• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DAERAH BINAAN II KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DAERAH BINAAN II KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL"

Copied!
294
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR

DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS V SD NEGERI DAERAH BINAAN II

KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Ismi Kamaliyah 1401412501

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini

benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

(3)

iii

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke ujian skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Hari, Tanggal : Kamis, 2 Juni 2016

Tempat : Kota Tegal

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd.

(4)

iv

Skripsi dengan judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II

Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal oleh Ismi Kamaliyah 1401412501, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal

13 Juni 2016.

PANITIA UJIAN

Sekretaris

Penguji Utama

Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd. 19761004 200604 2 001

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes.

(5)

v

Motto

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al-Insyiroh: 5-6)\

2. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al Baqarah: 286).

3.

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu

kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Bapak, Ibu, dan kakakku yang selalu memberikan

do‟a dan dukungan.

(6)

vi

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,

dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar

Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal”. Peneliti menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi, tidak lepas dari bimbingan, dukungan, pengarahan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam skripsi ini.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

(7)

vii

bimbingan, pengarahan, dan motivasi yang bermanfaat kepada peneliti dalam

penyusunan skripsi.

7. Kepala Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari

Kabupaten Tegal yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

8. Guru Kelas V Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari

Kabupaten Tegal yang telah memberikan waktu dan bimbingannya dalam membantu peneliti melaksanakan penelitian.

9. Staf Guru, Karyawan, dan Siswa Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan motivasi. 11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam

penyusunan skripsi.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Tegal, Juni 2016

(8)

viii

Kamaliyah, Ismi. 2016. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. dan Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.

Kata Kunci : kebiasaan belajar; lingkungan sekolah; prestasi belajar.

Kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah menjadi salah satu faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa. Seseorang yang memiliki kebiasaan belajar yang baik dan didukung oleh lingkungan sekolah yang kondusif akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Semakin baik kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah, maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa; (2) pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa; dan (3) pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 316 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proporsional Random Sampling dan diperoleh sampel sebanyak 177 siswa. Variabel penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tidak terstruktur, angket, dan dokumentasi. Penghitungan pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 20. Teknik pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi sederhana, analisis regresi sederhana, analisis korelasi ganda, analisis regresi berganda, analisis determinasi (R2), dan uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F). Uji prasyarat yang digunakan meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

(9)

ix

Halaman

Judul ... i

Pernyataan Keaslian Tulisan ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Pengesahan ... iv

Motto Dan Persembahan ... v

Prakata ... vi

Abstrak ...viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ...xiii

Daftar Bagan ... xv

Daftar Lampiran ...xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Pembatasan Masalah ... 11

1.4 Rumusan Masalah ... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.5.1 Tujuan Umum ... 11

1.5.2 Tujuan Khusus ... 12

(10)

x

1.6.2 Manfaat Praktis ... 13

2. KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1 Kajian Teori ... 14

2.1.1 Prestasi Belajar ... 14

2.1.2 Kebiasaan Belajar ... 21

2.1.3 Lingkungan Sekolah ... 32

2.1.4 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 40

2.1.5 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar ... 41

2.1.6 Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar ... 42

2.2 Kajian Empiris ... 42

2.3 Kerangka Berpikir ... 50

2.4 Hipotesis ... 52

3. METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Desain Penelitian ... 54

3.2 Populasi dan Sampel ... 55

3. 2.1 Populasi ... 55

3.2.2 Sampel ... 56

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 58

3.3.1 Variabel Penelitian ... 59

3.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 59

(11)

xi

3.4.2 Angket atau Kuesioner ... 62

3.4.3 Dokumentasi ... 62

3.5 Instrumen Penelitian ... 63

3.5.1 Pedoman Wawancara ... 64

3.5.2 Angket atau Kuesioner ... 64

3.5.3 Dokumentasi ... 67

3.5.4 Uji Validitas ... 67

3.5.5 Uji Reliabilitas ... 69

3.6 Analisis Data ... 70

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 71

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis ... 72

3.6.3 Analisis Akhir (pengujian hipotesis) ... 76

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82

4.1 Hasil Penelitian ... 82

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 83

4.1.2 Prosedur Penelitian ... 84

4.1.3 Analisis Deskripstif ... 89

4.1.4 Uji Prasyarat Analisis ...109

4.1.5 Uji Hipotesis ...113

4.2 Pembahasan ...126

4.2.1 Kebiasaan Belajar ...126

(12)

xii

4.2.4 Pengujian Hipotesis Penelitian... ...136

4.2.5 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar ...137

4.2.6 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar ...138

4.2.7 Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar ...139

5. PENUTUP ...141

5.1 Simpulan ...142

5.2 Saran ...145

DAFTAR PUSTAKA ...147

(13)

xiii

Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian ... 56

3.2 Penarikan Sampel Penelitian ... 58

3.3 Populasi Siswa Uji Coba ... 66

3.4 Penarikan Sampel Siswa Uji Coba ... 66

3.5 Hasil Uji Validitas Angket ... 69

3.6 Pedoman Konversi Skala-5 Prestasi Belajar ... 72

3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 79

4.1 Soal Kebiasaan Belajar yang digunakan ... 90

4.2 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Kebiasaan Belajar ... 91

4.3 Kategori Persentase Skor dan Respondennya ... 92

4.4 Rekapitulasi Persentase Kebiasaan Belajar per Indikator ... 94

4.5 Soal Lingkungan Sekolah yang digunakan ... 98

4.6 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Lingkungan Sekolah ... 98

4.7 Kategori Persentase Skor dan Respondennya ...100

4.8 Rekapitulasi Persentase Lingkungan Sekolah per Indikator ...102

4.9 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Prestasi Belajar ...106

4.10 Kategori Persentase Skor dan Respondennya ...107

4.11 Hasil Uji Normalitas ...109

4.12 Hasil Uji Linearitas X1 dan Y ...110

(14)

xiv

4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...113

4.16 Hasil Analisis Korelasi Sederhana X1 dan Y ...114

4.17 Hasil Analisis Korelasi Sederhana X2 dan Y ...115

4.18 Hasil Analisis Regresi Sederhana X1 terhadap Y ...116

4.19 Hasil Analisis Regresi Sederhana X2 terhadap Y ...118

4.20 Hasil Analisis Regresi Berganda ...121

4.21 Hasil Analisis Korelasi Ganda ...123

4.22 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ...123

4.23 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X2 terhadap Y ...124

4.24 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X1 dan X2 terhadap Y ...124

(15)

xv

Gambar Halaman

(16)

xvi

Lampiran Halaman

1 Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian ... 150

2 Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ... 161

3 Daftar Nama Siswa Sampel Uji Coba Angket ... 166

4 Daftar Wawancara Tidak Terstruktur ... 167

5 Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ... 169

6 Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ... 170

7 Kisi-kisi Angket Lingkungan Sekolah (Uji Coba) ... 176

8 Angket Lingkungan Sekolah (Uji Coba) ... 177

9 Lembar Validasi Instrumen Penelitian oleh Penilai Ahli ... 184

10 Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket ... 200

11 Output Uji Validitas Uji Coba Angket ... 202

12 Output Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket ... 206

13 Kisi-kisi Angket Penelitian ... 210

14 Angket Penelitian ... 211

15 Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian ... 219

16 Rekapitulasi Nilai UTS ... 231

17 Rekapitulasi Nilai UTS (Sampel Penelitian) ... 246

18 Output Hasil Uji Normalitas ... 250

19 Output Hasil Uji Linearitas ... 251

20 Output Hasil Uji Multikolinearitas ... 252

(17)

xvii

23 Output Hasil Uji Regresi Linear Sederhana X1 dan Y ... 255

24 Output Hasil Uji Regresi Linear Sederhana X2 dan Y ... 256

25 Output Hasil Uji Regresi Berganda ... 257

26 Jadwal Penelitian ... 258

27 Surat Izin Penelitian ... 259

28 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 264

(18)

1

PENDAHULUAN

Hal-hal yang akan dibahas pada bagian pendahuluan yaitu: (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, dan (6) manfaat penelitian. Uraian selengkapnya

sebagai berikut.

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia karena pendidikan dapat memengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan dapat mengembangkan

berbagai potensi yang dimiliki manusia secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik

lingkungan fisik dan lingkungan sosio-budaya (Mikarsa, dkk. 2007: 1.2).

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 yang menyebutkan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Munib, dkk. (2012: 31) menyatakan “pendidikan adalah usaha sadar dan

(19)

memengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-

cita pendidikan”. Pendapat lain Tilaar (2000) dalam Aunurrahman (2014: 9) menyatakan “pendidikan adalah usaha memberdayakan manusia untuk

membentuk dirinya agar mampu berpikir kreatif, mandiri, dan dapat membangun

dirinya dan masyarakatnya”.

Berdasarkan pengertian pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam segala aspek, termasuk mengembangkan kehidupan manusia dan menentukan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari sumber daya yang dimiliki bangsa tersebut. Baik buruknya kualitas sumber daya manusia yang ada menjadi tolok ukur kemajuan dan perkembangan suatu bangsa. Proses pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya yang dihasilkan. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas pula, yang nantinya akan memengaruhi kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan menjadi faktor penting dalam rangka menciptakan sumber daya yang berkualitas, sehingga akan membawa bangsa menuju ke arah kemajuan. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan suatu tujuan pendidikan Indonesia yang termuat dalam tujuan pendidikan nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yaitu sebagai berikut:

(20)

Proses pendidikan tidak dapat terlepas dari kegiatan belajar. Dalam

keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan hal yang

paling pokok. Syah (2015: 63) menyatakan belajar adalah kegiatan yang berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap

jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan yang telah tercantum dalam tujuan pendidikan

nasional tersebut sangat bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami

oleh siswa. Apabila proses belajar yang dialami oleh siswa berlangsung dengan

optimal, maka tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai dengan optimal pula.

Slameto (2013: 2) menyatakan “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami

kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Tu‟u

(2004: 76) menyatakan “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”. Prestasi belajar yang tinggi

merupakan hal yang paling didambakan oleh siswa yang sedang belajar dan akan

tercapai apabila siswa mengalami perkembangan dan peningkatan perilaku yang

diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Karwati dan Priansa (2014: 155)

menyatakan “prestasi belajar akan terlihat berdasarkan perubahan tingkah laku

sebelum dan sesudah siswa belajar serta dijadikan tolak ukur berhasil atau

(21)

Pencapaian prestasi belajar antara siswa satu dengan yang lain berbeda.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari dalam siswa

maupun faktor eksternal yang berasal dari luar siswa. Salah satu faktor internal

yang memengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah kebiasaan belajar.

Aunurrahman (2014: 185) menyatakan “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar

seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga

memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”. Kebiasaan belajar

seseorang dapat memengaruhi aktivitas belajarnya dan pada gilirannya dapat

memengaruhi prestasi belajar yang diperoleh. Hal ini berarti kebiasaan belajar

merupakan perilaku belajar yang dilakukan secara berulang-ulang dan

lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang tetap sebagai upaya untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Setiap siswa memiliki kebiasaan

belajar yang berbeda-beda. Kebiasaan belajar terdapat kebiasaan belajar yang baik

dan kebiasaan belajar yang kurang baik.

Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, akan memperoleh

keberhasilan dalam belajar yang berdampak pada prestasi belajar yang optimal.

Kebiasaan belajar yang baik dapat membantu siswa menguasai materi pelajaran

dengan mudah, sedangkan siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang kurang

baik, akan memperoleh kegagalan belajar yang kemudian berdampak pada

prestasi belajar yang rendah. Kebiasaan belajar yang kurang baik dapat

mempersulit siswa dalam memahami materi pelajaran. Hal ini didukung oleh

pendapat Sudjana (2014: 173) “keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam

(22)

teratur dan berkesinambungan”. Apabila siswa ingin memperoleh prestasi belajar

yang baik, maka dalam kegiatan belajarnya ia harus menerapkan kebiasaan belajar

yang teratur. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik cenderung

memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki

kebiasaan belajar kurang baik.

Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi faktor dari dalam, tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor dari luar siswa, salah satunya adalah lingkungan sekolah.

Karwati dan Priansa (2014: 268) menyatakan “lingkungan sekolah adalah semua

kondisi yang ada di sekolah yang dapat memengaruhi tingkah laku warga sekolah,

terutama guru dan siswa sebagai ujung tombak proses pembelajaran di sekolah”.

Lingkungan sekolah yang kondusif akan sangat mendukung bagi kenyamanan dan

kelangsungan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Sumantri (2015: 414)

menyatakan “suasana belajar yang nyaman akan memungkinkan siswa untuk

memusatkan pikiran dan perhatian kepada apa yang sedang dipelajari”. “Siswa

yang nyaman akan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar sehingga dalam

dirinya akan tumbuh kesadaran untuk belajar dengan baik, yang pada akhirnya

akan menghasilkan prestasi belajar yang baik” (Karwati dan Priansa 2014: 267).

Lingkungan sekolah yaitu guru, staf/karyawan, teman sekelas, dan

lingkungan sekolah secara fisik yaitu sarana dan prasarana, keadaan gedung, dan

sebagainya dapat memengaruhi kegiatan belajar siswa. Slameto (2013: 64)

menyatakan faktor sekolah yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

(23)

komponen lingkungan sekolah tersebut dapat terpenuhi, maka siswa akan lebih

berkonsentrasi pada saat belajar sehingga nantinya dapat mencapai prestasi yang

optimal.

Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk berinteraksi

dengan lingkungan baru di luar keluarga yaitu guru, sesama siswa, dan warga

sekolah lainnya. Terkadang siswa merasa malu dalam berinteraksi dengan

gurunya pada saat pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Begitu pula

sebaliknya, guru harus menjalin interaksi yang baik dengan siswa sehingga proses

belajar mengajar dapat berjalan lancar. Selain dengan guru, siswa juga perlu

menjalin interaksi yang baik dengan siswa yang lain. Siswa yang memiliki

hubungan yang tidak baik dengan teman-temannya, kegiatan belajarnya akan

terganggu. Hal itu akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap proses

pembelajaran siswa. Oleh karena itu, menjalin interaksi yang baik antara siswa

dan guru serta antara siswa dengan siswa sangat diperlukan agar tidak

berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa.

Selain perlunya interaksi antara siswa dan guru serta siswa dan siswa, metode mengajar guru juga memengaruhi belajar siswa. Guru dituntut

menerapkan metode mengajar yang bervariasi dan dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas sehingga siswa tidak jenuh dan bosan saat proses pembelajaran. Jika guru menggunakan metode yang didukung dengan media dan alat peraga

yang memadai, maka akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan perhatian siswa akan terpusat pada apa yang dijelaskan gurunya. Sarana dan

(24)

dan media pembelajaran yang tersedia lengkap serta keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang memadai dapat berpengaruh positif pada proses belajar

mengajar. Selain itu, kedisiplinan juga dapat memengaruhi belajar siswa. Siswa yang terlambat masuk ke kelas pada saat pelajaran berlangsung akan mengganggu

konsentrasi siswa lain yang sedang belajar. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan agar siswa dapat belajar

dengan optimal. Sumantri (2015: 415) menyatakan “suasana belajar yang

kondusif akan tercipta apabila suasana kelas dan lingkungan sekitarnya mendukung terlaksananya proses belajar siswa sehingga akan menghantarkan

siswa pada prestasi belajar yang optimal”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 5-9 Januari 2016 dengan guru kelas V di SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal, banyak siswa yang belum memperoleh prestasi belajar yang diharapkan. Hal itu ditandai dengan nilai yang diperoleh masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kebiasaan belajar belum membudaya dalam diri siswa yang terlihat pada saat aktivitas belajar siswa di sekolah. Beberapa siswa masih terlihat tidak mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR) yang telah diberikan guru dengan alasan lupa dan tidak membawa buku PR. Siswa yang tidak mengerjakan PR di rumah, biasanya akan berangkat lebih pagi untuk mengerjakannya di sekolah. Beberapa siswa masih terlihat bekerja sama bahkan menyontek jawaban teman-temannya pada saat ulangan. Hal itu menunjukkan siswa kurang memiliki kesiapan untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

Dalam proses pembelajaran, saat guru bertanya tentang materi yang telah

(25)

pertanyaan guru. Terlihat hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya maupun

dalam menjawab pertanyaan guru. Kemampuan siswa dalam menerima dan

memahami materi pelajaran juga berbeda-beda. Ada siswa yang langsung dapat

memahami apa yang disampaikan guru dan ada pula siswa yang kesulitan dalam

menangkap materi sehingga guru harus menjelaskan ulang materi tersebut sampai

siswa benar-benar paham. Beberapa siswa ada yang rajin mencatat dan

merangkum materi yang disampaikan guru. Pada saat guru memberikan soal

latihan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi, ada siswa yang

mengerjakan soal dengan baik dan ada juga siswa yang kesulitan sehingga

memerlukan bimbingan dari guru. Dengan demikian, akan terlihat siswa yang

belajar dengan teratur dan yang tidak.

Kondisi lingkungan sekolah memiliki keterbatasan berkaitan dengan

lingkungan belajar yang efektif bagi siswa, yaitu adanya keterbatasan sarana dan

prasarana yang menunjang proses pembelajaran, metode mengajar guru, dan

kedisiplinan. Sarana dan prasarana yaitu ruang perpustakaan dan keadaan gedung

sekolah kurang memadai. Buku-buku yang digunakan sebagai referensi

pembelajaran di perpustakaan belum tersedia dengan lengkap. Gedung sekolah

yang letaknya di pinggir jalan raya dan pasar membuat suasana belajar menjadi

tidak kondusif. Hal tersebut membuat konsentrasi siswa menjadi terganggu yang

akhirnya memengaruhi kegiatan belajar siswa di sekolah. Guru belum

menerapkan metode mengajar yang mampu mengaktifkan siswa saat proses

pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran yang diharapkan dapat

(26)

sehingga kegiatan pembelajaran belum berjalan optimal. Dalam hal kedisiplinan,

masih ada beberapa siswa yang terlambat datang ke sekolah dan tidak

mengerjakan PR yang diberikan oleh guru sehingga kedisiplinan siswa masih

kurang.

Kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang

cukup penting bagi siswa untuk meraih prestasi belajarnya. Kebiasaan belajar

bukan bakat alamiah yang berasal dari lahir, tetapi sesuatu yang harus dibentuk.

Oleh karena itu, peran dari orang tua dan guru sangat diperlukan dalam

mendukung kegiatan belajar siswa agar mereka dapat meraih prestasi belajar yang

diharapkan. Selain kebiasaan belajar, lingkungan sekolah sebagai tempat

berlangsungnya proses pembelajaran harus menciptakan suasana kondusif,

hubungan dan komunikasi per orang di sekolah berjalan baik, metode

pembelajaran aktif dan interaktif, sarana penunjang yang cukup memadai, dan

kedisiplinan sekolah yang dilaksanakan oleh semua warga sekolah sehingga akan

mendorong siswa mencapai prestasi belajar yang optimal.

Beberapa penelitian yang relevan dengan masalah tersebut adalah

penelitian yang dilakukan oleh Infirul Tati‟ah Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Tulungagung tahun 2010 dengan judul “Pengaruh

Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN

2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar

terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Rejotangan

(27)

Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Fasilitas Belajar

dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD

Negeri Kradenan Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa fasilitas belajar dan lingkungan belajar berpengaruh positif dan signifikan

terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas V di SD Negeri Kradenan

dengan sumbangan pengaruh sebesar 25,8%.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah

terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan

Margasari Kabupaten Tegal”.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

(1) Beberapa siswa masih memperoleh prestasi belajar yang rendah. (2) Beberapa siswa cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.

(3) Beberapa siswa tidak mengerjakan PR dari guru.

(4) Pada saat ulangan, masih ada siswa yang menyontek jawaban teman. (5) Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

(6) Beberapa guru kurang memvariasikan metode mengajar sehingga siswa kurang aktif di dalam kegiatan pembelajaran.

(28)

1.3

Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup dan fokus masalah

yang diteliti. Pembatasan masalah ini untuk menjelaskan maksud dan tujuan dalam penelitian sehingga pembahasan tidak meluas agar lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, peneliti membatasi masalah, yaitu prestasi belajar siswa dalam

nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap kelas V tahun ajaran 2015/2016.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

(1) Adakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas

V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal? (2) Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar pada siswa

kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal? (3) Adakah pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi

belajar pada siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari

Kabupaten Tegal?

1.5

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

5.1.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar pada siswa

(29)

5.1.2 Tujuan Khusus

(1) Mengetahui ada tidaknya pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar

siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten

Tegal.

(2) Mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi

belajar siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari

Kabupaten Tegal.

(3) Mengetahui ada tidaknya pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah

terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II

Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.

1.6

Manfaat Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai manfaat penelitian. Setelah

penelitian ini dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoritis maupun praktis. Secara rinci manfaat teoritis maupun praktis dari

penelitian ini sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis merupakan manfaat yang diperoleh dari hasil

penelitian yang bersifat teoritis. Secara teori, penelitian ini dilakukan untuk

mendukung teori-teori yang sudah ada.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap

(30)

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian

ini yang bersifat praktik dalam kegiatan belajar. Manfaat praktis ini ditujukan pada berbagai pihak terkait yaitu sekolah, guru, dan peneliti.

1.6.2.1Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu dengan memfasilitasi

kegiatan belajar siswa sehingga siswa dapat belajar secara efektif.

1.6.2.2Bagi Guru

(1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik pada siswa sehingga siswa dapat menerapkan kebiasaan itu dalam kegiatan belajarnya.

(2) Guru dapat meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa agar prestasi belajar siswa meningkat sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

1.6.2.3Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian dan memberikan bekal kepada peneliti menjadi calon

(31)

14

KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian pustaka ini, akan dibahas tentang: (1) kajian teori, (2) kajian

empiris, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis. Uraiannya sebagai berikut.

2.1

Kajian Teori

Pada kajian teori ini, akan dibahas tentang: (1) prestasi belajar, (2)

kebiasaan belajar, (3) lingkungan sekolah, (4) pengaruh kebiasaan belajar

terhadap prestasi belajar, (5) pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi

belajar, dan (6) pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap

prestasi belajar siswa. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

2.1.1 Prestasi Belajar

Pada bagian ini, akan membahas tentang prestasi belajar yang meliputi

pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, dan faktor yang memengaruhi

prestasi belajar siswa. Berikut uraian selengkapnya.

2.1.1.1Pengertian Belajar

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu, tidak terlepas dari kegiatan

belajar. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan tingkah laku pada diri orang

yang belajar. Perubahan tersebut terjadi secara keseluruhan. Slameto (2013:2)

menyatakan “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

(32)

Rifa‟i dan Anni (2012: 66) menyatakan “belajar merupakan proses penting

bagi perubahan perilaku setiap orang dan mencakup segala sesuatu yang

dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang”. Karwati dan Priansa (2014: 188)

mengemukakan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu

sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi dengan lingkungan, yang ditandai

dengan peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan lain yang menjadi tolak

ukur keberhasilan proses belajar yang dialami oleh siswa.

Gagne dalam Slameto (2013:13) mengemukakan teori terhadap masalah

belajar dengan memberikan dua definisi, yaitu belajar adalah proses untuk

memperoleh informasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah

laku, serta belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

diperoleh dari instruksi. Pendapat lain dari Purwanto (2014: 102) menyatakan

“belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau

pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan”.

Berdasarkan definisi belajar dari para ahli, dapat disimpulkan belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan yang

relatif menetap atau permanen. Perubahan itu diperoleh individu dari hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Seseorang

dikatakan belajar bilamana terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya menuju

ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi tidak hanya dari aspek kognitif atau pengetahuan, tetapi juga dalam wujud peningkatan keterampilan, kecakapan,

(33)

2.1.1.2Pengertian Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa selama proses

pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar ini merupakan

wujud dari proses belajar yang telah dilakukan siswa di sekolah. Tu‟u (2004: 75

-6) menyatakan “prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika

mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu”. Tu‟u menyatakan “prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan guru”.

Tu‟u berpendapat prestasi belajar adalah hasil belajar siswa berupa nilai

atau angka yang diperoleh siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Nilai atau angka yang diperoleh merupakan hasil evaluasi yang dilakukan

guru terhadap tugas dan ulangan yang ditempuh siswa. Dengan demikian, guru akan melihat tingkat penguasaan siswa selama mengikuti pembelajaran di

sekolah. Saefullah (2012: 171) menyatakan:

Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Saefullah menyatakan “prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang

dicapai seorang siswa, berupa kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di

sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam rapor”. Melalui prestasi belajar, siswa dapat mengetahui kemajuan yang

(34)

Berdasarkan definisi prestasi belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa

setelah mengikuti proses pembelajaran di sekolah dalam waktu tertentu yang

ditunjukkan melalui nilai atau angka. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui

prestasi belajar peneliti menggunakan data yang diperoleh dari nilai Ulangan

Tengah Semester (UTS) genap siswa kelas V tahun pelajaran 2015/2016 dan

dibatasi pada ranah kognitif.

2.1.1.3Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Setiap siswa memperoleh prestasi belajar yang berbeda-beda. Prestasi

belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat

memengaruhi pencapaian prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu

faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal

dari luar diri siswa (faktor eksternal). Hal ini dapat dikemukakan oleh Djaali

(2014: 99) sebagai berikut:

Faktor dari dalam diri (internal) meliputi kesehatan, intelegensi, minat dan

motivasi, serta cara belajar. (1) Kesehatan, kesehatan dapat memengaruhi belajar

seseorang. Apabila orang tersebut sedang sakit, maka akan mengakibatkan tidak

ada motivasi belajar. Hal ini berdampak secara psikologis, karena dalam tubuh

yang kurang sehat maka akan mengalami gangguan pula pada pikiran; (2)

Intelegensi, faktor intelegensi dan bakat sangat besar sekali pengaruhnya terhadap

kemajuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi dan bakat yang tinggi

dapat memberikan pengaruh terhadap hidupnya; (3) Minat dan motivasi, minat

(35)

merupakan dorongan dari dalam maupun dari luar diri seseorang, umumnya

motivasi itu timbul karena adanya keinginan yang besar untuk mencapai sesuatu;

(4) Cara belajar, teknik atau cara yang dilakukan seseorang dalam melakukan

kegiatan belajar. Cara belajar meliputi bagaimana bentuk catatan yang dipelajari

dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya. Cara belajar

yang baik akan tercipta kebiasaan yang baik dan memengaruhi prestasi belajar

yang baik pula.

Faktor dari luar diri (eksternal) meliputi keluarga, sekolah, masyarakat,

dan lingkungan sekitar. (1) Keluarga, situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik,

kakak, serta famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar.

Pendidikan, status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan dengan orang

tua, perkataan, dan bimbingan orang tua memengaruhi pencapaian prestasi belajar

anak; (2) Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrumen

pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas memengaruhi

kegiatan belajar siswa; (3) Masyarakat, apabila di sekitar tempat tinggal keadaan

masyarakat terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya

rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih

giat belajar; (4) Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan

lalu lintas, dan iklim dapat memengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya

tempat-tempat dengan iklim yang sejuk dapat menunjang proses belajar.

Syah (2015: 145) menyatakan faktor yang memengaruhi prestasi belajar

siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal (dari dalam diri

(36)

Faktor internal meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis (jasmaniah) dan aspek

psikologis (rohaniah). (1) Aspek fisiologis yaitu kondisi umum tingkat kebugaran

organ-organ tubuh dan sendi-sendinya serta tingkat kesehatan indera pendengar

dan indera penglihat yang dapat memengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap

informasi dan pengetahuan yang disajikan di kelas. (2) Aspek psikologis, meliputi

tingkat intelegensi, sikap, bakat, dan motivasi.

Intelegensi/kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam

menentukan berhasil/tidaknya mengikuti program pendidikan. Pada umumnya

orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik prestasinya bila

dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf kecerdasan yang

sedang/rendah. Sikap merupakan gejala internal yang cenderung merespon atau

mereaksi dengan cara yang relatif tetap terhadap orang, barang, dan sebagainya,

baik yang positif ataupun negatif. Sikap siswa yang merespon dengan positif

merupakan awal yang baik bagi proses pembelajaran yang akan berlangsung,

sedangkan sikap negatif terhadap guru ataupun pelajaran apalagi disertai dengan

sikap benci maka akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar yang kurang

maksimal.

Setiap individu mempunyai bakat dan berpotensi untuk mencapai prestasi

atau tingkat tertentu dengan kapasitas masing-masing. Bakat akan dapat

memengaruhi tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar pada bidang-bidang

tertentu. Selain bakat, minat dan motivasi juga memengaruhi prestasi belajar

siswa. Minat dapat diartikan kecenderungan atau kegairahan yang tinggi terhadap

(37)

yang mempunyai minat dalam bidang matematika akan lebih fokus dan intensif ke

dalam bidang tersebut sehingga memungkinkan mencapai hasil yang memuaskan.

Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk

berbuat atau pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi bisa

berasal dari dalam diri setiap individu dan datang dari luar individu tersebut.

Faktor eksternal siswa, meliputi faktor lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. (1) Lingkungan sosial ini meliputi lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah, serta masyarakat. Lingkungan sosial yang paling banyak berpengaruh dan memengaruhi kegiatan belajar adalah lingkungan orang tua dan keluarga. Siswa sebagai anak tentu saja akan banyak meniru dari keluarga terdekatnya seperti sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga. Semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai siswa. Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf-staf administrasi di lingkungan sekolah, dan teman-teman di sekolah dapat memengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan masyarakat juga sangat memengaruhi karena siswa berada dalam suatu kelompok masyarakat dan teman-teman sepermainan serta kegiatan-kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat dan pergaulan sehari-hari yang dapat memengaruhi prestasi belajar. (2) faktor nonsosial meliputi gedung sekolah dan bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar siswa.

Faktor pendekatan belajar juga memengaruhi keberhasilan dalam proses

(38)

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat

langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan

masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

memengaruhi prestasi belajar siswa secara umum terdiri atas dua faktor, yaitu

faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal

dari luar diri siswa (faktor eksternal). Ketika seorang siswa memperoleh prestasi

belajar yang kurang baik, belum tentu karena tidak pandai atau bodoh. Kegagalan

atau kurang baiknya prestasi belajar yang diraih oleh siswa dapat terjadi karena

adanya faktor yang memengaruhinya. Guru dan orang tua siswa perlu mengetahui

dan memahami faktor yang dapat menghambat proses belajar dan membantu

siswa dalam menghadapi berbagai kendala yang muncul pada prestasi belajarnya.

Kemampuan setiap siswa berbeda-beda sehingga perlu adanya dukungan dari

orang tua dan guru agar siswa dapat memperoleh prestasi belajar seoptimal

mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2.1.2 Kebiasaan Belajar

Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan tentang pengertian kebiasaan

belajar, komponen kebiasaan belajar, aspek-aspek kebiasaan belajar, dan

pembentukan kebiasaan belajar yang baik. Uraiannya sebagai berikut.

2.1.2.1Pengertian Kebiasaan Belajar

Slameto (2013:82) “belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan,

(39)

kebiasaan. Kebiasaan belajar akan memengaruhi belajar itu sendiri”. Pendapat

Burghardt (1973) dalam Syah (2015: 120) mengemukakan:

Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Proses penyusutan atau pengurangan ini, muncul suatu pola perilaku baru yang relatif, menetap, dan otomatis.

Syah (2015: 128) mengemukakan “kebiasaan belajar adalah proses

pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan

ruang dan waktu (kontekstual)”. Pendapat Covey dalam Aunurrahman (2014: 125) mengemukakan:

Suatu tindakan tertentu dapat tumbuh subur menjadi kebiasaan bilamana didukung dengan motivasi atau keinginan yang kuat untuk melakukan secara terus menerus. Oleh karena itu di dalam pembelajaran, setiap guru di samping memberikan pengetahuan dan alasan kepada siswa untuk melakukan sesuatu, tentu harus diiringi dengan cara melakukannya dengan baik. Kedua hal ini akan dapat efektif bilamana siswa memiliki keinginan atau dorongan untuk melakukannya menjadi suatu kebiasaan.

Aunurrahman (2014: 185) menyatakan “kebiasaan belajar adalah perilaku

belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga

memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”. Pendapat lain dari

Djaali (2014: 128) menyatakan “kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi

menetap dan bersifat otomatis”. Djaali (2014: 128) mengemukakan “kebiasaan

(40)

waktu untuk menyelesaikan kegiatan”. Pada umumnya, setiap orang bertindak

berdasarkan force of habit, walaupun sebenarnya ada cara lain yang lebih menguntungkan untuk dilakukan. Kebiasaan dianggap sebagai cara yang mudah dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar. Sudjana (2014: 173)

menyatakan “keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau

kuliah banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan

berkesinambungan”.

Berdasarkan definisi-definisi kebiasaan belajar tersebut, dapat disimpulkan kebiasaan belajar adalah suatu perilaku belajar seseorang yang terbentuk karena dilakukan secara berulang-ulang dan sifatnya relatif menetap. Berbagai perilaku belajar tersebut menjadi terbiasa sehingga terlaksana secara otomatis dan spontan tanpa ada paksaan dan tanpa memerlukan pikiran. Kebiasaan bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi sesuatu yang harus dibentuk melalui pengalaman, latihan, dan belajar secara terus-menerus berkesinambungan. Oleh karena itu, kebiasaan belajar yang baik perlu ditanamkan dan dikembangkan sedikit demi sedikit pada siswa agar ia memperoleh prestasi belajar yang baik. Kebiasaan seseorang dalam belajar secara teratur dapat terbentuk dari kebiasaan siswa belajar mandiri di rumah dan kebiasaan belajar ketika di sekolah.

2.1.2.2Komponen Kebiasaan Belajar

Djaali (2014: 128) mengemukakan kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: (1) Delay Avoidan (DA) merupakan kebiasaan belajar yang

menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian

(41)

belajar; (2) Work Methods (WM) merupakan kebiasaan belajar yang menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien dalam

mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.

2.1.2.3Aspek-aspek Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar tentunya ada kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan

belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar yang baik akan memperoleh hasil

yang maksimal. Slameto (2013: 82-91) menjelaskan kebiasaan belajar yang dapat

memengaruhi prestasi belajar yaitu: (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya,

(2) membaca dan membuat catatan, (3) mengulangi bahan pelajaran, (4)

konsentrasi, dan (5) mengerjakan tugas.

Kebiasaan belajar yang baik dimulai dari membuat jadwal. Proses belajar

akan berjalan dengan baik dan berhasil apabila siswa dapat membagi waktu

belajarnya, yaitu dengan membuat jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan

teratur, disiplin dan efisien. Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah

kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Siswa yang menyusun

jadwal dan melaksanakannya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat menandakan

siswa mampu memanfaatkan waktu-waktu yang tersedia setiap harinya untuk

kegiatan belajar, tidur, makan, mandi, olahraga, dan sebagainya. Membuat jadwal

dan melaksanakannya dengan baik merupakan hal yang termasuk dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Membaca dan membuat catatan juga mempunyai pengaruh yang cukup

besar terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca

(42)

adalah sebagai berikut: memerhatikan kesehatan mata, memiliki jadwal belajar,

membuat tanda-tanda atau catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca

sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran

sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Setiap siswa

yang ingin meningkatkan prestasi belajar, ia harus teratur membaca buku

pelajaran setiap harinya. Belajar tidak hanya berpedoman pada satu sumber saja,

siswa perlu membaca sumber belajar lain untuk memperluas pengetahuan mereka.

Tidak hanya buku pelajaran, buku lain yang berkaitan dengan materi pelajaran

juga penting agar pengetahuan siswa bertambah. Semakin banyak membaca buku,

maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh.

Siswa terkadang lupa dengan hal-hal yang telah dibacanya sehingga perlu

untuk membuat catatan kecil agar siswa dapat mengingat kembali apa yang telah

dibacanya. Membuat catatan juga besar pengaruhnya dalam belajar karena

membantu siswa dalam mengingat hal-hal penting pada setiap materi pelajaran

yang dipelajarinya. Dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang

dipelajari atau dibaca itu ditulis, tetapi diambil intisarinya saja sehingga siswa

mencatat rangkuman materi dari mata pelajaran yang telah dipelajari. Catatan

yang dibuat dengan rapi dan ditulis dengan jelas akan membuat siswa mudah

untuk mempelajari semua materi secara umum dalam belajar sehingga dapat

meraih prestasi belajar yang diharapkan.

Catatan materi yang telah dibuat siswa dapat digunakan untuk mengulang agar materi pelajaran tetap diingat oleh siswa. Mengulangi bahan pelajaran

(43)

dikuasai akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi lebih penting adalah mempelajari kembali

bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Caranya adalah dengan membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan itu. Agar

dapat mengulang dengan baik, maka perlu menyediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang dengan sungguh-sungguh. Metode menghafal

bermacam-macam, yaitu dapat dengan cara diam tetapi otak berusaha untuk mengingat-ingat, dapat dengan membaca keras atau mendengarkan, dan dapat

juga dengan cara menulisnya.

Dalam setiap kegiatan belajar, konsentrasi sangat diperlukan karena menentukan prestasi belajar seseorang. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, bukan bakat atau pembawaan. Seseorang yang belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam belajar. Siswa harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran dalam belajar karena konsentrasi merupakan kunci untuk berhasil dalam belajar. Agar dapat berkonsentrasi dengan baik, siswa harus memiliki minat dan motivasi yang tinggi, tempat untuk belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga kesehatan dan memerhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah yang mengganggu belajar dan bertekad untuk mencapai tujuan dan hasil terbaik dalam setiap belajar.

Menguji pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang telah

(44)

dengan baik akan membuat siswa berhasil dalam belajarnya karena dapat melatih kemampuan siswa terhadap materi pelajaran. Tugas itu mencakup mengerjakan

tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Siswa

yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, akan mengerjakan semua tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal itu karena siswa memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi belajar yang

maksimal. Menunda mengerjakan tugas merupakan hal yang tidak baik dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik.

(45)

Berdasarkan penjelasan tentang aspek-aspek kebiasaan belajar tersebut,

dapat disimpulkan bahwa terdapat kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan

belajar yang tidak baik. Siswa yang ingin memperoleh prestasi belajar yang

optimal, maka siswa harus memiliki kebiasaan belajar yang baik. Siswa yang

memiliki kebiasaan belajar yang baik akan mudah dalam memahami dan

menguasai materi pelajaran yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi belajar

yang optimal. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik akan

mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Hal itu

akan menghambat kemajuan belajarnya yang pada akhirnya mengalami kegagalan

dalam prestasi. Kebiasaan belajar yang baik ini perlu ditanamkan dan

dikembangkan dalam diri setiap siswa. Oleh karena itu, kebiasaan belajar yang

kurang baik harus dihindari dan diubah melalui kegiatan pembiasaan, pembinaan

disiplin belajar pada siswa, dan dengan memberikan penguatan dalam belajar. Hal

itu dikarenakan kebiasaan belajar bukan bakat alamiah, tetapi merupakan perilaku

yang dipelajari dengan sengaja. Dengan demikian, akan dapat mengurangi

kebiasaan belajar yang tidak baik dan membangkitkan kepercayaan diri siswa

untuk lebih giat belajar sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang

diharapkan.

2.1.2.4Pembentukan Kebiasaan Belajar yang Baik

Keberhasilan belajar siswa akan diperoleh apabila ia dapat menerapkan

kebiasaan belajar yang baik. Kebiasaan bukan bawaan dari lahir, tetapi siswa

dapat membentuk sendiri kebiasaan itu melalui latihan dan belajar secara

(46)

dilakukan untuk mendapatkan kebiasaan belajar yang baik. Berikut ini adalah

saran yang dikemukakan Crow dan Crow yang dikutip oleh Purwanto (2014:

120-1) untuk membiasakan belajar yang efisien sehingga memperoleh prestasi belajar

yang baik: (1) miliki dahulu tujuan belajar yang pasti; (2) usahakan adanya tempat

belajar yang memadai; (3) jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu

konsentrasi dan keaktifan mental; (4) rencanakan dan ikuti jadwal waktu untuk

belajar; (5) menyelingi belajar dengan waktu-waktu istirahat yang teratur; (6)

carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf; (7) selama

belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation); (8) lakukan

metode keseluruhan (whole method); (9) usahakan agar dapat membaca cepat

tetapi cermat; (10) buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi;

(11) adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut; (12)

susunlah dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan mencoba untuk

menemukan jawabannya; (13) pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada

waktu belajar; (14) pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik, dan bahan

ilustrasi lainnya; (15) biasakan membuat rangkuman dan kesimpulan; (16) buat

kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar; (17) pelajari baik-baik

pernyataan yang dikemukakan oleh pengarang, dan meneliti pendapat beberapa

pengarang; (18) belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya; dan (19)

analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahannya.

Kebiasaan belajar yang baik harus dilaksanakan oleh siswa. Keberhasilan

(47)

menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses belajar, yaitu:

(1) cara mengikuti pelajaran, (2) cara belajar mandiri di rumah, (3) cara belajar

kelompok, (4) mempelajari buku teks, dan (5) menghadapi ujian.

Kebiasaan belajar dapat dilakukan di sekolah maupun di rumah. Kebiasaan belajar dapat dilihat dari bagaimana siswa mengikuti pelajaran di sekolah. Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan proses belajar yang penting. Menyiapkan perlengkapan belajar dan datang ke sekolah tepat waktu merupakan awal yang baik sebelum mengikuti pelajaran. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, siswa memiliki kewajiban untuk mendengarkan dan memerhatikan dengan baik dan penuh konsentrasi, mencatat hal-hal yang tidak jelas untuk ditanyakan kepada guru, kemudian merangkum pokok-pokok materi yang disampaikan oleh guru. Siswa juga aktif menyampaikan pendapat, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan guru, dan mencocokkan atau menyamakan materi pelajaran dengan teman yang lain agar tidak terjadi kesalahan penafsiran. Cara mengikuti pelajaran di sekolah tersebut dapat berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan belajar yang baik.

(48)

Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan

kejenuhan sehingga perlu adanya variasi belajar, seperti belajar bersama dengan

teman kelompok. Belajar kelompok akan memudahkan dalam memecahkan

persoalan terkait materi pelajaran secara bersama. Setiap orang memberikan

sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan. Belajar kelompok yaitu

mengajak teman berdiskusi, memiliki jadwal belajar bersama teman, menentukan

permasalahan materi yang akan dibahas, membahas materi satu per satu hingga

tuntas, bertanya kepada guru saat menemui kesulitan, kesimpulan hasil diskusi

dicatat untuk dipelajari.

Setiap kegiatan belajar tidak akan terlepas dari buku karena merupakan

sumber ilmu yang diperlukan siswa. Kebiasaan membaca buku harus membudaya

pada siswa agar lebih memahami materi pelajaran dan dapat mengetahui terlebih

dahulu sebelum materi pelajaran tersebut dijelaskan oleh guru. Cara mempelajari

buku pelajaran yaitu menentukan materi yang ingin dipelajari, membaca

keseluruhan, membuat catatan penting, menandai pada hal-hal penting,

menggabungkan catatan yang dibuat dengan catatan yang sudah ada, dan

membuat pertanyaan-pertanyaan dari buku tersebut. Mempelajari buku akan

memudahkan dalam menyelesaikan masalah terkait materi pelajaran sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.

Siswa yang memiliki kebiasaan membaca atau mempelajari buku pelajaran

tentu akan lebih mudah dalam menjawab soal saat ujian. Sebagian besar siswa

memiliki kebiasaan belajar pada saat menjelang ujian. Hal tersebut menandakan

(49)

menjelang ujian akan memberikan hasil yang tidak optimal karena siswa akan

ragu-ragu dan tidak memiliki kepercayaan diri dalam menjawab soal ujian. Oleh

karena itu, siswa harus memiliki kebiasaan belajar yang teratur dan menghindari

belajar saat menjelang ujian agar memperoleh hasil yang optimal. Selain itu,

memperkuat kepercayaan diri dengan tidak menyontek jawaban teman, membaca

setiap pertanyaan dengan teliti sambil mengingat jawabannya, mendahulukan

menjawab pertanyaan yang lebih mudah, dan memeriksa kembali jawaban

sebelum diserahkan.

Petunjuk dalam proses belajar tersebut perlu dilakukan secara rutin

sehingga membentuk kebiasaan belajar pada diri siswa. Hal tersebut karena

cara-cara belajar yang baik dan dilakukan secara-cara berulang-ulang, lama-kelamaan akan

menjadi suatu kebiasaan. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti pelajaran

tergantung dari kebiasaan belajar yang teratur. Seseorang memiliki kebiasaan

belajar yang salah menyebabkan ia malas belajar dan berakibat pada prestasi

belajar yang diperoleh tidak optimal. Belajar dalam tempo dan kadar belajar yang

berat menjelang ujian, kurang membantu dalam keberhasilan belajar. Kebiasaan

belajar harus dimulai sejak dini kepada siswa dengan membiasakan diri dan

mendisiplinkan diri dalam belajar. Hal ini dimaksudkan agar siswa merasa

terbiasa melakukan kegiatan belajar dalam kesehariannya.

2.1.3 Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Dalam

(50)

2.1.3.1Pengertian Lingkungan Sekolah

Manusia dalam kehidupannya pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar. Lingkungan secara langsung maupun tidak langsung dapat memengaruhi tingkah laku manusia. Dalyono (2009) dalam Karwati dan Priansa

(2014: 267) menyatakan “lingkungan sebenarnya mencakup segala material dan

stimulus di dalam dan di luar individu, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun

sosial kultural”. Munib, dkk. (2012: 72) menyatakan lingkungan diartikan sebagai

semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala perilakunya yang dapat memengaruhi kelangsungan kehidupan manusia dan kesejahteraan makhluk hidup lain yang ada di sekitarnya. Manusia dan lingkungan terjadi hubungan timbal balik dan saling memengaruhi satu sama lain. Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) yang dikutip dalam Purwanto

(2014: 27) menyatakan “lingkungan ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam

dunia ini yang dalam cara-cara tertentu memengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita, kecuali gen-gen”.

“Lingkungan pendidikan diartikan sebagai berbagai lingkungan tempat

berlangsungnya proses pendidikan” (Munib, dkk. 2012: 72). Salah satu

lingkungan pendidikan adalah lingkungan sekolah.

Sekolah adalah lingkungan kedua setelah keluarga yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Siswoyo (2011: 110) menyatakan

“sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan meneruskan

pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan bertingkah laku

baik”. Tu‟u (2004: 1) menyatakan “sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan

(51)

pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik”. Tu‟u (2004: 18)

menyatakan nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, perilaku, disiplin, ilmu

pengetahuan dan keterampilan ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjadi wahana yang sangat

dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai

etik, moral, mental, spiritual, disiplin, dan ilmu pengetahuan.

Karwati dan Priansa (2014: 267-8) mengemukakan lingkungan sekolah yang kondusif sangat mendukung bagi kenyamanan dan kelangsungan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Lingkungan sekolah dikatakan efektif apabila mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa untuk tumbuh dan berkembang dalam proses pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa lingkungan sekolah adalah semua kondisi yang ada di sekolah yang dapat memengaruhi tingkah laku warga sekolah, terutama guru dan siswa sebagai ujung tombak proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan definisi lingkungan sekolah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka membantu mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa serta dapat memengaruhi tingkah laku warga sekolah terutama guru dan siswa.

2.1.3.2Unsur-unsur Lingkungan Sekolah

(52)

menyatakan faktor sekolah yang memengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan keadaan gedung/ruang kelas.

Metode mengajar guru dapat memengaruhi belajar siswa. Mengajar

merupakan kegiatan membimbing agar peserta didik mengalami proses belajar.

Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa siswa untuk belajar

dengan efektif (Karwati dan Priansa 2014: 88). Untuk itu, guru mengajar harus

efektif agar siswa memperoleh prestasi belajar yang efektif pula. Syarat mengajar

yang efektif adalah guru mampu menggunakan variasi metode pada saat mengajar

sehingga mampu menarik perhatian siswa dan suasana kelas menjadi lebih hidup.

Mengajar dengan metode ceramah saja membuat siswa menjadi bosan,

mengantuk, dan pasif dalam pembelajaran. Guru juga harus menguasai bahan

pelajaran sebaik mungkin dan mampu menjelaskan materi tersebut dengan jelas.

Selain itu, guru harus memiliki persiapan yang matang sebelum mengajar

sehingga akan mantap saat di depan kelas. Metode mengajar guru yang kurang

baik akan memengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar

yang kurang baik, seperti guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan

pelajaran sehingga akan berdampak pada keberhasilan bela

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian
Tabel 3.4 Penarikan Sampel Siswa Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebiasaan belajar berkaitan dengan hasil belajar siswa karena, kebiasaan belajar yang digunakan turut menentukan hasil belajar siswa dan kebiasaan belajar

Skripsi dengan judul Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Daerah Binaan III

Bagi Guru, penelitian ini dapat memberikan informasi sejauhmana siswa memanfaatkan jam belajar di luar sekolah, dan pendampingan belajar orang tua, sehingga para guru dapat

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan kepada kepala sekolah, para guru dan orang tua diharapkan dapat mendorong motivasi belajar yang lebih baik kepada siswa

memperhatikan ketika guru menerangkan, dan berusaha menambah wawasan dan pengetahuan yang telah dimiliki. Pembentukan kebiasaan belajar yang baik perlu dikembangkan karena

Kesulitan belajar ini dapat disebabkan oleh kurang efektif dan efisiensinya cara belajar yang dilakukan oleh siswa dan guru yang tidak mengetahui kebiasaan belajar muridnya

Dengan adanya penelitian ini yaitu bahwa adanya hubungan yang signifikan antara fasilitas sekolah dengan minat belajar dan kebiasaan belajar siswa, maka konselor

Berdasarkan paparan tentang kontribusi pola asuh orang tua dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar maka dapat disimpulkan bahwa kedua faktor