13 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Blora. Penelitian akan dilakukan
secara acak dalam beberapa daerah yang ada di Kota Blora tersebut dan diambil
beberapa warga yang terlibat dalam kerajinan batik Blora sebagai informan yang
diwawancarai tentang topik penelitian.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Bentuk penelitian ini menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. (Lexy J.Moleong, 1994: Di samping itu juga jenis penelitian ini
bertujuan untuk memberikan suatu penjelasan secara rinci dan mendalam tentang
fenomena sosial yang ada kaitannya dengan penelitian).
Dalam hubungannya dengan tema penelitian ini, maka pemilihan bentuk
penelitian deskriptif kualitatif bertujuan agar mampu mendeskripsikan secara
rinci tentang potensi batik Blora terhadap perkembangan perekonomian
masyarakat Blora. Adapun strategi penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah peneliti mengumpulkan data-data berdasarkan literatur yang sesuai dengan
14 untuk menjawab pertanyaan ’Bagaimana dan Mengapa’, sehingga dapat
mengklarifikasikan secara tepat hakekat pertanyaan dalam penelitian. (Robert K.
Yin, 1987 : 29).
C. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang dimanfaatkan yaitu informan
dan foto serta tempat dan peristiwa. Dalam hal ini informan yang dimaksud
adalah aktifis dan pengrajin. Dokumen merupakan salah satu bentuk tulisan dan
foto yang mempunyai pengertian yang luas (Suhartono, 1999).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang berjudul
potensi batik Blora terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Blora
ditempuh melalui wawancara, observasi langsung, foto, dan studi kepustakaan
(H.B. Soetopo, 1998 : 126).
1. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung. Tujuan diadakan wawancara yaitu agar memperoleh
sumber data primer dari informan, selain itu juga untuk menguji dan
melengkapi sumber data yang lainnya serta data-data yang dikumpulkan
agar lebih kuat kebenarannya. Selain itu dengan adanya wawancara
15 melalui wawancara. Wawancara dilakukan kepada informan yang tahu
dan mengalami kejadian atau peristiwa yang peneliti lakukan.
2. Observasi
Observasi adalah cara untuk mendapatkan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diteliti. Dalam
melaksanakan observasi, peneliti datang ke lokasi penelitian. Data
observasi ini diperoleh data proses pembuatan batik, motif-motif Batik
Blora, serta konsumen Batik Blora.
Observasi dilaksanakan di tempat usaha pengrajin Batik Tulis Blora Jl.
Raya Kisoreng No. 43 Karangjati, Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Jawa Tengah. Dalam observasi peneliti mengamati Batik Tulis Blora
diantaranya motif-motif Batik Blora, cara pembuatan batik, bahan dan alat
yang digunakan dalam proses membuat batik Blora, serta konsumen yang
datang ke pusat pengrajin Batik Blora.
3. Dokumentasi
Peneliti menggunakan teknik ini guna memperoleh data-data untuk
[image:3.612.101.532.165.588.2]melengkapi data penelitian. Di lapangan peneliti memperoleh data berupa
gambar dan foto. Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data yang
16 4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan pemahaman teoritis mengenai masalah
penelitian. Melalui pemahaman teoritis penulis mengumpulkan data
berdasarkan literatur yang ada mengenai batik, ekonomi, dan Kota Blora.
Hal yang perlu disiapkan dalam melakukan penelitian adalah
mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di Perpustakaan, seperti
di perpustakaan daerah di Rembang, di perpustakaan daerah di Blora,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pusat statistik, di
perpustakaan UKSW Salatiga dan buku- buku yang relevan. Sumber
perpustakaan tersebut diperlukan baik untuk kepentingan penelitian
lapangan maupun penelitian dokumenter sebagai data sekunder. Dari
sumber-sumber yang berhasil ditemukan, dipilih sub pokok bahasan yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
E. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh dalam penelitian ini,
maka peningkatan validitas data dengan cara trianggulasi data yaitu informan,
observasi dan dokumentasi. Dengan trianggulasi data dimaksudkan untuk
dibandingkan antara dari narasumber satu dengan narasumber yang lain agar
dapat didapatkan kesimpulan yang objektif dan untuk menguji keabsahan data
17 F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data yang bersifat deskriptif kualitatif.
Analisis ini mendeskripsikan mengenai potensi batik Blora terhadap
Perkembangan Perekonomian masyarakat Blora. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis induktif. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah: inventarisasi atau pengumpulan data yang
diperoleh melalui observasi berpartisipasi dan wawancara secara mendalam.
Langkah yang kedua adalah identifikasi dari sejumlah data yang ada diambil data
yang sesuai dengan topik penelitian. Proses berikutnya ialah klasifikasi yaitu
pengelompokkan data, data dari hasil wawancara yang telah dilakukan kemudian
diperoleh jawaban umum, yaitu diperoleh jawaban informan yang menguasai dan
ada informan yang tidak atau kurang menguasai topik penelitian. Informan yang
dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan topik penelitian dikelompokkan
sendiri, sedangkan informan yang jawabannya kurang sesuai dengan topik
penelitian dikelompokkan sendiri. Langkah selanjutnya ialah interpretasi, hasil
dari wawancara diinterpretasikan tentang potensi batik Blora terhadap
Perkembangan Perekonomian masyarakat Blora.
G. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah argumentasi dalam merumuskan hipotesis dan
18 pemikiran diperlukan untuk menyakinkan secara ilmu dengan alur pikiran yang
logis agar membuahkan kesimpulan (Purwanto, 2007: 81).
Kerangka berpikir dalam penelitian adalah:
Keterangan:
Batik Blora terkenal dengan batik tulis, motif batik Blora berakulturasi
dengan daerah lain. Blora juga mempunyai ciri khas motif tersendiri yaitu motif
barongan, motif tayub, motif daun jati dan motif sate. Sehingga Batik Blora tidak
mempunyai ciri khas warna dalam pembuatan batik jadi warna batik Blora
terkenal dengan warna ‘Oplosan’. Motif Batik Blora diambil dari kesenian yang
ada di Blora.
Kota Blora
Batik Blora
Perekonomian Masyarakat Blora
Faktor-Faktor Usaha Batik
19 Batik Blora sangat potensial untuk dikembangkan, karena ternyata banyak
masyarakat luar daerah yang tertarik. Perekonomian masyarakat Blora mayoritas
bertani terutama tanaman pangan, sedangkan sebagian kecil anggota masyarakat