• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perawatan Ortodontik Cekat terhadap Resorpsi Akar Gigi Insisif Pertama dan Kedua Permanen pada Maksila dan Mandibula (Penelitian Menggunakan Radiograf Panoramik di RSGM Maranatha).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perawatan Ortodontik Cekat terhadap Resorpsi Akar Gigi Insisif Pertama dan Kedua Permanen pada Maksila dan Mandibula (Penelitian Menggunakan Radiograf Panoramik di RSGM Maranatha)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

v ABSTRAK

Respon iatrogenik dapat terjadi pada jaringan yang terlibat selama perawatan ortodontik. Salah satu respon tersebut adalah resorpsi akar. Resorpsi akar yang berkaitan dengan perawatan ortodontik dapat didiagnosis secara klinis dengan menggunakan pemeriksaan radiografi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui resorpsi akar gigi permanen insisif pertama dan kedua maksila dan mandibula yang terjadi selama perawatan ortodontik cekat dengan menggunakan radiograf panoramik.

Resorpsi akar dinilai dengan menggunakan 2 metode, yaitu mengukur panjang akar secara langsung dan menentukan derajat resorpsi akar. Metode derajat resorpsi akar menggunakan 4 kategori menurut Sharpe et al (0= tidak ada resorpsi akar, 1= resorpsi ringan, 2= resorpsi sedang, 3= resorpsi berat).

Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Analisis statistik menggunakan uji-t berpasangan dan uji Wilcoxon.

Hasil statistik dengan uji Wilcoxon menunjukkan gigi 12, 32, 31, dan 42 tidak terdapat perbedaan skor median resorpsi akar gigi yang bermakna antara sebelum dan sesudah perawatan ortodontik cekat (p>0.05), sedangkan gigi 11, 21, 22, dan 41 menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0.05). Hasil statistik dengan uji-t berpasangan menunjukkan perbedaan rata-rata panjang akar gigi insisif pertama dan kedua permanen pada maksila dan mandibula yang bermakna antara sebelum dan sesudah perawatan ortodontik cekat (p<0.05).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan skor median derajat resorpsi akar, namun terdapat perbedaan rata-rata panjang akar pada gigi insisif pertama dan kedua permanen pada maksila dan mandibula sebelum dan sesudah perawatan ortodontik cekat.

(2)

vi ABSTRACT

Iatrogenic responses can occur in involved tissue during orthodontic treatment. One of responses is root resorption. Root resorption associated with orthodontic treatment can be clinically diagnosed using radiographic examination. The purpose of research was to determine root resorption on first and second maxillary and mandibular permanent incisors that occurred during fixed orthodontic treatment by using panoramic radiographs.

Root resorption was assessed using 2 methods, that one direct measure root length and determine degree of root resorption. Degrees of root resorption method using 4 categories according to Sharpe et al (0= no root resorption, 1= mild resorption, 2= moderate resorption, 3= severe resorption).

The research used descriptive analytic with cross sectional design. Statistical analysis was done by paired t-test and Wilcoxon test.

The result of Wilcoxon test showed 12, 32, 31, and 42 there was no difference in median score significantly between before and after fixed orthodontic treatment (p>0.05), while 11, 21, 22, and 41 was difference significantly (p<0.05). Statistical results with paired t-test showed that average of roots length on first and second maxillary and mandibular permanent incisors were difference significantly between before and after fixed orthodontic treatment (p<0.05).

In conclusion, there is no difference in median score of root resorption degree, but there is difference in average of roots length on first and second maxillary and mandibular permanent incisors between before and after fixed orthodontic treatment.

(3)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

SURAT PERSETUJUAN PERBAIKAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

(4)

x

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis ... 7

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Definisi Ortodontik ... 8

2.2 Jenis Alat Ortodontik ... 9

2.2.1 Alat Ortodontik Lepasan ... 9

2.2.2 Alat Ortodontik Cekat ... 10

2.3 Efek Samping Perawatan Ortodontik ... 11

2.4 Resorpsi Akar ... 14

2.4.1 Definisi Resorpsi Akar ... 14

2.4.2 Klasifikasi Resorpsi Akar ... 15

2.4.2.1 Resorpsi Internal ... 17

2.4.2.2 Resorpsi Eksternal ... 18

2.4.2.2.1 Resorpsi Permukaan ... 19

2.4.2.2.2 Resorpsi Inflamasi ... 20

2.4.2.2.3 Resorpsi Penggantian ... 20

2.4.2.2.4 Resorpsi Tekanan ... 21

2.4.2.2.5 Resorpsi Sistemik ... 22

2.4.2.2.6 Resorpsi Idiopatik ... 23

2.4.3 Etiologi Resorpsi Akar ... 23

2.4.4 Faktor Predisposisi Resorpsi Akar ... 27

(5)

xi

2.4.4.1.1 Durasi Perawatan, Metode Aplikasi Gaya,

dan Besarnya Gaya ... 27

2.4.4.1.2 Arah Pergerakan Gigi ... 29

2.4.4.1.3 Jumlah Perpindahan Apikal ... 29

2.4.4.1.4 Teknik Perawatan ... 30

2.4.4.2 Faktor Pasien ... 30

2.4.4.2.1 Faktor Genetik ... 30

2.4.4.2.2 Faktor Sistemik ... 31

2.5 Pemeriksaan Radiografi Panoramik ... 32

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Metode Penelitian ... 34

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 34

3.2.1 Alat Penelitian ... 34

3.2.2 Bahan Penelitian ... 34

3.3 Subjek Penelitian ... 35

3.3.1 Populasi ... 35

3.3.2 Perhitungan Besar Sampel ... 35

3.3.3 Metode Perhitungan Sampel ... 35

3.3.4 Kriteria Sampel ... 35

3.4 Variabel Penelitian ... 36

3.4.1 Variabel Bebas ... 36

3.4.2 Variabel Terikat ... 36

(6)

xii

3.5 Metode Analisis ... 37

3.5.1 Hipotesis Statistik ... 37

3.5.1.1 Hipotesis Statistik Resorpsi Akar ... 37

3.5.1.2 Hipotesis Statistik Panjang Akar ... 37

3.5.2 Analisis Data ... 38

3.5.3 Kriteria Uji ... 38

3.6 Definisi Operasional ... 38

3.7 Prosedur Penelitian ... 40

3.7.1 Cara Penelitian ... 40

3.7.2 Alur Penelitian ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Hasil Penelitian Derajat Resorpsi Akar Gigi Insisif Pertama dan Kedua Permanen Pada Maksila dan Mandibula Sebelum dan Sesudah Perawatan Ortodontik Cekat ... 42

4.1.2 Hasil Penelitian Panjang Akar Gigi Insisif Pertama dan Kedua Permanen Pada Maksila dan Mandibula Sebelum dan Sesudah Perawatan Ortodontik Cekat ... 43

(7)

xiii

4.1.4 Hasil Analisis Statistik Panjang Akar Gigi Insisif Pertama dan Kedua Permanen Pada Maksila dan Mandibula

Sebelum dan Sesudah Perawatan Ortodontik Cekat ... 47

4.2 Pembahasan ... 48

4.3 Uji Hipotesis ... 51

4.3.1 Uji Hipotesis Resorpsi Akar ... 51

4.3.2 Uji Hipotesis Panjang Akar ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 56

(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persentase Pasien Ortodontik Dengan Resorpsi Akar ... 16

Tabel 2.2 Gaya Optimum Pergerakan Gigi Secara Ortodontik ... 29

Tabel 4.1 Derajat Resorpsi Akar Gigi Pada Maksila dan Mandibula Sebelum Perawatan ... 42

Tabel 4.2 Derajat Resorpsi Akar Gigi Pada Maksila dan Mandibula Sesudah Perawatan ... 43

Tabel 4.3 Rata-rata Panjang Akar Gigi Insisif Permanen Pada Maksila dan Mandibula Sebelum Perawatan ... 44

Tabel 4.4 Rata-rata Panjang Akar Gigi Insisif Permanen Pada Maksila dan Mandibula Sesudah Perawatan ... 44

Tabel 4.5 Rata-rata Selisih Panjang Akar Selama Perawatan ... 45

Tabel 4.6 Hasil Analisis Statistik Derajat Resorpsi Akar ... 46

(9)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Ortodontik Lepasan ... 10

Gambar 2.2 Alat Ortodontik Cekat ... 11

Gambar 2.3 Dehiscence dan Fenestration ... 12

Gambar 2.4 Interdental Fold ... 12

Gambar 2.5 Dark Triangles ... 13

Gambar 2.6 Resorpsi Akar ... 16

Gambar 2.7 Resorpsi Internal ... 18

Gambar 2.8 Pink Spot ... 18

Gambar 2.9 Resorpsi Permukaan Seperti Lakuna ... 19

Gambar 2.10 Resorpsi Inflamasi ... 20

Gambar 2.11 Resorpsi Penggantian ... 21

Gambar 2.12 Resorpsi Tekanan ... 22

Gambar 2.13 Resorpsi Akibat Tekanan Dari Alat Ortodontik ... 22

Gambar 2.14 Gambaran Histologis Ligamen Periodontal Nekrotik ... 24

Gambar 2.15 Gambaran Histologis Pembuluh Darah Terhadap Tekanan ... 25

Gambar 2.16 Sementum yang Diserang Sel-sel Osteoklas Selama Pergerakan Gigi ... 26

Gambar 3.1 Akar Gigi ... 38

Gambar 3.2 Radiograf Panoramik ... 39

(10)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Perbedaan Jumlah Derajat Resorpsi Akar Sebelum Dan

(11)

xvii

DAFTAR BAGAN

(12)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

I Radiograf Panoramik Sebelum dan Sesudah Perawatan Ortodontik .. 56

II Usia dan Lama Perawatan Subjek ... 57

III Hasil Pengukuran Panjang Akar ... 58

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perawatan ortodontik merupakan suatu faktor penting dalam pemeliharaan

gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

umum perawatan ortodontik yaitu untuk meningkatkan fungsi gigi dan rahang

serta meningkatkan estetik dentofasial. Selama perawatan ortodontik, respon

iatrogenik dapat terjadi pada jaringan yang terlibat dalam perawatan ortodontik.

Respon-respon tersebut terdiri dari inflamasi gingiva, kehilangan tulang alveolar,

resesi tulang marginal, kerusakan pada permukaan enamel gigi, perubahan pulpa,

dan resorpsi akar.2

Resorpsi akar merupakan salah satu masalah dalam bidang ortodontik.

Berbeda dengan tulang, akar gigi umumnya tidak mengalami perbaikan dengan

sendirinya. Kerusakan pada akar gigi dapat terjadi akibat kelelahan struktur yang

menahan akumulasi beban berat selama hidupnya.3 Resorpsi akar terdiri dari

beberapa tipe, yaitu resorpsi internal dan ekternal yang berkaitan dengan dental

trauma dan inflamasi pulpa.4 Kebanyakan resorpsi akar secara klinis tidak tampak

begitu signifikan, namun jika berat, resorpsi akar dapat mengancam kelangsungan

hidup gigi.5

Resorpsi akar tampak sebagai gejala dari kondisi patologis lokal yang

(14)

2

dan hubungannya dengan perawatan ortodontik menemukan bahwa ada beberapa

faktor yang berkaitan dengan resorpsi akar. Usia, jenis kelamin, nutrisi, genetika,

jenis alat, jumlah gaya yang digunakan selama perawatan, ektraksi atau

non-ekstraksi, lama perawatan dan jarak gigi yang dipindahkan merupakan faktor yang

mempengaruhi resorpsi akar.5

Pada penelitian yang dilakukan oleh Kaley et al, dari 200 pasien yang diteliti

didapatkan hasil bahwa 92% gigi insisif sentral maksila mengalami resorpsi akar,

87% gigi insisif lateral maksila mengalami resorpsi dan 83,5% gigi insisif

mandibula mengalami resorpsi akar. Hasil ini menunjukkan bahwa gigi yang

paling sering mengalami resorpsi akar adalah gigi insisif sentral maksila, gigi

insisif lateral maksila, dan gigi insisif mandibula yang memiliki persentase

resorpsi akar terbesar dari semua gigi.2

Resorpsi akar yang berkaitan dengan perawatan ortodontik dapat didiagnosis

secara klinis dengan menggunakan pemeriksaan radiografi yang menunjukkan

adanya pemendekan akar pada bagian apikal.4 Daerah radiolusen akan tampak

pada permukaan akar gigi yang mengalami resorpsi.6 Pemeriksaan radiografi juga

dapat membantu dalam mengevaluasi beberapa hal, yaitu kondisi puncak alveolar,

kehilangan tulang di bagian furkasi, lebar ruang ligamen periodontal, panjang akar

gigi dan keadaan patologi lain seperti karies, lesi periapikal dan resorpsi akar.7

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang resorpsi akar

gigi insisif permanen pada maksila dan mandibula yang terjadi sebelum dan

(15)

3

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dirumuskan

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan skor median resorpsi akar pada gigi insisif

pertama dan kedua permanen maksila dan mandibula sebelum dan

sesudah perawatan ortodontik cekat?

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata panjang akar pada gigi insisif

pertama dan kedua permanen maksila dan mandibula sebelum dan

sesudah perawatan ortodontik cekat?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui resorpsi akar gigi insisif

pertama dan kedua permanen pada maksila dan mandibula yang terjadi selama

perawatan ortodontik cekat dengan menggunakan radiograf panoramik.

1.4Manfaat Penelitian

Setelah menyelesaikan penelitian, maka manfaat yang ingin dicapai dari

(16)

4

1.4.1 Manfaat Akademis

1. Memberikan informasi tentang efek samping selama perawatan

ortodontik cekat terutama tentang resorpsi akar.

2. Memberikan informasi tentang perubahan panjang akar gigi akibat

resorpsi akar sebelum dan sesudah perawatan ortodontik cekat.

3. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Diharapkan masyarakat lebih mempertimbangkan efek samping dari

perawatan ortodontik cekat, sehingga penggunaan alat ortodontik cekat

bukan hanya sebagai fashion.

2. Diharapkan pengguna alat ortodontik cekat lebih mengerti efek samping

perawatan terutama resorpsi akar sehingga pengguna lebih koorperatif

dalam kontrol berkala.

3. Diharapkan operator dapat lebih memperhatikan durasi perawatan, besar

perpindahan gigi dan besar gaya yang diterapkan dalam perawatan,

sehingga resorpsi akar dapat diminimalkan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Ortodontik berasal dari kata Yunani orthos, yang berarti benar atau lurus dan

(17)

5

berkaitan dengan perkembangan dan pengelolaan dari penyimpangan posisi

normal gigi, rahang dan wajah (maloklusi). Perawatan ortodontik dapat

meningkatkan fungsi dan penampilan mulut dan wajah. Peralatan (kawat gigi)

yang digunakan dalam perawatan ortodontik dapat berupa alat tetap atau lepasan

yang digunakan untuk merapikan gigi dan mendorong pertumbuhan serta

perkembangan. Tujuan utama dari perawatan ortodontik adalah untuk

menghasilkan gigitan fungsional, meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan

meningkatkan penampilan pribadi.8 Gaya-gaya ortodontik yang diterapkan pada

gigi dapat menyebabkan efek-efek yang merugikan pada jaringan sekitarnya.

Efek-efek tersebut terdiri dari inflamasi gingiva, kerusakan pada permukaan

enamel gigi, kegoyangan dan rasa sakit, efek pada pulpa, efek pada ketinggian

tulang alveolar dan efek pada struktur akar.2

Resorpsi akar merupakan proses patologi yang menyebabkan pemendekan

akar gigi, kondisi ini umumnya tanpa gejala dan tidak terdiagnosis, tetapi tampak

sebagai mobilitas gigi bahkan dapat menyebabkan hilangnya gigi jika tidak

didiagnosis dan dirawat secara cepat.9 Resorpsi akar gigi dapat disebabkan oleh

faktor idiopatik atau berupa hasil dari trauma oklusal, neoplasma atau kerusakan

yang dimulai oleh perawatan ortodontik. Resorpsi akar gigi memiliki beberapa

faktor predisposisi yang terdiri dari genetik, umur, jenis kelamin, vitalitas gigi,

jenis gigi, struktur wajah dan dentoalveolar, nutrisi, kebiasaan, bentuk akar,

trauma sebelumnya, kepadatan tulang alveolar.4

Pemendekan akar sebagai hasil dari resorpsi akar merupakan suatu

(18)

6

pada gigi permanen merupakan suatu keadaan patologi. Hal ini terjadi karena

adanya aktivasi sel osteoklas yang menyerang akar gigi.3 Rygh et al menunjukkan

bahwa sel-sel osteoklas menyerang sementum yang berdekatan dengan daerah

hialinisasi (nekrotik) ketika ligamen periodontal mengalami perbaikan. 2 Keadaan

pulpa yang nekrotik juga dapat mendorong aktivitas dari sel-sel osteoklas.6

Pada penelitian yang dilakukan oleh Satu Apajalahti et al, menunjukkan 56%

dari 601 pasien yang dirawat dengan perawatan ortodontik cekat mengalami

resorpsi akar dan durasi perawatan dengan alat ortodontik cekat menunjukkan

kontribusi yang signifikan terhadap derajat resorpsi akar. Pasien dengan waktu

perawatan ortodontik cekat terlama memiliki derajat resorpsi akar lebih dari

derajat 2. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa gigi insisif maksila

merupakan gigi yang paling sering mengalami resorpsi akar, diikuti oleh gigi

insisif mandibula. Pasien dengan resorpsi akar gigi insisif maksila, 37% gigi

insisif maksila menunjukkan resorpsi akar derajat 2.10

Penelitian lain yang dilakukan oleh Paetyangkul et al yang menemukan

bahwa terdapat perbedaan jumlah resorpsi akar yang terjadi antara 4, 8, dan 12

minggu setelah penerapan gaya. Mereka menyatakan bahwa semakin lama durasi

penerapan gaya maka resorpsi akar akan semakin parah. Jumlah resorpsi akan

meningkat secara signifikan pada minggu ke-8 sampai ke-12, pernyataan ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vardimon et al dan

Gonzales et al. Resorpsi akar yang terjadi disebabkan oleh aktivitas osteoklastik

(19)

7

Pada pasien ortodontik cekat, pemeriksaan radiografi panoramik harus

dilakukan sebelum dan sesudah perawatan ortodontik cekat. Pemeriksaan

radiografi panoramik adalah teknik untuk menghasilkan gambar tomografi

tunggal dari struktur wajah yang meliputi lengkung gigi pada maksila dan

mandibula dan struktur pendukungnya. Keuntungan dari radiografi panoramik

adalah cakupan yang luas dari tulang wajah dan gigi, dosis radiasi yang rendah

pada pasien, kenyamanan pemeriksaan bagi pasien, dapat digunakan pada pasien

yang tidak dapat membuka mulut, waktu yang diperlukan singkat (3-4 menit), dan

radiograf panoramik mudah dimengerti oleh pasien.7

1.6Hipotesis

Dari uraian sebelumnya dapat ditarik hipotesis :

1. Terdapat perbedaan skor median resorpsi akar pada gigi insisif pertama

dan kedua permanen maksila dan mandibula sebelum dan sesudah

perawatan ortodontik cekat.

2. Terdapat perbedaan rata-rata panjang akar pada gigi insisif pertama dan

kedua permanen maksila dan mandibula sebelum dan sesudah perawatan

ortodontik cekat.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di lingkungan Universitas Kristen Maranatha Bandung

(20)

52 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Tidak terdapat perbedaan skor median derajat resorpsi akar pada gigi

permanen insisif pertama dan kedua maksila dan mandibula sebelum dan

sesudah perawatan ortodontik cekat.

2. Terdapat perbedaan rata-rata panjang akar pada gigi permanen insisif

pertama dan kedua maksila dan mandibula sebelum dan sesudah

perawatan ortodontik cekat.

5.2 Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai :

1. Pengaruh perawatan ortodontik cekat terhadap resorpsi akar pada gigi

lainnya, seperti kaninus, premolar, dan molar.

2. Pengaruh perawatan ortodontik cekat terhadap resorpsi akar berdasarkan

tingkat keparahan maloklusi.

3. Pengaruh perawatan ortodontik cekat terhadap resorpsi akar dengan

membandingkan pasien ekstraksi dan tidak ekstraksi.

4. Pengaruh perawatan ortodontik cekat terhadap resorpsi akar dengan

(21)

53

DAFTAR PUSTAKA

1. Salzman JA. Orthodontics in Daily Practice. Philadelphia: J.B.Lippincott

Company; 1974: 1.

2. Profitt WR, Fields HR, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4th ed.

Missouri: Mosby Elsevier; 2007: 331-352.

3. Graber M, Vanarshdall RL. Orthodontics Current Principles and

Techniques. 3rd ed. Missouri: Mosby; 2000: 231-234.

4. Bishara SE. Textbook of Orthodontic. Philaddelphia: W.B. Saunders

Company; 2001: 463-471.

5. Jiang R, McDonald JP, Fu M. Root Resorption Before and After

Orthodontic Treatment: A Clinical Study of Contributory Factors. Oxford

University Press on behalf of the European Orthodontic Society; 2010:

693-7.

6. Robert G, Longhurt P. Oral and Dental Trauma in Children and

Adolescents. New York: Oxford University Press; 1996: 75

7. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology : Principles and Interpretation. 5th

ed. Missouri: Mosby; 2004: 315.

8. British Orthodontic Society. The Justification for Orthodontic Treatment.

[Online]. 2009 Juli [cited 2014 Jan 12]; 4. Available from:

URL:http://www.bos.org.uk/Resources/British%20Orthodontic%20Societ

y/Author%20Content/Justification%20for%20orthodontic%20treatment.p

(22)

54

9. Marques LS, Júnior PAM, Jorge MLR, Paiva SM. Root Resorption in

Orthodontics: An Evidence-Based Approach. Bourzgui F., editor:

Orthodontics - Basic Aspects and Clinical Considerations. Rijeka: InTech.

2012; p. 429-40.

10.Apajalahti S, Peltola JS. Apical Root Resorption After Orthodontic

Treatment – A Retrospective Study. Oxford University Press on behalf of

the European Orthodontic Society; 2007: 408-12.

11.American Dental Association. Specialty Definitions. [Online]. 2003 April

[cited 2014 Apr 27]; 1. Available from: URL:http://www.ada.org/495.aspx

12.Bahrirah S. Pergerakan Gigi dalam Bidang Ortodonsia dengan Alat

Cekat. e-USU Repository; 2004: 1-8.

13.Isaacson KG, Muir JD, Reed RT. Removable Orthodontic Appliances.

New Delhi: Elsevier; 2006: 1-7.

14.Alam MK. A to Z Orthodontics: Fixed Appliances. Kelatan: PPSP

Publication; 2012: 13: 8-10.

15.Preoteasa CT, Ionescu E, Preoteasa E. Risks and Complications

Associated with Orthodontic Treatment. Bourzgui F., editor: Orthodontics

- Basic Aspects and Clinical Considerations. Rijeka: InTech. 2012; p.

403-28.

16.McNab S, Battistutta D, Taverne A, Symons AL. External Apical Root

Resorption Following Orthodontic Treatment. Angle Orthodontist; 2000:

(23)

55

17.Mohandesan H, Ravanmehr H, Valaei N. A Radiographic Analysis of

External Apical Root Resorption of Maxillary Incisors During Active

Orthodontic Treatment. Oxford University Press on behalf of the

European Orthodontic Society; 2007: 134-9.

18.Carrotte P. Endodontics: Part 9 Calcium Hydroxide, Root Resorption,

Endo-perio Lesions. Br Dent J; 2004: 197(12): 735-43.

19.Fuss Z, Tsesis I, Lin S. Root Resorption- Diagnosis, Classification and

Treatment Choices Based on Stimulation Factors. Dental Traumatology;

2003: 19: 175-82.

20.Abass SK, Hartsfield JK. Orthodontics and External Apical Root

Resorption. Seminars in Orthodontics; 2007: 13(4): 246-56

21.The Glossary of Prosthodontic Terms. [Online]. 2005 Juli [cited 2014 Jan

23]; 70. Available from:

URL:http://www.academyofprosthodontics.org/_Library/ap_articles_down

load/GPT8.pdf

22.Kaley J, Phillips C. Factors Related to Root Resorption in Edgewise

Practice. Angle Orthodontist; 1991: 61(2): 125-32.

23.Motokawa M, Sasamoto T, Kaku M, Kawata T, Matsuda Y, Terao A,

Tanne K. Association Between Root Resorption Incident To Orthodontic

Treatment and Treatment Factors. Oxford University Press on behalf of

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami beritahukan bahwa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang akan menyelenggarakan Seminar Proposal atas mahasiswa:..

Kedui, morale dapnt pula berfungai aebagal KAMA BA- HANG| naraa barang ltu diperluksn untuk merabuat reklame tentang barang-barang tersebut, oeblngga pcraboll yang te­ lah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas,maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Sikap, Faktor Pribadi dan Faktor

Kndisi darurat adalah respn reakti&amp; yang bisa menjadi landasan  penentuan hukum ketika manusia berada dalam kndisi terdesak! Sayangnya status darurat ini

Neraca pembayaran ( Balance of Payment/BOP ) adalah catatan statistik (ringkas) tentang transaksi ekonomi internasional yang dilakukan oleh penduduk suatu

JADWAL PERKULIAHAN SEMESTER 2 (GENAP) KELAS PAGI TAHUN AJARAN 2014/2015. STMIK

Berdasarkan Penetapan Hasil Kualifikasi Nomor : 07/KSTN/SS-U/PKT-03/UIN/2012 tanggal 01 Mei 2012 Paket Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan Renovasi Gedung Kuliah

[r]