• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa di Kelas V SD Inpres 17 Bajoe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa di Kelas V SD Inpres 17 Bajoe"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

224

Vol. 1 Issue (2) 2021

Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar https://ojs.unm.ac.id/jppsd/index

Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa di Kelas V SD Inpres 17 Bajoe

Ayufiah Ramli1 , Idris Jafar2 , Sudirman3

1,2,3PGSD Fakultas Ilmu Pendiidkan Universitas Negeri Makassar, Indonesia

Kata kunci:

Kebiasaan;Belajar;

Prestasi

Keywords:

Habit; Study;

Achievement

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuI hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone. Pendekatan penelitian adalah pendekatan kuantitatif.

Jenis penelitian adalah penelitian korelasi. Data penelitian diperoleh melalui angket dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone tahun pelajaran 2020/2021 berjumlah 49 siswa. Sampel dalam penelitian berjumlah 49 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah inferensial. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa di kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, termasuk dalam kategori kuat serta terdapat hubungan yang signifikan berdasarkan dari hasil thitung lebih besar dari pada ttabel, sehingga hipotesis alternatif (H1) diterima sedangkan hipotesis (Ho) ditolak.

Abstract

This study aims to determine the relationship between study habits and learning achievement of fifth grade students of SD Inpres 17 Bajoe, Tanete Riattang Timur District, Bone Regency. The research approach is a quantitative approach. This type of research is correlation research. Research data obtained through questionnaires and documentation. The population in this study was the fifth grade students of SD Inpres 17 Bajoe, Tanete Riattang Timur District, Bone Regency, for the 2020/2021 academic year totaling 49 students. The sample in the study amounted to 49 students. The data analysis technique used is inferential. The results showed that there was a relationship between student learning habits and student achievement in class V SD Inpres 17 Bajoe, Tanete Riattang Timur District, Bone Regency, included in the strong category and there was a significant relationship based on the results of tcount greater than ttable, so the alternative hypothesis (H1 ) is accepted while the hypothesis (Ho) is rejected.

© Universitas Negeri Makassar 2021 Alamat Penulis1:

E-mail: Ayufiaramli@gmail.com

e-ISSN: 2807-7016

(2)

225 PENDAHULUAN

Pendidikan Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan masyarakat, karena dengan pendidikan yang baik, manusia dapat mecapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi dirinya, mewujudkan kehidupan lebih baik dan berpartisipasi secara lebih aktif dalam pembangunan, salah satu pembangunan yang dimaksud adalah pendidikan. Rosmalah (2021)

“Pendidikan berperan membentuk kualitas suatu bangsa”.

Pendidikan menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya menata dan membangun manusia Indonesia ke arah yang lebih baik, maju, dan berkualitas. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampiran yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tujuan pendidikan adalaah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mecapai suatu cita-cita yang diharapkan, selain itu manusia mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan, karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri menjadi lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila didukung dengan adanya perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang memuat rancangan pelajaran yang diberikan peserta didik atau disebut dengan kurikulum.

Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, dan dapat mencapai hasil sesuai dengan yang

diharapkan. Sehubung dengan Hasan (2015) menyatakan bahwa “proses belajar mengajar adalah suatu proses yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”.

Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif, dengan belajar siswa mendapatkan keberhasilan belajar yang diinginkan. Menurut Wahab (2016) menyataan bahwa “belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku seseorang”. Sedangkan menurut Menurut Slameto (2010, h.2) bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan lingkungannya”.

Keberhasilan belajar dapat ditempuh dengan kebiasaan belajarnya. Penilaian prestasi belajar berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Adapun menurut Djaali (2014, h.23) faktor yang mempengaruhi belajar ada dua faktor, yaitu yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).

Kebiasaan belajar yang efektif diperlukan oleh setiap siswa dalam kegiatan belajarnya, karena sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan prestasi belajar yang akan diraih. Kebiasaan belajar yang dimaksud yaitu cara mengikuti pelajaran, belajar mandiri di rumah, belajar kelompok, cara mempelajari buku dan sikap dalam menghadapi ujian.

Kebiasaan belajar menurut Syah (2013) yakni

“proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada”.

Kebiasaan belajar cenderung selalu menguasai perilaku siswa pada saat mereka melakukan kegiatan belajar. Adapun kebiasaan belajar yang baik menurut Purwanto (2010, h.34) ada 10 yaitu adanya tugas-tugas yang jelas dan

(3)

226 tegas, belajar membaca dengan baik, gunakan metode bagian dan keseluruhan, pelajarai dan kuasai bagian-bagian yang sukar, buat catatan pada waktu belajar, kerjakan dan jawab pertanyaan-pertanyaan, hubungkan materi yang lama dengan materi yang baru. Apabila siswa menerapkan kebiasaan belajar dalam proses pembelajaran, maka akan membantu siswa berkomunikasi dengan baik sehingga dapat lebih mudah memahami materi pelajaran dan tentunya akan meningkatkan prestasi belajarnya.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang melalui usaha belajar dalam mencapai pengetahuan, sikap dan keterampilan baik mempelajari, memahami, maupun mengerjakan tugas yang telah diberikan yang dinyatakan dalam bentuk nilai dan angka. Sehuung dengan Hamdu & Agustina (2011, h.5) bahwa prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinayatakan dalam raport”. Adapun menurut Marpaung (2016) prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dalam diri (Internal) maupun dari luar diri (Eksternal).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru wali kelas di kelas V di SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone, bahwa pada proses belajar siswa memiliki kebiasaan belajar yang berbeda, terdapat siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik seperti pada saat pembelajaran berlangsung, siswa yang memperhatikan guru pada saat menjelaskan dan selalu mencatat apa yang dijelaskan oleh guru tanpa harus diminta untuk mencatat. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar seperti ini cenderung memiliki prestasi belajar yang baik.

Terdapat pula siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik yang ditandai dengan siswa yang jarang membaca buku atau memperlajari catatannya. Selain itu mereka tidak bertanya kepada guru apabila ada sesuatu yang kurang jelas. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar seperti ini cenderung memiliki prestasi belajar yang kurang baik.

Pada sisi lain, terdapat siswa yang kebiasaan belajarnya termasuk baik, namun prestasi

belajarnya biasa-biasa saja (tidak menonjol).

Sementara itu, ada siswa yang kelihatannya memiliki kebiasaan belajar yang biasa-biasa saja, tetapi memiliki prestasi yang baik.

Menurut calon peneliti fenomena ini adalah hal yang menarik untuk diteliti.

Hasil penelitian Zakiyah (2016) menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV. Penemuan ini diperkuat oleh Nurkasmi (2020) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa kelas V. Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut dapat menjadi landasan peneliti.

Untuk mengkaji lebih dalam mengenai kebiasaan belajar siswa terkait dengan prestasi belajarnya, ada atau tidak ada hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar, maka perlu penelitian lebih dalam. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa di Kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone”.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif jenis korelasional. Pengambilan data pada penelitian ini berlangsung pada bulan Maret sampai Juni tahun 2021, tempat penelitian di SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone.

Prosedur penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk dapat mencapai tujuan-tujuan penelitian.

Adapun prosedur dalam penelitian ini yakni : 1. Melakukan pertemuan awal dengan pihak

sekolah

2. Pengurusan surat izin penelitian 3. Melaksanakan penelitian 4. Mengumpulkan data 5. Menganalisis data

6. Temuan atau hasil penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk

(4)

227 mengumpulkan data yang dibutuhkan. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu angket dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan angket menurut Sugiyono (2014, h.142) yang menyatakan bahwa

“Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Selain itu, angket juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar. Angket yang disajikan bersifat tertutup yaitu jawaban atas pertanyaan atau pernyataan telah ditentukan oleh peneliti sehingga responden hanya diberikan kesempatan untuk memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Penelitian ini menggunakan angket dalam bentuk skala likert di mana responden hanya diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya.

Dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), dan tidak pernah (TP). Menurut Sugiyono (2014, h.240) yang meyatakan bahwa “dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah lampau yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Adapun dalam penelitian ini dokumentasi yang diambil berupa nilai rapor siswa kelas V semester ganjil yang terdiri dari sembilan mata pelajaran yaitu Agama, PPkn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBdP, PJOK, dan Muatan Lokal.

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis. Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis statistic inferensial. Analisis statistic inferensial digunakan teknik korelasi person product moment dan uji-t.

Statistik Infrensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian hubungan anatara variabel X dan Y. Menurut Sugiyono (2017 h.148) bahwa statistik infrensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

a. Korelasi pearson product moment

Menurut Sugiyono (2017, h.148) bahwa “statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”. Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian., untuk menguji hipotesis penelitian dapat digunakan rumus Person Product Moment. Untuk melihat tingkat hubungannya dapat dilihat dengan tabel interpretasi koefisien korelasi. Untuk menaksir nilai koefisien dari variabel X dan Y digunakan interpretasi nilai r yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017 h. 184). Apabila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi. Menurut Emzir (2017) jika koefisien mendekati -1,00 kedua variabel tersebut mempunyai hubungan negatif, jika koefisien mendekati +1,00 variabel tersebut mempunyai hubungan positif serta jika koefisien korelasi mendekati 0,00, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan (h.42).

b. Rumus Uji-t

Untuk pengujian signifikan korelasi digunakan rumus t hitung seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017 h.184) sebagai berikut:

t = r√n−2

√1− r2 Keterangan:

r = Nilai dari r hitung n = Banyaknya responden

Kriteria analisis apabila thitung sama dengan atau lebih besar (≥) daripada nilai ttabel

dengan signifikan 5%, maka nilai t itu signifikan sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.

Hal ini berarti terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Sedangkan jika nilai rhitung tidak sama dengan atau lebih kecil (≤) daripada nilai rtabel dengan signifikan 5%, maka nilai r itu tidak signifikan sehingga H1ditolak dan H0 diterima. Ini menandakan antara variabel X dan Y tidak memiliki hubungan.

Sejalan dengan pendapat Emzir (2017, h.48) Hubugan antara dua variabel diukur.

Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkatan hubungan (bagaimana kuatnya

(5)

228 hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antara -1 dan +1, yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengidentifikasi tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1 atau +1, merupakan korelasi sempura pada kedua ekstrem. Arah hubungan diidikasikan oleh simbol “-” dan ”+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi sekor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone pada tanggal 24 Mei – 25 Mei 2021. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi siswa dengan cara melakukan pemberian angket kepada siswa kelas V yang terdiri atas 30 butir pernyataan kepada 49 siswa yang di mana siswa kelas Va terdiri atas 24 siswa dan kelas Vb terdiri atas 25 siswa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis merupakan skor yang diperoleh dari angket kebiasaan belajar siswa dan prestasi belajar yang berasal dari dokumentasi nilai rapor siswa kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone.

1. Analisis Statistik Inferensial

a. Rumus korelasi pearson product moment Berdasarkan hasil perhitungan pearson product moment (lampiran C.3 hal. 75), maka diperoleh besaran-besaran statistik: N = 49, ∑X

= 4482, ∑Y = 4097, ∑X2 = 410588, ∑Y2 = 343171, ∑XY = 375232. Untuk mengetahui nilai koefisien korelasi, maka digunakan rumus korelasi pearson product moment sebagai berikut:

𝒓𝒙𝒚 = 𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋). (∑𝑌)

√(𝑁. ∑𝑋2− (∑𝑋)2). (𝑁 ∑𝑌2− (∑𝑌)2)

= 49 . 375232 − (4482). (4097)

√(49 . 410588 − (4482)2). (49 . 343171 − (4097)2)

= 18.386.368 − 18.362.754

√(20.118.812 − 20.088.324). (16.815.379 − 16.785.409)

= 23.614

√(30.488). (29.970)

= 23.614

√913.725.360

= 23.614 30.227,890433

= 0,7811

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh 𝑟𝑥𝑦 sebesar 0,7811. Karena nilai r positif, maka terdapat hubungan yang positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan tersebut disesuaikan dengan tabel 3.3 tabel interpretasi koefisien korelasi pada halaman 35 , maka diperoleh bahwa tingkat hubungan kedua variabel tergolong kuat karena berada pada rentang 0,60- 0,799.

b. Rumus Uji-t

Cara untuk melakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi dapat dihitung dengan menggunakan Uji-t dengan rumus sebagai berikut:

thitung =r√n−2

√1− r2

= 0,7811√49−2 1−0,78112

= 0,7811 𝑥 6,8556

√1−0,6101

= 5,3549

√0,3899

= 5,3549

0,6244

= 8,5760

Hasil thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan ttabel. Setelah melihat tabel distribusi t pada lampiran , untuk kesalahan 5 % dan dk = n – 2 = 49 – 2= 47 diperoleh nilai ttabel

= 1,67793. Ternyata hasil thitung lebih besar dari ttabel, sehingga hipotesis alternatif (H1) diterima sedangkan hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat

(6)

229 hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa di kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang timur Kabupaten Bone.

PEMBAHASAN

Hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa, terdapat hubungan positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa di kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone. Makin terbiasa siswa belajar dengan baik, maka kemungkinan prestasi belajarnya juga meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan kebiasaan belajar yang baik, maka pemahaman siswa terhadap mata pelajaran lebih mudah dipahami, kemudian rasa ingin tahu siswa bisa lebih tinggi sehingga selalu muncul minat untuk belajar.

Dengan adanya kebiasaan belajar yang baik, maka sangat membantu kemudahan dalam menelaah atau menginterpretasi pertanyaan- pertanyaan ataupun soal-soal yang diberikan guru. Dengan modal ini, maka tentu saja sangat berperan dalam peningkatan prestasi belajarnya.

Hal ini ditunjukkan oleh nilai 𝑟𝑥𝑦 yang dihasilkan peneliti sebesar 0,7811, nilai tersebut mendekati +1,00 dengan demikian, terdapat hubungan positif antara ke dua variabel. Hal ini sesuai dengan pendapat Emzir (2017) bahwa koefisien korelasi pada +1,00 (yang mendekati +1,00) artinya, setiap terjadi kenaikan pada kebisaan belajar siswa maka prestasi belajarnya juga akan mengalami kenaikan, begitu pula pada saat terjadi penurunan.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa, dalam kebiasaan belajar siswa bagaiman cara siswa belajar atau keseharian siswa baik berada di sekolah maupun di luar sekolah, erat kaitannya dengan prestasi belajar siswa. Salah satu indikator kebiasaan belajar yaitu mengulangi bahan pelajaran dan mengerjakan tugas di mana memiliki skor tertinggi dalam angket kebiasaan belajar siswa di kelas V, yang memiliki hubungan yang erat dengan kenaikan prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2015) bahwa metode kebiasaan belajar salah satunya yaitu

mengulangi bahan pelajarn dan mengerjakan tugas.

Dengan demikian, hasil dari penelitian ini yaitu thitung (8,5760) ≥ ttabel (1,6779) dengan signifikan 5% maka dikatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa di kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone. Sependapat dengan Sugiyono (2017) bahwa kriteria analisis apabila thitung sama dengan atau lebih besar (≥) daripada nilai ttabel dengan signifikan 5% maka nilai t itu signifikan sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa di kelas V SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1) Guru khususmya di SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, hendaknya berupaya memperhatikan kebiasaan belajar siswa, 2) Siswa khususnya di SD Inpres 17 Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, diharapakan menyadari kebiasaan belajar yang tidak baik yang dimiliki dan merubah kebiasaan belajar tersebut menjadi kebiasaan belajar yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Djaali. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Emzir. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada.

Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (studi kasus terhadap siswa kelas IV SDN Tarumanegara kecamatan

(7)

230 Tawang kota Tasikmalaya). Penelitian- Pendidikan, 302.

Hasan, H. (2015). Kendala yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar matematika di SD Negeri Gani Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Pesona Dasar, 1(4)

Hermawan. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan Mixed Methode. Bandung: Hidayatul Quran

Marpaung, J. (2016). Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa.

KOPASTA: Jurnal Program Studi Bimbingan Konseling, 2(2)

Muhibbin Syah. (2013). Psikologi Belajar.

Jakarta: Rajawali Pers.

Nurkasmi. (2020). Hubungan Kebiasaan Belajar Siswa dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Kecamatan Cendrana Kabupaten Bone. Universitas Negeri Makassar

Purwanto, N. (2010). Psikologi Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakaryaa

Rosmalah. (2021). Penerapan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal.

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, 5(2), 223.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruh. Jakarta: PT Rineka Cipta

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sugiyono. (2014). Metodo Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Wahab, Rohmalina. (2015). Psikologi Belajar.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Zakiyah, A.F. (2016). Hubungan antara

Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Gugus Muwardi Kecamatan Kaliwungu.

Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan skor median derajat resorpsi akar, namun terdapat perbedaan rata-rata panjang akar pada gigi insisif

Dari hasil estimasi diketahui nilai probabilitas F statistik pada model permintaan uang sederhana yang dirumuskan Chowdhury dan Leventakis memiliki nilai 0.0000

Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti kalimat transformasi fokus pada teks terjemahan Alquran yang mengandung etika berbahasa dan dampak

Dari tabel 4.9 rubrik penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa Pertemuan I tema 6 subtema 3 pembelajaran 2 menggunakan model Discovery Learning diperoleh hasil bahwa

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika siswa pada materi volume bangun ruang (kubus dan balok)

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan D.I Kuta Cingkam (300 Ha) pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Aceh Tenggara Sumber

pemerintah Filipina bertanggung jawab atas pembunuhan yang terjadi dalam upaya pemberantasan terorisme yang pada akhirnya menjadikan Filipina sebagai salah satu negara yang

Abstract This experiment was carried out to determine the proximate composition of the mid-gut gland (MGG) of the Japanese scallop Patinopecten yessoensis to evaluate