberian sarana-sarana belajar.

4.3 Kendala Selama Kegiatan Pendampingan Keluarga

Selama kegiatan pendampingan berlangsung, tidak ada masalah khusus dan berat yang menghalangi terlaksananya kegiatan. Masalah yang mahasiswa alami umumnya kesulitan dalam mencari waktu untuk bertemu untuk berkunjung

(27)

yang dilakukan keluarga tersebut dan sulitnya bertemu dengan seluruh anggota keluarga.

4.4 Solusi

(28)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama bulan Agustus 2016 terhadap keluarga Bapak Pastika, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

 Keluarga ini belum berusaha untuk menabung untuk kebutuhan masa depan.

 Keluarga ini kurang memperhatikan kerapian dan kebersihan rumahnya.  Keluarga ini belum bisa mengoptimalkan potensi atau peluang-peluang

yang ada untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.

 Keluarga ini kurang memperhatikan pendidikan sang anak karena kesibukan masing-masing.

5.2 Rekomendasi

 Keluarga dampingan disarankan agar selalu menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan rumahnya.

 Keluarga dampingan disarankan untuk pandai-pandai mengolah uang, dan menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan keluarga yang mana uang tersebut digunakan jika diperlukan mendadak.

 Keluarga dampingan disarankan untuk mampu mengoptimalkan potensi atau peluang-peluang yang ada untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

_____, 2016. “Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemerdayaan

Masyarakat (KKN PPM)”. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

(30)
(31)

Foto kondisi rumah, dapur, lumbung padi, pelinggih, bale, teras rumah, dan halaman sekitar rumah.

Gambar

Tabel 1. Gambaran Anggota Keluarga

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan dan mengetahui manfaat dari penelitian yang akan dilakukan oleh Jaka Pradika,

[r]

(4) Evaluasi product menunjukkan bahwa sebanyak 47% siswi kelas XI belum mencapai target hafalannya diakhir semester sehingga harus mengikuti kelas remidi tahfidz.

Sesuai Penelitian yang dijelaskan di atas, pada tahun 2013 Nasrudin melakukan penelitian tentang Hubungan Fungsi Afektif Keluarga Terhadap Kecerdasan Emosional

8 Mempersiapkan mesin potong Setup Preparation (before) 9 Attaching roll Auxiliary operation 10 Memotong kompon roll Essential operation.. 12

yang digunakan dalam proses membuat batik Blora, serta konsumen yang. datang ke pusat pengrajin

Studi Optimalisasi Potensi Ekonomi dan Penerimaan Daerah.. Salatiga: Fakultas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian katarak adalah umur, tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan, dan riwayat